Anda di halaman 1dari 10

KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KINERJA

UMKM (STUDY KASUS: PABRIK KUE CENTE


DI DESA SINARGALIH)

Suciati Imani
Jurusan S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, Universitas Sebelas April
Sumedang
email: suciatiimani15@gmail.com

Abstrak
Karakteristik dan kompetensi kewirausahan merupakan dua fakor penting yang diperlukan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) untuk menghadapi tantangan lingkungan dalam dunia bisnis yang dinamis dan mencapai kinerja bisnis
tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh karakteristik kewirausahaan dan kompetensi kewirausahaan
terhadap kinerja UMKM. Penelitian dilakukan pada UMKM di Desa Sinargalih yaitu Pabrik Kue Cente. Sampel penelitian
sebanyak 1 UMKM yang ditentukan melalui metode purposive sampling. Data dikumpulkan melalui wawancar dan
observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik kewirausahaan berpengaruh positif signifikan terhadap
kompetensi kewirausahaan, namun karakteristik kewirausahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja UMKM dan
kompetensi kewirausahaan berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja UMKM. Hasil penelitian juga mengindikasikan
bahwa kompetensi kewirausahaan memediasi penuh hubungan antara karakteristik kewirausahaan dan kinerja UMKM.

Kata Kunci: karakteristik kewirausahaan, kompetensi kewirausahaan, kinerja UMKM

ABSTRACT
Entrepreneurial characteristics and competencies are two important factors needed by Micro, Small and Medium Enterprises
(MSMEs) to face environmental challenges in a dynamic business world and achieve high business performance. This study
aims to examine the effect of entrepreneurial characteristics and entrepreneurial competence on the performance of SMEs.
The research was conducted on MSMEs in Sinargalih Village, namely the Cente Cake Factory. The research sample was 1
UMKM which was determined through the purposive sampling method. Data were collected through interviews and
observations. The results showed that entrepreneurial characteristics had a significant positive effect on entrepreneurial
competence, but entrepreneurial characteristics had no significant effect on MSME performance and entrepreneurial
competence had a significant positive effect on MSME performance. The results also indicate that entrepreneurial
competence fully mediates the relationship between entrepreneurial characteristics and MSME performance.

Keywords: entrepreneurial characteristics,entrepreneurial competencies, SMEs

A. Pendahuluan sistem ekonomi kerakyatan yang tidak hanya ditujukan

1. Latar Belakang Masalah untuk mengurangi masalah kesenjangan antar golongan,

pendapatan, dan antar pelaku usaha, ataupun pengentasan


Pelaku usaha yang giat melakukan inovasi dan
kemiskinan dan penyerapan tenaga kerja.Lebih dari itu,
kreatifitas adalah para wirausahawan yang bergerak di
pengembangannya mampu memperluas bisnis ekonomi
sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Mereka
dan dapat memberikan kontribusi dalam mempercepat
memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan
perubahan struktural, yaitu meningkatnya perekonomian
perekonomian di Indonesia sehingga menjadi salah satu
daerah dan ketahanan ekonomi nasional.
prioritas dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal ini

selain karena usaha tersebut merupakan tulang punggung


Kinerja usaha mikro kecil di Indonesia manajer yang mencakup perencana, pengorganisasi,

membutuhkan kerja keras karena masih sangat administrator, dan komunikator diperlukan untuk

terbelakang dalam menuangkan ide kreatif produknya meningkatkan kinerja usaha mereka (Cyhe, 2010).

untuk mampu bersaing di dunia usaha karena jika melihat


Desa Sinargalih merupakan salah satu desa yang
kondisi dilapangan banyak diantaranya yang tidak
ada di Kabupaten Majalengka. Banyak potensi yang
mampu bersaing dan tidak berkembang atau bahkan
dapat digali untuk menerapkan kewirausahaan melalui
gulung tikar. Hal ini disebabkan karena rendahnya
UMKM di Desa ini. Salah satunya ada sebuah industry
kompetensi yang dimiliki. Relevan dengan hal tersebut
rumahan yang membuat kue tradisional yang disebut
Dipta (2012) mengemukankan bahwa rendahnya kinerja
dengan Kue Cente.
yang dihasilkan UMKM di Indonesia disebabkan
2. Rumusan Masalah
rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) atau

dengan kata lain rendahnya kompetensi kewirausahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah
Hal ini juga ditunjukkan dengan masih rendahnya yang disusun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
pengembangan dan penguasaan ilmu pelaku UMKM
a. Bagaimana kompetensi kewirausahaan pada
dibidang manajemen, organisasi, teknologi, pemasaran
usaha mikro Pabrik Kue Cente di Desa
dan kompetensi lainnya yang diperlukan dalam
Sinargalih?
mengelola usaha.
b. Bagaimana kinerja usaha mikro Pabrik Kue
Disamping kondisi yang dihadapi oleh UMKM Cente di Desa Sinargalih?
dengan latar belakang pendidikan pelaku UMKM rendah, c. Apakah kompetensi kewirausahaan
sehingga sulit memahami atau menguasai tentang cara berpengaruh terhadap kinerja usaha mikro
meningkatkan kualitas dan standarisasi produk, Pabrik Kue Cente di Desa Sinargalih?
memperluas dan meningkatkan akses pembiayaan, 3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
memperkuat dan meningkatkan akses teknologi untuk
Adapun tujuan dan manfaat dari penelitian ini
pengembangan UMKM, meningkatkan akses promosi di
adalah sebagai berikut.
dalam dan luar negeri, dan membangun jejaring bisnis

global. Kompetensi kewirausahaan diperlukan dalam a. Untuk mengetahui kompetensi kewirausahaan

menghadapi persaingan secara lokal dan global. pada usaha mikro Pabrik Kue Cente di Desa

Kompetensi wirausaha menjadi lebih utama dalam Sinargalih.

rangka mengambil langkah proaktif terhadap tantangan b. Untuk mengetahui kinerja usaha mikro Pabrik

lingkungan bisnis. Hal ini dikarenakan pemilik usaha Kue Cente di Desa Sinargalih.

kecil umumnya bertindak sebagai manajer, pengelola dan c. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi

juga pemimpin usaha yang memimpin usaha dan kewirausahaan terhadap kinerja usaha mikro

memimpin manusia, sehingga kompetensi sebagai Pabrik Kue Cente di Desa Sinargalih.
4. Hipotesis dalam bahasa Inggris entrepreneurship,

kewirausahaan dapat diartikan sebagai bentuk


H0 : Tidak terdapat pengaruh kompetensi
aktivitas untuk melakukan pekerjaan yang sulit,
kewirausahaan terhadap kinerja usaha mikro Pabrik Kue
kompleks, dan beresiko dengan cara yang tanggap
Cente di Desa Sinargalih.
dalam melakukan inisiatif untuk memperoleh
H1 : Terdapat pengaruh kompetensi kewirausahaan
keuntungan (benefit) atau upaya memanfaatkan
terhadap kinerja usaha mikro Pabrik Kue Cente di Desa
peluang pada setiap kesempatan (Jati dan
Sinargalih.
Priyambodo, 2015). Suryana (2014:2) menyatakan

5. Rancangan Penelitian bahwa kewirausahaan (entrepreneurship) adalah

suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai,


Berikut ini adalah rancangan penelitian yang
kemampuan (ability), dan perilaku seseorang dalam
penulis gunakan pada penelitian ini adalah sebagai
menghadapi tantangan hidup dan cara memperoleh
berikut.
peluang dengan berbagai resiko yang dihadapinya.

Judul Penelitian Kewirausahaan merupakan suatu disiplin ilmu

tersendiri, memiliki proses sistematis, dan dapat


Pendahuluan
diterapkan dalam bentuk penerapan kreativitas dan
Latar Belakang Masalah
keinovasian. Kewirausahaan juga bisa diartikan

Rumusan Masalah sebagai sikap mental dan sifat jiwa yang selalu

aktif berusaha meningkatkan hasil karyanya dalam


Tujuan dan Manfaat Penelitian
arti meningkatkan penghasilan. Sedangkan
Hipotesis menurut Zimmerer (2002: 51) Kewirausahaan

merupakan penerapan kreativitas dan inovasi untuk


Rancangan Penelitian
memecahkan masalah dan memanfaatkan peluang
Tinjauan Pustaka
yang dihadapi.Kreativitas diartikan sebagai

Metode penelitian kemampuan mengembangkan ideide dan

menemukan cara-cara baru dalam memecahkan


Hasil Penelitian dan Pembahasan
masalah, sedangkan inovasi diartikan sebagai
Kesimpulan dan Saran kemampuan menerapkan kreativitas untuk

Daftar Acuan memecahkan masalah dan peluang untuk

meningkatkan kekayaan hidup. Berdasarkan


6. Tinjauan Pustaka
defenisi yang disampaikan sebelumnya, dapat
a. Kewirausahaan
disimpulkan bahwa kewirausahaan merupakan

Kewirausahaan berasal dari bahasa Perancis aspek yang sangat penting tidak hanya bagi

(entrpendre-to undertake), yang kemudian popular pelaksanaan suatu kegiatan usaha (bisnis) tetapi
juga dalam menghadapi berbagai kegiatan berbeda dengan seorang yang mempunyai

kehidupan sehari-hari. kemampuan rata-rata. Kompetensi kewirausahaan

b. Kompetensi Kewirausahaan adalah karakteristik individu yang termasuk sikap

dan kebiasaan, dimana wirausaha dapat mencapai


Secara harfiah, kompetensi berasal dari kata
dan mempertahankan kesuksesan bisnisnya
competence yang artinya kecakapan, kemampuan
(Ahmad dan Wilson, 2006). Man et al. (2002)
dan wewenang.Secara etimologi kompetensi
menganggap kompetensi kewirausahaan sebagai
diartikan sebagai dimensi perilaku keahlian atau
karakteritik dengan tingkat yang lebih tinggi yang
keunggulan seorang pemimpin atau staf
meliputi ciri-ciri kepribadian, keterampilan dan
mempunyai keterampilan, pengetahuan dan
pengetahuan, dan karena itu dapat dilihat sebagai
perilaku yang baik (Soegoto, 2009). Menurut
total kemampuan wirausaha untuk melakukan
Sulaksana (2003) kompetensi diartikan sebagai
peran pekerjaan dengan sukses. Sementara Baum et
penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan,
al. (2001) menjelaskan kompetensi sebagai
sikap dan apresiasi yang diperlukan untuk
karakter individual seperti pengetahuan,
menunjang keberhasilan. Adapun menurut Utami
keterampilan, dan kemampuan yang diperlukan
(2017:645) Konsep kemampuan atau kompetensi
untuk melakukan pekerjaan tertentu. Kompetensi
merupakan faktor utama penentu bagi seseorang
merupakan konsep yang berkaitan dengan
dalam menghasilkan kinerja yang sangat
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan
baik.Kemampuan dihasilkan dari pengetahuan
seseorang untuk mencapai kinerja. Indikator
(cepat tanggap terhadap informasi, tehnik dan
kompetensi wirausaha sebagaimana dikemukakan
fakta), ketrampilan/keahlian (kecakapan pada tugas
oleh Asep dan Yun yun (2018) adalah 1)
yang penting untuk pencapain perilaku yang lebih
Opportunities competency, 2) Organizing
komplek) dan bakat (kemampuan potensial yang
competencies 3) Strategic competencies, 3) Social
belum dikembangkan atau diterapkan secara
competencies, 4) Commitment competencies, 5)
penuh). Menurut Undang-undang No. 13 tahun
Conceptual competencie. Sedangkan menurut
2003 tentang ketenagakerjaan pasal 1 ayat (10)
Endang (2017) mengemukakan indikator yang
Kompetensi wirausaha adalah kemampuan kerja
digunakan untuk mengukur kompetensi adalah
setiapindividu yangmencangkup aspek
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan.
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang

sesuai dengan standar yang c. Kinerja Usaha

ditetapkan.Mangkunegara (2005) menyatakan Hasibuan (2002) menyatakan bahwa kinerja adalah

bahwa Kompetensi wirausaha merupakan faktor suatu hasil kerja yang dicapai seseorang atau

mendasar yang dimiliki seseorang yang organisasi dalam melaksanakan tugas-tugas yang

mempunyai kemampuan lebih, yang membuatnya dibebankan kepadanya yang didasarkan atas
kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta yang baik merupakan kinerja yang sukses

waktu. Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja mencapai tujuan dengan baik. Dari beberapa

secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh pengertian mengenai kinerja di atas, dapat

seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya disimpulkan bahwa kinerja usaha merupakan hasil

sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kerja yang dicapai secara keseluruhan dan

kepadanya (Mangkunegara, 2005). Sejalan dengan dibandingkan dengan hasil kerja, target, sasaran

itu Rivai (2005) menyatakan bahwa kinerja adalah atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu

hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara dan telah disepakati bersama pada sebuah entitas

keseluruhan selama periode tertentu di dalam usaha dengan kriteria aset dan omzet yang telah

melaksanakan tugas dibandingkan dengan ditentukan dalam undang-undang. Indikator kinerja

kemungkinan, seperti hasil kerja, target, sasaran sebagaimana dikemukakan oleh Riyanti (2003)

atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu adalah; 1) keuntungan usaha yang diperoleh, 2)

dan telah disepakati bersama. Selain itu pengertian kinerja administrasi, kinerja operasi, dan kinerja

lain kinerja disampaikan oleh Helfert dalam strategik, dan 3) produktivitas, perubahan ditingkat

Srimindarti (2004) bahwa kinerja perusahaan kepegawaian, dan rasio finansial. Secara lanjut

adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas Rante (2010) mengemukakan indicator yang

perusahaan selama periode waktu tertentu, digunakan dalam mengukur kinerja usaha mikro

merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi kecil adalah 1) peningkatan produksi, 2)

oleh kegiatan operasional perusahaan dalam pengembangan unit bisnis, 3) peningkatan jumlah

memanfaatkan sumber daya-sumber daya yang penjualan, dan 4) keuntungan.

dimiliki. Seorang wirausaha selalu memiliki dan d. Usaha Mikro Kecil (UMK)

berusaha meningkatkan kemampuan yang


UMKM merupakan sebuah entitas usaha yang terus
dimilikinya, sesuai dengan pendapat (Rakib, 2010)
menjadi perhatian dan selalu mendapat prioritas
bahwa seorang wirausaha yang ingin berhasil
oleh pemerintah.Definisi UMKM berdasarkan
dalam mengelola dan meningkatkan kinerja
Undangundang NO. 20 Tahun 2008 tentang
usahanya harus memiliki kemampuan
UMKM : Usaha Mikro adalah usaha produktif
berkomunikasi yang efektif. Pentingnya
milik orang perorangan dan/atau badan usaha
komunikasi yang efektif dalam memengaruhi
perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro
kinerja usaha kecil cukup besar. Sementara
sebagaimana diatur dalam undang-undang.Usaha
menurut (Tajidan 2013). Kinerja merupakan
Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
ukuran tingkat keberhasilan dalam melakukan
sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau
suatu usaha untuk mencapai tujuan yang ingin
badan usaha yang buukan merupakan anak
dicapai. Tingkat kesejahteraan pada petani secara
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
langsung dapat dipengaruhi oleh kinerja Kinerja
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian, baik diberikan responden ketika wawancara dilakukan.

langsung maupun tidak langsung dengan usaha Sebagaimana temuan peneliti dilapangan pemilik

kecil atau usaha besar yang memenuhi kriteria pabrik cukup memiliki kemampuan dalam

usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang- mengelola usaha dengan baik dikarenakan mereka

undang. Didalam Undang-undang tersebut, kriteria sudah berpengalaman dalam menjalankan usaha

yang digunakan untuk mendefinisikan UMKM dalam waktu yang lama, terlebih lagi sang pemilik

seperti yang tercantum dalam Pasal 6 adalah nilai dibantu anaknya yang notabennya mahasiswa

kekayaan bersih atau nilai aset tidak termasuk Manajemen dalam mengelola pabrik tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara Pabrik kue cente ini


tanah dan bangunan tempat usaha, atau hasil
didirikan pada tahun 2009 oleh Bapak Herman.
penjualan tahunan.
Awalnya mereka melakukan produksi kue cente
B. Metode Penelitian
hanya dilakukan oleh Bapak Herman dan istrinya
Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober saja tanpa ada karyawan. Pemasarannya juga hanya
2021 terhadap Pabrik Kue Cente yang berada di Dusun dilakukan oleh satu motor yaitu dengan dititip di
Gunung Seureuh Desa Sinargalih Kecamatan warung warung. Karena pengeloaan yang baik
Lemahsugih Kabupaten Majalengka. Penelitian ini usahanya ini berkembang dengan pesat, hingga saat
merupakan penelitian deskriptif kualitatif, jenis ini Bulan Oktober 2021 sudah terdapat 7 karyawan
penelitian yang digunakan adalah hubungan kausal yaitu yang dipekerjakan di pabrik tersebut dan terdapat 3
mempelajari hubungan sebab akibat yakni sejauh mana orang pemasar 1 orang melakukan pemasaran
variasi dalam satu variabel menjadi sebab dan variabel menggunakan mobil box dan 2 orang
yang lainnya sebagai akbat. Penelitian ini dimaksudkan menggunakan motor. Berdasarkan analisa saya
untuk menguji konsistensi pengaruh variable kompetensi Bapak Herman pemilik pabrik cukup memiliki
kewirausahaan terhadap kinerja usaha mikro yaitu Pabrik kompetensi kewirasahaan yang baik, terbukti
Kue Cente di Desa Sinargalih. Teknik pengumpulan data dengan perkembangan usaha nya yang pesat.
dilakukan dengan menggunakan observasi, wawancara, 2. Kinerja usaha pada usaha mikro Pabrik Kue Cente
dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan di desa Sinargalih
adalah uji statistik deskriptif dan uji statistik inferensial. Berdasarkan hasil penelitian, kompetensi

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan kewirausahaan pada usaha mikro Pabrik Kue Cente

1. Kompetens kewirausahaan pada usaha mikro di Desa Sinargakih berada pada kategori baik hal

Pabrik Kue Cente di Desa Sinargalih tersebut ditunjukkan dari hasil olah data

Berdasarkan hasil penelitian, kompetensi wawancara yang dijawab oleh responden dalam

kewirausahaan pada usaha mikro Pabrik Kue Cente penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja

di Desa Sinargalih berada pada kategori tinggi. UMK di Pabrik Kue Cente Sinargalih telah optimal

Hasil tersebut sesuai dengan jawaban yang dilihat dari indikator peningkatan produksi,
pengembangan unit bisnis, volume penjualan dan sebagaimana penelitian Man & Lau (2008)

peningkatan laba .Hal tersebut juga didukung oleh menunjukkan kompetensi 153 pemilik/manajer

pendapat Praag (2005) bahwa keberhasilan kinerja UKM sektor jasa di Hongkong secara langsung dan

usaha dapat dilihat dari adanya keberlangsungan tidak langsung berpengaruh terhadap kinerja jangka

dan pertumbuhan usaha, penambahan tenaga kerja, panjang UKM melalui lingkup kompetitif dan

dan peningkatan keuntungan dan pendapatan. kapabilitas organisasi. Kompetensi merupakan

3. Pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap seperangkat factor-faktor keberhasilan yang

kinerja usaha pada usaha mikro pabrik Kue Cente berkontribusi untuk mencapai kinerja tinggi dan

di desa Sinargalih hasil nyata (Wu, 2009).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat Adapun penelitian lain yang mendukung

pengaruh positif dan signifikan antara kompetensi kompetensi kewirausahaan dapat berkontribusi

kewirausahaan terhadap kinerja usaha mikro Pabrik pada kinerja UMKM adalah Penelitian Karami

Kue Cente di desa Sinargalih. Hasil penelitian ini (2004) pada 132 UKM dalam industri elektronik di

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Inggris menunjukkan bahwa peningkatan

Ziana dkk (2019) dalam penelitiannya yang kompetensi khususnya kapasitas sumber daya

bertujuan untuk mengetahui seberapa besar manusia perusahaan berhubungan secara positif

pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap dengan peningkatan kinerja organisasi. Penelitian

kinerja UMK pada usaha mikro di Kecamatan Barazandeh et al. (2015) menyatakan kompetensi

Ma’rang Kabupaten Pangkep. Hasil penelitian wirausaha berdampak positif terhadap kinerja

menunjukkan variabel kompetensi kewirausahaan bisnis diantara 125 wirausaha pemula yang dipilih

memiliki kontribusi signifikan terhadap kinerja dari data Global Entrepreneurship Monitor (GEM)

UMKM. Hasil ini konsisten dengan penelitian dari 59 negara. Sarwoko et al. (2013) dalam

Dhamayanti Endang dan Fauzan (2017) bahwa penelitiannya menunjukkan bahwa kompetensi

kompetensi kewirausahaan berpengaruh positif merupakan variabel mediasi antara karakteristik

signifikan terhadap kinerja UMKM. Hal ini kewirausahaan dan kinerja UMKM. Penelitiannya

menunjukkan kompetensi kewirausahaan membuktikan bahwa kompetensi kewirausahaan

memediasi secara penuh (full mediation) pengaruh berdampak pada kinerja bisnis 147 UKM di

karakteristik kewirausahaan terhadap kinerja Malang Jawa Timur. Penelitian Tanoira & Valencia

UMKM artinya tingginya kompetensi (2014) menunjukkan terdapat relasi yang kuat

kewirausahaan yang dimiliki pelaku UMKM akan antara kompetensi kewirausahaan dan kinerja pada

meningkatkan kinerja UMKM. 374 UMK yang bergerak di bidang sistem

Kompetensi kewirausahaan merupakan variabel informasi perusahaan di Mexico.Penelitian

yang berperan sebagai mediasi penuh antara Mohamad & Sidek (2013) menunjukkan bahwa

karakteristik kewirausahaan dan kinerja UMKM kompetensi kewirausahaan secara signifikan


memiliki hubungan dengan pertumbuhan bisnis heterogenitas ini, pada digilirannya dapat berperan

usaha kecil dari 243 microfinance di Malaysia. penting dalam memperbaiki akses ke berbagai

Namun penelitian Baum et al. (2001) menunjukkan sumber daya, dan se-bagai hasilnya dapat

bahwa kompetensi umum bukan merupakan meningkatkan kesuksesan dan kelangsungan usaha.

prediktor terhadap pertumbuhan bisnis, namun Kaur dan Bains (2013) mengemukakan teori bahwa

kompetensi khusus berpengaruh signifikan kompetensi adalah sejumlah pengalaman,

terhadap pertumbuhan bisnis dari 307 perusahaan pengetahuan, keterampilan, sikap, yang diperlukan

yang bergerak pada industri arsitektur kayu di untuk keefektifan kinerja dalam tugas atau

Amerika Serikat. Sementara Rakib (2010) pekerjaan.

mengemukakan hasil penelitian yang menunjukkan D. Kesimpulan dan Saran

bahwa sikap kewirausahaan mempunyai pengaruh 1. Kesimpulan

langsung yang positif terhadap kinerja usaha kecil a. Kompetensi kewirausahaan pada usaha mikro

sebesar 1,660. Makna yang dapat ditangkap dari Pabrik Kue Cente di Desa Sinargalih secara

temuan ini adalah sikap kewirausahaan (bervariasi keseluruhan masuk kategori baik. Dilihat dari

antara kedisiplinan yang tinggi, komitmen tinggi, indikator pengetahuan, keterampilan, dan sikap

jujur dalam bertindak dan bersikap, kreatif dan yang dimiliki oleh pemilik pabrik.

inovatif, sikap berani mengambil resiko, sikap b. Kinerja usaha pada usaha mikro Pabrik Kue

proaktif, dan sikap pandai bergaul) mempunyai Cente di Desa Sinargalih secara keseluruhan

pengaruh yang positif terhadap kinerja usaha kecil masuk kategori baik. Dilihat dari indikator

(bervariasi antara jumlah jenis produk, tingkat peningkatan pendapatan, jumlah produksi, dan

keuntungan, luas pasar, kepuasan wirausaha, peningkatan volume penjualan.

penyerapan tenaga kerja, dan tanggung jawab c. Pengaruh kinerja kewirausahaan pada UMKM

sosial). sangat berpengaruh dilihat dari usaha mikro

Hasil penelitian lain yang sejalan dengan temuan Pabrik Kue Cente di Sinargalih mengalami

ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Davis dan perkembangan yang bagus dengan menerapkan

Howard (2000), yang menemukan bahwa jaringan kompetensi kewirausahaan yang baik.

usaha dengan perusahaan mitra, tidak hanya 2. Saran

merupakan peluang untuk membangun rasa a. Diharapkan kepada pihak pemerintah untuk

percaya, partisipasi politik, dan interaksi sosial, memberikan pelatihan kepada pelaku usaha

tetapi juga mendorong pembentukan jaringan mikro agar mampu bersaing dalam

personal dan meningkatkan hasil dari jaringan meningkatkan kinerja usahanya.

personal. Keanggotaan dalam organisasi dapat b. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar

berhasil meningkatkan heterogenitas jaringan dapat mengembangkan penelitian ini sehingga

personal pada pemilik perusahaan. Meningkatnya dapat meningkatkan khasanah pengetahuan


mengenai kompetensi wirausaha dan perilaku Manajemen, Strategi Bisnis dan Kewirausahaan Vol. 11,

kewirausahaan dan disarankan untuk (1) : 80-91.

menambah jumlah variabel lain yang


Fugate D,Kirk C, Heriot, and Raja B. 2005.
berpengaruh terhadap kinerja usaha dan
Microenterprises in the Kingdom of Nepal:On the Path to
menggunakan objek penelitian yang lebih luas
Economic Development. Journal of Business.
lagi.
Hasibuan, Malayu S.P. 2002. Manajemen Sumber Daya
E. Daftar Acuan
Manusia. Bumi Aksara. Jakarta.
Ahmad, N., Kummerow, L. and Wilson, C. (2006). A
Jati, Eka Merdeka Bambang dan Priyambodo Kuntoro
cross-cultural study of enterpreneurial competencies
Tri. 2015. Kewirausahaan Yogyakarta: ANDI.
among business owner in SMEs: evedence from

Australia and Malaysia. International Journal of Mangkunegara. 2005. Evaluasi Kinerja. Bandung :
Enterprenuerial Behavioral & Research, Vol. 16 (3), 182- Refika Aditama.
203.
Man, T.W.Y., Lau, T., & Chan, K.F. 2002. The
Asep Kurniawan, Yun Yun 2018. Pengaruh Kompetensi Competitiveness of Small and Medium Enterprises – A
Kewirausahaan dan Kelanggengan Usaha Terhadap Conceptualization with Focus on Entrepreneurial
Keunggulan Bersaing, Jurnal Inspirasi Bisnis dan Competences. Journal of Business Venturing, 17 (2),
Manajemen, Vol 2, (1) : 65-78. 123-142.

Baum, J.R., Locke, E.A., & Smith, K.G. 2001. A Rakib, Muhammad. 2010. Pengaruh Model Komunikasi
Multidimensional Model of Venture Growth. Academy Wirausaha, Pembelajaran Wirausaha, dan Sikap
of Management Journal, Vol.44, (2) : 292-303. Chye, Kewirausahaan. Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 17, (2) :
L.T., Tat, H.H., Osman, M.H.M., & Rasli, A.M. 2010. 121-129.
Are Managerial Competencies ABlessing to the
Rante, Yohanes. 2010. Pengaruh Budaya Etnis dan
Performance of Innovative SMEs in
Perilaku Kewirausahaan Terhadap Kinerja Usaha Mikro
Malaysia.International Journal of Economics and
Kecil Agribisnis di Provinsi Papua, Jurnal Manajemen
Management, Vol. 4, (1) :
Dan Kewirausahaan, Vol.12, (2) : 133-141.
120-136.
Rauf, Rusdiaman. Tawe, Amiruddin. Rakib, Muhammad.
Dipta, W.I. 2012. Memperkuat UKM Menghadapi (2017) The Work Performance Analysis of Sea Fishing
Masyarakat Ekonomi Asean Tahun 2015. Infokop, in Kolaka Regency. International Review of
Vol.2 : 1-12. Endang Dhamayantie. Rizky Fauzan. 2017. Management and Marketing. 7(1), 433-441.
Penguatan Karakteristik Dan Kompetensi Kewirausahaan
Rivai V , Basri AF. 2005. Performance Appraisal: Sistem
Untuk Meningkatkan Kinerja UMKM, Jurnal
yang Tepat untuk Menilai Kinerja Karyawan dan
Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Jakarta (ID): PT

RajaGrafindo Persada

Riyanti, B.P.D. 2003. Kewirausahaan dari Sudut

Pandang Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT. Grasindo.

Soegoto, Eddy Soeryanto. (2009), Entrepreneurship :

Menjadi Pebisnis Ulung. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo, Kompas Gramedia

Srimindarti, Ceacillia. (2004). “Balalanced Scoredcard

Sebagai Alternatif Untuk Mengukur Kinerja”. Jurnal

Fokus Ekonomi Vol 3 (1).

Sulaksana, Uyung. 2003. Mengasah Kompetensi

Manajemen Melalui Bedah Kasus. Yogyakarta: Penerbit

Pustaka Pelajar.

Suryana. 2014. Kewirausahaan, Edisi IV. Jakarta:

Salemba Empat.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha

Mikro Kecil Dan Menengah.

Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan.

Utami, Nanda Elsa dan Mulyaningsih Hendrati Dwi.

(2017). Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap

Kinerja UMKM (Studi pada UMKM peserta program

PUSPA 2016 yang diselenggarakan oleh Bank

Indonesia). e-Proceeding of Management, Vol 4, (1),

642-651.

Zimmerer, W. Thomas dan Norman M. Scarborough.

2002. Pengantar Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis

Kecil (Edisi Bahasa Indonesia). Jakarta: PT. Rineka

Cipta

Anda mungkin juga menyukai