Anda di halaman 1dari 18

Miah/ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya 12 (1) 2022, 143-160

Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya Vol 12, No 1, April 2022


ISSN 2089-0117 (Print) Page 143 - 160
ISSN 2580-5932 (Online)

VARIASI KALIMAT, PROPOSISI, DAN FUNGSI WACANA IKLAN


MEDIA LUAR RUANG DI KOTA BANJARMASIN (VARIATION OF
SENTENCES, PROPOSITIONS, AND DISCOURSE FUNCTIONS OF
OUTDOOR MEDIA ADVERTISING IN BANJARMASIN CITY)

Rabiatul Sakban Miah


MTsN 6 Tabalong, Jalan Penghijauan No.6A, Kecamatan Jaro, Kabupaten Tabalong, Provinsi
Kalimantan Selatan, e-mail rabiatul.sakban.miah@gmail.com

Abstract
Variation of Sentences, Propositions, and Discourse Functions of Outdoor Media
Advertising in Banjarmasin City. This study focuses on outdoor promotional media such
as banners, banners, billboards, posters, slogans, and trade name boards. This study
aims to describe the form of sentence variations based on their communicative function,
describe the form of propositional advertising discourse, and show the functions
contained in outdoor media advertising discourse in Banjarmasin City. The approach
used is a discourse approach with a descriptive qualitative research type and the use of
listening, reading, and note-taking methods. Sources of data in this study in the form of
outdoor media in the city of Banjarmasin such as banners, banners, billboards, posters,
slogans, and trade name boards. The data in this study are in the form of words and
sentences listed in the discourse of outdoor media advertisements in the city of
Banjarmasin. The results of the study can be concluded that in the discourse of outdoor
media advertising in Banjarmasin City there are 33 data showing the use of declarative
sentence variations, 1 data showing the use of interrogative sentence variations, and 3
exclamative sentence data. In addition, there were also 16 data with propositions that
emphasized benefits for potential consumers, 20 data with propositions that aroused the
curiosity of potential consumers, and 1 data in the form of questions that demanded more
attention. The objective reason proposition was found as many as 28 data, the subjective
reason proposition 7 data, and mixed reasons of 2 data, as well as passive items as many
as 7 data.

Key words: language functions, sentence variations, persuasion, advertising


propositions, declarative

Abstrak
Variasi Kalimat, Proposisi, dan Fungsi Wacana Iklan Media Luar Ruang di Kota
Banjarmasin. Penelitian ini berfokus pada media promosi luar ruang seperti spanduk,
banner, baliho, poster, slogan, dan papan nama dagang. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan wujud variasi kalimat berdasar fungsi komunikatifnya, mendeskripsikan
wujud proposisi wacana iklan, dan menunjukkan fungsi yang terkandung dalam wacana
iklan media luar ruang di Kota Banjarmasin. Pendekatan yang digunakan yaitu
pendekatan wacana dengan jenis penelitian kualitatif deskriptif serta penggunaan metode
simak, baca, dan catat. Sumber data pada penelitian ini berupa media luar ruang di kota
Banjarmasin seperti spanduk, banner, baliho, poster, slogan, dan papan nama dagang.

Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya ǀ 143


Miah/ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya 12 (1) 2022, 143-160

Data dalam penelitian ini berupa kata-kata dan kalimat yang tercantum pada wacana iklan
media luar ruang di kota Banjarmasin. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam
wacana iklan media luar ruang di Kota Banjarmasin terdapat 33 data yang menunjukkan
penggunaan variasi kalimat deklaratif, 1 data menunjukkan penggunaan variasi kalimat
introgatif, dan 3 data kalimat ekslamatif. Selain itu juga ditemukan 16 data dengan
proposisi yang menekankan keuntungan bagi calon konsumen, 20 data dengan proposisi
yang membangkitkan rasa ingin tahu kepada calon konsumen, dan 1 data berupa
pertanyaan yang menuntut perhatian lebih. Proposisi alasan objektif ditemukan sebanyak
28 data, proposisi alasan subjektif 7 data, dan alasan campuran 2 data, serta butir pasif
sebanyak 7 data.

Kata-kata kunci: fungsi bahasa, variasi kalimat, persuasi, proposisi iklan, deklaratif

PENDAHULUAN
Tidak dapat dipungkiri bahasa merupakan alat komunikasi vital bagi manusia.
Penggunaan bahasa pada dewasa ini bukan hanya untuk saling berkomunikasi antarmanusia,
tetapi menambahkan ragam fungsi bahasa lainnya. Tujuan manusia berkomunikasi sendiri
merupakan salah satu dari fungsi bahasa. Pemanfaatan fungsi bahasa dalam komunikasi
berbisnis menjadikannya sebagai salah satu tombak keberhasilan dan kesuksesan dalam
bisnis. Bisnis berkembang bukan hanya karena kualitas dari produk, tetapi awal mula produk
itu bisa dilirik oleh konsumen adalah dengan cara promosi yang benar dan tepat. Dengan cara
promosi seperti itu biasanya khalayak ramai akan mudah mendapatkan informasi. Informasi
yang didapat bukan hanya berbentuk tulisan yang ada di kertas ataupun lisan diucapkan,
adakalanya tertulis dalam suatu media luar ruang yang ada dipinggiran jalan.
Menurut Badan Pengembangan dan pembinaan bahasa (2016, hlm.9), media luar ruang
adalah sarana komunikasi menggunakan alat tertentu yang diletakkan di luar ruang atau di luar
gedung. Berdasarkan bentuknya wacana iklan media luar ruang terdiri dari dua bentuk besar
yaitu melalui media cetak dan melalui media elektronik. Untuk media cetak seperti spanduk,
banner, baliho, poster, slogan, dan papan nama dagang. Seperti yang telah disebutkan di atas,
agar iklan berhasil dan sukses diterima khalayak ramai, bahasa yang digunakan pembuat iklan
harus komunikatif dan jelas. Seorang pembuat iklan setidaknya harus mempunyai
keterampilan dalam menulis dan memilih kata-kata yang bisa menggerakkan minat orang lain.
Keterampilan menulis merupakan kemampuan seseorang dalam menuangkan gagasan secara
tertulis dengan baik dan benar sehingga apa yang diinformasikan dapat dipahami dan diterima
oleh pembacanya (Murni, 2017, hlm.302).
Keraf (2001, hlm.118) berpendapat jika bahasa yang bertujuan untuk memberi keyakinan
kepada pembacanya supaya langsung terpengaruh ataupun pada hari yang akan datang, lalu
berbuat sesuai kehendak penulisnya disebut bahasa persuasif. Sejalan dengan pendapat
tersebut Indrawati, (2021, hlm.188) juga menyebutkan bahwa ketika melakukan sebuah
persuasi peran pembuat persuasi atau pemberi iklan sangatlah penting, upaya ini agar
khalayak ramai atau calon pembeli dapat terpancing oleh pesan yang disampaikan melalui
media luar ruang yang dipilih. Hal ini menandakan dengan bahasa seseorang bisa menyuruh
orang lain untuk melakukan suatu hal dengan cara mempengaruhi pendengar atau
pembacanya terlebih dahulu.
Penggunaan bahasa persuasif biasanya terdapat pada wacana-wacana dunia bisnis. Setiap
unit wacana jelas mengandung informasi yang merupakan misi yang hendak dicapai (Tarigan,
2009, hlm.31) sejalan dengan paparan ahli di atas, wacana adalah tombak dalam pencapaian

144 ǀ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya


Miah/ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya 12 (1) 2022, 143-160

yang penutur inginkan, dengan bahasa persuasif sebagai mata tombak itu sendiri. Jadi, baik
wacana dan bahasa persuasif tidak bisa dipisahkan dari hal-hal yang ingin dicapai oleh
penutur, apalagi untuk dunia bisnis. Kedua hal ini harus ada dan harus dibuat semenarik
mungkin.
Klasifikasi-klasifikasi di atas jika ingin dikelompokkan menjadi satu, bisa kita
kategorikan sebagai iklan. Iklan sendiri mempunyai dua buah pengertian, pertama berisi berita
pesan untuk membuat orang lain atau khalayak ramai tertarik, terdorong serta berminat pada
barang atau jasa yang ditawarkan; kedua untuk memberitahukan kepada masyarakat tentang
barang atau jasa yang dijual, dengan pemasangan di media massa (seperti surat kabar dan
majalah) atau di tempat umum (KBBI, 2007, hlm.421). Dari pengertian iklan tersebut, bisa
kita asumsikan bahwa penggunaan bahasa persuasif pada iklan adalah kunci pembuka yang
sangat efektif untuk bisa membujuk dan mendorong konsumen agar membeli barang yang
sedang dipromosikan.
Sejalan dengan pengertian iklan di atas, tujuan dari penggunaan bahasa persuasif pada
wacana iklan media luar ruang seperti ini bukan hanya sekedar untuk menginformasikan
kepada khalayak banyak tentang keberadaan produk yang mereka jual, tetapi juga untuk
membujuk atau mengarahkan konsumen agar tertarik dan membeli produk mereka.
Ketertarikan konsumen inilah yang akan menjadikan produsen mendapat keuntungan.
Penggunaan kalimat dalam bahasa persuasif bervariasi. Variasi yaitu menganeka-
ragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang (Razak,
1985, hlm.107). Sejalan dengan pendapat tersebut Rafiek dan Noortyani (2015, hlm.180)
menyatakan kalimat yang baik mampu mencapai tujuan yang diinginkan, mampu memberi
pengaruh dan kesan terhadap pembacanya serta membuat pembaca berminat dengan hal yang
dibacanya. Di dalam susunan kata-kata yang dibuat pemilik bisnis, terdapat hal yang menarik
dan mampu memberi kesan kepada pembeli. Kalimat itu juga dapat meriangkan pembacanya,
bukan saja karena memahaminya mudah, tetapi karena sifatnya yang menyenangkan. Dengan
demikian, variasi kalimat mampu membuka selera pembaca untuk membeli. Jadi, variasi itu
sangat penting. Bukan saja dalam sebuah kalimat karya tulis, tapi juga dalam kehidupan dunia
bisnis khususnya.
Selain bahasa yang menarik, bersifat singkat, padat, dan jelas, proposisi-proposisi yang
ditawarkan juga menjadi daya tarik tersendiri. Melalui proposisi yang jelas dan
menguntungkan calon konsumen akan membuat wacana iklan semakin menarik. Selain itu,
fungsi yang terkandung dalam wacana iklan media luar ruang inipun bisa diteliti lebih dalam,
agar terlihat jenis-jenis kalimat seperti apa yang cenderung banyak digunakan oleh pemilik
bisnis. Hal inilah yang membuat peneliti terdorong untuk melakukan penelitian yang berjudul
Variasi Kalimat, Proposisi, dan Fungsi Wacana Iklan Media Luar Ruang di Kota
Banjarmasin.
Wacana iklan dalam dunia bisnis memang kebanyakan menggunakan bahasa persuasi.
Hal ini dikarenakan bahasa persuasi yang memiliki fungsi untuk mengajak, mempengaruhi
dan meyakinkan pembaca atau konsumen sehingga mereka merasa tertarik bahkan penasaran
untuk mencari tahu dan membeli produk yang diiklankan. Dengan cara seperti ini, dapat
membuat konsumen terpengaruh dan langsung membeli produk yang dijual produsen.
Wacana sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu wacana lisan dan wacana tulis. Peneliti
berfokus pada wacana tulis saja. Hal ini dikarenakan data yang akan peneliti cari adalah
media-media promosi bisnis luar ruang seperti spanduk, banner, baliho, poster, slogan, dan
papan nama dagang. Tuturan yang tertulis dalam wacana iklan media luar ruang tersebut
dikemukakan sedemikian rupa oleh pembuat iklan, tujuan utamanya tidak lain untuk

Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya ǀ 145


Miah/ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya 12 (1) 2022, 143-160

membujuk atau memengaruhi secara halus tanpa memaksa. Sementara itu, peneliti
mempunyai alasan kuat mengapa memilih kota Banjarmasin menjadi objek penelitian, hal ini
dikarenakan kota Banjarmasin merupakan kota yang padat penduduk. Banyak masyarakat
pendatang yang mengambil kesempatan untuk membuka usaha di kota ini.
Kajian sejenis dengan penelitian yang ingin diteliti adalah sebuah penelitian berjudul
Persuasi dalam Wacana Iklan. Penelitian tersebut dikerjakan oleh Astuti (2017) dan
penelitian dari Nurhasanah (2011) dengan judul Tesis Struktur, Diksi, dan Metode Persuasi
Iklan Radio FM di Kota Banjarmasin. Penelitian lainnya yang mirip juga pernah dikerjakan
oleh Lazfihma (2014) dengan judul “Analisis Gaya Bahasa dalam Slogan Iklan Minuman di
Televisi.” Ketiga penelitian ini memiliki perbedaan mencolok dengan penelitian yang akan
peneliti teliti, perbedaan tersebut terletak pada judul, rumusan masalah, dan objek penelitan
yang berbeda. Jika banyak perbedaan maka hasil penelitianpun akan jelas berbeda.

METODE
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan wacana, artinya peneliti bertugas
menganalisis wacana dengan mempertimbangkan gejala kebahasaan yang terjadi di
masyarakat. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif
dilakukan pada kondisi alamiah dan memiliki sifat penemuan, tidak dimanipulasi oleh peneliti
dan kehadiran peneliti tidak begitu memengaruhi dinamika pada objek tersebut. Penelitian
kualitatif menghasilkan data-data penelitian yang dapat diamati lebih dalam (Zubaedah, 2021,
hlm.123). Dalam penelitian kualitatif instrumen kunci adalah peneliti itu sendiri. Sedangkan
penelitian deskriptif, setelah menyelidiki keadaan yang dialami subjek akan memaparkan
hasilnya ke dalam tulisan-tulisan dalam bentuk laporan penelitian. Secara mendalam, Aisyah
(2020, hlm.142) juga menyebutkan penelitian deskripsif selalu berusaha mendeskripsikan atau
memaparkan dengan penggunaan kata-kata, frase-frase dan kalimat-kalimat dalam data yang
telah ditemukan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode simak,
baca, dan catat. Penyimakan dilakukan dengan cermat, terarah, dan teliti. Teknik dasarnya
adalah teknik simak bebas libat cakap, yang berarti penjaringan data dapat dilakukan dengan
menyimak penggunaan bahasa tanpa ikut berpartisipasi dalam proses pembicaraan atau
pembuatan data tersebut. Teknik ini melibatkan langsung peneliti untuk menentukan calon-
calon data yang selanjutnya akan dianalisis (Sudaryanto, 1993, hlm.44). Hasil penyimakan
dan pembacaan data secara berulang-ulang tersebut lalu dimasukkan ke dalam tabel agar
peneliti mudah melihat gambaran data.
Sumber data pada penelitian ini berupa media luar ruang di kota Banjarmasin. Data
penelitian berupa kata-kata dan kalimat yang tercantum pada spanduk, banner, baliho, poster,
slogan, dan papan nama dagang. Pengambilan sumber data dilakukan dengan cara memilih
media luar ruang yang berfokus pada bisnis kuliner dan bisnis jasa saja. Penelitian
menggunakan instrumen kunci yaitu peneliti itu sendiri. Lokasi penelitian dilakukan di
kecamatan-kecamatan yang ada di kota Banjarmasin, seperti Kecamatan Banjarmasin Utara,
Kecamatan Banjarmasin Timur, Kecamatan Banjarmasin Barat, dan Kecamatan Banjarmasin
Tengah. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan dokumentasi yang
merujuk pada kajian bahasa menurut Sudaryanto, (1993, hlm.145) yaitu mempersiapkan data,
kajian data, dan menyajikan data. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah
teknik analisis isi (content analysis) dengan langkah-langkah sebagai berikut (1) pemahaman
data, dilakukan dengan cara melihat data penelitian berupa gambar-gambar media luar ruang
promosi bisnis yang sebelumnya telah dikumpulkan dari berbagai tempat di kota
Banjarmasin. (2) setelah melihat dan memahami, selanjutnya proses pembacaan berulang-

146 ǀ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya


Miah/ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya 12 (1) 2022, 143-160

ulang terhadap data tersebut, sehingga peneliti dapat memastikan adanya wujud variasi
kalimat, proposisi wacana iklan dan fungsi yang terkandung didalamnya yang ingin diteliti.
(3) setelah membaca, dilakukan pengelompokan data sesuai jenis kelompoknya. (4) setelah
mengelompokan data, dilakukan penyajian data yang mencakup pendeskripsian dan
identifikasi data. Data yang dideskripsikan dan diidentifikasi merupakan data yang terkumpul
dan dikelompokkan berdasarkan wujud variasi kalimat, proposisi wacana iklan dan fungsi
yang terkandung dalam wacana iklan media luar ruang di kota Banjarmasin khususnya bisnis
kuliner dan jasa. (5) Langkah terakhir adalah menyimpulkan hasil analisis data.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil penelitian berupa wacana iklan dengan pemanfaatan media luar ruang yang
sebelumnya telah dianalisis dan mengandung variasi-variasi kalimat, proposisi, dan fungsi
wacana iklan. Berikut ini disajikan pembahasan dari analisis tersebut.

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1. Wujud Variasi Kalimat Berdasarkan Fungsi Komunikatifnya dalam Wacana
Iklan Media Luar Ruang di Kota Banjarmasin

4.1.1.1. Berwujud Kalimat Deklaratif

Wacana iklan biasanya mengandung persuasi, di dalam persuasi sendiri ada yang
berwujud kalimat deklaratif. Kalimat ini merupakan tuturan yang bersifat membujuk
konsumen atau seseorang dengan menggunakan kalimat berita. Dalam iklan atau media
promosi, kalimat persuasi berwujud kalimat deklaratif ini biasanya dalam bentuk informasi
tentang produk yang dipromosikan, sifat produk, kelebihan produk, hadiah yang diberikan
produk, dan harga yang ditawarkan ataupun diskon yang akan didapatkan.
Berikut ini wacana persuasi berwujud kalimat deklaratif yang ditemukan pada wacana
iklan dengan pemanfaatan media luar ruang di Kota Banjarmasin.

[Data 1] OUTLET 17 MEI


PROMO RAME-RAME
(BELI 4 PAKET MENU APA SAJA)
GRATIS 1 ES COKLAT

Konteks: Data diambil di jalan Zafri Zam-Zam, Kec. Banjarmasin Barat

Pada data (1) terdapat wacana persuasi dengan penggunaan variasi kalimat deklaratif.
Wacana persuasi di atas berisi informasi tentang produk yang dipromosikan, hadiah yang
diberikan produk, ataupun diskon yang ditawarkan bagi calon pembeli jika membeli produk
tersebut.

Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya ǀ 147


Miah/ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya 12 (1) 2022, 143-160

Bentuk wacana persuasi dengan penggunaan kalimat deklaratif terlihat pada penggunaan
kata “Promo ...” dan kata “Gratis” dari kutipan tersebut tampak adanya persuasi dengan
penggunaan kalimat berita. Konteks data [1] yaitu memberikan informasi produk yang
dipromosikan, jika pembeli membeli 4 paket menu apa saja dari Outlet, pembeli akan
mendapatkan 1 porsi es coklat secara gratis.
Di sini terlihat jika pemilik bisnis bermaksud untuk memengaruhi pembeli dengan
penggunaan kalimat persuasi agar membeli produk yang sedang ditawarkan. Upaya yang di
lakukan pemilik bisnis dapat terlihat dari penggunaan kalimat-kalimat mencolok dan
mengimingi keutungan-keuntungan yang akan didapat pembeli jika mengikuti kehendak
pembuat iklan. Selain itu, dari konteks data terlihat bahwa pemilik bisnis lebih menginginkan
agar pembeli datang berkelompok, hal ini terlihat dari kata “Rame-Rame”, dari sini terlihat
upaya kalimat persuasi berdaya bujuk ataupun berdaya ajak agar pembeli datang membawa
teman.

[Data 2] DEPOT SATE


ADUHAI ABAHNYA
SEDIA SATE
- AYAM – HATI – AMPELA
- KULIT
- DAGING SAPI
- USUS SAPI
- SOTO – NASI SOP BANJAR


TERIMA PESANAN
08152815931
KINI KAMI HADIR DI GO FOOD

Konteks: Data diambil di jalan Adhyaksa, Kec. Banjarmasin Utara

[Data 3] DAPUR MAMA


MAKAN MURAH BEBAS PILIH
Rp. 10.000-AN

148 ǀ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya


Miah/ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya 12 (1) 2022, 143-160

Konteks: Data diambil di jalan Perdagangan, Kec. Banjarmasin Utara


[Data 4] CUMA 10 RIBU
CEBAN PASTI
NASI GORENG (TELUR, AYAM, HATI, SOSIS, BAKSO, IKAN ASIN,
PETE)
AYAM/NILA (GEPUKIN, KREMESIN, BAKARIN)
GRATIS NASI, FREE WIFI
TERIMA PESANAN 085822256482

Konteks: Data diambil di jalan Perdagangan, Kec. Banjarmasin Utara

Data (2), (3), dan (4) juga mengandung wacana persuasi dengan penggunaan variasi
kalimat deklaratif. Wacana persuasi pada penggunaan kalimat deklaratif tersebut berisi
informasi tentang produk yang dipromosikan, kelebihan produk, hadiah yang diberikan
produk, dan harga yang ditawarkan ataupun diskon yang akan didapatkan.
Data [2] memberikan informasi produk yang dipromosikan, yaitu berbagai kuliner yang
tersedia, seperti sate, sop, dan soto banjar. Informasi produk tertulis jelas sehingga
memudahkan pembeli membaca dan kemungkinan besar membeli produk tersebut. Pada data
[2] juga diinformasikan tentang kelebihan produk, hal ini dapat dilihat dari bahasa persuasi
“DEPOT SATE ADUHAI ABAHNYA”. Penggunaan kalimat ini dimaksudkan pemilik bisnis
agar bisa membangkitkan ketergiuran pembacanya untuk meyakini dan menuruti informasi
yang dibuat oleh penulisnya. Dengan penggunaan tuturan persuasi dalam kalimat deklaratif
seperti data di atas, maka pembeli akan suka rela datang dan membeli produk karena adanya
kegembiraan dan keingintahuan terhadap produk yang sedang dipromosikan.
Demikian pula pada data (3), wacana persuasi dengan penggunaan kalimat deklaratif atau
berita terlihat jelas. Hal yang ditonjolkan dari wacana iklan tersebut adalah kelebihan produk
dan harga yang ditawarkan kepada pembeli. Konteks “Makan murah bebas pilih” “Rp 10.000-
an” dapat membangkitkan ketergiuran pembacanya untuk meyakini dan menuruti himbauan
implisit maupun eksplisit yang dibuat oleh penulisnya.
Penulis iklan berupaya untuk merangsang minat pembeli dengan kalimat-kalimat yang
dapat memberikan pengaruh sehingga pembeli diharapkan dapat mengambil keputusan sesuai
harapan pembuat iklan. Konteks kalimat di atas mengisyaratkan bahwa pembeli bisa memilih

Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya ǀ 149


Miah/ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya 12 (1) 2022, 143-160

menu apa saja tanpa adanya batasan ataupun tekanan dan pasti mendapat harga murah serta
jelas terjangkau. Dengan iming-iming kalimat tersebut, pembeli akan terpengaruh dan
mengambil keputusan sesuai pembuat iklan, yaitu membeli produk dengan senang hati.
Pada data (4) juga terlihat pembuat iklan menggunakan kalimat persuasi dengan
pemanfaatan kalimat berita “Cuma 10 Ribu, Ceban Pasti”. Kalimat tersebut dibuat agar
pembeli bisa terpengaruh dengan harga yang diberikan oleh pemilik bisnis. Dengan penulisan
harga yang tergolong murah, pembeli akan terpengaruh dan membeli produk yang diiklankan
tanpa adanya paksaan. Selain itu, ada kata persuasi lain yang ditawarkan oleh pembuat iklan
yaitu menyebutkan semua produk yang dijual sehingga pembeli mudah memilih dan
menentukan pilihan. Upaya lain yang di buat pemilik bisnis untuk menarik minat konsumen
di wacana iklan ini juga penambahan hadiah yang diberikan produk, yaitu “Gratis nasi, gratis
Wifi”.

4.1.1.2. Berwujud Kalimat Interogatif


Wacana iklan yang berwujud kalimat interogatif merupakan kalimat yang berisi kalimat
tanya. Maksudnya adalah kalimat yang mengandung maksud menanyakan sesuatu kepada
mitra tuturnya. Dalam media promosi kadang kala kalimat ini dibuat untuk membujuk calon
pembeli agar tertarik membeli barang yang sedang dipromosikan.
Berikut ini wacana persuasi berwujud kalimat interogatif yang ditemukan pada wacana
iklan dengan pemanfaatan media luar ruang di Kota Banjarmasin.

[Data 34] AYAM BAKAR BANG OZI MAKNYUS


LAPAR ...??? MAKAN SINI !!!
HADIR DI SINI SAMBAL COLO-COLO
NIKMATI PAKET ...
SERBA 10 RB SUDAH + NASI

Konteks: Data diambil di jalan Sultan Adam, Kec. Banjarmasin Utara

Wujud kalimat interogarif ditemukan dalam data [34], penggunaan kalimat “LAPAR
...??? MAKAN SINI !!!” adalah salah satu pendekatan yang berusaha membangkitkan dan
merangsang emosi pembacanya, agar bisa terpengaruh dan percaya bahwa tempat itu tahu
bagaimana keadaan calon pembelinya. Kalimat interogarif seperti di atas adalah kalimat yang
menyuruh calon pembelinya untuk membeli produk hanya di tempat tersebut.

4.1.1.3. Berwujud Kalimat Eksklamatif

150 ǀ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya


Miah/ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya 12 (1) 2022, 143-160

Kalimat Eksklamatif adalah kalimat seru yang dimaksudkan untuk menyatakan suatu
keadaan yang mengandung rasa kagum atau sesuatu yang sangat menarik.
Berikut ini wacana persuasi berwujud kalimat eksklamatif yang ditemukan pada wacana
iklan dengan pemanfaatan media luar ruang di Kota Banjarmasin.

[Data 35] HIZANA


“PALING DISUKA DI INDONESIA !”
FREE WIFI
Membeli Hizana paket apa saja GRATIS Mountea 290 ml

Konteks: Data diambil di jalan Perdagangan, Kec. Banjarmasin Utara

Pada data [35] selain bahasa yang digunakan adalah bahasa persuasi dan penyampaiannya
dengan wujud deklaratif, juga disampaikan dengan kalimat eksklamatif. Agar menarik minat
perhatian calon pembeli, pembuat iklan menggunakan kalimat seru seperti “PALING
DISUKA DI INDONESIA !” yang menggambarkan bahwa produk tersebut sudah dikenal oleh
masyarakat luas dan kata “paling” adalah kata berisi bujukan kepada calon pembeli dengan
upaya membuat rasa penasaran dan menarik minat konsumen itu sendiri.

[Data 36] FRIED CHICKEN HUBBI


SAYA SUKA AYAM, KAMU SUKA AYAM, SEMUA SUKA AYAM ... !!!
HOT DAN ORIGINAL PEDASNYA ... !!!
BOEKANNN MAEIIIIIN ...

Konteks: Data diambil di jalan Cemara Raya, Kec. Banjarmasin Utara

Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya ǀ 151


Miah/ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya 12 (1) 2022, 143-160

Data [36] adalah wacana persuasi dengan penggunaan kalimat eksklamatif. Kalimat seru
yang disampaikan di sana adalah “ SAYA SUKA AYAM, KAMU SUKA AYAM, SEMUA SUKA
AYAM ... !!!”. Dari kalimat tersebut, pembuat iklan ingin menegaskan bahwa semua orang
menyukai ayam, dan dia menjual produk tersebut. Diteruskan dengan kalimat “HOT DAN
ORIGINAL PEDASNYA ... !!!” membuat produk yang dipromosikan semakin jelas
kelebihannya, dibanding produk lain, ditambah dengan slogan “BOEKANNN MAEIIIIIN ...”
yang akan semakin menarik minat dan perhatian calon pembeli. Upaya-upaya dari
penggunaan kalimat eksklamatif dalam penulisan persuasi tidak lain agar pembuat iklan dapat
mencapai tujuan yang dihendaki.

4.1.2. Wujud Proposisi Wacana Iklan Media Luar Ruang di Kota Banjarmasin
Tujuan utama dalam wacana iklan adalah menarik perhatian. Untuk itu diperlukan pesan-
pesan iklan yang menarik dan penting, bagian yang menyajikan ini disebut butir utama.
Bagian-bagian ini menyajikan proposisi-proposisi yang terdapat dalam data-data di bawah.
Selain itu, tujuan kedua setelah menarik perhatian adalah menarik minat dan kesadaran calon
pembeli, hal ini juga akan diuraikan beserta butir-butir pasif yang ada pada seluruh data
wacana iklan. Semua data akan terangkum dan diuraikan sebagai berikut.

4.1.2.1 Proposisi yang Menekankan Keuntungan Calon Konsumen

[Data 1] OUTLET 17 MEI


PROMO RAME-RAME
(BELI 4 PAKET MENU APA SAJA)
GRATIS 1 ES COKLAT

Konteks: Data diambil di jalan Zafri Zam-Zam, Kec. Banjarmasin Barat

Butir utama pada wacana iklan dengan pemanfaatan media luar ruang di atas
mengungkapkan keuntungan yang akan calon pembeli peroleh bila membeli produk tersebut.
Keuntungan yang diungkap dengan kata “BELI 4 PAKET MENU APA SAJA GRATIS 1 ES
COKLAT”. Sedangkan berdasarkan badan iklan, data tersebut mengandung alasan objektif
karena setiap pembelian 4 paket menu yang tersedia, calon pembeli berhak atas hadiah 1 buah
es coklat. Data [1] tidak ada memuat butir-butir pasif sebagai penutupnya.

[Data 3] DAPUR MAMA


MAKAN MURAH BEBAS PILIH
Rp. 10.000-AN

152 ǀ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya


Miah/ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya 12 (1) 2022, 143-160

Konteks: Data diambil di jalan Perdagangan, Kec. Banjarmasin Utara

Pada data [3] terdapat proposisi yang menekankan keuntungan terhadap calon
pembelinya. Kalimat “ MAKAN MURAH BEBAS PILIH Rp. 10.000-AN” dimanfaatkan
sebagai alat untuk memancing perhatian calon pembeli. Jika membeli di tempat tersebut
keuntungan yang didapat berupa bebas memilih menu apa saja dengan harga yang cukup
murah. Alasan objektif yang terkandung dalam data di atas adalah makan murah bebas pilih
harga nya Rp 10.000-an. Data [3] tidak ada memuat butir-butir pasif sebagai penutupnya.

[Data 4] CUMA 10 RIBU


CEBAN PASTI
NASI GORENG (TELUR, AYAM, HATI, SOSIS, BAKSO, IKAN ASIN,
PETE)
AYAM/NILA (GEPUKIN, KREMESIN, BAKARIN)
GRATIS NASI, FREE WIFI
TERIMA PESANAN 085822256482

Konteks: Data diambil di jalan Perdagangan, Kec. Banjarmasin Utara

Proposisi yang menekankan keuntungan bagi calon pembeli juga terdapat dalam data [4].
Butir utama wacana iklan di atas mengungkapkan keuntungan yang akan diperoleh oleh calon
pembeli apabila membeli produk. Keuntungan tersebut diungkap dengan kalimat “CUMA 10
RIBU, CEBAN PASTI, GRATIS NASI, FREE WIFI”. Berdasarkann kesadaran calon pembeli
dalam membeli sesuatu, data ini termasuk mengandung alasan objektif atau bersifat rasional.
Data [4] mengandung butir pasif yaitu mencantumkan nomor telepon sebagai penutupnya.

4.1.2.2 Proposisi yang Membangkitkan Rasa Ingin Tahu Pada Para Calon
Konsumen

[Data 10] RM. “BANG JOHN”


AYAM GORENG KAMPUNG
KUALITAS RESTORAN

Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya ǀ 153


Miah/ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya 12 (1) 2022, 143-160

HARGA KAKI LIMA

Konteks: Data diambil di jalan Sultan Adam, Kec. Banjarmasin Utara

Penggunaan kalimat “KUALITAS RESTORAN, HARGA KAKI LIMA” dimaksudkan agar


para pembaca penasaran dan tergugah keinginannya untuk mengetahui lebih lanjut tentang
produk yang ditawarkan tersebut. Rasa ingin tahu tersebut biasanya akan memunculkan
pertanyaan-pertanyaan seperti, (a) Bagaimana rasanya?, (b) Apakah rasanya benar-benar
enak?, (c) Apakah benar harganya murah?. Pembentuk bagian badan iklan dalam data ini
adalah alasan objektif namun di akhir kalimat iklan tidak disertai dengan memasukkan butir-
butir pasif.

[Data 13] Warung Bu’lek Barokah


Mulai dari 10.000
Menu Ayam Madu, Ayam Lalapan, Ayam Bistik, Ayam Kari, Ayam Presto,
Ayam Kentaky, Ayam Mentega, Ayam Rica-Rica, Ayam Balado, Ayam
Geprek, Nila Goreng, Patin Goreng, Sayur Bening, Sayur Asam, Lodeh
Nangka, Capcay, Dll
Terima Pesanan : 0821 5902 6935

Konteks: Data diambil di jalan Antasan Kecil Barat, Pasar Lama Kec. Banjarmasin Tengah

[Data 14] DAPUR HCB


JL. HARYONO MT NO. 21 BANJARMASIN
SERBA 10.000 + NASI

154 ǀ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya


Miah/ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya 12 (1) 2022, 143-160

Konteks: Data diambil di jalan Veteran Sungai Bilu, Kec. Banjarmasin Timur

[Data 15] QQ QYU-QYU


CABANG VETERAN, PEKAUMAN/SEI GARDU
AYAM KREMES + LALAPAN
Rp 10.000
NILA + LALAPAN, AYAM BAKAR MADU + LALAPAN

Konteks: Data diambil di jalan Veteran Sungai Bilu, Kec. Banjarmasin Timur

[Data 16] HADIR DISINI


AYAM KREMES, AYAM PENYET, AYAM BAKAR, AYAM GEPREK
SAMBAL IJO
SERBA 10.000

Konteks: Data diambil di jalan Zafri Zam-Zam , Kec. Banjarmasin Barat

Data [13], [14], [15] dan, [16] juga memuat proposisi yang dapat membangkitkan rasa
ingin tahu oleh konsumennya. Dengan penggunaan kata “Mulai dari 10.000”, “Serba
10.000” dan hanya menyebutkan harga padahal menu yang ditawarkan sangat beragam

Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya ǀ 155


Miah/ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya 12 (1) 2022, 143-160

membuat munculnya perhatian lebih dari target konsumen. Penulisan harga yang jelas dan
digolongkan cukup murah untuk menu makanan yang bervariasi akan membuat rasa
penasaran calon pembeli bertambah dan akhirnya berakhir seperti kemauan pembuat iklan.
Sedangkan dari sisi badan iklan, keempatnya mempunyai motif yang sama yaitu motif
rasional, karena hal yang dikemukakan adalah sesuai fakta di lapangan. Adapun dilihat dari
penutup iklannya, hanya data [13] yang mempunyai butir pasif atau informasi tambahan
berupa nomor telepon sedangkan pada data [14] , [15] dan, [16] tidak ada mencantumkan hal
tersebut.

4.1.2.3 Proposisi yang Berupa Pertanyaan yang Menuntut Perhatian Lebih

[Data 34] AYAM BAKAR BANG OZI MAKNYUS


LAPAR ...??? MAKAN SINI !!!
HADIR DI SINI SAMBAL COLO-COLO
NIKMATI PAKET ...
SERBA 10 RB SUDAH + NASI

Konteks: Data diambil di jalan Sultan Adam, Kec. Banjarmasin Utara

Proposisi berupa pertanyaan sering menarik perhatian lebih besar calon pembelinya,
apabila pertanyaan tersebut dibuat sesuai dengan keadaan konsumen saat itu. Kalimat tanya
dapat menarik perhatian calon pembeli lebih efektif. Contoh kalimat tanya yang menuntut
perhatian lebih ada pada data [34]. Butir utama wacana iklan dalam data disampaikan dengan
kalimat tanya, yaitu “LAPAR ...??? MAKAN SINI !!!” setelah pertanyaan dijawab, diberikan
keuntungan lain yaitu ada pada kalimat “NIKMATI PAKET SERBA 10 RB SUDAH + NASI”.
alasan objektif muncul sebagai pembentuk badan iklan, namun sebagai penutup iklan butir
pasif tidak ditemukan.

4.1.3 Fungsi yang Terkandung pada Wacana Iklan Media Luar Ruang di Kota
Banjarmasin

156 ǀ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya


Miah/ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya 12 (1) 2022, 143-160

Tabel 4.1 Uraian Fungsi Wacana Iklan

Kode
No. Data Makna dan Fungsi Wacana Iklan
Data
Makna yang timbul dalam data adalah
outlet 17 Mei sedang mengadakan
promo untuk pembelian lebih dari satu
OUTLET 17 MEI produk atau rame-rame, jika pembeli
PROMO RAME-RAME membeli 4 paket menu apa saja dari
1. 001 (BELI 4 PAKET MENU APA outlet tersebut maka berhak mendapat
SAJA) gratis es coklat. Fungsi persuasi ini
GRATIS 1 ES COKLAT untuk mengajak atau menghimbau
kepada pembeli supaya mau membeli
banyak paket ataupun mengajak teman
agar datang ke tempat promo.
Teks persuasi terlihat pada kalimat
DEPOT SATE “Aduhai Abahnya ”yang dijadikan
ADUHAI ABAHNYA sebagai nama dagang, hal ini bisa
SEDIA SATE menarik perhatian khalayak ramai
AYAM – HATI – AMPELA- karena persuasi yang digunakan adalah
KULIT dengan pendekatan emosional yaitu
2. 002
-DAGING SAPI - USUS SAPI - dengan penggunaan bahasa daerah.
SOTO – NASI SOP BANJAR Kalimat ini berfungsi untuk
TERIMA PESANAN memengaruhi dan membuat rasa
08152815931 penasaran timbul dihati pembacanya
KINI KAMI HADIR DI GO FOOD dengan tujuan agar pelanggan mau
mampir.
Kalimat “Makan murah bebas pilih Rp
10.000” mencerminkan kalimat
persuasi yang singkat dan jelas. Makna
dari kalimat tersebut adalah apabila
pembeli membeli produk yaitu berupa
DAPUR MAMA makanan di tempat tersebut, pembeli
3. 003 MAKAN MURAH BEBAS PILIH boleh bebas memilih menu apapun
Rp. 10.000-AN dengan harga yang murah dan tetap
10.000-an. Pembuat iklan memberikan
keuntungan yang besar kepada
pembelinya. Fungsi kalimat tersebut
akan merangsang minat para calon
pembeli untuk mampir dan membeli.
“Cuma 10 Ribu, Ceban Pasti”.
CUMA 10 RIBU Kalimat ini bermakna semua
makanan di tempat tersebut
CEBAN PASTI memiliki harga yang sama yaitu Rp
10.000. Calon pembeli bebas
NASI GORENG (TELUR, AYAM,
memilih menu yang disuka.
HATI, SOSIS, BAKSO, IKAN
4. 004 Dengan penulisan harga yang
ASIN, PETE)
tergolong murah, pembeli akan
AYAM/NILA (GEPUKIN, terpengaruh dan membeli produk
KREMESIN, BAKARIN) yang diiklankan tanpa adanya
paksaan. Selain itu, ada kata
GRATIS NASI, FREE WIFI persuasi lain yang ditawarkan oleh
TERIMA PESANAN pembuat iklan yaitu menyebutkan

Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya ǀ 157


Miah/ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya 12 (1) 2022, 143-160

085822256482 semua produk yang dijual sehingga


pembeli mudah memilih dan
menentukan pilihan. Upaya lain
yang dibuat pemilik bisnis untuk
menarik minat konsumen di
wacana iklan ini juga penambahan
hadiah yang diberikan produk,
yaitu “Gratis nasi, gratis Wifi”.

4.2 Pembahasan
Kajian sejenis dengan penelitian yang ingin diteliti adalah sebuah penelitian berjudul
Persuasi dalam Wacana Iklan. Penelitian tersebut dikerjakan oleh Astuti (2017). Penelitian
ini menyimpulkan bahwa cara mempersuasi calon pembeli ada dua, yaitu persuasi secara
implisit dan persuasi secara eksplisit. Implisit berarti pembuat iklan tidak secara langsung
memberi saran kepada calon pembelinya untuk membeli atau menggunakan produk yang
ditawarkan. Sementara itu, jika pembuat iklan memberi saran secara langsung kepada
pembelinya, maka hal itu disebut persuasi eksplisit. Terlihat jelas perbedaan yang ingin
peneliti teliti dengan penelitian yang dikerjakan oleh Astuti (2017), perbedaan tersebut
terletak pada judul dan rumusan masalah yang berbeda.
Nurhasanah (2011) menulis Tesis dengan judul Struktur, Diksi, dan Metode Persuasi
Iklan Radio FM di Kota Banjarmasin. Hasil penelitiannya mendeskripsikan struktur wacana
iklan radio FM di kota Banjarmasin, penggunaan diksi dalam iklan radio FM kota
Banjarmasin, dan metode persuasi iklan radio FM kota Banjarmasin. Perbedaan juga terlihat
dari penelitian yang telah Nurhasanah lakukan dengan penelitian yang sedang peneliti
kerjakan, perbedaan tersebut juga terletak pada judul dan rumusan masalah yang berbeda. Jika
judul dan rumusan masalah berbeda maka hasil yang akan didapat pada kedua penelitian ini
juga pasti akan berbeda.
Penelitian lainnya yang mirip pernah dikerjakan oleh Lazfihma (2014) dengan judul
“Analisis Gaya Bahasa dalam Slogan Iklan Minuman di Televisi.” Penelitian ini memiliki
sumber data yang mirip dengan penelitian yang akan peneliti kerjakan, yaitu sama-sama
meneliti slogan atau papan nama dagang. Namun, tetap ada perbedaan, karena penelitian kali
ini bukan hanya meneliti slogan iklan minuman saja melainkan keseluruhan wacana iklan
yang menggunakan media luar ruang. Selain itu, perbedaan selanjutnya terdapat pada media,
jika dia menggunakan televisi sebagai sumber data, maka penelitian yang sedang peneliti teliti
menggunakan penelitian lapangan. Hasil penelitian pun akan sangat berbeda dikarenakan dia
fokus meneliti gaya bahasa sedangkan penelitian ini fokus kepada variasi kalimat, proposisi,
dan fungsi bahasa persuasif.
Penelitian-penelitian di atas memiliki hasil yang berbeda dengan hasil penelitian ini,
perbedaannya terletak pada judul, rumusan masalah, teori yang diambil dan objek penelitian.
Penelitian di atas membahas tentang bagaimana cara mempersuasi calon konsumen,
penggunaan iklan pada Radio, yang merupakan pengaplikasian media audio, dan penelitian
berupa iklan minuman dimedia televisi. Sedangkan penelitian ini mengambil objek penelitian
berupa wacana iklan media luar ruang seperti spanduk, banner, baliho, poster, slogan, dan
papan nama dagang. Selain wacana iklan media luar ruang, proposisi-proposisi dari wacana
iklan serta fungsinya pun akan menjadi data penelitian ini.

KESIMPULAN

158 ǀ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya


Miah/ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya 12 (1) 2022, 143-160

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
terdapat Variasi Kalimat, Proposisi, dan Fungsi Wacana Iklan Media Luar Ruang di Kota
Banjarmasin. Peneliti menetapkan simpulan penelitian sebagai berikut:
1. Penggunaan variasi kalimat di dalam wacana persuasi, dibuat pemilik iklan dengan
tujuan-tujuan seperti memberikan informasi tentang produk yang dipromosikan, sifat
produk, kelebihan produk, hadiah yang diberikan produk, dan harga yang ditawarkan
ataupun diskon yang akan didapatkan. Upaya ini semata-mata dilakukan untuk
membangkitkan rasa keingintahuan dan ketertarikan minat calon pembeli terhadap
produk yang dipromosikan. Variasi kalimat yang ditemukan dalam wacana iklan
media luar ruang di Kota Banjarmasin adalah variasi kalimat deklaratif, variasi
kalimat interogatif, dan variasi kalimat eksklamatif.
2. Peneliti menemukan wujud proposisi wacana persuasi terdiri dari butir-butir utama
iklan proposisi yang menekankan keuntungan calon konsumen, proposisi yang
membangkitkan rasa ingin tahu pada para calon konsumen, dan proposisi berupa
pertanyaan yang menuntut perhatian lebih. Dari segi badan iklan peneliti menemukan
data yang mengandung alasan objektif sebanyak 28 buah, data yang mengandung
alasan subjektif sebanyak 7 buah, dan data alasan campuran objektif subjektif
sebanyak 2 buah. Sedangkan berdasarkan kemunculan butir pasifnya, hanya ada 7 data
yang memuat informasi tambahan sebagai penutup iklannya, sisanya tidak
mencantumkan hal tersebut.
3. Fungsi yang terkandung pada wacana iklan media luar ruang di Kota Banjarmasin
bersifat membujuk, berdaya ajak, ataupun berdaya himbau yang dapat membangkitkan
ketergiuran pembacanya. Upaya yang dilakukan pembuat iklan terdiri dari,
menyodorkan bukti-bukti, keuntungan-keuntungan yang akan didapat oleh penerima
persuasi, kelebihan produk, hadiah yang diberikan produk, dan harga yang ditawarkan
ataupun diskon yang akan didapatkan. Hal ini terlihat di dalam semua data yang telah
ditelliti sebelumnya.

DAFTAR RUJUKAN
Aisyah, S. (2020). Makna dan Fungsi Pamali Masyarakat Suku Paser Kecamatan Long Ikis
Kabupaten Paser. Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya, - Universitas Lambung
Mangkurat. 10(2). DOI: 10.20527/jbsp.v10i2.9372
Astuti, S. P. (2017). Persuasi dalam Wacana Iklan. Tesis. Banjarmasin: Universitas Lambung
Mangkurat.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2016). Pedoman Pemantauan Penggunaan Bahasa
di Media Luar Ruang. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga) .
Jakarta: Gramedia Pustama Utama.
Indrawati. (2021). Wujud Persuasi dan Respon Kaum Milenial di Media Sosial facebook pada
PILPRES 2019. Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya, - Universitas Lambung
Mangkurat. 10 (2). DOI: 10.20527/jbsp.v10i2.9371
Keraf , G. (2001). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia.

Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya ǀ 159


Miah/ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya 12 (1) 2022, 143-160

Lazfihma. (2014). Analisis Gaya Bahasa dalam Slogan Iklan Minuman di Televisi. Tesis.
Banjarmasin: Universitas Lambung Mangkurat.
Murni, D. (2017). Analisis Kesalahan penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia dalam penulisan
Tajuk di Surat Kabar Banjarmasin Post. Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya, -
Universitas Lambung Mangkurat. 7(2). DOI: 10.20527/jbsp.v7i2.4429
Nurhasanah. (2011). Struktur, Diksi, dan Metode Persuasi Iklan Radio FM di Kota
Banjarmasin. Tesis. Banjarmasin. Universitas Lambung Mangkurat.
Rafiek, M., & Noortyani, R. (2015). Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa di Perguruan
Tinggi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP,
Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Bekerja Sama dengan Pustaka Pelajar.
Razak, A. (1985). Kalimat Efektif Strukur, Gaya dan Variasi. Jakarta: Gramedia.
Sudaryanto. (1993). Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa : Pengantar Penelitian
Wahana Kebudayaan Secara Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana Uniersity Press.
Tarigan, H. G. (2009). Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa.
Zubaedah, S. (2021). Implikatur Dalam Buku Humor Politik Indonesia Karya Zaenuddin
H.H.. Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya, - Universitas Lambung Mangkurat. 11(1).
DOI: 10.20527/jbsp.v11i1.10567.

160 ǀ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya

Anda mungkin juga menyukai