Anda di halaman 1dari 42

USULAN SKRIPSI

PENGARUH KARAKTERISTIK WIRAUSAHAWAN


TERHADAP KEBERHASILAN USAHA
(Studi pada Pelaku UMKM Kabupaten Purworejo)

Diajukan dalam rangka penyusunan skripsi

Oleh
Karina Ulfah
152210042

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2019
“PENGARUH KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAWAN

TERHADAP KEBERHASILAN USAHA”

(Studi pada Pelaku UMKM Kabupaten Purworejo)

A. Latar Belakang Masalah

Kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari

tentang nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam menghadapi

tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai risiko yang

mungkin dihadapinya (Suryana, 2009:10). Seperti halnya ilmu manajemen

yang awalnya berkembang di bidang industri, kemudian berkembang dan

diterapkan di berbagai bidang lainnya, maka disiplin ilmu kewirausahaan

dalam perkembangannya mengalami evolusi yang pesat (Suryana,

2009:11).

Sebelumnya, kewirausahaan dianggap hanya dapat dilakukan

melalui pengalaman langsung di lapangan dan merupakan bakat yang

dibawa sejak lahir, sehingga kewirausahaan tidak dapat dipelajari dan

diajarkan. Saat ini kewirausahaan bukan hanya urusan lapangan, tetapi

merupakan disiplin ilmu yang dapat dipelajari dan diajarkan (Suryana,

2009:10).

Untuk menjadi seorang wirausaha yang sukses tentu saja harus

memiliki kompetensi dalam menghadapi risiko dan tantangan. Oleh sebab

itu, wirausaha harus memiliki kompetensi kewirausahaan (Suryana,


2009:5). Seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak memiliki

kemampuan dan pengetahuan. Ada kemauan tetapi tidak memiliki

kemampuan dan pengetahuan tidak akan membuat seseorang menjadi

wirausaha yang sukses (Suryana, 2009:4). Seseorang yang berhasil dalam

berwirausaha adalah orang yang dapat menggabungkan nilai-nilai, sifat-

sifat utama (pola sikap) dan perilaku dengan bekal ilmu pengetahuan,

pengalaman dan keterampilan praktis (knowledge and practice)

(Suyana:2001:35).

Seorang wirausaha adalah seseorang yang mempunyai karakteristik

jiwa wirausaha seperti percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil,

keberanian mengambil resiko, kepemimpinan, keorisinilan dan

berorientasi ke masa depan. Hal tersebut juga dapat dijadikan tolak ukur

untuk mencapai suatu keberhasilan (Balqis: 2015).

Modal utama seorang wirausaha adalah percaya diri. Mereka

mempunyai keyakinan dan kepercayaan bahwa dengan tekad dan kemauan

yang tinggi akan mampu mengatasi semua permasalahan di lapangan

(Mulyadi, 2012:29). Menurut Suryana (2009:39) Orang yang percaya diri

memiliki kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sistematis,

berencana, efektif, dan efisien. Kepercayaan diri juga selalu ditunjukkan

oleh ketenangan, ketekunan, kegairahan, dan kemantapan dalam

melakukan pekerjaan. Oleh sebab itu, kepercayaan diri memiliki nilai

keyakinan, optimisme, individualis, dan ketergantungan. Menurut

Zimmerer (1996: 7) dalam Suryana (2009:39) Seseorang yang memiliki


kepercayaan diri cenderung memiliki keyakinan akan kemampuan untuk

mencapai keberhasilan.

Seorang wirausaha yang berhasil juga harus berorientasi pada tugas

dan hasil tidak mengutamakan prestise dulu, prestasi kemudian. Akan

tetapi, seorang wirausaha lebih menyukai pada prestasi baru kemudian

setelah berhasil prestisenya akan naik (Alma, 2013:53). Menurut Suryana

(2009:40) Sekali sukses atau berprestasi, maka sukses berikutnya akan

menyusul, sehingga usahanya semakin maju dan berkembang.

Sebagai seorang wirausaha, haruslah sadar bahwa pertumbuhan

datang dari pengambilan keuntungan peluang-peluang masa sekarang

dalam kehidupan pribadi maupun bisnis dan pengambilan risiko untuk

mencapai tujuan. Pengambilan risiko merupakan bagian penting dalam

pertumbuhan pribadi juga berguna dalam menjalankan kegiatan-kegiatan

bisnis (Meredith, 1992:42). Menurut Meredith (1992:42) Agar berhasil

dalam bisnis, wirausaha haruslah mengambil risiko dalam mewujudkan

ide-ide mereka menjadi kenyataan.

Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat

kepemimpinan, kepeloporan, dan keteladanan (Suryana, 2009:41). Suatu

aspek penting dari seorang pemimpin adalah kemampuan untuk mencapai

hasil melalui kerjasama dengan orang lain. Pemimpin harus mampu

meninjau situasi melalui sudut pandang orang yang dipimpin (Meredith,

1992:25). Dengan menggunakan kemampuan kreativitas dan inovasi,


pemimpin selalu menampilkan barang dan jasa-jasa yang dihasilkannya

dengan lebih cepat, lebih dulu, dan segera berada di pasar.

Namun, kebanyakan wirausaha telah saling meniru satu sama lain,

mungkin wirausaha yang lain yang lebih tua dan identifikasi yang

mendekati “model peranan” demikian akan menghasilkan sikap dan

keterampilan wirausaha (Meredith, 1992:8). Menurut Suryana (2009:42)

Nilai inovatif, kreatif, dan fleksibilitas merupakan unsur-unsur

keorisinalan seseorang. Menurut Alma (2013:54-55) Sifat orisinil tentu

tidak selalu ada pada diri seseorang. Yang dimaksud orisinil disini ialah

seorang wirausaha tidak hanya mengekor pada orang lain, tetapi memiliki

pendapat sendiri, ada ide yang orisinil, ada kemampuan untuk

melaksanakan sesuatu. Orisinil tidak berarti baru sama sekali, tetapi

produk tersebut mencerminkan hasil kombinasi baru atau reintegrasi dari

komponen-komponen yang sudah ada, sehingga melahirkan sesuatu yang

baru.

Sesuatu yang baru dalam dunia wirausaha arah pandangan seorang

wirausaha juga harus berorientasi ke masa depan. Perspektif seorang

wirausaha akan dapat membuktikan apakah seorang wirausaha berhasil

atau tidak (Suryana, 2009:31). Menurut Meredith (1992:8) dalam

merencanakan masa depan, bersifatlah realistik dalam menentukan hal-hal

mengenai diri wirausaha yang dapat diubah dan yang tidak dapat diubah.

Semakin jelas tujuan-tujuan wirausaha, semakin besar kemungkinan

mencapainya. Menurut Alma (2013:55) untuk menghadapi pandangan jauh


ke depan, seorang wirausaha akan menyusun perencanaan dan strategi

yang matang, agar jelas langkah-langkah yang akan dilaksanakan. Menurut

Suryana (2009:42) Pandangan yang jauh ke depan membuat wirausaha

tidak cepat puas dengan karsa dan karya yang sudah ada saat ini. Oleh

sebab itu, seorang wirausaha selalu mempersiapkannya dengan mencari

suatu peluang.

Peluang yang sangat baik dalam berwirausaha untuk saat ini yaitu

peluang usaha UMKM. UKM adalah entitas bisnis yang memiliki tenaga

kerja kurang dari 100 orang, dengan rincian kategori sebagai berikut:

usaha rumah tangga dan mikro terdiri dari satu sampai dengan empat

tenaga kerja, usaha kecil terdiri dari lima samapai 19 orang, usaha

menengah terdiri dari 20 sampai dengan 99 orang, dan usaha besar

memiliki tenaga kerja sebanyak 100 orang atau lebih (Badan Pusat

Statistik) dalam (FE Ubaya dan Forda UKM Jawa Timur, 2007:10).

Pelaku UMKM di Indonesia kebanyakan berorientasi pada laba

atau keuntungan ketika pertama kali menjalani usaha. Padahal, fokus

mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya pada awal berwirausaha

bisa menjadi masalah bagi mereka. Seringkali pelaku UMKM berpikir

hanya di pemasaran dan modal, tetapi ketika ada proyek pesanan dalam

jumlah besar mereka menolak. Alasannya, Sumber Daya Manusia (SDM)

minim, baik dari segi kemampuan, pengetahuan, maupun manajerial

(Mnews.co.id).
Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik,

dan banyak pula orang menganggur, maka semakin disarankan pentingnya

dunia wirausaha. Pembangunan akan lebih berhasil jika ditunjang oleh

wirausahawan yang dapat membuka lapangan kerja karena kemampuan

pemerintah sangat terbatas (Alma, 2013:1).

Purworejo juga menjadi salah satu sentra Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah (UMKM) yang kini tengah berkembang. Kepala Dinas

Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (Dinas KUKMP)

Kabupaten Purworejo, Gandi Budi Supriyanto, menyatakan antusiasme

untuk mengembangkan UMKM lokal di Kabupaten Purworejo. Dinas

KUKMP berharap, UMKM di Purworejo bisa naik kelas dan semakin

berkembang, serta memiliki daya saing yang kuat dalam menghadapi arus

ekonomi global (Mnews.co.id).

Kabupaten Purworejo mempunyai banyak potensi ekonomi dan

pelaku UKM diberbagai bidang. Beberapa produk unggulan khas daerah

Purworejo diantaranya adalah olahan susu kambing etawa, gula merah,

kerajinan bambu, lanting, pembibitan tanaman, berbagai budidaya buah-

buahan, pembibitan ikan gurami, jamur tiram, produksi sangkar burung,

dan sebagainya. Komoditas-komoditas tersebut merupakan primadona

penggerak ekonomi di kabupaten Purworejo yang banyak menyerap tenaga

kerja. Namun demikian potensi ekonomi tersebut belum semuanya telah

terkelola dengan baik dan mempunyai daya saing yang kuat ketika

dihadapkan pada kondisi persaingan bisnis yang ketat (Saputra, 2015).


Lambatnya pergerakan UMKM di Kabupaten Purworejo

disebabkan banyak pelaku UMKM yang masih sulit untuk maju. Mereka

sudah merasa puas dengan hasil yang diperoleh saat ini dan belum mau

berusaha lebih keras meningkatkan kualitas produksi. Menurut narasumber

berita semua itu kembali kepada karakter pelaku UMKM (radarjogja.co).

Para ahli mengemukakan karakteristik kewirausahaan dengan konsep yang

bereda-beda (Suryana, 2009:24). Menurut Meredith (1992:5-6) karateristik

kewirausahaan terdiri dari percaya diri, berorientasi pada tugas, pengambil

risiko, kepemimpinan, keorisinalan, dan berorientasi ke masa depan.

Dengan demikian, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul, “Pengaruh Karakteristik Wirausahawan terhadap

Keberhasilan Usaha (Studi pada Pelaku Usaha UMKM di Kabupaten

Purworejo)”.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan

beberapa identifikasi masalah, yaitu:

1. Lambatnya pergerakan UMKM di Kabupaten Purworejo.

2. Pelaku usaha UMKM Kabupaten Purworejo masih sulit untuk maju.

3. Pelaku usaha UMKM Kabupaten Purworejo belum mau berusaha lebih

keras meningkatkan kualitas produksi dan penyebabnya karakter

masing-masing pelaku usaha UMKM.


C. BATASAN MASALAH

Agar nantinya lebih terfokus dan terarah dalam penelitian ini, maka

dilakukan batasan masalah. Batasan masalah yang disusun sebagai berikut:

1. Objek penelitian adalah pelaku usaha UMKM di daerah Kabupaten

Purworejo.

2. Penelitian dilakukan pada variabel karakteristik wirausahawan

(percaya diri, berorientasi pada tugas, pengambil risiko,

kepemimpinan, keorisinalan dan berorientasi ke masa depan) sebagai

variabel bebas (X) dan keberhasilan usaha sebagai variabel terikat (Y).

D. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dirumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Apakah percaya diri berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha

pada pelaku usaha UMKM di Kabupaten Purworejo?

2. Apakah berorientasi pada tugas berpengaruh positif terhadap

keberhasilan pada usaha pelaku usaha UMKM di Kabupaten

Purworejo?

3. Apakah pengambil risiko berpengaruh positif terhadap keberhasilan

usaha pada pelaku usaha UMKM di Kabupaten Purworejo?

4. Apakah kepemimpinan berpengaruh positif terhadap keberhasilan

usaha pada pelaku usaha UMKM di Kabupaten Purworejo?


5. Apakah keorisinalan berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha

pada pelaku usaha UMKM di Kabupaten Purworejo?

6. Apakah berorientasi ke masa depan berpengaruh positif terhadap

keberhasilan usaha pada pelaku usaha UMKM di Kabupaten

Purworejo.

E. TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang telah

ditentukan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi:

1. Untuk menguji pengaruh percaya diri terhadap keberhasilan usaha

pada pelaku usaha UMKM di Kabupaten Purworejo.

2. Untuk menguji pengaruh berorientasi pada tugas terhadap keberhasilan

usaha pada pelaku usaha UMKM di Kabupaten Purworejo.

3. Untuk menguji pengaruh pengambil risiko terhadap keberhasilan usaha

pada pelaku usaha UMKM di Kabupaten Purworejo.

4. Untuk menguji pengaruh kepemimpinan terhadap keberhasilan usaha

pada pelaku usaha UMKM di Kabupaten Purworejo.

5. Untuk menguji pengaruh keorisinalan terhadap keberhasilan usaha

pada pelaku usaha UMKM di Kabupaten Purworejo.

6. Untuk menguji pengaruh berorientasi ke masa depan terhadap

keberhasilan usaha pada pelaku usaha UMKM di Kabupaten

Purworejo.
F. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat

bagi beberapa pihak, antara lain:

1. Manfaat Praktis

Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan masukan atau

bahan pertimbangan bagi pelaku usaha dalam meningkatkan

keberhasilan usahanya. Selain itu dapat pula menjadi pedoman untuk

menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi di dunia bisnis

khususnya dalam bidang UMKM.

2. Manfaat Teoritis

a. Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan, serta bahan

dalam penerapan ilmu metode penelitian dan kewirausahaan,

khususnya mengenai pengaruh karakteristik wirausahawan

terhadap keberhasilan usaha.

b. Hasil penelitian yang dilakukan dapat digunakan sebagai sumber

informasi, dapat dijadikan bahan perbandingan dalam penelitian

tentang keberhasilan usaha pada UMKM dalam kaitannya dengan

karakteristik wirausahawan.
G. KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORITIS

DAN RUMUSAN HIPOTESIS

1. KAJIAN TEORI

a. Keberhasilan Usaha

1) Definisi Keberhasilan Usaha

Noor (2013:401) mengemukakan bahwa “keberhasilan

usaha pada hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis

mencapai tujuannya, suatu bisnis dikatakan berhasil bila

mendapat laba karena laba adalah tujuan dari seseorang

melakukan bisnis”.

Menurut Suryana (2001:35) Seorang yang berhasil dalam

berwirausaha adalah orang yang dapat menggabungkan nilai-

nilai, sifat-sifat utama (pola sikap) dan perilaku dengan bekal

pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan praktis (knowledge

and practice).

2) Faktor Penyebab Keberhasilan

Menurut Suryana (2009:67) ada beberapa faktor penyebab

keberhasilan berwirausaha, yaitu:

1. Kemampuan dan kemauan. Orang yang tidak memiliki

kemampuan tetapi banyak kemauan dan orang yang

memiliki kemauan tetapi tidak memiliki kemampuan,

keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses.


2. Tekat yang kuat dan kerja keras. Orang yang tidak

memiliki tekad yang kuat tetapi mau bekerja keras dan

orang yang suka bekerja keras tetapi tidak memiliki tekad

yang kuat, keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang

sukses.

3. Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya

ketika ada kesempatan.

3) Indikator Keberhasilan Bisnis

Menurut Noor (2013:401-403) indikator keberhasilan

sebagai berikut:

1. Kemampuan Mendapat Laba (Profitability)

Dari uraian di atas, tujuan bisnis adalah laba. Untuk itu

maka dapat disederhanakan sebagai berikut:

Bisnis= fungsi (Laba)

Laba = Penjualan – Biaya → Labamaksimum

= PenjualanMaksimum - BiayaMinimun

Dengan menggunakan paradigma di atas dapat disusun

parameter dan indikator keberhasilan suatu investasi,

khususnya yang dilakukan swasta.

2. Produktivitas dan Efisiensi (Productivity and Efficiency)

Laba suatu usaha didapat dari selisih antara pendapatan

dengan biaya.
Produktivitas adalah istilah yang digunakan untuk

mengukur kemampuan produksi suatu usaha atau suatu

faktor produksi.

Efisiensi adalah istilah yang digunakan untuk mengukur

kemampuan pengelolaan atau pemanfaatan aset produksi.

3. Daya Saing (Competitiveness)

Laba = fungsi (Daya Saing)

Bisnis yang berhasil adalah yang memiliki daya saing

yang tangguh.

4. Kompetensi dan Etika Usaha (Competence and Ethics)

b. Percaya Diri

1) Definisi Percaya Diri

Menurut Basrowi (2016:27) percaya diri merupakan paduan

sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau

pekerjaan, yang bersifat internal, sangat relatif dan dinamis dan

banyak ditentukan oleh kemampuannya untuk memulai,

melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan.

Alma (2013:53) menyatakan bahwa orang yang tinggi

percaya dirinya adalah orang yang sudah matang jasmani dan

rohaninya.

Menurut Soesarsono Wijandi (1988:33) dalam Suryana

(2009:39) kepercayaan diri merupakan suatu paduan sikap dan

keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan.


Dalam praktik, sikap dan kepercayaan ini merupakan sikap

dan keyakinan untuk memulai, melakukan, dan menyelesaikan

tugas atau pekerjaan yang dihadapi. Menurut Soesarsono

Wijandi (1988:33) dalam Suryana (2009:39) kepercayaan diri

memiliki berbagai nilai, yaitu:

- Keyakinan

- Optimisme

- Individualitas

- Ketidakketergantungan

c. Berorientasi pada Tugas

1) Definisi Berorientasi pada Tugas

Menurut Suryana (2009:40) Seseorang yang selalu

mengutamakan tugas dan hasil adalah orang yang selalu

mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada

laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai

dorongan kuat, energik dan berinisiatif. Berinisiatif artinya

selalu ingin mencari dan memulai sesuatu. Perilaku inisiatif ini

biasanya diperoleh melalui pelatihan dan pengalaman selama

bertahun-tahun, dan pengembangannya diperoleh dengan cara

disiplin diri , berpikir kritis, tanggap, dan semangat berprestasi.

Seseorang yang selalu mengutaman tugas dan hasil adalah

orang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi,


berorientasi pada laba, ketekunan dan kerja keras (Basrowi,

2016:27).

d. Pengambil Risiko

1) Definisi Pengambil Risiko

Menurut Meredith (1992:40) Pengambil risiko adalah hal

yang hakiki dalam merealisasikan potensi sendiri sebagai

wirausaha.

Menurut Suryana (2009:40) Kemauan dan kemampuan

mengambil risiko merupakan salah satu nilai utama dalam

kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil risiko

akan sukar memulai atau berinisiatif.

Basrowi (2016:27) Wirausaha adalah orang yang lebih

menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai

kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang kurang

menantang.

2) Keberanian dan Kemampuan Mengambil Risiko

Menurut Meredith (1992:38) Sebagai pengambil risiko

harus mengambil keputusan dalam situasi ketidakpastian,

sambil menimbang kemungkinan sukses dan ruginya, ada dua

alternatif atau lebih yang harus dipilih, yaitu alternatif yang

mengandung risiko dan alternatif konservatif.

Pilihan terhadap risiko ini sangat tergantung pada:

a) Daya tarik setiap alternatif


b) Sejauh mana bersedia rugi

c) Kemungkinan relatif suskses dan gagal

d) Seberapa jauh dapat meningkatkan kemungkinan sukses

dan mengurangi kemungkinan gagal.

Menurut Suryana (2009:41) Pemilihan sangat ditentukan

oleh kemampuan wirausaha untuk mengambil risiko.

Selanjutnya, kemampuan untuk mengambil risiko ditentukan

oleh:

a) Keyakinan pada diri sendiri

b) Kesediaan menggunakan kemampuan dalam mencari

peluang dan kemungkinan untuk memperoleh

keuntungan.

c) Kemampuan menilai situasi risiko secara realistis.

e. Kepemimpinan

1) Definisi Kepemimpinan

Menurut Meredith (1992:21) Kepemimpinan adalah suatu

sikap yang terlihat dalam ancangan para wirausaha terhadap

pencapian tugas-tugasnya.

Menurut Saiman (2014:105) Kepemimpinan adalah

kemampuan seseorang untuk memengaruhi orang lain atau

sekelompok orang ke arah tercapainya suatu tujuan organisasi

yang telah disepakati bersama sebelumnya.


Menurut Robbins (2002:163) Kepemimpinan adalah

kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk

mencapai tujuan.

2) Perilaku Pemimpin

Menurut Meredith (1992:22-23) Perilaku pemimpin

menyangkut dua bidang utama:

a) Berorientasi pada tugas

Seorang pemimpin dengan orientasi demikian

cenderung menunjukkan pola-pola berikut:

- Merumuskan secara jelas peranannya sendiri

maupun peranan stafnya.

- Menetapkan tujuan-tujuan yang sukar tetapi dapat

dicapai, dan memberitahukan orang-orang apa yang

diharapkan dari mereka.

- Menentukan prosedur-prosedur untuk mengukur

kemajuan menuju tujuan dan untuk mengukur

pencapain tujuan itu, yakni tujuan-tujuan yang

dirumuskan secara jelas dan khas.

- Melaksanakan peranan kepemimpinan secara aktif

dalam merencakan, mengarahkan, membimbing,

dan mengendalikan kegiatan-kegiatan yang

berorientasi pada tujuan.

- Berminat mencapai peningkatan produktivitas.


b) Berorientasi pada orang

Orang-orang yang kuat dalam orientasi-orang

cenderung menunjukkan pola-pola perilaku berikut:

- Menunjukkan perhatian atas terpeliharanya

keharmonisan dalam organisasi dan menghilangkan

ketenangan jika timbul.

- Menunjukkan perhatian pada orang sebagai manusia

dan bukan sebagai alat produksi saja.

- Menunjukkan pengertian dan dan rasa hormat pada

kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan, keinginan-

keinginan, perasaan dan ide-ide karyawan.

- Mendirikan komunikasi timbal balik yang baik

dengan staf.

- Menerapkan prinsip penekanan ulang untuk

meningkat prestasi karyawan.

- Mendelegasikan kekuasaan dan tanggungjawab,

serta mendorong inisiatif.

- Menciptakan suatu suasanan kerjasama dan gugus

kerja dalam organisasi.

f. Keorisinalan

1) Definisi Keorisinalan

Menurut Alma (2013:54) Keorisinalan ialah ia tidak hanya

mengekor pada orang lain, tetapi memiliki pendapat sendiri,


ada ide yang orisinil, ada kemampuan untuk melaksanakan

sesuatu.

2) Unsur-unsur Keorisinalan

Menurut Suryana (2009:42) unsur-unsur keorisinalan ada

dua yaitu:

a) Kreativitas

Adalah kemampuan menciptakan gagasan dan

menemukan cara baru dalam melihat permasalahan dan

peluang yang ada.

b) Inovasi

Adalah kemampuan mengaplikasikan solusi yang

kreatif terhadap permasalahan dan peluang yang ada

untuk lebih memakmurkan kehidupan masyarakat.

g. Berorientasi ke Masa Depan

1) Definisi Berorientasi ke Masa Depan

Menurut Suryana (2009:42) Berorientasi ke masa depan

adalah orang yang memiliki perspektif dan pandangan ke masa

depan.

2) Ciri Identitas yang Melekat pada Diri Seorang Wirausaha

Menurut (Fadel Muhammad) dalam (Alma, 2013:55-57) :

a. Pertama, kepemimpinan. Ini adalah faktor kunci bagi

seorang wirausaha.
b. Kedua, inovasi. Innovasi selalu membawa perkembangan

dan perubahan ekonomi.

c. Ketiga, cara pengambilan keputusan.

d. Keempat, sikap tanggap terhadap perubahan. Sikap tanggap

wirausahawan terhadap perubahan relatif lebih tinggi

dibandingkan dengan orang lain.

e. Kelima, bekerja ekonomis dan efisien. Seorang wirausaha

melakukan kegiatannya dengan gaya yang smart (cerdas,

pintar, bijak) bukan bergaya seorang mandor.

f. Keenam, visi masa depan. Visi ibarat benang merah yang

tidak terlihat yang ditarik sejak awal hingga keadaan yang

terakhir.

g. Ketujuh, sikap terhadap risiko. Seorang wirausahawan

adalah penentu risiko dan bukan ebagai penanggung risiko.

2. TINJAUAN PUSTAKA

a. Heri Junaedi (2012)

Melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Karakteristik

Wirausaha Terhadap Keberhasilan Usaha”. Memperoleh hasil

bahwa hasil analisa menunjukkan bahwa Karakteristik Wirausaha

(Percaya Diri, Pengambil Resiko dan Kepemimpinan) berpengaruh

positif terhadap Keberhasilan Usaha.


b. Farah Balqish (2015)

Melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Jiwa

Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Distro di Kota

Bandung 2015”. Memperoleh hasil bahwa pengolahan data dengan

uji-t menunjukkan secara parsial variabel berorientasi pada tugas

dan hasil dan keberanian mengambil resiko berpengaruh signifikan

terhadap keberhasilan usaha secara parsial, sedangkan variabel

percaya diri, kepemimpinan dan kerorisinilan tidak signifikan.

Sedangkan variabel berorientasi pada masa depan tidak memiliki

pengaruh pada keberhasilan usaha.

c. Diana Suksesiwaty Lubis dan Dina Octavia (2018)

Melakukan penelitian yang berjudul “Kewirausahaan

terhadap Keberhasilan Usaha Pada Wirausaha Mikro di Kelurahan

Madras Hulu Medan Polonia”. Memperoleh hasil bahwa Hasil Uji

Simultan menunjukkan bahwa Pengetahuan dan Karakteristik

secara serentak berpengaruh signifikan terhadap Keberhasilan

Usaha Wirausaha Mikro di Kelurahan Madras Hulu Medan.

d. Andy Wijayanto (2013)

Melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Karakteristik

Wirausahawan terhadap Tingkat Keberhasilan Usaha”.

Memperoleh hasil bahwa keberhasilan menjadi wirausaha sangat

berkaitan erat dengan kecerdasan dan kecakapan emosi seseorang.


Untuk menjadi wirausaha sukses diperlukan kecerdasan

interpersonal (kecakapan sosial).

3. KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka pemikiran teoritis adalah model konseptual yang

disesuaikan atau dibentuk sesuai dengan kebutuhan penelitian. Dari

permasalahan yang ada serta teori yang mengandung pemecahan

masalah tersebut, keterkaitan antar variabel bebas yang terdiri dari

Karakteristik wirausahawan (percaya diri, berorientasi pada tugas,

pengambil risiko, kepemimpinan, keorisinanalan dan berorientasi ke

masa depan) diasumsikan berpengaruh pada variabel terikat yaitu

keberhasilan usaha, memberikan skema atau gambar sebagai berikut.


PERCAYA DIRI

𝐗𝟏

BERORIENTASI PADA
𝐇𝟏
TUGAS

𝐗𝟐

𝐇𝟐
PENGAMBIL RISIKO

𝐗𝟑
𝐇𝟑

KEBERHASILAN
KEPEMIMPINAN
USAHA
𝐗𝟒 𝐇𝟒 Y

KEORISINALAN
𝐇𝟓
𝐗𝟓

BERORIENTASI KE
MASA DEPAN 𝐇𝟔

𝐗𝟔

Keterangan :

: Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

4. RUMUSAN HIPOTESIS

Menurut Sugiyono (2009:93) Hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu


rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat

pertanyaan. Hipotesis dalam penelitian ini antara lain:

a. Pengaruh Percaya Diri terhadap Keberhasilan Usaha

Menurut Zimmerer (1996:7) dikutip dalam Suryana (2009:39)

Seseorang yang memiliki kepercayaan diri cenderung memiliki

keyakinan akan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan.

Menurut Soearsono Wijandi dalam Suryana (2009: 39)

Kepercayaan diri baik langsung maupun tidak langsung

mempengaruhi sikap mental seseorang, gagasan, karsa, insiatif,

kreatifitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja keras,

kegairahan berkarya banyak dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan

diri seseorang yang berbaur dengan pengetahuan keterampilan dan

kewaspadaan.

Menurut penelitian Balqish (2015) Percaya diri memiliki nilai

signifikansi 0,072 > 0,05 yang memiliki arti sub variabel percaya

diri memberikan pengaruh yang tidak signifikan. Percaya diri

memang dibutuhkan dalam menjalankan sebuah usaha, akan tetapi

jika percaya diri lebih cenderung ke arah yang negatif seperti

contohnya timbulnya sifat idealis yang tidak mau menerima

masukan yang konsumen berikan. Pemilik usaha yang memiliki

sifat idealis biasanya tidak melihat apa yang pasar butuhkan.

Hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut:


H1 : Karakteristik Wirausaha (Percaya Diri) berpengaruh negatif

terhadap Keberhasilan Usaha.

b. Pengaruh Berorientasi Pada Tugas terhadap Keberhasilan

Usaha

Menurut Suryana (2009:40) Seseorang yang selalu

mengutamakan tugas dan hasil adalah orang yang selalu

mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba,

ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan

kuat, energik, dan berinisiatif. Dalam berwirausaha, peluang hanya

diperoleh apabila beinisiatif. Sekali sukses atau berprestasi, maka

sukses berikutnya akan menyusul, sehingga usahanya semakin

maju dan berkembang.

Menurut penelitian Balqish (2015) berorientasi pada tugas dan

hasil memiliki pengaruh secara parsial sebesar 33,7% terhadap

keberhasilan usaha, dinyatakan ada pengaruh signifikan terhadap

keberhasilan usaha.

Hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut:

H2 : Karakteristik Wirausaha (Berorientasi Pada Tugas)

berpengaruh positif terhadap Keberhasilan Usaha.

c. Pengaruh Pengambil Risiko Terhadap Keberhasilan Usaha

Menurut Suryana (2009:40) Wirausaha kurang menyukai risiko

yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Risiko yang terlalu rendah

akan memperoleh sukses yang relatif rendah, sebaliknya risiko


yang terlalu tinggi kemungkinan akan memperoleh sukses yang

tinggi, tetapi dengan risiko kegagalan yang sangat tinggi pula, oleh

sebab itu wirausaha biasanya akan lebih menyukai resiko yang

paling seimbang.

Menurut Suryana (2009:40-41) Wirausaha menghindari situasi

risiko yang rendah karena tidak ada tantangan, dan menjauhi situasi

resiko yang tinggi karena ingin berhasil. Dalam situasi risiko dan

ketidakpastian inilah Wirausaha mengambil keputusan yang

mengandung potensi kegagalan dan keberhasilan.

Menurut penelitian Balqish (2015) variabel pengambil risiko

memiliki pengaruh secara parsial sebesar 66,9%, dinyatakan ada

pengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha.

Hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut:

H3 : Karakteristik Wirausaha (Pengambil Risiko) berpengaruh

positif terhadap Keberhasilan Usaha.

d. Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Keberhasilan Usaha

Seorang pemimpin yang efektif akan selalu mencari cara-cara

yang lebih baik. Menjadi pemimpin yang berhasil, jika percaya

pada pertumbuhan yang bersinambung, efisiensi yang meningkat

dan keberhasilan yang bersinambung dari perusahaan (Meredith,

1992:19).

Sedangkan karakteristik kepemimpinan pengaruhnya terhadap

keberhasilan usaha yang dijelaskan oleh Suryana (2009:41)


Seorang Wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat

kepemimpinan, kepeloporan, keteladanan. la selalu ingin tampil

berbeda, lebih dulu, lebih menonjol, dengan menggunakan

kemampuan kreativitas dan inovasinya.

Menurut penelitian Balqish (2015) kepemimpinan memberikan

pengaruh yang tidak signifikan. Hal tersebut kemungkinan karena

banyak pemilik usaha distro yang memiliki bisnis yang lainnya.

Hal demikian membuat usaha distro yang dijalankannya dipegang

oleh pegawai yang bekerja pada distro tersebut.

Hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut:

H4 : Karakteristik Wirausaha (Kepemimpinan) berpengaruh

negatif terhadap Keberhasilan Usaha.

e. Pengaruh Keorisinalan Terhadap Keberhasilan Usaha

Meredith (1992:8) Kebanyakan wirausaha telah saling meniru

satu sama lain, mungkin wirausaha lain yang lebih tua dan

identifikasi yang mendekati “model peranan” demikian akan

menghasilkan sikap dan ketrampilan wirausaha.

Nilai inovatif, kreatif, dan fleksibilitas merupakan unsur-unsur

keorisinalan seseorang. Wirausaha yang inovatif adalah orang yang

kreatif dan yakin dengan adanya cara-cara baru yang lebih baik

Yuyun Wirasasmita (1994:7) dikutip dalam Suryana (2009:42).

Menurut penelitian Balqish (2015) keorisinilan memiliki nilai

signifikansi 0,554 > 0,05 yang memiliki arti sub variabel


keorisinilan memberikan pengaruh yang tidak signifikan. Hal

tersebut dapat terjadi karena tidak semua inovasi dan kreatifitas

yang baru dapat langsung diterima oleh pasar bahkan jika inovasi

dan kreatifitas baru tersebut tidak bisa diterima oleh pasar akan

merugikan seorang pemilik usaha itu sendiri.

Hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut:

H5: Karakteristik Wirausaha (Keorisinalan) berpengaruh

negatif terhadap Keberhasilan Usaha.

f. Pengaruh Berorientasi ke Masa Depan Terhadap Keberhasilan

Usaha

Dalam merencanakan masa depan, bersifatlah realistik dalam

menentukan hal-hal mengenai diri yang dapat diubah dan yang

tidak dapat diubah. Semakin jelas tujuan-tujuan semakin besar

kemungkinan mencapainya (Meredith, 1992:8).

Menurut Suryana (2009:42) Berorientasi pada masa depan itu

meskipun terdapat risiko yang mungkin terjadi, ia tetap tabah untuk

mencari peluang dan tantangan demi pembaruan masa depan.

Pandangan yang jauh ke depan membuat wirausaha tidak cepat

puas dengan karsa dan karya yang sudah ada saat ini.

Menurut penelitian Balqish (2015) variabel berorientasi ke

masa depan tidak terdapat hubungan linier antara orientasi ke masa

depan dengan keberhasilan usaha. Hal tersebut kemungkinan


karena pemilik usaha distro lebih memikirkan hal yang terlalu jauh

namun mengabaikan prioritas waktu yang dekat.

Hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut:

H6: Karakteristik Wirausaha (Berorientasi ke Masa Depan)

berpengaruh negatif terhadap Keberhasilan Usaha.

H. METODE PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain survei, adalah metode

pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan

kepada responden individu (Jogiyanto, 2013:140). Penelitian ini

merupakan penelitian kuantitatif yang pengujian hipotesisnya

dilakukan dengan causal hypothesis testing untuk mengetahui

hubungan antar variabel sehingga dapat ditarik kesimpulan untuk

menjelaskan fenomena berdasarkan teori yang ada.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Dalam penyusunan proposal ini, peneliti memilih objek penelitian

pada pelaku usaha UMKM di Daerah Kabupaten Purworejo.

Sedangkan waktu penelitian dimulai dari bulan Juni 2019 sampai

dengan Juli 2019.


3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Sugiyono (2015:135) mendefinisikan populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/ subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah pelaku usaha UMKM di

wilayah Kabupaten Purworejo

b. Sampel

Sugiyono (2015:136) mendefinisikan sampel adalah bagian

dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua

yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel

yang diambil dari populasi itu. Sampel penelitian ini diambil secara

Probability sampling dengan metode Simple Random Sampling

dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel

jadi populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata

yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2015:139).

4. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2009:58).
Penelitian ini melibatkan enam variabel independen yang diambil

dari dimensi karakteristik kewirausahawan dan satu variabel

dependen.

a. Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2009:59).

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen yaitu

percaya diri (X1 ), berorientasi pada tugas (X 2 ), pengambil

risiko (X3 ), kepemimpinan (X4 ), keorisinalan (X5 ), dan

berorientasi ke masa depan (X6 ).

b. Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas

(Sugiyono, 2009:59). Dalam penelitian ini yang menjadi

variabel dependen yaitu keberhasilan usaha (Y).

5. Definisi Oprasional Variabel

a. Keberhasilan Usaha (Y)

Keberhasilan usaha pada hakikatnya adalah keberhasilan

dari bisnis mencapai tujuannya (Noor, 2013:401). Indikator

Keberhasilan Usaha sebagai berikut:

 Kemampuan mendapat laba

 Produktivitas dan Efisiensi


 Daya saing

 Kompetensi dan etika usaha

b. Percaya Diri (X1 )

Kepercayaan diri merupakan suatu paduan sikap dan keyakinan

seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan (Soearsono

Wijandi, 1988:33) dikutip dalam (Suryana, 2009:39).

Indikator Percaya Diri sebagai berikut:

 Keyakinan

 Ketidak tergantungan

 Individualistis

 Optimisme

c. Berorientasi Pada Tugas (X 2 )

Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah

orang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi

(Suryana, 2009:40). Indikator Berorientasi Pada Tugas sebagai

berikut:

 Mengutaman nilai-nilai motif berprestasi

 Berorientasi pada laba

 Ketekunan dan ketabahan

 Tekat kerja keras

 Mempunyai dorongan kuat, energik dan berinisiatif


d. Pengambil Risiko (X3 )

Kemauan dan kemampuan untuk mengambil risiko merupakan

salah satu nilai utama dalam kewirausahaan (Suryana, 2009:40-41).

Indikator Pengambil Risiko sebagai berikut:

 Keyakinan diri

 Kesediaan untuk menggunakan kemampuan

 Kemampuan untuk menilai risiko

e. Kepemimpinan (X4 )

Kepemimpinan adalah suatu sikap yang terlihat dalam ancangan

para wirausaha terdapat pencapaian tugas-tugasnya (Meredith,

1992:21). Indikator kepemimpinan sebagai berikut:

 Bersedia menerima tantangan yang mengandung baik risiko

maupun peluang yang besar.

 Mengerti tugas keseluruhan yang harus dicapai

 Memutuskan cara-cara baru

 Inovatif

f. Keorisinalan (X5 )

Keorisinalan ialah ia tidak hanya mengekor pada orang lain,

tetapi memiliki pendapat sendiri, ada ide yang orisinil, ada

kemampuan untuk melaksanakan sesuatu Alma (2013:54-55).

Indikator Keorisinalan sebagai berikut:

 Tidak pernah puas

 Selalu menuangkan imajinasi dalam pekerjaannya


 Selalu ingin tampil beda atau memanfaatkan perbedaan

g. Berorientasi ke Masa Depan (X6 )

Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang

memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan (Suryana, 2009:

42). Indikator Berorientasi ke Masa Depan sebagai berikut:

 Perspektif

 Selalu mencari peluang

 Tidak cepat puas dengan keberhasilan

 Berpandangan jauh ke depan

6. Pengumpulan Data

a. Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sumber data primer. Sumber data primer adalah sumber data

yang langsung memberikan data kepada pengumpulan data

(Sugiyono, 2009:225). Data primer dalam penelitian ini

diperoleh dengan metode survei dan dilakukan penyebaran

kuesioner kepada pelaku usaha UMKM di Kabupatrn

Purworejo.

b. Teknik Pengukuran Data

Pengukuran data pada penelitian ini menggunakan

kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan

atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya


(Sugiyono, 2009:199). Kuesioner yang diberikan kepada

responden dinilai dengan skala likert, skala likert digunakan

untuk mengembangkan instrumen yang digunakan untuk

mengukur sikap, persepsi, dan pendapat seseorang atau

kelompok orang, yang selanjutnya disebut sebgai variabel

penelitian. Pada umumnya kategori skor yang digunakan pada

skala likert antara 1 sampai 5 dengan kategori skor sebagai

berikut :

1. SS (Sangat Setuju) = diberi skor 5

2. S (Setuju) = diberi skor 4

3. KS (Kurang Setuju) = diberi skor 3

4. TS (Tidak Setuju) = diberi skor 2

5. STS (Sangat Tidak Setuju) = diberi skor 1

7. Instrumen Penelitian

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid

tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika

pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu

yang akan dikukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas pada

penelitian ini melihat nilai Corrected Item-Total Correlation. Uji

validitas yang digunakan melihat kriteria pengujian bila nilai

Corrected Item-Total Correlation positif > r tabel (α; n-2), n=

jumlah sampel (Ghozali, 2011:52-53).


b. Uji Reliabiltas

Menurut Ghozali (2011:47) Reliabilitas adalah alat untuk

mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel

atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika

jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil

dari waktu ke waktu. Nilai reliabilitas variabel dapat diukur

menggunakan SPSS dengan melakukan uji statistik Cronbach

Alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel jika koefisien Cronbach

Alpha > 0,70 (Ghozali, 2011:48).

8. Analisis Data

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi

Linier Berganda. Analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti, bila

peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya)

variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen

sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi

analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel

independennya minimal 2 (Sugiyono, 2009: 277). Dalam penelitian ini

analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui variabel

bebas yaitu percaya diri, berorientasi pada tugas, pengambil risiko,

kepemimpinan, keorisinalan, dan berorientasi ke masa depan terhadap

variabel terikat yaitu keberhasilan usaha.


Analisis data dilakukan dengan memanfaatkan bantuan

komputer melalui program SPSS for Windows. Persamaan regresi

linier berganda sebagai berikut:

Y = α + 𝐛𝟏 𝐗 𝟏 + 𝐛𝟐 𝐗 𝟐 + 𝐛𝟑 𝐗 𝟑 + 𝐛𝟒 𝐗 𝟒 + 𝐛𝟓 𝐗 𝟓 + 𝐛 𝟔 𝐗 𝟔 + ε

Dimana:

Y = Keberhasilan usaha

α = Konstanta

b1 = Koefisien Regresi dari variabel X1 (percaya diri)

b2 = Koefisien Regresi dari variabel X2 (berorientasi pada

tugas)

b3 = Koefisien Regresi dari variabel X3 (pengambil risiko)

b4 = Koefisien Regresi dari variabel X4 (kepemimpinan)

b5 = Koefisien Regresi dari variabel X5 (keorisinalan)

b6 = Koefisien Regresi dari variabel X6 (berorientasi ke masa

depan)

X1 = Percaya diri

X2 = Berorientasi pada tugas

X3 = Pengambil Risiko
X4 = Kepemimpinan

X5 = Keorisinalan

X6 = Berorientasi ke masa depan

ε = Error Term (Variabel Pengganggu)

1. Uji t (t-test)

Menurut Ghozali (2011:178) Uji parsial digunakan untuk

mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap

variabel dependen.

Uji yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

pengujian signifikansi dilakukan untuk melihat hubungan antara

variabel X dan Y, apakah variabel X1 , X2 , X3 , X4 , X5 , X6

percaya diri, berorientasi pada tugas, pengambil risiko,

kepemimpinan, keorisinalan, dan berorientasi ke masa depan

benar-benar berpengaruh terhadap variabel Y keberhasilan usaha

secara atau parsial, dengan melihat nilai signifikan setiap variabel

independen.

Hipotesis Nol dan hipotesis alternatif yang digunakan dalam

pengujian ini adalah:

H0 : variabel-variabel bebas yaitu percaya diri,

kepemimpinan, keorisinalan, dan berorientasi ke masa depan tidak


mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat

yaitu keberhasilan usaha.

Ha : variabel-variabel bebas yaitu berorientasi pada tugas

dan pengambil risiko mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel terikat yaitu keberhasilan usaha.

Dasar pengambilan keputusan adalah dengan menggunakan

angka probabilitas signifikansi, yaitu:

1. Apabila probabilitas signifikansi (p-value) >0,05 dan nilai

standardized coefficients beta negatif, maka H0 diterima dan Ha

ditolak.

2. Apabila probabilitas signifikansi (p-value) <0,05 nilai

standardized coefficients beta positif, maka H0 ditolak dan Ha

diterima.
DAFTAR PUSTAKA

Agung Budi.2018. UMKM Kurang Melek Teknologi. Radar Jogja. 13 Agustus


2018.

Alma, Buchari (2013) Kewirausahaan, Bandung: Alfabeta.

Andy Wijayanto (2013) “Pengaruh Karakteristik Wirausahawan terhadap


Tingkat Keberhasilan Usaha”.

Basrowi, 2016. Kewirausahaan: Untuk Perguruan Tinggi, Bogor: Penerbit Ghalia


Indonesia.

Dewi Fadhilah.2018. Siap Majukan UMKM Lokal Dinas KUKMP Purworejo


Gandeng Komunitas Sahabat UMKM. Mnews. 19 September 2018.

Diana Suksesiwaty Lubis, Dina Octavia (2018) “Kewirausahaan terhadap


Keberhasilan Usaha Pada Wirausaha Mikro di Kelurahan Madras Hulu
Medan Polonia”.

Farah Balqish (2015) " Pengaruh Jiwa Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan


Usaha Distro di Kota Bandung 2015". Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Telkom, Bandung, Indonesia.

FE Ubaya dan Forda UKM Jawa Timur. 2007. Kewirausahaan UKM Pemikiran
dan Pengalaman. Yogyakarta.

Geoffrey, Maredith G. (1992) Kewirausahaan, Teori dan Praktek, Jakarta :


Pustaka Binaar Presindo.

Ghozali, Imam, 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS
19, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hartono, Jogiyanto, 2013. Metodologi Penelitian Bisnis (Salah Kaprah dan


Pengalaman-pengalaman), Yogyakarta: BPFE .
Heri Jumaedi (2012) “Hubungan Karakteristik Wirausahawan Terhadap
Keberhasilan Usaha”.

Lestari, Sri., (2007). Kajian Model Penumbuhan Unit Usaha Baru. Jurnal Usaha
Mikro Kecil dan Menengah.

Murry Harmawan Saputra (2015) “Membangun Kesiapan Usaha Kecil dan


Menengah (UKM) Di Purworejo Menyongsong Era Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA)”. Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Noor, Henry Faizal, 2007. Ekonomi Manajerial, Raja Grafindo


Persada, Jakarta.

Regina Mone. 2019. Apakah Laba Selalu Menjadi Prioritas Utama UMKM Ketika
Memulai Usaha?. Mnews. Selasa 1 Januari 2019.

Robbin, Stephen P, 2002. Perilaku Organisasi, PT Gelora Aksara Pratama:


Erlangga.

Saiman, Leonardus, 2014. Kewirausahaan: Teori, Praktek dan Kasus-kasus,


Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, 2015. Metode Penelitian dan Pengembangan, Bandung: Alfabeta.

Suryana. (2009) Kewirausahaan, Jakarta : Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai