Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

AKUMULASI BIAYA PESANAN UNTUK BAHAN BAKU DAN


TENAGA KERJA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Akuntansi Biaya

Dosen Pengampu :
Dwi Rahma Fitriani, S.A., M.A.

Disusun Oleh Kelompok 6 :


1. Dhewi Prastiwi 2032550040
2. Floransia Nora Katarina 2032550102
3. Maya Velly Pebriana 2032550155
4. Sulik Sofinda 2032550071

PROGRAM STUDI D-III AKUNTANSI


PSDKU POLITEKNIK NEGERI MALANG DI KOTA KEDIRI
2021
1. AKUNTANSI UNTUK BAHAN BAKU
1.1 Pengertian Biaya Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan pokok atau bahan utama yang diolah
dalam proses produksi menjadi produk jadi. Bahan baku dapat
diidentifikasikan dengan produk atau pesanan tertentu dan ilainya
relatif besar. Biaya yang timbul atau terjadi untuk memperoleh bahan
baku dan untuk menempatkannya dalam keadaan siap diolah disebut
biaya bahan baku.
1.2 Jenis Bahan Baku
Menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri (1985) jenis
bahan baku ada 2 adalah yaitu sebagai berikut :
a. Bahan Baku Langsung (Direct Material)
Yaitu bahan pokok utama ini dapat dikatakan direct
material atau bahan baku langsung. Bahkan, pengertian lainnya
merupakan suatu bahan pokok utama yang merupakan bagian
terpenting dari suatu produk barang jadi yang dihasilkan
perusahaan. Walaupun, biaya yang sudah di keluarkan dalam
hal membeli bahan pokok langsung akan sangat berkaitan erat
dengan barang produksi yang dihasilkan.
b. Bahan Baku Tidak Langsung (Indirect Material)
Yaitu suatu nama lain dari bahan pokok pendamping pada
jenis bahan baku ini. Namun, pengertian lainnya yang dapat
diketahui merupakan suatu bahan yang ikut berperan kedalam
bahan utama pada saat kegiatan proses produksi tetapi bahan
ini tidak secara langsung terlihat pada suatu barang jadi yang
sudah dihasilkan oleh perusahaan.
1.3 Pembelian Bahan Baku
Akuntansi biaya untuk pembelian bahan baku adalah sama dengan
akuntansi untuk bahan baku menggunakan sistem persediaan
perpetual. Saat bahan baku diterima, akun Bahan Baku didebit
(sedangkan pasa sistem persediaan periodic, yang didebit adalah akun
Pembelian). Kuantitas dan harga per unit dari setiap pembelian dicatat
dalam kartu catatan bahan baku (berupa elektronik atau kertas). Satu
kartu digunakan untuk setiap jenis bahan baku. Kartu-kartu tersebut
berfungsi sebagai catatan persediaan perpetual dan merupakan buku
pembantu yang mendukung akun Bahan Baku.
1.3 Metode Pembebanan Harga Pokok Bahan Baku
Harga bahan baku biasanya berfluktuasi, karena itu antara
pembelian yang satu dengan pembelian lainnya sering terdapat
perbedaan harga. Akibatnya adalah timbul perbedaan pada harga
pokok bahan baku yang ada di gudang meskipun jenisnya sama.
Untuk mengatasinya, maka diperlukan berbagai macam metode
penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi,
antara lain:
a. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (First-In, First-Out
Method)
Metode ini menentukan biaya bahan baku dengan anggapan
bahwa harga pokok per satuan bahan baku yang pertama
masuk ke dalam gudang, digunakan untuk menentukan harga
bahan baku yang pertama kali di pakai.
b. Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (Last-In, First-Out
Method)
Metode LIFO menentukan harga pokok bahan baku yang
dipakai dalam produksi dengan anggapan bahwa harga pokok
per satuan bahan baku yang terakhir masuk dalam persediaan
di gudang yang dipakai untuk menentukan harga pokok bahan
baku yang dipakai pertama kali dalam produksi.
c. Metode rata-rata bergerak (Moving Average Method)
Metode ini mengitung harga pokok rata-ratanya dengan
cara membagi total harga pokok dengan jumlah satuannya.
Setiap kali terjadi pembelian yang harga pokok per satuannya
berbeda dengan harga pokok satuan barang yang ada di
gudang, harus dilakukan perhitungan harga pokok rata-rata per
satuan yang baru.
d. Metode Identifikasi Khusus (Specific Identification Method)
Dalam metode ini, setiap jenis bahan baku yang ada di
gudang harus diberi tanda pada harga pokok per satuan berapa
bahan baku tersebut dibeli. Setiap pembelian bahan baku yang
berbeda harga satuannya harus dipisahkan penyimpanannya
dan diberi tanda pada harga berapa bahan tersebut dibeli.
e. Metode biaya standar (standard price)
Bahan baku yang dibeli dicatat dalam kartu persediaan
sebesar harga standar yaitu harga taksiran yang mencerminkan
haarga yang diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang.
f. Metode rata-rata harga pokok bahan baku pada akhir bulan
Dalam metode ini pada tiap akhir bulan dilakukan
penghitungan harga pokok rata-rata per satuan tiap jenis
persediaan bahan baku yang ada di gudang. Harga pokok rata-
rata per satuan ini kemudaian digunakan untuk menghitung
harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi pada
bulan berikutnya.
1.5 Metode pencatatan Biaya Bahan Baku
Ada 2 macam metode pencatatan biaya bahan baku yang dipakai
dalam produksi, yaitu :
a. Metode persediaan fisik, cocok digunakan dalam penentuan
biaya bahan baku dalam perusahaan yang harga pokok
produksinya dikumpulkan dengan metode harga pokok proses.
b. Metode mutasi persediaan, cocok digunakan dalam penentuan
biaya bahan baku dalam perusahaan yang harga pokok
produksinya dikumpulkan dengan metode harga pokok
pesanan.
1.6 Penggunaan Bahan Baku
Bahan baku langsung untuk suatu pesanan dikeluarkan ke pabrik
berdasarkan bukti permintaan bahan baku (material requisitions).
Dokumen ini dibuat oleh petugas yang menyusun jadwal produksi
atau personel lain dan berisi spesifikasi mengenai nomor pesanan,
tipe, serta jumlah bahan baku yang diperlukan. Satu kopi dari setiap
bukti permintaan dikirim ke bagian gudang yang mengumpulkan item
yang dimaksud. Kuantitas dan biaya dari setiap item dicatat dalam
buku bukti penerimaan dan diposting ke kartu catatan bahan baku.
Satu salinan dari setiap bukti permintaan bahan baku dikirim ke
departemen biaya, dimana semua salinan bukti permintaan bahan baku
diurutkan berdasarkan nomor pesanan dan dicatat, setiap hari atau
setiap minggu kedalam kartu biaya pesanan bagian bahan baku.
Apabila bahan baku untuk suatu pesanan dikembalikan ke gudang
karena tidak terpakai, akun bahan baku didebit, dan akun barang
dalam proses dikredit, serta kaartu catatan bahan baku dan kartu biaya
pesanan disesuaikan.
Bukti permintaan bahan baku juga digunakan untuk mengeluarkan
bahan baku tidak langsung maupun perlengkapan. Jika tidak
digunakan di pabrik, perlengkapan yang dipakai dibebankan ke akun
beban pemasaran atau administrasi. Jika digunakan di pabrik, maka
perlengkapan atau bahan baku tidak langsung tersebut dibebankan ke
akun pengendali overhead pabrik.

2. AKUNTANSI UNTUK TENAGA KERJA


2.1 Pengertian Biaya Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan
karyawan untuk mengolah produk. Biaya tenaga kerja adalah harga
yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia tersebut.
Dapat juga diartikan semua balas jasa yang diberikan oleh perusahaan
kepada semua karyawan, elemen biaya tenaga kerja yang merupakan
biaya produksi adalah biaya tenaga kerja untuk karyawan di pabrik.
2.2 Penggolongan Biaya Tenaga Kerja
Dalam perusahaan, penggolongan kegiatan tenaga kerja dapat
dilakukan sebagai berikut:
a. Penggolongan menurut fungsi pokok dalam organisasi
perusahaan
i. Biaya tenaga kerja produksi
Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membayar
tenaga kerja bagian produksi yang meliputi: gaji karyawan
produksi, biaya tunjangan karyawan pabrik, upah lembur
karyawan pabrik, upah mandor pabrik, gaji
manajer/pempinan pabrik.
ii. Biaya tenaga kerja pemasaran
Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membayar
tenaga kerja bagian pemasaran yang meliputi: gaji
karyawan pemasaran, biaya tunjangan karyawan
pemasaran, biaya komisi pemasaran, gaji manajer/pimpinan
pemasaran.
iii. Biaya tenaga kerja administrasi dan umum
Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membayar
tenaga kerja bagian administrasi yang meliputi: gaji
karyawan bagian akuntansi, gaji bagian personalia, gaji
bagian sekretariat, biaya tunjangan karyawan bagian
akuntansi, biaya tunjangan karyawan bagian personalia,
biaya tunjangan karyawan bagian sekretariat.
b. Penggolongan menurut kegiatan departemen-departemen dalam
perusahaan
Biaya tenaga kerja dalam departemen produksi tersebut
digolongkan sesuai dengan bagian-bagian yang dibentuk dalam
perusahaan tersebut. Tenaga kerja yang bekerja di departemen-
departemen nonproduksi digolongkan pula menurut departemen
yang menjadi tempat kerja mereka. Misalnya departemen produksi
suatu perusahaan kertas terdiri dari tiga departemen: bagian pulp,
bagian kertas, dan bagian penyempurnaan.
Dengan demikian biaya tenaga kerja di departemen-departemen
non produksi dapat digolongkan menjadi biaya tenaga kerja bagian
akuntansi, biaya tenaga kerja bagian personalia, dan lain
sebagainya. Penggolongan semacam ini dilakukan untuk lebih
memudahkan pengendalian terhadap biaya tenaga kerja yang
terjadi dalam tiap departemen yang dibentuk dalam perusahaan.
c. Penggolongan menurut jenis pekerjaannya
Dalam suatu departemen, tenaga kerja dapat digolongkan
menurut sifat pekerjaannya. Misalnya dalam suatu departemen
produksi, tenaga kerja digolongkan sebagai berikut: operator,
mandor, dan penyelia (superintendant). Dengan demikian biaya
tenaga kerja juga digolongkan menjadi: upah operator, upah
mandor dan upah penyelia. Penggolongan biaya tenaga kerja
semacam ini digunakan sebagai dasar penetapan deferensiasi upah
standar kerja. Gaji masing-masing jenis pekerjaan berbeda satu
sama lain.
d. Penggolongan menurut hubungan dengan produk
i. Tenaga kerja langsung
Adalah semua karyawan yang secara langsung ikut serta
memproduksi produk jadi, yang jasanya dapat diusut secara
langsung pada produk, dan yang upahnya merupakan bagian
yang besar dalam memproduksi produ.
Dengan kata lain biaya tenaga kerja langsung adalah biaya
tenaga kerja yang timbul dari pembuatan produksi yang
langsung berhubungan dengan produk yang dihasilkan.
Contoh: pada perusahaan kursi yang termasuk tenaga kerja
langsung adalah gaji karyawan bagian pemotongan kayu,
pengamplas, dll.
ii. Tenaga kerja tidak langsung
Tenaga kerja yang jasanya tidak secara langsung dapat
diusut pada produk disebut tenaga kerja tak langsung. Upah
tenaga kerja tak langsung dibebankan pada produk tidak
secara langsung, tetapi melalui tarif biaya overhead pabrik
yang ditentukan di muka.
Dengan kata lain biaya tenaga kerja tidak langsung adalah
biaya tenaga kerja yang timbul dari pembuatan produksi
namun karyawannya tidak langsung berhubungan dengan
pembuatan produk tersebut. Contoh : pada perusahaan kursi
yang termasuk tenaga kerja tidak langsung adalah gaji
karyawan bagian kemanan pabrik, pengawas pabrik, dll.
Biaya tenaga kerja tidak langsung ini dalam produksi masuk
dalam kategori biaya overhead pabrik.
2.3 Komponen Biaya Tenaga Kerja
Pada umumnya akuntansi biaya tenaga kerja dapat dibagi ke dalam
tiga golongan besar yaitu:
a. Gaji dan Upah Reguler
Gaji dan upah reguler merupakan kompensasi reguler yang
diberikan oleh perusahaan kepada karyawan atas usaha fisik
dan mental yang dikerahkan oleh karyawan tersebut. Contoh:
gaji mandor, gaji buruh, dan upah buruh
b. Insentif
Insentif merupakan kompensasi tambahan yang diberikan
oleh perusahaan kepada karyawan atas kinerja karyawan di
atas standar yang ditentukan. Contoh: insentif produksi
c. Tunjangan
Tunjangan merupakan kompensasi tambahan yang
diberikan oleh perusahaan kepada karyawan selain gaji dan
upah reguler serta insentif. Contoh: tunjangan asuransi,
tunjangan pension, tunjangan liburan, dan premi lembur.
2.4 Biaya Tenaga Kerja yang Terjadi
Untuk setiap periode pembayaran gaji, kewajiban untuk gaji dan
pembayaran lainnya dijurnal dan diposting ke buku besar. Tanpa
memedulikan jumlah kewajiban yang dicatat lawannya, adalah debit
ke beban gaji, dimana biaya tenaga kerja diakumulasikan sementara
sampai didistribusikan ke akun-akun biaya, biasanya di akhir bulan.
Umum untuk membayar sebagian karyawan secara bulanan dan
sebagian karyawan lainnya lebih sering lagi. Hal ini berarti mencatat
beban gaji beberapa kali dalam satu bulan selain satu jurnal akrual di
akhir bulan. Contohnya, Rayburn Company membayar pekerja pabrik
hanya satu kali setiap bulan, beban gaji pabrik sebesar $31.000
dihitung dan dicatat pada tanggal 31 Januari dan akan dibayar di awal
bulan Februari ayat jurnal umumnya adalah sebagai berikut:

Beban gaji $31.000


Beban gaji yang masih harus dibayar $31.000

2.5 Biaya Tenaga Kerja yang Didistribusikan


Kebanyakan perusahaan mendistribusikan biaya tenaga kerjanya
secara bulanan. Kartu jam kerja karyawan diurutkan berdasarkan
pesanan, datanya dimasukkan ke dalam kartu biaya pesanan dan
dicatat menggunakan ayat jurnal umum dalam bentuk ikhtisar.
Contohnya, kartu jam kerja untuk tenaga kerja langsung di Rayburn
bulan untuk bulan Januari totalnya adalah sebesar $1.568 untuk
pesanan No. 5574, $22.832 untuk pesanan No. 5575, dan $2.600
untuk pesanan No. 5576. Tenaga kerja tidak langsung totalnya adalah
$4.000. Rayburn Company mencatat baik tenaga kerja langsung
maupun tidak langsung menggunakan ayat jurnal bulanan sebagai
berikut:

Barang dalam proses $27.000


Beban gaji $27.000
Pengendali overhead $ 4.000
Beban gaji $ 4.000

Jurnal-jurnal tersebut menyebabkan saldo beban gaji menjadi nol


dan membebankan tenaga kerja langsung maupun tidak langsung ke
akun biaya yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA

 http://fe.unisma.ac.id/MATERI%20AJAR%20DOSEN/AKBI/AYB/meet
%2013_akbi_biaya%20tenaga%20kerja.pdf
 https://finata.id/biaya-bahan-baku-pengertian-jenis-dan-metode-
pencatatannya/
 https://pdfcoffee.com/makalah-akuntansi-biaya-tenaga-kerja-ak-biaya-kel-4-
pdf-free.html
 http://ueu1020.weblog.esaunggul.ac.id/2012/10/30/akuntansi-biaya-bahan-
baku/
 William K. Carter, Akuntansi Biaya Cost Accounting, Buku 1, Edisi 14,
Salemba Empat: Jakarta, 2009

Anda mungkin juga menyukai