Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

AUDIT ATAS PENGUJIAN RINCIAN SALDO

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuh tugas mata kuliah pegauditan

Disusun oleh :
A Reiza Al Madani 2102A091
Abdal Fardiansyah 1902017
Ratna 1902022

STIE AMKOP MAKASSAR


2022

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam setiap pelaksanaan audit baik keuangan maupun operasional,


auditor selalu dihadapkan dengan banyaknya bukti-bukti transaksi yang harus
diaudit dengan waktu audit yang sangat terbatas. Sesuai dengan tanggung jawab
profesionalnya, auditor berkepentingan dengan keabsahan simpulan dan
pendapatnya terhadap keseluruhan isi laporan dan/atau kegiatan yang diauditnya.
Mengingat tanggung jawab ini, maka auditor hanya akan dapat menerbitkan
laporan yang sepenuhnya benar, jika dia memeriksa seluruh bukti transaksi.
Namun demikian, hal ini tidak mungkin dilakukan. Pertama, dari segi waktu dan
biaya hal ini akan memerlukansumberdaya yang sangat besar. Kedua, dari segi
konsep, audit memang tidak dirancang untuk memberikan jaminan mutlak bahwa
hasil audit 100% sesuai dengan kondisinya. Oleh karena itu, auditor harus
merancang cara untuk mengatasi hal tersebut.

Cara yang dapat dilakukan auditor adalah hanya memeriksa


sebagian bukti yang ditentukan dengan cara seksama, sehingga bisa untuk
mengambil kesimpulan secara menyeluruh. Hal ini dapat dilakukan dengan
metode sampling audit. Dengan cara demikian maka audit dapat dilakukan dengan
biaya dan waktu yang rasional. Jadi digunakannya metode pengujian dengan
sampling audit diharapkan auditor dapat memperoleh hasil pengujian yang
objektif dengan waktu dan biaya yang minimal, sehingga pekerjaan audit bisa
efektif dan efisien. Kemudian guna menentukan apakah saldo akun yang sedang
diaudit telah dinyatakan secara wajar,auditor akan mengambil sampel untuk
pengujian atas rincian saldo.Karena sampling audit untuk pengujian atas rincian
saldo mengukur salah saji moneter, yaitu salah saji yang terjadi apabila item
sampel disalahsajikan. Ketika mengaudit piutang usaha, setiap salah saji pada
saldo pelanggan klien yang dimasukkan dalam sampel auditor merupakan salah
saji.
BAB II
PEMBAHASAN

1. PERBANDINGAN SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN ATAS


RINCIAN SALDO DAN UNTUK PENGUJIAN ATAS RINCIAN
SALDO DAN UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN SERTA
PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI
Perbedaan utama antara pengujian pengendalian, pengujian substantive
atas transaksi, dan pengujian atas rincian saldo terletak pada apa yang ingin
di ukur oleh auditor. Auditor melaksanakan pengujian pengendalian dan
pengujian substantifatas transaksi :
 Untuk menentukan apakah tingkat pengecualian populasi cukup rendah.
 Untuk mengurangi penilaian resiko pengendalian dan karenannya
mengurangi pengujian atas rincian saldo.
 Untuk perusahaan publik, guna menyimpulkan bahwa pengendalian telah
beroperasi secara efektif demi tujuan audit pengendalian internal atas
pelaporan keuangan.

2. SAMPLING NONSTATISTIK
Ada 14 langkah yang diperlukan dalam sampling audit untuk pengujian
atas rincian saldo.
Langkah-Sampling Audit untuk Langkah-Sampling Audit untuk
Pengujian atas Rincian Saldo Pengujian Pengendalian dan Pengujian
Substantif atas Transaksi
Merencanakan Sampel Merencanakan Sampel
1. Menyatakan tujuan pengujian audit 1. Menyatakan tujuan pengujian audit
2. Memutuskan apakah sampling audit 2. Memutuskan apakah sampling audit
dapat audit dapat diterapkan . dapat audit dapat diterapkan .
3. Mendifinisikan salah saji. 3. Mendefinisikan atribut dan kondisi
pengecualian.
4.Mendefinisikan populasi 4. Mendefiniskan populasi
5. Mendefiniskan unit sampling 5. Mendefiniskan unit sampling
6. Menetapkan salah saji yang dapat 6. Menetapkan tingkat pengecualian
ditoleransi yang dapat ditoleransi.
7. Menetapkan risiko yang dapat 7. Menetapkan risiko yang dapat
diterima atas diterima atas penerima penilian risiko pengendalian yang
yang salah terlalu rendah. (ARACR)

8. Mengestimasi salah saji dalam 8. Mengestimasi tingkat pengecualian


populasi. populasi
9. Menentukan ukuran sampel awal 9. Menentukan ukuran sampel awal

Memilih sampel dan Melaksanakan Memilih sampel dan Melaksanakan


Prosedur Audit Prosedur
10. Memilih sampel 10. Memilih sampel
11. Melaksanakan Prosedur Audit 11. Melaksanakan Prosedur Audit

Mengevaluasi Hasil Mengevaluasi Hasil


12. Menggeneralisasi dari sampel ke 12. Menggeneralisasi dari sampel ke
populasi populasi
13. Menganalisis salah saji 13. Menganalisis pengecualian
14. Memutuskan akseptibilitas populasi 14. Memutuskan akseptibilitas populasi

2.1 Menyatakan Tujuan Pengujian Audit


Auditor mengambil sa,pel untuk pengujian atas rincian saldo guna
menentukan apakah saldo akun yang sedang diaudit telah dinyatakan secara
wajar.
2.2 Memutuskan Apakah Sampling Audit Dapat Diterapkan
Sampling audit dapat diterapkan setiap kali auditor berencana membuat
kesimpilan mengenai populas berdasarkan sampel.
2.3 Mendefinisikan Salah Saji
Karena sampling audit untuk pengujian atas rincian saldo mengukur
salah saji moneter, yaitu salah saji yang terjadi apabila item sampel
disalahsajikan.

2.4 Mendefiniskan Populasi


Dalam pengujian atas rincian saldo, populasi definiskan sebagai item
yang membentuk populasi dolar yang tercatat.
2.4.1 Sampling Berstratifikasi
Bagi kebanyakan populasi, auditor memisahkan populasi ke dalam
dua atau lebih subpopulasi sebelum menerapkan sampling audit. Hal ini
disebut sebagai sampling berstratifikasi (stratified sampling), di mana setiap
subpopulasi disebut sebagai strata. Stratifikasi memungkinan auditor untuk
menekankan item populasi tertentu dan mengabaikan yang lain.
2.5 Menetapkan Salah Saji yang Dapat Ditoleransi
Auditor menggunakan salah saji yang dapat ditoleransi, untuk
menentukan ukuran sampel dan mengevaluasi hasil sampling nonstatistik.
Auditor untuk memulainnya dengan pertimbangan pendahuluan mengenai
materialitas dan menggunakan total tersebut untuk memutuskan salah saji
yang dpat ditoleransi bagi setiap akun
2.6 Menetapkan Risiko yang Dapat Diterima atas Penerimaan yang Salah
Resiko yang dapat diterima atas penerimaan yang salah (acceptable
risk of incorrect acceptance= ARIA ) adalah jumlah risiko yang bersedia
ditaggung auditor karena menerima suatu saldo sebagai benar padahal salah
saji yang sebenarnya dalam saldo tersebut melampaui salah saji yang dapat
ditoleransi. ARIA mengukur keyakinan yang diinginkan auditor atas suatu
saldo akun. Untuk memperoleh keyakinan yang lebih besar ketika
mengaudit suatu saldo akun. Untuk memperoleh keyakinan yang lebih besar
ketika mengaudit suatu saldo, auditor akan menetapkan ARIA yang lebih
rendah. ( Perhatikan bahwa ARIA adalah istilah yang ekuivalen dengan
ARACR (acceptable risk of assessing control risk too low) untuk pengujian
pengendalian dan pengujian sebstantif atas transaksi. Seperti ARACR,
ARIA dapat ditetapkan secara kualitatif (seperti rendah, sedang, atau tinggi).
Ada hubungan terbalik antara ARIA dan ukuran sampel yang
diperlukan. Sebuah faktor penting yang mempengaruhi keputusan auditor
mengenai ARIA adalah penilaian risiko pengendalian dalam model risiko
audit. Jika pengendalian internal sudah efektif, resiko pengendalian dapat
dikurangi sehingga memungkinkan auditor untuk meningkatkan ARIA. Pada
gilirannya, hal ini akan mengurangi ukuran sampel yang diperlukan untuk
pengujian atas rincian saldo akun yang berkaitan.

2.7 Mengestimasi Salah Saji dalam Populasi


Biasanya auditor membuat estimasi ini berdasarkan pengalaman
sebelumnya dengan klien dan dengan menilai risiko inheren, yang
mempertimbangkan hasil pengujian pengendalian, pengujian substantif atas
transaksi, dan prosedur analitis yang telah dilaksanakan. Ukuran sampel
yang direncanakan akan meningkat apabila jumlah saji yang diharapkan
dalam populasi mendekati salah saji yang dapat ditoleransi.
2.8 Menetntukan Ukuran sampai Awal
Jika menggunakan sampling nonstatistik, auditor menetukan ukuran
sampel awal dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang telah kita bahas
sejauh ini. Untuk membantu auditor membuat keputusan menyangkut
ukuran sampel, auditor seringkali mengikuti pedoman yang disebabkan oleh
kantor akunntannya atau beberapa sumber lainnya.
2.9 Melaksnakan Prosedur Audit
Untuk melaksanakan prosedur audit, auditor menerapkan prosedur
audit yang tepat pada setiap item sampel untuk menetukan apakah item
tersebut mengandung salah saji. Dalam konfirmasi piutang usaha, auditor
mengirimkan sampel konfirmasi positif. Jika terjadi nonrespons, mereka
akan menggunakan prosedur alternatif untuk menentukan salah saji.
2.10 Menggenerelisasi dari Sampel ke Populasi dan Memutuskan
Akseptibilitas Populasi
Auditor harus menggeneralisasi dari sampel ke populasi dengan (1)
memproyeksikan salah saji dari hasil sampel ke populasi dan (2)
mempertimbangkan kesalahan sampling serta resiko sampling (ARIA).
Karena itu, auditor harus memproyesikan dari sampel ke populasi.
Langkah pertama adalah menghitung titik estimasi (point estimate).
Titik estimasi dapat dihitung dengan berbagai cara, tetapi pendekatan yang
umum adalah mengasumsikan bahwa salah saji populasi yang belum
diaudit adalah proporsional dengan salah saji sampel. Perhitungan tersebut
harus dilakukan untuk setiap strata dan kemudian dijumlahkan, bukan
menggabungkan total salah saji dalam sampel.
Auditor, yang menngunakan sampling nonstatistik tidak dapat
mengukur secara formal kesalahan sampling sehingga harus
mempertimbangkan secara subjektif kemungkinan bahwa salah saji
populasi yang sebenarnya melampaui jumlah yang dapat ditoleransi.
Auditor melakukan hal ini dengan mempertimbangkan :
1. Perbedaan antara titik estimasi dan salah saji yang dapat ditoleransi
( yang disebut perhitungan kesalahan sampling)
2. Sejauh mana item dalam populasi telah diaudit 100 persen.
3. Apakah salah saji cenderung mengoffset atau hanya bersifat satu arah
4. Jumlah salah saji individual
5. Ukuran sampel
2.11 Menganalisis Salah Saji
Auditor harus mengevaluasi sifat dan penyebab setiap salah saji yang
ditemukan dalam pengujian atas rincian saldo. Auditor harus menganalisis
salah saji untuk memutuskan apakah setiap modifikasi model resiko audit
memang diperlukan. Dalam paragraph sebelumnya, jika auditor
menyimpulkan bahwa kelalaian untuk mencatat retur yang disebabkan oleh
lemahnya pengendalian internal, auditor mungkin perlu menilai kembali
resiko pengendalian. Hal tersebut pada gilirannya akan menyebabkan
auditor mengurangi ARIA, yang akan meningkatkan ukuran sampel yang
direncanakan.
2.12 Tindakan yang Diambil Apabila Populasi Ditolak
Jika auditor menyimpulkan bahwa salah saji dalam suatu populasi
mungkin lebih besar dari salah saji yang dapat ditolerensi setelah
mempertimbangkan kesalahan sampling, populasi tidak dianggap dapat
diterima. Pada titik tersebut, auditor memiliki beberapa tindakan yang
dilakukan
2.12.1 Tidak Mengambil Tindakan Hingga Pengujian atas Bidang
Audit Lainnya Telah Selesai
Akhirnya, auditor harus mengevaluasi apakah laporan keuangan
secara keseluruhan mengandung salah saji yang material. Jika salah saji
yang mengoffset ditemukan pada bagian audit lainnya, seperti dalam
persediaan, auditor dapat menyimpulkan bahwa estimasi salah saji piutang
usaha dapat diterima.
2.12.2 Melaksanakan Pengujian Audit yang Diperluas pada Bidang
Tertentu
Jika analisis salah saji menunjukkan bahwa sebagian besar salah saji
merupakan Suatu jenis khusus, mungkin perlu membatasi upaya audt
tambahan pada bidang yang menjadi masalah. Ketika auditor menganalisis
bidang masalah dan memperbaikinya dengan menyesuaikan catatan klien,
item sampel yang menyebabkan terisolasinya bidang masalah kemudian
dapat ditunjukkan sebagai sudah “benar”. Sekarang titik estimasi dapat
dihitung kembali tanpa melibatkan salah saji yang telah “dikoreksi”. ( Hal
ini hanya berlaku jika kesalahan dapat diisolasi pada suatu bidang tertentu.
Pada umumnya kesalahan harus diproyeksikan ke populasi yang dijadikan
sampel, meskipun klien menyesuaikan kesalahan.) Berdasarkan fakta baru
tersebut, auditor juga akan mempertimbangkan kembali kesalahan sampling
dan akseptibilitas populasi.
2.12.3 Meningkatkan Ukuran Sampel
Jika auditor meningkatkan ukuran sampel, kesalahan sampling akan
dikurangi jika tingkat salah saji dalam sampel yang diperluas, jumlah
dolarnya, dan arahnya serupa dengan pada sampel awal. Karena itu,
meningkatkan ukuran sampel dapat saja memenuhi persyaratkan salah saji
yang dapat ditoleransi auditor.
Meningkatkan ukuran sampel yang cukup untuk memenuhi standar
salah saji yang dapat ditolerensi auditor seringkali mahal, terutama jika
perbedaan antara salah saji yang dapat ditolerensi dan salah saji yang
diproyeksikan kecil.
2.12.4 Menyesuaikan Saldo Akun
Jika auditor menyimpulkan bahwa saldo akun mengandung salah saji
yang material, klien mungkin akan bersedia menyesuaikan nilai bukan
berdasarkan hasil sampel.
2.12.5 Meminta Klien untuk Mengoreksi Populasi
Dalam beberapa kasus, catatan klien sangat tidak memadai sehingga
populasi harus dikoreksi secara keseluruhan sebelum audit dapat
diselesaikan.
2.12.6 Menolak untuk Memberikan Pendapat Wajar Tanpa
Pengecualian
Jika auditor yakin bahwa jumlah yang tercatat dalam suatu akun
tidak dinyatakan secara wajar, auditor harus mengikuti setidaknya satu
prosedur alternatif sebelumnya atau mengkualifikasi laporan audit dengan
cara yang cepat. Jika auditor yakin bahwa laporan keuangan sangat mungkin
mengandung salah saji yang material, maka mengeluarkan pendapat wajar
tanpa pengecualian merupakan pelanggaran serius terhadap standar auditing.

3. SAMPLING UNIT MONETER


Sampling unit moneter (monetary unit sampling = MUS )
merupakan metode sampling statistic yang paling umum digunakan untuk
pengujian atas rincian saldo karena memiliki kesederhanaan statistic bagi
sampling atribut serta memberikan hasil statistic yang diekspresikan dalam
dolar ( atau mata uang lainnya yang sesuai ). MUS juga disebut sebagai
sampling unit dolar, sampling jumlah moneter kumulatif, dan sampling
dengan probabilitas yang proporsiaonal dengan ukuran.
3.1 Perbedaan Antara Sampling Unit Moneter ( MUS ) dan
Sampling Nonstatistik
MUS serupa dengan penggunaan sampling nonstatistik. Ke-14
langkahnya juga harus dilakukan dalam MUS, walaupun beberapa dilakukan
dengan cara yang berbeda. Perbedaan tersebut yaitu:
3.1.1 Definisi Unit Sampling adalah suatu Dolar Individual
MUS memiliki fitur yang penting seperti definisi unit sampling
sebagai suatu dolar individual dalam saldo akun. Dengan berfokus pada
dolar individual sebagai unit sampling, secara otomatis MUS akan
menekankan unit fisik yang memiliki saldo tercatat lebih besar. Karena
sampel dipilih berdasarkan doalr individual, akun dengan saldo yang besar
memiliki kesempatan yang lebih besar untuk dimasukkan ketimbang akun
dengan saldo yang lebih kecil. Akibatnya sampling berstratifikasi tidak
diperlukan dalam MUS. Stratifikasi itu akan terjadi secara otomatis.
3.1.2 Ukuran Populasi adalah Populasi Dolar yang Tercatat
MUS tidak dapat digunakan untuk mengevaluasi apakah item
persediaan tertentu memang ada tetapi belum diperhitungkan. Jika tujuan
kelengkapan sangat penting dalam pengujian audit, tujuan tersebut harus
dipenuhi secara terpisah dari pengujian MUS.
3.1.3 Pertimbangan Pendahuluan Mengenai Materialitas Digunakan
untuk Setiap Akun dan Bukan Salah Saji yang Dapat Ditoleransi
Aspek unik lain dari MUS adalah penggunaan pertimbangan
pendahuluan mengenai materialitas, untuk menentukan secara langsung
jumlah salah saji yang dapat ditoleransi ketika mengaudit setiap akun. Teknik
sampling lainnya mengharuskan auditor untuk menentukan salah saji yang
dapat ditoleransi bagi setiap akun dengan mengalokasikan pertimbangan
pendahuluan mengenai materialitas. Hal ini tidak diperlukan jika yang
digunakan adalah MUS.
3.1.4 Ukuran Sampel Ditentukan dengan Menggunakan Rumus
Statistik
Proses ini akan dibahas secara terpisah setelah membahas 14 langkah
sampling untuk sampling unit moneter ( MUS )
3.1.5 Aturan Keputusan Formal Digunakan untuk Memutuskan
Akseptabilitas Populasi
Aturan keputusan yang digunakan untuk MUS serupa dengan yang
digunakan untuk sampling nonstatistik, tetapi hal tersebut cukup berbeda
dengan pembahasan tentang keunggulannya.
3.1.6 Pemilihan Sampel Dilakukan dengan Menggunakan PPS
Sampel unit moneter adalah sampel yang dipilih dengan
menggunakan probabilitas yang proporsional bagi pemilihan ukuran sampel
(probability proportional to size sample selection=PPS). Sampel PPS dapat
diperoleh dengan menggunakan perangkat lunak computer, tabel angka acak,
atau teknik sampling sistematis.
Salah satu masalah dalam menggunakan pemilihan PPS adalah bahwa
item populasi dengan saldo tercatat nol tidak memiliki peluang untuk dipilih
melalui pemilihan sampel PPS, walaupun mungkin mengandung salah saji.
Demikian juga, saldo berjumlah kecil akibat kurang saji yang signifikan
memiliki kesempatan yang kecil untuk dimasukkan dalam sampel. Masalah
ini dapat diatasi dengan melakukan pengujian audit khusus atas item bersaldo
nol dan berjumlah kecil, dengan mengasumsikan bahwa hal itu perlu
ditangani.
Masalah lainnya adalah ketidakmampuan PPS untuk memasukkan
saldo negative, seperti saldo kredit piutang usaha, ke dalam sampel PPS.
3.1.7 Auditor Menggeneralisasi dari Sampel ke Populasi dengan
Menggunakan Teknik MUS
Tanpa memandang metode sampling yang dipilih, auditor harus
menggeneralisasi dari sampel ke populasi dengan (1) memproyeksikan salah
saji dari hasil sampel ke populasi dan (2) menentukan kesalahan sampling
yang terkait. Ada empat aspek dalam melakukan hal tersebut dengan
menggunakan MUS:
1. Tabel sampling atribut digunakan untuk menghitung hasil.
2. Hasil atribut harus dikonversi ke dalam dolar.
3. Auditor harus membuat asumsi mengenai persentase salah saji setiap item
populasi yang mengandung salah saji.
4. Hasil statistik yang diperoleh jika menggunakan MUS disebut sebagai
batas salah saji (misstatement bounds).
3.2 Menggeneralisasi dari Sampel ke Populasi Jika Tidak Ada Salah
Saji yang Ditemukan dengan Menggunakan MUS
Anggaplah bahwa auditor mengkonfirmasi populasi piutang usaha
untuk melihat kebenaran moneternya. Total populasi adalah $1.200.000, dan
sampel sebanyak 100 konfirmasi telah diperoleh. Setelah melakukan audit,
tidak ada salah saji yang ditemukan dalam sampel. Auditor ingin menentukan
jumlah lebih saji maksimum dan jumlah kurang saji yang dapat saja terjadi
dalam populasi meskipun sampel tidak mengandung salah saji. Hal tersebut
masing-masing disebut sebagai batas salah saji atas dan batas salah saji
bawah.
3.2.1 Persentase Asumsi Salah Saji yang Tepat
Asumsi yang pas bagi persentase salah saji dalam item populasi yang
mengandung salah saji tersebut secara keseluruhan merupakan keputusan
auditor. Auditor harus menetapkan persentase tersebut berdasarkan
pertimbangan profesionalnya dalam situasi tersebut. Dalam situasi di mana
tidak ada informasi sebaliknya, sebagian besar auditor yakin bahwa lebih
baik mengasumsikan jumlah 100 persen baik untuk lebih saji maupun kurang
saji kecuali ada salah saji dalam hasil sampel. Pendekatan ini dianggap sangat
konservatif, tetapi lebih mudah dijustifikasi ketimbang asumsi lainnya.
3.3 Menggeneralisasi Ketika Salah Saji Ditemukan
Empat aspek dalam menggeneralisasi dari sampel ke populasi, tetapi
penggunaannya telah dimodifikasi sebagai berikut:
1. Jumlah lebih saji dan kurang saji ditangani secara terpisah dan kemudian
digabungkan. Pertama, batas salah saji atas dan bawah awal dihitung
secara terpisah untuk jumlah lebih saji dan kurang saji dihitung.
2. Asumsi salah saji yang berbeda dibuat untuk setiap salah saji, termasuk
salah saji nol. Jika tidak ada salah saji dalam sampel, asumsinya akan
diperlukan sebagai persentase rata-rata salah saji untuk item populasi yang
mengandung salah saji. etelah salah saji tersebut ditemukan, auditor dapat
menggunakan informasi yang tersedia tentang sampel untuk menentukan
batas salah saji.
3. Auditor harus berhadapan dengan lapisan CUER dari tabel sampling
atribut. Auditor melakukan hal ini karena ada asumsi salah saji yang
berbeda bagi setiap salah saji. Lapisan tersebut dihitung dengan terlebih
dahulu menentukan CUER dari tabel untuk setiap salah saji dan
kemudian menghitung setiap lapisan.
4. Asumsi salah saji harus dikaitkan dengan setiap lapisan. Metode yang
paling umum untuk mengaitkan asumsi salah saji dengan lapisan adalah
mengaitkan secara konservatif persentase salah saji dolar yang terbesar
dengan lapisan yang terbesar.
Sebagian besar pengguna MUS yakin bahwa pendekatan ini terlalu
konservatif jika ada jumlah yang mengoffset. Jika ditemukan jumlah kurang
saji, sangatlah logis dan masuk akal bahwa batas jumlah lebih saji harus lebih
rendah ketimbang tidak ada jumlah kurang saji yang ditemukan, dan
sebaliknya. Penyesuaian atas batas untuk mengoffset jumlah dilakukan
sebagai berikut:
1. Titik estimasi salah saji dibuat untuk jumlah lebih saji dan kurang saji.
2. Setiap batas dikurangi sebesar titik estimasi sebaliknya
3.4 Memutuskan Akseptabilitas Populasi dengan Menggunakan
MUS
Setelah batas salah saji dihitung, auditor harus memutuskan apakah
populasi dapat diterima. Untuk melakukan hal tersebut, diperlukan suatu
aturan keputusan. Aturan keputusan untuk MUS adalah sebagai berikut: Jika
batas salah saji bawah dan batas salah saji atas berada di antara jumlah salah
saji yang berupa lebih saji dan kurang saji yang dapat ditoleransi, kesimpulan
bahwa nilai buku tidak mengandung salah saji yang material dapat diterima.
Jika tidak, ambil kesimpulan bahwa nilai buku mengandung salah saji yang
material.
3.5 Tindakan Jika Populasi Ditolak
Jika satu atau kedua batas salah saji itu berada di luar batas salah saji
yang dapat ditoleransi dan populasi dianggap tidak dapat diterima, auditor
memiliki beberapa opsi.
3.6 Menentukan Ukuran Sampel dengan Menggunakan MUS
Metode yang digunakan untuk menentukan ukuran sampel bagi MUS
serupa dengan yang digunakan untuk sampling atribut unit fisik, yang
menggunakan tabel sampling atribut.
3.6.1 Materialitas
Pertimbangan pendahuluan tentang materialitas umumnya merupakan
dasar bagi jumlah salah saji yang dapat ditoleransi yang akan digunakan. Jika
diperkirakan terjadi salah saji dalam pengujian non-MUS, salah saji yang
dapat ditoleransi akan kurang materialitas dari jumlah tersebut. Salah saji
yang dapat ditoleransi berupa lebih saji atau kurang saji mungkin akan
berbeda.
3.6.2 Asumsi Persentase Rata-rata Salah Saji untuk Item Populasi
yang Mengandung Salah Saji
Mungkin ada asumsi yang terpisah untuk batas atas dan bawah,
yang juga merupakan pertimbangan auditor. Hal tersebut harus didasarkan
pada pengetahuan auditor mengenai klien serta pengalaman masa lalu, dan
jika lebih kecil dari 100 persen yang digunakan, asumsinya harus dapat
dipertahankan dengan jelas.
3.6.3 Risiko yang Dapat Diterima atas Penerimaan yang Salah (ARIA)
ARIA adalah suatu pertimbangan auditor dan sering kali dicapai
dengan bantuan model risiko audit.
3.6.4 Nilai Populasi yang Tercatat
Nilai dolar populasi diambil dari catatan klien.
3.6.5 Estimasi Tingkat Pengecualian Populasi
Umumnya, estimasi tingkat pengecualian populasi untuk MUS adalah
nol, karena MUS sangat tepat digunakan pada situasi tidak ada salah saji,
atau jika hanya sedikit salah saji yang diperkirakan akan terjadi.
3.6.6 Hubungan Model Risiko Audit dengan Ukuran Sampel untuk
MUS
MUS akan digunakan dalam melaksanakan pengujian atas rincian
saldo. Auditor harus memahami hubungan ketiga faktor-faktor independen
itu dalam model risiko audit, ditambah prosedur analitis dan pengujian
substantif atas transaksi dengan ukuran sampel untuk pengujian atas rincian
saldo.
Sampling unit moneter (MUS) memiliki sedikitnya empat fitur yang
menarik bagi auditor:
1. MUS secara otomatis akan meningkatkan kemungkinan memilih item
dolar yang tinggi dari populasi yang sedang diaudit.
2. MUS dapat mengurangi biaya pelaksanaan pengujian audit karena
beberapa item sampel akan diuji sekaligus.
3. MUS mudah diterapkan.
4. MUS menghasilkan kesimpulan statistik dan bukan kesimpulan
nonstatistik.
Terdapat dua kelemahan utama MUS
1. Total batas salah saji yang dihasilkan ketika salah saji ditemukan mungkin
terlalu tinggi untuk digunakan oleh auditor.
2. Sulit untuk memilih sampel PPS dari populasi yang besar tanpa bantuan
komputer.
Karena semua alasan tersebut, auditor seringkali menggunakan
MUS ketika mengharapkan tidak ada atau sedikit salah saji, menginginkan
hasil dolar, dan mencatat data populasi pada file komputer.

4. SAMPLING VARIABEL
Sampling variable adalah metode statistic yang digunakan oleh
auditor. Sampling variable dan sampling nonstatistik untuk pengujian atas
rincian saldo memiliki tujuan yang sama, yaitu mengukur salah saji dalam
suatu saldo akun. Jika auditor menentukan bahwa jumlah salah saji
melampaui jumlah yang dapat ditoleransi, mereka akan menolak populasi dan
melakukan tindakan tambahan.
4.1 Perbedaan antara Sampling Variabel dan Nonstatistik
Penggunaan metode variable memiliki banyak kemiripan dengan
sampling nonstatistik. Ke-14 langkah dalam sampling nonstatistik harus
dilaksanakan pada metode variable, dan sebagian besar tidak jauh berbeda.
4.2 Distribusi Sampling
Auditor tidak mengetahui nilai rata-rata (mean) salah saji dalam
populasi, distribusi jumlah salah saji, atau nilai yang diaudit. Karakteristik
populasi tersebut harus diestimasi dari sampel yang tentu saja, merupakan
tujuan dari pengujian audit. Untuk setiap sampel, auditor
menghitung nilai rata-rata item dalam sampel sebagai berikut:

Setelah menghitung nilai rata-rata item sampel, auditor memplotnya


ke dalam distribusi frekuensi.
4.3 Inferensi Statistik
Jika sampel diambil dari satu populasi dalam situasi audit actual,
auditor tidak mengetahui karakteristik populasi itu dan biasanya, hanya satu
sampel yang akan diambil dari populasi bersangkutan. Pengetahuan
mengenai distribusi sampling akan memungkinkan auditor untuk menarik
kesimpulan statistic, atau inferensi statistic ( statistical inferences ),
mengenai populasi.
Auditor dapat menyatakan kesimpulan yang dibuatnya dari interval
keyakinan dengan menggunakan inferensi statistic dalam cara yang berbeda.
Akan tetapi, mereka harus berhati-hati untuk menghindari kesimpulan yang
tidak benar, mengingat nilai populasi yang sebenarnya selalu tidak diketahui.
Akan tetapi, auditor dapat mengatakan bahwa prosedur yang digunakan
untuk memperoleh sampel dan menghitung interval keyakinan akan
menghasilkan interval yang berisi nilai rata- rata populasi yang sebenarnya
dalam persentase tertentu pada saat tersebut. Singkatnya, auditor mengetahui
reliabilitas proses inferensi statistic yang digunakan untuk menarik
kesimpulan. Menghitung interval keyakinan rata-rata populasi dengan

menggunakan logika yaitu sebagai berikut :


4.4 Metode Variabel
Auditor menggunakan proses inferensi statistic sebelumnya bagi
semua metode sampling variabel. Setiap metode dibedakan menurut apa yang
sedang diukur, ketiga metode variabel tersebut.
4.4.1 Estimasi Perbedaan
Auditor menggunakan estimasi perbedaan (difference estimation)
untuk mengukur estimasi jumlah salah saji total dalam populasi apabila ada
nilai tercatat maupun nilai yang diaudit bagi setiap item sampel, yang hampir
selalu terjadi dalam audit. Estimasi perbedaan sering kali menghasilkan
ukuran sampel yang lebih kecil jika dibandingkan dengan setiap metode
lainnya, dan relative lebih mudah digunakan. Karena alasan tersebut, estimasi
perbedaan sering kali dianggap sebagai metode variabel yang paling disukai
4.4.2 Estimasi Rasio
Estimasi rasio ( ratio estimation ) serupa dengan estimasi perbedaan
kecuali auditor menghitung rasio antara salah saji dan nilai tercatatnya serta
memproduksikan hal ini dengan populasi untuk mengestimasi total salah saji
populasi. Estimasi rasio dapat menghasilkan ukuran sampel yang jauh lebih
kecil ketimbang estimasi perbedaan jika ukuran salah saji populasi
proporsional dengan nilai tercatat item populasi. Jika ukuran setiap salah saji
bersifat independen dengan nilai tercatat, estimasi perbedaan akan
menghasilkan ukuran sampel yang lebih kecil. Sebagian besar auditor lebih
menyukai estimasi perbedaan karena lebih sederhana untuk menghitung
interval keyakinan.
4.4.3 Estimasi Rata-rata per Unit
Estimasi rata-rata per unit ( mean per unit estimation ) auditor
berfokus pada nilai yang teraudit dan bukan pada jumlah salah saji setiap
item dalam sampel. Kecuali untuk definisi apa yang sedang diukur, estimasi
rata-rata per unit dihitung dengan cara yang sama seperti estimasi perbedaan.
Titik estimasi nilai yang diaudit sama dengan rata-rata nilai item yang di
audit dalam sampel dikalikan dengan ukuran populasi. Perhitungan interval
presisi dilakukan berdasarkan nilai item sampe yang diaudit dan bukan salah
saji. Jika auditor telah menghitung batas keyakinan atas dan bawah, mereka
akan memutuskan akseptabilitas populasi dengan membandingkan jumlah
tersebut dengan nilai buku yang tercatat. Estimasi rata-rata per unit jarang
digunakan dalam praktik karena ukuran sampel umumnya jauh lebih besar
ketimbang untuk dua metode sebelumnya.
4.5 Metode Statistik Berstratifikasi
Sampling stratifikasi adalah metode sampling dimana semua unsur
dalam total populasi dibagi menjadi dua atau lebih subpopulasi. Setiap
subpopulasi kemudian diuji secara independen. Perhitungannya dilakukan
bagi setiap strata dan kemudian digabung menjadi satu estimasi populasi
secara keseluruhan untuk interval keyakinan populasi secara menyeluruh.
Hasilnya diukur secara statistic. Stratifikasi dapat diterapkan pada estimasi
perbedaan, rasio, dan rata-rata per unit, tetapi paling sering digunakan dengan
estimasi rata-rata per unit.
4.6 Risiko Sampling
Risiko yang dapat diterima atas penerimaan yang salah ( ARIA )
untuk sampling nonstatistik. Untuk sampling variabel, auditor menggunakan
ARIA serta risiko yang dapat diterima atas penolakan yang salah ( acceptable
risk of incorrect rejection = ARIR ).
4.6.1 ARIA
ARIA adalah risiko statistic bahwa auditor telah menerima populasi
yang, dalam kenyataannya, mengandung salah saji yang material. ARIA
mendapat perhatian yang besar dari auditor karena memiliki implikasi hukum
yang serius dakam menyimpulkan bahwa saldo akun telah dinyatakan secara
wajar padahal sebenarnya mengandung salah saji dalam jumlah yang
material.
Saldo akun dapat dinyatakan terlalu tinggi atau terlalu rendah, tetapi
tidak keduanya ; karena itu, ARIA merupakan pengujian statistic satu arah.
Karena itu, koefisien keyakinan untuk ARIA berbeda dengan tingkat
keyakinan. Tingkat keyakinan = 1 – 2 x ARIA.
4.6.2 ARIR
Risiko yang dapat diterima atas penolakan yang salah (
acceptable risk of incorrect rejection = ARIR ) adalah risiko statistic bahwa
auditor telah menyimpulkan suatu populasi mengandung salah saji yang
material padahal sebenarnya tidak. ARIR hanya akan mempengaruhi
tindakan auditor jika mereka menyimpulkan bahwa populasi dinyatakan
secara wajar. Jika auditor menemukan suatu saldo tidak dinyatakan secara
wajar, mereka umumnya akan meningkatkan ukuran sampel atau
melaksanakan pengujian lainnya. ARIR baru dianggap penting jika
diperlukan biaya yang tinggi untuk meningkatkan ukuran sampel atau
melaksanakan pengujian lainnya.
ARIA dan ARIR
Keadaan Aktual Populasi
Keputuan Audit Aktual Salah Saji secara Material Salah Saji yang Tidak
Material
Menyimpulkan bahwa Kesimpulan yang benar – Kesimpulan yang tidak
populasi mengandung salah tidak ada risiko benar – risikonya
saji yang material. adalah ARIA
Menyimpulkan bahwa Kesimpulan yang tidak Kesimpulan yang benar
populasi tidak mengandung benar – risikonya adalah – tidak ada risiko
salah saji yang material. ARIA

5. ILUSTRASI PENGGUNA ESTIMASI PERBEDAAN


Untuk mengilustrasikan konsep dan metodologi sampling variabel,
kita tela memilih estimasi perbedaan dengan menggunakan pengujian
hipotesis karena relative sederhana.
5.1 Merencanakan Sampel dan Menghitung Ukuran Sampel dengan
Menggunakan Estimasi Perbedaan
5.1.1 Menyatakan Tujuan Pengujian Audit
Tujuan pengujian audit adalah untuk menentukan apakah piutang
usaha sebelum mempertimbangkan penyisihan piutang tak tertagih
mengandung salah saji yang material.
5.1.2 Memutuskan Apakah Sampling Audit Dapat Diterapkan
Sampling audit diterapkan dalam konfirmasi piutang usaha karena
besarnya jumlah piutang usaha.
5.1.3 Mendefinikan Kondisi Salah Saji
Kondisi salah saji merupakan kesalahan klien yang ditentukan melalui
konfirmasi setiap akun atau prosedur alternative.
5.1.4 Mendefinisikan Populasi
Ukuran populasi ditentukan melalui perhitungan. Perhitungan yang
akurat jauh lebih penting dlam sampling variabel karena ukuran populasi
mempengaruhi secara langsung ukuran sampel batas presisi yang dihitung.
5.1.5 Mendefinisikan Unit Sampling
Unit sampling adalah suatu akun dalam daftar piutang usaha.
5.1.6 Menetapkan Salah Saji yang Dapat Ditoleransi
Jumlah salah saji yang bersedia diterima auditor merupakan
pertanyaan tentang materialitas.
5.1.7 Menetapkan Risiko yang Dapat Diterima
Audito menetepkan dua risiko :
 Risiko yang dapat diterima atas penerimaan yang salah ( ARIA ),
ARIA dipengaruhi oleh risiko audit yang dapat diterima, hasil
pengujian pengendalian dan pengujian substansif atas transaksi,
prosedur analitis, dan signifikansi relative piutang usaha dalam
laporan keuangan.
 Risiko yang dapat diterima atas penolakan yang salah ( ARIR ),
ARIR dipengaruhi oleh biaya tambahan resampling
5.1.8 Mengestimasi Salah Saji dalam Populasi
Estimasi ini memiliki dua bagian :
 Estimasi titik estimasi yang diharapkan. Auditor memerlukan
estimasi dimuka atas titik estimasi populasi bagi estimasi
perbedaan, seperti ketika mereka memerlukan estimasi tingkat
pengecualian populasi untuk sampling atribut.
 Melakukan estimasi deviasi standar populasi dimuka – variabilitis
populasi. Untuk menentukan ukuran sampel awal, auditor
memerlukan estimasi di muka atas variasi salah saji dalam populasi
seperti yang diukur oleh deviasi standar populasi.
5.1.9 Menghitung Ukuran Sampel Awal
Ukuran sampel awal dapat dihitung dengan menggunakan rumus
berikut :

5.2 Memilih Sampel dan Melaksanakan Prosedur


Memilih Sampel, karena memerlukan sampel acak ( selain PPS ),
auditor harus menggunakan salah satu metode pemilihan sampel probabilistic
guna memilih 100 item sampel untuk konfirmasi.
Melaksanakan Prosedur Audit, dalam konfirmasi salah saji adalah
perbedaan antara respons konfirmasi dan saldo klien setelah merekonsiliasi
semua perbedaan waktu serta kesalahan pelanggan. Dalam situasi
nonrespons, salah saji yang ditemukan dengan prosedur alternative akan
diperlakukan serupa dengan salah saji yang ditemukan melalui konfirmasi.
5.3 Mengevaluasi Hasil
5.3.1 Menggeneralisasi dari Sampel ke Populasi
Secara konseptual, estimasi nonstatistik dan estimasi perbedaan akan
melakukan hal yang sama – menggeneralisasi dari sampel ke populasi.
Meskipun kedua metode itu mengukur kemungkinan salah saji populasi
berdasarkan hasil sampel, estimasi perbedaan menggunakan pengukuran
statistic untuk menghitung batas keyakinan. Emapat langkah menggambarkan
perhitungan batas keyakinan ;
1. Menghitung titik estimasi total salah saji. Titik estimasi adalah
ekstrapolasi langsung dari salah saji dalam sampel kesalah saji dalam
produksi.
2. Menghitung estimasi deviasi standar populasi. Deviasi standar populasi
adalah ukuran statistic dari variabilitas nilai setiap item dalam populasi.
Jika ada sejumlah besar variasi dalam nilai item populasi, deviasi standar
akan lebih besar dibandingkan jika variasinya kecil. Deviasi standar
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap interval presisi yang dihitung
3. Menghitunng interval presisi. Interval presisi dihitung dengan
menggunakan rumus statistic. Hasilnya adalah berupa ukuran dolar dari
ketidakmampuan memprediksi salah saji populasi yang sebenarnya
karena pengujian didasarkan pada sampel, bukan pada populasi secara
keseluruhan. Pengaruh perubahan setiap factor meskipun factor-faktor
lainnya tetap konstan yaitu :
Jenis Perubahan Pengaruhnya terhadap Interval
Presisi yang Dihitung
Meningkatkan ARIA Menurun
Meningkatkan titik estimasi salah Meningkat
saji
Meningkatkan deviasi standar Meningkat
Meningkatkan ukuran sampel Menurun
4. Menghitung batas keyakinan. Auditor menghitung batas keyakinan, yang
mendefinisikan interval keyakinan, dengan mengombinasikan titik
estimasi dari total salah saji dan interval presisi yang dihitung pada
tingkat keyakinan yang diinginkan.
5.3.2 Menganalisis Salah Saji
Auditor harus mengevaluasi salah saji untuk menentukan penyebab
setiap salah saji dan memutuskan apakah perlu memodifikasi model risiko
audit.
5.3.3 Memutuskan Akseptabilitas Populasi
Jika menggunakan metode statistic, maka untuk memutuskan apakah
suatu populasi dapat diterima auditor bergantung pada aturan keputusan
sebagai berikut :
- Jika interval keyakinan dua sisi untuk salah saji sepenuhnya berada dalam
salah saji yang dapat ditoleransi berupa plus dan minus, terima hipotesis
bahwa nilai buku tidak disalahsajikan dalam jumlah yang material.
- Jika terjadi sebaliknya, terima hipotesis bahwa nilai buku disalahsajikan
dalam jumlah yang material.
5.3.4 Analisis
Penggunaan ARIR yang kecil akan menyebabkan ukuran sampel
menjadi lebih besar ketimbang jika ARIR-nya sebesar 100 persen. Auditor
dapat menggunakan ARIR untuk mengurangi kemungkinan harus
meningkatkan ukuran sampel jika deviasi standar atau titik estimasi lebih
besar dari yang diharapkan.
5.4 Tindakan Jika Hipotesis Ditolak
Jika satu atau kedua batas keyakinan terletak diluar rentang salah saji
yang dapat ditoleransi, populasi dianggap tidak dapat diterima. Tindakan
yang akan diambil auditor adalah sama seperti untuk sampling nonstatistik,
kecuali estimasi yang lebih baik terhadap salah saji populasi telah dibuat. Jika
interval presisi yang dihitung melampaui salah saji yang dapat ditoleransi,
auditor tidak akan mengharuskan pembukuan disesuaikan.
BAB III
PENUTUP

Simpulan
Sampling audit atas rician saldo ini berbeda dengan audit pengujian serta
pengendalian substantik atas trasaksi. Perbedaan mendasar keduanya berada pada
letak dimana auditor ingin ukur. Audit atas pengujian rician saldo ini
menggunakan uji non statik dan unit moneter yag masing-masing ujinya memakai
samplig variabel berupa rincian saldo yang akan diukur.
Dilihat dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa audit atas pegujian rician
saldo ini sangat penting untuk megetahui dan menguji apakah rincian saldo yang
tertera pada asersi manajemen tersebut wajar menurut standar akuntansi berterima
umum.
DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A.,Randal J. Elder, da Mark S. Beasley. 2005. Auditing dan Jasa
Assurance Jilid 2 12th Edition. Jakarta : Erlangga.
Vegirawati, Titin. 2011. Penerapan Metode Sampling dan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Penggunaan Metode Sampling Audit. Dipublikasikan oleh
Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi (JENIUS) Universitas IBA
Palembang.

Anda mungkin juga menyukai