Anda di halaman 1dari 11

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

PROSES BISNIS PROKUREMEN DAN SUMBER DAYA MANUSIA


SAP 8

KELOMPOK 8

Nama Kelompok :
Ni Made Leny Pebriyaningrum (1607532117)
Ni Luh Yuni Pratiwi (1607532119)

PROGRAM REGULER SORE


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2018
A. PROSES BISNIS PROKUREMEN
Prokuremen merupakan proses bisnis dari pemilihan sumber daya, pemesanan dan
mendapatkan barang atau jasa. Pembelian adalah sinonim untuk prokuremen.
Langkah umum dalam proses prokuremer adalah:
1. Menetukan kebutuhan
2. Memilih sumber daya
3. Permintaan untuk quotation
4. Memilih pemasok
5. Menerbitkan pesanan pembelian
6. Penerimaan barang
7. Verifikasi faktur
8. Pembayaran kepada pemasok
Sistem enterprise resource planning (ERP) mampu menyimpan dan memproses
sejumlah informasi yang sangat besar yang berkaitan dengan proses bisnis prokuremen.
SAP R/3 mendukung prokuremen pada modul pengelolaan material. R/3 menyediakan
cara online, sistem terintegrasi total untuk pembuatan dan pertukaran dokumen yang
diperlukan dalam proses bisnis prokuremen. Sifat total terintegrasi sistem mampu mengurangi
kesalahan dan kecepatan proses bisnis.
Dokumen pada R/3 adalah dokumen online. Dokumen-dokumen ini dibuat secara
pnline dan diproses secara keseluruhan sebagai dokumen elektronik. Dokumen ini juga dapat
dicetak dan ditukarkan secara manual. Dokumen prokuremen yang tersedia pada R/3 terdiri
dari:
a. Permintaan pembelian
b. Permintaan untuk quotation
c. Quotation
d. Pesanan pembelian
e. Perjanjian ringkas
f. Kontrak
g. Perjanjian penjadwalan
h. Pencatatan informasi pembelian
Semua dokumen prokuremen ditentukan dengan tipe kode dokumen. Kode ini
menentukan field yang ditampilkan pada layar monitor dan mengendalikan kisaran nomer-
nomer unik yang ditentukan untuk dokumen tertentu.

Menentukan Kebutuhan
Permintaan pembelian adalah dokumen internal yang dibuat untuk meminta sesuatu
pada suatu waktu tertentu. Permintaan pembelian dapat disiapkan secara manual. Dokumen ini
juga dapat dibuat secara otomatis oleh sistem MRP (materials requirements planning). Sistem
MRP dapat melaksanakan analisis secara canggih untuk menentukan kebutuhan berdasarkan
permintaan pelanggan untuk suatu item dan proses produksi suatu perusahaan.
Setelah selesai, permintaan pembelian dilanjutkan, secara elektronik ke supervisor
untuk disetujui. Persetujuan secara khusus meliputi penentuan bahwa permintaan pembelian
dalam batasan biaya. Profil pemakai dikelola dalam permintaan pembelian filter R/3 dan
dikirim ke orang yang tepat untuk disetujui.
Memilih Sumber Daya
Langkah berikutnya dalam proses bisnis ini adalah menentukan sumber penyedia untuk
permintaan pembelian. R/3 dapat memeriksa apakah ada kontrak dengan pemasok untuk
menyediakan suatu item yang diminta. Jika kontrak ada R/3 memberikan jumlah yang diminta.
Jika tidak ada kontrak untuk suatu item, maka permintaan untuk dokumen quotation disiapkan.

Permintaan untuk Quotation


Setelah memilih pemasok, berikutnya R/3 digunakan untuk menghasilkan dokumen
permintaan untuk quotation (request for quotation). Permintaan untuk quotation dibuat untuk
item atau jasa yang sangat mahal atau untuk item atau jasa yang penawarannya diperlukan
sebagai kebijakan perusahaan. Dokumen ini dikirim ke pemasok yang akan dipakai untuk
konfirmasi harga dan jangka waktu pembayaran untuk suplai produk atau jasa. Permintaan
untuk quotation mungkin juga dikirimkan dalam bentuk dokumen kertas, seperti fax, atau
secara elektronik seperti EDI (Electronic data interchange). Hasil dari penerbitan permintaan
untuk quotation adalah satu atau banyak dokumen quotation yang akan dimasukan ke dalam
R/3. Pemasok potensial memberi harga dan jangka waktu yang dimasukkan dalam dokumen
quotation. Dokumen quotation digunakan untuk memilih pemasok.

Memilih pemasok
R/3 membandingkan kebutuhan prokuremen dengan catatan pemasok yang telah dicatat
dalam dokumen quotation dan mengindikasikan quotation yang pantas untuk permintaan. R/3
akan mengirimkan surat penolakan ke pemasok untuk penawaran yang diterima.
Evaluasi pemasok sering memerlukan seorang ahli atau pengalaman. R/3 menawarkan
fungsi evaluasi pemasok secara otomatis untuk membantu organisasi dalam proses bisnis
prokuremen.

Menerbitkan Pesanan Pembelian


Dokumen pesanan pembelian mengidentifikasi pemasok dan mengkonfirmasi barang
yang dipesan, jumlah, harga, tanggal pembelian, jangka waktu pengiriman dan jangka waktu
pembayaran . Pesanan pembelian dapat dibuat dari awal dengan referensi dokumen yang
ada.pesanan pembelian dapat dikirim dalam bentuk kertas seperti fax, atau secara elektronik,
seperti dokuenm EDI.
Perjanjian ringkas merupakan perjanjian jangka panjang dengan pemasok. Ada dua tipe
perjanjian ringkas yaitu : kontrak dan perjajian penjadwalan. Kotrak adalah perjanjian ringkas
dimana pemasok menyediakan material selama periode waktu tertentu.Perjanjian penjadwalan
sama dengan kontrak tetapi juga menetukan harga item. Penggunaan R/3 juga dapat membantu
menyiapkan kontrak dan atau perjanjian penjadwalan pada waktu yang bersamaan dimana
pesanaan pembelian disiapkan.

Penerimaan Barang
Ketika pemasok melakukan pengiriman, dokumen penerimaan barang disiapkan dalam
R/3. Tipe dokumen ini sering disebut laporan penerimaan. Dokumen penerimaan barang
diterbitkan ketika barang disimpan sebagai persediaan, tanpa memerhatikan sumbernya. Jadi,
penerimaan barang disiapkan ketika suatu item dikirim dari sumber in-house dan ketika ada
transfer inventori yang memindahkan sebuah item dari satu lokasi ke lokasi lain.
Jika barang rusak dalam pengiriman, dapat dimasukkan sebagai retur atau tidak
diterima pada saat pengiriman. Jika pengiriman pemasok dibuat dalam suku cadang, maka
beberapa jurnal penerimaan barang harus dibuat. R/3 memonitor pengiriman dan pelaporan
ketika pesanan telah dipenuhi dan hampir selesai. Ini dilakukan untuk memastikan bahwa
pembayaran untuk barang hanya terjadi jika barang telah diterima.
Setelah barang yang diterima diposting, R/3 membuat dokumen persediaan yang
mendokumentasikan dampak piutang dagang persediaan. Juga akan dibuat dokumen akuntansi
yang menunjukkan transaksi di buku besar.

Verifikasi Faktur
Faktur harus diperiksa dan dicocokan dengan dokumen penerimaan barang dan pesanan
pembeliaan ke pembayaran. Proses bisnis ini dikenal dengan nama verifikasi faktur
memastikan bahwa biaya dan kebutuhan kuantitas sudah dipenuhi. R/3 memiliki komponen
verifikasi faktur. Komponen ini tidak bertanggung jawab terhadap pembayaran sesungguhnya
dari faktur. Verifikasi faktur menghubungkan manajemen material dengan prokuremen dengan
model R/3 lainnya seperti akuntansi keuangan dan pengendalian.
Jika sutu faktur sudah diposting, R/3 melakukan 3 cara pencocokan untuk
membandingkan pesanan pembelian dengan barang yang diterima dan dengan faktur.
Pemeriksaan ini juga memastikan tidak adanya pembebanan yang tidak konsisten yang
dikirimkan adalah jumlah yang benar.

Pembayaran Kepada Pemasok


Jika faktur sudah diposting, pembayaran dapat dilakukan. Pembayaran dibuat sesuai
dengan jangka waktu pembayaran dan persyaratan yang ditentukan dalam pesanan pembelian
atau record master pemasok. Pembayaran diproses melalui hutang dagang dalam akuntansi
keuangan.

Record Master
Record master dibuat dalam R/3 dengan menggambarkan struktur organisasi dan proses
bisnis perusahaan. Tujuan diindetifikasi dengan kode, kode perusahaan mengindetifikasi unit
akuntansi yang memiliki neraca saldo dan laporan rugi laba. Ada tiga kategori informasi dalam
record master pemasok. Data umum berisi nomor pemasok, nama, alamat, nomor telepon dan
item yang sama data kode perusahaan di definisikan pada level kode perusahaan yang
dihubungkan dengan modul akuntansi keuangan buku besar dalam R/3. Record master material
berisi informasi material yang diadakan, dihasilkan, atau dijual kepelanggan. Record master
material digunakan dan didistribusikan ke banyak departemen. Record master material
memiliki struktur hieraki.record master infomasi pembeliaan hanya digunakan oleh pembelian.
Ia digunakkan untuk alokasi sumber daya , yang merupakan proses evaluasi pemasok.

B. PENGENDALIAN SIKLUS TRANSAKSI PADA PROKUREMEN


Karakteristik utama pada flowchart ini adalah pemisahan fungsi sebagai berikut:
permintaan (seperti gudang), pembelian, hutang dagang, pengeluaran kas, dan buku besar.
Permintaan (Penyimpanan)
Pemintaan untuk membeli diawali dari departemen pembelian. Permintaan pembelian
dimulai dari departemen penyimpanan. Permintaan pembelian juga dapat dimulai dari
departemen lain dalam perusahaan. Permintaan pembelian disetujui dalam departemen yang
membuatnya.

Pembelian
Tanpa memerhatikan bagaimana atau di mana permintaan pembelian dimulai, fungsi
dari departemen pembelian adalah memilih pemasok dan mengatur jangka waktu dan
pengiriman. Bagaimana dapat dilakukan tergantung pada tingkat sentralisasi dalam fungsi
pembelian di perusahaan.
Bagian pembelian kemungkinan dapat menolak permintaan pembelian karena aggaran
yang tidak mencukupi, kurangnya otorisasi, atau karena alasan lainnya. Permintaan pembelian
akan diubah atau dikembalikan ke departemen yang membuatnya untuk dimodifikasi. Bagian
pembelian memilih memasok dan kemudian menyiapkan pesanan pembelian untuk suatu
permintaan.

Penerimaan
Fungsi penerimaan sebabiknya dipisahkan dari dan independen dari fungsi
penyimpanan. Bagian penerimaan memiliki akses ke pesanan pembelian dan mencocokkannya
dengan pengiriman dari pemasok. Pesanan pembelian memberikan ororitas ke departemen
penerimaan untuk menerima pengiriman dari pemasok ketika barang telah dikirimkan.
Prosedur penerimaan harus mempunyai peran independen untuk menghitung pengiriman dan
atau menyiapkan laporan penerimaan.
Independen atau blind count pengiriman dilakukan dengan tidak mengizinkan
penghitungkan (counter) punya akses ke kuantitas yang ada pada pesanan pembelian. Hal ini
mengaharuskan penghitung untuk menentukan jumlahnya dengan menghitung, karena tidak
mungkin hanya menyalin kuantitas dari pesanan pembelian. Supervisor akan membandingkan
kuantitas yang diterima berdasarkan penghitungan dengan yang ada di pesanan pembelian dan
kemudian menyiapkan laporan penerimaan untuk kuantitas yang diterima. Tembusan laporan
penerimaan disertakan pada tranfer pengiriman ke penyimpanan.

Penyimpanan
Departemen penyimpanan menyetujui penerimaan pengiriman dari bagian penerimaan
dengan menandatangani laporan penerimaan dan kemudian melanjutkan ke hutang dagang.
Jika barang lansung dikirimkan ke departemen yang meminta dan bukan ke departemen
penyimpanan, supervisor departemen yang meminta mengakui penerimaan pada laporan
penjualan dan melanjutkan ke hutang dagang. Verifikasi independen penerimaan pembelian
adalah ciri pengendalian dari proses bisnis prokuremen.

Hutang Dagang
Hutang dagang bertanggung jawab untuk memulai pembayaran ke pemasok. Empat
dokumen permintaan pembelian, pesanan pembelian, laporan penerimaan dan faktur tersedia
untuk mendokumentasikan transaksi pembelian. Penggunaan sistem voucher untuk
mendukung pembanyaran adalah ciri pengendalilan dari prosesi bisnis prokuremen. Sistem
voucher pada dasarnya adalah teknik pemeriksaan untuk memastikan bahwa semua dokumen
yang tepat telah dikumpulkan, diverifikan, dan diperiksa sebelum pembayaran faktur yang
sesungguhnya.
Beberapa karakteristik lainnya dari pengendalian yang patut diperhatikan adalah:
a) Pembelian tidak mengendalikan barang sesungguhnya, juga tidak memiliki
pengendalian pada dokumentasi yang diperlukan untuk pembayaran.
b) Penerimaan dipisah dari fungsi penjagaan pengiriman.
c) Hutang Dagang hanya menangani dokumen dan tidak dapat menerima barang dagangan
atau kas secara independen.
d) Permintaan pembelian diperiksa secara independen diluar pembelian.
e) faktur diberikan ke pembelian untuk diperiksa dan disetujui sebelumnya untuk dikirim
kehutang dagang.
f) Jangka waktu pembelian diperiksa ketepatan nya oleh bagian luar departemen
pembelian.
g) Pencatatan persediaan diperbaharui untuk menunjukan penerimaan barang.
.
Integritas Proses Bisnis Prokuremen
Dokumentasi pembelian memastikan bahwa pengendalian individual diterima sesuai
harapan. Pesanan pembelian dan laporan penerimaan mengendalikan pembelian individual,
tetapi juga tidak mengendalikan langsung proses bisnis prokuremen.
Pengendalian proses bisnis prokuremen berpusat pada integritas hubungan pembeli-
penjual. Hubungan pembeli-pemasok lebih merupakan persoalan kebijakan, bukan persoalan
prosedur. Banyak perusahaan menemukan bahwa sangat perlu untuk membuat kebijakan
tertulis dan manual prosedur untuk melindungi proses bisnis prokuremen. Kebijakan pembelian
diperlukan untuk mendapatkan penawaran yang kompetitif, yang biasanya diimplementasikan
dengan menggunakan permintaan dokumen quotation.
Metode untuk mengevaluasi dan memilih penawaran didasarkan pada atribut pemasok,
yang disebut perencanaan peringkat pemasok (vendor rating plan), yang dengan mengevaluasi
keputusan sebagai dasar pertimbangan oleh otoritas yang lebih tinggi. Kebijakan untuk
melakukan rotasi tanggung jawab seorang pembeli akan melemahkan hubungan pembeli-
pemasok, tetapi akan mengurangi kemungkinan spesisalisasi pembeli. Daftar pemasok yang
disetujui (approved cendor list) disiapkan oleh fungsi yang independen, yang digunakan untuk
membatasi pilihan-pilihan pembeli pilihan-pilihan pembeli ke pemasok, di mana pemasok telah
diseleksi dan didapati bahwa mereka dapat dipercaya, bebas dari masalah keuangan, dan bebas
dari konflik kepentingan

Pendekatan Peringat Atribut untuk Memilih Pemasok


Pendekatan peringkat atribut (attribute rating) untuk memilih pemasok cocok jika
diperlukan pendapat dari beberapa evaluator yakni menggabungkan hasil evaluasi itu pada
waktu yang sama. Langkah yang diperlukan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi dan mendaftar atribut-atribut yang dimasukkan dalam evaluasi.
2. Memberikan bobot untuk setiap atribut berdasarkan tingkat kepentingannya dan
objektivitasnya.
3. Memiliki peringkat evaluator individual untuk setiap pemasok pada setiap atribut,
memberikan skor angka 1 sampai dengan 10 atau skala yang lain.
4. Menjumlahkan evaluasi individu dengan menghasilkan setiap peringkat angka atribut
dengan bobotnya, kemudian menjumlahkan semua evaluasi dengan menambahkan
semua skor bersama-sama.

C. PROSES BISNIS PENGELUARAN KAS


Proses bisnis pengeluaran kas mengendalikan pengeluaran cek dan pengeluaran kas
aktual. Biasanya cek digunakan pada sebagian besar pengeluaran, dimana pengeluaran dibatasi
pada jumlah kecil yang diambil dari dan dipertanggungjawabkan sebagai dana imprest kas
kecil.
Ciri utama pengendalian proses bisnis pengeluaran kas adalah penggunaan sistem
voucher untuk mendukung pengeluaran cek, pemisahan fungsi persetujuan dengan pengeluaran
kas, dan rekonsiliasi bank secara independen.

Hutang Dagang
Departement hutang dagang mengakses dokumen yang diperlukan untuk mendukung
pengeluaran kas. Hutang dagang merupakan awal proses pembayaran, meliputi menghitung
jumlah yang jatuh tempo, diskon (jika ada), dan item lainnya. Cek voucher disiapkan untuk
setiap voucher. Cek voucher dagang. Posting ini diringkas pada ayat jurnal. Pemrosesan
voucher mencakup pemrosesan distribusi biaya. Voucher dibebankan pada unit organisasional
yang diidentifikasi dengan nomer rekening pada voucher. Cek voucher dan voucher disetujui
dan dilanjutkan ke departemen pengeluaran kas. Ayat jurnal dilanjutkan ke buku besar.

Pengeluaran Kas
Cek voucher dan voucher diterima dari departeman hutang dagang. Setelah cek voucher
dan voucher diperiksa, cek ditanda tangani dan voucher dicap dan disimpan urut nomer.
Voucher, termasuk dokumen asli, jika memungkinkan, dicap untuk menghindari kemungkinan
pembayaran rangkap. Cek voucher diposting ke registrasi cek. Contoh total dari jumlah yang
telah diposting disiapkan dan direkonsilisasikan dengan voucher yang diterima dari hutang
dagang. Cek voucher dilanjutkan langsung ke yang dibayar. Control total dilanjutkan ke buku
besar.

Buku Besar
Ayat jurnal diterima dari hutang dagang dan control total dari pengeluaran kas
direkonsiliasi, dan total diposting ke buku besar. Ayat journal dan control total disimpan
menurut tanggal.

Audit Internal
Cek yang telah dicap diterima dari bank bersama-sama dengan laporan bank. Rekonsi
bank independen adalah pengendalian yang penting pada proses bisnis pengeluaran kas.
Sistem Voucher
Sistem voucher pada dasarnya adalah teknik pemeriksaan. Pengendalian sesungguhnya
pada pengeluaran merupakan pemeriksaan terakhir dokumen yang menunjukkan seluruh
transaksi sebelumnya sampai dengan otorisasi pembayaran. Otorisasi dapat dilakukan dengan
menandatangani formulir secara fisik pada paket voucher, menyiapkan suatu dokumen untuk
mengotorisasi entri pada register voucher, atau memasukkan data ke dalam komputer. Proses
pemeriksaan akhir ini menunjukkan bahwa prosedur telah diotorisasi selayaknya dan
dilengkapi sesuai dengan spesifikasi sistem. Ini adalah proses pemeriksaan, bukan
penandatanganan cek, yaitu pengendalian. Hal ini menjadi jelas dengan menggunakan aplikasi
komputer di mana cek “ditandai” cap tanda tangan dengan tingkat kecepatan sratus cek per
menit.

Posting Hutang Dagang


Setelah faktur disetujui untuk pembayaran, faktur akan disimpan sampai tanggal jatuh
tempo dan secara formal diposting pada saat itu; alternatif lain, akan dibukukan pada saat
disetujui (yang berbeda dengan tanggal jatuh tempo). Karena banyak perusahaan berusaha
membayar faktur-fakturnya pada tanggal jatuh tempoh untuk memaksimalkan modal kerjanya.
Jika faktur dibukukan pada tanggal jatuh tempo, tidak ada pencatatan formal dari faktur yang
belum dibayar karena kewajiban akan segera batal oleh pembayaran. Jika faktur dibukukan
pada tanggal persetujuan, pencatatan formal untuk kewajiban masih ada. Keuntungan cara ini
adalah pada biaya : register voucher (atau file voucher) sekarang harus dicari atau diurutkan
menurut tanggal jatuh tempo untuk memudahkan pembayaran.
Menyiapkan voucher untuk faktur individual ketika beberapa faktur menunjuk pada
pemasok yang sama pada periode yang sama akan menghasilkan beberapa seri cek untuk
pemasok yang sama pada bulan yang sama. Cara ini tidak efisien. Oleh karena itu, banyak
perusahaan menggunakan built up voucher system. Buil up voucher system merupakan
akumulasi beberapa faktur dari pemasok yang sama dan membayarnya dengan cek
tunggal.Prosedur buil up voucher yang baru saja dijelaskan adalah sistem akrual penuh :
voucher hutang dagang mengganti hutang dagang pada buku besar.Ada tiga file yang
diperlukan untuk mengelola informasi yang berguna :
1. file yang disetujui, tetapi faktur belum dibayarkan, dengan akses ke tanggal jatuh tempo
untuk pembayaran
2. file faktur yang telah dibayar, biasanya berdasarkan numerik, dan
3. file pemasok yang menunjukkan baik jumlah yang terbayar maupun yang belum, yang
diurut kode pemasok.
Pada sistem manual, file ini diperoleh dari salinan voucher yang disimpan. Pada sistem
komputer, file terpisah dikelola, atau pemrosesan database akan menghasilkan hasil yang sama
tanpa memiliki tiga file yang terpisah.
Konsep voucher akan membantu prosedur pengeluaran pada banyak organisasi ketika
pencatatan dasar diperlukan dan otorisasi yang mencukupi dan pengendalian pengeluaran
merupakan hal yang penting.

D. PROSES BISNIS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA


Sistem sumber daya manusia menyediakan alat untuk menyiapakan dan mengelola
informasi yang relevan dengan struktur organisasi. Sistem sumber daya manusia menyediakan
alat untuk memproses data karyawan, seperti alamat karyawan, penggajian, dan histori
karyawan. Bagian ini akan mengilustrasikan konsep proses bisnis sumber daya manusia dengan
melihat karekter dasar dari kompenen sumber daya manusia dari SAP R/3.

Pemrosesan SDM Pada SAP R/3


Modul SDM pada SAP R/3 termasuk komponen yang menangani tujuan yang telah
dinyatakan sebelumnya secara terintegrasi, pada lingkungan Online. SAP R/3 terdiri dari dua
modul SDM. Modul administrasi SDM yang berisi pengelolaan karyawan, seperti detail
karyawan, data gaji, dan data pkinerja karyawan. Modul perencaan dan pengembangan
personel menyediakan alat untuk menyiapkan dana dan mengelola informasi sturktur
organisasi. Tipe hubungan hierarki ini dikenal dengan nama "orang tua-anak" atau hubungan
sub ordinasi-orangtua. Suatu unit dapat berupa suatu cabang, departemen, tim proyek, dan
sebagainya. Setiap unit dilakukan oleh manajer dan setiap unit dialokasikan posisinya ke
karyawan individual yang ditugaskan.
Komponen manajemen waktu merupakan yang terpenting dan sering digunakan pada
modul SDM. Modul ini melakukan pencatatan waktu dan evaluasi waktuuntuk mencatat
ketidak hadiran karyawan dan informasi kehadiran.
Komponen penggajian dapat menghitung pembayaran berdasarkan informasi
akumulasi kehadiran pada komponen waktu atau berdasarkan jumlah yang tetap per periode
pembayaran.

Struktur Data SDM


Struktur data memberikan dasar untuk penyimpanan dan manipulasi data. Struktur data
sumber daya manusia terdiri dari tiga elemen:
Data master
Record data master pada modul HR-PA dan HR-PD dibuat dan dikelola untuk unit
organisasi, profil pekerjaan, karyawan dan pelatihan.

Organisasi data
Sistem menpunyai fungsi untuk membuat dan memanipulasi info tipe dan juga
menampilkannya ivent personel adalah sebuah grup info tipe. Sebagai contoh, entri untuk
karyawan yang menikah akan memerlukan lebih banyak informasi. Sistem juga menghitung
tanggal berakhirnya periode percobaan karyawan baru.

Objek SDM
Tipe objekk SDM di identifikasi dengan 1 atau 2 huruf sebagai identifikasi. Kode untuk
karyawan adalah "p" kode untuk pekerjaan adalah "c" kode untuk objek kualifikasi adalah "q"
dan lain - lain. Berikut ini merupakan ilustrasi penggunaan objek SDM. Unit organisasi
departemen pemasaran memiliki 5 posisi. Setiap posisi punya deskripsi pekerjaan. Posisi -
posisinya terdiri dari 1. posisi manajer, 1 posisi supervisor, dan 3 posisi penjual.

E. PENGENDALIAN SIKLUS TRANSAKSI PADA PROSES PENGGAJIAN


Pada perusahaan besar, proses ini merupakan prosedur yang paling kompleks dalam
operasinya. Proses penggajian ditentukan oleh hukum dengan sanksi hukuman penjara untuk
kelalaian yang disengaja dalam mengelola pencatatan yang memadai.
Karakteristik utama dari proses penggajian adalah pemisahan fungsi-fungsi berikut ini:
1. Personel
Personel (jabatan) kantor bertanggung jawab untuk menempatkan orang dalam
penggajian perusahaan melakukan spesifikasi tarif pembayaran, dan mengotorisasi
semua potongan dari pembayaran.
2. Pencatat Waktu
Fungsi pencatat waktu bertanggung jawab untuk menyiapkan dan menggunakan
laporan kehadiran dan kartu pencatat kerja (job-time tickets).
Pencatat waklu bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan mengelola kartu
pencatat waktu atau laporan kehadiran dan melakukan rekonsiliasi data tersebut dengan
laporan ringkasan waktu kerja yang diterima dari produksi. Laporan ringkasan waktu
kerja menunjukkan pekerjaan karyawan yang diberikan dalam produksi, dan kemudian
melanjutkan kartu pencatat waktu ke departemen penggajian.
Karyawan yang digaji bulanan (salaried employee) tidak menggunakan dasar
jam. Jika karyawan digaji bulanan, diperlukan laporan kehadiran.
3. Penggajian
Departemen penggajian bertanggung jawab untuk penghitungan sesungguhnya
dan menyiapkan penggajian. Perhatikan bahwa penyiapan gaji independen dari
penyiapan data input yang digunakan sebagai dasar membayar laporan kehadiran dan
data personel. Register penggajian menunjukkan perhitungan pembayaran bersih
(pembayaran kotor dikurangi dengan potongan-potongan dari pembayaran). Slip gaji
dikirimkan ke pengeluaran kas untuk ditandatangani, ditinjau, dan didistribusikan.
Tembusan register penggajian dikirimkan ke hutang dagang untuk memulai
pencatatan suatu voucher penggajian.
Beberapa karakteritisk lain untuk diperhatikan adalah:
a. Penggunaan rekening penggajian imprest secara terpisah untuk slip gaji untuk
memudahkan rekonsiliasi.
b. Rekonsiliasi independen dari laporan bank untuk rekening penggajian
c. Penggunaan master pembayaran independen. Orang yang mendistribusikan
pembayaran independen dari personel, pencatat waktu, dan yang menyiapkan
gaji.
4. Persyaratan Pemrosesan Penggajian
Banyak file harus dikelola dalam sistem penggajian. Informasi dasar karyawan,
seperti nama, alamat besar gaji, dan potongan-potongan perlu untuk menyiapkan gaji.
Register atau jurnal penggajian harus dikelola untuk mendokumentasikan gaji
sesungguhnya. File-file yang diperlukan untuk laporan pemerintah, tabel pajak yang
digunakan dalam pemrosesan, pensiun, perencanaan turra jangan kesehatan dan
perencanaan yang sejenis merupakan contoh informasi yang diperlukan untuk
mendukung prosedur penggajian.
DAFTAR PUSTAKA

Bodnar, George H. dan Hopwood, William S. 2006. Sistem Informasi Akuntansi Edisi 9.
Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.
Hariandja, Marihot Tua Efendi. Manajemen sumber daya manusia. Grasindo, 2002.
http://siadyahdanayusetia.blogspot.co.id, (diakses tanggal 6 november 2015)

Anda mungkin juga menyukai