Anda di halaman 1dari 4

Website: semnasppm.undip.ac.

id

Pelatihan dan Pendampingan Menuju Peningkatan Usaha dan Kemandirian UMKM


di Kelurahan Kalisegoro
Badingatus Solikhah 1, Subowo2, Agus Wahyudin3
Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Semarang
1badingatusbety@mail.unnes.ac.id
2subowo@mail.unnes.ac.id
3aguswahyudin@mail.unnes.ac.id

Abstrak — Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki peran penting dalam perekonomian masyarakat
Indonesia. Usaha Mikro,Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai perwujudan konkret ekonomi rakyat strategis untuk
dikembangkan karena sektor ini mampu menyediakan lapangan kerja yang mampu menyerap tenaga kerja yang cukup
tinggi. Usaha Kecil di Kelurahan Kalisegoro yang sedang berkembang ada banyak, diantaranya yaitu usaha catering,
warung makan, pengembangbiakan lele dan usaha jamu serta usaha jasa pijat sangat potensial untuk dikembangkan dan
dibina karena usaha mereka memiliki kendala diantaranya kelemahan SDM, minimnya jaringan pemasaran serta akses
modal. Tujuan dari program pengabdian ini adalah untuk memberikan pemahaman dan peningkatan keahlian bagi para
pelaku usaha serta calon pengusaha di Kelurahan Kalisegoro Gunungpati Kota Semarang. Berdasarkan analisis sistuasi
dan permasalahan yang dihadapi oleh mitra yaitu Usaha Kecil di Kelurahan Kalisegoro, maka solusi yang ditawarkan
adalah dengan memberikan “Pelatihan dan Pendampingan Secara Komprehensif Menuju Kemajuan Usaha dan
Kemandirian Usaha” melalui program pelatihan, praktik serta pendampingan. Hasil dari kegiatan ini adalah peserta
memahami berbagai hal terkait dengan pengembangan usaha kecil yaitu: Strategi mengenali kebutuhan pelanggan,
Strategi peningkatan kualitas produk, Strategi pengemasan dan display produk, Strategi penetapan harga jual, Strategi
promosi dan branding dan tata cara pembukuan/akutansi sederhana.

Kata kunci — Usaha Kecil, Peningkatan Omset, Peningkatan Usaha, Kemandirian Usaha.

I. PENDAHULUAN kerakyatan adalah kegiatan ekonomi yang


dilakukan oleh rakyat yang secara swadaya
Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mengelola sumberdaya yang dapat dikuasainya
memiliki peran penting dalam perekonomian dan ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat Indonesia. Perhatian tinggi yang dasarnya dan keluarganya.
diberikan kepada para pelaku UMKM tersebut Masalah yang dihadapi dalam pengembangan
tidak lain sebagai wujud pemerintah dalam UMKM Hafsah (2004) menyatakan permasalahan
menyangga ekonomi rakyat kecil. UMKM mampu internal usaha mikro kecil dan menengah;
memberikan dampak secara langsung terhadap rendahnya profesionalisme sumber daya manusia
kehidupan masyarakat di sektor bawah. yang mengelola, keterbatasan permodalan dan
Setidaknya, terdapat 3 peran UMKM yang sangat akses terhadap perbankan dan pasar, kemampuan
penting dalam kehidupan masyarakat kecil. Tiga penguasaaan teknologi yang rendah, sedangkan
peran tersebut antara lain: sarana mengentaskan permasalahan eksternal; iklim usaha yang kurang
masyarakat dari jurang kemiskinan, sarana untuk menguntungkan bagi pengembangan usaha kecil,
meratakan tingkat perekonomian rakyat kecil, dan kebijakan pemerintah yang belum memihak bagi
memberikan pemasukan devisa bagi negara. pengembangan usaha kecil, kurangnya
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) pembinaaan manajemen dan peningkatan kualitas
sebagai perwujudan konkret ekonomi rakyat sumberdaya manusia. Brom dan Longenecker
dirasakan strategis untuk dikembangkan, karena (1979, 31) menyatakan kegagalan yang dialami
sektor ini mampu menyediakan lapangan kerja usaha kecil disebabkan oleh; kemerosotan posisi
yang mampu menyerap tenaga kerja yang cukup modal kerja (deterioration of working capital),
tinggi sehingga diharapkan dapat membantu penurunan volume penjualan (declining sales),
meningkatkan pendapatan untuk. memenuhi penurunan laba atau keuntungan (declining profits)
kebutuhan dasar hidup masyarakat. Ekonomi dan meningkatkan utang (increasing debt), dan

Seminar Nasional Kolaborasi Pengabdian Kepada Masyarakat UNDIP-UNNES 2019 263


Website: semnasppm.undip.ac.id

beberapa hasil penelitian Scarborough dan Pada usaha pengembangbiakan lele juga masih
Zimmerer, 1993:12) bahwa factor penyebab dengan metode yang konvensional, yaitu
kegagalan sektor usaha kecil untuk berkembang pengembangbiakan dengan cara alami. Sehingga
diantaranya ; lemahnya pengambilan keputusan, hasil panen kurang optimal dan sangat bergantung
(poor decisionmaking ability), ketidakmampuan pada keberuntungan serta faktor alam. Sementara
manajemen (management in competence), kurang itu ada cara yang lebih intensif dan tidak terlalu
pengalaman (lack of experience) dan lemahnya terpengaruh faktor keberuntungan yaitu engan
pengawasan keuangan (poor financial control). teknik Bioflok. Sistem bioflok merupakan metode
Di kelurahan Kalisegoro Kecamatan budidaya ikan lele dengan teknologi modern.
Gunungpati Kota Semarang terdapat berbagai Teknik ini mampu mengurangi biaya produksi,
Usaha Kecil yang sangat potensial untuk terutama dalam segi pakan, karena di pakan inilah
berkembang. Usaha tersebut diantaranya adalah biaya yang paling besar. Dengan sistem bioflok ini
warung makan, pembuat jamu, pembuat kerajinan, peternak akan lebih ringan untuk pakannya dan
ternak lele dan yang paling mendominasi adalah hasilnyapun lebih maksimal. Sementara pada
berjualan berbagai produk. Usaha diatas meskipun usaha jamu meskipun tergolong industri rumahan
tergolong baru namun merupakan usaha yang dengan teknik pengolahan sederhana namun
berkembang cukup pesat. Untuk usaha catering sudah pernah ikut pameran dan rasa jamunya
biasa melayani untuk hajatan sederhana dari mendapat pujian dari berbagai pihak.
warga sekitar serta melayani nasi dus, termasuk
usaha warung makan juga telah memiliki B. Belum menerapkan Pelayanan Prima
pelanggan yang lumayan. Sedangkan untuk usaha Pelayanan prima dalam berjualan adalah sangat
jamu sudah beberapa kali diikutkan dalam mutlak untuk menjaga kepuasan pelanggan serta
pameran di kelurahan. Sementara ternak lele menciptakan pelanggan jangka panjang.
merupakan ternak dengan menggunakan media Utamanya pada usaha catering yang berhubungan
terpal serta plastik disekitar pekarangan. langsung dengan pelanggan akhir.

Permasalahan Mitra & Solusinya


A. Pengelolaaan masih Konvensional C. Jaringan Pemasaran Terbatas
Pada ketiga usaha kecil diatas pada aspek Untuk usaha catering sementara masih
pengelolaan dikelola oleh pemilik masing-masing. melayani warga sekitar. Tidak pernah melakukan
Untuk usaha catering sudah biasa melayani acara promosi baik melalui media online maupun biasa.
hajatan dirumah serta menerima pesanan. Namun Sistem pemasaran hanya dari mulut kemulut,
demikian peralatan yang digunakan baik untuk sehingga jaringan pemasaran sangat terbatas.
memasak maupun penyajian juga masih Padahal catering tersebut sangat potensial untuk
menggunakan peralatan sederhana. Keahlian berkembang apabila dikemas dan dipromosikan.
memasak juga karena terbiasa, pemilik jarang
berinovasi mengikuti perkembangan pasar baik D. Belum Menyelenggarakan Pembukuan
melalui pelatihan maupun melalui program Pada ketiga usaha tersebut belum
internet. Sehingga dikhawatirkan tidak mampu menyelenggarakan pembukuan. Sehingga
bersaing dalam era disrupsi seperti saat ini. penentuan harga jual juga berdasarkan hitungan
kasar yang biasanya hanya mencakup bahan baku,
tenaga kerja serta bahan pembantu. Sehingga
mereka merasa mendapat keuntungan yang
banyak, padahal apabila dikurangi dengan biaya
operasional lainnya, biaya penyusutan serta honor
untuk pemilik mungkin labanya rendah.

E. Keterbatasan Modal
Tidak adanya pembukuan yang baik juga
menghambat usaha kecil mereka terhadap akses
permodalan dari bank. Sehingga pengembangan
usaha sangat bergantung pada modal sendiri. Dan
lebih parahnya, biasanya keuntungan yang mereka
dapatkan digunakan untuk memenuhi kebutuhan
seperti membeli peralatan elektronik, renovasi
Gambar 1: Usaha Kecil di Kalisegoro rumah, membeli kendaraan serta kebutuhan
Seminar Nasional Kolaborasi Pengabdian Kepada Masyarakat UNDIP-UNNES 2019 264
Website: semnasppm.undip.ac.id

konsumtif lainnya dibandingkan untuk Program Pelatihan dan Pendampingan bagi Usaha
mengembangkan usaha supaya mendapatkan Kecil di Kelurahan Kalisegoro. Selain
keuntungan yang lebih besar lagi. pendampingan secara fisik/datang langsung, juga
Berdasarkan analisis sistuasi dan permasalahan dapat dilakukan melalui kontak telephone maupun
yang dihadapi oleh mitra yaitu Usaha Kecil di pesan singkat (sms) karena cara tersebut dirasa
Kelurahan Kalisegoro, maka solusi yang diberikan lebih efektif dan efisien jika dalam praktek
adalah dengan memberikan “Pelatihan dan dilapangan mengalami kesulitan.
Pendampingan Secara Komprehensif Menuju
Kemandirian dan Kemajuan Usaha” melalui D. Evaluasi
program sebagai berikut: Untuk mengetahui keberhasilan dari kegiatan
ini maka evaluasi dilakukan dengan cara: menilai
1) Pelatihan dan Pendampingan Bidang Usaha partisipasi peserta serta keaktifan peserta pada saat
2) Pelatihan dan Pendampingan Pelayanan Prima kegiatan pelatihan berlangsung. Namun evaluasi
3) Pelatihan dan Pendampingan Strategi utama atas pengabdian ini adalah apabila target
Pemasaran & Promosi dari program ini tercapai yaitu diterapkannya
4) Pelatihan dan Pendampingan seluruh materi yang diajarkan kepada pelaku
Pembukuan/Akuntansi Usaha Kecil di Kelurahan Kalisegoro sehingga
5) Pelatihan dan Pendampingan Akses Dana dari omset penjualan serta kapasitas usaha meningkat.
Luar
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
II. METODE PELAKSANAAN
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini
Kegiatan pengabdian ini dilakukan melalui bertujuan untuk memberikan pelatihan dan
tahapan sebagai berikut: pendampingan kepada para pelaku usaha kecil di
A. Pemaparan Materi Kelurahan Kalisegoro serta calon pengusaha yang
Metode yang digunakan dengan memakai berniat berwirausaha. Pelatihan dilakukan
teknik ceramah interaktif dengan media power terhadap perwakilan ibu-ibu di lingkungan RT 04
point dan contoh nyata. Adapun materi yang Kelurahan Kalisegoro Gunungpati Semarang dan
diberikan yaitu: beberapa perwakilan dari RT lain. Adapun materi
1) Strategi mengenali kebutuhan pelanggan yang diberikan adalah sebagai berikut:
2) Strategi peningkatan kualitas produk • Kiat sukses pengusaha
3) Strategi pengemasan dan display produk • Strategi mengenali kebutuhan pelanggan,
4) Strategi penetapan harga jual • Strategi peningkatan kualitas produk,
5) Strategi promosi dan branding • Strategi pengemasan dan display produk,
6) Tata cara pembukuan/akutansi sederhana • Strategi penetapan harga jual,
• Strategi promosi dan branding dan
B. Praktik
• Tata cara pembukuan/akutansi sederhana.
Materi selanjutnya adalah pelatihan dan praktik
supaya pelaku UKM dapat mengaplikasikan serta
mengetahui kesulitan yang dihadapi. Praktik yang
diberikan antara lain:
1) Mempraktekkan resep baru bagi usaha catering
2) Mempraktekkan teknik Bioflok bagi usaha
pengembangbiakan lele
3) Praktik pengemasan bagi usaha Pie Susu Darin
4) Praktik pelayanan prima
5) Praktik membuat media promosi offline &
online
6) Praktik mencari informasi dari media Gambar 2: Pemaparan Materi
online/internet
7) Praktik pembukuan/akuntansi sederhana Adapun kegiatan pelatihan tersebut dapat
dijabarkan sebagai berikut:
C. Pendampingan Hari, Tgl : Minggu, 08 September 2019
Namun tidak berhenti sampai disini saja, selama Waktu : Jam 15.30 – 18.00 WIB
2 bulan tim pengabdian kepada masyarakat juga Tempat : Rumah Ibu Atik RT 04
akan mendampingi serta memantau pelaksanaan Kalisegoro
Seminar Nasional Kolaborasi Pengabdian Kepada Masyarakat UNDIP-UNNES 2019 265
Website: semnasppm.undip.ac.id

Narasumber : Badingatus Solikhah dan kecil yaitu: Strategi mengenali kebutuhan


Mahasiwa Pelaku Usaha Online pelanggan, Strategi peningkatan kualitas produk,
Peserta : 30 orang Strategi pengemasan dan display produk, Strategi
Acara : penetapan harga jual, Strategi promosi dan
1. Pembukaan oleh pembawa acara branding dan tata cara pembukuan/akutansi
2. Sambutan Tuan Rumah sederhana.
3. Sambutan Ketua Pengabdi Atas dasar hasil analisis terhadap pelaksanaan
4. Pemaparan Materi oleh Badingatus program tersebut dapat diajukan saran sebagai
Solikhah berikut:
5. Pemutaran Video “Kisah Sukses 1. Para pemilik usaha kecil di Kelurahan
Pengusaha” Kalisegoro yang telah diberi pelatihan
6. Testimoni pelaku usaha online oleh diharapkan mampu mempraktekkan materi
Mahasiswa yang telah disampaiakan sehingga usaha yang
7. Tanya jawab mereka kembangkan dapat lebih maju.
8. Penutup 2. Bagi calon wirausaha yang telah ikut pelatihan
9. Ramah tamah ini diharapkan terinspirasi dan segera
Hasil : - Peserta memahami materi yang merealisasikan perencanaan usaha yang telah
disampaikan terkait dengan Strategi mengenali dibuat.
kebutuhan pelanggan, Strategi peningkatan 3. Bagi pengurus RT/ RW yang mengikuti
kualitas produk, Strategi pengemasan dan kegiatan ini diharapkan dapat
display produk, Strategi penetapan harga jual, menyebarluaskan materi dalam pertemuan
Strategi promosi dan branding dan tata cara rutin PKK di masing-masing tempat.
pembukuan/akutansi sederhana.
REFERENSI
[1] Asmara, A.A. 2004. “Pola Pemasaran Yang
Efektif Untuk UKM.” Makalah disampaikan pada
Seminar UKM Strategi Pengembangan Usaha
Kecil Menengah Dalam Rangka Menghadapi
Persaingan Global, Yogyakarta, 2 Oktober 2004.
[2] Darwanto. 2013. peningkatan daya saing UMKM
berbasis inovasi dan kreatifitas (strategi
penguatan property right terhadap inovasi dan
kreatifitas. jurnal bisnis dan ekonomi, 20, 142-149.
[3] Hafsah, M. J. 2004. Upaya Pengembangan Usaha
Kecil dan Menengah (UKM). Jurnal Infokop.
Nomor 25 (XX).
[4] Kementerian Koperasi dan UKM. 2019. Situs
Gambar 3. Pemutaran Video Kisah Sukses web www.depkop.go.id
[5] Nuryani, Endang, Sri. 2004. “Peran Pemerintah
Terjadi tanya jawab terkait permasalahan Dalam Pengembangan UKM Menghadapi Pasar
Global.” Makalah disampaikan pada Seminar
teknis yang dihadapi oleh pemilik/ pelaku
UKM Strategi Pengembangan Usaha Kecil
UMKM sehingga terjadi diskusi untuk mencari Menengah Dalam Rangka Menghadapi
solusi atas permasalahan teknis tersebut Persaingan Global, Yogyakarta, 2 Oktober 2004.
[6] Satris, D. & Prameswari, A. 2011. strategi
IV. PENUTUP pengembangan industri kreatif untuk
meningkatkan daya saing pelaku ekonomi lokal.
Tujuan dari program pengabdian ini adalah jurnal aplikasi managemen, 9, 301-308.
untuk memberikan pemahaman dan peningkatan [7] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5
keahlian bagi para pelaku usaha serta calon Tahun 1995 tentang Usaha Kecil.
[8] Widodo, Tri. 2004. “Strategi Pengolahan Sumber
pengusaha di Kelurahan Kalisegoro Gunungpati
Modal UKM.” Makalah Disampaikan pada
Kota Semarang khususnya RT 04/RW 02. Hasil Seminar UKM Strategi Pengembangan Usaha
dari kegiatan ini adalah peserta memahami Kecil Menengah Dalam Rangka Menghadapi
berbagai hal terkait dengan pengembangan usaha Persaingan Global, Yogyakarta, 2 Oktober 2004.

Seminar Nasional Kolaborasi Pengabdian Kepada Masyarakat UNDIP-UNNES 2019 266

Anda mungkin juga menyukai