0114103027
NPM : 0114103027
Reguler B1 - Kelas C
Sebagai suatu profesi, ciri utama auditor internal adalah kesedian menerima tanggungjawab
terhadap kepentingan masyarakat dan pihak-pihak yang dilayani. Agar dapat mengemban
tanggungjawab ini secara efektif, auditor internal perlu memelihara standar perilaku dan
memiliki standar praktik pelaksanaan pekerjaan yang handal. Sehubungan dengan hal tersebut,
Konsorsium Organisasi Profesi Auditor Internal menerbitkan Standar Profesi Auditor Internal
(SPAI). Standar Profesi Audit Internal ini merupakan awal dari serangkaian Pedoman Praktik
Audit Internal (PPAI), yang diharapkan menjadi sumber rujukan bagii nternal auditor yang ingin
menjalankan fungsinya secara profesional.
Standar Profesi Audit Internal (SPAI) terdiri atas Standar Atribut, Standar Kinerja dan
Standar Implementasi.
a. Standar Atribut
Berkenaan dengan karakteristik organisasi, individu, dan pihak- pihak yang melakukan
kegiatan audit internal.
b. Standar Kinerja
Menjelaskan sifat dari kegiatan audit internal dan merupakan ukuran kualitas pekerjaan
audit. Standar Kinerja memberikan praktik-praktik terbaik pelaksanaan audit mulai dari
perencanaan sampai dengan pemantauan tindak lanjut. Standar Atribut dan Standar
Kinerja berlaku untuk semua jenis penugasan audit internal.
c. Standar Implementasi.
Hanya berlaku untuk satu penugasan. Standar Implementasi yang akan diterbitkan dimasa
mendatang adalah
i. Standar implementasi untuk kegiatan assurance (A)
ii. Standar implementasi untuk kegiatan consulting (C)
iii. Standar implementasi kegiatan investigasi (I)
iv. Standar implementasi Control Self Assessment (CSA).
Sri Wahyuni
0114103027
Standar-standar tersebut merupakan bagian dari pedoman praktik audit internal (PPAI),.
Keseluruhan pedoman praktik audit internal terdiri atas: Definisi Audit Internal Kode EtikProfesi
Audit Internal Standar Profesi Audit Internal dan Interpretasi dari Standar Profesi Audit Internal
1. STANDAR ATRIBUT
2. STANDAR KINERJA
SPKN ini berlaku untuk semua pemeriksaan yang dilaksanakan terhadap entitas,
program,kegiatan serta fungsi yang berkaitan dengan pelaksanaan pengelolaan dan tanggung
jawab Keuangan Negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan. SPKN berlaku bagi BPK
atau akuntan publik serta pihak lain yang diberi amanat untuk melakukan pemeriksaan
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara untuk dan atas nama BPK. SPKN juga dapat
menjadi acuan bagi aparat pengawasan internal pemerintah maupun pihak lain dalam
penyusunan standar pengawasan sesuai kedudukan, tugas, dan fungsinya.
STANDAR PEMERIKSAAN
1. STANDAR UMUM
Standar umum memberikan kerangka dasar untuk dapat menerapkan standar pelaksanaan
dan standar pelaporan secara efektif yang dijelaskan pada pernyataan standar berikutnya.
Dengan demikian, standar umum ini harus diikuti oleh semua pemeriksa dan organisasi
pemeriksa yang melakukan pemeriksaan berdasarkan Standar Pemeriksaan Keuangan
Negara.
Beberapa standar umum yang termuat dalam PSP Nomor 01 sebagai berikut:
i. Pemeriksa secara kolektif harus memiliki kecakapan profesional yang memadai untuk
melaksanakan tugas pemeriksaan.
ii. Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, organisasi pemeriksa
dan pemeriksa, harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan
pribadi, ekstern, dan organisasi yang dapat mempengaruhi independensinya.
iii. Dalam pelaksanaan pemeriksaan serta penyusunan laporan hasil pemeriksaan,
pemeriksawajib menggunakan kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama.
iv. Setiap organisasi pemeriksa yang melaksanakan pemeriksaan berdasarkan SPKN harus
memiliki sistem pengendalian mutu yang memadai, dan sistem pengendalian mutu
tersebut harus direviu oleh pihak lain yang kompeten (pengendalian mutu ekstern).
c) Bukti yang cukup, kompeten, dan relevan harus diperoleh untuk menjadi dasar yang
memadai bagi temuan dan rekomendasi pemeriksa;
d) Pemeriksa harus mempersiapkan dan memelihara dokumen pemeriksaan dalam
bentuk kertas kerja pemeriksaan. Dokumen pemeriksaan yang berkaitan dengan
perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan pemeriksaan harus berisi informasi yang
cukup untuk memungkinkan pemeriksa yang berpengalaman tetapi tidak mempunyai
hubungan dengan pemeriksaan tersebut dapat memastikan bahwa dokumen
pemeriksaan tersebut dapat menjadi bukti yang mendukung temuan, simpulan, dan
rekomendasi pemeriksa.
5. STANDAR PELAPORAN PEMERIKSAAN KINERJA
Untuk pelaporan pemeriksaan kinerja, SPKN memberikan beberapa standar sebagai
berikut:
a) Pemeriksa harus membuat laporan hasil pemeriksaan untuk mengkomunikasikan
setiap hasil pemeriksaan;
b) Laporan hasil pemeriksaan harus mencakup: