13 STRATEGI PENGEMBANGAN
UMKM BERBASIS MASYARAKAT
10.8 1
13.1 Pendahuluan
Usaha mikro kecil menengah (UMKM) merupakan salah satu bagian yang
tidak terpisahkan dari perekonomian suatu negara. Definisi UMKM sendiri
bisa berbeda-beda tergantung pada negara dan kriteria yang digunakan,
seperti jumlah karyawan, jumlah modal, atau volume penjualan atau
pendapatan tahunan. Undang-Undang nomor 20 tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah menyebutkan pengertian UMKM
sebagai sebuah bisnis yang dioperasikan oleh pelaku usaha secara
individu, rumah tangga, ataupun badan usaha berskala kecil. Dengan
demikian, UMKM dapat didefinisikan sebagai usaha yang secara
independen dimiliki dan dioperasikan, relatif kecil dalam ukuran jumlah
karyawan dan/atau jumlah penjualan tahunan, dan beroperasi di industri
atau sektor tertentu.
UMKM memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian
negara, karena memberikan sumbangsih yang signifikan terhadap
lapangan kerja, inovasi, dan daya saing (Permana, 2017). UMKM sering
dianggap sebagai faktor penggerak pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan, terutama di negara-negara berkembang. UMKM juga
memainkan peran yang krusial dalam mendorong pertumbuhan yang
inklusif dan sejahtera, karena sering lebih fleksibel dan responsif terhadap
kebutuhan pasar lokal dan dapat memberikan peluang bagi kelompok
terpinggirkan, seperti wanita, pemuda, dan masyarakat pedesaan (Said,
2019).
UMKM berbasis masyarakat memiliki potensi yang cukup besar
untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi dan sosial.
Berikut ini adalah beberapa potensi pengembangan UMKM berbasis
masyarakat untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi dan
sosial:
- Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
UMKM berbasis masyarakat dapat memberikan kontribusi bagi
pertumbuhan ekonomi dengan cara meningkatkan produktivitas dan
daya saing usaha. Dengan demikian, UMKM dapat memperoleh
pendapatan yang lebih tinggi, yang dapat digunakan untuk
memperluas usaha dan menyerap tenaga kerja.
2 P e n g e m b a n g a n U M K M b e r b a s i s M a s y a r a k a t
- Mengurangi tingkat pengangguran
UMKM berbasis masyarakat dapat memberikan kontribusi bagi
pengurangan tingkat pengangguran dengan cara menyerap tenaga
kerja dari masyarakat lokal. Dengan demikian, UMKM dapat
membantu mengurangi tingkat kemiskinan dan memberikan
kesempatan kerja bagi masyarakat lokal.
- Memperkuat ekonomi keluarga
UMKM berbasis masyarakat dapat memberikan kontribusi bagi
peningkatan ekonomi keluarga dengan cara meningkatkan
pendapatan keluarga. Dengan demikian, UMKM dapat membantu
meningkatkan taraf hidup masyarakat lokal dan mengurangi tingkat
kemiskinan.
- Menciptakan lapangan kerja
UMKM berbasis masyarakat dapat memberikan kontribusi bagi
peningkatan lapangan kerja dengan cara menyerap tenaga kerja
dari masyarakat lokal. Dengan demikian, UMKM dapat membantu
mengurangi tingkat pengangguran dan memberikan kesempatan
kerja bagi masyarakat lokal.
M a n a j e m e n U M K M 3
juga sering mengalami kesulitan dalam memasarkan produk atau
jasa mereka ke pasar luar negeri karena tidak memiliki jaringan
distribusi yang luas atau tidak memenuhi standar mutu yang
ditetapkan oleh pasar internasional.
4 P e n g e m b a n g a n U M K M b e r b a s i s M a s y a r a k a t
Dalam hal kekuatan, UMKM berbasis masyarakat memiliki basis
pelanggan yang kuat, karena mereka seringkali beroperasi di wilayah yang
sama dengan masyarakat setempat. Hal ini membuat UMKM lebih mudah
dikenal dan diakui oleh masyarakat, sehingga memudahkan UMKM dalam
memperoleh pelanggan.
Selain itu UMKM berbasis masyarakat biasanya memahami
kebutuhan dan harapan masyarakat setempat, sehingga UMKM berbasis
masyarakat cenderung mengutamakan kualitas produk atau jasa yang
ditawarkan sesuai kebutuhan pelanggannya. Hal ini dapat membuat
UMKM berpotensi lebih terpercaya dan memiliki daya saing yang lebih
tinggi.
Karena organisasi atau usahanya berskala kecil, maka UMKM
berbasis masyarakat juga memiliki fleksibilitas yang tinggi dalam
mengubah strategi dan produk atau jasa yang ditawarkan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. Hal ini membuat UMKM lebih mudah beradaptasi
dengan perubahan lingkungan usaha.
Selain berbagai potensi kekuatan tersebut, UMKM berbasis
masyarakat juga memiliki kelemahan. Kelemahan utamanya adalah dalam
hal keterbatasan akses terhadap modal. UMKM berbasis masyarakat
seringkali mengalami keterbatasan akses terhadap modal yang diperlukan
untuk mengembangkan usaha. Hal ini dapat menghambat pengembangan
usaha UMKM.
13.4.1 Tantangan
Berikut ini adalah beberapa tantangan dan peluang implementasi
pengembangan UMKM berbasis masyarakat dalam hal kepedulian
lingkungan dan sosial:
M a n a j e m e n U M K M 5
- Keterbatasan sumber daya
Implementasi pengembangan UMKM berbasis masyarakat yang
memperhatikan kepedulian lingkungan dan sosial dapat mengalami
keterbatasan sumber daya, seperti modal, teknologi, dan informasi.
Hal ini dapat menghambat UMKM dalam mengembangkan usaha
yang ramah lingkungan dan sosial.
- Ketidaktahuan masyarakat
Masyarakat lokal seringkali belum mengetahui pentingnya
kepedulian lingkungan dan sosial dalam pengembangan UMKM,
sehingga tidak memiliki keinginan untuk mengadopsi praktik-praktik
yang ramah lingkungan dan sosial. Hal ini dapat menghambat
implementasi pengembangan UMKM berbasis masyarakat yang
memperhatikan kepedulian lingkungan dan sosial.
13.4.2 Peluang
Berikut ini adalah beberapa peluang implementasi pengembangan UMKM
berbasis masyarakat dalam hal kepedulian lingkungan dan sosial:
- Meningkatkan daya saing UMKM
Implementasi pengembangan UMKM berbasis masyarakat yang
memperhatikan kepedulian lingkungan dan sosial dapat
meningkatkan daya saing UMKM di pasar. Dengan demikian,
UMKM dapat lebih mudah diterima oleh pelanggan yang
menghargai produk atau jasa yang ramah lingkungan dan sosial,
khususnya di pasar internasional dan di negara-negara maju.
- Menciptakan lapangan kerja yang berkualitas
Implementasi pengembangan UMKM berbasis masyarakat yang
memperhatikan kepedulian lingkungan dan sosial dapat
menciptakan lapangan kerja yang berkualitas. Secara umum
pertumbuhan UMKM di Indonesia meningkat setiap tahun, karena
adanya kesadaran masyarakat bahwa mata pencaharian dan
pendapatan tidak hanya berasal dari perusahaan besar (Ilmi Faried
et al., 2021). Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM
pada tahun 2020, terdapat lebih dari 64 juta UMKM di Indonesia.
Jumlah tersebut, hampir 99% dari total populasi bisnis dan
mempekerjakan lebih dari 116 juta orang (Hidayat, 2021).
6 P e n g e m b a n g a n U M K M b e r b a s i s M a s y a r a k a t
Tenaga kerja produktif saat ini adalah Generasi Z (Gen Z), di mana
karakteristik dari kelompok ini adalah kepedulian mereka terhadap isu-isu
lingkungan (Indiahono, 2022; Pratminingsih, 2021; Sharma & Gokhale,
2022). Hal inilah yang menjadikan UMKM berpotensi menciptakan
lapangan kerja yang berkualitas.
M a n a j e m e n U M K M 7
- Memberikan dukungan finansial kepada UMKM
Masyarakat juga dapat memberikan dukungan finansial kepada
UMKM melalui cara-cara seperti meminjamkan modal, menjadi
investor, atau memberikan bantuan secara langsung kepada
UMKM.
Dengan demikian, peran masyarakat dalam mendukung UMKM
sangatlah penting untuk membantu UMKM dalam mengatasi tantangan
yang dihadapinya dan mengembangkan usahanya. Masyarakat dapat
memberikan dukungan kepada UMKM dengan cara yang sesuai dengan
kemampuan dan kapasitasnya, sehingga UMKM dapat tumbuh dan
berkembang menjadi pelaku ekonomi yang lebih kuat dan berdaya saing.
8 P e n g e m b a n g a n U M K M b e r b a s i s M a s y a r a k a t
pengembangan produk atau jasa, atau peningkatan keterampilan
UMKM.
M a n a j e m e n U M K M 9
13.7 Analisis kebijakan dan inisiatif dalam mendukung
pengembangan UMKM di Indonesia
10 P e n g e m b a n g a n U M K M b e r b a s i s M a s y a r a k a t
pusat informasi UMKM. Program ini bertujuan untuk meningkatkan
kapasitas dan daya saing UMKM melalui pelatihan dan dukungan
teknis yang diberikan.
Program-program pemerintah tersebut merupakan salah satu
upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mendukung UMKM di
Indonesia. Namun, masih banyak tantangan yang dihadapi oleh UMKM di
Indonesia, seperti keterbatasan akses terhadap modal dan pasar,
hambatan regulasi dan kebijakan, serta kurangnya akses terhadap
informasi dan dukungan ekosistem. Untuk mengatasi tantangan-
tantangan tersebut, diperlukan upaya-upaya yang terintegrasi dan terpadu
dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat.
M a n a j e m e n U M K M 11
• Pendampingan dan pelatihan. Banyak perusahaan besar yang
menyediakan pendampingan dan pelatihan bagi UMKM untuk
meningkatkan kapasitas dan kemampuan UMKM. Pendampingan
dan pelatihan ini bertujuan untuk membantu UMKM
mengembangkan kemampuan dan kapasitas usahanya, serta
mempersiapkan UMKM untuk menghadapi persaingan di pasar.
12 P e n g e m b a n g a n U M K M b e r b a s i s M a s y a r a k a t
13.8 Penutup
Pendekatan holistik dan inklusif dapat digunakan untuk pengembangan
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) berbasis masyarakat yang efektif
dan berkesinambungan. Pendekatan ini melibatkan banyak pelaku dan
sektor dalam pengembangan UMKM, sehingga memiliki dampak yang
lebih luas bagi masyarakat. Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa
pendekatan holistik dan inklusif penting untuk pengembangan UMKM
berbasis masyarakat:
- Mengakomodasi kebutuhan dan harapan masyarakat lokal
Pendekatan holistik dan inklusif memperhatikan kebutuhan dan
harapan masyarakat lokal dalam pengembangan UMKM. Dengan
demikian, UMKM dapat lebih terfokus pada produk atau jasa yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga lebih mudah
diterima oleh masyarakat.
- Mendorong partisipasi aktif masyarakat
Pendekatan holistik dan inklusif mendorong partisipasi aktif
masyarakat dalam pengembangan UMKM. Dengan demikian,
masyarakat lokal dapat memberikan masukan dan saran yang
bermanfaat bagi pengembangan UMKM, serta merasa lebih terlibat
dan terkait dengan UMKM.
- Memperkuat kemitraan dan sinergi antar sektor
Pendekatan holistik dan inklusif memperkuat kemitraan dan sinergi
antar sektor, seperti Pemerintah, perusahaan, perguruan tinggi, dan
lembaga swadaya masyarakat. Dengan demikian, UMKM dapat
memperoleh akses terhadap sumber daya yang diperlukan untuk
mengembangkan usaha, seperti modal, teknologi, dan akses
terhadap pasar.
- Meningkatkan daya saing dan kapasitas UMKM
Pendekatan holistik dan inklusif membantu UMKM meningkatkan
daya saing dan kapasitas usaha dengan cara menyediakan
pelatihan dan pendampingan bagi UMKM. Dengan demikian,
UMKM dapat mengembangkan kemampuan dan kapasitas usaha,
serta mempersiapkan UMKM untuk menghadapi persaingan di
pasar.
M a n a j e m e n U M K M 13
DAFTAR PUSTAKA
Ariani A & Utomo MN (2017). Kajian strategi pengembangan usaha mikro
kecil dan menengah (UMKM) di Kota Tarakan. Jurnal Organisasi dan
Manajemen 13(2), 99–118. DOI: 10.33830/jom.v13i2.55.2017
Faried AI, Hasanah U, Sembiring R & Agustin RR (2021). Pilar
membangun ekonomi melalui umkm sebagai peluang penyerapan
tenaga kerja di Indonesia. Jurnal Akmami 2(3), 570–579.
Hidayat F (2021). Platform pancake dukung pemberdayaan UMKM di
Indonesia, Berita Satu [online]. Diambil dari
https://www.beritasatu.com/news/819247/platform-pancake-dukung-
pemberdayaan-umkm-di-indonesia
Indiahono D (2022). Designing policies to stimulate the digital creative
economy for millennials and generation Z. KnE Social Sciences 86–94.
Permana SH (2017). Strategi peningkatan usaha mikro, kecil dan
menengah (UMKM) di Indonesia. Aspirasi 8(1), 93–103.
Pratminingsih SA (2021). Defend the country: Generation Z perspective.
Turkish Journal of Computer and Mathematics Education (Turcomat)
12(8), 1512–1517.
Putri NK, Purwati AS, Wulandari RAS & Suparlinah I (2015). Tantangan
yang dihadapi UMKM di Indonesia pada era ASEAN-China free trade
area 2015. Seminar Nasional dan the 2nd Call For Syariah Paper
(SANCALL) (pp. 607–611).
Said LR & Swandari F (2020). Analisis CSR perusahaan daerah air minum
(PDAM) untuk masyarakat lahan basah Kalimantan Selatan. Seminar
Nasional Lahan Basah.
Said LR (2019). Woman entrepreneurs in rural wetlands: Overcoming
resistance to change. Restaurant Business 118(11), 506–517.
Said LR (2020). Program kemitraan masyarakat (PKM) jasa syariah
berbasis margin bagi para ibu kelompok pengajian. Jurnal Pengabdian
Masyarakat 1(2), 87–96. DOI: 10.32815/jpm.v1i2.255
Said LR, Swandari F & Said M (2021). CSR programs of municipal water
utility companies for wetland communities of South Kalimantan.
Estudios de Economia Aplicada 39(4). DOI: 10.25115/eea.v39i4.4480
Sharma N & Gokhale R (2022). She is the Game Changer: An Analytical
Study of Generation Z Women’s Intention and Attitude Towards
Entrepreneurship in India.
Suprobowati D, Sugiharto M & Miskan M (2022). Strategi pengembangan
desa wisata kreatif berbasis masyarakat kearifan lokal Hendrosari
14 P e n g e m b a n g a n U M K M b e r b a s i s M a s y a r a k a t
Gresik. Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial 6(1), 53–
68. DOI: 10.25139/jmnegara.v6i1.4551
Undang-Undang nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah.
Wulandari L, Ramadhani MF &.. (2021). Pemberdayaan masyarakat
melalui UMKM opak dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Desa Karangbenda di masa COVID-19. Proceedings UIN Sunan
Gunung Djati Bandung I(39 (November).
M a n a j e m e n U M K M 15
GLOSARIUM
Generasi Z Generasi yang lahir dalam rentang tahun 1996 sampai dengan
tahun 2012.
Program KUR (kredit usaha rakyat) Program pemerintah yang
memberikan bantuan keuangan kepada UMKM melalui bank-bank umum
Program PKBL (pemberdayaan kredit bagi hasil luas) Program
Pemerintah yang memberikan bantuan keuangan kepada UMKM melalui
bank-bank syariah.
UMKM (usaha mikro kecil menengah) Bisnis yang dioperasikan oleh
pelaku usaha secara individu, rumah tangga, ataupun badan usaha
berskala kecil.
16 P e n g e m b a n g a n U M K M b e r b a s i s M a s y a r a k a t
DAFTAR ISI
13 Strategi Pengembangan UMKM berbasis Masyarakat ................. 1
13.1 Pendahuluan ............................................................................ 2
13.2 Tantangan yang dihadapi UMKM ............................................ 3
13.3 Potensi kekuatan dan kelemahan UMKM berbasis masyarakat
................................................................................................. 4
13.4 UMKM berbasis masyarakat yang peduli lingkungan dan
sosial ........................................................................................ 5
13.4.1 Tantangan ................................................................... 5
13.4.2 Peluang ....................................................................... 6
13.5 Peran masyarakat dalam mendukung UMKM ......................... 7
13.6 Best practices UMKM berbasis masyarakat: Pelibatan dan
pemberdayaan masyarakat lokal dan pemangku kepentingan 8
13.6.1 Contoh UMKM berbasis masyarakat .......................... 9
13.7 Analisis kebijakan dan inisiatif dalam mendukung
pengembangan UMKM di Indonesia ..................................... 10
13.7.1 Program pemerintah ................................................. 10
13.7.2 Program inisiatif sektor swasta dan kemitraan ......... 11
13.7.3 Peran agensi donor dan organisasi internasional .... 12
13.8 Penutup.................................................................................. 13
DAFTAR GAMBAR
No table of figures entries found.
DAFTAR TABEL
No table of figures entries found.
M a n a j e m e n U M K M 17