Judul :
1. Analisis Karakteristik Kewirausahaan dan Adopsi Inovasi Petani Kopi di Provinsi Lampung
2. Kajian Karakteristik Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha UKM (Studi Kasus Sentra Industri Konveksi Dusun Mlangi dan Sawahan Nogotirto
Gamping Sleman Yogyakarta)
Pendahuluan :
Jurnal ke 1 Jurnal ke 2
Mayoritas petani kopi di Indonesia, termasuk di Provinsi Lampung Setiap UMKM harus memiliki kinerja yang unggul untuk bisa
melakukan aktivitas usahatani di daerah perdesaan. Petani yang berada pada berkembang dan bertahan di pasar industri, tidak terkecuali UMKM sentra
daerah perdesaan ini pada umumnya memiliki usahatani berskala kecil dengan industri dusun Mlangi. Untuk dapat memenangkan persaingan, mereka harus
keterbatasan akses terhadap inovasi, permodalan, manajemen, teknologi, dan meningkatkan kualitas manajemen dan operasionalnya secara lebih baik.
informasi. Faktor lain yang menyebabkan keterbelakangan petani adalah Kinerja yang unggul biasanya akan berdampak pada keberhasilan usaha dari
entrepreneur skill yang rendah, hal ini dikarenakan mayoritas petani tidak UMKM yang bersangkutan. Keberhasilan usaha tentu saja diukur berdasarkan
memiliki prioritas dalam mengembangkan usahatani mereka ke arah kelangsungan hidup, laba, laba atas investasi, pertumbuhan penjualan, jumlah
pengembangan bisnis. Petani pada dasarnya telah menjadi seorang wirausaha pekerja, kebahagiaan, reputasi, dan sebagainya.
ketika melalui proses pembelajaran yang dilakukan secara alami dalam Sebagai sentra industri konveksi, maka ada banyak UKM di dusun
Tujuan Penelitian :
Jurnal ke 1 Jurnal ke 2
Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan pada penelitian ini Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi profil UMKM,
adalah sebagai berikut: menganalisis karakteristik kewirausahaan yang dimiliki, serta menganalisis
1. Mengidentifikasi karakteristik kewirausahaan petani kopi Lampung. persepsi tentang keberhasilan usaha UMKM di dusun Sawahan dan Mlangi.
2. Menganalisis karakteristik, saluran dan tahapan adopsi inovasi petani kopi Dengan menggunakan 6 (enam) indikator karakteristik kewirausahaan
Lampung. (percaya diri, keberanian mengambil resiko, kepemimpinan, inovasi, motivasi
3. Menganalisis hubungan karakteristik kewirausahaan dengan adopsi usaha, serta kegigihan dalam menjalankan usaha, peneliti mengumpulkan data
inovasi petani kopi Lampung melalui penyebaran kuesioner dan wawancara mendalam terhadap 6 (enam)
responden pelaku UMKM. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
memberikan gambaran tentang profil kelompok usaha konveksi di Dusun
Sawahan Mlangi, serta mengidentifikasi karakter kewirausahaan yang dimiliki
dan menjadi faktor kunci keberhasilan usaha.
Landasan Teori :
Tugas Mereview Jurnal Kewirausahaan oleh Prodi Bahasa Mandarin 2/17
Jurnal ke 1 Jurnal ke 2
Entrepreneur farmer merupakan petani yang berwirausaha untuk Pengertian Kewirausahaan
mendapatkan peluang bisnis melalui aktivitas-aktivitas usahatani yang Entrepreneur adalah suatu kemampuan (ability) dalam berpikir kreatif dan
dilakukannya, sehingga aktivitas kewirausahaan pada skala perdesaan atau berperilaku inovatif (Suryana, 2003) sebagai dasar mengelola sumber daya
rural entrepreneur menjadi penting (Henderson 2006; Erik dan Deborah 2004; dalam rangka menghadapi tantangan zaman. Wirausahawan juga bisa diartikan
McElwee 2005; Pichardo 2010; Kurato 1989). orang yg memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yg baru, berbeda
Peningkatan entrepreneur akan mempengaruhi kesejahteraan dari yg lain atau mampu menciptakan sesuatu yg berbeda dengan yang sudah
masyarakat, menurut Pambudy (2010) hal ini didasarkan oleh beberapa alasan ada sebelumnya (Drunker, 1994) serta mengubah sesuatu yang kurang
(1) agribisnis tropis dalam proses produksi, kandungan lokalnya tersedia produktif menjadi lebih produktif (widodo, 2005). Ini artinya bahwa ciri utama
dalam jumlah yang banyak dari kekayaan domestik, (2) tenaga kerja yang yang pertama seorang wirausahawan adalah kemampuannya mengembangkan
dibutuhkan banyak dan sesuai dengan jenis strata yang ada, dan (3) pasar kreatifitas dan inovasi dalam menjalankan usaha.
produk barang dan jasa agribisnis akan mudah dipasarkan. (Scarborough dan Zimmerer, 1993; Steinhoff dan Burges, 1993) menjelaskan
Faktor yang mempengaruhi pembelajaran kewirausahaan untuk wirausaha sebagai kemampuan menghadapi resiko dan ketidakpastian dalam
masyarakat bersumber dari banyak hal, salah satu faktor pembentuk tersebut menciptakan usaha baru, mengorganisasikan, dan mengelola usaha tersebut.
adalah pendidikan, pelatihan, mentoring, dan belajar dari pengalaman (Minniti Kalau dua pandangan sebelumnya menyebutkan bahwa seorang wirausaha
dan Bygrave, 2001). memiliki jiwa kreatif, inovatif, dan mampu menangkap peluang, maka
Adopsi inovasi merupakan keputusan untuk menerima sesuatu ide, pandangan yang ketiga ini menyebutkan bahwa seorang wirausaha pasti berani
gagaan, alat, cara, metode, dari lingkungan luar sebagai cara bertindak yang mengambil resiko. Keberanian mengambil resiko ini adalah upaya untuk
paling baik, sedangkan keputusan inovasi adalah sebuah proses mental sejak mewujudkan peluang dengan memperhitungkan semua potensi dan sumber
seseorang mengetahui inovasi sampai pada tahap pengambilan keputusan daya yang dimiliki.
untuk menerima maupun menolaknya (Suprapto dan Fahrianor, 2004).
Karakter Kewirausahaan
Karakteristik demografi seorang wirausaha biasanya dikaitkan dengan usia,
jenis kelamin dan pengalaman dari pelaku usaha. Beberapa penelitian
Keberhasilan Usaha
Menurut Noor (2007), keberhasilan usaha pada hakikatnya adalah
keberhasilan dari bisnis dalam mencapai tujuannya. Keberhasilan usaha adalah
tujuan utama dari sebuah perusahaan atau bisnis yang segala aktivitas
didalamnya ditunjukan untuk mencapai suatu keberhasilan atau kesuksesan
dalam pengertian umum, keberhasilan menunjukkan suatu keadaan yang lebih
baik atau unggul dari pada masa sebelumnya.
Banyak ahli yang mendefinisikan indikator kesuksesan usaha dalam beberapa
dimensi. Menurut Suyatno dan Chamdan (2010) berkaitan dengan faktor
Tugas Mereview Jurnal Kewirausahaan oleh Prodi Bahasa Mandarin 4/17
penentu keberhasilan usaha industri kecil ini, hasil penelitiannya menemukan
bahwa keberhasilan usaha kecil ditandai oleh inovasi, serta perilaku mau
mengambil resiko. Jumaidi (2012) dalam penelitiaannya meingidentifikasikan
keberhasilan usaha dalam 4 indikator, tercapai tujuan usaha, produk diterima
pasar, adanya laba produksi, dan kepuasan batin wirausaha. Sementara Islam,
Khan dan Obaidullah (2011), menyatakan bahwa kesuksesan usaha dapat
diukur dari tingkat survival, profit, hasil investasi, penjualan perusahaan,
jumlah pekerja, kebahagiaan, reputasi dan sebagainya.
Metode Penelitian :
Jurnal ke 1 Jurnal ke 2
Lokasi dan Waktu Penelitian Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada pada bulan Juli sampai dengan September Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, yang bertujuan untuk
2015 di perkebunan kopi rakyat di Lampung. Pemilihan lokasi penelitian memperoleh deskripsi data suatu variabel, dalam hal ini adalah variabel
dilakukan secara purposive dikarenakan Lampung Barat dan Tanggamus karakterisitk kewirausahaan dengan melalui pemaparan dan penjelasan ciri-ciri
merupakan sentra produksi kopi di Indonesia. variabel yang bersangkutan.
Jenis dan Sumber Data Responden
Responden yang diambil terdiri dari petani kopi rakyat di Kabupaten Lampung Responden dalam penelitian ini adalah seluruh UMKM konveksi yang ada di
Barat dan Tanggamus dengan jumlah 160 responden. Jenis data yang dusun Sawahan dan Mlangi. Data secara resmi terkait dengan jumlah UMKM
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer di dua dusun tersebut belum ada, hanya berdasarkan survey awal yang
merupakan data langsung yang didapat dari sumber informasi melalui dilakukan peneliti, ada 57 UMKM konveksi yang saat ini berproduksi dengan
observasi, indepth interview, diskusi, serta FGD. Data sekunder berdasarkan rata-rata usia perusahaan di atas 5 tahun. Sampel diambil 6 UMKM dengan
data Badan Pusat Statistik, Dinas Perkebunan, jurnal, internet serta hasil tehnik simple random sampling.
penelitian sebelumnya yang menjadi acuan dan referensi dalam penelitian ini. Teknik Pengumpulan Data
Tugas Mereview Jurnal Kewirausahaan oleh Prodi Bahasa Mandarin 5/17
Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, peneliti menggali karakteristik kewirausahaan yang
Metode pengumpulan data diawali dengan melakukan survei lapangan yang dimiliki pelaku usaha di dusun Sawahan dan Mlangi, dengan menggunakan 6
digunakan untuk menentukan calon responden dan narasumber. Pengumpulan (enam) indikator karakter, yaitu, karakter percaya diri, berani mengambil
data selanjutnya dilakukan dengan metode wawancara secara mendalam, resiko, kepemimpinan, inovasi, motivasi usaha, dan terakhir adalah
FGD, dan pengisian kuisoner. Penelitian juga dilakukan melalui metode kegigihan/kesabaran dalam menjalankan usaha. Data diambil dengan
diskusi langsung dengan petani terhadap implementasi adopsi inovasi dan menggunakan menyebarkan kuesioner dan wawancara mendalam terkait
wawancara mendalam dengan lingkungan di sekitar petani seperti; penyuluh, dengan jawaban dari kuesioner yang bersangkutan.
kelurahan, konsumen, keluarga petani untuk mengidentifikasi pengembangan Validasi Data
model kewirausahaan di tingkat petani. Pengamatan secara langsung dilakukan Untuk mengetahui keabsahan data (apakah proses dan hasil penelitian dapat
untuk melihat kondisi di lapang, mengetahui proses pembelajaran dipercaya atau tidak) maka peneliti menggunakan metode triangulasi, dengan
kewirausahaan di tingkat petani serta untuk mengidentifikasi entrepreneurial cara memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan
skill yang diperlukan oleh seorang petani kopi. atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Dan dalam penelitian ini
Metode Pengolahan dan Analisis Data peneliti menggunakan konsep teori sebagai pembanding dan komparasi data
Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis kualitatif dan dari berbagai sumber.
kuantitatif. Data kualitatif dianalisis dengan analisis deskriptif, analisis ini Teknik Analisis Data
berhubungan dengan profil petani dan karakteristik kewirausahaan. Selain itu, Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif. Langkah-
analisis kualitatif ini diharapkan mampu menjelaskan hal-hal terkait tujuan langkah dalam analisis data kualitatif melalui empat proses, yaitu
penelitian yang tidak dapat dijelaskan oleh analisi kuantitatif. Analisis mengumpulkan data, menyortir data yang tidak diperlukan, menyajikan dan
kuantitatif dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi menganalisis data, dan terakhir adalah menyimpulkan data.
adopsi inovasi petani, dan mengetahui korelasi antara inovasi dengan
karakteristik kewirausahaan.
Secara umum, ketiga inovasi memiliki skor diatas 4.0, kecuali karakteristik mudah adalah dilihat dari lamanya usaha. Jika dilihat dari lamanya usaha,
kerumitan. Hal ini mengindikasikan bahwa petani kopi bersifat terbuka maka UMKM di dusun Sawahan dan Mlangi dapat dikategorikan sebagai
terhadap inovasi dan mendapatkan manfaat dari inovasi tersebut. Ketiga UMKM yang berhasil. Dari hasil penelitian diketahui bahwa seluruh UMKM
inovasi dipandang oleh petani dapat memberikan kemudahan dalam di wilayah ini rata-rata sudah mendirikan usaha lebih dari 5 (lima) tahun untuk
pemeliharaan dan pengelolaannya (relative advantages), sesuai dengan generasi terbaru, bahkan para perintisnya sudah memulai usaha ini dari awal
tanaman kopi (compatibility), mudah dipraktekkan (triability), dan mudah tahun 1990-an dan masih bertahan sampai sekarang. Terkait 6 (enam) UMKM
dipantau perkembangannya (observability) serta tidak sulit ditiru oleh petani yang menjadi responden, dapat diketahui bahwa sampai saat ini mereka sudah
lain (complexcity). Hal ini menjalankan usaha adalah antara 7 – 15 tahun. Ini berarti selama itu mereka
sudah berhasil melalui tantangan, permasalahan-permasalahan, serta naik
turunnya usaha yang mereka jalankan, dan masih tetap bertahan sampai
sekarang, bahkan usahanya semakin meningkat dari waktu ke waktu.
Peningkatan usaha tersebut ditandai dengan ukuran omset, jumlah tenaga
kerja, asset yang semakin meningkat. Keberhasilan usaha bagi UMKM di
Tugas Mereview Jurnal Kewirausahaan oleh Prodi Bahasa Mandarin 12/17
Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh komponen komunikasi dinilai Sawahan dan Mlangi dimaknai dalam empat persepktif, pertama usaha
cukup baik. Ini berarti petani kopi cukup baik dalam berkomunikasi, namun berjalan dengan lancar, kedua rejeki yang cukup dan berkah, anak-anak yang
masih terkendala pada media (skor 2,82) dan pesan (skor 3,26) yang sukses dalam sekolah dan mengaji, serta kebahagiaan saat menjalankan usaha.
disampaikan. Meskipun demikian, petani telah mencapai tujuan komunikasi Mereka tidak menempatkan ukuran kaya sebagai ukuran finansial keberhasilan
atau telah mendapatkan informasi yang dibutuhkan yang diindikasikan oleh usaha, pun tidak juga keuntunganyang berlipat, akan tetapi secara finansial
umpan balik dengan skor tertinggi (skor 3,69). Hal ini mengindikasikan juga mereka menganggap kecukupan dan keberkahan sebagai ukuran utama. Cukup
bahwa petani kopi dengan partisipan komunikasinya, baik itu pengumpul dan berkah adalah salah satu konsep rejeki dalam syareat islam. Bahwa orang
ataupun pengolah, memiliki interaksi dengan derajat kesamaan (homophly) mencari rejeki itu yang penting cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan berkah
yang tinggi, yakni semakin efektif komunikasi terjadi. dibagikan dan dimanfaatkan untuk umat.
Pembahasan
Sesuai dengan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa karakteristik
kewirausahaan yang dimiliki oleh UMKM di dusun Sawahan dan Mlangi
adalah karakter percaya diri, keberanian mengambil resiko, kepemimpinan,
Komunikasi yang efektif petani kopi dalam mengadopsi inovasi ditunjukkan
motivasi usaha, serta kegigihan dalam menjalankan usaha. Sesuai dengan
oleh jumlah petani kopi pada setiap tahapan adopsi inovasi. Hasil penelitian
teori, bahwa salah satu ciri utama seorang wirausaha adalah mampu
menunjukkan bahwa satu dari empat petani sudah pada tahapan
menangkap peluang dan berani mengambil resiko. Salah satu karakter yang
mengkonfirmasi inovasi (25,10%) dan hanya 5,44% yang masih belajar
mendukung ciri tersebut adalah karakter percaya diri, motivasi, dan karakter
tentang keberadaan inovasi. Artinya, lebih dari separoh petani kopi telah
berani mengambil resiko itu sendiri. Orang yang memiliki kepercayaan diri
memutuskan untuk menerima inovasi. Selain itu, petani paling banyak berada
yang tinggi, dan dibarengi oleh motivasi yang kuat maka akan melahirkan
pada tahap ketertarikan (35,56%). Hal ini berarti, petani kopi memiliki sikap
keinginan yang kuat untuk mewujudkan semua rencana.
positif terhadap inovasi. Sikap positif ini terbentuk dari komunikasi dengan
Dalam proses mewujudkan rencana tentu saja harus dibarengi dengan
partisipan komunikasinya yang mendorong petani untuk memutuskan
keberanian memulai dan mengambil resiko atas apa yang dijalankan. Agar
menerima inovasi dalam usahataninya. Keikutsertaan petani dalam Gapoktan
keputusan mengambil resiko tersebut dapat membuahkan hasil yang nyata,
menjadi salah satu sarana untuk menarik petani dalam mengadopsi inovasi
Tugas Mereview Jurnal Kewirausahaan oleh Prodi Bahasa Mandarin 13/17
sehingga inovasi bisa dijalankan oleh petani dalam usahataninya. maka dibutuhkan manajemen dan pengelolaan yang baik. Di sinilah kemudian
peran karakter kepemimpinan, dan karakter kegigihan akan memberikan
Hubungan Antara Karakteristik Kewirausahaan Petani dan Adopsi kontribusi dalam kesuksesan usaha. Terkadang orang yang memiliki
Inovasi keberanian mengambil resiko, hanya asal terbawa hawa nafsu dalam
Variabel adopsi inovasi terdiri atas dua variabel, yaitu saluran inovasi dan keputusannya, oleh karena itu, agar tidak menimbukan kerugian, maka faktor
tahapan inovasi. Variabel saluran inovasi diukur melalui indikator partisipasi kepemimpinan yang baik, manajemen yang baik akan menghantarkan pada
komunikasi, pesan, saluran komunikasi, gangguan/noise, dan umpan tingkat pengelolaan yang baik pula, sehingga resiko kerugian bisa dihindari.
balik/feedback. Variabel tahapan inovasi diukur dari indikator pengetahuan, Karakter inovasi/kreatif dalam penelitian ini ternyata tidak terbukti
ketertarikan/minat, keputusan, penerapan/ penerimaan dan konfirmasi. memberikan kontribusi terhadap keberhasilan usaha UMKM di dusun
Sawahan dan Mlangi. Bagi pelaku usaha di wilayah tersebut, proses inovasi
belum mereka lakukan secara intens. Ini bisa dijelaskan dari dua sudut
pandang, pertama pemahaman dan pengetahuan mereka tentang inovasi masih
terbatas pada inovasi produk, sementara produk yang mereka produksi selama
ini hanya berdasarkan trend dan permintaan pasar. Kedua, dilihat dari motivasi
berusaha serta cara mereka memaknai keberhasilan usaha, membuat mereka
cepat puas dengan pencapaian saat ini. Bagi mereka untuk apa mereka
bersusah payah memikirkan dan membuat produk baru, kalau produk yang
sudah ada saja sudah mampu membuat mereka berhasil masuk dan bertahan
dalam persaingan pasar.
Dalam wawancara mendalam, terungkap bahwa tingkat religiusitas, menjadi
salah satu variabel yang mempengaruhi keberhasilan usaha. Meskipun variable
ini tidak ikut diteliti, akan tetapi hasil wawancara menunjukkan bahwa
karakter wirausaha yang dimiliki oleh UMKM banyak dibangun oleh
pemahaman agama dan tingkat religiusitas mereka dalam menjalankan agama.
Tugas Mereview Jurnal Kewirausahaan oleh Prodi Bahasa Mandarin 14/17
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mustikowati dan
Wilujeng (2016), dimana mereka meneliti tentang tingkat religiusitas dan
kewirausahaan dalam mencapai kinerja usaha UMKM di Malang. Hasil
penelitian mereka menyebutkan bahwa tingkat religiusitas memiliki pengaruh
positif terhadap pencapaian kinerja UMKM. Untuk variabel keberhasilan
usaha, dapat diukur dari lamanya mereka menjalankan usaha rata-rata sudah
lebih dari 7 (tujuh) tahun, ini berarti cara mereka memaknai keberhasilan
usaha ditinjau dari sisi usaha berjalan lancar dari waktu ke waktu sudah
membuahkan hasil. Dan dari perjalanan usaha mereka, terindentifikasi cara
UMKM memaknai keberhasilan usaha ternyata bukan sekedar lamanya usaha
saja, akan tetapi juga kecukupan dan berkah secara finansial, anak-anak yang
sukses sekolah dan mengaji, serta kebahagiaan menjalani usaha. Ini
menunjukkan bahwa mereka bisa memaknai usaha tidak sekedar untuk
pemenuhan kebutuhan dasar saja, akan tetapi lebih dari itu adalah proses
membangun kebahagiaan hidup serta kemanfaatan bagi diri, keluarga, dan
masyarakat.