Anda di halaman 1dari 11

JMK (Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan)

http://ejournal.uniska-kediri.ac.id/index.php/ManajemenKewirausahaan
JMK 4 (2) 2019, 194-204
P-ISSN 2477-3166 E-ISSN 2656-0771

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jiwa Kewirausahaan


Pegawai Bank Perkreditan Rakyat

Mohammad Sofyan
Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Administrasi
Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI
sofyan@stiami.ac.id

Abstract
This study aims to determine the effect of Education and Training,
Professionalism, Work Experience, Leadership, and Work Environment on Employee
Entrepreneurship. The sample used in this study were 237 respondents from 15 Rural
Banks in Bogor Regency and City. Based on the results of the structural equation model,
only Professionalism and the Work Environment have a significant effect on the
Entrepreneurship of rural banks Employees.
Keywords: Rural Bank, Education and Training, Professionalism, Work Experience,
Leadership, Work Environment, Entrepreneurship.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pendidikan dan Pelatihan,
Profesionalisme, Pengalaman Kerja, Kepemimpinan, dan Lingkungan Kerja terhadap
Jiwa Kewirausahaan Pegawai. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebanyak 237 responden dari 15 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Kabupaten
dan Kota Bogor. Berdasarkan hasil analisis model persamaan struktural (SEM), hanya
Profesionalisme dan Lingkungan Kerja yang berpengaruh signifikan terhadap Jiwa
Kewirausahaan Pegawai BPR.
Kata kunci: BPR, Pendidikan dan Pelatihan, Profesionalisme, Pengalaman Kerja,
Kepemimpinan, Lingkungan Kerja, Jiwa Kewirausahaan.

Permalink/DOI : http://dx.doi.org/10.32503/jmk.v4i3.586
Cara Mengutip : Sofyan, Mohammad. (2019). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Jiwa Kewirausahaan Pegawai Bank Perkreditan Rakyat. JMK
(Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan), 4 (3), 194-204 doi:
http://dx.doi.org/10.32503/jmk.v4i3.586
Sejarah Artikel : Artikel diterima 14 Agustus 2019; direvisi 26 Agustus 2019;
disetujui 30 Agustus 2019

Alamat korespondensi :
Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI
Jl. TB. Simatupang No. 47A, Tanjung Barat, Jagakarsa
Jakarta Selatan 12530
195 JMK (Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan) 4 (3) 2019, 194-204

Pendahuluan dan penginapan sehingga perlu diteliti


BPR merupakan bank yang terobosan-terobosan apa yang
memiliki kegiatan usaha terbatas dilakukan oleh BPR, yang dalam ini
dengan transaksi yang sederhana, dapat mengarah kepada perlunya
meliputi penghimpunan dana dalam mempelajari jiwa kewirausahaan.
bentuk tabungan, deposito berjangka Kewirausahaan dan wirausaha
dan penyaluran kredit. Keterbatasan merupakan faktor produksi aktif yang
ini diberikan kepada BPR terkait dapat menggerakkan dan
dengan tujuan pelayanan utama memanfaatkan sumber daya lainnya
kepada Usaha Mikro Kecil dan seperti sumber daya alam, modal dan
Menengah (UMKM) serta masyarakat teknologi, sehingga dapat
sekitar (Bank Indonesia, 1998). menciptakan kekayaan dan
BPR memiliki cita-cita yang kemakmuran, yaitu melalui
mulia untuk membantu “wong cilik” penciptaan lapangan kerja baru,
dari ketergantungannya kepada lintah penghasilan baru, sebagai penggerak
darat. Dalam sejarahnya, BPR kegiatan ekonomi, dan penghasil
merupakan bagian yang tidak produk/jasa yang diperlukan
terpisahkan dari gerakan masyarakat, karena itu pengembangan
pemberdayaan UMKM di Indonesia kewirausahaan merupakan suatu
karena telah ada sejak abad ke-19 keharusan di dalam setiap
diawali dengan berdirinya Bank pembangunan.
Kredit Rakyat dan Lumbung Desa. Banyak faktor psikologis yang
Pada waktu itu, keberadaannya lebih membentuk sikap negatif masyarakat,
banyak diperuntukkan kepada para sehingga mereka kurang berminat
petani, pegawai, dan pekerja lainnya terhadap profesi wirausaha, antara
yang terjerat lintah darat. lain sifat agresif, exspansif, bersaing,
BPR merupakan lembaga egois, tidak jujur, kikir, sumber
perbankan yang perannya terhadap penghasilan tidak stabil, kurang
peningkatan perekonomian wong terhormat, pekerjaan rendah, dan
cilik cukup besar, namun untuk sebagainya. Pandangan semacam ini
kegiatan operasional BPR dalam dianut oleh sebagian orang, sehingga
prakteknya tidak semua fasilitas yang mereka tidak tertarik (Siswoyo,
diberikan pada bank umum ada pada 2009).
BPR. Fenomena ini menunjukkan Masalah pengangguran menjadi
bahwa BPR masih belum masalah yang sangat serius, dan
mendapatkan perhatian pemerintah praktik kewirausahaan sebagai salah
secara memadai. satu solusinya. Semakin tinggi
Meskipun masih rendahnya pendidikan seseorang, semakin
fasilitas yang diberikan pemerintah, rendah kemandirian dan semangat
namun perkembangan kinerja BPR kewirausahaannya. Sebagian besar
sangat baik dalam lima tahun terakhir lulusan Perguruan Tinggi lebih siap
sehingga perlu diketahui faktor-faktor sebagai pencari kerja, daripada
apa saja yang membuat BPR mampu sebagai pencipta kerja. Masa depan
tetap bertahan. wirausahawan digambarkan akan
BPR memperkuat lapangan terus cemerlang. Pembekalan dan
pekerjaan di pedesaan karena penanaman jiwa entrepreneur pada
besarnya kredit yang disalurkan ke mahasiswa diharapkan dapat
sektor perdagangan, rumah makan, memotivasi mahasiswa menjadi
Mohammad Sofyan / Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jiwa Kewirausahaan... 196

wirausahawan yang tangguh, ulet dan rangka mesukseskan bisnisnya


mandiri. Kewirausahaan merupakan (Siswoyo, 2009). Berdasar definisi ini
persoalan penting di dalam kewirausahaan itu dapat dipelajari
perekonomian suatu bangsa yang oleh setiap individu yang mempunyai
sedang mambangun. Kemajuan atau keinginan, dan tidak hanya
kemunduran ekonomi suatu bangsa didominasi individu yang berbakat
ditentukan oleh keberadaan dan saja. Kewirausahaan merupakan
peranan dari kelompok entrepreneur pilihan yang tepat bagi individu yang
ini (Siswoyo, 2009). tertantang untuk menciptakan kerja,
Salah satu langkah yang bukan mencari kerja.
diambil untuk mengatasi masalah ini Minat berwirausaha
adalah untuk menumbuhkan dipengaruhi oleh berbagai faktor,
semangat kewirausahaan yang melibatkan berbagai faktor
mahasiswa.Oleh karena itu penelitian internal, faktor eksternal dan faktor
tentang niat kewirausahaan sangat kontekstual. Faktor internal yang
penting karena jika siswa sudah berasal dari dalam diri wirausahawan
memiliki niat kewirausahaan dapat berupa sifat-sifat personal,
mahasiswa kemudian akan secara sikap, kemauan dan kemampuan
otomatis membuka usaha. Salah individu yang dapat memberi
satunya meneliti faktor-faktor yang kekuatan individu untuk
mempengaruhi niat kewirausahaan. berwirausaha. Faktor eksternal
Dengan demikian diketahui bahwa berasal dari luar diri pelaku
faktor-faktor yang mempengaruhi entrepreneur yang dapat berupa unsur
bewirausaha niat yang dimiliki oleh dari lingkungan sekitar seperti
orang lain selain faktor internal, lingkungan keluarga, lingkungan
seperti bakat atau sifat bawaan dunia usaha, lingkungan fisik,
(keturunan), serta kepribadian yang lingkungan sosial ekonomi dan lain-
dibentuk oleh faktor-faktor di sekitar lain (Komsi, 2013). Menurut Suryana
(faktor eksternal). Hal ini dibuktikan (2008) dalam Komsi (2013)
juga hasil penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa faktor yang
saat ini bahwa kepribadian dan berasal dari lingkungan di antaranya
lingkungan memiliki pengaruh adalah model peran, peluang,
terhadap niat kewirausahaan. aktivitas, selain itu dipengaruhi juga
oleh pesaing, sumber daya, dan
Tinjauan Pustaka kebijakan pemerintah.
Bagi banyak orang keputusan
Kewirausahaan atau
untuk berwirausaha merupakan
enterpreneurship adalah suatu proses
perilaku dengan keterlibatan yang
kreativitas dan inovasi yang
akan melibatkan: (1) faktor internal
mempunyai resiko tinggi untuk
(kepribadian, persepsi, motivasi dan
menghasilkan nilai tambah bagi
pembelajaran (sikap) dan (2) faktor
produk yang bermanfaat bagi
eksternal (lingkungan keluarga,
masyarakat dan mendatangkan
teman dan tetangga) (Tjahjono &
kemakmuran bagi wirausahawan.
Ardi, 2008). Faktor internal yang
Kewirausahaan merupakan
berasal dari dalam diri wirausahawan
kemampuan melihat dan menilai
dapat berupa sifat-sifat personal,
peluang bisnis serta kemampuan
sikap, kemauan dan kemampuan
mengoptimalkan sumberdaya dan
individu yang dapat memberi
mengambil tindakan dan risiko dalam
197 JMK (Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan) 4 (3) 2019, 194-204

kekuatan individu untuk dimana seseorang dapat menjadi


berwirausaha. Sedangkan faktor pemimpin melalui aktivitas yang
eksternal berasal dari luar diri pelaku terus menerus sehingga dapat
entrepreneur yang dapat berupa unsur mempengaruhi yang dipimpinnya
dari lingkungan sekitar seperti dalam rangka untuk mencapai tujuan
lingkungan keluarga, lingkungan organisasi atau perusahaan
dunia usaha, lingkungan fisik, (Brahmasari & Suprayetno, 2008).
lingkungan sosial ekonomi dan lain- Faktor-faktor yang
lain (Suharti & Sirine, 2011). mempengaruhi minat wirausaha pada
Pengaruh pendidikan perempuan tani di Desa Wonokerto
kewirausahaan selama ini telah meliputi tenaga kerja, skill, lahan,
dipertimbangkan sebagai salah satu dan jiwa kewirausahaan. Faktor
faktor penting untuk menumbuh tenaga kerja diukur dengan indikator
kembangkan hasrat, jiwa dan perilaku jumlah keluarga dan rasio kerja.
berwirausaha di kalangan generasi Faktor skill diukur dengan indicator
muda (Indarti & Rostiani, 2008). pengenalan tanaman organik,
Selanjutnya diperlukan adanya pengetahuan pangan olahan alami,
pemahaman tentang bagaimana pengetahuan manfaat tanaman salak
mengembangkan dan mendorong sebagai olahan, pengetahuan manfaat
lahirnya wirausaha muda yang tanaman garut sebagai bahan olahan,
potensial sementara mereka berada di kemudahan membuat pangan olahan
bangku kuliah. salak, dan kemudahan membuat
Latar belakang pendidikan pangan olahan garut. Faktor lahan
seseorang terutama yang terkait diukur dengan tiga indikator yaitu
dengan bidang usaha, seperti bisnis lahan tegal, tanaman salak, dan
dan manajemen atau ekonomi tanaman garut. Sedangkan faktor jiwa
dipercaya akan mempengaruhi kewirausahaan diukur dengan
keinginan dan minatnya untuk delapan indikator yaitu dorongan,
memulai usaha baru di masa integritas, ketepatan, ketenangan,
mendatang. Dalam hal ini seorang perkiraan resiko, kesehatan fisik,
manajer perlu mengarahkan motivasi kebebasan, dan dapat bergaul
dengan menciptakan iklim organisasi (Mulyaningsih, Soemarno,
melalui pembentukan budaya kerja Hadiwidjojo, & Mustajab, 2012).
atau budaya organisasi sehingga para
karyawan merasa terpacu untuk Metodologi Penelitian
bekerja lebih keras agar kinerja yang
dicapai juga tinggi. Pemberian Penelitian ini merupakan
motivasi harus diarahkan dengan baik penelitian jenis eksplanatif karena
menurut prioritas dan dapat diterima bertujuan untuk meneliti karakteristik
dengan baik oleh karyawan, karena peubah dan hubungan antar peubah
motivasi tidak dapat diberikan untuk yang telah ada. Penelitian ini juga
setiap karyawan dengan bentuk yang bertujuan untuk menjelaskan
berbedabeda. Salah satu elemen yang penyebab dan dampak hubungan.
bernilai penting dalam sistem Dari penyelidikannya, penelitian ini
manajemen perusahaan selain merupakan penelitian kausalitas yang
motivasi kerja kepada para karyawan menganalisis hubungan sebab akibat
adalah kepemimpinan. antara peubah faktor penentu
Kepemimpinan adalah suatu proses terbentuknya jiwa kewirausahaan
Mohammad Sofyan / Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jiwa Kewirausahaan... 198

pegawai Bank BPR di Kabupaten dan BPR Pinang


10 50 12 24.00
Kota Bogor. Artha
Populasi penelitian ini adalah BPR Rama
11 50 8
pegawai Bank BPR di Kabupaten dan Ganda 16.00
Kota Bogor. Penarikan sampel BPR
dilakukan dengan teknik probability 12 Sumber 40 7 17.50
sampling yang memberikan peluang Ekonomi
yang sama bagi setiap anggota BPR Supra
populasi yang terpilih. Teknik 13 Wahana 50 28 56.00
penarikan sampel yang dipakai adalah Arta
random sampling. Dalam teknik ini BPRS Al
penarikan sampel dilakukan secara Salaam
14 50 24 48.00
Amal
acak sesuai dengan proporsinya. Salman
Jumlah sampel minimal ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin. BPRS
15 Amanah 50 37 74.00
Ummah

Total 718 237 33.01


Tabel 1. Jumlah Populasi dan
Sampel Pegawai BPR Pemilihan sampel secara acak
No Nama BPR Populasi Sampel % menggunakan bantuan tabel angka
(1) (2) (3) (4) (5) random. Tabel angka random ini
dibuat dengan menggunakan fasilitas
BPR Berfasi
1 45 7 15.56 komputer melalui program Excel.
Raharja
Pengolahan data primer yang telah
BPR Data
2 Gita 43 8 terkumpul menggunakan beberapa
18.60
Mustika paket program statistik, seperti Lisrel
BPR Duta
versi 8.8 dan Microsoft Excel 2019.
Pakuan Data tentang jiwa
3 50 5
Mandiri 10.00 kewirausahaan pegawai dan faktor-
Bogor faktor yang mempengaruhinya
BPR dikumpulkan dari 15 BPR yang
Indomitra berada di Kabupaten Bogor dan Kota
4 30 5 16.67
Artha
Pertiwi Bogor. Pengumpulan data dilakukan
menggunakan instrumen khusus yang
BPR LPK
5
Leuwiliang
50 12 24.00
dirancang khusus untuk penelitian ini.
Dalam penelitian ini,
BPR LPK menggunakan 5 peubah laten
6 Pancoran 50 5
Mas
10.00 eksogen, dan 1 peubah laten endogen.
Peubah laten eksogen: Pendidikan
BPR LPK
7 Parung 50 13
dan Pelatihan (ξ1), Profesionalisme
26.00
Panjang (ξ2), Pengalaman Kerja (ξ ),
Kepemimpinan (ξ4), dan Lingkungan
BPR Nature
8 Primadana 50 12 Kerja (ξ5). Sedangkan peubah laten
24.00
Capital endogen adalah Jiwa Kewirausahaan
BPR
(η).
9 Parasahabat 60 54 90.00
Bogor
199 JMK (Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan) 4 (3) 2019, 194-204

Tabel 2. Definisi Operasional


Peubah

Peubah Dimensi Skala


Laten Pengukuran
Pendidikan Pendidikan Ordinal
dan Komitment Ordinal
Pelatihan Belajar
(ξ1) Berbagi Ordinal
Pengetahuan
Profesionali Persepsi Terhadap Ordinal
sme (ξ2) Profesi
Persepsi Berganti Ordinal
Persepsi
Persepsi Pelatihan Ordinal
Profesi
Kebanggan Ordinal
Terhadap Profesi
Gambar 1. Paradigma Penelitian
Pengalaman Komponen Ordinal
Kerja (ξ3) Tujuan
Komponen Ordinal Hipotesis Statistik :
Pelanggan H01:γ1=0 : Tidak ada pengaruh
Komponen Waktu Ordinal Pendidikan dan Pelatihan
Komponen Mutu Ordinal terhadap Jiwa Kewirausahaan.
Produktivitas Ordinal H1:γ1≠0 : ada pengaruh Pendidikan dan
Kepemimpi Kepemimpinan Ordinal Pelatihan terhadap Jiwa
nan (ξ4) Transformasional Kewirausahaan.
Kepemimpinan Ordinal H02:γ2=0 : Tidak ada pengaruh
Transaksional Profesionalisme terhadap Jiwa
Lingkungan Komunikasi Dua Ordinal Kewirausahaan.
Kerja (ξ5) Arah H2:γ2≠0 : ada pengaruh Profesionalisme
Kualitas Ordinal terhadap Jiwa Kewirausahaan.
Komunikasi H03:γ3=0 : Tidak ada pengaruh
Kepuasan Ordinal Pengalaman Kerja terhadap
Komunikasi Jiwa Kewirausahaan.
Jiwa Pemanfaatan Ordinal
H3:γ3≠0 : ada pengaruh Pengalaman
kewirausah Teknologi
aan Informasi
Kerja terhadap Jiwa
pegawai (η) Keterlibatan SDM Ordinal Kewirausahaan.
dalam H04:γ4=0 : Tidak ada pengaruh
Managemen Kepemimpinan terhadap Jiwa
Website Kewirausahaan.
H4:γ4≠0 : ada pengaruh kepemimpinan
terhadap Jiwa Kewirausahaan.
Model struktural atau H05:γ5=0 : Tidak ada pengaruh
structural model dinyatakan sebagai: Lingkungan Kerja terhadap
ηn=γmmξm + βnnηn + ζn, asumsi: ζn Jiwa Kewirausahaan.
dengan ζm dan ηn tidak berkorelasi. H5:γ5≠0 : ada pengaruh Lingkungan
Dengan demikian, persamaan Kerja terhadap Jiwa
struktural antar peubah laten Kewirausahaan.
dinyatakan sebagai berikut:
η = ϒ11ξ1 + ϒ12ξ2 + ϒ13ξ3 + ϒ14ξ4
+ ϒ15ξ5 + ζ1
Mohammad Sofyan / Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jiwa Kewirausahaan... 200

Hasil Koefisien determinasi sebesar


Tabel 3. Goodness of Fit Index 0,608 mengindikasikan bahwa variasi
(GOFI) Jiwa Kewirausahaan mampu
Nilai Standar dijelaskan oleh Pendidikan,
GOFI Nilai
untuk Kesimpu Profesionalisme, Pengalaman Kerja,
Kecocokan lan Kepemimpinan, dan Lingkungan
Baik
p value χ2 0,058 p value > 0,05 Good fit Kerja sebesar 60,8%.
RMSEA ≤
RMSEA 0,029 Good fit
0,08 Tabel 5. Ringkasan Hasil Uji-T
Standrardized
0,059 SRMR ≤ 0,08 Good fit N Pengaruh Antar t- t- Keputusan
RMR
o Peubah observasi tabel
NFI 0,908 NFI ≥ 0,90 Good fit
NNFI 0,985 NNFI ≥ 0,90 Good fit 1 Pendidikan dan -0,489 1,96 Tidak
CFI 0,988 CFI ≥ 0,90 Good fit Pelatihan  Jiwa Berpengaruh
IFI 0,988 IFI ≥ 0,90 Good fit Kewirausahaan Signifikan
2 Profesionalisme 3,137 1,96 Berpengaruh
GFI 0,930 GFI ≥ 0,90 Good fit  Jiwa Signifikan
AGFI 0,906 AGFI ≥ 0,90 Good fit Kewirausahaan
Sumber: Data Penelitian diolah 3 Pengalaman Kerja -0,139 1,96 Tidak
 Jiwa Berpengaruh
Kewirausahaan Signifikan
Berdasarkan hasil output 4 Kepemimpinan  -0,416 1,96 Tidak
goodness of fit statistics dari software Jiwa Berpengaruh
Kewirausahaan Signifikan
LISREL 8.80 pada Tabel 2, diketahui 5 Lingkungan Kerja 2,554 1,96 Berpengaruh
bahwa seluruh uji menunjukkan good  Jiwa Signifikan
Kewirausahaan
fit. Dengan demikian model penelitian Sumber: Data Penelitian diolah
termasuk kategori good fit.
Berdasarkan Gambar 2 dan
tabel 5, diketahui bahwa: (1)
Pendidikan dan Pelatihan tidak
berpengaruh signifikan terhadap Jiwa
Kewirausahaan (-0,489<1,96); (2)
Profesionalisme berpengaruh
signifikan terhadap Jiwa
Kewirausahaan (3,137 >1,96); (3)
Pengalaman Kerja tidak berpengaruh
signifikan terhadap Jiwa
Kewirausahaan (-0,139<1,96); (4)
Kepemimpinan tidak berpengaruh
signifikan terhadap Jiwa
Gambar 2. Hasil Uji T
Kewirausahaan (-0,416<1,96); (5)
Tabel 4. Ringkasan Hasil Uji Lingkungan Kerja berpengaruh
Keseluruhan Model Struktural signifikan terhadap Jiwa
Kewirausahaan (2,554>1.96).
Model Nilai Persamaan
R2
Pembahasan
Jiwa 0,608 = -0,076*pendidikan + Pendidikan dan Pelatihan harus
Kewirausahaan 0,540*profesional –
0,020*pengalaman – dijalankan atas dasar prinsip investasi
0,060*kepemimpinan + SDM, semakin tinggi kualitas
0,413*lingkungan, pendidikan dan pelatihan yang
Errorvar. = 0,351
diperoleh seseorang, akan semakin
Sumber: Data Penelitian diolah
produktif orang tersebut. Kualitas
201 JMK (Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan) 4 (3) 2019, 194-204

pendidikan terkait dengan kualitas profesionalnya. Seorang yang


proses dan produk. Kualitas proses memiliki profesionalisme yang tinggi,
dapat dicapai apabila proses akan tercermin dalam sikap mental
pembelajaran berlangsung secara serta komitmenya terhadap
efektif dan peserta didik dapat perwujudan dan peningkatan kualitas
menghayati dan menjalani proses professional melalui berbagai cara
pembelajaran tersebut secara dan strategi. Hal ini selalu
bermakna. Kualitas produk tercapai mengembangkan dirinya sesuai
apabila peserta didik menunjukkan dengan tuntutan perkembangan
tingkat penguasaan yang tinggi zaman sehingga keberadaannya
terhadap tugas-tugas belajar sesuai senantiasa memberikan makna
dengan kebutuhannya dalam profesional (Ambarita, 2013). Kajian
kehidupan dan tuntutan dunia kerja, empiris membuktikan bahwa
baik bekerja di kantor maupun Profesionalisme berpengaruh
bekerja sebagai wirausaha. (Mulyani, terhadap Jiwa Kewirausahaan
2009). Kajian empiris menunjukkan Pegawai BPR. Yang berarti bahwa
bahwa Pendidikan dan Pelatihan tidak persepsi pelatihan profesi yang
berpengaruh signifikan terhadap Jiwa mencakup pemahaman tentang
Kewirausahaan Pegawai. Hal ini tanggung jawab terhadap profesi, dan
membuktikan bahwa hal-hal yang pemahaman tentang pekerjaan
terkait dengan kesesuaian pendidikan perbankan. Juga mencakup, dimensi
dengan pekerjaan, kesesuaian antara tentang kebanggaan terhadap profesi
pelatihan dengan pendidikan dan yang mencakup pemahaman tentang
keterkaitan dengan perbankan, bakat profesi perbankan, dan penghargaan
yang dimiliki, praktek terhadap materi masyarakat terhadap profesi, sehingga
pelatihan yang diajarkan, dan mampu menumbuhkembangkan jiwa
kemampuan melakukan pekerjaan kewirausahaan.
secara cepat, efisien, lebih baik dan Pengalaman kerja merupakan
berkualitas, kemampuan menganalisa pedoman seseorang dalam memilih
peluang bisnis, kemampuan profesi yang tepat bagi dirinya. Orang
beradaptasi dalam mengemban tugas yang pernah memiliki pengalaman
yang lebih tinggi serta kerja akan lebih selektif dalam
menyelesaikannya secara tepat waktu. memilih profesi yang cocok untuk
Di samping itu, juga mencakup dirinya (Alimah & Agustina, 2014).
kemampuan mempelajari komponen Semakin besar pengalaman kerja
komitmen belajar, kemampuan yang dimiliki, maka kinerja karyawan
mempelajari pengetahuan dan akan semakin meningkat. Namun
meningkatkan keterampilan, serta sayangnya dimensi komponen tujuan
kemampuan mempelajari hal-hal yang mencakup kemampuan
yang baru belum mampu memenuhi misi, mencapai sasaran,
menumbuhkembangkan jiwa dan tuntutan sesuai dengan fungsinya;
kewirausahaan. dimensi komponen pelanggan yang
Profesionalisme adalah sebutan mencakup kemampuan memberikan
yang mengacu kepada sikap mental pelayanan kepada nasabah,
dalam bentuk komitmen dari para kesenangan, dan kepuasan
anggota suatu profesi untuk terpenuhinya kebutuhan konsumen;
senantiasa mewujudkan dan komponen waktu yang mencakup
meningkatkan kualitas kemampuan mempelajari tentang
Mohammad Sofyan / Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jiwa Kewirausahaan... 202

konsekusensi ketepatan waktu, memberikan intruksi kepada bawahan


keterlambatan waktu, dan terhadap pekerjaan yang harus
penjadwalan kerja; dimensi dikerjakan. Pemimpin yang baik juga
komponen mutu yang mencakup hal- harus mempunyai sifat yang
hal yang terkait dengan tingkat bersahabat dengan bawahannya, dapat
kesalahan, dan memperbaiki kualitas memberikan dorongan kepada
kerja, dan komponen produktivitas bawahan supaya bawahan
yang mencakup hal-hal yang terkait bersemangat bekerja, memberikan
dengan produktivitas sumber daya kesempatan untuk mendiskusikan
manusia, belum mampu suatu pekerjaan, mampu
menumbuhkan jiwa kewirausahaan. menggunakan hukuman/peringatan
Pemimpin sesuai dengan untuk mengontrol pegawai,
perannya, memi liki fungsi utama kemampuan memperhatikan konflik
yang harus dipahami secara antar pegawai, serta memberikan
mendalam terhadap fungsi yang perhatian khusus terhadap pegawai
berhubungan dengan tugas atau yang kurang sukses dalam
bahkan memecahkan masalah. menjalankan tugas yang di berikan.
Keutuhan dan kekompakan kelompok Namun sayangnya kepemimpinan
merupakan fungsi selanjutnya yang belum mampu
pada umunya sering diabaikan. menumbuhkembangkan jiwa
Leadership style (gaya kemimpinan) kewirausahaan pegawai BPR.
yang menggambarkan tentang pola Lingkungan Kerja dalam
tingkah laku pemimpin dalam proses konteks BPR diukur dengan
pengarahan juga sebagai salah satu pendekatan kualitatif yaitu dengan
akan mempengaruhi perkerja yan ada menanyakan hal yang bersifat
(Sutikno, 2014). Kepemimpinan persepsi baik yang bersifat
mencakup dimensi kepemimpinan komunikasi, dan keadilan yang
transformasional yang mencakup dirasakan dalam menerima
tentang kemampuan dan jiwa penghargaan dalam bentuk upah atau
pemimpin sebagai agent of change, apresiasi lainnya. Dimensi ini terdiri
motivator, moralitas, dan inspirator dari sembilan dimensi yaitu dimensi
dan dimensi kepemimpinan frekuensi komunikasi yang mencakup
transaksional yang mencakup hal-hal kontinyunitas komunikasi yang
yang terkait kesetaraan dalam terjalin; dimensi komunikasi informal
berpendapat dan memberikan ide-ide yang mencakup tentang media
positif, penilaian terhadap ide-ide komunikasi yang digunakan; dimensi
yang konstruktif, kestabilan emosi komunikasi langsung yang mencakup
sebagai karakter seorang pemimpin hal-hal yang terkait dengan
dalam mengelola bawahannya yang penjelasan pekerjaan dan tugas.
memiliki perbedaan tapi saling Dimensi berikutnya adalah dimensi
berkaitan. Unsur lainnya dalam komunikasi dua arah yang mencakup
konteks kepemimpinan ini adalah pemahaman komunikasi yang efektif
kemampuan menyampaikan kepada terkait dengan informasi persaingan,
bawahan tentang apa yang harus kondisi pelanggan dan kondisi pasar.
dikerjakan, kemampuan dalam Dimensi kualitas komunikasi yang
menggunakan partisipasi dari pada mencakup pemahaman tentang
bawahan untuk melaksanakan kualitas komunikasi yaitu kecocokan,
pekerjaan dengan baik, kemampuan keakuratan, memadai dan lengkap.
203 JMK (Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan) 4 (3) 2019, 194-204

Dimensi kepuasan komunikasi yang mayoritas bukan pendidikan sarjana


mencakup pemahaman tentang yang mengakibatkan peran SDM
tingkat kepuasan hasil komunikasi yang ada masih sangat dipengaruhi
yang dilakukan. Dimensi kepuasan oleh keterbatasan SDM itu sendiri.
kerja yang terkait dengan posisi
pekerjaan dihargai, menarik dan
memuaskan. Dimensi keadilan Daftar Pustaka
internal yang mencakup persepsi Alimah, N., & Agustina, L. (2014).
personal terhadap keadilan gaji, Faktor-Faktor yang
tunjangan, bonus, insentif, dan Mempengaruhi Minat
pengakuan prestasi kerja. Dimensi Mahasiswa Mengikuti
keadilan eksternal yang mencakup Pendidikan Profesi Akuntan
persepsi personal studi komparatif (PPA). Accounting Analysis
perusahaan lain yang terkait dengan Journal, 3(1), 361–369.
gaji, tunjangan, bonus, insentif dan https://doi.org/ISSN 2252-6765
penghargaan. Hasil kajian empiris Ambarita, B. (2013). Profesionalisme,
membuktikan bahwa lingkungan kerja Esensi Kepemimpinan, dan
BPR di Kotadan Kabupaten Bogor Manajemen Organisasi.
mampu menumbuhkembangkan jiwa GENERASI KAMPUS, 6(2), 1–
kewirausahaan pegawai. 16. Retrieved from
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/
Simpulan index.php/gk/article/view/7084/6
Kajian empiris di atas 066
menunjukkan bahwa dari lima peubah Bank Indonesia. (1998). Undang-
laten eksogen yang diteliti, hanya dua Undang Nomor 10 Tahun 1998
peubah yaitu Profesionalisme dan Tentang Perbankan. Undang-
Lingkungan Kerja yang berpengaruh Undang No. 10 Tahun 1998
signifikan terhadap Jiwa Tentang Perbankan.
Kewirausahaa. Ini berarti peningkatan https://doi.org/10.1007/s13398-
Jiwa Kewirausahaan Pegawai pada 014-0173-7.2
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Brahmasari, I. A., & Suprayetno, A.
utamanya dipengaruhi oleh (2008). Pengaruh Motivasi
Profesionalisme dan Lingkungan Kerja, Kepemimpinan dan
Kerja. Budaya Organisasi Terhadap
Sayangnya faktor Kepuasan Kerja Karyawan serta
Kepemimpinan belum merupakan Dampaknya pada Kinerja
peubah yang mampu meningkatkan Perusahaan (Studi kasus pada
pengembangan BPR, karena PT. Pei Hai International
pengaruhnya terhadap Jiwa Wiratama Indonesia). Jurnal
Kewirausahaan Pegawai adalah Manajemen Dan
negatif. Hal ini dapat dimengerti Kewirausahaan, 10(2), 124–135.
mengingat sebagian besar responden Retrieved from
dalam survei ini adalah staf http://jurnalmanajemen.petra.ac.i
administrasi. Disamping itu, d/index.php/man/article/view/17
kepemimpinan yang negatif terhadap 039/17003
jiwa kewirausahaan karena BPR Indarti, N., & Rostiani, R. (2008).
merupakan bank yang diduduki oleh Intensi Kewirausahaan
Mahasiswa: Studi Perbandingan
Mohammad Sofyan / Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jiwa Kewirausahaan... 204

Antara Indonesia, Jepang dan Faktor-Faktor yang Berpengaruh


Norwegia. Jurnal Ekonomi & terhadap Niat Kewirausahaan
Bisnis Indonesia (Fakultas (Entrepreneurial Intention )
Ekonomi Dan Bisnis Universitas (Studi terhadap Mahasiswa
Gadjah Mada), 23(4), 371–383. Universitas Kristen Satya
https://doi.org/10.22146/jieb.631 Wacana , Salatiga). Jurnal
6 Manajemen Dan
Komsi, K. (2013). Analisis Pengaruh Kewirausahaan, 13(2), 124–134.
Faktor Eksternal dan Internal https://doi.org/10.9744/jmk.13.2.
terhadap Minat Berwirausaha. 124-134
Proceeding PESAT (Psikologi, Sutikno, S. (2014). Pemimpin dan
Ekonomi, Sastra, Arsitektur & kepemimpinan (1st ed.).
Teknik Sipil), 1–8. Retrieved Lombok: Holistica.
from Tjahjono, H. K., & Ardi, H. (2008).
http://ejournal.gunadarma.ac.id/i Kajian Niat Mahasiswa
ndex.php/pesat/article/download/ Manajemen Universitas
801/713 Muhammadiyah Yogyakarta
Mulyani, E. (2009). Strategi Untuk Menjadi Wirausaha.
Menumbuhkan Sikap Dan Utilitas Jurnal Manajemen Dan
Perilaku Wirausaha Melalui Bisnis, 16(1), 1–23. Retrieved
Pembelajaran Kooperatif Yang from
Berwawasan Kewirausahaan. http://repository.umy.ac.id/handl
Jurnal Ekonomi Dan e/123456789/2133
Pendidikan, 6(2), 116–132.
https://doi.org/10.21831/jep.v6i2
.580
Mulyaningsih, S., Soemarno,
Hadiwidjojo, D., & Mustajab,
M. M. (2012). Faktor-Faktor
Yang Mempengharuhi Minat
Wirausaha Pengolahan Pangan
Organik Pada Perempuan Tani di
Desa Wonokerto, Bantur,
Malang. WACANA Jurnal Sosial
Humaniora, 15(2), 12–18.
Retrieved from
https://wacana.ub.ac.id/index.ph
p/wacana/article/view/265/223
Siswoyo, B. B. (2009).
Pengembangan Jiwa
Kewirausahaan di Kalangan
Dosen dan Mahasiswa. Jurnal
Ekonomi Bisnis, 2(14), 114–123.
Retrieved from
http://fe.um.ac.id/wp-
content/uploads/2009/10/bamban
g_banu4.pdf
Suharti, L., & Sirine, H. (2011).

Anda mungkin juga menyukai