Anda di halaman 1dari 35

BAB 2

PIUTANG USAHA DAN WESEL


TAGIH

Ratna Herawati S.E., M.Si.


Penggolongan Piutang

Piutang usaha atau wesel tagih dihasilkan dari


penjualan secara kredit.

Istilah piutang mencakup seluruh uang yg


diklaim terhadap entitas lain, termasuk
perorangan, perusahaan, dan organisasi lain.

Piutang-piutang ini biasanya merupakan


bagian yg signifikan dari total aset lancar.
Piutang Usaha

 Transaksi paling umum yg menghasilkan piutang adalah


penjualan barang atau jasa secara kredit.
 Piutang dicatat sebagai debit pada akun Piutang Usaha.
 Piutang usaha semacam ini biasanya diharapkan dpt ditagih
dlm waktu dekat, misalnya 30 atau 60 hari.
 Piutang ini digolongkan sebagai aset lancar di laporan posisi
keuangan.
Wesel Tagih

 Wesel tagih merupakan pernyataan jumlah utang pelanggan


dalam bentuk tertulis yg formal.
 Selama diharapkan dapat ditagih dalam waktu setahun,
digolongkan sebagai aset lancar.
 Wesel tagih dapat digunakan juga untuk melunasi piutang
pelanggan.
 Wesel tagih dan piutang usaha yg dihasilkan dari transaksi
penjualan kadang disebut piutang dagang.
Piutang Lainnya

Piutang lainnya termasuk piutang bunga, piutang pajak, dan


piutang karyawan atau pekerja, biasanya dikelompokkan
secara terpisah di laporan posisi keuangan.

Jika piutang tsb diharapkan akan ditagih dlm waktu satu


tahun, maka digolongkan sebagai aset lancar.

Jika diperkirakan tertagih lebih dari setahun, maka


digolongkan sebagai aset tidak lancar dan dilaporkan di
bawah pos Investasi .
Piutang Tak Tertagih (1)

 Sebagian dari penjualan secara kredit tidak akan bisa ditagih.


 Beban operasi yg dicatat dari piutang tak tertagih disebut
beban piutang tak tertagih (bad debt expense), atau beban
piutang ragu-ragu (uncollectible accounts expense, or
doubtful accounts expense).
Piutang Tak Tertagih (2)

 Beberapa indikasi bahwa suatu piutang tidak dapat tertagih,


diantaranya adalah:

Pelanggan tidak
Saat piutang sudah menanggapi usaha
Pelanggan pailit.
jatuh tempo. perusahaan untuk
menagih.

Kegagalan dalam
Usaha pelanggan mencari lokasi atau
tutup. menghubungi
pelanggan.
Piutang Tak Tertagih (3)

Metode
Penghapusa • Mencatat beban piutang tak
n Langsung tertagih hanya pada saat
(The direct suatu piutang dianggap
write-off benar-benar tak tertagih.
method)
Metode • Mencatat beban piutang tak
Penyisihan tertagih dengan
(The mengestimasi jumlah
allowance piutang tak tertagih pada
method) akhir periode akuntansi.
Metode Penghapusan Langsung untuk
Piutang Tak Tertagih (1)

 Pada metode ini, beban piutang tak tertagih tidak akan dicatat
sampai piutang pelanggan dianggap benar-benar tidak bisa
ditagih .
 Diasumsikan piutang sebesar Rp4.200.000 atas nama Siska
Amalia diputuskan tidak dapat ditagih.
 Ayat jurnal untuk menghapus piutang tak tertagih adalah sbb:
Metode Penghapusan Langsung untuk
Piutang Tak Tertagih (2)

 Piutang usaha yg telah terhapus mungkin dapat ditagih kemudian.


Dalam kasus tsb, piutang akan dicatat kembali dgn sebuah ayat
jurnal yg membalik ayat jurnal penghapusan piutang.
 Kas yg diterima dlm pembayaran kemudian dicatat sbg penerimaan
atas pembayaran piutang.
 Diasumsikan bahwa utang Siska Amalia sebesar Rp4.200.000 yg
dihapus pd tgl 10 Mei, ternyata dpt ditagih pada tgl 21 November.
Metode Penyisihan untuk Piutang Tak
Tertagih (1)

Berdasarkan estimasi
Mengestimasi jumlah
tsb, beban piutang tak
piutang yg tidak dapat
tertagih kemudian
ditagih setiap akhir
dicatat dgn ayat jurnal
periode akuntansi.
penyesuaian.
Metode Penyisihan untuk Piutang Tak
Tertagih (2)
 Diasumsikan bahwa Karya Mandiri memulai operasinya pada 1
Agustus.
 Pada periode akuntansinya yg berakhir tgl 31 Desember 2015,
Karya Mandiri memiliki saldo piutang usaha sebesar
Rp200,000,000.
 Berdasarkan data industri sejenis, pada 31 Desember Karya
Mandiri mengestimasi sebesar Rp30,000,000 dari piutang
usahanya yg tdk akan dapat ditagih. Akan tetapi, Karya Mandiri
belum mengetahui piutang pelanggan mana yg dianggap tak
tertagih. Sebagai gantinya, akun kontra aset, penyisihan piutang
tak tertagih (allowance for doubtful accounts) dikreditkan.
Metode Penyisihan untuk Piutang Tak
Tertagih (3)
 Dengan menggunakan estimasi sebesar Rp30.000.000, ayat
jurnal penyesuaian berikut ini dibuat pada tgl 31 Desember
2015:
Penghapusan Langsung ke Akun Penyisihan
Piutang Tak Tertagih (1)

 Saat piutang pelanggan diputuskan sbg tak tertagih, piutang


akan dihapus langsung ke akun Penyisihan Piutang Tak
Tertagih (allowance for doubtful accounts).
 Sebagai contoh, pada tgl 21 Januari 2016, piutang Johan Putra
sebesar Rp6,000,000 kepada Karya Mandiri dihapus sbb:
Penghapusan Langsung ke Akun Penyisihan
Piutang Tak Tertagih (2)

 Pada akhir periode, Allowance for Doubtful Accounts


(penyisihan piutang tak tertagih) biasanya akan tetap memiliki
saldo karena akun ini dibuat berdasarkan estimasi.
 Akun penyisihan piutang tak tertagih akan memiliki saldo
kredit pada akhir periode jika jumlah penghapusan piutang
selama periode tsb lebih kecil daripada saldo awal.
 Sebaliknya, akun ini akan bersaldo debet jika jumlah
penghapusan piutang lebih besar daripada saldo awal.
Penghapusan Langsung ke Akun Penyisihan
Piutang Tak Tertagih (3)

 Diasumsikan selama tahun 2016 Karya Mandiri menghapus


piutang tak tertagih sebesar Rp26,750,000, termasuk piutang
Johan Putra sebesar Rp6,000,000 yg telah dicatat pada tgl 21
Januari.
 Penyisihan piutang tak tertagih akan memiliki saldo kredit
sebesar Rp3,250,000 (Rp30,000,000 – Rp26,750,000).
Penghapusan Langsung ke Akun Penyisihan
Piutang Tak Tertagih (4)

 Namun jika Karya Mandiri menghapus piutang tak tertagih


sebesar Rp32,100,000 selama tahun 2016, maka penyisihan
piutang tak tertagih akan bersaldo debet sebesar Rp2.100.000

 Perhatikan bahwa saldo akun penyisihan piutang tak tertagih


(saldo kredit Rp3,250,000 dan saldo debet Rp2,100,000) dalam
ilustrasi sebelumnya merupakan saldo sebelum ayat jurnal
penyesuaian pada akhir periode. Setelah ayat jurnal penyesuaian,
penyisihan piutang tak tertagih harus selalu bersaldo kredit, yaitu
saldo normal akun ini.
Tertagihnya Piutang yang Telah Dihapus

 Diasumsikan piutang Nina Setiawati sebesar Rp5,000,000


yang dihapus pada tgl 2 April, ternyata dpt ditagih pada tgl
10 Juni. Karya Mandiri membuat jurnal untuk mencatat
kembali piutang yg telah dihapus sbb:
Mengestimasi Jumlah Piutang Tak Tertagih

 Dua metode yg biasa digunakan dlm mengestimasi jumlah


piutang tak tertagih adalah sbb:

Metod Metod
e e
persent analisi
ase s
penjual piutan
an g
Metode Persentase Penjualan (1)

Jika porsi penjualan


kredit terhadap
Beban piutang tak
penjualan relatif
tertagih dpt diestimasi
konstan, maka
sbg persentase dari
persentase dari
penjualan kredit.
penjualan dpt
digunakan.
Metode Persentase Penjualan (2)

 Diasumsikan pada tgl 31 Desember 2016, data dari Karya Mandiri


sebelum adanya penyesuaian:
Saldo piutang usaha Rp 240.000.000
Saldo penyisihan piutang tak tertagih 3.250.000 (Kr.)
Total penjualan kredit 3.000.000.000
% beban piutang tak tertagih thd penj. kredit ¾%

 Beban piutang tak tertagih sebesar Rp22,500,000 adalah sbb:

Beban piutang tak tertagih = Penjualan kredit x Persentase beban


piutang tak tertagih terhadap penjualan kredit
Beban piutang tak tertagih = Rp3.000.000.000 x ¾% = Rp22.500.000
Metode Persentase Penjualan (3)

 Jurnal penyesuaian untuk piutang tak tertagih pada 31


Desember 2016 adalah sbb:
Metode Persentase Penjualan (4)

 Setelah ayat jurnal penyesuaian sebelumnya dipindahkan ke


buku besar:
Metode Analisis Piutang (1)

Metode analisis piutang


berdasarkan pada asumsi
bahwa semakin lama
piutang tdk dilunasi,
semakin kecil kemungkinan
piutang akan tertagih.
Metode Analisis Piutang (2)

Langka • Menentukan tgl jatuh tempo untuk setiap akun


h 1 piutang pelanggan.

Langka • Menentukan jumlah hari suatu piutang yg telah


h2 lewat jatuh tempo.

Langka • Setiap akun ditempatkan pada setiap kelompok


h3 umur berdasarkan tgl lewat jatuh temponya.
Metode Analisis Piutang (3)

Langka • Menentukan jumlah setiap kelompok umur.


h4

• Jumlah setiap kelompok umur kemudian dikalikan


Langka dgn persentase estimasi piutang tak tertagih untuk
h5 kelompok tsb.

• Total estimasi piutang tak tertagih ditentukan dgn


Langka menjumlahkan piutang tak tertagih di setiap
h6 kelompok umur.
Metode Analisis Piutang (4)

 Diasumsikan bahwa Karya Mandiri menggunakan metode analisis piutang.


 Karya Mandiri menyiapkan daftar umur piutang untuk piutang usaha sebesar
Rp240,000,000 pada 31 Desember 2016.
Metode Analisis Piutang (5)

 Membedakan nilai estimasi sebesar Rp26,490,000 dgn saldo


sebelum penyesuaian akun Penyisihan Piutang Usaha
menentukan jumlah penyesuaian untuk Beban Piutang Tak
Tertagih.
 Karya Mandiri memiliki saldo kredit untuk penyisihan
piutang usaha yg belum disesuaikan sebesar Rp3,250,000.
Metode Analisis Piutang (6)

 Setelah ayat jurnal penyesuaian tsb diposting ke buku besar,


maka saldo:
 Beban piutang tak tertagih : Rp23,240,000.
 Penyisihan piutang tak tertagih : Rp26,490,000, dan
 Nilai neto realisasi piutang usaha: Rp213,510,000
(Rp240,000,000 – Rp26,490,000).
Membandingkan Metode Estimasi
Membandingkan Metode Penghapusan
Langsung dgn Metode Penyisihan (1)

 Sebagai dasar ilustrasi, berikut catatan PT Cakrawala untuk


tahun yg berakhir 31 Desember 2015:
1 Mar. Menghapus piutang Cindy, Rp3.650.000.
12 Apr. Menerima pembayaran sebagian piutang Rp2.250.000 dari total piutang
Clara Rp5.500.000, dan menghapus sisa piutang tak tertagih.
22 Juni. Menerima pembayaran piutang sebesar Rp3.650.000 dari Cindy yg telah
dihapus tgl 1 Maret.
7 Sept. Menghapus piutang berikut yg dianggap tak tertagih:
Yudi 1.100.000 Sri 1.360.000
Bayu 2.220.000 Arief 990.000
Sinta 775.000
31 Des. PT Cakrawala menggunakan metode persentase penjualan kredit untuk
mengestimasi beban piutang tak tertagih. Berdasarkan sejarah dan rata-rata industri
1,25% dari penjualan kredit dianggap tdk akan tertagih. PT Cakrawala mencatat
penjualan kredit selama tahun 2015 sebesar Rp3.400.000.000.
Membandingkan Metode Penghapusan
Langsung dgn Metode Penyisihan (2)
Karakteristik Wesel Tagih

1. Surat ditandatangani oleh orang atau perusahaan yg membuat janji


(maker).
2. Pihak yg berhak menerima uang dari wesel tagih disebut penerima
pembayaran (payee).
3. Nilai nominal (face amount) merupakan jumlah saat wesel disepakati
di awal.
4. Tanggal penerbitan (issuance date) merupakan tanggal saat wesel
diterbitkan.
5. Tanggal jatuh tempo (due date) merupakan tanggal saat wesel harud
dibayar.
6. Periode wesel tagih merupakan periode waktu antara tgl penerbitan
dan tgl jatuh tempo.
7. Tingkat bunga (interest rate) merupakan tingkat bunga yg harus
dibayarkan atas nilai nominal pada perjanjian wesel tagih.
Contoh Wesel Tagih
Contoh Wesel Tagih

 Bunga wesel dihitung sbb:


Bunga = Nilai Nominal × Tingkat Bunga × (Periode/360
hari)
 Tingkat bunga dinyatakan dlm tahunan sementara periode
dinyatakan dalam hari, sehingga bunga dlm contoh sbb :
Bunga = Rp2,000,000 × 10% × (90/360) = Rp50,000
 Jumlah yg harus dibayar saat jatuh tempo disebut nilai jatuh
tempo, terdiri atas pokok wesel dan bunga yaitu sebesar
Rp2,050,000 (Rp2,000,000 + Rp50,000).

Anda mungkin juga menyukai