Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MATA KULIAH

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (EKA 440)


PROSES BISNIS PROKUREMEN DAN SUMBER DAYA MANUSIA

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Dr. Made Gede Wirakusuma, SE., M.Si. AK., CA

OLEH
KELOMPOK 8

Dimas Satrio Piningit Harjokusumo (Absen 22 / 2207531227)


Ni Ketut Suryawardhani Kusumastuti (Absen 23 / 2207531228)
Nyoman Nanda Ari Sedana (Absen 24 / 2207531230)

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2023/2024
A). Proses Bisnis Prokuremen

Prokuremen adalah proses bisnis dari pemilihan sumber daya, pemesanan dan
mendapatkan barang atau jasa. Barang atau jasa bisa diperoleh secara internal
jika barang dihasilkan oleh entitas lain dalam perusahaan. Pembelian adalah sinonim untuk
prokuremen

Langkah umum dalam proses prokuremen adalah

 Menentukan kebutuhan
 Memilih sumber daya
 Permintaan untuk quotation
 Memilih pemasok
 Menerbitkan pesanan pembelian
 Penerimaan barang
 Verifikasi faktur
 Pembayaran kepada pemasok

Menentukan Menerbitkan
Kebutuhan Pesanan Pembelian

Memilih Penerimaan
Sumber Daya Barang

Permintaan untuk
Verifikasi
Quatation
Faktur

Memilih Pembayaran
Pemasok Pemasok

Gambar 8.1 Proses Bisnis Prokuremen


Penjelasan:
1. Menentukan Kebutuhan

Permintaan pembelian merupakan dokumen internal yang dibuat untuk meminta sesuatu
pada suatu waktu tertentu. Permintaan pembelian dapat disiapkan secara manual atau secara
otomatis menggunakan sistem MRP (materials requirements planning). Sistem MRP dapat
melakukan analisis untuk menentukan kebutuhan berdasarkan permintaan pelanggan untuk
suatu item dan proses produksi perusahaan. Permintaan pembelian mempunyai field input yang
mengindikasikan bagaimana dokumen tersebut dibuat secara manual atau otomatis. Nomer
merupakan input ketika sejumlah besar permintaan diterbitkan untuk kebutuhan yang sama dan
digunakan untuk memonitoring terhadap sekelompok permintaan. Permintaan pembelian ini
diproses secara baris demis baris sehingga setiap baris menunjukkan kebutuhan yang terpisah
dan permintaan pembelian merupakan langkah operasional dalam prokuremen di R/3

.2. Memilih Sumber Daya

Dalam melakukan proses bisnis langkah selanjutnya yang dilakukan adalah


menentukan sumber penyedia untuk permintaan pembelian. R/3 dapat memeriksa apakah ada
kontrak dengan pemasok untuk menyediakan suatu item yang diminta. Jika terdapat kontrak
maka R/3 akan memberikan jumlah yang diminta dan jika tidak ada kontrak, maka permintaan
untuk dokumen quantation akan disiapkan. R/3 dalam mendukung proses pemilihan
menggunakan beberapa cara, yaitu R/3 memonitor perjanjian ringkas atau kontrak yang
menentukan perjanjian jangka panjang yang ada dengan pemasok. Jika perjanjian kuota untuk
suatu item telah dikontrakkan dengan pemasok, R/3 akan secara otomatis menentukan sumber
persediaan untuk permintaan pembelian dengan berdasarkan kuota yang didefinisikan dalam
kontrak. R/3 mengelola pencatatan pemasok, validitas periode kontrak, dan jumlah kuota. R/3
akan mengelola daftar sumber persediaan yang disetujui dan yang tidak disetujui. R/3 juga
dapat memilih pemasok yang akan dipanggil untuk melakukan penawaran permintaan,
berdasarkan rekomendasi data yang telah disimpan sebelumnya.

3. Permintaan untuk Quotation

Setelah memilih pemasok, berikutnya R/3 digunakan untuk menghasilkan dokumen


permintaan untuk quotation (request for quotation). Permintaan untuk quotation dibuat
untuk item atau jasa yang sangat mahal atau untuk item atau jasa yang penawarannya
diperlukan sebagai kebijakan perusahaan. Dokumen ini dikirim ke pemasok yang akan dipakai
untuk konfirmasi harga dan jangka waktu pembayaran untuk suplai produk atau jasa.
Permintaan untuk quotation mungkin juga dikirimkan dalam bentuk dokumen kertas, seperti
fax, atau secara elektronik seperti EDI (electronic data interchange). Dokumen ini dapat
disiapkan secara manual, tetapi biasanya disiapkan dengan referensi permintaan pembelian.
Permintaan untuk quotation dan permintaan pembelian biasanya berisi data yang sama, kecuali
untuk rekening tertentu yang diperlukan untuk permintaan pembelian. Permintaan untuk
quotation menentukan tanggal penutupan untuk aplikasi dan petunjuk pengajuan penawaran.

4. Memilih Pemasok

R/3 membandingkan kebutuhan prokuremen dengan catatan pemasok yang telah


dicatat dalam dokumen quotation dan mengindikasikan quotation yang pantas untuk
permintaan. R/3 akan mengirimkan surat penolakan ke pamasok jika penawaran tidak diterima.
Dalam melakukan evaluasi pemasok sering memerlukan seorang ahli atau pengalaman. R/3
menawarkan fungsi evaluasi pemasok secara otomatis untuk membantu organisasi dalam
proses bisnis prokuremen. R/3 akan menilai pemasok dengan dasar nilai 100 yang ditentukan
dengan kriteria yang berbeda seperti catatan pengiriman dari pesanan sebelumnya, pelayanan,
harga, kualitas, dan lebih dari 99 kriteria yang dapat didefinisikan oleh pemakai.

5. Menerbitkan Pesanan Pembelian

Dokumen pesanan pembelian mengidentifikasi pemasok dan mengonfirmasi barang


yang dipesan, jumlah, harga, tanggal pengiriman, jangka waktu pengiriman, dan jangka waktu
pembayaran. Pesanan pembelian dapat dibuat di awal atau dengan referensi dokumen yang ada
dan pesanan pembelian dapat dikirim dalam bentuk kertas seperti fax, atau secara elektronik,
seperti dokumen EDI (electronic data interchange). R/3 dapat memproses beberapa tipe
pesanan pembelian. Pesanan pembelian standar diterbitkan 3 untuk pesanan barang atau jasa.
Pesanan pembelian subkontrak diterbitkan ketika pemasok harus menerima suku cadang
(seperti subrakitan) untuk memproduksi produk akhir yang akan dikirim ke perusahaan.
Pesanan pembelian konsinyasi diterbitkan untuk barang yang itangani dalam konsinyasi.
Pesanan pembelian pihak ketiga diterbitkan ketika barang atau jasa akan dikirimkan kepada
pihak ketiga. Dan terakhir pesanan pembelian tranportasi persediaan, diterbitkan untuk
memulai perpindahan barang antarpabrik di dalam perusahaan.

6. Penerimaan Barang

Ketika pemasok melakukan pengirman, dokumen penerimaan barang disiapkan dalam


R/3. Tipe dokumen ini sering disebut dengan laporan penerimaan. Dokumen penerimaan
diterbitkan ketika barang disimpan sebagai persediaan, tanpa memperhatikan sumbernya. Jadi,
penerimaan barang disiapkan ketika suatu item dikirim dari sumber inhouse dan ketika ada
transfer inventori yang memindahkan sebuah item dari satu lokasi ke lokasi lain. Jika barang
rusak dalam pengiriman, dapat dimasukkan sebagai retur atau tidak diterima pada saat
pengiriman.

Dokumen pengiriman barang dapat disiapkan dengan tiga cara. Cara pertama dengan
sistem manajemen persediaan ketika barang diserahkan je penyimpanan sementara. Cara
kedua, dokumen peerimaan barang dapat disiapkan dengan referensi pesanan pembelian. Cara
ketiga, barang yang diterima dapat diposting ke dalam inspeksi kualitas. Setelah barang yang
diterima diposting, R/3 membuat dokumen persediaan yang mendokumentasikan dampak
piutang dagang persediaan. Juga akan dibuat dokumen akuntansi yang menunjukkan transaksi
di buku besar.

7. Verifikasi Faktur

Faktur harus diperiksa dan dicocokan dengan dokumen penerimaan barang dan
pesanan pembelian ke pembayaran. Proses ini dikenal dengan istilah verifikasi faktur,
verifikasi faktur memastikan bahwa biaya dan kebutuhan kuantitas sudah dipenuhi. Verifikasi
faktur menghubungkan manjemen manajerial dengan prokuremen dengan modulo R/3 lainnya
seperti akuntansi keuangan dan pengendalian. Jika suatu faktur sudah diposting, R/3
melakukan tig acara pencocokan untuk membandingkan pesanan pembelian dengan barang
yang diterima dengan faktur. Pemerikasaan ini dilakukan untuk memastikan tidak adanya
pembebanan yang tidak konsisten dan yang dikirimkan merupakan jumlah sebenarnya. Sebagai
hasil posting dari faktur, pesanan pembelian diperbarui dan R/3 menghasilkan dokumen
akuntansi untuk mengindikasikan transaksi buku besar.

8. Pembayaran Kepada Pemasok

Jika faktur sudah diposting, pembayaran dapat dilakukan. Pembayaran dibuat sesuai
dengan jangka waktu pembayaran dan persyaratan yang ditentukan dalam pesanan pembelian
atau record master pemasok. Pembayaran diproses melalui hutang dagang dalam akuntansi
keuangan.
Record Master

Record master dibuat dalam R/3 dengan tujuan untuk menggambarkan struktur
organisasi dan proses bisnis perusahaan. Tujuan record master diidentifikasi dengan kode.
Sistem kode untuk objek menggabungkan field- field yang mengidentifikasi perusahaan,
pabrik, lokasi penyimpanan, organisasi pembelian, dan grup pembelian.

Record master material berisi informasi mengenai material yang diadakan, dihasilkan,
atau dijual ke pelanggan. Record master material digunakan dan didistribusikan ke banyak
departemen. Record master material memiliki. struktur hierarki. Level organisasional atau
klien merupakan level yang tertinggi. Ia berisi data yang relevan untuk semua pemakai, seperti
deskripsi item, ukuran unit, dan grup material. Pada level pabrik, record master material dapat
berisi kebutuhan penjualan atau produksi. Setiap departemen mengakses dan mengelola record
masternya sendiri.

B). Pengendalian Siklus Transaksi Prokuremen

1) Permintaan: Permintaan untuk membeli dimulai dari departemen pembelian. Permintaan


pembelian juga dapat dimulai dari departemen lain dalam perusahaan. Permintaan pembelian
disetujui dalam departemen yang membuatnya

2) Pembelian: Fungsi dari departemen pembelian adalah memilih pemasok dan mengatur
jangka waktu dan pengiriman.Bagian pembelian kemungkinan dapat menolak permintaan
pembelian karena anggaran yang tidak mencukupi, kurangnya otorisasi, atau karena alasan
lainnya.Bagian pembelian memilih pemasok dan kemudian menyiapkan pesanan pembelian
untuk suatu permintaan.Tembusan dikirim ke pemasok.Hutang dagang, departemen yang
membuat (gudang) dan departemen penerimaan, masing-masing memiliki akses ke pesanan
pembelian untuk memproses pesanan.

3) Penerimaan: Bagian penerimaan memiliki kases ke pesanan pembelian dan


mencocokkannya dengan pengiriman dari pemasok.Prosedur penrimaan harus punya peran
independen untuk menghitung pengiriman dan atau menyipakan laporan penerimaan.
Independen atau blind count pengiriman dilakukan dengan tidak mengizinkan penghitung
(counter) punya kases ke kuantitas yang ada pada pesanan pembelian
4) Penyimpanan: Departemen penyimpanan menyetujui penrimaan pengiriman dari bagian
penerimaan dengan menandatangani laporan penerimaan dan kemudian melanjutkan ke
hutang dagang.Jika barang langsung dikirim ke departemen yang meminta dan bukan ke
departemen penyimpanan, supervisor departemen yang meminta mengakui penerimaan pada
laporan penjualan dan melanjutkan ke hutang dagang. Verfikasi independen penerimaan
pembelian adalah ciri pengendalian dari proses bisnis prokuremen.

5) Hutang Dagang: Hutang dagang bertanggung jawab untuk memulai pembayaran ke


pemasok. Penggunaan sistem voucher untuk mendukung pembayaran adalah ciri pengendalian
dari proses bisnis prokuremen. Sistem voucher pada dasarnya adalah teknik pemeriksaan untuk
memastikan bahwa semua dokumen yang tepat telah dikumpulkan, diverifikasi, dan diperiksa
sebelumpembayaran faktur yang sesunguhnya. Voucher yang telah disetujui dilanjutkan ke
pengeluaran kas untuk pembayaran

6) Integritas Proses Bisnis Prokuremen Pengendalian: proses bisnis prokuremen berpusat


pada integritas hubungan pembeli-penjual. Banyak perusahan menemukan bahwa sangat
perlu untuk membuat kebijakan tertulis dan manul prosedur untuk melindungi proses bisnis
prokuremen. Metode untuk mengevaluasi dan memilih penawaran didasarkan pada atribut
pemasok, yang disebut perencanaan peringkat pemasok (vendor rating plan), yang dengan
mengevaluasi keputusan sebagai dasar pertimbangan oleh otoritas yang lebih tinggi. Daftar
pemasok yang disetujui (approved vendor list) disiapkan oleh fungsi yang independen, yang
digunakan untuk membatasi pilihan-pilihan pembeli ke pemasok, di mana pemasok telah
diseleksi dan didapati bahwa mereka dapat dipercaya, bebas dari masalaj keuangan, dan bebas
dari konflik kepentingan.

C). Proses Bisnis Pengeluaran Kas

Proses bisnis pengeluaran kas mengendalikan pengeluaran cek dan pengeluaran kas
aktual. Biasanya cek digunakan pada sebagian besar pengeluaran, dimana pengeluaran dibatasi
pada jumlah kecil yang diambil dari dan dipertanggungjawabkan sebagai dana imprest kas
kecil.

Konsep dana imprest tidak dibatasi untuk pengendalian kas kecil. Dana imprest
penggajian dan pembebanan imprest dan dana biaya adalah biasa pada perancangan sistem.
Dana imprest adalah dana yang dikelola pada jumlah yang telah ditentukan. Setiap waktu
jumlah kas yang dimiliki ditambah dokumen untuk pengeluaran-pengeluaran harus dengan
jumlah yang telah ditentukan. Secara periodik, dana imprest diisi; pengeluaran-pengeluaran
yang telah didokumen (voucher kas kecil) diperiksa dan disetujui dan cek dikeluarkan untuk
dana sejumlah tertentu agar jumlah dana sama dengan jumlah yang telah ditentukan.
Pemeriksaan terpisah imprest juga digunakan untuk mengelola gaji dan kategori biaya lainnya,
seperti pembayaran dividen.

Ciri utama pengendalian proses bisnis pengeluaran kas adalah penggunaan sistem
voucher untuk mendukung pengeluaran cek, pemisahan fungsi persetujuan dengan pengeluaran
kas, dan rekonsiliasi bank secara independen.. Menyiapkan voucher untuk faktur individual
ketika beberapa faktur menunjuk pada pemasok yang sama pada periode yang sama akan
menghasilkan beberapa sen cek untuk pemasok yang sama pada bulan yang sama. Cara ini
tidak efisien. Oleh karena itu, banyak perusahaan menggunakan built-up voucher system.
Built-up voucher system merupakan akumulasi beberapa faktur dan pemasok yang sama dan
membayarnya dengan cek tunggal. Built-up voucher system sebenarnya adalah sistem hutang
dagang. Setelah beberapa faktur disetujui, faktur akan diurutkan dan diakumulasikan
menurut pemasok atau nomer voucher. Pembayaran akan dilakukan pada akhir bulan atau
tanggal jatuh tempo. Prosedur built-up voucher yang baru saja dijelaskan adalah sistem akrual
penuh: voucher hutang dagang mengganti hutang dagang pada buku besar.

1. Utang Dagang

Departemen utang dagang mengakses dokumen yang diperlukan untuk mendukung


pengeluaran kas, dokumen ini diperiksa apabila dinyatakan lengkap dan diproses untuk
pembayaran jatuh tempo faktur. Cek voucher disiapkan untuk setiap voucher, cek voucher di
posting ke register voucher, total posting disiapkan, lalu voucher diposting ke buku besar
hutang dagang. Voucher dibebankan pada unit organisasi yang diidentifikasi dengan nomor
rekening pada voucher. Cek voucher dan voucher disetujui dan dilanjutkan ke departemen
pengeluaran kas.

2. Pengeluaran Kas

Cek voucher dan voucher diperiksa, kemudian ditandatangani dan dicap baru setelahnya
disimpan sesuai urut nomor. Cek voucher di posting ke register cek. Control total dari jumlah
yang telah di posting disiapkan dan direkonsiliasi dengan voucher yang diterima dari hutang
dagang. Cek dibayar dan control total dilanjutkan ke buku besar.
3. Buku Besar

Ayat jurnal diterima dari hutang dagang, control total dari pengeluaran kas, dan total diposting
ke buku besar. Keduanya disimpan menurut tanggal.

4. Audit Internal

Cek yang telah dicap diterima dari bank bersama-sama dengan laporan bank. Rekonsiliasi bank
independen merupakan aspek pengendalian penting.

5. Sistem Voucher

Merupakan teknik pemeriksaan terakhir yang menunjukan bahwa prosedur telah diotorisasi
dan spesifikasi telah berjalan selayaknya. Sistem voucher mengelola register voucher atau
alternatif lain baik dalam numerik atau urutan yang lain. Voucher menunjukkan nama, alamat
pemasok, deskripsi faktur, total, dan rekening yang akan dibebankan. Sistem voucher di
implementasikan dengan cap pada faktur atau pesanan pembelian dengan cap voucher dan
pendokumentasian voucher pada dokumen aslinya.

6. Posting Utang Dagang

Faktur yang telah disetujui dan jatuh tempo pembayaran akan diposting ke hutang dagang pada
saat itu atau dapat juga di posting pada saat telah disetujui. Register voucher digunakan untuk
pengendalian numerikal ketika faktur-faktur dibukukan pada saat disetujui. Built-up system
merupakan sistem akrual penuh dengan mengakumulasi 7 beberapa faktur dari pemasok yang
sama dan membayarnya dengan cek tunggal. Terdapat tiga file yang diperlukan dalam hutang
dagang yaitu, file yang disetujui tetapi faktur belum dibayarkan, file faktur yang telah dibayar,
file pemasok yang menunjukkan jumlah yang terbayar maupun belum.

D). Proses Bisnis Manajemen Sumberdaya Manusia

Proses bisnis manajemen sumber daya manusia berkaitan dengan pembuatan dan
pengelolaan sistem informasi yang memproses informasi sumber daya manusia. Daftar
pekerjaan yang ada dalam organisasi, daftar deskripsi pekerjaan, dan daftar kualifikasi yang
diperlukan untuk suatu pekerjaan adalah contoh dari informasi sumber daya manusia yang
relevan dengan struktur organisasi. Sistem sumber daya manusia menyediakan alat untuk
memproses data karyawan, seperti alamat karyawan, penggajian, serta histori karyawan
Pemrosesan Sumber Daya Manusia pada SAP R/3

Modul sumber daya manusia SAP R/3 termasuk komponen yang menangani tujuan
yang telah dinyatakan sebelumnya secara terintegrasi, pada lingkungan online. Data sumber
daya manusia tersedia bagi orang yang telah memiliki otorasi untuk menggunakan semua data
sumber daya manusia secara online. SAP R/3 terdiri dari dua modul sumber daya manusia.
Pertama, modul administrasi personel (HR-PA), yang berisi pengelolaan karyawan, seperti
detail karyawan, data gaji, dan data kinerja karyawan. Kedua, modul perencanaan dan
pengembangan personel (HR-PD) yang menyediakan alat untuk menyiapkan dan mengelola
informasi struktur organisasi. Kemudian, komponen manajemen waktu merupakan modul
sumber daya manusia yang terpenting dan sering digunakan. Modul tersebut melakukan
pencatatan waktu dan evaluasi waktu untuk mencatat ketidakhadiran karyawan dan informasi
kehadiran.

Struktur Data SDM

Struktur data yang memberikan dasar untuk penyimpanan dan manipulasi data. Struktur data
sumber daya manusia terdiri dari tiga elemen, yaitu:

a) Data Master

Record data master pada modul HR-PA dan HR-PD dibuat dan dikelola untuk unit organisasi,
profil pekerjaan, karyawan, dan pelatihan. Pada banyak suatu proses bisnis, data pada record
master sering direferensikan, tetapi jarang diganti. Bagaimanapun, record master SDM menjadi
sasaran untuk perubahan yang sering terjadi.

b) Organisasi Data

8 Data diorganisasi dan disajikan bagi pengguna SAP R/3 dengan infotypes dan event personel.
Infotype merupakan istilah dalam SAP yang menunjukkan Kumpulan field data yang
dikelompokkan bersama-sama untuk ditampilkan. Infotype yang umum dalam sumber daya
manusia, seperti data personel karyawan, data pembayaran karyawan, data persetujuan
karyawan, dan jadwal kerja. SAP R/3 menawarkan sejumlah infotype yang khusus untuk
sistem pajak atau sistem tunjangan dari berbagai negara.

c) Objek SDM

Tipe objek SDM diidentifikasi dengan satu atau dua huruf sebagai identifikasi. Kode untuk
objek karyawan adalah ’’P’’; kode untuk objek pekerjaan adalah “C’’; Kode untuk objek
kualifikasi dan unit organisasi adalah “Q’’; kode untuk objek posisi adalah “S’’; kode untuk
objek pusat biaya adalah “K’’.

E). Pengendalian Transaksi Pada Proses Bisnis Penggajian

Pada perusahaan besar, proses ini merupakan prosedur yang paling kompleks dalam
operasinya. Semua level pemerintah menetapkan pajak untuk gaji, regulasi dan tarif berubah
secara konstan, sebagai dampaknya sistem penggajian sering memerlukan modifikasi secara
konstan. Proses penggajian ditentukan oleh hukum dengan sanksi hukuman penjara untuk
kelalaian yang disengaja dalam mengelola pencatatan yang memadai. Adalah tanggung jawab
analisis sistem untuk selalu menjaga agar tetap sesuai dengan hukum

1. Personel

Personel (jabatan) kantor bertanggung jawab untuk menempatkan orang dalam


penggajian perusahaan, melakukan spesifikasi tarif pembayaran, dan mengotorisasi semua
potongan dan pembayaran. Semua perubahan seperti penambahan atau penghapusan
karyawan, perubahan tarif pembayaran atau perubahan level potongan dan pembayaran, harus
diotorisasi oleh personel kantor. Fungsi personel berbeda dengan pencatat waktu dan fungsi
penyiapan gaji.

2. Pencatat Waktu

Fungsi pencatat waktu bertanggung jawab untuk menyiapkan dan menggunakan


laporan kehadiran dan kartu pencatat kerja (job-time tickets). Pada perusahaan
pemanufakturan, karyawan yang bekerja dengan ukuran jam (hourly employee), dicatat
kehadirannya berdasarkan jam yang digunakan untuk bekerja. Pada akhir periode pembayaran,
kartu pencatat waktu (atau laporan kehadiran) akan menunjukkan jumlah waktu yang dipakai
karyawan untuk bekerja dan waktu dimana ia berharap menerima gaji

Pencatat waktu bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan mengelola kartu


pencatat waktu atau laporan kehadiran dan melakukan rekonsiliasi data tersebut dengan laporan
ringkasan waktu kerja yang diterima dan produksi. Laporan ringkasan waktu kerja
menunjukkan pekerjaan karyawan yang diberikan dalam produksi, dan kemudian melanjutkan
kartu pencatat waktu ke departemen penggajian.
Karyawan yang digaji bulanan (salaried employee) tidak menggunakan dasar jam seperti
halnya karyawan yang bekerja dengan ukuran jam. Jika tidak ada kebutuhan akuntansi akan
pencatatan waktu ini, maka diperlukan persetujuan dan supervisor untuk memulai proses
penggajian. jika karyawan digaji bulanan, diperlukan laporan kehadiran

3. Penggajian

Departemen penggajian bertanggung jawab untuk penghitungan sesungguhnya dan


menyiapkan penggajian. Perhatikan bahwa penyiapan gaji independen dan penyiapan data
input yang digunakan sebagai dasar membayar-laporan kehadiran dart data personel. Laporan
kehadiran diterima dari pencatat waktu. Register penggajian menunjukkan perhitungan
pembayaran bersih (pembayaran kotor dikurangi dengan potongan-potongan dan pembayaran).
Slip gaji dikirimkan ke pengeluaran kas untuk ditandatangani, ditinjau, dan didistribusikan.
Tembusan register penggajian dikirimkan ke hutang dagang untuk memulai pencatatan suatu
voucher penggajian. Beberapa karakteristik lain yang harus diperhatikan:

a) Penggunaan rekening penggajian imprest secara terpisah untuk slip gaji untuk
memudahkan rekonsiliasi.

b) Rekonsiliasi independen dari laporan bank untuk penggajian.

c) Penggunaan master pembayaran independen.

4) Persyaratan Pemrosesan Penggajian

Banyak file harus dikelola dalam sistem penggajian informasi dasar karyawan,
seperti nama, alamat, besar gaji, potongan-potongan perlu untuk menyiapkan gaji. Register
atau jurnal penggajian harus dikelola untuk mendokumentasikan gaji sesungguhnya.
Perusahaan akan mencocokkan potongan potongan tersebut dan membayarkan nya ke
pemerintah, Perusahaan melaksanakan bisnis antarnegara bagian yang diperlukan oleh Federal
Fair Labor Standart Act (yang juga dikenal dengan Wages and Hours Law), untuk membayar
kelebihan jam kerja dengan tarif minimum satu atau satu setengah dari tarif regular untuk jam
kerja malam dan untuk yang bekerja pada hari minggu atau hari libur
DAFTAR PUSTAKA

Bodnar, G. H., & William, S. H. (2006). Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: ANDI.

Anda mungkin juga menyukai