Anda di halaman 1dari 12

KERTAS KERJA KONSOLIDASI

Disusun sebagai salah satu prasyarat pemenuhan tugas mata kuliah

Akuntansi Keuangan Lanjutan II

Dosen Pengampu Ade Setia Pratama, S.E., M.M.

Disusun Oleh :

Nama Kelompok 6 :

1. Anis Islamiyah (17100006)


2. Fenty Arum (17100030)
3. Indah Yuliana (17100038)
4. Reza Rahmawati (17100076)

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto


Tahun 2020
PENDAHULUAN

Kertas kerja konsolidasi adalah kertas kerja laporan keuangan gabungan entitas induk
dan entitas anak (jika entitas anak lebih dari satu) berdasarkan prosedur penusunan yang
disyaratkan. Bab ini membahas kertas kerja penyusunan laporan laba-rugi, laba ditahan,
neraca, dana arus kas konsolidasi.Contoh :

 Akuisisi PT.Intiseka atas 80% saham PT.Andaika pada tanggal 1/1/2012


 Nilai wajar yang diakuisisi sebesar Rp6,8 miliar terdiri dari Rp6,5 miliar nilai buku
dan Rp300juta kenaikan nilai wajar
 Goodwill kombinasi bisnis sebesar Rp200 juta menyebabkan total harga ekuitas yang
layak adalah Rp7miliar. Perbedaan total harga wajar dengan total nilai buku kekayaan
PT.Andaika sebesar Rp500juta.
 Selisih harga akuisisi PT.Intiseka dengan nilai buku yang diakuisisi atas 80% ekuitas
PT.Andaika adalah Rp.400juta (80% x Rp.500jt)
 Harga akuisisi atas 80% ekuitas tersebut adalah Rp5,6 miliar (8% x Rp7miliar)
Jurnal tersebut disajikan sebagai berikut :

Nama Akun Jumlah Keterangan


Piutang usaha-overvalue Rp (500.000.000)
Persediaan-overvalue (350.000.000) Telah terjual tahun 2012
Bangunan-undervalue 500.000.000 10tahun, metode garis lurus
Tanah-undervalue 800.000.000
Utang pajak-overvalue (150.000.000)
Goodwill 200.000.000 Penurunan nilai Rp12,5jt
Jumlah Rp 500.000.000
KERTAS KERJA PADA TANGGAL AKUISIS
Neraca PT.Intiseka dan PT.Andaika pada tanggal akuisisi (1/1/2012) disajikan sebagai
berikut :

Kertas kerja neraca konsolidasi PT.Intiseka dan PT.Andaika pada tanggal 1/1/2012 disajikan
sebagai berikut :

KERTAS KERJA – LABA/RUGI, LABA DITAHAN, NERACA KONSOLIDASI


TAHUN AKUISISI

Misalkan pada tahun 2012 PT.Andaika mengumumkan laba dalam laporan keuangan sebesar
Rp.200juta dan dividen sebesar Rp100juta. Atas pengumuman laporan keuangan tersebut
PT.Intiseka menyesuaikan nilai investasinya karena laba entitas anak menunjukkan
perkembangan investasi induk. Dan pendapatan investasi PT.Intiseka atas saham PT.Andaika
tahun 2012 adalah Rp390juta, yaitu sebagai berikut :
Laba Investasi (80% x Rp200juta) Rp 160.000.000
Amortisasi/impairmen selisih investasi

- Overvalue pesediaan 280.000.000


- Undervalue bangunan (40.000.000)
- Goodwill (80% x 12,5juta) (10.000.000)
Total pendapatan investasi Rp 390.000.000
Pendapatan tersebut dicatat oleh PT.Intiseka sebagai berikut:
Investasi dalam saham Rp 390.000.000
Pendapatan investasi Rp 390.000.000
Pendapatan investasi ini telah meningkatkan investasi sebesar Rp390juta, tetapi dividen yang
diterima merupakan pengurangan nilai investasi, sehingga nilai investasi diturunkan sebesar
dividen yang diterima dengan ayat jurnal sebagai berikut :
Piutang dividen (80% Rp 100juta) Rp 80.000.000
Investasi dalam saham Rp 80.000.000
Nilai investasi pada tanggal 31/12/2012 mengalami kenaikan sebesar Rp310jt berasal dari
kenaikan pendapatan investasi Rp390jt dan penurunan nilai investasi akibat dividen Rp
80juta. Hal itu menyebabkan nilai investasi yang pada tanggal 1/1/2012 berjumlah Rp
5,6miliar menjadi Rp5,91miliar pada tanggal 31/12/2012. Laba total PT.Intiseka (Rp510 jt
+Rp 390juta = Rp 900jt).
Jika entitas induk tidak 100% mengendalikan entitas anak, konsolidasi yang memandang
entitas induk dan anak sebagai satu harus menyajikan kepentingan nonpengendali. Laba
entitas anak juga harus dialokasikan kepada kepentingan nonpengendali 20% yakni (20% x
200jt) = Rp 40juta.
Berikut kertas kerja konsolidasi PT.Intiseka dan PT.Andaika pada tanggal 31/12/2012
Ada beberapa akun antar perusahaan yang harus dieliminasi dalam kertas kerja di atas, yaitu :
1. Pendapatan dari Entitas Anak (Induk) dan Laba yang dibagi (Anak)
Pendapatan investasi sebesar Rp 390juta, dividen yang diumumkan entitas anak Rp
100 juta, maka hak entitas induk terhadap dividen tersebut sebesar Rp 80juta. Jurnal
elminisi :
Pendapatan dari entitas anak Rp 390jt
Dividen Rp 80jt
Investasi 370jt
2. Alokasi Laba Kepentingan Nonpengendali
Jurnal laba kepentingan nonpengendali sebagai berikut :
Laba kepentingan nonpenendali Rp 97,5jt
Dividen Rp 20jt
Kepentingan nonpengendali 77,5jt

3. Saldo Awal Investasi dengan Kekayaan Entitas Anak


Kekayaan pemegang saham entitas anak pada awal tahun adalah Rp 6,5miliar yang
terdiri dari modal saham Rp 5 miliar, agio saham Rp500jt, dan laba ditahan 1 januari
Rp 1 miliar. Jurnal eliminasinya sebagai berikut :
Modal saham Rp 5.000.000.000
Agio saham 500.000.000
Laba ditahan 1 januari 1.000.000.000
Selisih investasi 500.000.000
Investasi saham biasa Rp 5.600.000.000
Kepentingan nonpengendali 1.400.000.000

Selisih investasi sebesar Rp 500jt dialokasikan ke akun yang menyebabkan


selisih sebagai berikut :

Modal saham Rp 5.000.000.000


Agio saham 500.000.000
Laba ditahan 1januari 1.000.000.000
Bangunan 500.000.000
Tanah 800.000.000
Goodwill 200.000.000
Investasi dalam saham Rp 5.600.000.000
Kepentingan nonpengendali 1.400.000.000
Piutang usaha 500.000.000
Persediaan 350.000.000
Utang pajak 150.000.000

4. Amortisasi dan Impairmen Selisih Investasi


Amortisasi undervalue bangunan = Rp 50jt/tahun
Penurunan nilai goodwill = Rp 12,5jt/tahun (sebagai kenaikan beban operasi).
Jurnal yang diperlukan sebagai berikut :
Persediaan Rp 350.000.000
Beban operasi 62.500.000
HPP Rp 350.000.000
Bangunan 50.000.000
Goodwill 12.500.000

5. Utang-piutang Sehubungan dengan Dividen yang Diumumkan Entitas Anak

Utang dividen Rp 80.000.000


Piutang dividen Rp 80.000.000
Laba-rugi Konsolidasi
Laba PT.Intiseka tahun 2012 adalah Rp 510 jt dan pendapatan investasi Rp 390jt. Sehingga
laba bersih Rp 900jt.

Laba bersih induk = laba individu + pendapatan investasi

Laba konsolidasi sebesar Rp 900 juta dihasilkan sebagai berikut :


Laba individu entitas induk Rp 510.000.000

Amortisasi/impairment selisih investasi

- Persediaan Rp 350.000.000
- Bangunan (50.000.000)
- Goodwill (12.500.000) 287.500.000
Laba entitas anak 200.000.000
Laba kepentingan nonpengendali (97.500.000)
Laba konsolidasi Rp 900.000.000

KERTAS KERJA KONSOLIDASI SETELAH TAHUN AKUISISI


Misalkan : Pada tahun 2013 perusahaan anak memiliki laba Rp 400jt
1/Nov Dividen sebesar Rp 100jt yang akan dibayar pada 20 desember. Goodwill bisnis
mengalami penurunan Rp 37,5juta. Maka pendapatan investasi dihitung sebagai berikut :

Laba entitas anak (80% x Rp 400jt) Rp 320.000.000

Amortisasi/impairment selisih investasi

- overvalue piutang usaha (80% x Rp 500jt) 400.000.000


- overvalue utang pajak (80% x 150jt) 120.000.000
- undervalue bangunan (80% x 50jt) (40.000.000)
- undervalue tanah (80% x 800jt) (640.000.000)
- Goodwill (80% x 37,5jt) 30.000.000
Pendapatan investasi Rp 130.000.000

Nilai investasi PT.Intiseka pada tanggal 31/12/2013 dihitung sebagai berikut :

Investasi 31/12/2012 Rp 5.910.000.000

Pendapatan investasi 2013 130.000.000

Dividen entitas anak (80% x 100jt) (80.000.000)

Investasi 31/12/2013 Rp 5.960.000.000

Kertas kerja konsolidasi disusun dengan eliminasi akun antar perusahaan sebagai
berikut :
1. Pendapatan dari Entitas Anak dan Laba Dibagi Entitas Anak
Pendapatan investasi sebesar Rp 130jt di eliminasi pada dividen entitas anak yang
menjadi hak entitas induk sebesar Rp 80jt. Kemudian, kenaikan investasi satu tahun
berjalan Rp 50jt dikreditkan.

2. Laba Kepentingan Nonpengendali


Laba entitas anak Rp400jt, laba kepentingan nonpengendali dialokasikan
20% x400jt= 800jt dan disesuaikan dengan goodwill nonpengendali serta nilai wajar.
Dengan perhitungan sebagai berikut :

Laba entitas anak (20% x 400jt) Rp 80.000.000

amortisasi/impairment selisih investasi

- Overvalue piutang pajak (20% x 500jt) 100.000.000


- Overvalue utang pajak (20% x 150jt) 30.000.000
- Undervalue bangunan (20% x 50jt) (10.000.000)
- Undervalue tanah (20% x 800jt) 160.000.000
- Goodwill (20% x 37,5jt) (7.500.000)
Laba kepentingan nonpengendali Rp 32.500.000

Jurnal alokasi kepentingan nonpengendali :


Laba kepentingan nonpengendali Rp 32.500.000
Dividen Rp 20.000.000
Kepentingan nonpengendali 12.500.000
3. Eliminasi saldo saldo awal
Jurnal eliminasi saldo awal sebagai berikut :

Modal saham Rp 5.000.000.000


Agio saham 500.000.000
Laba ditahan 1 januari 2013 1.100.000.000
Selisih investasi 787.500.000
Investasi dalam saham 1/1 Rp 5.910.000.000
Kepentingan nonpengendali 1.477.500.000

4. Amortisasi selisih investasi


Jurnal eliminasi amortisasi selisih investasi sebagai berikut :
Piutang usaha Rp 500.000.000
Utang pajak 150.000.000
Beban operasi 237.500.000
Bangunan Rp 50.000.000
Tanah 800.000.000
Goodwill 37.500.000

KERTAS KERJA KONSOLIDASI – DISKON PEMBELIAN

Diskon pembelian disajikan dalam neraca konsolidasi sebagai keuntungan. Misalkan


berdasarkan negosiasi, harga akuisisi distujui 5,42 millyar yang menunjukkan adanya diskon
pembelian sebesar 20 juta (5,44 millyar – 5,42 millyar). Keuntungan ini menjadi bagian
pendapatan investasi PT Insentika tahun 2012 atau tahun akuisisi. Pendapatan investasi PT
Insentika pada tahun 2012 adalah sebagai berikut :

Kertas kerja laporan konsolidasi dengan diskon pembelian disajikan dalam peraga 4-7. Jurnal
eliminasinya adalah sebagai berikut:

1. Pendapatan Investasi Entitas Induk dan Laba Dibagi Entitas Anak

Pendapatan Investasi Rp 420.000.000

Dividen Rp 80.000.000

Investasi dalam saham biasa 340.000.000

2. Alokasi Laba dan Dviden Kepentinngan Nonpengendali


Laba kepentingan nonpenngendali dihitung sebagai berikut:

Laba entitas anak (20% x Rp 200 juta) Rp 40.000.000

Amortisasi selisih investasi


- Overvalue persediaan (20% x Rp350 juta) 70.000.000

- Undervalue bangunan (20% x Rp50 juta ) (10.000.000)

Laba kepentingan nonpengendali Rp 100.000.000

Jurnal eliminasi sebagai berikut:

Laba kepentingan nonpengendali Rp 100.000.000

Dividen Rp 20.000.000

Kepentingan nonpengendali 80.000.000

3. SaldoAwal Investasi Dan Kekayaan Entitas Anak Awal


Saldo awal investasi dan kekayaan investasi anak awal . saldo awal investasi dala hal
ini adalah harga akuisisi. Berikut Jurnal eliminasi saldo awal :

Modal saham 5.000.000.000

Agio saham 500.000.000

Laba ditahan awal 1.000.000.000

Bangunan 500.000.000

Tanah 800.000.000

Piutang usaha 500.000.000

Persediaan 350.000.000

Utang pajak 150.000.000

Diskon pembelian 20.000.000

Investasi dalam saham 5.420.000.000

Kepentingan nonpengendali 1.360.000.000

4. Amortisasi Nilai Wajar- Overvalue Persediaan Dan Undervalue Bangunan

Persediaan Rp 350.000.000

HPP Rp 350.000.000

Beban Operasi Rp 50.000.000

Bangunan Rp 50.000.000

5. Eliminasi Utang-Piutang Dividen


Utang Dividen Rp 80.000.000

Piutang Dividen Rp 80.000.000

ARUS KAS KONSOLIDASI

Laporan arus kas konsolidasi harus disajikan sesuai dengan PSAK 2 yang
mensyaratkan penyajian laporan arus kas menurut aktivitas operasi, investasi, dan
pembiayaan. Laporan arus kas konsolidasi dapat diketahui dengan membandingkan neraca
tahun berjalan dan tahun lalu berdasarkan laporan operasi pada tahun berjalan. Misalkan
informasi menyangkut akun-akun laporan konsolidasi adalah sebagai berikut:

1) Tidak ada pembelian dan peralatan dalam tahun berjalan


2) Pengurangan nilai buku tanah tahun 2013 dibanding tahun 2012 disebabkan penjualan
tanah senilai Rp800 juta. Penjualan dilakukan pada harga yang sama dengan nilai
bukunya.
3) Beban operasi meliputi beban perusahaan nilai goodwill sebesar Rp 12,5juta dan beban
penyusutan.

Berikut prosedur penyusunan laoran arus kas konsolidasi, antara lain sebagai berikut :

A. Aktivitas operasi
Aktivitas utama setiap entitas usaha adalah menghasilkan laba operasi atau laba
usaha. Arus kas aktivitas beroperasi secara langsung ada aktivitas – aktivitas yang
dilakukan selama satu periode.Penelusuran aktivitas operasi ada dua yakni metode
langsung dan metode tidak langsung.
 Metode langsung
 Arus kas masuk dalam tahun berjalan berasal dari aktivitas penjualan selama tahun
berjalan yang telah diterima atau secara tunai dan penagihan piutang usaha awal
tahun. Arus kas masuk dari penjualan tahun berjalan adalah sebagai berikut:

 Arus kas keluar selama tahun berjalan berkaitan dengan aktivita pembelian barang
dagang (dalam perhitungan HPP) dan beban operasi. Arus kas masuk dan arus kas
dari aktivitas operasi dengan metode langsung adalah:
 Metode Tidak Langsung
Laba yang diumumkan oleh perusahaan merupakan laba bersih yang selain berasal
dari aktivitas utama, tetapi juga dari pos-pos nonoperasi. Untuk mendapatkan arus kas
aktivitas operasi, pos-pos nonoperasi harus dikeluarkan dengan melakukan koreksi pada
laba. Arus kas operasi berdasarkan perhitungan tidak langsung adalah sebagai berikut :

B. Aktivitas investasi
Arus kas dari aktivitas investasi pada dasarnya dari pembelian dan penjualan aset
tetapperusahaan. Arus kas investasi PT Intiseka dan perusahaan anak ada tahun 2013
semata – mata disebabkan oleh penjualan tanah seharga Rp800 juta. penualan tanah ada
harga yang sama pada nilai buku menunjukkan penerimaan kas sebesar Rp 800 juta.

C. Aktivitas pembiayaan
Arus kas masuk aktivitas pembiayaan berasal dari pinjaman pada pihak eksternal dana
atau penjualan saham, sedangkan arus kas keluar disebabkan oleh pembayaran utang
jangka panjang dan pembayaran dividen.

Anda mungkin juga menyukai