FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PADJAJARAN
JATINANGOR
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
Salah satu sektor yang mampu berkembang dengan pesat dan dapat menunjang
perekonomian nasional sekaligus berperan besar di dalam pembangunan nasional adalah
sektor perbankan.4 Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 5
Bank memiliki peran yang sangat penting dan strategis di dalam menopang pembangunan
1
Arifin Hamid, Membumikan Ekonomi Syariah di Indonesia, Jakarta: Pramuda
Jakarta, 2008, h. 73.
2
Muhammad dkk, Viksi dan Aksi Ekonomi Islam, h. 16.
3
Muhammad dkk, Viksi dan Aksi Ekonomi Islam, h. 16-17.
4
Fahrial, Peranan Bank Dalam Pembangunan Ekonomi Nasional, Riau: 2018, h. 1.
5
Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan
ekonomi nasional. Sebagai lembaga jasa keuangan, salah satu peran nyata bank yaitu
dalam menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan modal usaha melalui
usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah. Dengan disalurkannya dana untuk sektor riil
di masyarakat tersebut, maka secara tidak langsung bank berperan menggerakkan roda
perekonomian bagi masyarakat. Sistem perbankan di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu
perbankan konvensional dan perbankan syariah. Dalam berperan nyata di sektor
perekonomian Indonesia, perbankan konvensional dan perbankan syariah memiliki
urgensi yang berbeda namun dengan tujuan yang sama.
Baik bank konvensional maupun bank syariah, keduanya adalah jenis bank yang
memiliki kesamaan dan perbedaan dalam perjanjian kreditnya. Persoalan inilah yang
akan kami kaji dalam makalah kelompok kami. Berawal dari uraian latar belakang diatas,
kami merumuskan suatu masalah, yaitu “Bagaimana ketentuan perjanjian kredit dalam
bank syariah dibandingkan dengan ketentuan pemberian kredit dalam bank konvensional
di Indonesia”
BAB 2
TINJAUAN TEORITIK
2.1 KREDIT
Kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu “credere” yang berarti kepercayaan dan
bahasa Latin “creditum” yang artinya kepercayaan akan kebenaran 6. Oleh sebab itulah
yang menjadi dasar dari kredit adalah kepercayaan. Pengertian kredit dalam buku Seri
Manajemen Bank No. 5 (1997: 31) adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam
antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan peminjam untuk melunasi utangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil
6
Karmila, kredit bank, Yogyakarta : 2010. Hlm. 2
keuntungan. Selain itu, kredit juga bisa berarti kemampuan untuk melaksanakan suatu
pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan
dilakukan atau ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang disepakati.
Bank juga merupakan salah satu lembaga yang juga berperan untuk membangun
tatanan perekonomian, sehingga dalam melaksanakan kegiatan perbankan nya, bank juga
di atur oleh pemerintah secara langsung. Sebab bank ikut menentukan keadaan
perekonomian di dalam pemerintahan itu sendiri.
BAB 3
PEMBAHASAN
9
Asaad, Mhd. "Peningkatan Peranan Perbankan Syariah Untuk Pembiayaan Usaha Pertanian." Jurnal
Miqot 35.1 (2011): 113-114.
berdasarkan Prinsip Syariah disesuaikan dengan ajaran-ajaran Islam. Sehingga beberapa
prinsip dalam Perbankan konvensional terpaksa dilarang. Diantara prinsip hukum
Perbankan yang dilanggar oleh Perbankan berdasarkan Prinsip Syariah adalah menjadi
pemegang saham pada perusahaan lain yang dibiayainya sendiri dan menjadi pembeli
barang modal/barang perdagangan untuk perusahaan/orang lain.
Pengelolaan dana yang dilakukan oleh bank konvensional dapat dilakukan dalam
seluruh lini bisnis menguntungkan di bawah naungan Undang-Undang. Apabila terlambat
melakukan pembayaran dalam bank konvensional, terdapat denda yang dibebankan
kepada nasabah. Bahkan besaran bunga bisa semakin meningkat bila nasabah tidak
membayar hingga batas waktu ditetapkan. Pada bank konvensional, penentuan bunga
dibuat pada waktu akad tanpa berpedoman pada untung rugi. besar persentasenya
didasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan. Bank konvensional juga tidak
memberikan toleransi dalam perjanjian kresit. Artinya apabilaproyek yang dijalankan
oleh pihak nasabah mengalami rugi, besaran bunga tetap mengacu pada perjanjian awal.
jumlah pembayaran bunganya pun tidak meningkat sekalipun jumlah keuntungan berlipat
atau keadaan ekonomi membaik.
Perjanjian dalam pemberian kredit yang dilakukan bank adalah hal yang paling
penting untuk diperhatikan oleh bank maupun nasabah, karena hal inilah tahap awal bagi
bank dan nasabah dalam melaksanakan suatu perjanjian yang telah disepakatinya nanti.
Di dalam proses, pemberian kredit yang di lakukan oleh bank konvensional dalam
menghimpun dana dengan mengeluarkan kredit kepada debitor agar dana yang
dihimpunnya dapat berkembang pesat, bank konvensional menawarkan bunga yang
menarik kepada debitor, yakni bunga yang rendah. Sehingga debitor dapat mempergiat
usahanya yang kemudian dapat memacu pertumbuhan ekonomi. Sebab, tingkat bunga
kredit yang tinggi bis menyebabkan produktivitas masyarakat sebagai debitor akan macet
dan calon debitor juga akan enggan untuk melakukan pinjaman kredit ke bank jika bunga
yang diberikan sangat tinggi.
Di satu sisi, jika calon debitor enggan untuk melakukan pinjaman, maka proses
penyaluran dana yang diterapkan untuk meraup keuntungan lewat bunga dalam bank
konvensional tidak akan berjalan yang dampaknya akan membuat bank tersebut akan
mengalami kerugian. Dalam melakukan perjanjian kredit untuk meminjam modal, bank
konvensional lebih melihat dari apa yang menjadi pinjaman yaitu utang pokok ditambah
bunga. Jadi peminjaman modal atau kredit ini tidak terlepas dari metode bunga yang
merupakan sumber utama dari pendapatan bank konvensional. Menurut asasnya,
perjanjian tersebut menganut sistem terbuka yang mengandung asas kebebasan membuat
perjanjian, dan menurut bentuknya perjanjian kredit dalam perbankan konvensional ada
yang dibuat di bawah tangan dan ada pula dibuat di hadapan notaris.
BAB 4
KESIMPULAN
Hukum dan ekonomi adalah dua hal yang tidak boleh dipisahkan, karena dua hal tersebut
saling melengkapi. Definisi mengenai hukum ekonomi syariah semuanya bermuara pada satu
muara yaitu sebuah ilmu pengetahuan yang berupaya untuk meninjau atau meneliti serta
menyelesaikan permasalahan ekonomi seperti yang disyariatkan oleh Allah SWT. Dalam Hukum
Islam, praktik pinjam meminjam (perkreditan) tidak dilarang, dalam Perbankan berdasarkan
Prinsip Syariah, pinjaman tidak disebut kredit, tapi pembiayaan (financing). Dalam
melaksanakan fungsinya perbankan yaitu menyalurkan dana kepada masyarakat, Perbankan
berdasarkan Prinsip Syariah mempunyai teknis pelaksanaan yang berbeda dengan Perbankan
konvensional. Lahirnya Perbankan berdasarkan Prinsip Syariah adalah untuk menghindari
larangan riba yang berlaku dalam Hukum Islam, maka akhirnya dalam perkembangannya
produk-produk bank berdasarkan Prinsip Syariah disesuaikan dengan ajaran-ajaran Islam, hal
tersebut yang menjadi dasar utama perbedaan antara prinsip perbankan syariah dengan
perbankan konvensional. Oleh karena Perbankan Konvensional dalam melaksanakan beberapa
fungsinya tidak sesuai dengan syariat islam, maka dalam hal ini perbankan syariah diupayakan
dapat digunakan oleh masyarakat islam dalam melakukan transaksi dengan Bank di Indonesia.