(BUSINESS PLAN)
DEDE NOVANTO
NIRM 020120145
PROGRAM STUDI
PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
2022
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN I
Pembimbing I
Dr. Neni Musyarofah, S.P,
M.Si NIP. 19810227 201101 ……………………….
2 012
Pembimbing II
Aminudin, STP, M.Si
NIP. 19750312 200312 1 001 ……………………….
Diketahui :
Ketua Program Studi
Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan
Ketua Jurusan
Pertanian
i
Executive Summery
Horenso (Spinacia oleracea L.) atau bayam Jepang merupakan salah satu jenis
sayuran introduksi yang masuk ke Indonesia. Horenso termasuk produk sayuran sayuran
daun dengan pangsa pasar tersendiri dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Horenso
adalah komoditas yang beberapa tahun terakhir ini mulai diminati oleh pebisnis di
subsektor hortikultura
ii
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR v
DAFTAR TABEL v
GAMBARAN USAHA 1
Latar Belakang 1
Profil Perusahaan 2
ANALISIS ASPEK BISNIS 5
Aspek Pemasaran 5
Pangsa Pasar 5
Strategi Pemasaran 5
Marketing Mix (4P) 7
Yuridis 8
Teknis 8
Aspek Pengelolaan 9
Aspek Sosial dan Lingkungan 10
Finansial 10
PENUTUP 18
Kesimpulan 18
DAFTAR PUSTAKA 19
iv
DAFTAR TABEL
1 Biaya Investasi 11
2 Modal Kerja 12
3 Modal Kerja 12
4 Modal Kerja 12
5 Sumber Modal 13
6 Penerimaan 14
DAFTAR GAMBAR
1 Logo Perusahaan
2 Struktur Organisasi
v
Rencana Usaha Packing House Bayam Jepang
Profil Perusahaan
1
GAMBARAN USAHA
Latar Belakang
Horenso (Spinacia oleracea L.) atau bayam Jepang merupakan salah satu
jenis sayuran introduksi yang masuk ke Indonesia. Horenso termasuk produk
sayuran sayuran daun dengan pangsa pasar tersendiri dan memiliki nilai ekonomis
yang tinggi. Horenso adalah komoditas yang beberapa tahun terakhir ini mulai
diminati oleh pebisnis di subsektor hortikultura. Jenis sayuran ini dinilai sangat
prospektif karena harganya yang tinggi bahkan berkali-kali lipat dari sayuran
lokal. Horenso atau bayam Jepang banyak diminati konsumen Indonesia karena
rasanya enak, lunak, dan memiliki kandungan mineral dan vitamin yang tidak
kalah dengan bayam lokal. Permintaan bayam Jepang yang mengalami kenaikan
setiap tahun di daerah Jakarta menjadi peluang bagi pemasok sayuran bayam
Jepang untuk memasarkan produknya. Hal ini membuat peluang budidaya sayuran
jepang sangat cerah karena bernilai jual tinggi.
Di Indonesia, sentra penanaman bayam jepang terbatas pada daerah dengan
dataran tinggi di Pulau Jawa dan dijual atau diekspor pada pembeli yang biasanya
berasal dari Taiwan, Korea dan Jepang. Tantangan baru untuk meningkatkan
produksi dan kualitas sayuran Nasional antara lain menggali dan mendayagunakan
komoditas-komoditas potensial yang selama ini belum banyak dibudidayakan oleh
petani (Rukmana, 1995). Permintaan sayur Jepang ini sendiri semakin meningkat,
dan dengan belum banyaknya pesaing membuat produsen sayuran bisa
2
menentukan harga jual sendiri. Petani sayuran Jepang di Indonesia mempunyai
peluang yang besar untuk memasok sejumlah besar restoran Jepang di
Jabodetabek (Saputro dan Hasballah, 2014).
Profil Perusahaan
Bentuk Usaha
Denov Farm merupakan salah satu perusahaan perseorangan yang bergerak
di bidang packing dan pemasaran sayuran segar dan kualitas yang baik. Denov
Farm ini berdiri pada tahun 2022, produk pertama yang dihasilkan adalah sayuran
horenso. Usaha ini terinspirasi dari banyaknya masyarakat yang memiliki minat
tinggi terhadap sayuran karena sayuran memiliki banyak manfaat yang dapat
membantu menjaga daya tahan tubuh. Terutama di tengah pandemic COVID-19,
yang membuat kebutuhan sayuran meningkat dikarenakan banyaknya permintaan
dari masyarakat sebagai konsumen untuk memenuhi gizi agar dapat menjaga imun
tubuh tetap stabil, dan manfaat lainnya bagi tubuh.
Struktur Perusahaan
Berikut struktur perusahaan yang di rancang dalam usaha Denov Farm:
Pemimpin
Dede Novanto
3
Keterangan :
1. Pimpinan Usaha : Dede Novanto
2. Sekretaris : Nabila Uswatun
3. KA Administrasi dan Keuangan : Regita Cahyani
4. KA Produksi : Achmad Primadani
5. KA Pemasaran : Ayuning Puspa K
6. KA Sumber Daya : Karina Benti R
Visi dan Misi
a. Visi : Menjadikan Denov Farm sebagai produsen sayuran yang
berkualitas, segar, dan berdaya saing tinggi.
b. Misi :
1. Menyediakan produk berkualitas dan segar (Good Quality and Fresh).
2. Melayani dan memenuhi permintaan konsumen dengan sepenuh hati.
3. Menjaga kualitas produk yang baik dan segar.
Tujuan
Tujuan didirikannya perusahaan Denov Farm ini, sebagai berikut:
a. Mengembangkan aspek pemasaran sayuran horenso
b. Mengembangkan aspek bisnis yang meliputi aspek pasar, yuridis, teknis,
pengelolaan dan finansial pada usaha distributor dan pemasaran tanaman
horenso
c. Mengembangkan dampak sosial dan lingkungan pada usaha distibutor dan
pemasaran tanaman horenso.
Manfaat
Manfaat didirikannya perusahaan Denov Farm ini, sebagai berikut:
a. Mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dari usaha distribusi dan
pemasaran tanaman horenso.
b. Dapat meningkatkan ekonomi masyarakat dengan membuka
lowongan pekerjaan.
c. Mampu meningkatan pendapatan pada usaha distribusi dan pemasaran
tanaman horenso.
4
ANALISIS ASPEK BISNIS
Aspek Pasar
Pangsa Pasar
Strategi Pemasaran
5
kalangan ekonomi menengah ke atas, karena produk horenso mempunyai
harga tinggi dibandingkan produk sayuran lokal.
b. Segmentasi Geografis
Lokasi Denov Farm sangat strategis dan memiliki potensi yang
tinggi, dimana lokasi nya berada di Kecamatan Pacet, wilayah Kabupaten
Cianjur yang cocok secara geografis. Lokasi ini merupakan sentra sayuran
yang memiliki potensi wilayah yang cocok untuk memproduksi sayuran
horenso dan lokasi yang strategis karena memiliki jarak yang lebih dekat
dengan JABODETABEK (Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi).
Terutama di Jakarta sendiri Horenso cukup banyak tersedia di
supermarket, restoran Korea, Jepang. Jumlah supermarket dan restoran
Korea, Jepang yang cukup tinggi di Jakarta secara langsung berdampak
pada jumlah permintaan Horenso. Dengan begitu, pemasok Horenso
dituntut untuk berproduksi dalam jumlah besar dan berkelanjutan.
c. Segmentasi Psikografis/Gaya hidup
Produk Denov Farm ditujukan bagi konsumen yang telah memiliki
kesadaran akan gaya hidup yang sehat, dan memiliki minat pada sayuran
luar yaitu horenso yang merupakan sayuran Jepang, seperti orang Korea
dan Jepang yang tinggal di Indonesia.
2. Target Pasar
Target pasar yang akan dituju atau di targetkan oleh Denov Farm
adalah kelompok konsumen dengan kalangan ekonomi menengah ke atas
dan juga kelompok konsumen yang telah sadar akan pentingnya asupan
gizi bagi tubuh dengan cara mengkonsumsi sayuran sehat. Tempat pasar
dari produk Denov Farm yaitu supermarket, restoran-restoran Korea dan
Jepang.
3. Posisi Produk
Denov Farm memposisikan dengan memberikan konsumen produk
horenso yang memiliki kualitas yang baik dan segar, serta mampu
memberikan khasiat baik bagi tubuh, karena mengandung vitamin C yang
tinggi, vitamin E serta flavonoid yang juga berperan sebagai antioksidan.
Senyawa flavonoid ini bermanfaat dalam menurunkan resiko penyakit
6
jantung koroner, demensia, dan berbagai jenis kanker.
Produk (Product)
Produk yang di jual di Denov Farm yaitu dengan produk utama adalah
produk sayuran horenso atau bayam Jepang yang berkualitas, segar, dan
mempunyai nilai gizi yang baik untuk kesehatan. Produk di kemas dengan
menggunakan plastik bening berukuran 25x30 cm dan diberi brand “Denov”, hal
ini digunakan agar usia produk tahan lama, dan lebih menarik bagi konsumen.
Layanan yang digunakan dalam memasarkan produk “Denov Farm” yaitu
menggunakan layanan dimana konsumen dapat langsung datang ke lokasi Denov
Farm, dan juga untuk pemasaran ke supermarket, restoran Korea & Jepang itu
dengan cara di antar/di distribusikan langsung ke tempat pemasaran.
Harga (Price)
Harga yang diberikan oleh “Denov Farm” terjangkau untuk konsumen
mulai dari ekonomi menengah ke atas. Harga produk Denov Farm untuk harga
mitra seperti supermarket maupun restoran Korea, Jepang pada saat harga naik
maupun turun tetap tidak akan berubah karena sebelumnya di awal sudah
dilakukan harga kesepakatan yaitu Rp. 35.000/kg.
Tempat/Distribusi (Place)
Lokasi usaha Denov Farm terletak di Kabupaten Cianjur, lokasi ini dipilih
karena strategis dalam penanganan produksi horenso serta dekat dengan pasar.
Wilayah Kabupaten Cianjur memiliki jarak yang dekat dengan kota besar seperti
JABODETABEK, dimana kota besar tersebut memiliki tingkat konsumsi yang
tinggi karena tingginya jumlah penduduk serta daya beli penduduk terutama di
Jakarta. Hal ini menjadikan hasil produksi sayuran di Denov Farm, Kabupaten
Cianjur sebagian besar di pasok ke Jakarta. Dengan begitu, dalam memasarkan
produk Denov Farm ini dapat dilakukan secara berkelanjutandan terus
mendapatkan nilai tambah dalam pemasarannya, karena daya beli konsumen
sangat potensial.
Promosi (Promotion)
Promosi produk “Denov Farm” dilakukan dengan dua metode yaitu
7
metode secara langsung dan metode tidak langsung. Metode yang dilakukan
secara langsung yaitu dengan cara promosi dari mulut ke mulut, melakukan
promosi langsung kepada konsumen. Sementara promosi tidak langsung
dilakukan dengan cara promosi melalui media sosial seperti Instagram,
WhatsApp, Facebook.
YURIDIS
a. Produk
Produk yang dihasilkan oleh Denov Farm ini adalah horenso yang
sudah dipilih, memiliki kualitas yang bagus, dan segar. Terkait dengan
legalitas produk akan diproduksi sesuai dengan standar GAP (Good
Agricultural Practices) hingga GHP (Good Handling Practices) untuk
membuktikan bahwa produksi maupun penanganan pasca panen dengan
baik.
b. Badan Usaha
Denov Farm merupakan perusahaan yang berbada hukum
perseorangan. Bentuk perusahaan perseorangan ini sendiri dipimpin oleh
pemilik perusahaan (pemimpin) yang memiliki tanggung jawab yang tidak
terbatas atas hutang- hutang perusahaan dan berkuasa penuh atas
pengelolaan dan pengendalian perusahaan.
c. Kegiatan Usaha
Denov Farm menerapkan dua subsistem agribisnis, yaitu subsistem
usahatani/agroproduksi, dan subsistem pemasaran/agromarketing. Masing-
masing dari subsistem tersebut saling berkaitan dan saling memberi
pengaruh terhadap keberhasilan dalam kegiatan usaha Denov Farm.
TEKNIS
Keadaan Lokasi
Lokasi usaha “Denov Farm” di rencanakan akan berada di Desa Ciherang,
Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Lokasi usaha ini dipilih, karena
lokasinya cocok untuk memproduksi sayuran horenso, juga merupakan lokasi sentra
sayuran. Alasan memilih lokasi ini adalah untuk mempermudah akses kegiatan
8
pemasaran dan produksi, serta untuk kegiatan pemasaran lokasi ini dekat dengan
Jakarta yang nantinya dituju untuk tempat distribusi seperti ke supermarket maupun
restoran Korea dan Jepang.
Proses Produksi
Proses produksi dalam menjalankan kegiatan produksi yaitu dengan membeli
sayuran horenso dari petani langsung yang ada di kecamatan pacet. Setelah itu, hal
yang dilakukan berdasarkan dengan SOP yang berlaku atau menerapkan dalam
penanganan pasca panen diterapkannya GHP (Good Handling Practices).
ASPEK PENGELOLAAN
9
ASPEK SOSIAL DAN LINGKUNGAN
Finansial
Kebutuhan Modal
a. Modal Investasi/ Input Tetap (Tabel Alat)
Modal investasi adalah modal yang dipakai untuk membiayai pendirian suatu
perusahaan, pembelian bangunan dan lahan, pembelian peralatan dan mesin,
modal berupa saham dan valas ataupun reksadana, dan barang modal lainnya
(Pardian, 2016).
10
Tabel 1 Biaya Investasi
Biaya laian-lain
Bahan Bakar (Mobil) : Rp. 250.000,-
Jumlah : Rp. 250.000,-/Produksi
: Rp. 250.000 x 144
= Rp. 36.000.000 /Th
Sehingga, total modal investasi yang harus dikeluarkan dalam satu kali produksi
adalah
= Biaya penyusutan + Biaya sewa lahan + Biaya lain-lain
= Rp. 6.777.300 + Rp. 250.000
= Rp. 6.777.550/ produksi
Total modal investasi dalam satu tahun adalah
= Modal investasi/Produksi x Produksi/Tahun
= Rp. 6.777.550 x 144 = Rp. 975.967.200/ Th
b. Modal Kerja Per-Musim Tanam (Input Variable)
Modal kerja merupakan modal yang digunakan untuk menjalankan dan
membiayai operasiona usaha yang sifatnya tida tetap atau habis dalam satu
kali proses produksi, contohnya untuk pembelian input produksi (sayuran,
plastik kantong, label dan lain-lain ) (Pardian, 2016).
11
Tabel 2 Modal Kerja (Saprodi)
Gaji/ Bulan
No Jabatan Jumlah
(Rp.)
1 Administrasi & Keuanga 1 Orang 1.800.000
2 Produksi 1 Orang 2.000.000
3 Sekretaris 1 Orang 2.000.000
4 Pemasaran 1 Orang 2.000.000
5 Sumber Daya 1 Orang 2.000.000
12
Jumlah 9.800.000
Sehingga total biaya untuk modal kerja yang harus dikeluarkan dalam
satu kali produksi adalah :
= Biaya Alat dan Bahan + Biaya tenaga kerja buruh
= Rp. 9.090.000 + Rp. 800.000
= Rp. 9.890.000,- / Produksi
= Rp. 9.890.000 x 144
= Rp. 1.424.160.000,- / Th
Sedangkan untuk biaya tenaga kerja sebagai berikut :
= Rp. 9.000.000,- / Bulan
= Rp. 9.000.000 x 12
= Rp. 180.000.000,- / Th
= Rp. 180.000.000 : 144
= Rp. 1.250.000,- / Produksi
Maka, untuk biaya modal kerja dalam satu tahun adalah
= 1.424.160.000 + 180.000.000
= Rp. 1.604.160.000,- /Th
= Rp. 9.090.000 + 1.250.000
= Rp. 10.340.000,-/ Produksi
MODAL TOTAL
= Modal Investasi + Modal Kerja
= Rp. 6.777.550 + Rp . 10.340.000
= Rp. 17.115.550/ Produksi
= Rp. 17.115.550 x 144 = Rp. 2.464.639.200/ Th
Biaya Tak Terduga
= Modal total x 5 %
= Rp. 17.115.550 x 5 %
= Rp. 855.777,5/ Produksi
= Rp. 855.777,5 x 144 = Rp. 123.231.960/Th
TOTAL MODAL
∑ Modal = Modal Total + Biaya Tak Terduga
= Rp. 17.115.550 + Rp. 855.777,5
= Rp. 17.971.327,5/ Produksi
= Rp. 17.971.327,5 x 144
= Rp. 2.587.871.160/ Th
Sumber Modal
Tabel 5 Sumber Modal
Sumber Modal
Komponen Pinjama Total
Sendiri n
13
Modal
Investasi 74.215.000 - 74.215.000
Modal Kerja 10.340.000 - 10.340.000
84.555.00 84.555.00
Jumlah (Rp) 0 - 0
Proporsi 100% 100%
Proyeksi Penerimaan
Total 5.472.000.000
Hasil pendapatan dari satu kali produksi yaitu sebesar 1.000 Kg x Rp.
38.000 = Rp. 38.000.000,-/ Produksi. Sedangkan dalam satu tahun hasil yang di
dapatkan yaitu sebesar Rp. 38.000.000 x 144 = Rp. 5.472.000.000,- / Tahun.
PENDAPATAN / INCOME
Pemasukan – Pengeluaran
= Rp. 38.000.000 – Rp. 17.971.327,5
= Rp. 20.028.672,5/ Produksi
= Rp. 20.028.672,5 x 144
= Rp. 2.884.128.840/ Th
Diketahui bahwa pendapatan atau income yang masuk selama satu tahun adalah
Rp. 2.884.128.840,-.
R/C RASIO
= pemasukan/ pengeluaran
= Rp. 38.000.000/ Rp. 17.971.327,5
14
= 2,1
Dengan telah dilakukannya perhitungan analisis usaha tani maka usaha
Packing House Horenso ini dapat dikatakan layak untuk dijalankan karena R/C
rasio lebih dari satu (> 1) dan dapat dikatakan juga usaha tersebut menguntungkan
yaitu sebesar 2.1 yang berarti jika mengeluarkan 1, maka akan menghasilkan 2.1
yang mana pendapatannya adalah 2.1.
B/C RASIO
Angka B/C sebesar 1.1 memiliki arti bahwa pada packig house horenso ini
dengan produksi sebanyak 1.000 kg akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp
1.1,-
BREAK EVEN POINT (BEP)
BEP Produksi
Total pengeluaran : Harga per kg
= Rp. 17.971.327,5 : Rp 38.000,-
= 472,9 kg/Produksi
= 68.097,6 kg/Th
Apabila BEP Produksi mencapai 472,9 kg maka usaha packing horenso
selama satu produksi ini tidak akan mengalami kerugian ataupun keuntungan
melainkan terjadinya titik impas.
BEP Harga
Total pengeluaran : total produksi
= Rp. 17.971.327,5 : 1.000 kg
= Rp. 17.971,32/kg
Dengan total produksi sebanyak 1.000 kg, maka usaha packing house
sayuran horenso ini akan mengalami titik impas atau tidak mengalami keuntungan
ataupun kerugian jika dijual dengan harga jual Rp. 17.971,32/kg.
15
16
Analisis NPV, B/C, dan IRR Usaha Packing House Sayuran Horenso Denov Farm
Th ke Pengeluaran Biaya (Rp) Penerimaan Penerimaan bersih DF PV Biaya PV Penerimaan . PV Penerimaan DF PV Penerimaan
(Revenue Bersih Bersih
17
Dari hasil perhitungan analisis NPV, B/C dan IRR bahwa usaha tersebut layak
dijalankan dikarenakan :
1. NPV bernilai positif (+) dengan presentase 10% sebesar 3.876.121.744
sedangkan NPV bernilai negatif (-) dengan presentase 20% sebesar
2.851.923.152.
2. B/C dikatakan layak apabila bernilai > 1 dengan presentase 10% yaitu 1,54.
3. Net B/C dikatakan layak apabila bernilai > 1 dengan presentase 10% yaitu
4,97.
4. IRR > Bunga Bank senilai 47,84541% lebih besar dari 10%
18
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis kelayakan usaha dari Denov Farm menunjukkan
bahwa usaha ini sangat layak dijalankan (go project), karena nilai R/C Ratio > 1
yaitu sebesar 2,1. Dengan total produksi sebanyak 1.000 kg, maka usaha packing
house sayuran horenso ini akan mengalami titik impas dengan harga jual Rp.
17.971,32/kg. Titik impas penjualan terjadi pada saat produk terjual mencapai
472,9 kg atau senilai Rp. 17.970.200,-. Dari hasil perhitungan analisis NPV, B/C
dan IRR bahwa usaha tersebut layak dijalankan dikarenakan :
1. NPV bernilai positif (+) dengan presentase 10% sebesar 3.876.121.744
sedangkan NPV bernilai negatif (-) dengan presentase 20% sebesar
2.851.923.152.
2. B/C dikatakan layak apabila bernilai > 1 dengan presentase 10% yaitu
1,54.
3. Net B/C dikatakan layak apabila bernilai > 1 dengan presentase 10% yaitu
4,97.
4. IRR > Bunga Bank senilai 47,84541% lebih besar dari 10%
19
DAFTAR PUSTAKA
20