Jurnal KTT Internasional Sains Teknologi dan Kemanusiaan
(ISETH2019) Memajukan Pemikiran Ilmiah untuk Pembangunan Berkelanjutan di Masa Depan
Volume dan Halaman 535-555
Tahun 2019 Ria Mennita dan Bonnie Soeherman Penulis
Reviewer Andi Muhammad Reiza Al-Madani
Tanggal 23 Januari 2023 Untuk mengungkap akuntabilitas ekonomi, moral, dan spiritual bisnis Villa Kamaran, menafsirkannya dan menyajikannya dengan ajaran di Suluk Linglung Sunan Kalijaga. untuk menggali, menampilkan dan menjelaskan Tujuan Penelitian akuntabilitas ekonomi, moral dan spiritual dari bisnis Kamaran Villa di Desa Prigen berdasarkan pengalaman masyarakat dan untuk melayani dengan ajaran Suluk Linglung.
Bisnis Kamaran Villa di Desa Prigen
Subjek Penelitian
Metode penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan
fenomenologis. Dengan menggunakan pendekatan fenomenologi, jenis metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan cara kualitatif yang melihat akuntabilitas bisnis Kamaran Villa. Penelitian fenomenologi dilakukan dengan observasi partisipatif karena akan memudahkan peneliti untuk memahami pola dan dapat menggambar alur untuk memahami fenomena yang diteliti Penelitian ini dimulai dari menguji pengalaman kesadaran individu, analisis hingga tinjauan kritis terhadap pengalaman individu. Penelitian dilakukan di empat dari enam kelurahan di Desa Prigen yaitu Prigen Timur, Rekesan, Palembon dan Tretes. Peserta penelitian dibagi menjadi tiga kelompok yaitu peserta dari pengusaha Kamaran Villa (penjaga Villa dan makelar atau buser Villa), masyarakat Prigen (tokoh masyarakat, masyarakat sekitar, pedagang dan tokoh pemuda Karang Taruna di Prigen) dan perangkat desa (Kepala Desa dan rukun warga (RW)). Jumlah partisipan dalam penelitian ini adalah sebelas orang. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di lapangan, terdapat dua kelurahan di Desa Prigen yang bukan merupakan kelurahan tempat usaha Kamaran Villa beroperasi. Hal ini disebabkan oleh kebijakan masyarakat yang menolak menjalankan usaha ini di lingkungannya. Kedua lingkungan adalah Ngemplak dan West Prigen. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan Kepala Desa Prigen Bapak Taufik. Fakta lain menunjukkan bahwa umumnya pemilik vila adalah para janda. Beberapa pemilik villa lainnya adalah tokoh masyarakat dan mendapat gelar “Haji”. Ada tiga faktor penyebab berkembangnya bisnis Villa di Tretes,yaitu faktor ekonomi, faktor putus asa dan faktor hobi. Pernyataan ini diperoleh dari wawancara dengan Pak Wanaji, Wakil Perangkat Lingkungan dan sesepuh di lingkungan Tretes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha persewaan Kamaran Villa dinilai dapat dipertanggung jawabkan secara ekonomi oleh masyarakat yang menerima keuntungan dari pengoperasian usaha ini. Warga merasakanberpendapat bahwa usaha ini sangat menguntungkan dan membantu mereka dalam memenuhi kebutuhannya. Usaha persewaan Kamaran Villa dapat menggerakkan perekonomian masyarakat, khususnya masyarakat yang berada di wilayah operasional usaha. Beberapa manfaat yang dirasakan masyarakat dengan adanya Villa Kamaran adalah memberikan kesempatan kepada mereka untuk membuka usaha jasa dan perdagangan serta memberikan kesempatan kerja sebagai penjaga Villa, cleaning service dan makelar atau buser. Berdasarkan penelitian pertanggungjawaban moral menunjukkan bisnis Kamaran Villa meningkat angka seks bebas dan Married by Accident (MBA). Hal ini diakibatkan oleh adanya perubahan perilaku pemuda di lingkungan sekitar yang mulai berpacaran dan menganggap tidak ada batasan antara laki-laki dan perempuan, akibat dari fenomena Kamaran Villa yang mayoritas penggunanya adalah para remaja. Sejalan dengan bentuk pertanggungjawaban moral, bisnis Villa tidak menunjukkan bisnis inidapat memberikan pertanggungjawaban spiritual kepada pemilik dan penghuni wilayah operasional. Pada dasarnya, pemilik Villa menyadari bahwa bisnis mereka tidak sepenuhnya benar, tetapi sayangnya mereka mengesampingkannya demi keuntungan. Penelitian ini memberikan fakta dan realita di Kekuatan Penelitian lapangan tentang fenomena sosial dan akuntabilitas masyarakat. Dimana realitas sosial tidak mengandung nilai benar atau salah. Pelajaran dalam Suluk Linglung dapat mencerminkan bagaimana warna diri mempengaruhi penerimaan dan respon warga terhadap akuntabilitas usaha Villa Kamaran. Jaminan mandiri ini harus dikendalikan agar akuntabilitas dapat dikendalikan dan efektif. Penelitian ini tidak memberikan solusi terhadap Kelemahan Penelitian fenomena akuntabilitas bisnis di Kamaran Villa. Kesimpulan Akuntabilitas Bisnis Kamaran Villa menjadi dilema bagi masyarakat di wilayah operasional. Ini karena bisnis dapat dipertanggungjawabkan secara ekonomi, tetapi tidak secara moral dan spiritual. Jika bisnis Villa dikurangi dan atau ditiadakan, maka akan sangat mempengaruhi perekonomian penduduk, terutama yang berada di wilayah operasional Villa. Jelas ini merupakan kerugian yang tidak sebanding dengan keuntungan yang ada. Perlu adanya perbaikan sistem dan kebijakan business user Kamaran Villa,tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dan juga ketentuan lainnya agar tidak berdampak buruk terhadap moral dan spiritual yang apek.