Anda di halaman 1dari 7

MATAKULIAH AUDITING II

CHAPTER 17

SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO

OLEH:

TONI NURHADIANTO

1500200765

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM MATRIKULASI MAGISTER SAINS AKUNTANSI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2016

1
2

CHAPTER 17
SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO
A. PERBANDINGAN SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO
DAN UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN SERTA PENGUJIAN SUBSTANTIF
ATAS TRANSAKSI
Perbedaan utamaantara pengujian pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, dan
pengujian atas rincian saldo terletak pada apa yang ingin diukur oleh auditor.
Jenis Pengendalian Apa yang Diukurnya
Pengujian pengendalian Keefektifan operasi pengendalian internal
Pengujian substantif atas transaksi Keefektifan pengendalian
Pengujian atas rincian saldo Apakah jumlah dolar saldo akun mengandung
salah saji yang material
Auditor melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi:
1. Untuk menentukan apakah tingkat pengecualian populasi cukup rendah.
2. Untuk mengurangi penilaian risiko pengendalian dan karenanya mengurangi pengujian atas
rincian saldo.
3. Untuk perusahaan publik, guna menyimpulkan bahwa pengendalian telah beroperasi secara
efektif demi tujuan audit pengendalian internal atas pelaporan keuangan.

B. SAMPLING NON STATISTIK


Ada 14 langkah yang diperlukan dalam sampling audit untuk menguji atas rincian saldo.
Langkah-langkah tersebut selaras dengan 14 langkah yang digunakan untuk pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi, walaupun tujuannya berbeda.
Langkah-Sampling Audit untuk Pengujian Langkah-Sampling Audit untuk Pengujian
atas Rincian Saldo Pengendalian dan Pengujian Substantif atas
Transaksi
Merencanakan Sampel Merencanakan Sampel
1 Menyatakan tujuan pengujian audit 1 Menyatakan tujuan pengujian audit
2 Memutuskan apakah sampling audit 2 Memutuskan apakah sampling audit
dapat diterapkan dapat diterapkan
3 Mendefinisikan salah saji 3 Mendefinisikan atribut dan
4 Mendefinisikan populasi 4 Mendefinisikan populasi
5 Mendefinisikan unit sampling 5 Mendefinisikan unit sampling
6 Menetapkan salah saji yang dapat 6 Menetapkan tingkat pengecualian yang
ditoleransi dapat ditoleransi
7 Menetapkan risiko yang dapat diterima 7 Menetapkan risiko yang dapat diterima
atas penerimaan yang salah atas penilaian risiko pengendalian yang
terlalu rendah (ARACR)
8 Mengestimasi salah saji dalam populasi 8 Mengestimasi tingkat pengecualian
populasi
3

9 Menentukan ukuran sampel awal 9 Menentukan ukuran sampel awal


Memilih Sampel dan Melaksanakan Prosedur Memilih Sampel dan Melaksanakan Prosedur
Audit Audit
10 Memilih sampel 10 Memilih sampel
11 Melaksanakan prosedur audit 11 Melaksanakan prosedur audit
Mengevaluasi Hasil Mengevaluasi Hasil
12 Menggeneralisasi dari sampel ke 12 Menggeneralisasi dari sampel ke
populasi populasi
13 Menganalisis salah saji 13 Menganalisis pengecualian
14 Memutuskan akseptabilitas populasi 14 Memutuskan akseptabilitas populasi
Menerapkan Sampling Nonstatistik untuk Pengujian atas Rincian Saldo:
1. Menyatakan Tujuan Pengujian Audit
Auditor akan mengambil sampel untuk pengujian atas rincian saldo guna menentukan apakah
saldo akun yang sedang diadit telah dinyatakan secara wajar.
2. Memutuskan Apakah Sampling Audit Dapat Diterapkan
Sampling audit dapat diterapkan setiap kali auditor berencana membuat kesimpulan
mengenai populasi berdasarkan sampel.
3. Mendefinisikan Salah Saji
Karena sampling audit untuk pengujian atas rincian saldo mengukur salah saji moneter, yaitu
salah saji yang terjadi apabila item sampel disalahsajikan.
4. Mendefinisikan Populasi
Dalam pengujian atas rincian saldo, populasi didefinisikan sebagai item yang membentuk
populasi dolar yang tercatat.
5. Mendefinisikan Unit Sampling
Untuk sampling nonstatistik dalam pengujian atas rincian saldo, unit sampling hampir selalu
merupakan item yang membentuk saldo akun.
6. Menetapkan Salah Saji yang Dapat Ditoleransi
Auditor menggunakan salah saji yang dapat ditoleransi, untuk menentukan ukuran sampel
dan mengevaluasi hasil sampling nonstatistik. Auditor akan memulainya dengan
pertimbangan pendahuluan mengenai materialitas dan menggunakan total tersebut untuk
menentukan salah saji yang dapat ditoleransi bagi setiap akun.
7. Menetapkan Risiko yang Dapat Diterima atas Penerimaan yang Salah
Risiko yang dapat diterima atas penerimaan yang salah adalah jumlah risiko yang bersedia
ditanggung auditor karena menerima suatu saldo sebagai benar padahal salah saji yang
sebenarnya dalam saldo tersebut melampaui salah saji yang dapat ditoleransi.
8. Mengestimasikan Salah Saji dalam Populasi
4

Biasanya auditor membuat estimasi ini berdasarkan pengalaman sebelumnya dengan klien
dan dengan menilai risiko inheren, yang mempertimbangkan hasil pengujian pengendalian,
pengujian substantif atas transaksi, dan prosedur analitis yang telah dilaksanakan.

9. Menentukan Ukuran Sampel Awal


Jika menggunakan sampling nonstatistik, auditor menentukan ukuran sampel awal dengan
mempertimbangkan faktor-faktor yang ada.
10. Memilih Sampel
Untuk sampling nonstatistik, standar auditing mengijinkan auditor untuk emnggunakan
metode pemilihan, auditor baru akan membuat keputusan setelah mempertimbangkan
keunggulan dan kelemahan setiap metode, termasuk pertimbangan biaya.
11. Melaksanakan Prosedur Audit
Untuk melaksanakan prosedur audit, auditor menerapkan prosedur audit yang tepat pada
setiap item sampel untuk menentukan apakah item tersebut mengandung salah saji.
12. Menggeneralisasi dari Sampel ke Populasi dan Memutuskan Akseptabilitas Populasi
Auditor harus menggeneralisasi dari sampel ke populasi dengan:
a. Memproyeksikan salah saji dari hasil sampel ke populasi
b. Mempertimbangkan kesalahan sampling serta risiko sampling
Auditor yang menggunakan sampling nonstatistik tidak dapat mengukur secara formal
kesalahan sampling sehingga harus mempertimbangkan secara subjektif kemungkinan bahwa
salah saji populasi yang sebenarnya melampaui jumlah yang dapat ditoleransi. Auditor
melakukan hal ini dengan mempertimbangkan:
a. Perbedaan antara titik estimasi dan salah saji yang dapat ditoleransi (yang disebut
perhitungan kesalahan sampling).
b. Sejauh mana item dalam populasi telah diaudit 100 persen.
c. Apakah salah saji cenderung mengoffset atau hanya bersifat satu arah.
d. Jumlah salah saji individual.
e. Ukuran sampel.
13. Menganalisis Salah Saji
Auditor harus mengevaluasi sifat dan penyebab setiap salah saji yang ditemukan dalam
pengujian atas rincian saldo.
Tindakan yang diambil apabila populasi ditolak:
a. Tidak mengambil tindakan hingga pengujian atas bidang audit lainnya telah selesai.
b. Melaksanakan pengujian audit yang diperluas pada bidang tertentu.
c. Meningkatkan ukuran sampel.
d. Menyesuaikan saldo akun.
e. Meminta klien untuk memeriksa populasi.
f. Menolak untuk memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian.
5

C. SAMPLING UNIT MONETER


Menerapkan Sampling Unit Moneter:
Sampling unit moneter sekarang merupakan metode sampling statistik yang paling umum
digunakan untuk menguji atas rincian saldo karena memiliki kesederhanaan statistik bagi
sampling atribut serta memberikan hasil statistik yang dideskripsikan dalam dolar (atau mata
uang lainnya yang sesuai).
1. Perbedaan Antara Sampling Unit Moneter (MUS) dan Sampling Nonstatistik
a. Definisi unit sampling adalah suatu dolar individual MUS memiliki fitur yang penting
seperti definisi unit sampling sebagai suatu dolar individual dalam saldo akun.
b. Ukuran populasi adalah populasi dolar yang tercatat.
c. Pertimbangan pendahuluan mengenai materialitas digunakan untuk setiap akun dan
bukan salah saji yang dapat ditoleransi.
d. Ukuran sampel ditentukan dengan menggunakan rumus statistik.
e. Aturan keputusan formal digunakan untuk memutuskan akseptabilitas populasi.
f. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan PPS.
g. Auditor menggeneralisasi dari sampel ke populasi dengan menggunakan teknik MUS.
2. Menggeneralisasi dari Sampel ke Populasi Jika Tidak Ada Salah Saji yang Ditemukan
dengan Menggunakan MUS
Persentase asumsi salah saji yang tepat asumsi yang pas bagi persentase salah saji dalam item
populasi yang mengandung salah saji tersebut secara keseluruhan merupakan keputusan
auditor.
3. Menggeneralisasi Ketika Salah Saji Ditemukan
Empat aspek dalam menggeneralisasi dari sampel ke populasi yang kita bahas sebelumnya
masih dapat diterapkan, tetapi penggunaannya telah dimodifikasi sebagai berikut:
a. Jumlah lebih saji dan kurang saji ditangani secara terpisah dan kemudian digabungkan.
b. Asumsi salah saji yang berbeda dibuat untuk setiap salah saji, termasuk salah saji nol.
c. Auditor harus berhadapan dengan lapisan CUER dari tabel sampling atribut.
d. Asumsi salah saji harus dikaitkan dengan setiap lapisan.
4. Memutuskan Akseptabilitas Populasi dengan Menggunakan MUS
Setelah batas salah saji dihitung, auditor harus memutuskan apakah populasi dapat diterima.
Untuk melakukan hal tersebut diperlukan suatu aturan keputusan.
5. Tindakan Jika Populasi Ditolak
Jika satu atau kedua batas salah saji itu berada diluar batas salah saji yang dapat ditoleransi
dan populasi dianggap tidak dapat diterima, auditor memiliki beberapa opsi.
6. Menentukan Ukuran Sampel dengan Menggunakan MUS
a. Materialitas.
b. Asumsi persentase rata-rata salah saji untuk item populasi yang mengandung salah saji.
c. Risiko yang dapat diterima atas penerimaan yang salah (ARIA).
6

d. Nilai populasi yang tercatat.


e. Estimasi tingkat pengecualian populasi.
f. Hubungan model risiko audit dengan ukuran sampel untuk MUS.

7. Audit dengan Menggunakan Sampling Unit Moneter


Sampling unit moneter (MUS) memiliki sedikit empat fitur yang menarik bagi auditor:
a. MUS secara otomatis akan meningkatkan kemungkinan memilih item dolar yang tinggi
dari populasi yang sedang diaudit.
b. MUS dapat mengurangi biaya pelaksanaan pengujian audit karena item sampel akan diuji
sekaligus.
c. MUS mudah diterapkan.
d. MUS menghasilkan kesimpulan statistik dan bukan kesimpulan nonstatistik.
Terdapat kelemahan utama MUS:
a. Total batas salah saji yang dihasilkan ketika salah saji ditemukan mungkin terlalu tinggi
untuk digunakan oleh auditor.
b. Sulit memilih sampel PPS dari populasi yang besar tanpa bantuan komputer.

D. SAMPLING VARIABEL
Menguraikan Sampling Variabel:
Seperti MUS adalah metode statistik yang digunakan oleh auditor. Sampling variabel dan
sampling nonstatistik untuk pengujian atas rincian saldo memiliki tujuan yang sama untuk
mengukur salah saji dalam suatu saldo akun.
1. Perbedaan antara Sampling Variabel dan Nonstatistik
Penggunaan metode variabel memiliki banyak kemiripan dengan sampling nonstatistik.
2. Distribusi Sampling
Auditor tidak tidak mengetahuni nilai rata-rata (mean) salah saji dalam populasi, distribusi
jumlah salah saji, atau nilai yang diaudit.
3. Inferensi Statistik
Secara alami jika sampel diambil dari suatu populasi dalam situasi audit aktual, auditor tidak
mengetahui karakteristik populasi itu dan biasanya, hanya satu sampel yang akan diambil
dari populasi yang bersangkutan.
4. Metode Variabel
Auditor menggunakan proses inferensi statistik sebelumnya bagi semua metode sampling
variabel. Setiap metode dibedakan menurut apa yang sedang diukur:
a. Estimasi perbedaan.
b. Estimasi rasio.
7

c. Estimasi rata-rata perunit.


5. Metode Statistik Berstratifikasi
Adalah metode sampling dimana semua unsur dalam total populasi di bagi menjadi dua atau
lebih populasi.

6. Risiko Sampling
a. ARIA
b. ARIR

E. ILUSTRASI PENGGUNAAN ESTIMASI PERBEDAAN


1. Merencanakan Sampel dan Menghitung Ukuran Sampel dengan Menggunakan Estimasi
Perbedaan
a. Menyatakan tujuan pengujian audit.
b. Memutuskan apakah sampling audit dapat diterapkan.
c. Mendefinisikan kondisi salah saji.
d. Mendefinisikan populasi.
e. Mendefinisikan unit sampling.
f. Menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi.
g. Menetapkan risiko yang dapat diterima.
h. Mengestimasi salah saji dalam populasi.
i. Menghitung ukuran sampel awal.
2. Memilih Sampel dan Melaksanakan Prosedur
a. Memilih sampel dalam hal ini auditor menggunakan sampel acak menggunakan
komputer.
b. Melaksanakan prosedur audit, auditor harus berhati-hati dalam mengkonfirmasi piutang
usaha dan prosedur alternatif.
3. Mengevaluasi Hasil
a. Menggeneralisasi dari sampling ke populasi.
b. Menganalisis salah saji.
c. Memutuskan akseptabilitas populasi.
4. Tindakan Jika Hipotesis Ditolak
Jika satu atau kedua batas keyakinan terletak di luar rentang salah saji yang dapat ditoleransi,
populasi dianggap tidak dapat diterima. Tindakan yang akan diambil auditor adalah sama
seperti sampling nonstatistik, kecuali estimasi yang lebih baik terhadap salah saji populasi
telah dibuat.

Anda mungkin juga menyukai