Anda di halaman 1dari 14

lOMoARcPSD|23575894

RINGKASAN MATERI KULIAH

SAMPLING AUDIT: PENGUJIAN RINCI SALDO

MATA KULIAH PEGAUDITAN II

Oleh Kelompok 11 :

A.A Ngurah Agung Hari Wirama (2107531169)

I Made Surya permana (2107531098)

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2022/2023
lOMoARcPSD|23575894

I. PERBANDINGAN SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN RINCI SALDO


DENGAN PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBTANTIF
TRANSAKSI

Perbedaan utama antara pengujian pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, dan pengujian
atas rincian saldo terletak pada apa yang ingin diukur oleh auditor.

Perbedaan Utama

Jenis Pengujian Apa yang Diukur Auditor

Pengujian Pengendalian ❖ Keefektifan operasi pengendalian

internal

❖ Keefektifan pengendalian

Pengujian Substantif atas Transaksi ❖ Kebenaran moneter transaksi dalam


sistem akuntansi

Pengujian Rinci Saldo ❖ Apakah jumlah saldo akun yang

mengandung salah saji yang material

Auditor melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi :

o Menentukan tingkat pengecualian populasi.

o Mengurangi penilaian risiko pengendalian dan mengurangi pengujian atas rincian


saldo.

o Menyimpulkan bahwa pengendalian telah beroperasi secara efektif demi tujuan audit
pengendalian internal atas pelaporan keuangan.

II. SAMPLING NON STATISTIK

Terdapat 14 langkah yang diperlukan dalam menentukan sampling audit untuk pengujian atas rincian
saldo, yakni :

a) Merencanakan Sampel

• Menetapkan Tujuan Pengujian Audit


lOMoARcPSD|23575894

Auditor mengambil sampel untuk pengujian atas rincian saldo guna menentukan apakah saldo
akun yang sedang diaudit telah ditetapkan dengan wajar.
• Memutuskan Apakah Sampling Audit Dapat Diterapkan
Sampling audit diterapkan apabila auditor berencana untuk mengambil kesimpulan tentang
populasi berdasarkan suatu sampel.
• Merumuskan Salah Saji
Karena sampling audit untuk pengujian rinci saldo mengukur kesalahan penyajian moneter,
yaitu suatu kesalahan penyajian terjadi apabila unsur sampel disalahsajikan. Dalam
pengauditan piutang usaha, setiap kesalahan penyajian yang dilakukan klien pada suatu
piutang kepada pelanggan yang termasuk dalam sampel yang ditarik auditor adalah suatu
kesalahan penyajian.
• Merumuskan Populasi
Dalam pengujian atas rinci saldo, populasi didefiniskan sebagai unsur-unsur yang membentuk
populasi rupiah yang tercatat dalam pembukuan. Auditor akan mengevaluasi apakah populasi
dalam pembukuan mengandung lebih saji atau kurang saji.
Sampling Distratifikasi (Sampling Berjenjang)
Pada banyak populasi, auditor sering memilah populasi menjadi dua atau lebih subpopulasi
sebelum menerapkan sampling audit. Hal ini disebut sebagai sampling distratifikasi yang
setiap subpopulasinya disebut sebagai stratum/strata. Stratifikasi memberi kemungkinan
auditor untuk menekankan pada unsur populasi tertentu dan mengabaikan yang lainnya.
• Merumuskan Unit Sampling

Untuk sampling audit non-statistika dalam pengujian audit saldo, unit samplingnya hampir
selalu berupa unsur-unsur yang membentuk saldo akun.
• Menetapkan Salah Saji yang Dapat Ditoleransi

Auditor menggunakan salah saji yang dapat ditoleransi untuk menentukan ukuran sampel dan
mengevaluasi hasil sampling nonstatistik. Auditor memulai dengan menetapkan pertimbangan
pendahuluan mengenai materialitas dan menggunakan jumlah tersebut untuk menetapkan
salah saji dapat ditoleransi untuk setiap akun.
• Menetapkan Risiko yang Dapat Diterima atas Penerimaan yang Salah

Risiko yang dapat diterima atas penerimaan yang salah atau Acceptable Risk of Incorrect
Acceptance (ARIA) adalah besarnya risiko yang bisa diterima auditor dalam menerima suatu
saldo akun sebagai saldo yang benar padahal kesalahan penyajian yang sesungguhnya
melampaui kesalahan penyajian bisa ditoleransi.
lOMoARcPSD|23575894

• Mengestimasi Kesalahan Penyajian dalam Populasi

Auditor biasanya membuat estimasi berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya dengan klien
yang bersangkutan dan dengan menaksir risiko bawaan, mempertimbangkan hasil pengujian
pengendalian, pengujian substantif transaksi, dan pengujian analitis yang telah dilakukan.
• Menentukan Ukuran Sampel Awal

Apabila menggunakan sampling nonstatistik, auditor menentukan ukuran sampel awal dengan
mempertimbangkan faktor-faktor seperti faktor risiko pengendalian (ARACR) yang
mempengaruhi risiko yang dapat diterima atas penerimaan yang salah.

b) Memilih Sampel dan Melaksanakan Prosedur Audit

• Memilih Sampel

Untuk sampling non-statistika, standar auditing mengijinkan auditor untuk menggunakan


salah satu dari metode pemilihan. Auditor akan membuat keputusan setelah
mempertimbangkan keuntungan dan kerugian setiap metode, termasuk pertimbangan
biayanya. Sedangkan, untuk sampling berstrata, auditor memilih sampel secara independen
dari setiap strata.
• Melaksanakan Prosedur Audit

Auditor menerapkan prosedur audit yang tepat terhadap setiap unsur dalam sampel untuk
menentukan apakah berisi kesalahan penyajian. Dalam konfirmasi atas piutang usaha, auditor
mengirim konfirmasi positif dan menentukan jumlah kesalahan penyajian dalam setiap akun
yang dikonfirmasi.
c) Mengevaluasi Hasil

• Generalisasi dari Sampel ke Populasi dan Memutuskan Akseptabilitas Populasi Auditor harus
melakukan generalisasi dari sampel ke populasi dengan melakukan proyeksi kesalahan
penyajian dari hasil sampel ke populasi dan mempertimbangkan kesalahan sampling dan risiko
sampling (ARIA). Auditor yang menggunakan sampling non-statistik tidak bisa secara formal
mengukur kesalahan sampling dan
lOMoARcPSD|23575894

oleh karenanya harus secara subyektif mempertimbangkan kemungkinan bahwa kesalahan


penyajian populasi sesungguhnya melebihi jumlah yang bisa ditoleransi.
• Menganalisis Kesalahan Penyajian

Auditor harus mengevaluasi sifat dan penyebab setiap kesalahan penyajian yang ditemukan
dalam pengujian rinci saldo. Auditor harus melakukan analisis kesalahan penyajian untuk
memutuskan apakah modifikasi diperlukan atas model risiko audit.
• Memutuskan Akseptibilitas Populasi

Apabila auditor berkesimpulan bahwa kesalahan penyajian dalam populasi lebih besar dari
kesalahan penyajian bisa ditoleransi setelah mempertimbangkan kesalahan sampling, populasi
dipandang tidak bisa diterima. Dalam situasi ini, auditor memiliki beberapa kemungkinan
tindakan yaitu sebagai berikut.
➢ Tidak mengambil tindakan apapun sampai pengujian audit lainnya selesai dikerjakan.

➢ Memperluas pengujian audit pada bidang tertentu.

➢ Menaikkan ukuran sampel.

➢ Menyesuaikan saldo akun.

➢ Minta klien untuk mengoreksi populasi.

➢ Menolak untuk memberi opini wajar tanpa pengecualian

III. SAMPLING UNIT MONETER

Sampling unit moneter (Monetary Unit Sampling = MUS ) merupakan metode sampling statistic yang
paling umum digunakan untuk pengujian atas rincian saldo karena memiliki kesederhanaan statistik
bagi sampling atribut serta memberikan hasil statistik yang diekspresikan dalam rupiah (atau mata
uang lainnya yang sesuai).

Perbedaan Antara Sampling Unit Moneter ( MUS ) dan Sampling Nonstatistik

a) MUS serupa dengan penggunaan sampling nonstatistik. Ke-14 langkahnya juga harus
dilakukan dalam MUS, walaupun beberapa dilakukan dengan cara yang berbeda. Perbedaan
tersebut yaitu:
lOMoARcPSD|23575894

• Definisi Unit Sampling Adalah Suatu Dolar Individual

MUS memiliki fitur yang penting seperti definisi unit sampling sebagai suatu dolar individual dalam
saldo akun. Dengan berfokus pada dolar individual sebagai unit sampling, secara otomatis MUS akan
menekankan unit fisik yang memiliki saldo tercatat lebih besar.

• Ukuran Populasi Adalah Populasi Dolar yang Tercatat

MUS tidak dapat digunakan untuk mengevaluasi apakah item persediaan tertentu memang ada tetapi
belum diperhitungkan.

• Pertimbangan Pendahuluan Mengenai Materialitas Digunakan untuk Setiap Akun dan


Bukan Salah Saji yang Dapat Ditoleransi

Aspek unik lain dari MUS adalah penggunaan pertimbangan pendahuluan mengenai materialitas,
untuk menentukan secara langsung jumlah salah saji yang dapat ditoleransi ketika mengaudit setiap
akun.

• Ukuran Sampel Ditentukan dengan Menggunakan Rumus Statistik

Proses ini akan dibahas secara terpisah setelah membahas 14 langkah sampling untuk sampling unit
moneter (MUS)

• Aturan Keputusan Formal Digunakan untuk Memutuskan Akseptabilitas Populasi

Aturan keputusan yang digunakan untuk MUS serupa dengan yang digunakan untuk sampling
nonstatistik, tetapi hal tersebut cukup berbeda dengan pembahasan tentang keunggulannya.

• Pemilihan Sampel Dilakukan dengan Menggunakan PPS

Sampel unit moneter adalah sampel yang dipilih dengan menggunakan probabilitas yang proporsional
bagi pemilihan ukuran sampel (probability proportional to size sample selection=PPS). Sampel PPS
dapat diperoleh dengan menggunakan perangkat lunak computer, tabel angka acak, atau teknik
sampling sistematis.

• Auditor Menggeneralisasi dari Sampel ke Populasi dengan Menggunakan Teknik MUS

Tanpa memandang metode sampling yang dipilih, auditor harus menggeneralisasi dari sampel ke
populasi dengan memproyeksikan salah saji dari hasil sampel ke populasi dan menentukan kesalahan
sampling yang terkait. Ada empat aspek dalam melakukan hal tersebut dengan menggunakan MUS:

1. Tabel sampling atribut digunakan untuk menghitung hasil.


lOMoARcPSD|23575894

2. Hasil atribut harus dikonversi ke dalam dolar.

3. Auditor harus membuat asumsi mengenai persentase salah saji setiap item populasi
yang mengandung salah saji.

4. Hasil statistik yang diperoleh jika menggunakan MUS disebut sebagai batas salah saji
(misstatement bounds).

Menggeneralisasi dari Sampel ke Populasi Jika Tidak Ada Kesalahan Penyajian yang Ditemukan
dengan Menggunakan MUS

1. Persentase Asumsi Salah Saji yang Tepat.

2. Menggeneralisasi Ketika Salah Saji Ditemukan. Empat aspek dalam menggeneralisasi dari
sampel ke populasi, tetapi penggunaannya telah dimodifikasi sebagai berikut:

a. Jumlah lebih saji dan kurang saji ditangani secara terpisah dan kemudian digabungkan.
Pertama, batas salah saji atas dan bawah awal dihitung secara terpisah untuk jumlah
lebih saji dan kurang saji dihitung.

b. Asumsi salah saji yang berbeda dibuat untuk setiap salah saji, termasuk salah saji nol.

c. Auditor harus berhadapan dengan lapisan CUER dari tabel sampling atribut

d. Asumsi salah saji harus dikaitkan dengan setiap lapisan. Metode yang paling umum
untuk mengaitkan asumsi salah saji dengan lapisan adalah mengaitkan secara
konservatif persentase salah saji rupiah yang terbesar dengan lapisan yang terbesar.
Sebagian besar pengguna MUS yakin bahwa pendekatan ini terlalu
lOMoARcPSD|23575894

konservatif jika ada jumlah yang mengoffset. Penyesuaian atas batas untuk mengoffset jumlah
dilakukan sebagai berikut:

➢ Titik estimasi salah saji dibuat untuk jumlah lebih saji dan kurang saji.

➢ Setiap batas dikurangi sebesar titik estimasi sebaliknya

3. Memutuskan Akseptabilitas Populasi dengan Menggunakan MUS.

4. Tindakan Jika Populasi Ditolak,

5. Menentukan Ukuran Sampel dengan Menggunakan MUS. Metode yang digunakan untuk
menentukan ukuran sampel bagi MUS serupa dengan yang digunakan untuk sampling atribut
unit fisik, yang menggunakan tabel sampling atribut.

6. Materialitas.

7. Asumsi Persentase Rata-rata Salah Saji untuk Item Populasi yang Mengandung Salah Saji.

8. Risiko yang Dapat Diterima atas Penerimaan yang Salah (ARIA).

9. Nilai Populasi yang Tercatat. Nilai dolar populasi diambil dari catatan klien.

10. Estimasi Tingkat Pengecualian Populasi.

Umumnya, estimasi tingkat pengecualian populasi untuk MUS adalah nol, karena MUS sangat tepat
digunakan pada situasi tidak ada salah saji, atau jika hanya sedikit salah saji yang diperkirakan akan
terjadi.

11. Hubungan Model Risiko Audit dengan Ukuran Sampel untuk MUS.

Sampling unit moneter (MUS) memiliki sedikitnya empat fitur yang menarik bagi auditor:

▪ MUS secara otomatis akan meningkatkan kemungkinan memilih item rupiah yang
tinggi dari populasi yang sedang diaudit

▪ MUS dapat mengurangi biaya pelaksanaan pengujian audit karena beberapa item
sampel akan diuji sekaligus

▪ MUS mudah diterapkan.


lOMoARcPSD|23575894

▪ MUS menghasilkan kesimpulan statistik dan bukan kesimpulan nonstatistik.

Terdapat dua kelemahan utama MUS

a. Total batas salah saji yang dihasilkan ketika salah saji ditemukan mungkin terlalu
tinggi untuk digunakan oleh auditor.

b. Sulit untuk memilih sampel PPS dari populasi yang besar tanpa bantuan komputer.

IV. SAMPLING VARIABEL

Variabel sampling adalah teknik statistik yang digunakan oleh auditor untuk menguji kewajaran suatu
jumlah atau saldo dan untuk mengestimasi jumlah saldo rupiah atau kuantitas lain. Auditor dapat
menghadapi dua keputusan dalam pengujian substantive, yaitu melakukan estimasi suatu jumlah atau
menguji kewajaran suatu jumlah. Variabel contoh digunakan untuk memerkirakan saldo suatu akun
digunakan oleh auditor dalam kondisi:

1. Jika klien tidak menyajikan suatu jumlah yang dapat dianggap benar

2. Jika saldo ditentukan dengan sampling statistic

Pengambilan sampel variabel untuk menilai kewajaran saldo suatu unsur yang dicantum dalam
laporan keuangan dapat digunakan auditor jika ada materi dalam saldo akun tersebut maka auditor
akan menggunakan uji hipotesis.

a. Variable Sampling Untuk Uji Hipotesis

Pengambilan sampel dalam pengujian ini dilakukan melalui tujuh tahapan sebagai berikut:

❖ tujuan pengambilan sampel

❖ populasi

❖ menentukan unit sampling

❖ sampel besarnya

❖ menentukan pemilihan sampel

❖ contoh pemeriksaan
lOMoARcPSD|23575894

❖ evaluasi hasil sampel

b. Variable Sampling Untuk Estimasi

Pengujian substantif bertujuan untuk mengumpulkan bukti kewajaran saldo akun dan penjelasannya.
Pengujian substatif dapat dilakukan dengan salah satu cara sebagai berikut:

1. Pengambilan sampel non statistik

2. Sampling statistik klasik

3. Probabilitas proporsional dengan ukuran sampling statistik,

c. Model statistik yang digunakan oleh auditor dalam memperkirakan suatu jumlah terdiri dari:

1. Rata-rata tidak bertingkat per unit

2. Rata-rata bertingkat per unit

3. Estimasi perbedaan

4. Estimasi rasio

V. ILUSTRASI PENGGUNA ESTIMASI SELISIH

Untuk mengilustrasikan konsep dan metodologi sampling variabel, kita telah memilih estimasi selisih
dengan menggunakan pengujian hipotesis karena relatif sederhana.

❖ Merencanakan Sampel dan Menghitung Ukuran Sampel dengan Menggunakan Estimasi

Selisih

• Menyatakan Tujuan Pengujian Audit

Tujuan dari pengujian audit yaitu untuk menentukan apakah piutang usaha sebelum
mempertimbangkan penyisihan piutang tak tertagih mengandung salah saji yang material.

• Memutuskan Apakah Sampling Audit Dapat Diterapkan


lOMoARcPSD|23575894

Sampling audit diterapkan dalam konfirmasi piutang usaha karena besarnya jumlah piutang usaha.

• Mendefinisikan Kondisi Salah Saji

Kondisi salah saji merupakan kesalahan klien yang ditentukan melalui konfirmasi setiap akun atau
prosedur alternatif.

• Mendefinisikan Populasi

Ukuran populasi ditentukan melalui perhitungan. Perhitungan yang akurat jauh lebih penting dalam
sampling variabel karena ukuran populasi mempengaruhi secara langsung ukuran sampel batas presisi
yang dihitung.

• Mendefinisikan Unit Sampling

Unit sampling merupakan akun dalam daftar piutang usaha.

• Menetapkan Salah Saji yang Dapat Ditoleransi

Jumlah salah saji yang bersedia diterima auditor merupakan pertanyaan tentang materialitas.

• Menetapkan Risiko yang Dapat Diterima Auditor menetapkan dua risiko :

➢ Risiko yang dapat diterima atas penerimaan yang salah ( ARIA )

ARIA dipengaruhi oleh risiko audit yang dapat diterima, hasil pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi, prosedur analitis, dan signifikansi relatif piutang usaha dalam laporan
keuangan.

➢ Risiko yang dapat diterima atas penolakan yang salah ( ARIR )

ARIR dipengaruhi oleh biaya tambahan resampling.

• Mengestimasi Salah Saji dalam Populasi Estimasi ini memiliki dua bagian :

➢ Estimasi titik estimasi yang diharapkan. Auditor memerlukan estimasi dimuka

atas titik estimasi populasi bagi estimasi selisih, seperti ketika mereka memerlukan estimasi tingkat
pengecualian populasi untuk sampling atribut.

➢ Melakukan estimasi deviasi standar populasi dimuka – variabilitis populasi.

Untuk menentukan ukuran sampel awal, auditor memerlukan estimasi di muka atas variasi salah saji
dalam populasi seperti yang diukur oleh deviasi standar populasi.
lOMoARcPSD|23575894

• Menghitung Ukuran Sampel Awal

Ukuran sampel awal dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :

❖ Memilih Sampel dan Melaksanakan Prosedur

• Memilih Sampel, karena memerlukan sampel acak ( selain PPS ), auditor harus menggunakan
salah satu metode pemilihan sampel probabilistik guna memilih 100 item sampel untuk
konfirmasi.

• Melaksanakan Prosedur Audit, dalam konfirmasi salah saji adalah perbedaan antara respons
konfirmasi dan saldo klien setelah merekonsiliasi semua perbedaan waktu serta kesalahan
pelanggan.

❖ Mengevaluasi Hasil

• Menggeneralisasi Dari Sampel Ke Populasi

Secara konseptual, estimasi nonstatistik dan estimasi selisih akan melakukan hal yang sama,
menggeneralisasi dari sampel ke populasi. Meskipun kedua metode itu mengukur kemungkinan salah
saji populasi berdasarkan hasil sampel, estimasi selisih menggunakan pengukuran statistik untuk
menghitung batas keyakinan.

Empat langkah menggambarkan perhitungan batas keyakinan:

- Menghitung titik estimasi total salah saji. Titik estimasi adalah ekstrapolasi langsung dari
salah saji dalam sampel salah saji dalam produksi.

- Menghitung estimasi deviasi standar populasi.

- Menghitung interval presisi.

- Menghitung batas keyakinan.

• Menganalisis Salah Saji

Auditor harus mengevaluasi salah saji untuk menentukan penyebab setiap salah saji dan memutuskan
apakah perlu memodifikasi model risiko audit.
lOMoARcPSD|23575894

• Memutuskan Akseptabilitas Populasi

Jika menggunakan metode statistik, maka untuk memutuskan apakah suatu populasi dapat diterima
auditor bergantung pada aturan keputusan sebagai berikut :

➢ Jika interval keyakinan dua sisi untuk salah saji sepenuhnya berada dalam salah saji yang
dapat ditoleransi berupa plus dan minus, terima hipotesis bahwa nilai buku tidak
disalahsajikan dalam jumlah yang material.

➢ Jika terjadi sebaliknya, terima hipotesis bahwa nilai buku disalahsajikan dalam jumlah yang
material.

• Tindakan Apabila Hipotesis Ditolak

Jika satu atau kedua batas keyakinan terletak diluar rentang salah saji yang dapat ditoleransi, populasi
dianggap tidak dapat diterima. Tindakan yang akan diambil auditor adalah sama seperti untuk
sampling nonstatistik, kecuali estimasi yang lebih baik terhadap salah saji populasi telah dibuat. Jika
interval presisi yang dihitung melampaui salah saji yang dapat ditoleransi, auditor tidak akan
mengharuskan pembukuan disesuaikan.

❖ Analisis

Penggunaan ARIR yang kecil akan menyebabkan ukuran sampel menjadi lebih besar ketimbang jika
ARIR-nya sebesar 100 persen. Auditor dapat menggunakan ARIR untuk mengurangi kemungkinan
harus meningkatkan ukuran sampel jika deviasi standar atau titik estimasi lebih besar dari yang
diharapkan.
lOMoARcPSD|23575894

DAFTAR PUSTAKA

Mercubuana. (2018). Sampling Audit untuk Pengujian atas Rincian Saldo. Diakses pada tanggal 10
September 2022 pada website www.modul.mercubuana.ac.id

Haryono. (2001). Auditing. Yogyakarta: Bagian Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

Anda mungkin juga menyukai