Anda di halaman 1dari 36

Penarikan Sampel Audit I : Aplikasi

Attributes Sampling untuk Tes


Pengendalian​
Chintia Novela C. S. 185030201111042

Rahma Aurellya 185030207111004

Bernadetha Eveline G. P. 185030207111011

Rania Rahmanitya P. W. 185030207111079


Defenisi Penarikan Sampel

Penarikan sampel audit adalah aplikasi suatu prosedur audit terhadap kurang daripada
100 persen dari unsur di dalam suatu saldo akun atau golongan transaksi untuk tujuan
pengevaluasian beberapa karakteristik saldo atau golongan transaksi. ​
Ada 3 kondisi yang harus dipenuhi untuk mengadakan penarikan sampel audit:​
1. kurang daripada 100 persen populasi mestilah diperiksa.​
2. hasil sampel haruslah diproyeksikan sebagai karakteristik populasi. ​
3. proyeksi hasil sampel harus dibandingkan dengan saldo akun yang ditentukan
klien guna menetukan apakah akan menerima atau menolak saldo klien, atau
proyeksi hasil sampel harus dipakai untuk megevaluasi efektif tidaknya
prosedur pengendalian. ​
Populasi audit dapat terdiri atas semua unsur di dalam sebuah golongan transaksi,
seperti penjualan kredit selama periode tertentu, atau semua unsur di dalam sebuah
saldo akun, seperti akun piutang usaha. ​
PENARIKAN SAMPEL STATISTIKAL

Merupakan rencana penarikan sampel yang memakai hukum probabilitas


untuk membuat pernyataan atau generalisasi terhadap suatu populasi.
Penarikan sampel statistikal memakai ancangan matematis untuk mengambil
kesimpulan yang melibatkan komputasi banyaknya sampel, nilai populasi, dan
kisaran presisi, dengan suatu parameter yang berhubungan dengan keandalan
dan presisi yang dibutuhkan. Pendekatan penarikan sampel statistikal haruslah
memenuhi 2 syarat berikut:​
● Sampel, yang diproyeksikan sebagai karakteristik populasi, semestisnya
mempunyai probabilitas seleksi yang diketahui (yakni, sampel haruslah
diperkirakan representative)​
● Hasil sampel haruslah dievaluasi secara kuantitatif dan matematis.​
Penarikan sampel memampukan auditor untuk mengatur dan mengendalikan
risiko penarikan sampel. Melalui teknis penarikan sampel, auditor sanggup
menentukan di muka risiko penarikan sampel yang mereka kehendaki dalam hasil
sampel mereka, dan selanjutnya menghitung banyaknya sampel yang
mengendalikan risiko penarikan sampel pada tingkat yang dikehendaki. Karena
teknik penarikan sampel berlandaskan pada hukum probabilitas, auditor mampu
mengendalikan luas risiko penarikan sampel dalam menyandarkan diri pada hasil
sampel. Dengan demikian, penarikan sampel statistikal dapat menolong auditor
dalam ​
1. Merancang sampel yang efisien, ​
2. Mengukur kecukupan bukti yang diperoleh, dan​
3. Mengevaluasi secara obyektif hasil sampel.​
Keunggulan utama penarikan sampel statistikal adalah kesempatan untuk
menentukan banyaknya sampel minimal yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan
tes audit dan kesempatan untuk menyatakan hasil secara kuantitatif. ​
PENARIKAN SAMPEL NONSTATISTIKAL
● Penentuan banyaknya sampel atau pemilihan unsur-unsur yang disampel
dengan memakai pertimbangan professional ketimbang konsep probabilitas.
Jikalau sampel yang diproyeksikan ke populasi atau digeneralisasikan sebagai
karakteristik populasi tidak memenuhi kedua persyaratan untuk penarikan
sampel statistikal, maka sampel tersebut merupakan sampel nonstatistikal. ​
● Populasi yang kecil, atau populasi yang mengandung unsur-unsur yang tidak
mudah diakses oleh auditor, seringkali lebih kondusif bagi aplikasi teknik
penarikan sampel nonstatistikal. ​
● Dalam sampel nonstatistikal, auditor menaksir risiko penarikan sampel
dengan memakai pertimbangan professional ketimbang memakai teknik
statistikal. Hal ini tidak berarti bahwa sampel nonstatistikal merupakan
sampel yang dipilih secara serampangan. ​
Penarikan sampel : Teknik Statistikal & Teknik
Nonstatistikal​
PENARIKAN SAMPEL AUDIT DAN RISIKO AUDIT

Tatkala auditor menyampaikan opini terhadap laporan keuangan klien, dia menyatakan
keyakinan memadai (reasonable assurance), ketimbang kepastian mutlak mengenai
keandalan laporan keuangan. Justifikasi terhadap keyakinan yang memadai, namun
bukan suatu kepastian, bertumpu pada standar pekerjaan lapangan yang ketiga: “Bukti
audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan
keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas
laporan keuangan yang diaudit.” ​
Sekiranya auditor tidak mampu menjustifikasi penerimaan risiko tertentu, maka biaya
audit akan menjadi hambatan disebabkan sangat banyaknya transaksi yang harus
diperiksa satu per satu. Penarikan sampel tidak akan dibenarkan tanpa adanya konsep
keyakinan memadai.
RISIKO AUDIT
Merupakan risiko bahwa auditor akan memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified
opinion) secara keliru atas laporang keuangan yang sebenarnya secara material disajikan keliru. Risiko audit
pada umumnya merupakan gabungan 3 risiko berikut:​
● Salah saji material (kesalahan dan kecurangan) yang terjadi pada laporan keuangan (risiko
inheren/bawaan)​
● Sistem pengendalian internal gagal mendeteksi dan mengoreksi salah saji (risiko pengendalian)​
● Auditor gagal mendeteksi salah saji (risiko deteksi)​
Risiko audit dapat dinyatakan sebagai berikut:​
RA = RB x RP x RD​
dimana: ​
RA = Risiko Audit keseluruhan​
RB = Risiko Bawaan (probabilitas salah saji material)​
RP = Risiko Pengendalian (probabilitas kegagalan pengendalian internal)​
RD = Risiko Deteksi (probabilitas kegagalan auditor)
Risiko Penarikan Sampel

● Risiko penarikan sampel mengacu kepada kemungkinan bahwa sampel


yang ditarik tidak mewakili populasi sehingga - sebagai - akibatnya -
auditor akan mengambil kesimpulan yang keliru mengenai saldo akun
atau golongan transaksi berdasarkan sampel.​
● Tingkat kesalahan penarikan sampel: perbedaan antara tarif
sesungguhnya atau jumlah dalam populasi yang diindikasikan oleh
sampel.​
● Penyisihan atau cadangan risiko penarikan sampel: angka yang dipakai
untuk membuat suatu kisaran, ditentukan oleh batas (+) atau (-) dari hasil
sampel, yang didalamnya terletak nilai sebenarnya karakteristik populasi
yang sedang diukur. ​
Ada dua cara untuk mengendalikan risiko penarikan sampel: dengan
menyesuaikan banyaknya sampel dan dengan memakai metode
pemilihan unsur sampel yang tepat dari populasi. ​
1. Dengan meningkatkan banyaknya sampel akan mengurangi
risiko penarikan sampel, demikian sebaliknya.​
2. Dengan memakai metode penarikan sampel yang tepat akan
memastikan keterwakilan secara memadai. ​
Risiko Bukan Penarikan Sampel

● Risiko bukan penarikan sampel terjadi manakala tes audit gagal


mengungkapkan adanya penyimpangan dalam sampel.​
● Risiko bukan penarikan sampel disebabkan oleh kesalahan manusia
(human error), sedangkan risiko penarikan sampel disebabkan oleh
kesempatan (chance). ​

Contoh risiko bukan penarikan sampel meliputi:​
● Perencanaan yang tidak memadai atau definisi deviasi / salah saji
yang menyebabkan auditor melewatkan suatu deviasi atau salah
saji.​
● Pelanggan mengembalikan konfirmasi piutang usaha yang
menyatakan bahwa saldonya sudah benar, padahal saldo
sesungguhnya kurang.​
● Staf auditor tidak melaksanakan prosedur yang penting dalam
sebuah program audit karena tekanan waktu audit.​
Ketidakpastian yang berkaitan dengan risiko bukan penarikan sampel dapat
dikendalikan melalui pelatihan yang memadai, perencanaan audit yang
benar, dan pengawasan yang efektif.​
TEKNIK PENARIKAN SAMPEL STATISTIKAL

Rencanan penarikan sampel dapat digunakan untuk menaksir banyak


karakteristik yang berbeda dari populasi, namun setiap taksiran biasanya
meliputi: (1) Tingkat Keterjadian atau (2) Kuantitas numeris. ​

Terminologi penarikan sampel yang berhubungan dengan tingkat keterjadian


disebut atribut, adapun kuantitas numeris disebut variabel. ​

Terdapat dua rencana penarikan sampel statistikal: attribute sampling dan


variable sampling.​
Attribute Sampling​

Attribute sampling merupakan metode penarikan sampel statistikal yang


dipakai untuk mengestimasi tingkat (persentase) kejadian kualitas (atribut)
tertentu dalam suatu populasi. Attribute sampling kerap kali dipakai dalam
pelaksanaan pengujian pengendalian. ​

Dalam aplikasi attribute sampling, setiap kejadian (deviasi) diberi perlakuan


yang sama dalam evaluasi statistikal auditor, terlepas dari nilai rupiah
penyimpangan yang terjadi.
Discovery Sampling

Discovery sampling (penarikan sampel penemuan) biasanya diterapkan tatkala


auditor memprediksi adanya deviasi (keterjadian) sangat sedikit (mendekati nol).​

Pada saat memakai discovery sampling, auditor membentuk sejumlah sampel


sehingga sampel tersebut akan mencakup paling tidak sebuah contoh deviasi
seandainya deviasi itu terjadi didalam populasi pada tingkat yang ditentukan. ​

Teknik ini dipakai manakala atribut yang sedang diuji adalah sedemikian
pentingnya sehingga sebuah deviasi/kelainan saja yang ditemukan dalam sampel
memiliki signifikasi audit. ​
Discovery sampling dapat bermanfaat manakala auditor:​
● Memeriksa populasi yang banyak yang terdiri atas unsur-unsur yang
mengandung risiko pengendalian yang sangat tinggi​
● Mencurigai terjadinya ketidakberesan.​
● Mencari bukti tambahan dalam kasus tertentu guna menentukan
apakah ketidakberesan yang diketahui merupakan kejadian terpisah
ataukah bagian dari pola yang berulang-ulang. ​
Untuk memakai discovery sampling, auditor harus menentukan:​
● Estimasi banyaknya populasi​
● Atribut yang akan dievaluasi​
● Tingkat deviasi yang dapat diterima maksimal​
● Tingkat keandalan yang dikehendaki
Sequential Sampling

Dalam rencana penarikan sampel sekuensial, sampel audit diambil dalam


beberapa tahap. Auditor mengawalinya dengan memeriksa sampel yang kecil.
Selanjutnya, dengan berdasarkan pada hasil sampel perdana ini, auditor
memutuskan apakah akan:​
1. Menaksir risiko pengendalian pada tingkat yang direncanakan​
2. Menaksir risiko pengendalian pada tingkat yang lebih tinggi daripada
yang direncanakan, atau​
3. memeriksa unsur sampel tambahan untuk menggali lebih banyak
informasi.
Probability-Proportionate-to-Size Sampling

PPS sampling memungkinkan auditor untuk menarik kesimpulan rupiah


mengenai jumlah nilai rupiah salah saji didalam suatu populasi. ​

Tidak sebagaimana halnya teknik variable sampling, yang terfokus pada unit
fisik populasi (seperti faktur penjualan ataupun voucher pengeluaran kas), PPS
sampling terfokus pada unit rupiah populasi. ​

Dalam PPS sampling setiap unti merupakan satuan penarikan sampel.


Variable Sampling

Variable sampling diterapkan manakala auditor ingin menarik suatu


kesimpulan rupiah ataupun kuantitatif mengenai suatu populasi. ​

Sebagai suatu teknik statistikal untuk mengestimasi nilai rupiah suatu saldo
akun, atau kuantitas tertentu, maka teknik ini biasanya oleh auditor dianggap
merupakan alat pengukuran yang berguna karena hasilnya disajikan dalam
jumlah moneter ketimbang dalam persentase frekuensi.
APLIKASI ATTRIBUTE SAMPLING UNTUK TES
PENGENDALIAN
Langkah-langkah dalam aplikasi attribute sampling untuk pengujian
pengendalian meliputi:​
● Menentukan tujuan audit.​
● Menetapkan populasi dan unit penarikan sampel.​
● Menentukan atribut.​
● Menentukan banyaknya sampel.​
● Menetapkan metode seleksi sampel.​
● Melakukan rencana penarikan sampel.​
● Mengevaluasi hasil sampel.
Menentukan Tujuan Audit

Tujuan penarikan sampel atribut adalah untuk mengevaluasi efektivitas desain


dan pelaksanaan pengendalian internal yang terhadapnya auditor bergantung
guna mengurangi risiko pengendalian dibawah maksimal. ​
Dengan demikian, auditor menilai deviasi ataupun kesalahan yang ada atas
pengendalian yang dipilih auditor untuk diuji.
Menetapkan Populasi dan Satuan Penarikan Sampel

Populasi terdiri atas unsur-unsur saldo akun atau golongan transaksi. Auditor
harus menentukan bahwa populasi dimana sampel dipilih adalah tepat untuk
tujuan audit khusus karena hasil sampel hanya bisa diproyeksikan ke populasi
dari dalamnya sampel tersebut ditarik / dipilih. ​

Keputusan lainnya yang harus diambil oleh auditor tatkal menentukan


populasi adalah periode (jangka waktu) yang akan dicakup oleh pengujian
yang dilaksanakannya.
Menentukan Atribut
● Karakteristik yang memberikan bukti bahwa suatu pengendalian benar-
benar berjalan
● Contoh dari atribut adalah keberadaan tanda tangan atau paraf orang yang
melaksanakan pengendalian pada dokumen yang benar
● Harus diidentifikasi untuk setiap pengendalian yang diperlukan dalam
upaya mengurangi resiko pengendalian untuk suatu asersi.
● Apabila sebuah unsur sampel tidak memiliki satu atau beberapa atribut,
maka unsur tadi disebut deviasi.
● Atribut dan kondisi deviasi perlu ditetapkan secara jelas supaya tidak
membingungkan staf auditor dalam mengambil keputusan sampel mana
yang menujukkan deviasi.
Menentukan Banyaknya Sampel

Dalam rangka menentukan banyaknya sampel untuk setiap atribut atau


pengendalian yang akan diuji, auditor harus menetapkan nilai numeris untuk
setiap faktor berikut:
● Risiko penarikan sampel untuk pengujian pengendalian
● Tingkat deviasi yang dapat diterima
● Tingkat deviasi populasi prediksian
● Banyaknya sampel
Risiko Penarikan Sampel untuk Tes Pengendalian
Ketika melaksanakan pengujian pengendalian, auditor memperhatikan dua
aspek resiko penarikan sampel:
1. Risiko penaksiran risiko pengendalian terlalu tinggi
2. Risiko penaksiran risiko pengendalian terlalu rendah
Tingkat efektivitas operasi sesungguhnya dari prosedur pengendalian adalah:

Sampel tes pengendalian menunjukkan Memadai untuk penaksiran tingkat risiko Tidak memadai untuk penaksiran
bahwa: pengendalian yang direncanakan tingkat risiko pengendalian yang
direncanakan

Taraf efektivitas operasi adalah memadai Keputusan yang benar Keputusan tidak benar (risiko penaksiran
risiko pengendalian terlalu rendah)

Taraf efektivitas operasi tidak memadai Keputusan tidak benar (risiko penaksiran Keputusan yang benar
risiko pengendalian terlalu tinggi)
Tingkat Deviasi Dapat Diterima
Tingkat deviasi dapat diterima merupakan tingkat maksimum deviasi atau
penyimpangan dari suatu pengendalian yang masih bersedia diterima oleh
auditor dan memakai risiko pengendalian yang direncanakan.

Tingkat deviasi dapat diterima berhubungan secara terbalik dengan banyaknya


sampel. Semakin rendah tingkat deviasi dapat diterima, maka banyaknya sampel
akan semakin besar.
Rencana Tingkat Risiko Pengendalian Taksiran Tingkat Deviasi Yang Dapat Diterima

Rendah 2-6%

Menengah (rata-rata) 7-10%

Sedikit di bawah maksimal 11-20%


Tingkat Deviasi Populasi Prediksian

Tingkat deviasi populasi prediksian merupakan tingkat deviasi yang diprediksi


(diproyeksikan) oleh auditor ada dalam populasi. Tingkat tersebut dapat
diestimasi berdasarkan:
● Tingkat deviasi sampel pada tahun yang lalu, disesuaikan menurut
pertimbangan auditor
untuk perubahan tahun berjalan dalam efektivitas pengendalian.
● Estimasi berdasarkan penaksiran awal terhadap pengendalian pada
tahun berjalan.
● Tingkat deviasi yang ditemukan pada sampel pendahuluan terhadap
sekitar 50 unsur.
Tabel Banyaknya Sampel
Gambar 9-10 menunjukkan sampel yang
banyaknya 77 satuan untuk tingkat deviasi
populasi prediksian 1%, tingkat deviasi
Tingkat Deviasi Tingkat Deviasi Dapat Diterima
dapat diterima 5% dan risiko penaksiran Populasi
risiko pengendalian terllau rendah 10%. Prediksian 2% 3% 4% 5% 6%

Angka dalam tanda kurung (1) merupakan


banyaknya deviasi prediksian. Angka 0,00%
tersebut dihitung dengan mengalikan
0,25
banyaknya sampel (77) dengan tingkat
0,5
deviasi populasi prediksian (1%).
0,75

1,00 77(1)

1,25

1,50
Menentukan Metode Pemilihan Sampel
1. Pemilihan Acak (Random Selection)
Merupakan metode pemilihan unsur-unsur yang akan dimasukkan ke dalam
suatu sampel. ​

Prinsip : ​
Setiap unsur dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk
terpilih dimasukkan ke dalam sampel. Sekalipun akan menghasilkan sampel
yang tidak bias dan tidak representative.​
Bilangan Acak (random numbers)
a) Dibuat bentuk
= Serangkaian bilangan yang
hubungan antara
mempunyai probabilitas setara nomor-nomor dokumen
untuk terpilih dalam jangka dengan table bilagan
panjang dantidak mempunyai pola 2 determinasi sebelum acak
yang jelas​ menggunakan Tabel
​ Bilangan Acak
Tabel Bilangan Acak (random b) Auditor harus
number table) = Penyajian menentukan rute
konsisten melalui
bilangan acak tersebut dengan
table bilangan dalam
baris dan kolom bernomor.​ upaya memastikan
perpindahan yang
sistematik
Diasumsikan piutang usahan klien diberi nomor dari 0001 sampai 5.000 dan auditor ingin memilih suatu sampel acak dari
110 akun untuk dipakai dalam konfirmasi.dengan memakai tabel, auditor dapat memulainya dari kolom 2 dengan
menggunakan rute vertikal dan hanya membaca empat digit pertama. Auditor akan memilih 3942, 1968, 4837 sebagai
bagian dari sampel mereka. Dalam menggunakan tabel bilangan acak kemungkinan terjadi menarik bilangan yang sama
lebih dari satu kali dapat terjadi. Apabila auditor mengabiakan bilangan yang kedua kalinya terpilih dan langsung ke
bilangan berikutnya, maka auditor melakukan penarikan sampel tanpa pengganti (sampling without replacement).
Sedangkan penarikan sampel dengan pengganti (sampling with replacement) berarti bahwa apabila suatu unsur sudah
dipilih, maka unsur tersebut langsung digantikan dengan unsur lainnya dalam populasi, dan boleh saja dipilih untuk kedua
kalinya.​
2. Pemilihan Sistematik (Systematic Selection)
Merupakan teknik dengan pemilihan unsur/satuan tertentu di dalam
populasi dengan mengikuti satu atau beberapa titik awal acak (random
starting points)

Ilustrasi :​
Auditor akan memeriksa 200 cek dari populasi 10.000 cek. Jika hanya
satu titik awal acak yang digunakan, auditor akan memilih 50 cek
(10.000 : 200) pada populasi. Dan titik awal acak adalah cak nomor 37.
Maka, cek-cek bernomor 37,87,137 dst akan dimasukkan ke dalam
populasi.​
3. Pemilihan Serampangan (Naphazard Selection) ​
Auditor memilih unsur-unsur dari populas secara arbitrer, namun tanpa
adanya bias yang disengaja (satuan-satuan penarikan sampel dipilih untuk
mempresentasikan populasi

4. Pemilihan Blok (Block Selection)​


Metode ini terdiri atas pemilihan transaksi-transaksi serupa yang terjadi
dalam periode waktu tertentu. Contoh: sebuah sampel blok terdiri atas
faktur penjualan yang di proses pada 15 februari, 25 april, 10 oktober, dan
26 desember. Dalam hal ini jikalau 75 faktur sudah diporses pada keempat
hari tersebut, maka sampel akan terdiri atas 4 unsur, bukan 75 unsur.​
Mengevaluasi Hasil Sampel

Gambar 9-14 mengilustrasikan bagaimana aplikasi gambar 9-12 dan 9-13. untuk
memakai table yang ada pada gambar tersebut, audior pertama kali memilih table
yang tepat berdasarkan tingkat deviasi dari resiko penaksiran risko pengendalian
terlalu rendah. ​Auditor membaca kolom banyaknya sampel untuk mencari
banyaknya sampel yang teapt. Selanjutnya, auditor mencari kolom untuk
banyaknya deviasi sesungguhnya yang ditemukan. Perpotongan antara baris
banyaknya sampel dengan kolom banyaknya deviasi sesungguhnya memberikan
proyeksi hasil sampel unuk populasi ditambah cadangan risiko penarikan sampel.
THANK YOU !
Do you have any questions?

Anda mungkin juga menyukai