Oleh:
KELOMPOK IV
Pengukuran (measurement) merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu penyelidikan
ilmiah. Tujuan pengukuran tersebut adalah untuk menjadikan data yang dihasilkan lebih
informative dan menjadi lebih bermanfaat. Pengukuran dipakai dalam berbagai disiplin
pengetahuan ataupun bidang pekerjaan dan profesi termasuk bidang akuntansi. Sebagai
penyedia informasi akuntansi memerlukan pengukuran karena data Nkuantitatif merupakan
bagian dominan dari informasi akuntansi. Dalam beberapa kasus data kuantitatif mempunyai
dampak yang lebih besar dibanding data kualitatif. Oleh karena pengukuran atribut yang
disajikan dalam laporan akuntansi (misalnya aktiva, laba dan utang) merupakan fungsi
penting dalam akuntansi di bagian ini dibahas mengenai konsep-konsep pengukuran. Dalam
akuntansi pengukuran pada umumnya dikaitkan dengan satuan pengukur berupa unit
moneter. Maksudnya agar pengukuran tersebut menunjukkan makna ekonomik dan
karenanya pengukuran yang demikian disebut penilaian (valuation). Penilaian adalah proses
penentuan jumlah rupiah suatu obyek untuk menentukan makna ekonomik obyek tersebut di
masa lalu, sekarang atau yang akan datang.
Dari uraian tersebut maka pengukuran berarti proses penetapan jumlah uang untuk mengakui
dan memasukkan setiap unsure laporan keuangan dalam neraca dan laporan laba rugi. Di
dalam akuntansi pembeedaan penerapan pengukuran dan penelitian umumnya dilakukan.
Pengukuran biasanya untuk menunjuk proses penentuan jumlah rupiah yang harus dicatat
pada saat obyek atau transaksi terjadi. Sedangkan penilaian biasanya digunakan untk
menunjuk proses penentuan jumlah rupiah yang harus diletakkan pada tiap elemen atau pos
laporan keuangan pada saat penyajian laporan keuangan. Jadi secara aplikatif dalam praktek
pengukuran terjadi pada saat pencatatan (jurnal) sedang penilaian pada saat penyajian.
2. Skala Ordinal
Skala ordinal dibuat ketika suatu operasi memeringkat objeknya sehubungan dengan
property yang diberikan. Contohnya, investor melihat 3 kemungkinan jenis investasi
untuk uangnya. Investasi tersebut diperingkat 1,2,3 berdasarkan nilai bersihnya saat
ini. Kelemahan skala ordinal adalah interval antar nomor tidak memberitahukan apa-
apa tentang perbedaan kuantitas kepemilikan yang diwakilinya.
3. Skala Interval
Skala interval memberikan informasi yang lebih daripada skala orginal. Tidak hanya
member peringkat kepada objeknya, tetapi juga jarak antara interval skalanya
diketahui dan sama. Contohnya adalah pengukuran suhu ruangan dengan
menggunakan thermometer celcius. Jika kita mengukur suhu dua buah ruangan, misal
ruangan A dan B, dimana suhu ruangan A 22 derajat celcius dan ruangan B 30 derajat
celcius, maka selain kita dapat mengataka bahwa suhu di ruangan B lebih panas, kita
juga mengetahui bahwa ruangan B lebih panas 8 derajat daripada ruangan A.
Kelemahan skala interval adalah titik nol-nya dibuat dengan bebas.
4. Skala Rasio
Skala rasio adalah skala yang:
Memberikan peringkat kepada objek atau kejadian
Interval antar objek diketahui dan sama
Asal yang unik, titik nol yang alami, dimana jaraknya dengan objek terakhir
diketahui
Contohnya adalah pengukuran panjang. Ketika panjang A adalah 10 meter dan
panjang B adalah 20 m, kita tak hanya bisa mengatakan bahwa B 10 meter lebih
panjang dari A, tetapi B juga dua kali lebih panjan dari A. Invarian dalam skala
berarti bahwa apapun metode pengukuran yang digunakan, maka sistem pengukuran
akan menghasilkan format yang sama dari variabel-variabel yang digunakan dan
pengambil keputusan akan membuat keputusan yang sama juga. Tapi hal ini tidak
berlaku dalam akuntansi, setiap sistem yang berbeda akan berbeda juga variable-
variabelnya. Pengukuran pendapatan dengan cara yang berbeda akan menghasilkan
keputusan yang berbeda juga. Metode-metode pengukuran yang berbeda tersebut
tidak memberikan informasi yang sama.
1. Pengukuran Fundamental
Pengukuran fundamental merupakan pengukuran dimana angka-angka bisa diterapkan
pada benda dengan mengacu pada hukum alam dan tidak bergantung pada pengukuran
variabel apapun. Hal-hal seperti panjang, hambatan listrik, nomor, dan volume
merupakan hal-hal yang bisa diukur. Sebuah skala rasio bisa diformulasikan pada tiap-
tiap benda sebagai hukum dasar yang dihubungkan dengan pengukuran yang berbeda
(jumlah) pada benda-benda yang sudah ada.
2. Pengukuran Turunan
Menurut Campbell, sebuah pengukuran turunan merupakan pengukuran yang bergantung
dari pengukuran dua atau lebih benda lain. Contohnya adalah pengukuran kepadatan,
yang bergantung pada pengukuran massa dan volume. Dalam akuntansi, contoh
pengukuran turunan adalah keuntungan, yang diturunkan dari penambahan dan
pengurangan pendapatan dengan beban.
3. Pengukuran Formal
Ini adalah tipe pengukuran dalam ilmu sosial dan akuntansi, menggunakan definisi yang
dibangun secara acak untuk dihubungkan dengan hal-hal yang bisa diamati dengan pasti
(variabel) pada konsep yang telah ada, tanpa perlu teori konfirmasi untuk mendukung
hubungan tersebut. Sebagai contoh, dalam akuntansi kita tidak tahu bagaimana cara
untuk mengukur konsep keuntungan secara langsung. Kita mengasumsikan variabel
pendapatan, laba, beban, dan kerugian dihubungkan dengan konsep keuntungan dan
bagaimanapun bisa digunakan untuk mengukur keuntungan secara tidak langsung. Untuk
mengukur validitas pengukurannya, ilmuwan sosial berusaha menghubungkan hal-hal
yang dipelajari dengan variabel lain untuk melihat manfaatnya. Contohnya, jika kita ingin
mengukur kemampuan aritmatik orang, kita mungkin memilih untuk menguji mereka
dalam suatu tes aritmatik. Bagaimanapun, tidak ada teori empiris yang konfirmasi untuk
menilai tes yang kita lakukan, dan kita membuat asumsi ketika kita membangun skala
pengukuran. Kita bisa memprediksikan bahwa pada kebanyakan orang, yang mempunyai
nilai tes yang tinggi juga akan berprestasi dalam kuliah matematika.
Elemen-elemen statement keuangan harus diukur untuk membentuk informasi semantic, yaitu
elemen (object), ukuran (size), dan hubungan (relationship). Atribut elemen harus diidentifikasi
dan atribut pengukuran yang sesuai dipilih untuk mendapatkan ketepatan penyimbolan.
Pengukuran adalah penentuan besarnya unit pengukur yang akan dilekatkan pada suatu object
(elemen/pos) yang terlibat dalam suatu transaksi, kejadian, atau keadaan untuk merepresentasi
makna atribut objek tersebut. Sehingga dua objek atau lebih dapat dibedakan dan
diperbandingkan atas dasar makna tersebut. Setelah elemen-elemen diukur, apakah elemen harus
disajikan melalui statement keuangan atau media pelaporan yang lain. Oleh karena itu,
diperlukan criteria pengakuan atas dasar elemen yang dipilih, pengukuran yang tepat, dan
karakteristik kualitatif. Empat criteria pengakuan utama (fundamental) adalah definisi,
keterukuran, keberpautan, dan keterandalan dalam lingkup kualitas informasi batas atas dan
batas bawah.
DAFTAR PUSTAKA
Godfrey, Jayne, Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton, Scott Holmes (2010),
Accounting Theory, 7th ed., John Wiley & Sons, Inc.
Suwardjono (2010), Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan, Edisi
ketiga, BPFE.