Anda di halaman 1dari 13

Universitas Pamulang S-1 Manajemen

PERTEMUAN KE V
HUKUM PERBANKAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah Pertemuan 5 Tentang Hukum Perbankan ini usai maka kemampuan yang
diharapkan ada pada diri Mahasiswa/i yang mempelajari Hukum Bisnis, adalah :
1. Memiliki Kemampuan Menganalisis Penggunaan Konsep Dasar Pengaplikasian
Hukum Bisnis dalam konteks Hukum PErbankan dalam praktik global Dalam Praktik
Ekonomi.
2. Memiliki Kemampuan Dan Memahami Fenomena Hukum Dari Realita Hukum
PErbankan sebagai tantangan modern sebagai bentuk dari persaingan global.

B. URAIAN MATERI

1. BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA

Saat ini, Bank dan lembaga keuangan merupakan salah satu pelaku terpenting
dalam perekonomian sebuah negara. Masyarakat maupun kalangan industri/usaha
sangat membutuhkan jasa Bank dan lembaga keuangan lainnya, untuk mendukung
dan memperlancar aktivitasnya.
Bila tanpa kehadiran Bank dan lembaga keuangan, aktivitas pelaku ekonomi
yang terlibat hanyalah sektor rumah tangga dan sektor industri/perusahaan. Sektor
Industri mengahasilkan barang atau jasa yang akan dikonsumsi sektor rumah
tangga dengan menukarnya dengan uang yang dimilikinya. Transaksi ini terjadi di
pasar komoditi. Sementara itu sebagai sumber daya, sektor rumah tangga akan
menawarkan SDM-nya kepada sektor industri yang akan membayarnya dengan
upah/gaji, atau bentuk kompensasi lainnya. Transaksi ini terjadi di pasar sumber
daya.
Dalam masyarakat sederhana, aktivitas seperti tersebut tidak adanya peran
Bank dan lembaga keuangan, mungkin tidak terlalu menjadi masalah. Namun dalam
masyarakat yang semakin berkembang saat ini, peran Bank dan lembaga keuangan
lainnya sangatlah penting, khusunya sebagai lembaga mediasi antara pihak yang
memiliki dana dan yang membutuhkan dana. Pasal 1338 ayat 3 memuat azas itikad
Pengantar Hukum Bisnis 70
Universitas Pamulang S-1 Manajemen

baik, pasal ini menyebutkan bahwa persetujuan-persetujuan haruslah dilaksanakan


dengan itikad baik, artinya perjanjian ditafsirkan sedemikian rupa sehingga dapat
dilaksanakan dan diterima semua pihak dan dirasakan oleh masyarakat sebagai
suatu keadilan dan kepastian hukum.53
Mekanisme aktivitas ekonomi masyarakat modern dengan peran bank dan
lembaga keuangan lain, Dapat dikatakan bahwa bank dan lembaga keuangan
adalah perantara di sektor rumah tangga dan di sektor industri, terutama melalui
penghematan sumber daya di sektor rumah tangga dan pinjaman pinjaman investasi
untuk sektor industri. Meskipun dalam praktiknya, penggunaan dan distribusi dana
dapat terjadi baik di sektor rumah tangga maupun di sektor industri. Definisi umum,
yang disebut sebagai lembaga keuangan berdasarkan Pasal 1 UU No 14/1967,
adalah bahwa semua entitas yang beroperasi di sektor keuangan berinvestasi dan
mendistribusikan uang. Ini berarti bahwa lembaga keuangan selalu terlibat dalam
sektor keuangan. Perbankan atau lembaga keuangan bank adalah lembaga
keuangan yang menyediakan layanan keuangan paling canggih selain menyalurkan
atau meminjamkan (kredit), serta upaya untuk mengumpulkan dana dari masyarakat
luas dalam bentuk deposito. Bank kemudian menyediakan layanan yang mendukung
dan memfasilitasi pinjaman dengan memberikan pinjaman, mengumpulkan uang.
Faktor perundang-undangan yang patut di kaji adalah faktor kebijakan legislatif.
Peninjauan masalah ini sangat penting karena kebijakan legislatif pada dasarnya
merupakan tahap awalyang paling strategis dari keselurhan perencanaan proses
fungsionalisasi hukum atau proses rupakan tahap formulasi yang menjadi dasar,
landasan dan tahap aplikasi dan tahap eksekusi.54
Dalam sejarahnya Johannes Ibrahim (2004) menerangkan bahwa Perbankan
di Indonesia mulai berkembang pada saat kehadiran VOC ( Vereenigde Oost-
Indische Compagnie) yang mempengaruhi berdirinya lembaga keuangan seperti

53 Susanto, S. (2017). PERJANJIAN KREDIT YANG DIBUAT SECARA BAKU PADA KREDIT

PERBANKAN DAN PERMASALAHAN PILIHAN DOMISILI HUKUM PENYELESAIAN SENGKETA (Studi


Kasus Pada Bank Sumut Cabang Jakarta Pusat). jURNAL SURYA KENCANA DUA DINAMIKA MASALAH
HUKUM DAN KEADILAN, 4(1).

54Iqbal, M. (2017, December). Perkembangan Kejahatan Dalam Upaya Penegakan Hukum Pidana:
Penanggulangan Kejahatan Profesional Perdagangan Organ Tubuh Manusia. In PROCEEDINGS (Vol. 2, No.
1).

Pengantar Hukum Bisnis 71


Universitas Pamulang S-1 Manajemen

pembiayaan dan perbankan. Sebagai bank pertama, dapat dicatat kehadiran


Nederlandsche Handel Maatschappij di tahun 1824. Selanjutnya pemerintah Hindia
Belanda mendirikan De Javasche Bank pada tanggal 10 Oktober 1828, dimana
kehadirannya memberikan nuansa baru, karena beberapa tugas di bidang moneter
yang selama ini ditangani oleh pemerintah, misalnya mengeluarkan dan
mengedarkan uang kertas, menyimpan dan menguasai dana devisa, obligasi
negara, dilimpahkan kepada bank tersebut. Seiring berjalannya waktu dengan
meningkatnya perdagangan dengan negara-negara Eropa dan Amerika,
menyebabkan pemerintah Hindia Belanda memberikan peluang bank-bank devisa
asing untuk mendirikan kantor cabangnya di Indonesia, yaitu The Chartered Bank of
India, The Overseas Chinese Banking Corporation, The Bank of China dengan
politik pintu terbuka.55 Setelah keluarnya penjajahan Belanda di Indonesia dan
masuknya kependudukan Jepang pada tahun 1942-1945, dunia perbankan di
Indonesia mengalami masa yang suram, dimana pemerintah Jepang memaksa bank
agar menyediakan biaya untuk keperluan perang. Usaha ini dilakukan dengan
menutup bankbank yang ada dengan likuidatornya dengan Nanpo Kaihatsu Kinko,
sebuah bank sirkulasi yang berkantor pusat di Tokyo. hanya terdapat satu bank
yang diperkenankan, yaitu Aigemene Volkscrediet Bank (AVB) dan diganti namanya
menjadi Syomin Gink. Di Awal kemerdekaan Republik Indonesia, terdapat gagasan
untuk mendirikan suatu Bank Sirkulasi dalam Sidang Dewan Menteri pada tanggal
19 September 1945. Usaha merealisasikannya dilakukan dengan mendirikan Pusat
Bank IndonesiaDalam praktiknya lembaga keuangan dapat dibagi menjadi :
a. Bank
b. Non-Bank
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan
atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka memanajemen meningkatkan taraf hidup
rakyat nanyak. Sehingga secara umum tahapan dalam melakukan manajemen
meliputi proses perencanaan, pengorganisasian atau pelaksanaan dan

55 Johannes Ibrahim, Bank Sebagai Lembaga Intermediasi dalam hukum positif,


CV.Utomo,Bandung,2004,hlm 45

Pengantar Hukum Bisnis 72


Universitas Pamulang S-1 Manajemen

pengawasan. Dalam penelitian ini manajemen didefinisikan sebagai proses yang


dilakukan oleh suatu organisasi (pemerintah desa dan masyarakat) dalam
melaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam penelitian ini
manajemen meliputi proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan
56
akuntabilitas.
Sejarah mencatat asal mula dikenalnya kegiatan perbankan adalah pada
zaman kerajaan tempo dulu di daratan eropa. Kemudian usaha perbankan ini
berkembang ke asia barat oleh para pedagang. Perkembangan perbankan di asia,
afrika dan amerika dibawa oleh bangsa eropa pada saat melakukan penjajahan
kenegara jajahannya baik di asia, afrika maupun benua afrika. Usaha perbankan itu
sendiri baru di mulai dari zaman Babylonia kira – kira tahun 2000 SM. Kemudian di
lanjutkan ke zaman Yunani Kuno dan Romawi. Namun pada saat itu tugas utama
bank hanyalah sebagai tempat tukar menukar uang. Seiring dengan perkembangan
perdagangan semula hanya di daratan eropa akhirnya menyebar ke asia barat, dan
akhirnya ke seluruh penjuru dunia.
Aktivitas pokok Bank sebagai Financial Intermediary
a. Aktivitas perbankan yang pertama adalah menghimpun dana dari masyarakat
luas yang dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding.
Pengertian menghimpun dana maksudnya adalah mengumpulkan atau mencari
dana dengan cara membeli dari masyarakat luas.
b. Berbagai aktivitas untuk menjaga kepercayaan masyarakat
c. Berbagai aktivitas untuk menyalurkan dana ke berbagai pihak yang
membutuhkan.
Disamping itu perbankan juga melakukan kegiatan jasa-jasa pendukung
lainnya. Jasa perbankan lainnya antara lain meliputi:
a. Jasa Pemindahan Uang (Transfer)
b. Jasa Penagihan (Inkaso), Pemberian kuasa pada Bank oleh perusahaan atau
perorangan untuk menagihkan, meminta persetujuan pembayaran atau
menyerahkan kepada pihak yang bersangkutan ditempat lain (dalam atau luar

56 Susanto, S., & Iqbal, M. (2019, January). Efektifitas Peranan Hukum dalam Pengelolaan Dana
Desa Melalui BUMDes Sebagai Perwujudan Kearifan Lokal yang Berdaya Saing Guna Meningkatkan
Kesejahteraan Rakyat. In PROCEEDINGS (Vol. 1, No. 1).

Pengantar Hukum Bisnis 73


Universitas Pamulang S-1 Manajemen

negeri) atau surat-surat berharga dalam Rupiah, Valuta Asing seperti wesel, cek,
kwitansi, surat aksep dan lain-lain
c. Jasa Kliring (Clearing)
d. Jasa Penjualan Mata Uang Asing (Valas)
e. Jasa Safe Deposit Box
f. Travellers Cheque
g. Bank Card
h. Letter Of Kredit
i. Bank Garansi Dan Refrensi Bank
j. Serta Jasa Bank Lainnya
Sumber-sumber Dana Bank
a. Dana dari Modal Sendiri (Dana Pihak ke-I)
1) Modal yang disetor
2) Cadangan-cadangan
3) Laba yang ditahan
b. Dana Pinjaman dari Pihak Luar (Dana Pihak Ke-II)
1) Pinjaman dari Bank-bank Lain
2) Pinjaman dari Bank atau Lembaga Keuangan lain di luar negeri
3) Pinjaman dari Lembaga Keuangan Bukan Bank
4) Pinjaman dari Bank Sentral (BI)
c. Dana Dari Masyarakat (dana dari Pihak ke-III)
1) Giro (Demand Deposits)
2) Deposito (Time Deposits)
3) Tabungan (Saving)

Simpanan Giro (Demand Deposit)


Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan
cara pemindah bukuan Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat
kepada bank dalam bentuk giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan
atau yang dapat dipersamakan dengan itu.

Pengantar Hukum Bisnis 74


Universitas Pamulang S-1 Manajemen

Simpanan Tabungan (Saving Deposit)


Seperti halnya simpanan giro, simpanan tabungan juga mempunyai syarat-
syarat tertentu bagi pemegangnya dan persyaratan masing-masing bank berbeda
satu sama lainnya. Diamping persyaratan yang berbeda, tujuan nasabah
menyimpan uang direkening tabungan juga berbeda. Dengan demikian sarana bank
dalam memasarkan produknya juga berbeda dengan sesuai dengan sasarannya.
Simpanan Deposito (Time Deposit)
Yang dimaksud dengan deposit adalah simpanan yang penarikannya hanya
dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpanan
dengan bank

Secara Umum, Bank dapat dibagi menjadi :


a. Bank Sentral adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Untuk
mencapai tujuan tersebut Bank Sentral mempunyai tugas menetapkan dan
melaksanakan kebiujakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran system
devisa serta mengatur dan mengawasi bank.
b. Bank Umum, merupakan bank yang bertugas melayani segenap lapisan
masyarakat.
c. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan bank khusus melayani masyarakat
kecil di kecamatan
d. Bank Syariah, merupakan bank yang melayani masyarakat dengan tidak
menggunakan sistem perbankan pada umumnya, namun dengan menggunakan
sistem syariah (khususnya menurut syariah agama Islam)

Ditinjau dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa saja yang memiliki bank
tersebut. Kepemilikan ini dapat dilihat akte pendirian dan pengusahaan saham yang
dimiliki bank yang bersangkutan. Berdasarkan pembagian ini, bank dapat dibagi
menjadi:
a. Bank Pemerintah
b. Bank Pemerintah Daerah
c. Bank Swasta
d. Bank Swasta Asing

Pengantar Hukum Bisnis 75


Universitas Pamulang S-1 Manajemen

2. HUKUM PERBANKAN.

Muhammad Jumhana dalam bukunya Hukum Perbankan di Indonesia


mendefinisikan Hukum Perbankan sebagai : “Sekumpulan peraturan hukum yang
mengatur kegiatan lembaga keuangan bank yang meliputi segala aspek, dilihat dari
segi esensi dan eksistensinya, serta hubungannya dengan bidang kehidupan lain”
Dari rumusan tersebut terdapat pengaturan dibidang perbankan mengenai :57
a. Dasar-dasar perbankan, yaitu menyangkut asas-asas kegiatan perbankan,
seperti norma, efisiensi, kefektifan, kesehatan bank, profesionalisme pelaku
perbankan, maksud dan tujuan lembaga perbankan, serta hubungan hak dan
kewajibannya.
b. Kedudukan hukum pelaku di bidang perbankan, misalnya, kaidahkaidah
mengenai pengelolanya, seperti dewan komisaris, direksi, karyawan, ataupun
pihak yang terafiliasi, juga, mengenai bentuk badan hukum pengelolanya serta
mengenai kepemilikannya. Mengenai asas perbankan yang dianut di Indonesia
telah diatur dalam ketentuan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan yang
menyatakan bahwa, “Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya
berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian”.
Menurut penjelasan resminya yang dimaksud dengan demokrasi ekonomi adalah
demokrasi ekonomi berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.7
Prinsip kehati-hatian yang diamanatkan dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor
10 Tahun 1998 Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang
Perbankan tidak ada penjelasan secara resmi mengenai apa yang dimaksud
dengan prinsip kehati-hatian, tetapi dapat dilihat melalui pelaksanaan kegiatan
perbankan antara bank dan para pihak yang terlibat di dalamnya, terutama dalam
membuat kebijaksanaan dan menjalankan kegiatan usahanya wajib menjalankan
tugas dan wewenangnya masing-masing secara cermat, teliti, dan profesiona
sehingga memperoleh kepercayaan masyarakat.

57 Muhamad Djumhana, Asas-asas Hukum Perbankan Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, 2008. Hlm 1

Pengantar Hukum Bisnis 76


Universitas Pamulang S-1 Manajemen

c. Kaidah-kaidah perbankan yang secara khusus memerhatikan kepentingan umum,


seperti kaidah-kaidah yang mencegah persaingan yang tidak wajar, antitrust,
perlindungan terhadap konsumen (nasabah), dan lain-lain.
d. Kaidah-kaidah yang menyangkut struktur organisasi yang mendukung kebijakan
ekonomi dan moneter pemerintah, seperti dewan moneter dan bank sentral.
e. Kaidah-kaidah yang mengarahkan kehidupan perekonomian yang berupa dasar-
dasar untuk perwujudan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya melalui penetapan
sanksi, insentif, dan sebagainya.
f. Keterkaitan satu sama lainnya dari ketentuan dan kaidah-kaidah hukum tersebut
sehingga tidak mungkin berdiri sendiri. 58
Makna demokrasi Indonesia dalam ceramahnya di Gedung Kebangkitan
Nasional tanggal 16 mei 1981, ahli ekonomi Universitas Gajah Mada Mubiyarto
merumuskan bahwa demokrasi ekonomi Indonesia sebagai demokrasi ekonomi
Pancasila memiliki ciri-ciri sebagai berikut : pertama, dalam sistem ekonomi
Pancasila koperasi ialah sokoguru perekonomian; kedua, Perekonomian Pancasila
digerakan oleh rangsangan-rangsangan ekonomi, sosial, dan yang paling penting
ialah moral; ketiga, Perekonomian Pancasila ada hubungannya dengan Tuhan Yang
Maha Esa, sehingga dalam Pancasila terdapat solidaritas nasional; keempat,
perekonomian Pancasila berkaitan dengan persatuan Indonesia, yang berarti
nasionalisme menjiwai tiap kebijakan ekonomi. Adapun sistem perekonomian
kapitalis pada dasarnya kosmopolitanisme, sehingga dalam mengejar keuntungan
tidak mengenal batas-batas negara; kelima, system perekonomian Pancasila tegas
dan jelas adanya keseimbangan antara perencanaan sentral (nasional) dengan
tekanan pada desentralisasi si dalam pelaksanaan kegiatan ekonomi.
Mengenai fungsi perbankan dapat dilihat dalam ketentuan Pasal 3 Undang-
Undang Perbankan yang menyatakan bahwa, “Fungsi utama perbankan Indonesia
adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat” dari ketentuan ini
tercermin fungsi bank sebagai perantara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana
(surplus of funds) dengan pihak-pihak yang kekurangan dan memerlukan dana
(lacks of fund). Perbankan di Indonesia mempunyai tujuan yang strategis dan tidak
semata-mata berorientasi ekonomis, tetapi juga berorientasi kepada hal-hal yang

58
Ibid, hlm 19.

Pengantar Hukum Bisnis 77


Universitas Pamulang S-1 Manajemen

nonekonomis seperti masalah yang menyangkut stabilitas nasional yang mencakup


antara lain stabilitas politik dan stabilitas sosial. Secara lengkap mengenai hal ini
diatur dalam ketentuan Pasal 4 Undang-Undang Undang-Undang Nomor 10 Tahun
1998 Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan
yang berbunyi :
“Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan
nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan
stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak”.

3. JASA-JASA PERBANKAN.

Bank adalah lembaga keuangan yang mempunyai usaha pokok menghimpun


dana dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada masyarakat yang
membutuhkannya dalam bentuk kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip
syariah. Selain usaha pokok tersebut, bank juga memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran dan peredaran uang. Pokok bahasan yang berkaitan dengan jasa yang
diberikan bank dalam rangka lalu lintas pembayaran dan peredaran uang antara lain
mencakup pengiriman uang, inkaso, kliring, bank garansi, kotak pengamanan
simpanan, kartu kredit, kustodian, dan letter of credit dalam transaksi perdagangan
internasional dan dalam negeri.
a. Pengiriman Uang sebagai Salah satu jasa Perbankan, Pengiriman Uang atau
Transfer dikenal dalam Undang-Undang No. 3 Tahun 2011 Tentang Transfer
Dana adalah salah satu pelayanan bank kepada masyarakat dengan bersedia
melaksanakan amanat nasabah untuk mengirimkan sejumlah uang, baik dalam
rupiah maupun dalam valuta asing yang ditujukan kepada pihak lain
(perusahaan, lembaga, atau perorangan) di tempat lain baik di dalam maupun
luar negeri. Berdasarkan pengertian diatas dapat dikatakan bahwa yang
dimaksud dengan pengiriman uang atau Transfer adalah suatu kegiatan yang
dilakukan oleh bank untuk mengirim sejumlah uang yang ditujukan kepada pihak
dan di tempat yang tertentu. Pengiriman uang tersebut dilakukan atas
permintaan nasabah atau keperluan dari bank yang bersangkutan. Menurut
Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang No. 3 Tahun 2011 Tentang Transfer Dana
(Selajutnya disebut UU Transfer Dana) menyatakan :
Pengantar Hukum Bisnis 78
Universitas Pamulang S-1 Manajemen

“Transfer Dana adalah rangkaian kegiatan yang dimulai dengan perintah


dari Pengirim Asal yang bertujuan memindahkan sejumlah Dana kepada
Penerima yang disebutkan dalam Perintah Transfer Dana sampai dengan
diterimanya Dana oleh Penerima.”

b. Inkaso sebagai Salah satu jasa Perbankan. Inkaso adalah pemberian kuasa
pada bank oleh perusahaan atau perorangan untuk menagihkan, atau
memintakan persetujuan pembayaran (Akseptasi) atau menyerahkan begitu saja
kepada pihak yang bersangkutan (tertarik) di tempat lain (dalam atau luar negeri)
atas surat-surat berharga. Inkaso dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1) Inkaso berdokumen, yaitu apabila surat-surat berharga yang diinkasokan itu
disertai dengan dokumen-dokumen lain yang mewakili barang dagangan,
seperti konosemen (Bill of Loading), faktur, polis asuransi, dan lain-lain.
2) Inkaso tak berdokumen, yaitu apabila surat-surat berharga yang diinkasokan
itu tidak disertai dokumen-dokumen yang mewakili barangObjek inkaso antara
lain : Wesel, Cek, Surat undian, Money order, Kupon dan dividen, Surat aksep,
Kuitansi, Nota-nota tagihan lainnya.

c. Kliring sebagai salah satu jasa dari perbankan. Pengertian Kliring menurut
kamus perbankan yang disusun oleh Tim Penyusun Kamus Perbankan Indonesia
adalah sebagai berikut :
“ Kliring adalah perhitungan utang-piutang antara para peserta secara terpusat
disatu tempat dengan cara menyerahkan surat-surat berharga dan suratsurat
dagang yang telah ditetapkan untuk dapat diperhitungkan”
Kliring diselenggarakan oleh Bank Indonesia antara bankbank disuatu
wilayah kliring yang disebut kliring lokal. Wilayah kliring adalah suatu lingkungan
tertentu yang memungkinkan kantor-kantor tersebut memperhitungkan warkat-
warkatnya dalam jadwal kliring yang telah ditentukan. Ketentuan khusus bagi
bank penyelenggara kliring menurut Drs. Thomas Suyatno,M.M. dalam buku
Lembaga Perbankan, yaitu :
1) Berkewajiban untuk melaksanakan penyelenggaraan kliring sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pengantar Hukum Bisnis 79


Universitas Pamulang S-1 Manajemen

2) Menyampaikan laporan-laporan tentang data-data kliring setiap minggu


bersama-sama dengan laporan likuiditas mingguan kepada Bank Indonesia
yang membawahi wilayah kliring yang bersangkutan.
3) Untuk mempermudah bank penyelenggara kliring dalam penyediaan uang
kartal, maka ditentukan bahwa hasil kliring hari itu bisa diperhitungkan pada
rekening bank pada Bank Indonesia.

d. Bank Garansi. Bank Garansi adalah jaminan yang diberikan oleh bank, dalam
arti bank menyatakan suatu pengakuan tertulis yang isiny menyetujui
mengikatkan diri kepada penerima jaminan dalam jangka waktu tertentu dan
syarat-syarat tertentu apabila dikemudian hari ternyata si terjamin tidak
memenuhi kewajibannya kepada si penerima jaminan.
e. Kotak Pengaman Simpanan (Safe Deposit Box). Kotak pengaman simpanan
atau safe deposit box adalah salah satu sistem pelayanan bank kepada
masyarakat, dalam bentuk menyewakan boks dengan ukuran tertentu untuk
menyimpan barang-barang berharga dengan jangka waktu tertentu dan nasabah
menyimpan sendiri kunci boks pengaman tersebut.
f. Kartu Kredit (Credit Card). Kartu Kredit adalah alat pembayaran pengganti uang
tunai atau cek. Menurut Suryohadibroto dan Prakoso, pengertian Kartu Kredit
adalah : ”Alat pembayaran sebagai pengganti uang tunai yang sewaktu-waktu
dapat di gunakan konsumen untuk ditukarkan dengan produk barang dan jasa
yang diinginkannya pada tempat-tempat yang menerima kartu kredit (merchant)
atau bisa digunakan konsumen untuk menguangkan kepada bank penerbit atau
jaringannya (cash advance).
g. Perdagangan Valuta Asing (VALAS). Pada dasarnya, terjadinya perdagangan
valuta asing disebabkan oleh adanya permintaan dan penawaran. Permintaan
dan Penawaran tersebut terjadi sebagai akibat adanya transaksi bisnis
internasional. Kegiatan ekspor dan impor yang dilakukan oleh para pihak yang
mempunyai kewarganegaraan yang berbeda akan menimbulkam jual-beli valuta
asing.
h. Kustodian. Kustodian adalah lembaga penunjang dalam kegiatan pasar modal.
Menurut Pasal 1 butir 8 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar
Modal (Selanjutnya disebut Undang-Undang Pasar Modal) dirumuskan bahwa
Pengantar Hukum Bisnis 80
Universitas Pamulang S-1 Manajemen

yang dimaksud kustodian adalah : “Pihak yang memberikan jasa penitipan efek
atau harta lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima
dividen, bunga dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek dan mewakili
pemegang rekening yang menjadi nasabah”
i. Letter of Credit dalam Transaksi Perdagangan. Mengenai apa yang dimaksud
dengan Letter of Credit dapat dikemukakan bahwa Letter of Credit adalah suatu
kontrak, dengan mana suatu bank bertindak atas permintaan dan perintah dari
seorang nasabah (Pemohon L/C) yang biasanya berkedudukan sebagai importir
untuk melakukan pembayaran kepada pihak pengekspor atau pihak ketiga
(beneficiary) atau membayar atau mengaksep wesel-wesel tersebut, atas dasar
penyerahan dokumen tertentu yang sebelumnya telah di tentukan, asalkan sesuai
dengan syaratsyarat yang telah ditentukan.

C. SOAL LATIHAN/ TUGAS

Dari penjelasan-penjalasan yang telah disebutkan diatas maka, terdapat bebrapa


hal yang harus di pecahkan oleh mahasiswa/I yakni :
1. Sebutkan dan JElaskan Ragam dan Fungsi Masing-masing lembaga keuangan?
2. Jelaskan maksud dari Aktifitas bank Pokok sebagai Financial Intermediary?
3. Sebutkan dan Jelaskan Jenis-jenis bank dan fungsinya?

D. REFERENSI

Kaloh, Mencari Bentuk Otonomi Daerah Suatu Solusi Dalam Menjawab Kebutuhan
Lokal dan Tantangan Global, Rineka Cipta, Jakarta.
Mubyarto, Prospek Otonomi Daerah dan Perekonomian Indonesia Pasca Krisis
Ekonomi, BPFE, Yogyakarta, 2001.
Susanto, S., & Iqbal, M. (2019). Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam Sinergitas
Akademisi Dan TNI Bersama Tangkal Hoax Dan Black Campaign. CARADDE:
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(1), 8-16.

Pengantar Hukum Bisnis 81


Universitas Pamulang S-1 Manajemen

Susanto, S., & Iqbal, M. (2019, January). Efektifitas Peranan Hukum dalam
Pengelolaan Dana Desa Melalui BUMDes Sebagai Perwujudan Kearifan Lokal
yang Berdaya Saing Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat.
In PROCEEDINGS (Vol. 1, No. 1).
SUSANTO, S. (2017, December). HARMONISASI HUKUM MAKNA KEUANGAN
NEGARA DAN KEKAYAAN NEGARA YANG DIPISAHKAN PADA BADAN
USAHA MILIK NEGARA (BUMN) PERSERO. In PROCEEDINGS (Vol. 2, No.
1).

Pengantar Hukum Bisnis 82

Anda mungkin juga menyukai