Anda di halaman 1dari 17

REVIEW JURNAL KEWIRAUSAHAAN

Oleh Prodi Bahasa Mandarin:


Novia Mardiana 1918150001
Dewi Sartika 1918150002
Lisah 1918150003
Daniel Susilo 1918150801

Judul :
1. Analisis Karakteristik Kewirausahaan dan Adopsi Inovasi Petani Kopi di Provinsi Lampung
2. Kajian Karakteristik Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha UKM (Studi Kasus Sentra Industri Konveksi Dusun Mlangi dan Sawahan Nogotirto
Gamping Sleman Yogyakarta)

Pendahuluan :
Jurnal ke 1 Jurnal ke 2
Mayoritas petani kopi di Indonesia, termasuk di Provinsi Lampung Setiap UMKM harus memiliki kinerja yang unggul untuk bisa
melakukan aktivitas usahatani di daerah perdesaan. Petani yang berada pada berkembang dan bertahan di pasar industri, tidak terkecuali UMKM sentra
daerah perdesaan ini pada umumnya memiliki usahatani berskala kecil dengan industri dusun Mlangi. Untuk dapat memenangkan persaingan, mereka harus
keterbatasan akses terhadap inovasi, permodalan, manajemen, teknologi, dan meningkatkan kualitas manajemen dan operasionalnya secara lebih baik.
informasi. Faktor lain yang menyebabkan keterbelakangan petani adalah Kinerja yang unggul biasanya akan berdampak pada keberhasilan usaha dari
entrepreneur skill yang rendah, hal ini dikarenakan mayoritas petani tidak UMKM yang bersangkutan. Keberhasilan usaha tentu saja diukur berdasarkan
memiliki prioritas dalam mengembangkan usahatani mereka ke arah kelangsungan hidup, laba, laba atas investasi, pertumbuhan penjualan, jumlah
pengembangan bisnis. Petani pada dasarnya telah menjadi seorang wirausaha pekerja, kebahagiaan, reputasi, dan sebagainya.
ketika melalui proses pembelajaran yang dilakukan secara alami dalam Sebagai sentra industri konveksi, maka ada banyak UKM di dusun

Tugas Mereview Jurnal Kewirausahaan oleh Prodi Bahasa Mandarin 1/17


berbagai kegiatan usahataninya. Mlangi, yang setiap hari memproduksi produk pakaian jadi dengan pangsa
Aktivitas inovasi merupakan motivasi dan ruh bagi kewirausahaan. pasar adalah para pelancong yang berwisata di Yogyakarta dan sebagian Jawa
Adopsi inovasi merupakan keputusan untuk menerima sesuatu ide, gagaan, Tengah. Operasional UMKM sehari-hari dijalankan dengan konsep
alat, cara, metode, dari lingkungan luar sebagai cara bertindak yang paling tradisional, dikelola secara individu (keluarga), dan manajemen yang sangat
baik. Adopsi petani terhadap teknologi pertanian ditentukan oleh sederhana, meskipun beberapa UMKM dengan skala menengah sudah
kebutuhannya akan tingkat teknologi yang ditawarkan serta kesesuaian mencapai omset dalam skala milyar per tahun. Diyakini pelaku usaha di
teknologi dengan kondisi lingkungan, biofisik, serta sosial budaya di suatu Dusun Sawahan dan Mlangi memiliki karakter yang kuat dalam berwirausaha,
daerah. Oleh karena itu, daya dukung dan teknologi spesifik lokasi menjadi yang menjadi salah satu faktor keberhasilan usaha.
penting untuk diperhatikan.

Tujuan Penelitian :
Jurnal ke 1 Jurnal ke 2
Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan pada penelitian ini Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi profil UMKM,
adalah sebagai berikut: menganalisis karakteristik kewirausahaan yang dimiliki, serta menganalisis
1. Mengidentifikasi karakteristik kewirausahaan petani kopi Lampung. persepsi tentang keberhasilan usaha UMKM di dusun Sawahan dan Mlangi.
2. Menganalisis karakteristik, saluran dan tahapan adopsi inovasi petani kopi Dengan menggunakan 6 (enam) indikator karakteristik kewirausahaan
Lampung. (percaya diri, keberanian mengambil resiko, kepemimpinan, inovasi, motivasi
3. Menganalisis hubungan karakteristik kewirausahaan dengan adopsi usaha, serta kegigihan dalam menjalankan usaha, peneliti mengumpulkan data
inovasi petani kopi Lampung melalui penyebaran kuesioner dan wawancara mendalam terhadap 6 (enam)
responden pelaku UMKM. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
memberikan gambaran tentang profil kelompok usaha konveksi di Dusun
Sawahan Mlangi, serta mengidentifikasi karakter kewirausahaan yang dimiliki
dan menjadi faktor kunci keberhasilan usaha.

Landasan Teori :
Tugas Mereview Jurnal Kewirausahaan oleh Prodi Bahasa Mandarin 2/17
Jurnal ke 1 Jurnal ke 2
Entrepreneur farmer merupakan petani yang berwirausaha untuk Pengertian Kewirausahaan
mendapatkan peluang bisnis melalui aktivitas-aktivitas usahatani yang Entrepreneur adalah suatu kemampuan (ability) dalam berpikir kreatif dan
dilakukannya, sehingga aktivitas kewirausahaan pada skala perdesaan atau berperilaku inovatif (Suryana, 2003) sebagai dasar mengelola sumber daya
rural entrepreneur menjadi penting (Henderson 2006; Erik dan Deborah 2004; dalam rangka menghadapi tantangan zaman. Wirausahawan juga bisa diartikan
McElwee 2005; Pichardo 2010; Kurato 1989). orang yg memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yg baru, berbeda
Peningkatan entrepreneur akan mempengaruhi kesejahteraan dari yg lain atau mampu menciptakan sesuatu yg berbeda dengan yang sudah
masyarakat, menurut Pambudy (2010) hal ini didasarkan oleh beberapa alasan ada sebelumnya (Drunker, 1994) serta mengubah sesuatu yang kurang
(1) agribisnis tropis dalam proses produksi, kandungan lokalnya tersedia produktif menjadi lebih produktif (widodo, 2005). Ini artinya bahwa ciri utama
dalam jumlah yang banyak dari kekayaan domestik, (2) tenaga kerja yang yang pertama seorang wirausahawan adalah kemampuannya mengembangkan
dibutuhkan banyak dan sesuai dengan jenis strata yang ada, dan (3) pasar kreatifitas dan inovasi dalam menjalankan usaha.
produk barang dan jasa agribisnis akan mudah dipasarkan. (Scarborough dan Zimmerer, 1993; Steinhoff dan Burges, 1993) menjelaskan
Faktor yang mempengaruhi pembelajaran kewirausahaan untuk wirausaha sebagai kemampuan menghadapi resiko dan ketidakpastian dalam
masyarakat bersumber dari banyak hal, salah satu faktor pembentuk tersebut menciptakan usaha baru, mengorganisasikan, dan mengelola usaha tersebut.
adalah pendidikan, pelatihan, mentoring, dan belajar dari pengalaman (Minniti Kalau dua pandangan sebelumnya menyebutkan bahwa seorang wirausaha
dan Bygrave, 2001). memiliki jiwa kreatif, inovatif, dan mampu menangkap peluang, maka
Adopsi inovasi merupakan keputusan untuk menerima sesuatu ide, pandangan yang ketiga ini menyebutkan bahwa seorang wirausaha pasti berani
gagaan, alat, cara, metode, dari lingkungan luar sebagai cara bertindak yang mengambil resiko. Keberanian mengambil resiko ini adalah upaya untuk
paling baik, sedangkan keputusan inovasi adalah sebuah proses mental sejak mewujudkan peluang dengan memperhitungkan semua potensi dan sumber
seseorang mengetahui inovasi sampai pada tahap pengambilan keputusan daya yang dimiliki.
untuk menerima maupun menolaknya (Suprapto dan Fahrianor, 2004).
Karakter Kewirausahaan
Karakteristik demografi seorang wirausaha biasanya dikaitkan dengan usia,
jenis kelamin dan pengalaman dari pelaku usaha. Beberapa penelitian

Tugas Mereview Jurnal Kewirausahaan oleh Prodi Bahasa Mandarin 3/17


menjelaskan bahwa usia 25 sampai 45 tahun adalah usia yang menunjukkan
seseorang paling aktif dalam berwirausaha (Miftakhuljannah, dkk, 2016).
Begitu juga orang yang memiliki pengalaman sebelumnya dalam berwirausaha
akan memiliki minat yang lebih besar dalam mengembangkan usaha dibanding
orang yang belum pernah memiliki pengalaman wirausaha (Islam, Khan,
Obaidulloh, 2011; Riyanti, 2003; Sapar, 2006; Dirlanudin, 2010; Kellermans,
2008).
Karakteristik individu meliputi faktor umur, pendidikan, pengetahuan
manajerial, pengalaman industri, dan kemampuan sosial dari pelaku usaha
pemilik/manajer. Pendidikan kewirausahaan menghasilkan individu yang
memiliki usaha mandiri. Karakteristik personal terkait dengan karakteristik
sifat, dan kepribadian kepribadian dari pelaku usaha. Termasuk dalam
karakteristik personal adalah motivasi, percaya diri, keuletan, kepemimpinan,
dan sifat lainnya yang terkait dengan pribadi dari pelaku usaha.

Keberhasilan Usaha
Menurut Noor (2007), keberhasilan usaha pada hakikatnya adalah
keberhasilan dari bisnis dalam mencapai tujuannya. Keberhasilan usaha adalah
tujuan utama dari sebuah perusahaan atau bisnis yang segala aktivitas
didalamnya ditunjukan untuk mencapai suatu keberhasilan atau kesuksesan
dalam pengertian umum, keberhasilan menunjukkan suatu keadaan yang lebih
baik atau unggul dari pada masa sebelumnya.
Banyak ahli yang mendefinisikan indikator kesuksesan usaha dalam beberapa
dimensi. Menurut Suyatno dan Chamdan (2010) berkaitan dengan faktor
Tugas Mereview Jurnal Kewirausahaan oleh Prodi Bahasa Mandarin 4/17
penentu keberhasilan usaha industri kecil ini, hasil penelitiannya menemukan
bahwa keberhasilan usaha kecil ditandai oleh inovasi, serta perilaku mau
mengambil resiko. Jumaidi (2012) dalam penelitiaannya meingidentifikasikan
keberhasilan usaha dalam 4 indikator, tercapai tujuan usaha, produk diterima
pasar, adanya laba produksi, dan kepuasan batin wirausaha. Sementara Islam,
Khan dan Obaidullah (2011), menyatakan bahwa kesuksesan usaha dapat
diukur dari tingkat survival, profit, hasil investasi, penjualan perusahaan,
jumlah pekerja, kebahagiaan, reputasi dan sebagainya.

Metode Penelitian :
Jurnal ke 1 Jurnal ke 2
Lokasi dan Waktu Penelitian Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada pada bulan Juli sampai dengan September Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, yang bertujuan untuk
2015 di perkebunan kopi rakyat di Lampung. Pemilihan lokasi penelitian memperoleh deskripsi data suatu variabel, dalam hal ini adalah variabel
dilakukan secara purposive dikarenakan Lampung Barat dan Tanggamus karakterisitk kewirausahaan dengan melalui pemaparan dan penjelasan ciri-ciri
merupakan sentra produksi kopi di Indonesia. variabel yang bersangkutan.
Jenis dan Sumber Data Responden
Responden yang diambil terdiri dari petani kopi rakyat di Kabupaten Lampung Responden dalam penelitian ini adalah seluruh UMKM konveksi yang ada di
Barat dan Tanggamus dengan jumlah 160 responden. Jenis data yang dusun Sawahan dan Mlangi. Data secara resmi terkait dengan jumlah UMKM
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer di dua dusun tersebut belum ada, hanya berdasarkan survey awal yang
merupakan data langsung yang didapat dari sumber informasi melalui dilakukan peneliti, ada 57 UMKM konveksi yang saat ini berproduksi dengan
observasi, indepth interview, diskusi, serta FGD. Data sekunder berdasarkan rata-rata usia perusahaan di atas 5 tahun. Sampel diambil 6 UMKM dengan
data Badan Pusat Statistik, Dinas Perkebunan, jurnal, internet serta hasil tehnik simple random sampling.
penelitian sebelumnya yang menjadi acuan dan referensi dalam penelitian ini. Teknik Pengumpulan Data
Tugas Mereview Jurnal Kewirausahaan oleh Prodi Bahasa Mandarin 5/17
Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, peneliti menggali karakteristik kewirausahaan yang
Metode pengumpulan data diawali dengan melakukan survei lapangan yang dimiliki pelaku usaha di dusun Sawahan dan Mlangi, dengan menggunakan 6
digunakan untuk menentukan calon responden dan narasumber. Pengumpulan (enam) indikator karakter, yaitu, karakter percaya diri, berani mengambil
data selanjutnya dilakukan dengan metode wawancara secara mendalam, resiko, kepemimpinan, inovasi, motivasi usaha, dan terakhir adalah
FGD, dan pengisian kuisoner. Penelitian juga dilakukan melalui metode kegigihan/kesabaran dalam menjalankan usaha. Data diambil dengan
diskusi langsung dengan petani terhadap implementasi adopsi inovasi dan menggunakan menyebarkan kuesioner dan wawancara mendalam terkait
wawancara mendalam dengan lingkungan di sekitar petani seperti; penyuluh, dengan jawaban dari kuesioner yang bersangkutan.
kelurahan, konsumen, keluarga petani untuk mengidentifikasi pengembangan Validasi Data
model kewirausahaan di tingkat petani. Pengamatan secara langsung dilakukan Untuk mengetahui keabsahan data (apakah proses dan hasil penelitian dapat
untuk melihat kondisi di lapang, mengetahui proses pembelajaran dipercaya atau tidak) maka peneliti menggunakan metode triangulasi, dengan
kewirausahaan di tingkat petani serta untuk mengidentifikasi entrepreneurial cara memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan
skill yang diperlukan oleh seorang petani kopi. atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Dan dalam penelitian ini
Metode Pengolahan dan Analisis Data peneliti menggunakan konsep teori sebagai pembanding dan komparasi data
Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis kualitatif dan dari berbagai sumber.
kuantitatif. Data kualitatif dianalisis dengan analisis deskriptif, analisis ini Teknik Analisis Data
berhubungan dengan profil petani dan karakteristik kewirausahaan. Selain itu, Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif. Langkah-
analisis kualitatif ini diharapkan mampu menjelaskan hal-hal terkait tujuan langkah dalam analisis data kualitatif melalui empat proses, yaitu
penelitian yang tidak dapat dijelaskan oleh analisi kuantitatif. Analisis mengumpulkan data, menyortir data yang tidak diperlukan, menyajikan dan
kuantitatif dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi menganalisis data, dan terakhir adalah menyimpulkan data.
adopsi inovasi petani, dan mengetahui korelasi antara inovasi dengan
karakteristik kewirausahaan.

Hasil dan Pembahasan :


Jurnal ke 1 Jurnal ke 2
Gambaran Umum dan Profil Petani Kopi Lampung Profil Umum
Tugas Mereview Jurnal Kewirausahaan oleh Prodi Bahasa Mandarin 6/17
Petani yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah petani kopi di Dusun Sawahan dan Mlangi memiliki 56 pelaku usaha konveksi. Berdasar
Kabupaten Tanggamus dan Kabupaten Lampung Barat. Karakteristik petani pengamatan peneliti, ada tiga kategori UMKM di dusun Mlangi, pertama
yang diukur dalam penelitian ini meliputi delapan variabel: umur, pendidikan, UKM menengah yang bergerak tidak hanya memproduksi pakaian jadi, tetapi
pengalaman usahatani, luas lahan, kepemilikan lahan, status pekerjaan, juga menyediakan bahan mentah (kain) untuk UMKM skala kecil. Kedua,
kemitraan, keanggotaan dan pengalaman dalam organisasi Gapoktan. Rata-rata UMKM skala kecil yang memproduksi barang dari mulai bahan mentah (kain
petani kopi di lokasi penelitian berada pada usia 42 tahun dan termasuk pada putihan) sampai barang pakaian jadi. Dan ketiga, UMKM skala kecil yang
kriteria usia produktif. Tingkat pendidikan para petani pada umumnya masih hanya memproduksi barang barang pakaian jadi dengan bahan yang dibeli dari
rendah, petani tidak melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi karena kondisi supplier. Produk yang dihasilkan adalah baju konveksi seperti daster, celana,
ekonomi keluarga. Mayoritas petani hanya menamatkan lulusan pendidikan rok, dan lain-lain produk konveksi lainnya.
sampai tingkat SD. Meskipun demikian, banyaknya bimbingan dan intensitas Jenis produk yang diproduksi biasanya menyesuaikan dengan trend pasar yang
penyuluhan rutin di Gapoktan mampu memberikan pengetahuan mengenai sedang laku. Setiap UMKM mampu menyerap tenaga kerja rata-rata 7 – 15
berbagai aktivitas usahatani kopi. Rata-rata petani kopi di lokasi penelitian orang tenaga kerja. Untuk wilayah pemasaran, yang utama adalah kawasan
telah memiliki pengalaman usahatani kopi selama 17,81 tahun dan memiliki wisata Malioboro dan pasar Beringharjo. Selain itu juga produk-produknya
lahan kopi seluas 1,65 hektar. Mayoritas petani menjadikan usahatani kopi dipasarkan di daerah wisata di Jogja dan Jawa Tengah. Teknik pemasaran
sebagai usaha utama dengan sebaran persentase sebesar 97,50%. sedangkan yang digunakan adalah menjual secara langsung ke pedagang kaki lima atau
petani responden yang menjadikan usahatani kopi sebagai usaha sampingan toko-toko di lokasi wisata. Sistem pembayaran dengan cara kontan dan
memiliki persentase sebesar 2,50%. Pekerjaan lain diluar usahatani kopi yang konsinyiasi. Selain menjual secara langsung, mereka juga membuka toko di
diusahakan oleh petani responden pada umumnya adalah pekerjaan sebagai rumah melayani pembeli dalam skala besar atau pembeli eceran. Dalam
pedagang dengan persentase sebesar 50%. Besarnya nilai persentase pedagang menentukan harga jual, pelaku UMKM di Sawahan dan Mlangi biasanya
ini menunjukkan adanya keinginan dari petani untuk meningkatkan menetapkan harga jual berdasarkan harga jual yang berlaku di pasar. Rata-rata
pendapatannya dengan berdagang. Dalam hal kemitraan petani, kemitraan omset per bulan adalah 40 kodi (800 potong) untuk UMKM skala kecil, dan
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemitraan yang dijalin oleh petani 100 kodi (2000 potong) untuk UMKM skala menengah.
dengan perusahaan atau lembaga lain. Berdasarkan hasil wawancara, sebanyak Yang menarik dari profil umum UMKM di dusun Sawahan dan Mlangi,
71,88% petani responden menyatakan tidak melakukan kemitraan dengan hampir seluruh pelaku UMKM menguasai salah satu proses produksi, yaitu
Tugas Mereview Jurnal Kewirausahaan oleh Prodi Bahasa Mandarin 7/17
perusahaan atau lembaga lainnya. Pada umumnya petani kopi melakukan ketrampilan proses pemotongan kain, dan biasanya mereka melakukan proses
kemitraan dengan pedagang pengumpul di masing-masing desa untuk menjual tersebut sendiri, tanpa menggunakan pekerja. Selain keahlian dalam proses
hasil panen. Rata-rata petani kopi di lokasi penelitian telah bergabung dalam produksi, biasanya mereka juga ahli dalam pemasaran, dan seluruh pelaku
kelompok tani selama 6,78 tahun. Mayoritas petani pada umumnya telah UMKM di dusun Sawahan Mangi melakukan proses pemasarannya sendiri
bergabung dalam keanggotaan Gapoktan kurang dari 6 tahun (77,56%). tanpa menggunakan tenaga kerja pemasaran. Dampaknya pemilik usaha yang
Beberapa hal yang didapatkan petani ketika bergabung dan kelompok tani merangkap sebagai pemasaran, maka mereka dengan cepat bisa merespon
adalah adanya saling berbagi informasi tentang budidaya kopi, misalnya kebutuhan pasar. Terakhir, rata-rata pelaku UMKM di dusun Sawahan dan
penggunaan bibit unggul, pupuk, dan penanganan hama penyakit kopi. Selain Mlangi melibatkan peran perempuan dalam hal ini istri dalam mengelola dan
itu, adanya kerja gotong royong di lahan-lahan petani yang tergabung dalam memajukan usaha. Bahkan beberapa UMKM. Inisiatif pendirian dan
poktan sangat dirasakan manfaatnya oleh petani. pengelolaan oleh istri.

Karakteristik Kewirausahaan Petani Kopi Analisis Data Karakter Kewirausahaan


Entrepreneur farmer merupakan seorang petani dan sekaligus pengusaha Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa, karakteristik
dibidang pertanian yang memanfaatkan peluang bisnis melalui aktivitas kewirausahaan yang dimiliki oleh UMKM di Sawahan dan Mlangi memiliki
usahatani yang dilakukannya. Keterbatasan akses bagi petani di daerah karakteristik yang sama yaitu percaya diri, berani mengambil resiko,
perdesaan merupakan kendala bagi pembentukan aktor entrepreneur farmer, kepemimpinan, inovasi bisnis, motivasi usaha, dan kegigihan. Hanya kadar
sehingga petani membutuhkan solusi untuk mencapai kapasitas menjadi atau tingkat karakteristiknya berbeda-beda antar responden. Karakteristik
seorang entrepreneur farmer. Entrepreneur adalah seseorang yang berani pertama, percaya diri, dapat dijelaskan dalam gambaran keyakinan pelaku
mengambil risiko, dapat beradaptasi dengan lingkungan yang berubah dan usaha di Sawahan dan Mlangi, dimana mereka memiliki rasa percaya diri
memiliki kekuatan personal. Seorang entrepreneur memiliki internal locus of dalam menjalankan usaha, dan sebagai salah satu karakter kewirausahaan yang
control dari pada non-entreprenur, yang berarti para entrepreneur memiliki menghantarkan bisnis mereka berhasil seperti saat ini. Dalam menjalankan
kekuatan untuk menentukan nasib mereka sendiri. Salah satu faktor yang usaha, modal utama mereka hanya keyakinan bahwa usaha mereka akan
menjadi kunci bagi pengembangan entrepreneur farmer adalah entrepreneur berjalan dengan lancar. Dalam diri mereka sudah terpatri keyakinan bahwa
capacity, dan kemampuan kewirausahaan (entrepreneurial skills). hanya Alloh sebagai tempat bergantung, sehingga mereka tidak pernah
Tugas Mereview Jurnal Kewirausahaan oleh Prodi Bahasa Mandarin 8/17
Karakteristik kewirausahaan petani Kopi di lokasi penelitian ditunjukkan oleh menggantungkan usaha mereka pada orang lain. Mereka yakin bahwa jika
17 karakter utama kewirausahaan yaitu Commitment, Drive to achieve, manusia berikhtiar dan berdoa dengan sungguh-sungguh pasti Alloh akan
Opportunity orientation, Initiative and responsibility, Persistent problem memberikan jalan kemudahan akan usaha yang mereka jalankan. Karakter
solving, Seeking Feedback, Internal locus of control, Tolerance for ambiguity, berani mengambil resiko tergambar dari keberanian mereka menjalani ritme
Calculate risk taking, Integrity and realiability, Tolerance for failure, High kerja yang tidak sesuai ritme kerja orang biasa. Para pelaku bisnis konveksi
energy level, Creativity and innovativeness, Vision, Self confidence and yang berjualan di lokasi wisata di sekitar Malioboro Jogjakarta, biasanya
optimism, Independence: independent personality, Team building, dan mulai memasarkan produknya saat senja, selepas maghrib dan menunggu
Managerial Skill for Entrepreneurs. pembayaran sampai pedagang kaki lima yang menjadi pelanggannya tutup. Itu
Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunakan kuisioner, rata-rata petani artinya mereka baru pulang ke rumah menjelang tengah malam. Bahkan saat
kopi di lokasi penelitian memiliki karakteristik dominan, yaitu commitment, musim liburan, mereka bisa pulang itu menjelang subuh, dengan membawa
seeking feedback, Integrity and realiability, dan Tolerance for failure. sisa dagangan dan uang hasil penjualan. Mereka tidak berfikir dengan
Keempat karakter tersebut termasuk karakter yang kuat dimiliki oleh petani kesehatan dan keamanan yang mengancam. Mereka tetap bertahan meski
karena memiliki nilai rataan skor sebesar 4,02 – 4,24. ritme pekerjaan melebihi pekerjaan orang normal. Karakter kewirausahaan
yang selanjutnya adalah kepemimpinan, yang dicerminkan dalam pernyataan
yang terkait dengan kemampuan mengatur kerja team, kemampuan mengambil
keputusan, kemampuan berkomunikasi, kemampuan memotivasi/ mengatur
diri sendiri. Pelaku usaha di dusun Sawahan dan Mlangi memiliki karakter
kepemimpinan yang kuat. Salah satu bukti kuatnya karakter kepemimpinan
tersebut adalah kemampuan mereka dalam berkomunikasi dan bernegosiasi,
baik dengan pembeli maupun dengan distributor kain. Kemampuan
berkomunikasi tersebut tergambar dari personal selling yang mereka lakukan
Karakter kewirausahaan berupa integrity and reability memiliki skor tertinggi, di pasar, dengan ciri luwes, ramah, dan pandai merayu pembeli. Selain
sebesar 4,24. Integrity dan reability pada petani kopi menunjukkan kepandaian berkomunikasi, gambaran kepemimpinan mereka tunjukkan dalam
kemampuan petani untuk senantiasa menjaga hubungan baik dan kepercayaan memotivasi diri dan keluarga untuk bersama-sama bekerja memajukan usaha.
Tugas Mereview Jurnal Kewirausahaan oleh Prodi Bahasa Mandarin 9/17
dengan semua koleganya. Mitra petani kopi di lokasi penelitian antara lain Dalam menjalankan usahanya, hampir seluruh keluarga terlibat dan memiliki
adalah sesama petani kopi, anggota kelompok tani/KUB, pedagang peran dalam memajukan usaha, terutama pasangan suami atau istrinya.
pengumpul, pedagang penyedia input usahatani, dan lain-lain. Karakter Bahkan tidak jarang kita temui, anak-anaknya pun ikut membantu sesuai
integrity dan reability pada petani kopi di lokasi penelitian tampak pada usaha dengan kadar kemampuan mereka, seperti melayani pelanggan yang datang,
setiap petani untuk senantiasa menjaga kualitas biji kopi dan menjaga sekedar mengantarkan dagangan, atau ikut membantu produksi dalam hal ini
kontinuitas transaksi dengan mitra baik dengan pedagang pengumpul, KUB, pelabelan dan pengemasan. Akan tetapi berbeda dengan kondisi di atas adalah
pedagang penyedia input usahatani, lembaga pembiayaan, dan lain-lain. mereka belum mampu memotivasi pekerja untuk ikut berjuang memajukan
Karakter tolerance for failure memiliki skor tertinggi kedua, yaitu sebesar usaha. Salah satu kelemahan usaha di daerah ini adalah tingkat loyalitas
4,22. Tolerance for failure menunjukkan kemampuan petani untuk pekerja yang rendah, dan turn over yang tinggi. Ini bisa menjadi bukti
memanfaatkan kegagalan sebagai sebuah proses untuk belajar dari ketidakmampuan pemilik usaha dalam memotivasi pekerja untuk loyal pada
pengalaman. Petani cukup realistis terhadap berbagai kesulitan, tidak merasa usaha mereka. Inovasi adalah karakter kewirausahaan berikutnya yang di teliti.
kecewa dan berkecil hati atau depresi terhadap kegagalan yang dialami. Hal Sesuai dengan teori, inovasi dalam penelitian ini dibatasi hanya pada
ini ditunjukkan oleh pengalaman petani kopi di lokasi penelitian yang rata-rata pengertian inovasi sebagai frekwensi pelaku usaha melakukan perubahan. Dari
berkisar 17 tahun. Karakter tolerance for failure mendorong petani untuk terus sini kemudian inovasi difokuskan pada aspek tingkat seorang pelaku usaha
melakukan budidaya kopi sebagai komoditas utama usahatani. Petani berfikir untuk melakukan perubahan dalam usaha, dan tingkat seringnya
melakukan berbagai macam cara agar kegagalan yang dihadapi bisa diperbaiki melakukan perubahan terhadap produk yang diproduksi. Terkait dengan
sehingga ke depan hasil usahataninya bisa lebih baik. Cara yang biasa karakter inovasi, responden melakukan inovasi produk hanya terkait dengan
dilakukan petani agar bisa memperbaiki kegagalannya adalah dengan belajar diversifikasi dan keragaman produk yang mereka buat, itupun bukan hasil ide
sesama petani dalam kelompok tani dan ikut pelatihan baik dari dinas maupun mereka, akan tetapi dari permintaan pasar. Untuk inovasi proses produksi,
dari mitra seperti Nestle. Selain itu, petani terus berusaha dan pantang pemasaran, pun organisasi, mereka juga belum melakukan inovasi dalam
menyerah menghadapi risiko untuk tetap senantiasa memajukan usahatani bidang terkait. Beberapa pelaku usaha sudah pernah mencoba membuat
kopinya. produk yang baru di luar trend pasar yang ada, dan selalu diterima pasar. Akan
Karakter kewirausahaan berikutnya yang dominan dimiliki oleh petani kopi di tetapi inovasi produk tersebut tidak ditindaklanjuti dengan serius. Dalam
lokasi penelitian adalah karakter commitment dengan nilai skor 4,09. Karakter pemikiran mereka, jika dengan produk yang sudah ada saja usaha sudah jalan,
Tugas Mereview Jurnal Kewirausahaan oleh Prodi Bahasa Mandarin 10/17
commitment menunjukkan kemampuan petani untuk total dalam meraih mengapa harus bersusah payah menciptakan produk yang baru. Pengetahuan
kesuksesan usahataninya sebagai seorang wirausaha dengan menyelesaikan tentang pentingnya inovasi produk dan proses sudah banyak mereka dapatkan
berbagai tantangan yang ada. Bentuk komitmen petani kopi di lokasi dari pelatihan-pelatihan yang mereka ikuti, akan tetapi semangat dan motivasi
penelitian ditunjukkan dengan curahan waktu, tenaga, pikiran untuk berinovasi yang masih belum terasah. Karakterisitik motivasi usaha dalam
mengembangkan usahatani kopi dengan menjadikan usahatani kopi sebagai penelitian ini menggunakan tiga indikator motivasi, yaitu motivasi memenuhi
usaha utama bagi petani. Karakter seeking feedback dominan dimiliki oleh kebutuhan hidup, menjadi kaya, dan motivasi untuk menjadi orang sukses.
rata-rata petani responden di lokasi penelitian dengan skor sebesar 4,02. Dari jawaban responden dapat dilihat bahwa seluruh responden setuju dengan
Karakter seeking feedback menunjukkan kemampuan petani untuk cepat motivasi memenuhi kebutuhan hidup, dan menjadi orang sukses. Akan tetapi
belajar, memiliki keingintahuan yang tinggi mengenai apa yang mereka mereka menjawab tidak setuju dengan motivasi menjadi kaya. Dari hasil
lakukan untuk meningkatkan performance, aktif mencari tahu akan dampak, wawancara mendalam tergali bahwa bagi warga Sawahan dan Mlangi, dalam
hasil dan efek timbal balik, petani belajar dari kesalahan dan keberhasilan. jiwa mereka sudah tertanam nilai agama yang kuat bahwa konsep rejeki yang
Karakter ini tampak pada peran aktif petani dalam kelompok tani dan cukup dan barokah itu lebih penting daripada rejeki yang mengayakan.
keterlibatan dalam berbagai pelatihan untuk meningkatkan usahataninya. Sehingga pada saat mereka memulai usaha motivasi mereka bukan untuk
menjadi kaya tetapi dalam rangka beribadah mencari rejeki yang halal, toyyib,
Karakteristik Inovasi, Saluran Inovasi dan Tahapan Inovasi Petani Kopi dan berkah. Kalau kemudian dalam perjalanan usahanya menghasilkan nilai
Inovasi yang berkembang di petani kopi, berdasarkan survey di awal kekayaan yang berlebih, itu adalah rejeki yang disyukuri. Karakter
penelitian dapat dilihat sebagai berikut: kewirausahaan yang terakhir yang diteliti adalah kegigihan dan kesabaran
dalam menjalankan usaha. Indikator ini dicerminkan oleh pernyataan terkait
dengan kegigihan, ketekunan, konsistensi (istiqomah), serta kesabaran dalam
menjalankan usaha. Dari hasil penelitian terungkap bahwa karakter kegigihan
dan kesabaran ini tidak terlepas dari nilai dasar agama yang mereka miliki
yaitu perintah untuk tawakkal dalam segala ikhtiar. Yaitu sikap untuk selalu
berikhtiar dan berdoa seoptimal mungkin, dan pasrah atas segala hasil yang
diberikan oleh Alloh. Dari sini wajar apabila kemudian pelaku usaha di dusun
Tugas Mereview Jurnal Kewirausahaan oleh Prodi Bahasa Mandarin 11/17
Sawahan dan Mlangi sangat gigih dalam menjalankan usaha. Lebih lanjut
berdasarkan wawancara, kegigihan tersebut dapat dilihat pada kinerja mereka
sehari-hari. Hampir semua pelaku usaha di Sawahan dan Mlangi, memiliki
ritme kerja di atas normal, yaitu dari pagi bangun tidur sampai malam
menjelang tidur lagi. Hampir semua lini pekerjaan mereka berperan mengurus
dan mengerjakan sendiri pekerjaannya, dari mulai mencari bahan,
memproduksi, sampai memasarkan mereka lakukan sendiri. Semua upaya itu
sebagai wujud kegigihan mereka dalam menjalankan usaha.

Analisis Data Keberhasilan Usaha


Keberhasilan usaha bisa diukur dari banyak sisi. Salah satu ukuran yang paling

Secara umum, ketiga inovasi memiliki skor diatas 4.0, kecuali karakteristik mudah adalah dilihat dari lamanya usaha. Jika dilihat dari lamanya usaha,
kerumitan. Hal ini mengindikasikan bahwa petani kopi bersifat terbuka maka UMKM di dusun Sawahan dan Mlangi dapat dikategorikan sebagai
terhadap inovasi dan mendapatkan manfaat dari inovasi tersebut. Ketiga UMKM yang berhasil. Dari hasil penelitian diketahui bahwa seluruh UMKM
inovasi dipandang oleh petani dapat memberikan kemudahan dalam di wilayah ini rata-rata sudah mendirikan usaha lebih dari 5 (lima) tahun untuk
pemeliharaan dan pengelolaannya (relative advantages), sesuai dengan generasi terbaru, bahkan para perintisnya sudah memulai usaha ini dari awal
tanaman kopi (compatibility), mudah dipraktekkan (triability), dan mudah tahun 1990-an dan masih bertahan sampai sekarang. Terkait 6 (enam) UMKM
dipantau perkembangannya (observability) serta tidak sulit ditiru oleh petani yang menjadi responden, dapat diketahui bahwa sampai saat ini mereka sudah
lain (complexcity). Hal ini menjalankan usaha adalah antara 7 – 15 tahun. Ini berarti selama itu mereka
sudah berhasil melalui tantangan, permasalahan-permasalahan, serta naik
turunnya usaha yang mereka jalankan, dan masih tetap bertahan sampai
sekarang, bahkan usahanya semakin meningkat dari waktu ke waktu.
Peningkatan usaha tersebut ditandai dengan ukuran omset, jumlah tenaga
kerja, asset yang semakin meningkat. Keberhasilan usaha bagi UMKM di
Tugas Mereview Jurnal Kewirausahaan oleh Prodi Bahasa Mandarin 12/17
Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh komponen komunikasi dinilai Sawahan dan Mlangi dimaknai dalam empat persepktif, pertama usaha
cukup baik. Ini berarti petani kopi cukup baik dalam berkomunikasi, namun berjalan dengan lancar, kedua rejeki yang cukup dan berkah, anak-anak yang
masih terkendala pada media (skor 2,82) dan pesan (skor 3,26) yang sukses dalam sekolah dan mengaji, serta kebahagiaan saat menjalankan usaha.
disampaikan. Meskipun demikian, petani telah mencapai tujuan komunikasi Mereka tidak menempatkan ukuran kaya sebagai ukuran finansial keberhasilan
atau telah mendapatkan informasi yang dibutuhkan yang diindikasikan oleh usaha, pun tidak juga keuntunganyang berlipat, akan tetapi secara finansial
umpan balik dengan skor tertinggi (skor 3,69). Hal ini mengindikasikan juga mereka menganggap kecukupan dan keberkahan sebagai ukuran utama. Cukup
bahwa petani kopi dengan partisipan komunikasinya, baik itu pengumpul dan berkah adalah salah satu konsep rejeki dalam syareat islam. Bahwa orang
ataupun pengolah, memiliki interaksi dengan derajat kesamaan (homophly) mencari rejeki itu yang penting cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan berkah
yang tinggi, yakni semakin efektif komunikasi terjadi. dibagikan dan dimanfaatkan untuk umat.

Pembahasan
Sesuai dengan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa karakteristik
kewirausahaan yang dimiliki oleh UMKM di dusun Sawahan dan Mlangi
adalah karakter percaya diri, keberanian mengambil resiko, kepemimpinan,
Komunikasi yang efektif petani kopi dalam mengadopsi inovasi ditunjukkan
motivasi usaha, serta kegigihan dalam menjalankan usaha. Sesuai dengan
oleh jumlah petani kopi pada setiap tahapan adopsi inovasi. Hasil penelitian
teori, bahwa salah satu ciri utama seorang wirausaha adalah mampu
menunjukkan bahwa satu dari empat petani sudah pada tahapan
menangkap peluang dan berani mengambil resiko. Salah satu karakter yang
mengkonfirmasi inovasi (25,10%) dan hanya 5,44% yang masih belajar
mendukung ciri tersebut adalah karakter percaya diri, motivasi, dan karakter
tentang keberadaan inovasi. Artinya, lebih dari separoh petani kopi telah
berani mengambil resiko itu sendiri. Orang yang memiliki kepercayaan diri
memutuskan untuk menerima inovasi. Selain itu, petani paling banyak berada
yang tinggi, dan dibarengi oleh motivasi yang kuat maka akan melahirkan
pada tahap ketertarikan (35,56%). Hal ini berarti, petani kopi memiliki sikap
keinginan yang kuat untuk mewujudkan semua rencana.
positif terhadap inovasi. Sikap positif ini terbentuk dari komunikasi dengan
Dalam proses mewujudkan rencana tentu saja harus dibarengi dengan
partisipan komunikasinya yang mendorong petani untuk memutuskan
keberanian memulai dan mengambil resiko atas apa yang dijalankan. Agar
menerima inovasi dalam usahataninya. Keikutsertaan petani dalam Gapoktan
keputusan mengambil resiko tersebut dapat membuahkan hasil yang nyata,
menjadi salah satu sarana untuk menarik petani dalam mengadopsi inovasi
Tugas Mereview Jurnal Kewirausahaan oleh Prodi Bahasa Mandarin 13/17
sehingga inovasi bisa dijalankan oleh petani dalam usahataninya. maka dibutuhkan manajemen dan pengelolaan yang baik. Di sinilah kemudian
peran karakter kepemimpinan, dan karakter kegigihan akan memberikan
Hubungan Antara Karakteristik Kewirausahaan Petani dan Adopsi kontribusi dalam kesuksesan usaha. Terkadang orang yang memiliki
Inovasi keberanian mengambil resiko, hanya asal terbawa hawa nafsu dalam
Variabel adopsi inovasi terdiri atas dua variabel, yaitu saluran inovasi dan keputusannya, oleh karena itu, agar tidak menimbukan kerugian, maka faktor
tahapan inovasi. Variabel saluran inovasi diukur melalui indikator partisipasi kepemimpinan yang baik, manajemen yang baik akan menghantarkan pada
komunikasi, pesan, saluran komunikasi, gangguan/noise, dan umpan tingkat pengelolaan yang baik pula, sehingga resiko kerugian bisa dihindari.
balik/feedback. Variabel tahapan inovasi diukur dari indikator pengetahuan, Karakter inovasi/kreatif dalam penelitian ini ternyata tidak terbukti
ketertarikan/minat, keputusan, penerapan/ penerimaan dan konfirmasi. memberikan kontribusi terhadap keberhasilan usaha UMKM di dusun
Sawahan dan Mlangi. Bagi pelaku usaha di wilayah tersebut, proses inovasi
belum mereka lakukan secara intens. Ini bisa dijelaskan dari dua sudut
pandang, pertama pemahaman dan pengetahuan mereka tentang inovasi masih
terbatas pada inovasi produk, sementara produk yang mereka produksi selama
ini hanya berdasarkan trend dan permintaan pasar. Kedua, dilihat dari motivasi
berusaha serta cara mereka memaknai keberhasilan usaha, membuat mereka
cepat puas dengan pencapaian saat ini. Bagi mereka untuk apa mereka
bersusah payah memikirkan dan membuat produk baru, kalau produk yang
sudah ada saja sudah mampu membuat mereka berhasil masuk dan bertahan
dalam persaingan pasar.
Dalam wawancara mendalam, terungkap bahwa tingkat religiusitas, menjadi
salah satu variabel yang mempengaruhi keberhasilan usaha. Meskipun variable
ini tidak ikut diteliti, akan tetapi hasil wawancara menunjukkan bahwa
karakter wirausaha yang dimiliki oleh UMKM banyak dibangun oleh
pemahaman agama dan tingkat religiusitas mereka dalam menjalankan agama.
Tugas Mereview Jurnal Kewirausahaan oleh Prodi Bahasa Mandarin 14/17
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mustikowati dan
Wilujeng (2016), dimana mereka meneliti tentang tingkat religiusitas dan
kewirausahaan dalam mencapai kinerja usaha UMKM di Malang. Hasil
penelitian mereka menyebutkan bahwa tingkat religiusitas memiliki pengaruh
positif terhadap pencapaian kinerja UMKM. Untuk variabel keberhasilan
usaha, dapat diukur dari lamanya mereka menjalankan usaha rata-rata sudah
lebih dari 7 (tujuh) tahun, ini berarti cara mereka memaknai keberhasilan
usaha ditinjau dari sisi usaha berjalan lancar dari waktu ke waktu sudah
membuahkan hasil. Dan dari perjalanan usaha mereka, terindentifikasi cara
UMKM memaknai keberhasilan usaha ternyata bukan sekedar lamanya usaha
saja, akan tetapi juga kecukupan dan berkah secara finansial, anak-anak yang
sukses sekolah dan mengaji, serta kebahagiaan menjalani usaha. Ini
menunjukkan bahwa mereka bisa memaknai usaha tidak sekedar untuk
pemenuhan kebutuhan dasar saja, akan tetapi lebih dari itu adalah proses
membangun kebahagiaan hidup serta kemanfaatan bagi diri, keluarga, dan
masyarakat.

Karakter Independence: independent personality (IDP) dan Managerial Skill


for Entrepreneurs (MSE) merupakan karakter yang berkorelasi dengan tiga
variabel saluran inovasi. Artinya, komunikasi inovasi semakin efektif dengan
kuatnya kedua karakter tersebut. Hal ini disebabkan karena karakter
independen pada seorang pengusaha/petani dan kemampuan manajerialnya
Tugas Mereview Jurnal Kewirausahaan oleh Prodi Bahasa Mandarin 15/17
akan selalu mendorong petani untuk selalu mencari saluran inovasi yang
efektif. Karakter creativity and innovativeness (CAI) berkorelasi dengan
semua variabel tahapan adopsi inovasi (Tabel 6). Hal Ini menunjukkan bahwa
petani kopi merupakan individu yang kreatif dan inovatif, sehingga
mendorong petani untuk membuka diri terhadap perubahan.
Selain itu, tahapan adopsi inovasi juga digerakkan oleh karakter persistent
problem solving (PPS) dan high energy level (HEL). Tahapan inovasi yang
dilakukan petani kopi Lampung mulai dari pengetahuan yang dimilikinya,
ketertarikan terhadap inovasi yang ada, proses pengambilan keputusan untuk
menerapkan inovasi tersebut, penerapan inovasi dalam usahatani kopinya
sampai pada tahap konfirmasi terhadap penggunaan inovasi tersebut dalam
usahataninya.

Kesimpulan dan Saran :


Jurnal ke 1 Jurnal ke 2
Kesimpulan Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, berikut kesimpulan penelitian: Profil usaha UMKM di dusun Sawahan dan Mlangi adalah masuk dalam usaha
1. Karakter wirausaha petani kopi yang dominan adalah commitment, seeking kecil dan menengah, dengan omset penjualan per bulan rata-rata 40 kodi untuk
feedback, Integrity and realiability, dan tolerance for failure. Namun, secara usaha kecil, dan 100 kodi untuk usaha menengah. Produk yang dihasilkan
keseluruhan ke-17 karakter wirausaha petani kopi tergolong kuat. adalah produk-produk pakaian konveksi seperti daster, celana, rok, hem, stelan
2. Inovasi dinilai memberikan kemudahan, lebih sesuai, mudah dipraktekkan, anak, dompet, jilbab, dan lain-lain, dengan penyerapan tenaga kerja antara 7 –
dan mudah dipantau perkembangannya serta tidak sulit ditiru. Petani kopi 15 TK per UMKM.
bersifat terbuka terhadap inovasi dan mendapatkan manfaat dari inovasi Karakter kewirausahaan yang melekat dan berhubungan dengan keberhasilan
tersebut. Petani kopi menggunakan saluran inovasinya dengan efektif. usaha adalah karakter percaya diri, berani mengambil resiko, kepemimpinan,
Lebih dari separuh petani kopi telah memutuskan untuk menerima dan motivasi usaha, dan kegigihan serta kesabaran dalam menjalankan usaha.
Tugas Mereview Jurnal Kewirausahaan oleh Prodi Bahasa Mandarin 16/17
memiliki sikap positif terhadap inovasi. Keberhasilan usaha dapat diukur dari lamanya mereka menjalankan usaha,
3. Karakter kewirausahaan petani berkorelasi dengan variabel saluran inovasi dimana paling muda menjalankan usaha dari 7 (tujuh) tahun yang lalu, dengan
dan tahapan adopsi inovasi. Karakter independence: independent pertumbuhan usaha yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.
personality dan managerial Skill for entrepreneurs (MSE) berkorelasi Selain itu keberhasilan usaha juga dimaknai dalam aspek lain, seperti
dengan tiga variabel saluran inovasi. Karakter creativity and innovativeness kecukupan dan keberkahan secara finansial, anak-anak yang sukses dalam
(CAI) berkorelasi dengan semua variabel tahapan adopsi inovasi. Hal Ini studi dan mengaji, serta kebahagiaan dalam menjalankan usaha.
menunjukkan bahwa petani kopi merupakan individu yang kreatif dan
inovatif, sehingga mendorong petani untuk membuka diri terhadap Saran
perubahan. Implikasi dari penelitian ini bisa digunakan sebagai dasar bagi UMKM untuk
Saran merumuskan strategi usaha ke depan, terutama dalam pengembangan SDM,
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran dari penelitian ini adalah sebagai pola kepemimpinan, dan strategi inovasi untuk memenangkan persaingan.
berikut: Selain itu dengan adanya profil usaha bisa dijadikan sebagai patokan untuk
1. Karakter wirausaha petani yang terlemah seperti tolerance for ambiguity memetakan kekuatan, kelemahan, peluang, serta ancaman yang dihadapi
dan managerial skill for entrepreneurs perlu diperkuat oleh pemerintah pelaku usaha. Implikasi keilmuan, penelitian ke depan bisa difokuskan pada
melalui pelatihan pengembangan karakter petani. upaya membangun wirausaha syariah pada UMKM di dusun Sawahan dan
2. Stakeholder bisnis kopi, terutama pemerintah dan perusahaan berbahan Mlangi dengan memasukkan variabel karakter wirausaha, religiusitas dan
baku utama kopi, secara berkala mengintroduksi inovasi untuk industri hulu inovasi, serta keberhasilan usaha itu sendiri sebagai bangunan dalam
dan hilirisasi kopi. membentuk komunitas wirausaha syariah.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang bertujuan untuk membangun
strategi pengembangan kewirausahaan petani kopi untuk mengadopsi
inovasi baru pada perkebunan kopi.

Tugas Mereview Jurnal Kewirausahaan oleh Prodi Bahasa Mandarin 17/17

Anda mungkin juga menyukai