Oleh Kelompok 11 :
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2022/2023
lOMoARcPSD|23575894
Perbedaan utama antara pengujian pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, dan pengujian
atas rincian saldo terletak pada apa yang ingin diukur oleh auditor.
Perbedaan Utama
internal
❖ Keefektifan pengendalian
o Menyimpulkan bahwa pengendalian telah beroperasi secara efektif demi tujuan audit
pengendalian internal atas pelaporan keuangan.
Terdapat 14 langkah yang diperlukan dalam menentukan sampling audit untuk pengujian atas rincian
saldo, yakni :
a) Merencanakan Sampel
Auditor mengambil sampel untuk pengujian atas rincian saldo guna menentukan apakah saldo
akun yang sedang diaudit telah ditetapkan dengan wajar.
• Memutuskan Apakah Sampling Audit Dapat Diterapkan
Sampling audit diterapkan apabila auditor berencana untuk mengambil kesimpulan tentang
populasi berdasarkan suatu sampel.
• Merumuskan Salah Saji
Karena sampling audit untuk pengujian rinci saldo mengukur kesalahan penyajian moneter,
yaitu suatu kesalahan penyajian terjadi apabila unsur sampel disalahsajikan. Dalam
pengauditan piutang usaha, setiap kesalahan penyajian yang dilakukan klien pada suatu
piutang kepada pelanggan yang termasuk dalam sampel yang ditarik auditor adalah suatu
kesalahan penyajian.
• Merumuskan Populasi
Dalam pengujian atas rinci saldo, populasi didefiniskan sebagai unsur-unsur yang membentuk
populasi rupiah yang tercatat dalam pembukuan. Auditor akan mengevaluasi apakah populasi
dalam pembukuan mengandung lebih saji atau kurang saji.
Sampling Distratifikasi (Sampling Berjenjang)
Pada banyak populasi, auditor sering memilah populasi menjadi dua atau lebih subpopulasi
sebelum menerapkan sampling audit. Hal ini disebut sebagai sampling distratifikasi yang
setiap subpopulasinya disebut sebagai stratum/strata. Stratifikasi memberi kemungkinan
auditor untuk menekankan pada unsur populasi tertentu dan mengabaikan yang lainnya.
• Merumuskan Unit Sampling
Untuk sampling audit non-statistika dalam pengujian audit saldo, unit samplingnya hampir
selalu berupa unsur-unsur yang membentuk saldo akun.
• Menetapkan Salah Saji yang Dapat Ditoleransi
Auditor menggunakan salah saji yang dapat ditoleransi untuk menentukan ukuran sampel dan
mengevaluasi hasil sampling nonstatistik. Auditor memulai dengan menetapkan pertimbangan
pendahuluan mengenai materialitas dan menggunakan jumlah tersebut untuk menetapkan
salah saji dapat ditoleransi untuk setiap akun.
• Menetapkan Risiko yang Dapat Diterima atas Penerimaan yang Salah
Risiko yang dapat diterima atas penerimaan yang salah atau Acceptable Risk of Incorrect
Acceptance (ARIA) adalah besarnya risiko yang bisa diterima auditor dalam menerima suatu
saldo akun sebagai saldo yang benar padahal kesalahan penyajian yang sesungguhnya
melampaui kesalahan penyajian bisa ditoleransi.
lOMoARcPSD|23575894
Auditor biasanya membuat estimasi berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya dengan klien
yang bersangkutan dan dengan menaksir risiko bawaan, mempertimbangkan hasil pengujian
pengendalian, pengujian substantif transaksi, dan pengujian analitis yang telah dilakukan.
• Menentukan Ukuran Sampel Awal
Apabila menggunakan sampling nonstatistik, auditor menentukan ukuran sampel awal dengan
mempertimbangkan faktor-faktor seperti faktor risiko pengendalian (ARACR) yang
mempengaruhi risiko yang dapat diterima atas penerimaan yang salah.
• Memilih Sampel
Auditor menerapkan prosedur audit yang tepat terhadap setiap unsur dalam sampel untuk
menentukan apakah berisi kesalahan penyajian. Dalam konfirmasi atas piutang usaha, auditor
mengirim konfirmasi positif dan menentukan jumlah kesalahan penyajian dalam setiap akun
yang dikonfirmasi.
c) Mengevaluasi Hasil
• Generalisasi dari Sampel ke Populasi dan Memutuskan Akseptabilitas Populasi Auditor harus
melakukan generalisasi dari sampel ke populasi dengan melakukan proyeksi kesalahan
penyajian dari hasil sampel ke populasi dan mempertimbangkan kesalahan sampling dan risiko
sampling (ARIA). Auditor yang menggunakan sampling non-statistik tidak bisa secara formal
mengukur kesalahan sampling dan
lOMoARcPSD|23575894
Auditor harus mengevaluasi sifat dan penyebab setiap kesalahan penyajian yang ditemukan
dalam pengujian rinci saldo. Auditor harus melakukan analisis kesalahan penyajian untuk
memutuskan apakah modifikasi diperlukan atas model risiko audit.
• Memutuskan Akseptibilitas Populasi
Apabila auditor berkesimpulan bahwa kesalahan penyajian dalam populasi lebih besar dari
kesalahan penyajian bisa ditoleransi setelah mempertimbangkan kesalahan sampling, populasi
dipandang tidak bisa diterima. Dalam situasi ini, auditor memiliki beberapa kemungkinan
tindakan yaitu sebagai berikut.
➢ Tidak mengambil tindakan apapun sampai pengujian audit lainnya selesai dikerjakan.
Sampling unit moneter (Monetary Unit Sampling = MUS ) merupakan metode sampling statistic yang
paling umum digunakan untuk pengujian atas rincian saldo karena memiliki kesederhanaan statistik
bagi sampling atribut serta memberikan hasil statistik yang diekspresikan dalam rupiah (atau mata
uang lainnya yang sesuai).
a) MUS serupa dengan penggunaan sampling nonstatistik. Ke-14 langkahnya juga harus
dilakukan dalam MUS, walaupun beberapa dilakukan dengan cara yang berbeda. Perbedaan
tersebut yaitu:
lOMoARcPSD|23575894
MUS memiliki fitur yang penting seperti definisi unit sampling sebagai suatu dolar individual dalam
saldo akun. Dengan berfokus pada dolar individual sebagai unit sampling, secara otomatis MUS akan
menekankan unit fisik yang memiliki saldo tercatat lebih besar.
MUS tidak dapat digunakan untuk mengevaluasi apakah item persediaan tertentu memang ada tetapi
belum diperhitungkan.
Aspek unik lain dari MUS adalah penggunaan pertimbangan pendahuluan mengenai materialitas,
untuk menentukan secara langsung jumlah salah saji yang dapat ditoleransi ketika mengaudit setiap
akun.
Proses ini akan dibahas secara terpisah setelah membahas 14 langkah sampling untuk sampling unit
moneter (MUS)
Aturan keputusan yang digunakan untuk MUS serupa dengan yang digunakan untuk sampling
nonstatistik, tetapi hal tersebut cukup berbeda dengan pembahasan tentang keunggulannya.
Sampel unit moneter adalah sampel yang dipilih dengan menggunakan probabilitas yang proporsional
bagi pemilihan ukuran sampel (probability proportional to size sample selection=PPS). Sampel PPS
dapat diperoleh dengan menggunakan perangkat lunak computer, tabel angka acak, atau teknik
sampling sistematis.
Tanpa memandang metode sampling yang dipilih, auditor harus menggeneralisasi dari sampel ke
populasi dengan memproyeksikan salah saji dari hasil sampel ke populasi dan menentukan kesalahan
sampling yang terkait. Ada empat aspek dalam melakukan hal tersebut dengan menggunakan MUS:
3. Auditor harus membuat asumsi mengenai persentase salah saji setiap item populasi
yang mengandung salah saji.
4. Hasil statistik yang diperoleh jika menggunakan MUS disebut sebagai batas salah saji
(misstatement bounds).
Menggeneralisasi dari Sampel ke Populasi Jika Tidak Ada Kesalahan Penyajian yang Ditemukan
dengan Menggunakan MUS
2. Menggeneralisasi Ketika Salah Saji Ditemukan. Empat aspek dalam menggeneralisasi dari
sampel ke populasi, tetapi penggunaannya telah dimodifikasi sebagai berikut:
a. Jumlah lebih saji dan kurang saji ditangani secara terpisah dan kemudian digabungkan.
Pertama, batas salah saji atas dan bawah awal dihitung secara terpisah untuk jumlah
lebih saji dan kurang saji dihitung.
b. Asumsi salah saji yang berbeda dibuat untuk setiap salah saji, termasuk salah saji nol.
c. Auditor harus berhadapan dengan lapisan CUER dari tabel sampling atribut
d. Asumsi salah saji harus dikaitkan dengan setiap lapisan. Metode yang paling umum
untuk mengaitkan asumsi salah saji dengan lapisan adalah mengaitkan secara
konservatif persentase salah saji rupiah yang terbesar dengan lapisan yang terbesar.
Sebagian besar pengguna MUS yakin bahwa pendekatan ini terlalu
lOMoARcPSD|23575894
konservatif jika ada jumlah yang mengoffset. Penyesuaian atas batas untuk mengoffset jumlah
dilakukan sebagai berikut:
➢ Titik estimasi salah saji dibuat untuk jumlah lebih saji dan kurang saji.
5. Menentukan Ukuran Sampel dengan Menggunakan MUS. Metode yang digunakan untuk
menentukan ukuran sampel bagi MUS serupa dengan yang digunakan untuk sampling atribut
unit fisik, yang menggunakan tabel sampling atribut.
6. Materialitas.
7. Asumsi Persentase Rata-rata Salah Saji untuk Item Populasi yang Mengandung Salah Saji.
9. Nilai Populasi yang Tercatat. Nilai dolar populasi diambil dari catatan klien.
Umumnya, estimasi tingkat pengecualian populasi untuk MUS adalah nol, karena MUS sangat tepat
digunakan pada situasi tidak ada salah saji, atau jika hanya sedikit salah saji yang diperkirakan akan
terjadi.
11. Hubungan Model Risiko Audit dengan Ukuran Sampel untuk MUS.
Sampling unit moneter (MUS) memiliki sedikitnya empat fitur yang menarik bagi auditor:
▪ MUS secara otomatis akan meningkatkan kemungkinan memilih item rupiah yang
tinggi dari populasi yang sedang diaudit
▪ MUS dapat mengurangi biaya pelaksanaan pengujian audit karena beberapa item
sampel akan diuji sekaligus
a. Total batas salah saji yang dihasilkan ketika salah saji ditemukan mungkin terlalu
tinggi untuk digunakan oleh auditor.
b. Sulit untuk memilih sampel PPS dari populasi yang besar tanpa bantuan komputer.
Variabel sampling adalah teknik statistik yang digunakan oleh auditor untuk menguji kewajaran suatu
jumlah atau saldo dan untuk mengestimasi jumlah saldo rupiah atau kuantitas lain. Auditor dapat
menghadapi dua keputusan dalam pengujian substantive, yaitu melakukan estimasi suatu jumlah atau
menguji kewajaran suatu jumlah. Variabel contoh digunakan untuk memerkirakan saldo suatu akun
digunakan oleh auditor dalam kondisi:
1. Jika klien tidak menyajikan suatu jumlah yang dapat dianggap benar
Pengambilan sampel variabel untuk menilai kewajaran saldo suatu unsur yang dicantum dalam
laporan keuangan dapat digunakan auditor jika ada materi dalam saldo akun tersebut maka auditor
akan menggunakan uji hipotesis.
Pengambilan sampel dalam pengujian ini dilakukan melalui tujuh tahapan sebagai berikut:
❖ populasi
❖ sampel besarnya
❖ contoh pemeriksaan
lOMoARcPSD|23575894
Pengujian substantif bertujuan untuk mengumpulkan bukti kewajaran saldo akun dan penjelasannya.
Pengujian substatif dapat dilakukan dengan salah satu cara sebagai berikut:
c. Model statistik yang digunakan oleh auditor dalam memperkirakan suatu jumlah terdiri dari:
3. Estimasi perbedaan
4. Estimasi rasio
Untuk mengilustrasikan konsep dan metodologi sampling variabel, kita telah memilih estimasi selisih
dengan menggunakan pengujian hipotesis karena relatif sederhana.
Selisih
Tujuan dari pengujian audit yaitu untuk menentukan apakah piutang usaha sebelum
mempertimbangkan penyisihan piutang tak tertagih mengandung salah saji yang material.
Sampling audit diterapkan dalam konfirmasi piutang usaha karena besarnya jumlah piutang usaha.
Kondisi salah saji merupakan kesalahan klien yang ditentukan melalui konfirmasi setiap akun atau
prosedur alternatif.
• Mendefinisikan Populasi
Ukuran populasi ditentukan melalui perhitungan. Perhitungan yang akurat jauh lebih penting dalam
sampling variabel karena ukuran populasi mempengaruhi secara langsung ukuran sampel batas presisi
yang dihitung.
Jumlah salah saji yang bersedia diterima auditor merupakan pertanyaan tentang materialitas.
ARIA dipengaruhi oleh risiko audit yang dapat diterima, hasil pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi, prosedur analitis, dan signifikansi relatif piutang usaha dalam laporan
keuangan.
• Mengestimasi Salah Saji dalam Populasi Estimasi ini memiliki dua bagian :
atas titik estimasi populasi bagi estimasi selisih, seperti ketika mereka memerlukan estimasi tingkat
pengecualian populasi untuk sampling atribut.
Untuk menentukan ukuran sampel awal, auditor memerlukan estimasi di muka atas variasi salah saji
dalam populasi seperti yang diukur oleh deviasi standar populasi.
lOMoARcPSD|23575894
• Memilih Sampel, karena memerlukan sampel acak ( selain PPS ), auditor harus menggunakan
salah satu metode pemilihan sampel probabilistik guna memilih 100 item sampel untuk
konfirmasi.
• Melaksanakan Prosedur Audit, dalam konfirmasi salah saji adalah perbedaan antara respons
konfirmasi dan saldo klien setelah merekonsiliasi semua perbedaan waktu serta kesalahan
pelanggan.
❖ Mengevaluasi Hasil
Secara konseptual, estimasi nonstatistik dan estimasi selisih akan melakukan hal yang sama,
menggeneralisasi dari sampel ke populasi. Meskipun kedua metode itu mengukur kemungkinan salah
saji populasi berdasarkan hasil sampel, estimasi selisih menggunakan pengukuran statistik untuk
menghitung batas keyakinan.
- Menghitung titik estimasi total salah saji. Titik estimasi adalah ekstrapolasi langsung dari
salah saji dalam sampel salah saji dalam produksi.
Auditor harus mengevaluasi salah saji untuk menentukan penyebab setiap salah saji dan memutuskan
apakah perlu memodifikasi model risiko audit.
lOMoARcPSD|23575894
Jika menggunakan metode statistik, maka untuk memutuskan apakah suatu populasi dapat diterima
auditor bergantung pada aturan keputusan sebagai berikut :
➢ Jika interval keyakinan dua sisi untuk salah saji sepenuhnya berada dalam salah saji yang
dapat ditoleransi berupa plus dan minus, terima hipotesis bahwa nilai buku tidak
disalahsajikan dalam jumlah yang material.
➢ Jika terjadi sebaliknya, terima hipotesis bahwa nilai buku disalahsajikan dalam jumlah yang
material.
Jika satu atau kedua batas keyakinan terletak diluar rentang salah saji yang dapat ditoleransi, populasi
dianggap tidak dapat diterima. Tindakan yang akan diambil auditor adalah sama seperti untuk
sampling nonstatistik, kecuali estimasi yang lebih baik terhadap salah saji populasi telah dibuat. Jika
interval presisi yang dihitung melampaui salah saji yang dapat ditoleransi, auditor tidak akan
mengharuskan pembukuan disesuaikan.
❖ Analisis
Penggunaan ARIR yang kecil akan menyebabkan ukuran sampel menjadi lebih besar ketimbang jika
ARIR-nya sebesar 100 persen. Auditor dapat menggunakan ARIR untuk mengurangi kemungkinan
harus meningkatkan ukuran sampel jika deviasi standar atau titik estimasi lebih besar dari yang
diharapkan.
lOMoARcPSD|23575894
DAFTAR PUSTAKA
Mercubuana. (2018). Sampling Audit untuk Pengujian atas Rincian Saldo. Diakses pada tanggal 10
September 2022 pada website www.modul.mercubuana.ac.id
Haryono. (2001). Auditing. Yogyakarta: Bagian Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.