Anda di halaman 1dari 5

Sri Wahyuni 0114103027

Akuntansi Reguler B1 Kelas C

Sucsesive

Cari data ordinal yang berupa jawaban responden kemudian lakukan analisis
dengan MSI!

Analisis Method 0f Successive Interval (MSI)


1. Pada kolom 1 yaitu isian ordinal : Ya, ini adalah empat pilihan
jawaban ordinal yang saya buat dalam kuesioner yaitu 1,2,3 dan 4..
Ya, katakanlah angka-angka ini mewakili persepsi responden sangat
tidak puas, tidak puas, puas, sangat puas dan sangat puas misalnya.
2. Pada kolom 2 yaitu frekuensi: Ini adalah jumlah kumulatif isian
ordinal. Misalkan total isian yang menjawab 2 (tidak puas) adalah
17, untuk total isian yang menjawab 4 (sangat puas) adalah 42,
3. Pada kolom 3 yaitu isian ordinal dikalikan dengan frekuensi, kita
tinggal mengalikan antara kolom 1 dengan kolom 2 yaa.
4. Pada kolom 4 yaitu proporsi frekuensi: Jadi, disini kita akan
mendapatkan berapa proporsi dari masing-masing frekuensi (total
proporsi =1). Jadi, pada kolom 4, angka 0,0750 didapatkan dari
9/120. Angka 0,1417 itu didapatkan dari 17/120.
5. Pada kolom 5 yaitu Proporsi kumulatif: Nah, disini kita akan
mengakumulasi nilai proporsi frekuensi yang ada pada kolom 5.
Misalnya, pada kolom 5, angka 0,2167 adalah 0,0750+0,1417
seterusnya misal pada kolom 5, angka 0,650 itu diperoleh dari
0,2167+0,433.
6. Pada kolom 6 yaitu Z proporsi kumulatif: Sebenarnya nilai Z ini
bisa sobat cari aja di tabel Z distribusi Normal pada buku-buku
statistik atau download dari internet. Kita memakai nilai Z tabel ini
Sri Wahyuni 0114103027
Akuntansi Reguler B1 Kelas C

dengan mengasumsikan bahwa proporsi kumulatif berdistribusi


normal baku.
Perhatikan caranya,, Misalkan mencari nilai Z tabel pada
probabilitas frekuensi kumulatif 0,0750. Dah pada tahu dong, kalau
nilai Z normal bakalan negatif jika nilai probabilitasnya kurang dari
sama dengan 0,5. Lalu, gimana cara mencari nilai Z tabelnya?
Karena distribusi Z dua arah (sebelah kiri dengan nilai Z negatif dan
sebelah kanan dengan nilai Z positif), maka kurangkan dulu 0,5
dengan probabalitasnya sehingga jadinya 0,5-0,0750=0,425. Lalu,
carilah pada tabel Z, nilai Z yang luasnya 0,425..

Lihat bahwa nilai 0,425 berada pada 1,43 < Z < 1,44.. Lalu lakukan
pencarian dengan INTERPOLASI.

Sekarang carilah angka divider dengan menjumlahkan nilai Z pada 1,43


dan 1,44 lalu silahkan bagi dengan probabilitas yang mau sobat cari nilai
Znya, Jadi, begini caranya (0,4236+0,4251)/0,425=1,9969.
Lalu terakhir, kita dapat deh nilai Z hitung dengan menambahkan nilai Z
antara yaitu 1,43 dan 1,44 dan bagikan dengan angka divider sehingga
jadinya (1,43+1,44)/1,9969 = 1,437198. Oleh karena probabilitas
frekuensi kumulatif 0,0750 lebih kecil dari 0,50 maka nilai Z hitungnya
adalah negatif yaitu-1,4372 (dibulatkan 4 angka saja).
Sri Wahyuni 0114103027
Akuntansi Reguler B1 Kelas C

Nah, sebenarnya ada cara termudah yang bisa sobat pakai dengan Excel
yaitu cukup dengan menulis syntax =NORMSINV(prob)
=NORMSINV(0,0750)= -1,4395. Ternyata hasilnya hanya berbeda 0,00.

7. Pada kolom 7 yaitu fungsi padat Z atau dalam statistik matematik


dikenal dengan densitas/batasan bagi fungsi Z dan ini dia
formulasinya

Nilai = 3.14159
Nilai e=2,71828
Misalkan pada kolom 7 didapatkan angka 0,2935.. Nah, cara
mendapatkan angka ini tinggal memasukkan nilai -0,7835 sebagai Z
pada formula di atas.. Sama seperti sebelumnya, Excel juga sudah
menyediakan cara cepat menampilkan nilai densitas Z dengan
syntax: =normdist(X;0;1;0) dengan asumsi Z prop kumulatif
berdistribusi normal baku dengan rataan 0 dan varians 1. Jadi,
caranya menjadi =normdist(-0,7835;0;1;0)=0,2935
8. Kolom 8 yaitu SCALE Cara mencari Scale Value adalah dengan
mempertimbangkan densitas dan nilai area. Untuk densitas kita
memakai fungsi padat (densitas) Z yakni selisih antara batas bawah
dengan batas atas sedangkan untuk area memaka proporsi kumulatif
(cakupan luasan) yakni selisih antara batas atas dengan batas
bawah.
Perhatikan tabel berikut (potongan tabel output sebelumnya
Sri Wahyuni 0114103027
Akuntansi Reguler B1 Kelas C

Misalkan nilai SCALE -1,8874 diperoleh dengan formula:

=(0-0,1416)/(0,0750-0)= -1,8874

Misalkan lagi nilai SCALE -0,1775 diperoleh dari formula:

=(0,2935-0,3704)/(0,6500-0,2167)

9. Kolom 9 yaitu Score Interval: Nah, inilah nilai yang akan kita pakai
nanti buat analisis selanjutnya. Carilah nilai Scale paling kecil dan
absolutkan. Dalam hal ini Scale terkecil (Abs.Min. Scale adalah -
1,8874 dimutlakkan menjadi 1,8874.

Jadi pada kolom 9, nilai 1,8148 diperoleh dari -1,0726 + 1,8874 + 1 =


1,8148. Misalnya lagi nilai 3,9457 diperoleh dari 1,0583 + 1,8148 + 1 =
3,9457. Tidak berlebihan kalau seandainya saya bilang tehnik MSI ini
sangat baik karena proses konversi sangat mempertimbangkan frekuensi.
Simpulan yang bisa diambil pun sangat baik berdasarkan pertimbangan
frekuensinya.Nah ini dia simpulan yang bisa diperoleh:

Skala ordinal 1 dengan frekuensi sebanyak 9 mempunyai nilai skala


interval sebesar 1
Sri Wahyuni 0114103027
Akuntansi Reguler B1 Kelas C

Skala ordinal 2 dengan frekuensi sebanyak 17 mempunyai nilai skala


interval sebesar 1,8148
Skala ordinal 3 dengan frekuensi sebanyak 52 mempunyai nilai skala
interval sebesar 2,7099
Skala ordinal 4 dengan frekuensi sebanyak 42 mempunyai nilai skala
interval sebesar 3,9457

Anda mungkin juga menyukai