Anda di halaman 1dari 32

BAB 7

 PIUTANG DAGANG DAN


PIUTANG WESEL
Piutang adalah hak untuk
menerima pembayaran dari
pihak lain yang akan
berakibat adanya
penerimaan kas
Masalah Akuntansi Piutang
Masalah akuntansi mengatur 4 aspek yang menyangkut laporan
keuangan:
1.Penggolongan
2.Pengakuan
3.Pengukuran atau penilaian
4.Pengungkapan
Masalah akuntansi yang utama untuk piutang dagang dan piutang
wesel adalah:
1.Penggolongan piutang
2.Pengakuan,pengukuran dan/atau penilaian piutang dagang
3.Pengakuan,pengukuran dan/atau penilaian piutang wesel
4.Penggunaan piutang dagang dan piutang wesel

 
Penggolongan Piutang
1.Ada dan tidak adanya dokumen tertulis yang menyatakan tentang
kesanggupan untuk membayar sebagai bukti pendukung. Dibedakan menjadi
dua yaitu:
a.Tagihan yang tidak didukung janji atau kesanggupan
membayar secara tertulis disebut piutang dagang
b.Tagihan yang didukung pernyataan berupa kesanggupan untuk
membayar secara tertulis disebut piutang wesel
2.Tujuan penyajiannya didalam laporan keuangan ,khususnya neraca
Dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu:
a.Piutang Lancar,
b.Piutang Jangka Panjang
3.Sumber atau asal mula timbulnya piutang
Dibedakan menjadi 2 kategori yaitu:
a.Transaksi penjualan barang atau jasa disebut piutang usaha
b.Transaksi selain penjualan barang atau jasa disebut piutang lain
Pengakuan, Pengukuran, Penilaian

a.Pengakuan yaitu penentuan tentang saat piutang


dagang yang timbul dari transaksi penjualan kredit tersebut
harus dicatat atau diakui sebagai aset
b.Pengukuran yaitu penentuan jumlah rupiah atau
besarnya piutang dagang dan oleh karena itu juga hasil
penjualannya pada saat terjadinya transaksi penjualan
c.Penilaian yaitu penentuan jumlah rupiah atau
besarnya piutang dagang yang harus disajikan didalam
laporan keuangan,neraca pada khususnya
 
Piutang Dagang
timbul dari transaksi penjualan secara kredit,sehingga
pengakuan terhadap piutang dagang senantiasa berkaitan
erat dengan pengakuan pendapatan

Syarat Penyerahan Barang


Ada 2 macam syarat penyerahan barang yaitu:
Perangko atau alamat gudang penjual(FOB-shipping point)
Perangko atau alamat gudang pembeli(FOB-distination)
Uang Muka Penjualan
Saat pengakuannya,terdapat 2 tahap dalam setiap transaksi
akuntansi yaitu:
1.Tahap kesepakatan atau komitmen(commitment)
2.Tahap eksekusi (execution)
Penjualan Kartu Kredit(Credit Card Sales)
Pada transaksi penjualan dengan pembayaran berupa kartu
kredit,perusahaan atau bank penerbit(pengelola)kartu
kredit,pada dasarnya merupakan pihak yang memberikan
otoritas atau persetujuan kredit kepada konsumen dan
bertanggung jawab pada pengumpulan piutangnya sehingga
sebagai konsekuensinya mereka biasanya mengutip atau
memungut imbalan(fee) antara 2% hingga 5% dari nilai
penjualan
 Pengukuran dan Penilaian Piutang Dagang
Nilai realisasi netto adalah jumlah bruto piutang dagang dikurangi
dengan jumlah yang(diperkirakan)tidak tertagih
Ini merupakan fungsi:
Jumlah bruto piutang yang timbul dari transaksi penjualan secara
kredit
Jangka waktu yang diperlukan untuk merealisasikan piutang menjadi
kas
Tingkat kolektibilitas atau kemungkinan piutang dapat ditagih
Penentuan Jumlah Bruto Piutang Yang Dibebankan Kepada Pembeli
Potongan Penjualan(trade discount)
adalah potongan harga yang diberikan oleh penjual dari harga jual yang
tertera pada daftar harga dalam rangka menentukan harga faktur untuk
barang-barang yang terjual
Potongan Tunai(cash discount)
adalah potongan atau diskon yang diberikan dari harga faktur ,untuk
mendorong agar debitur lebih cepat membayar

Kerugian piutang merupakan bagian dari biaya yang timbul dari


transaksi penjualan secara kredit
Dua alternatif metode akuntansi terhadap kerugian piutang yaitu:
1.Metode Penghapusan Langsung
2.Metode Cadangan
Memperhatikan efek metode penghapusan langsung neraca, laporan
laba rugi, dan laporan arus kas, dapat diambil kesimpulan sbb :
1.metode penghapusan langsung bertendensi
mengakibatkan terjadinya pergeseran dalam mengakui biaya
kerugian piutang.
2.efek pergeseran dalam mengakui biaya kerugian piutang pada
laporan laba rugi dan juga neraca.
3.metode penghapusan langsung hanya dianggap tepat
apabila kerugian piutang tidak material jumlahya atau bila
taksiran yang layak menyangkut piutang yang tidak tertagih tidak
bisa dibuat
Metode Cadangan
Saldo rekening CKP disajikan dalam
neraca sebagai pengurang saldo
rekening piutang dagang untuk
menyatakan realisasi netonya.
Pembentukan CKP mempunyai 2
tujuan pokok :
1.diakuinya kerugian piutang
sbg biaya dlm periode yg
sama dengan periode
terjadinya penjualan scr
kredit.
2.menyatakan piutang dagang
dalam jumlah yang sama
dengan nilai realisasi netonya.
Ada 2 pendekatan alternatif dalam menentukan jumlah piutang yang tdk
dpt ditagih:
1. pendekatan L/R
Ada 2 cara :menurut presentase dari penjualan kredit
menurut presentase dari total penjualan tunai & kredit
Jml kerugian & CKP dilakukan melalui 2 tahap :
a.menentukan rata2 presentase piutang yg tdk tertagih thd total
penjualan
b.menentukan jumlah piutang yang diperkirakan akan tidak tertagih
dalam periode akunt terkait
2. pendekatan neraca
tujuan pokoknya adalah untuk menyajikan piutang di dalam neraca
sebesar nilai realisasi netonya.
Ada 2 cara dlm menitikberatkan pada kewajaran jumlah CKP :
a. A. menetapkan CKP dalam jumlah yang merupakan presentase dari saldo
piutang
b. B. menetapkan CKP sebagai hasil penjumlah presentase dari setiap
kelompok umur piutang / analisis umur piutang.
 
Persentase dari saldo
Analisis Umur piutang
piutang
Untuk
mengimplementasikan Untuk menentukan
pendekatan neraca jumlah piutang yang
adalah dengan cara diperkirakan tidak
mengalikan saldo dapat tertagih dengan
piutang dengan pada persentase yang sama
akhir tahun buku dari saldo piutang
dengan suatu kepada seluruh
persentase yang debitur, berarti
diperkirakan tidak menganggap
dapat tertagih. bonafiditas setiap
debitur itu sama.
 
Keduanya merupakan metode-metode yang
aseptabel menurut standar akunt.
Pendktan L/R menitik beratkan matching
principle, sdngkan pendktan neraca
menitikberatkan pada asset liability measurement
principle.
Taksiran biaya kerugian piutang yg kurang
Evaluasi
Evaluasi jumlahnya membuat rekening CKP sebelum
Pendekatan penyesuaian menunjukan saldo debit yang eksesif.
Pendekatan Sebaliknya, tafsiran biaya kerugian piutang yg
Laba
Laba Rugi
Rugi berlebihan akan membuat CKP sebelum
VS
VS Neraca
Neraca penyesuaian bersaldo kredit atau positif yg jg
eksesif. Revisi thd taksiran yg digunakan sbg
dasar perhitungan biaya kerugian piutang merup
contoh perubahan akunt (change in accounting
estimate)
 
Penghapusan Metode
Piutang Penghapusan
Penghapusan Langsung
piutang harus berakibat harus
mendapat otorisasi diakuinya suatu
dari manajemen kerugian di dalam
kredit. Efek yg laporan L/R dan
dihasilkan berkurangnya
tergantung pada aktiva berupa
metode pengakuan piutang di dalam
thd kerugian neraca pada akhir
piutang. tahun. 
Perlakuan akunt untuk penerimaan piutang yg sudah
dihapuskan dpt dikelompokkan ke dalam 2 kategori :
a. jika kepastian dari piutang yang telah dihapuskan akan
diterima pembayarannya tjd dalam thn buku ys sm dgn
penghapusannya, maka besar uang yg akan diterima dlm
transaksi diperlakukan sbg pengurang ( di kredit ) pada
rekening kerugian piutang
b. Jika kepastian dari piutang tlh dihapuskan akan
diterima pembayarannya tjd dlm tahun2 buku berikutnya
sejak jumalh piutang dihapuskan, maka besar uang yg
diterima dlm transaksi diperlakukan sbg pendapatan lain2.
Metode Cadangan
Penerimaan Piutang yang sudah dihapuskan Perlakuan akunt
untuk peneriaman pem,bayaran piutang dagang telah
dihapuskan tergantung pada metode yg digunakan dalam
mengakui kerugian piutang sbg beban atau biaya, yaitu :
metode penghapusan langsung atau metode cadangan.
metode penentuan jumlah taksiran kerugian sbb :
a. berdasarkan persentase tertentu dari hasil penjualan
b. berdasar saldo dan atau analisis umur piutang.

Pelanggan dengan saldo kredit


Apabila di antara debitur terhadap salah 1 atau lebih mempunyai saldo kredit,
maka penyajiannya di dalam neraca piutang dagang harus dipisahkan dari
debitur yang bersaldo kredit.
 
Retur Penjualan
adalah suatu kelonggaran yang diberikan kepada para
pelanggan untuk mengembalikan barang-barang yang sudah
mereka beli.
 Seperti halnya potongan penjualan,retur penjualan harus dikurangkan dari hasil
penjualan.Adanya retur penjualan mengakibatkan tidak semua jumlah harga yang
dibebankan kepada pelanggan di dalam transaksi penjualan secara kredit akan
dapat direalisasikan.Retur penjualan tidak hanya mempengaruhi piutang dagang
dan hasil penjualan,namun juga persediaan dan harga pokok penjualannya.Jika
terhadap hasil penjualan dan piutang dagang dipertimbangkan adanya
kemungkinan retur penjualan,maka sebagai konsekuensinyaharus dipertimbangkan
efeknya terhadap harga pokok penjualandan persediaan.Mengurangkan taksiran
retur penjualan dari hasil penjualan dan piutang dagang tanpa diikuti oleh
pengurangan sebesar harga pokok penjualannya dan memperhitungkan efeknya
terhadap persediaan akhir periode jelas tidak dibenarkan.
Karena akan menimbulkan problem di dalam menyangkut
penyajian persediaan di dalam neraca.Sebelum terjadi retur
penjualan,jelas hak milik atas barang tidak lagi berada pada
perusahaan,sehingga tidak selayaknya barabg-barang tersebut
disajikan sebagai sebagai persediaan di dalam neraca.Prosedur
akuntansi akan menjadi sangat komplek terutama apabila
perusahaan menggunakan system perpetual untuk akuntansi
persediaannya.Pengakuan adanya retur penjualan sebagai
pengurangan hasil penjualan hanya dilakukan terbatas pada retur
penjualan yang sesungguhnya terjadi dalam periode akuntansi
yang bersangkutan,tanpa membedakan apakah retur penjualan
berasal dari penjualan dalam tahun berjalan atau dari penjualan
dalam tahun sebelumnya.
Apabila menurut perjanjian diperkenankan terjadinya retur penjualan
setelah pembayaran atas harga barang yang dijual atau diterima dari
pelanggan,maka sebesar penerimaan kas untuk barang-barang tersebut
harus dikembalikan kepada debitur yang bersangkutan.Jika keadaan
terjadi dan pembayaran oleh debitur dilakukan dengan menggunakan
kesempatan potongan (tunai) yang ditawarkan,maka diperlukan
pembatalan terhadap sebagian potongan penjualan yang sudah
dicatat.Berarti hasil penjualan sebagian basis perhitungan potongan
penjualan menjadi berkurang,sehingga tidak tepat apabila potongan
penjualan tetap dilaporkan sebesar jumlah yang dihitung berdasar
hasil penjualan bruto sebelum dikurangi dengan retur
penjualan.Sebagai contoh,apabila dari penjualan kepada seorang
pelanggan dengan harga faktur Rp.1.000.000,00 dan telah dibayar
dengan mendapatkan potongan tunai sebesar 2%,kemudian diterima
kembali 25% dari barang-barang tersebut sebagai retur
penjualan.Kepada pelanggan terkait harus dikembalikan seluruh harga
barang yang sudah diterima pembayarannya.
Dalam hal ini,perusahaan telah menerima pembayaran sebesar
harga jual minus potongan tunai yang didapat oleh
pelanggan,terkait sebagai berikut:

Deskripsi 100% harga faktur 25% harga faktur


Harga menurut faktur penjualan Rp. 1.000.000 Rp. 250.000

Potongan tunai Rp. 20.000 -


Diterima kas Rp. 980.000 Rp. 245.000
Pot. penjualan - Rp. 245.000

Pembayaran kembali kepada pelanggan sebesar Rp.245.000,00 = (98% x


Rp.250.000,00 ) oleh perusahaan akan dicatat sebagai berikut:

Tgl Rekening dan Deskripsi Debit Kredit

  Retur Penjualan Rp.250.000,00 -


  Kas,Bank - Rp.245.000,00
  Potongan Penjualan - Rp. 5.000,00
BIAYA ANGKUT PENJUALAN

Kadang-kadang perusahaan menjual barang-barangnya dengan syarat


penyerahan barang di gudang atau alamat pembeli,tetapi dengan persetujuan
kedua pihak.Pembeli diharuskan membayar biaya angkut barang tersebut
kepada perusahaan pengangkutan umum pada saat barang diterima
olehnya.Biaya angkut yang dibayarkan oleh pembeli nantinya harus
diperhitungkan (dikurangkan) dari jumlah yang dibebankan kepadanya pada
saat yang bersangkutan membayar harga barang-barang yang
dibelinya.Pengakuan biaya angkut penjualan ini sangat penting dalam rangka
penentuan laba/rugi periodic karena seperti halnya kerugian piutang,biaya
angkut penjualan merupakan biaya yang harus dibebankan kepada hasil
penjualannya.Untuk itulah suatu cadangan biaya angkut penjualan perlu
dibentuk sebagai rekening penilaian terhadap piutang dagang agar penyajian di
dalam neraca dapat mencerminkan sebesar nilai realisasi netonya.Sebagai
contoh,suatu perusahaan mempunyai piutang sebesar Rp.1.000.000,00 pada
akhir tahun,dengan biaya angkut penjualan sebesar Rp.25.000,00 yang menjadi
tanggungan perusahaan.
Maka neraca pada akhir tahun akan tampak sebagai berikut:
 
Tgl Rekening dan Deskripsi Debit Kredit

  Kas Rp.975.000,00 -
  Biaya Angkut Penjualan Rp. 25.000,00 -
  Piutang Dagang - Rp.1.000.000,00

Piutang dagang adalah bagian dari siklus operasi normal suatu kegiatan bisnis
perusahaan.Pada mulanya,penggunaan piutang dagang untuk mendapatkan kas
segera sebelum jatuh tempo hanya dilakukan secara terpaksa karena perusahaan
mengalami kesulitan finansial atau likuiditas.Namun,dewasa ini penggunaan
piutang dagang untuk memperoleh kas segera sebelum jatuh tempo menjadi
semakin populer.
Ada 3 alternatif untuk mengkonversikan
piutang dagang menjadi kas segera sebelum
jatuh tempo,yaitu:
Menggunakan piutang dagang sebagai jaminan
atau kolateral atas pinjaman(Assignment of
receivables)
Mengalihkan hak untuk memperoleh
pembayaran dari piutang dagang kepada faktor
atau menjual piutang tanpa recource (factoring
of account receivable)
Menjual piutang dengan recource (transfer of
receivables with resource)-kombinasi antara
assignment dan factoring receivables.
PENGGUNAAN PIUTANG DAGANG UNTUK
MENDAPATKAN KAS
Piutang dagang adalah bagian dari siklus
operasi normal suatu kegiatan bisnis
perusahaan.Ada 3 alternatif untuk
mengkonversikan piutang dagang menjadi kas
segera sebelum tanggal jatuh tempo,yaitu:
1.menggunakan piutang dagang sebagai PENENTUAN
jaminan atau kolateral atas pinjaman RATA-RATA
(assignment of receivables). JATUH TEMPO
2.Mengalihkan hak untuk memperoleh Rata-rata
pembayaran dari piutang dagang kepada factor tanggal jatuh
atau menjual piutang tanpa recource (factoring tempo=
of account receivable).
(rata-rata masa
3.Menjual piutang dengan recourse (transfer of
peredaran) + (10
receivables with recource).
hari)
PENGALIHAN HAK ATAS PIUTANG DENGAN RECOURSE
Standar akuntansi yang digunakan dalam hal ini menyatakan
bahwa pengalihan hak atas piutang dengan recourse harus
diperlakukan sebagai suatu transaksi penjualan apabila memenuhi
3 kondisi,yaitu:
1.Pihak yang mengalihkan hak atas piutang menyerahkan
melepaskan hak penguasaan atas manfaat potensial yang melekat
pada piutang.
2.Kewajiban dari pihak yang mengalihkan hak atas piutang
berdasar recourse provisions dapat ditentukan jumlahnya secara
layak.
3.Pihak yang menerima pengalihan hak atas piutang tidak bias
menuntut kepada pihak yang mengalihkan hak atas piutang untuk
membayar atau membeli kembali piutang,kecuali sudah
ditetapkan dalam recourse provisions.
Wesel, promes atau aksep merupakan pernyataan
tertulis dari satu pihak kepada pihak lain yang
berisi kesangggupan untuk membayar sejumlah
uang pada tanggal tertentu dimasa yang akan
datang.
Tanggal jatuh tempo dan peredaran masa
peredaran
Ketentuan tanggal jatuh tempo dapat dinyatakan :
1. pada tanggal tertentu yang dinyatakan dalam wesel
2. atas permintaan / penyerahan wesel
setelah jangka waktu tertentu yang dinyatakan
berlaku
Penilaian Umum
Piutang wesel, promes, atau aksep
harus dicatat dan disajikan didalam
neraca sebesar nilai tunai dari nilai jatuh
temponya. Dalam hal piutang wesel
berasal dari transaksi pinjaman, nilai
tunai wesel adalah sama dengan jumlah
uang yang diterima oleh peminjam.
Dalam hal piutang wesel diperoleh dari
transaksi penjualan, penyerahan atau
pertukaran barang/ jasa, maka nilai tunai
wesel adalah harga pasar barang/ jasa
pada saat tejadi transaksi pertukaran.
Perbedaaan / selisih antara nilai tunai
wesel dengan nilai jatuh tempo harus
diakui sebagai pendapatan bunga.
Wesel, promes, atau aksep dengan bunga
adalah kesanggupan secara tertulis untuk
membayar sejumlah nilai nominal wesel,
promes, atau aksep.
Penilaian Khusus
Standar akuntansi ( APB Opinion no 21) menetapkan metode – metode
penilaian – penilaian khusus atas utang dan piutang, terutama selain yang
bersal dari transaksi pembelian dan penjualan dalam rangka operasi
normal perusahaan termasuk utang dan piutang yang berasal dari
transaksi peminjaman, pertukaran dengan barang/ jasa, serta transaksi
pembelian / penjualan.
Diantara penilaian – penilaian khusus tersebut akan dikemukakan :
1. pertukaran wesel dengan kas
jika piutang wesel diperoleh dari transaksi pinjaman / pertukaran wesel
dengan kas tanpa ketentuan lain yang menyertainya
2. pertukaran wesel dengan barang / jasa
jika piutang wesel diperoleh dari pertukaran dengan barang/ jasa dalam
suatu transaksi yang terjadi antara dua pihak yang independen, maka
nilai tunai wesel biasanya ditengarai oleh jangka waktu atau masa
peredaran wesel atau dokumen – dokumen pendukungnya.
  Menentukan suku Penggunaan piutang
bunga implisit wesel untuk
Nilai tunai wesel harus mendapatkan kas
ditentukan berdasar Keunggulan piutang dalam
suku bunga yang wajar. bentuk wesel adalah
Suku bunga yang tidak kemampuannya dapat
wajar disebut suku segera diuangkan tanpa
bunga efektif/ suku harus menunggu sampai
dengan tanggal jatuh
bunga implisit. Suku temponya.
bunga implisit harus
Sebagai konsekuensi dari
ditentukan pada tanggal penjualan wesel sebelum
terjadinya transaksi tanggal jatuh temponya
pertukaran dan tidak adalah hasil penjualan
perlu disesuaikan yang kurang/ lebih rendah
selama masa peredaran dari nilai jatuh temponya.
wesel
Besar kecilnya diskonto
tergantung :
1. nilai jatuh temponya wesel
2. suku bunga diskonto
3. jangka waktu yang tercakup
dalam perhitungan diskonto
Rumus matematis :
Diskonto = nilai jatuh tempo
x suku bunga diskonto x
masa bunga diskonto
Penerimaan kas = nilai jatuh
tempo – suku bunga
diskonto
Prosedur akuntasi piutang wesel yang didiskontokan
Terdapat 2 alternatif metode akuntansi untuk
pendiskontoan :
1.memperlakukan transaksi pendiskontoan wesel
sebagai transaksi pinjaman
2.memperlakukan transaksi pendiskontoan wesel
sebagai transaksi penjualan
jika piutang wesel didiskontokan tanpa recourse-bank
menanggung resiko tidak tertagihnya wesel oleh
pelanggan, maka harus diperlakukan sebagai transaksi
penjualan dapat dikatakan sebagai identik transaksi
anjak piutang.
Selamat Belajar
Baca buku Akuntasi Keuangan Harnanto

Anda mungkin juga menyukai