Akuntansi Keuangan
A. Kompetensi Inti
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual,
konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja
Akuntansi dan Keuangan Lembaga pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks,
berkenaan dengan ilmu pengetahuan teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks
pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga
masyarakat nasional, regional, dan internasional
4. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang
lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang Akuntansi dan Keuangan
Lembaga. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang
terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.Menunjukkan keterampilan menalar,
mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,
komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung.
B. Kompetensi Dasar
3.3 Menganalisis metode langsung dan metode cadangan untuk piutang tidak tertagih
4.3 Melakukan pencatatan metode langsung dan metode cadangan untuk piutang tidak tertagih
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3 Menganalisis metode langsung dan metode cadangan untuk piutang tidak tertagih
Indikator Pencapaian Kompetensi:
3.3.1 Menjelaskan metode langsung untuk piutang tidak tertagih
3.3.2 Menjelaskan metode cadangan untuk piutang tidak tertagih
4.3. Melakukan pencatatan metode langsung dan metode cadangan untuk piutang tidak
tertagih
Indikator Pencapaian Kompetensi:
4.3.1. Membuat pencatatan metode langsung untuk piutang tak tertagih
4.3.2. Membuat pencatatan metode cadangan untuk piutang tidak tertagih
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui diskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat:
1. Menjelaskan metode langsung untuk piutang tidak tertagih dengan tepat
2. Menjelaskan metode cadangan untuk piutang tidak tertagih dengan tepat
3. Mengaplikasikan pencatatan metode langsung untuk piutang tak tertagih dengan tepat
4. Mengaplikasikan pencatatan metode cadangan untuk piutang tidak tertagih dengan tepat
E. Uraian Materi
Ada dua metode dalam metode penghapusan piutang, yaitu metode langsung dan
metode cadangan. Menurut SAK ETAP 2009, penurunan nilai piutang didasarkan atas estimasi
dari kerugian yang tidak tertagih artinya penentuan kerugian piutang yang tidak tertagih
menggunakan metode cadangan.Berikut ini penjelasan dari masing-masing metode sebagai
berikut:
1. Metode Penghapusan Langsung
Metode penghapusan piutang langsung disebut juga direct method. Dalam metode
langsung, penghapusan piutang baru akan dicatat dalam pembukuan ketika piutang sudah
benar-benar dinyatakan tidak dapat ditagih lagi. Metode ini biasanya digunakan oleh
perusahaan kecil atau perusahaan yang tidak dapat memperkirakan penghapusan piutang atau
piutang tak tertagih dengan tepat.
Perusahaan-perusahaan tersebut biasanya tidak melakukan perhitungan akan kerugian
piutang tak tertagih pada tiap akhir periode pembukuan atau pencatatan keuangan. Namun
kerugian piutang tersebut baru dicatat ketika sudah benar-benar pasti tidak dapat ditagih.
Piutang tersebut kemudian dihapus dan dibebankan pada perkiraan kerugian piutang. Dalam
pencatatannya, kerugian piutang atau beban kerugian piutang di bagian debet, dan piutang di
bagian kredit. Seperti ini bentuk pencatatannya :
Piutang xxxxx
Jika kemudian peminjam ternyata hendak melakukan pembayaran piutang tersebut, catatan
pun diperbaharui dengan adanya keterangan pelunasan piutang itu. Pencatatan dilakukan
dengan membalik pencatatan sebelumnya, yaitu piutang di sebelah debet dan kerugian piutang
atau beban penghapusan piutang di sebelah kredit. Seperti ini bentuk pencatatannya :
Piutang xxxxx
Beban kerugian piutang xxxxx
Ketika pelunasan piutang sudah dilakukan, maka piutang tersebut masuk ke dalam kas
perusahaan. Pencatatannya adalah kas di bagian debet, dan piutang di bagian kredit. Dengan
begitu, sudah tidak ada lagi piutang dan menjadi kas perusahaan. Seperti ini bentuk
pencatatannya :
Kas xxxxx
Piutang xxxxx
Namun ada kalanya, peminjam baru menyatakan hendak melunasi piutang ketika sudah
dilakukan tutup buku pencatatan periode tertentu. Kalau mengalami situasi seperti ini, maka
pencatatannya adalah memunculkan piutang di bagian debet dan pendapatan lain-lain di
bagian kredit. Seperti ini bentuk pencatatannya:
Piutang xxxxx
Kas xxxxx
Piutang xxxxx
2. Metode Cadangan
Metode penghapusan piutang cadangan disebut juga allowance method. Dalam metode
cadangan, perusahaan perlu melakukan penaksiran terhadap piutang tak tertagih pada tiap
akhir periode pembukuan. Metode ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang memiliki skala
besar yang terbiasa mencatat perkiraan atau estimasi piutang yang tak dapat ditagih.
Perkiraan tersebut kemudian dicatat sebagai beban terhadap kerugian piutang tak tertagih.
Namun beban tersebut tidak lantas dikeluarkan dari perkiraan piutang, hanya dianggap sebagai
cadangan piutang tak tertagih. Dalam pencatatannya, beban kerugian piutang di bagian debet.
Dan cadangan kerugian piutang di bagian kredit. Seperti ini bentuk pencatatannya :
Jika peminjam menyatakan telah benar-benar tidak bisa membayar hutangnya, maka
perusahaan perlu melakukan penghapusan terhadap piutang dari peminjam. Maka
pencatatannya adalah cadangan kerugian piutang di bagian debet, dan piutang di bagian kredit.
Seperti ini bentuk pencatatannya.
Piutang xxxxx
Ketika kemudian peminjam menyampaikan pada perusahaan bahwa ia dapat mengembalikan
hutangnya, maka piutang dapat dimunculkan kembali. Cadangan kerugian piutang pun
dihapuskan. Piutang berada di bagian debet, dan cadangan kerugian piutang di bagian kredit.
Berikut bentuk pencatatannya :
Piutang xxxxx
Kas xxxxx
Piutang xxxxx
Untuk lebih memahami mengenai metode penghapusan piutang, berikut contoh kasus dari
masing-masing metode
Kasus 1 : Pada tanggal 31 Maret 2016, PT. XYZ tidak bisa menagih utang sebesar Rp 10.000.000
yang sudah jatuh tempo kepada PT. ABC karena pemiliknya terlilit pailit dan mengalami
kebangkrutan. Menyadari bahwa piutang tersebut tidak bisa lagi ditagih, PT. XYZ mencatat di
pembukuan bahwa piutang tersebut dihapuskan.
Namun pada tanggal 10 Desember 2016, PT. ABC mengabari kalau mereka dapat melunasi
hutang terhadap PT. XYZ. Pelunasan piutang baru dilakukan PT. ABC pada tanggal 27 Desember
2016.
Piutang Rp 10.000.000
Piutang Rp 10.000.000
Piutang Rp 20.000.000
Piutang Rp 20.000.000
Jika pencatatan kerugian piutang tak tertagih menggunakan metode cadangan dalam
menentukan besarnya kerugian piutang antara lain dengan pendekatan :
Kerugian piutang tak tertagih ditentukan jumlahnya melalui taksiran dan dibandingkan
(matched) dengan penjualan pada periode akuntansi yang sama dengan periode terjadinya
penjualan.
Jumlah piutang yang ditaksir tidak akan dapat diterima, dicatat dengan mendebet rekening
beban kerugian piutang (bad debt expense) dan mengkredit rekening cadangan kerugian
piutang (Allowance for doubfull debt).
Kerugian piutang yang sesungguhnya terjadi dicatat dengan mendebet rekening cadangan
kerugian piutang dan mengkredit rekening piutang dagang pada saat suatu piutang dihapus
dari pembukuan.
Jumlah taksiran kerugian piutang ditetapkan berdasarkan jumlah saldo piutang dagang akhir
periode dikalikan presentese tertentu tanpa memperhatikan periode terjadinya piutang.
Pada buku besar PD FIFA BERKAH tanggal 31 Desember 2016 antara lain terdapat akun sebagai
berikut :
Berdasarkan data tersebut maka besarnya cadangan kerugian piutang dapat dihitung :
Pada buku besar PD Latanza tanggal 31 Desember 2016, terdapat akun sebagai berikut:
112 Piutang dagang Rp 250.000.000,00
112.1 Cadangan Kerugian piutang, saldo kredit Rp 2.000.000,00
Taksiran kerugian piutang ditetapkan sebesar 2% dari saldo piutang .
Berdasarkan data tersebut, besarnya cadangan kerugian piutang yaitu:
Taksiran kerugian piutang 2% x 250.000.000 = 5.000.000
Saldo kredit akun cadangan kerugian piutang = 2000.000 -
Kerugian piutang yang menjadi beban tahun 2016 = 3000.000
Jurnal yang dibuat pada tanggal 31 desember 2016 adalah:
Beban Kerugian Piutang 3000.000
Cadangan Kerugian Piutang 3000.000
Buku besar akun cadangan kerugian piutangnya adalah sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Saldo
Debet Kredit
2016
Des 31 Saldo 2.000.000
31 Penyesuaian JP 3.000.000 5.000.000
Contoh 2 : Jika cadangan kerugian piutang bersaldo debet
Pada buku besar PD latanza tanggal 31 desember 2016, terdapat akun sebagai berikut:
112 Piutang dagang 250.000.000
112.1 Cadangan Kerugian piutang, saldo debet 2.000.000
Taksiran kerugian piutang ditetapkan sebesar 2% dari saldo piutang 31 desember 2016.
Berdasarkan data tersebut, besarnya cadangan kerugian piutang yaitu:
Taksiran kerugian piutang 2% x 250.000.000 = 5.000.000
Saldo debet akun cadangan kerugian piutang = 2.000.000 +
Kerugian piutang yang menjadi beban tahun 2016 = 7.000.000
Jurnal yang dibuat pada tanggal 31 desember 2016 adalah:
Beban Kerugian Piutang 7.000.000
Cadangan Kerugian Piutang 7.000.000
Buku besar akun cadangan kerugian piutangnya adalah sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Saldo
Debet Kredit
2016
Des 31 Saldo 2.000.000
31 Penyesuaian JP 7.000.000 5.000.000
Piutang dagang dikelompokan menjadi piutang yang belum jatuh tempo dan piutang yang telah
jatuh tempo. Piutang yang telah jatuh tempo dikelompokan lagi menjadi beberapa kelompok
berdasarkan lamanya tunggakan. Untuk mengetahui umur piutang harus diperhatikan
mengenai : tanggal faktur, tanggal jatuh tempo dan tanggal laporan posisi keuangan (neraca).
Besarnya persentase taksiran kerugian piutang ditetapkan berdasarkan usia tiap kelompok.
Contoh:
Pada Buku Besar PD Latanza tanggal 31 desember 2011, terdapat akun sebagai berikut:
112 Piutang dagang 250.000.000
112.1 Cadangan Kerugian piutang 2.000.000
Rincian Nama Debitur adalah sebagai berikut:
Toko mataram Jumlah 61.000.000 Tanggal jatuh tempo 15 November 2011
Toko Thamrin Jumlah 64.000.000 Tanggal Jatuh Tempo 10 Oktober 2011
Toko Damai Jumlah 63.000.000 Tanggal jatuh tempo 25 Desember 2011
Toko Lancar Jumlah 62.000.000 Tanggal Jatuh Tempo 4 Januari 2011
Persentase kerugian piutang ditetapkan sebagai berikut:
Kelompok Piutang Persentase kerugian
Belum Jatuh tempo 2%
Lewat Jatuh tempo 1-30 hari 5%
Lewat Jatuh tempo 31-60 hari 10%
Lewat Jatuh tempo 61-90 hari 15%
Lewat Jatuh tempo > 90 hari 20%
Berdasarkan data tersebut dibuat analisis umur piutang sebagai berikut:
Berdasarkan analisis umur Piutang tersebut, kemudian dihitung beban kerugian piutang tahun
2011 sebagai berikut:
Kasus 1 : PT. XYZ tidak dapat menagih piutang kepada PT. ABC. Piutang sudah ditutup dan
dibebankan pada beban penghapusan piutang. PT. XYZ pun melakukan tutup buku pada akhir
tahun. Namun PT. ABC pada 2 Februari 2017 menyatakan hendak membayar hutang mereka.
Piutang tersebut dibayar lunas pada tanggal 20 Februari 2017.
Buatlah pencatatan yang dilakukan PT. XYZ
Jawaban :
Penghapusan piutang (31 Maret 2016)
Beban penghapusan piutang Rp 10.000.000
Piutang Rp 10.000.000
Pemberitahuan pembayaran piutang (2 Februari 2017)
Piutang Rp 10.000.000
Beban penghapusan piutang Rp 10.000.000
Pelunasan piutang (27 Desember 2016)
Kas Rp 10.000.000
Piutang Rp 10.000.000
Kasus 2 : Dalam Buku besar Toko Bina Lestari padatanggal31 Desember 1994 terdapat
rekening-rekening sebagai berikut :
· Piutang Dagang Rp 16.500.000,00
· Cadangan kerugian Piutang (K) Rp 200.000,00
· Penjualan Rp 47.500.000,00
· Retur Penjualan Rp 1.500.000,00
· Potongan Penjualan` Rp 400.000,00
Buatlah jurnal penyesuaian untuk mencatat transaksi piutang tak Tertagih jika :
a. Besarnya kerugian piutang tak tertagih ditentukan
1. 2% dari jumlah penjualan
2. 2% dari jumlah penjualan bersih
b. Cadangan Kerugian piutang ditetapakan
1. Ditambah 5% dari saldo piutang
2. Dinaikan sampai 5% dari saldo piutang
Jawab :
a. Kerugaian piutang tak tertagih
1. 2% x pejualan
2% x Rp. 47.500.000,00 = Rp. 950.000,00
Kerugaian piutang tak tertagih Rp. 950.000,00
Cadangan kerugian Piutang Rp. 950.000,00
Buat jurnal penyesuain untuk mencatat taksiran piutang tak tertagih jika :
a. Besarnya kerugian piutang ditetapkan
1. 2% dari penjualan bersih
2. 2% dari penjualan kredit
b. Cadangan Kerugian piutang ditetapkan :
1. Ditambah 4% dari saldo piutang
2. Dinaikan menjadi 4% dari saldo piutang
Jawab :
a. Kerugaian piutang tak tertagih
1. 2% x (pejualan – retur penjualan – potongan penjualan)
2% x (Rp. 62.500.000,00 – Rp 2.000.000,00) = Rp. 1.210.000,00
Kerugaian piutang tak tertagih Rp. 1.210.000,00
Cadangan kerugian Piutang Rp. 1.210.000,00
2. 2% x 80%% X penjualan
2% x80% X Rp. 62.500.000,00 = Rp. 1.000.000,00
Kerugaian piutang tak tertagih Rp. 1.000.000,00
Cadangan kerugian Piutang Rp. 1.000.000,00
b. Cadangan Kerugian piutang
1. 5% x piutang dagang
5% x Rp 25.000.000,00 = Rp 1.000.000,00
Kerugaian piutang tak tertagih Rp 1.000.000,00
Cadangan kerugian Piutang Rp 1.000.000,00
2. (5% x piutang dagang) + Cadangan kerugian piutang dagang
(5% x Rp 25.000.000,00) + Rp 300.000,00 = Rp1.300.000,00
Kerugaian piutang tak tertagih Rp1.300.000,00
Cadangan kerugian Piutang Rp1.300.000,00
http : // dosenakuntansi.com
septhi-ak.blogspot.com
ukhtibintiarifah.blogspot.com