Pariwisata Indonesia
Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi penting di Indonesia. Pada tahun
2009, pariwisata menempati urutan ketiga dalam hal penerimaan devisa setelah
komoditi minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit. Berdasarkan data tahun 2014,
jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia sebesar 9,4 juta lebih atau tumbuh
sebesar 7.05% dibandingkan tahun sebelumnya.
Kekayaan alam dan budaya merupakan komponen penting dalam pariwisata di
Indonesia. Alam Indonesia memiliki kombinasi iklim tropis, 17.508 pulau yang 6.000 di
antaranya tidak dihuni, serta garis pantai terpanjang ketiga di dunia setelah Kanada dan Uni
Eropa. Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar dan berpenduduk terbanyak di
dunia. Pantai-pantai di Bali, tempat menyelam di Bunaken, Gunung Rinjani di Lombok, dan
berbagai taman nasional di Sumatera merupakan contoh tujuan wisata alam di Indonesia.
Tempat-tempat wisata itu didukung dengan warisan budaya yang kaya yang
mencerminkan sejarah dan keberagaman etnis Indonesia yang dinamis dengan 719 bahasa
daerah yang dituturkan di seluruh kepulauan
tersebut. Candi Prambanan dan Borobudur, Toraja, Yogyakarta, Minangkabau, dan Bali
merupakan contoh tujuan wisata budaya di Indonesia. Hingga 2010, terdapat 7 lokasi di
Indonesia yang telah ditetapkan oleh UNESCO yang masuk dalam daftar Situs Warisan
Dunia. Sementara itu, empat wakil lain juga ditetapkan UNESCO dalam Daftar Representatif
Budaya Takbenda Warisan Manusia yaitu wayang, keris, batik danangklung.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, sebelas provinsi yang paling sering
dikunjungi oleh para turis adalah Bali sekitar lebih dari 3,7 juta disusul, DKI Jakarta, Daerah
Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Utara, Lampung, Sulawesi
Selatan, Sumatera Selatan, Banten dan Sumatera Barat Sekitar 59% turis berkunjung ke
Indonesia untuk tujuan liburan, sementara 38% untuk tujuan
bisnis Singapura dan Malaysia adalah dua negara dengan catatan jumlah wisatawan
terbanyak yang datang ke Indonesia dari wilayah ASEAN Sementara dari
kawasan Asia (tidak termasuk ASEAN) wisatawan RRC berada di urutan pertama
disusul Jepang, Korea Selatan, Taiwandan India Jumlah pendatang terbanyak dari
kawasan Eropa berasal dari negara Britania Raya disusul oleh Belanda, Jerman dan Perancis.
Pengelolaan kepariwisataan, kebijakan nasional, urusan pemerintahan di bidang
kebudayaan dan kepariwisataan di Indonesia diatur oleh Kementerian Kebudayaan dan
Pariwisata Indonesia.
SEJARAH
Bidang jasa pelayanan yang berkaitan dengan pariwisata mungkin sudah berkembang
sejak zaman Indonesia purba, khususnya Jawa kuno abad ke-8; beberapa panel relief
di Borobudur menggambarkan adegan penjual minuman, semacam warung, kedai, atau
rumah makan, serta ada bangunan yang didalamnya ada orang tengah minum-minum dan
bersenang-senang, mungkin menggambarkan rumah minum atau penginapan. Indonesia
memiliki catatan sejarah kebudayaan pariwisata sejak abad sejak abad ke-14. Kakawin
Nagarakretagama mencatat bahwa Raja Hayam Wuruk telah mengelilingi Kerajaan
Majapahit yang kini menjadi daerah Jawa Timur menggunakan pedati dengan iring-iringan
pejabat negara. Catatan Perjalanan Bujangga Manik, seorang resi pengelana Hindu
dari Pakuan Pajajaran yang ditulis pada abad ke-15 menceritakan perjalanannya keliling
pulau Jawa dan Bali. Meskipun perjalannya bersifat ziarah, namun kadang-kadang ia
menghabiskan waktu seperti seorang pelancong zaman modern: duduk, mengipasi badannya
dan menikmati pemandangan di daerah Puncak, khususnya Gunung Gede yang dia sebut
sebagai titik tertinggi dari kawasan Pakuan.
Setelah masuknya Bangsa Belanda ke Indonesia pada awal abad ke-19, daerah Hindia
Belanda mulai berkembang menjadi daya tarik bagi para pendatang yang berasal
dariBelanda. Gubernur jenderal pada saat itu memutuskan pembentukan biro wisata yang
disebut Vereeeging Toeristen Verkeer yang gedung kantornya juga digunakan untuk
maskapai penerbangan Koninklijke Nederlansch Indische Luchtfahrt Maatschapijj (kini
disebut dengan KLM). Hotel-hotel mulai bermunculan seperti Hotel des
Indes di Batavia,Hotel Oranje di Surabaya dan Hotel De Boer di Medan. Tahun
1913, Vereeneging Touristen Verkeer membuat buku panduan mengenai objek wisata di
Indonesia. Sejak saat itu, Bali mulai dikenal oleh wisatawan mancanegara dan jumlah
kedatangan wisman meningkat hingga lebih dari 100% pada tahun 1927. Pada 1 Juli 1947,
pemerintah Indonesia berusaha menghidupkan sektor pariwisata Indonesia dengan
membentuk badan yang dinamakan HONET (Hotel National & Tourism) yang diketuai oleh
R. Tjitpo Ruslan. Badan ini segera mengambil alih hotel - hotel yang terdapat di daerah
sekitar Jawa dan seluruhnya dinamai Hotel Merdeka. Setelah Konferensi Meja Bundar, badan
ini berganti nama menjadi NV HORNET. Tahun 1952 sesuai dengan keputusan presiden RI,
dibentuk Panitia InterDepartemental Urusan Turisme yang bertugas menjajaki kemungkinan
terbukanya kembali Indonesia sebagai tujuan wisata.
OBJEK WISATA
WISATA ALAM
Pemandangan koral dan ikan diRaja AmpatPapua Barat
Indonesia memiliki kawasan terumbu karang terkaya di dunia dengan lebih dari 18%
terumbu karang dunia, serta lebih dari 3.000 spesies ikan, 590 jenis karang batu, 2.500
jenismoluska, dan 1.500 jenis udang-udangan. Kekayaan biota laut tersebut menciptakan
sekitar 600 titik selam yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Raja Ampat di
Provinsi Papua Barat adalah taman laut terbesar di Indonesia yang memiliki beraneka ragam
biota laut dan dikenal sebagai lokasi selam scuba yang baik karena memiliki daya pandang
yang mencapai hingga 30 meter pada siang hari. Hasil riset lembaga Konservasi
Internasional pada tahun 2001 dan 2002 menemukan setidaknya 1.300 spesies ikan, 600 jenis
terumbu karang dan 700 jenis kerang di kawasan Raja Ampat. Bunaken yang terletak
di Sulawesi Utara memiliki 25 titik selam dengan kedalaman hingga 1.556 meter. Hampir
70% spesies ikan di Pasifik Barat dapat ditemukan di Taman Nasional ini. Terumbu karang di
taman nasional ini disebut tujuh kali lebih bervariasi dibandingkan dengan Hawaii.
Wisata belanja
Wisata belanja
Wisata budaya
Wisata keagamaan
SUMBER :
WIKIPEDIA
Contoh Artikel Tentang Pariwisata Indonesia Terbaik
Contoh Artikel Tentang Pariwisata Indonesia Terbaik - Artikel adalah karya tulis faktual dan
menarik yang ditulis dengan panjang tertentu dan untuk dipublikasikan di media cetak, seperti koran,
majalah, maupun media elektronik, seperti internet.
Di bawah ini adalah contoh artikel tentang pariwisata di Indonesia yang mengulas tempat wisata yang
baru terkenal di Lampung, yaitu Teluk Kiluan.
Bagi para pecinta wisata bahari di Lampung tidak perlu lagi ke tempat yang jauh untuk melihat
keindahan alam ini. Karena ternyata, di Lampung sendiri kini telah ditemukan tempat wisata yang
telah tertidur sangat lama. Tempat itu dinamai dengan Teluk Kiluan.
Air laut yang menjorok ke daratan ini merupakan surga tersembunyi di pekon Kiluan Negeri,
Kecamatan Kelumbayan, Kabuapaten Tanggamus. Pada mulanya tempat ini tidak terkenal seperti
Pantai Pangandaran, di pulau Jawa, ataupun pantai Kuta di Bali. Bahkan penduduk lampung sendiri
pun belum mengetahui tempat ini. Baru pada sekitar awal tahun 2010, nama Teluk Kiluan
mengguncang para pecinta keindahan alam di lampung dan sekitar pertengahan 2011 teluk ini
bahkan sudah terkenal hingga sampai ke luar daerah Lampung.
Tempat ini sangat terkenal akan keindahan alamnya yang sangat menyejukkan mata. Suasananya
yang masih alami dan airnya yang sangat jernih ditambah lagi dengan tidak ada satupun sampah
yang ditemukan di pasir pantai yang halus membuat Teluk Kiluan menjadi primadona bagi para
pencinta keindahan.
Tidak hanya memiliki keindahan alam, Teluk Kiluan juga menyimpan sejuta potensi yang sangat luar
bisa jika dikembangkan, di antaranya adalah perairannya yang kaya akan ikan, dapat dijadikan
tempat wisata pancing, dan alamnya yang indah dapat dijadikan resort.
Daya tarik utama dari Teluk Kiluan adalah melihat atraksi lumba – lumba liar yang berenang bebas di
lautan, tentunya, melihat mereka berenang bebas di lautan lebih mengasyikkan daripada
menyaksikan atraksi mereka di Gelanggang Samudera Ancol. Ditambah lagi dengan melihat si Cantik
ini yang jumlahnya mencapai ratusan melompat – lompat dengan mengiringi kapal yang seolah – olah
menyambut kedatangan pengunjung sungguh merupakan sebuah pengalaman yang sangat
menakjubkan.
Advertisement
Di teluk ini memang masih banyak dijumpai hewan lucu ini karena perairannya yang masih sangat
asri, sehingga mereka masih bisa hidup dan berkembang biak di daerah ini. Ada dua jenis lumba –
lumba yang dapat dijumpai di daerah ini, yaitu lumba – lumba hidung botol (Tursiops truncatus), dan
lumba – lumba mulut panjang (Stenella longirostris). Konon, jumlah lumba – lumba yang ditemukan di
Teluk Kiluan merupakan jumlah yang terbesar di seluruh dunia.
Untuk melihat atraksi ini pengunjung bisa menyewa kapal cadik, yaitu kapal tradisional dengan biaya
sekitar Rp. 250.000,- hingga Rp. 300.000,-. Dengan hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit
menuju lautan Kiluan, pengunjung tidak memerlukan waktu lama lagi untuk menyaksikan mereka
karena lumba – lumba akan segera melompat – lompat dan menari – nari di sekitar kapal. Bahkan
mereka akan mendekati kapal sehingga bisa disentuh oleh pengunjung.
Menurut sebagian orang, wisata atraksi lumba – lumba di Teluk Kiluan masih lebih bagus daripada
atraksi yang ada di Pantai Lovina, Bali. Hal ini dikarenakan jumlah lumba – lumba di Pantai Lovina
hanya memiliki satu jenis lumba – lumba dan jumlahnya lebih sedikit dari jumlah lumba – lumba di
Teluk Kiluan.
Untuk mencapai tempat wisata ini, membutuhkan waktu sekitar 3 hingga 4 jam dari Kota Bandar
Lampung. Karena jalannya yang masih belum memadai, maka tidak disarankan untuk mengendarai
mobil sedan apalagi di musim penghujan. Oleh karena itu pengunjung di anjurkan untuk membawa
mobil yang memadai di jalanan rusak dan melakukan perjalanan di musim kemarau.
Meskipun, tempat ini terletak cukup jauh dan jalan akses menuju lokasinya yang belum memadai,
dijamin setelah tiba di sana, semua kepenatan dan rasa lelah itu akan segera terbayar dengan
keindahan Teluk Kiluan dan alam sekitarnya yang menyejukkan hati. Oleh karena itu, jangan segan –
segan untuk mampir ke tempat wisata ini dan menyaksikan indahnya atraksi lumba – lumba liar di
lautan lepas.
http://www.kelasindonesia.com/2015/06/contoh-artikel-tentang-pariwisata-indonesia-terbaik.html
Share :
Tweet
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan
karuniaNyalah, karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada waktunya,Adapun
tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memenuhi tugas dengan judul Pengembangan
Pariwisata Berwawasan Lingkungan Budaya.Dengan membuat tugas ini kami diharapkan mampu
untuk lebih mengenal tentang Kepariwisataan dan kebudayaan yang berkembang sebagai kota
wisata budaya, yang merupakan salah satu provinsi di Indonesia dan seringkali luput dari
pengamatan kita sebagai masyarakat Indonesia.
Dalam penyelesaian karya ilmiah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama
disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak, akhirnya karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan cukup baik.
Harapan kami, semoga karya ilmiah yang sederhana ini, dapat memberi kesadaran tersendiri
bagi generasi muda bahwa kita juga harus mengetahui adat dan kebudayaan khususnya dalam
pariwisata indonesia dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia, karena kita adalah bagian dari
keluarga besar Indonesia tercinta.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
B. Identifikasi Masalah................................................................................. 2
C. Pembatasan Masalah................................................................................ 2
D. Perumusan Masalah................................................................................. 2
E. Tujuan...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
5. Pariwisata Budaya........................................................................................ 8
A. Kesimpulan............................................................................................. 10
B. Saran....................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan sektor pariwisata ini di satu sisi memberikan keuntungan ekonomis yang
cukup tinggi. Keuntungan ekonomis ini membawa pengaruh pada pendapatan negara secara umum
dan kesejahteraan masyarakat sekitar secara khusus. Kehadiran wisatawan dapat diartikan sebagai
kehadiran rezeki bagi sejumlah orang mulai para pemandu wisata, tukang becak, sampai dengan
para pedagang. Dengan demikian, sektor pariwisata bukan sekedar memberikan keuntungan bagi
pelaku-pelaku bidang pariwisata melainkan juga memberikan keuntungan sektor-sektor lain di luar
pariwisata.
Namun, karena tuntutan untuk mencari keuntungan ekonomi semata, ada sejumlah hal yang
pada akhirnya terkorbankan atau tidak diperhatikan. Misalnya saja, karena tuntutan penyediaan
penginapan bagi para wisatawan, sejumlah tempat dibongkar untuk mendirikan hotel. Karena
tuntutan pengembangan pariwisata terjadi pembebasan tanah besar-besaran.
Dalam arti yang sangat luas, kebudayaan dapat dinyatakan sebagai keseluruhan masalah-
masalah sepiritual, material, segi-segi intelektual dan emosional yang beragam,dan memberi watak
kepada suatu masyarakat atau kelompok sosial.Kebudayaan juga dapat pula diartikan sebagai
segenap perwujudan dan keseluruhan hasil pikiran (logika), kemauan (etika), serta perasaan
(estetika) manusia dalam rangka perkembangan pribadi manusia; hubungan manusia dengan
manusia,hubungan manusia dengan alam, hubungan manusia dengan Tuhan (Bandem, 1995). Para
ahli kebudayaan menekankan pentingnya aspek kebudayaan diperhitungkan dalam pencapaian
tujuan pembangunan yang berkelanjutan. Kebudayaan menurut Koentjaraningrat (1990), adalah
kebudayaan sebagai keseluruhan sistem gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka
kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dirinya dengan belajar. Selanjutnya menurut
Koentjaraningrat, ada tujuh unsur kebudayaan secara universal, yaitu; (1). Bahasa, (2). Sistem
teknologi, (3). Sitem mata pencaharian atau ekonomi, (4). Organisasi sosial, (5). Sitem pengetahuan,
(6). Religi, dan (7). Kesenian.
Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan
kecil, dan pendukungnya terdiri dari kelompok-kelompok suku bangsa yang sangat beragam
wujudnya. Jika dipandang dari sudut budaya, di Indonesia terdapat budaya-budaya yang sangat
beragam (pluralistik), mulai dari adanya budaya lokal, suatu kebudayaan yang berlaku dalam
lingkungan keluarga; kebudayaan daerah, suatu kebudayaan yang disepakati oleh daerah atau suku
bangsa tertentu seperti kebudayaan Jawa, Bali, Minang, Sunda, Bugis, Sasak, Dayak, Papua, Madura,
dan sebagainya. Wawasan aneka budaya (multikultural) dalam dasawarsa terakhir ini banyak sekali
ditampilkan dan dianjurkan dalam berbagai forum (Edi Sedyawati 2002), namun sebenarnya perlu
disadari bahwa situasi aneka budaya itu tidak sama di semua negara, meskipun sama-sama
mempunyai keanekaragaman budaya.
B. Identifikasi Masalah
Melihat semua hal yang melatar belakangi Kebudayaan pariwisata maka, kami menarik
beberapa masalah dengan berdasarkan kepada :
- Kurangya perhatian dari masyarakat kebanyakan pada lingkungan kebudayaan. Sehingga kurangya
pengetahuan masyarakat tentang kepariwisataan lingkungan budaya.
Karena cangkupan kebudayaan yang begitu luas dan meliputi berbagai aspek kehidupan,
maka kami hanya membataskan penelitian hanya dari segi Unsur dan aspek Kebudayaan dan
kepariwisataan dari masyarakat bali. Serta perkembangnnya sampai dengan sekarag ini.
D. Perumusan Masalah
Atas dasar penentuan latar belakang dan identiikasi masalah diatas, maka kami dapat
mengambil perumusan masalah sebagai berikut:
E. Tujuan
Tujuan penulisan karya ilmiah ini, yaitu untuk memberikan informasi mengenai
Perkembangan pariwisata berwawasan lingkungan budaya yang meliputi beberapa aspek-aspek
dalam meningkatkan kepariwisataan indonesia yang mendorong pengembangan sektor-sektor lain
baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam kehidupan masyarakat modern, rekreasi merupakan kebutuhan hidup manusia yang
tidak dapat dihilangkan lagi. Hal ini berkaitan erat dengan kesibukan hidup sehari-hari yang pada
akhirnya membutuhkan penyeimbang berupa kesantaian dan refresing. Kebutuhan akan kesantaian
dan refresing ini perlu mendapat jawaban berupa bisnis rekreasi dan hiburan. Dalam hal ini sektor
pariwisatalah yang berkepentingan.
Dari sisi lain, pengembangan sektor pariwisata mampu mendorong pengembangan sektor-
sektor lain baik secara langsung maupun secara tidak langsung.Pengembangan kawasan pantai
misalnya,akan mendorong pengembangan bidang transportasi baik berupa perbaikan jalan maupun
route angkutan kendaraan umum. Perbaikan sarana jalan dan angkutan kendaraan umum
mengakibatkan daerah di sekitarnya terbebas dari isolasi, yang pada akhirnya membawa pengaruh
pada dinamika kehidupan penduduknya. Di samping itu, pengembangan sektor pariwisata membuka
peluang bagi penduduk sekitarnya untuk meningkatkan taraf perekonomian melalui bisnis rumah
makan maupun penginapan.
Dalam skala yang lebih besar, kesejahteraan dunia membawa pengaruh pada orang-orang
dari berbagai penjuru dunia untuk mengenal kebudayaan dari negara lain. Salahsatu caranya adalah
dengan mengadakan perjalanan wisata. Keingintahuan ini menghasilkan keuntungan ekonimis
berupa masuknya devisa pada keungan negara. Pada akhirnya, bisnis pariwisata memberikan
keuntungan yang cukup besar dari berlapis bagi bangsa dan masyarakat.
Ketertarikan wisatawan pada bidang budaya dapat diketahui dari berbagai indikator.
Pertama, banyaknya wisatawan yang mengunjungi Kraton Yogyakarta. Keingintahuan wisatawan
terhadap Kraton Yogyakarta dilandasi oleh keingintahuan akan pusat kebudayaan Jawa. Kedua,
banyaknya wisatawan yang tertarik membeli benda-benda tradisional khas. Ketiga, banyaknya
wisatawan yang tertarik mempelajari budaya khas seperti menari dan membatik. Keempat,
banyaknya wisatawan yang tertarik dengan keramahtamahan kita dalam menanggapi mereka.
Dalam jangka panjang, bidang kebudayaan tampaknya akan lebih mendominasi motivasi
wisatawan. Hal ini berkaitan erat dengan semakin langkanya nuansa tradisional di negara-negara
maju.Karena kelangkaan tersebut, banyak orang ingin mengetahui bentuk-bentuk budaya asli nenek
moyang mereka.
Jika sektor pariwisata budaya ini benar-benar dikelola oleh pemerintah, Yogyakarta akan
mampu bersaing dengan negara-negara lain yang maju dan mempunyai komitmen untuk
mengembangkan priwisata budaya seperti Korea dan Jepang. Namun, jika sektor ini justru tidak
terperhatikan, dan fokus pengembangan hanya pada pariwisata alam, lama kelamaan para
wisatawan akan bosan karena pada dasarnya pariwisata alam bersifat statis dan sekali datang.
Pada sektor lain, pengembangan kebudayaan yang hanya diorientasikan pada pariwisata
juga akan mengakibatkan para pelakunya terlalu “bisnis oriented”. Bisnis oriented dalam bidang
budaya atau komersialisasi budaya sebenarnya merupakan efek samping terjadinya transformasi
budaya dalam proses pembangunan suatu negara. Menurut Suyatno Kartodirdjo (1992:145), ada
empat masalah yang timbul sebagai akibat tranformasi budaya, yaitu masalah ketahanan budaya
dan konflik nilai, masalah komersialisasi budaya, masalah materialisme dan konsumerisme, dan
masalah konflik sosial.
Akibatnya, motivasi utamanya bukan lagi menunjukkan keluhuran budaya yang dimilikinya
melainkan pada pertimbangan bisnis semata. Jika hal itu terjadi, kebudayaan bisa dimanipulasi demi
kepentingan bisnis. Bahkan jika tidak diperhatikan secara sungguh-sungguh hal itu akan
mengakibatkan munculnya budaya baru yang tidak berakar pada kepribadian dan identitas bangsa.
Transoformasi yang tidak berakar pada kedua hal tersebut akan menghasilkan budaya modern yang
pada gilirannya akan menelan jenis budaya-budaya (tradisional) yang mempunyai nilai-nilai
pencerminan kepribadian bangsa dan identitas bangsa (Kartodirdjo, 1992:146).
Permasalahan pokok yang kiranya perlu dicari jalan keluarnya adalah bagaimana kita mampu
mengembangkan pariwisata yang berwawasan lingkungan budaya. Dalam hal ini ada beberapa hal
yang sekiranya dapat dipertimbangkan sebagai alternatif pengembangan pariwisata berwawasan
lingkungan kebudayaan.
Pertama, pembangunan fisik yang memperhatikan kekhasan Yogyakarta. Sebagai bagian dari
kebudayaan Jawa, masyarakat Yogyakarta mengenal berbagai bentuk bangunan fisik. Dalam rangka
menciptakan lingkungan budaya, fasilitas-fasilitas penunjang pariwisata seperti hotel, rumah makan,
dan rumah penduduk sebaiknya mencerminkan bentuk bangunan khas Yogyakarta. Gedung-gedung
bertingkat, rumah dengan bentuk atau corak barat, dan fasilitas perkantoran bergaya Barat
sebaiknya dibatasi secara sungguh-sungguh. Dominasi gedung bertingkat dan rumah bergaya Barat
mengakibatkan bentuk-bentuk fisik khas Yogyakarta menjadi pudar dan lama kelamaan hilang
dengan alasan ekonomis (penghematan tempat).
Dalam kaitannya dengan mempertahankan kekhasan budaya Yogyakarta, ada baiknya kit
simak pendapat dari P.J. Suwarno (1992). Beliau mengatakan bahwa Sultan yang memegang
kekuasaan kharismatik, tradisional, dan legal-rasional menggunakan kekuasaan itu secara bijaksana
untuk mentransformasikan Yogyakarta dari tradisional ke modern tanpa menghancurkan tradisi,
tetapi menyeleksinya untuk dimanfaatkan dalam modernisasi Yogyakarta. Jika pendapat itu kita
hubungkan dengan upaya mempertahankan bentuk fisik khas Yogyakarta, dapat dikatakan bahwa
boleh jadi bentuk luarnya adalah bentuk khas Yogyakarta tetapi fasilitas dalamnya dikemas dalam
nuansa modern.
Ketiga, memberikan pendidikan budaya pada generasi muda. Sumber kemerosotan budaya
sebenarnya bermula dari ketidaktahuan masyarakat akan pentingnya pemeliharaan kebudayaan
bagi kelangsungan hidup sektor pariwisata. Akibat ketidaktahuan ini, banyak generasi muda justru
mengikuti kebudayaan asing daripada memelihara kebudayaan sendiri. Sehingga, ketika mereka
berhadapan dengan para wisatawan, yang dikedepankan adalah sikap dan perilaku yang meniru
mereka, seperti berbicara dengan bahasa asing, berpakaian dengan gaya asing, dan bahkan
berperilaku yang tidak sesuai dengan kebudayaan sendiri.
Keempat, penghargaan terhadap warisan nenek moyang. Warisan nenek moyang kita
berupa tosan aji, gebyog, perabot tradisional, dan barang antik lainnya tampaknya semakin merosot
seiring dengan maraknya bisnis barang antik. Banyak sekali perabot tradisional yang diperjualbelikan
dan diekspor ke luar negeri. Keuntungan ekonimisnya memang cukup besar, namun kita kehilangan
barang-barang warisan nenek moyang. Padahal barang-barang seperti itu juga memiliki nilai sejarah
dan memiliki daya tarik pariwisata. Jika pada akhirnya benda-benda seperti itu habis berpindah ke
luar negeri, pariwisata kita akan kehilangan obyek yang bisa dipromosikan.
Persoalan kompleks disekitar pembangunan bangsa dapat kita pahami bersama yaitu
persoalan daya guna, keadilan, dan kesejahteraan yang belum merata. Ada kelemahan yang
mewarnai konsep pembangunan yang menekankan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan konsep
tricking down effect (Tjatra, 2004), dan muncullah berbagai konsep pembangunan alternatif, seperti
ecodevelopment dan sustainable development. Pendekatan ekologi – ecodevelopment memandang
keberlanjutan pembangunan dari sudut sejarah kebudayaan masyarakat tertentu, keterampilan
yang dimiliki oleh masyarakat biasa, ethno-ecology, dan keadaan alam yang mewarnai ecosistem
setempat dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia yang tinggal dalam lingkungannnya.
Banyak pakar budaya yang menganggap bahwa industri pariwisata berdampak kurang baik,
bahkan merusak perkembangan seni pertunjukan di negara berkembang(Soedarsono,1999).Industri
pariwisata dikatakan merusak, mendesakralisasikan, mengkomersialisasikan seni pertunjukan
tradisional, dan sebagainya. Lebih lanjut Soedarsono dalam hasil penelitiannya, bahwa dalam
menilai kemasn seni pertunjukan wisata digunakan teori serta konsep yang benar dan cocok, jelas
industri pariwisata memperkaya perkembangan seni pertunjukan Indonesia Kebudayaan ekspresif,
seperti tarian, musik, dan teater, sekarang ini menjadi bentuk-bentuk hiburan dan komoditi
komersial.
Kontak masyarakat Bali dengan budaya luar bukan sesuatu hal baru, karena telah terjadi
ribuan tahun yang lalu. Hal ini dapat dilihat dari adanya berbagai „pengaruh luar ‟ dalam adat budaya
Bali, seperti pengaruh India, Cina, Arab dan – tentu saja – Jawa (MPLA, 1991; Mantra, 1993; Barth,
1993, dalam Pitana, 1994:156-157). Selanjutnya intensitas kontak kebudayaan Bali dengan
kebudayan luar meningkat secara dramatik pada paruh kedua abad ini, yang terkait erat dengan
adanya perkembangan teknologi yang pesat dibidang komunikasi dan transportasi, serta
keberhasilah Bali menjadikan dirinya sebagai daerah tujuan wisata yang terkenal di dunia (ibid, 157).
Dari prespektif sejarah, kebudayaan Bali memiliki keterbukaan dengan kebudayaan luar dan
memperlihatkan sifat fleksibel dan adaptif. Potensi ini penting artinya untuk menghindari
perbenturan antar budaya. Jika dilihat dari tatanan sejarah nasionalisme Indonesia, juga dapat
dipahami bahwa konsep wawasan kebangsaan adalah “persatuan dan kesatuan”. Seperti dari
pernyataan Presiden Soeharto, pada Dharma Santi Penyepian 1997, dalam Dewa Atmaja (2002),
“bahwa dari kenyataan keanekaragaman suku bangsa, adat istiadat dan budaya di Indonesia yang
penting bukan masing-masing suku, bahasa, atau budayanya, akan tetapi keseluruhan suku bangsa,
adat-istiadat, budaya,
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gagasan tentang warisan cultural dipandang sebagai aspek penting yang harus dilindungi
dalam rangka mencari identitas nasional dilandasi oleh hasrat sederhana untuk mengabdikan
kegemilangan masa silam. Sebagaimana disebutkan di muka, pluraristik (keragaman) budaya
khususnya seni pertunjukkan yang dimilikinya dapat sebagai sumber daya dalam pembangunan
pariwisata berwawasan budaya.
Selama ini berbagai paguyuban etnis Nusantara yang terdapat di Bali khususnya Denpasar
memiliki potensi budaya asalnya namun keberadaannya antara hak dan kewajiban sebagai warga
masyarakat belum bisa dirasakan, sehingga keragaman budaya khususnya seni pertunjukan
daerahnya belum terjamah dan dimanfaatkan secara maksimal dalam mendukung pembangunan
pariwisata berwawasan budaya.
Dengan demikian perlu adanya interaksi dan dialog-dialog yang intensif antara paguyuban
etnis nusantara dengan lembaga formal khususnya pemerintah daerah dan organisasi-organisasi
sosial lainnya seperti sanggar seni, sekaa-sekaa guna mendukung visi dan misi pembangunan daerah
yang berwawasan budaya.
B. Saran
Solusi yang sekiranya paling bijaksana adalah membangun simbiosis mutualisma antara
pariwisata dan budaya. Artinya, sambil mengembangkan sektor pariwisata, kita juga turut serta
melestarikan lingkungan budaya kita. Sambil melestarikan kebudayaan kita, kita mengemas
pelestarian tersebut dengan berorientasi pada pariwisata. Jika hal itu dapat teruwujud, semaju
apapun negara kita, kebudayaan tradisional akan tetap terpelihara tanpa mengabaikan
pengembangan pariwisata.
DAFTAR PUSTAKA
Desky, M.A. 2001. Manajemen Perjalanan Wisata. Yogyakarta : Adicita Karya Nusa.
Kartodirdjo, Suyatno. 1992. “Tranformasi Budaya dalam Pembangun” dalam Tantangan Kemanusian
Universal. Yogyakarta : Kanisius
Roem, Mohamad, dkk. 1982. Tahta Untuk Rakyat : Celah-celah Kehidupan Sultan Hamengkubuwono
IX. Jakarta : PT. Gramedia.
Sutrisna, Slamet. 1992. “Budaya Keilmuan dan Situasinya di Indonesia” dalam Tantangan
Kemanusiaan Universal. Yogyakarta : Kanisius.
Suwarno, P.J. 1992. “Belajar dari Sejarah Yogyakarta untuk Memasuki Era Globalisasi” dalam
Tantangan Kemanusiaan Universal. Yogyakarta : Kanisius.
Tnunay, Tontje. 1991. Yogyakarta Potensi Wisata. Klaten :CV. Sahabat.
http://yakinchanel.blogspot.co.id/2016/08/makalah-tentang-pariwisata.html
makalah Pariwisata
Thursday, 6 August 2015
Pengantar Pariwisata
MAKALAH
PENGANTAR KEPARIWISATAAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas segala karunia Ida Sang Hyang Widhi Wasa, sehingga dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Tugas Pengantar Kepariwisataan” dengan baik dan tepat
pada waktunya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait yang telah memberi
bantuannya dalam penulisan makalah ini.
Akhirnya, kami sebagai penyusun menyadari bahwasanya makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan, baik dalam penulisan maupun isi. Oleh sebab itu, kami meminta maaf kepada
pembaca atas kekurangan-kekurangan tersebut, dan kami sangat mengharapkan saran, tanggapan,
dan kritik dari pembaca guna sebagai pedoman dan perbaikan ke masa yang akan datang. Kami
mengharapkan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.Semoga Tuhan senantiasa
memberikan petunjuk dan membimbing kita.
Pancasari, Oktober 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………. i
DAFTAR ISI………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
3.1 Kesimpulan……………………………………………… 19
3.2 Saran………………………………………………….… 19
DAFTAR PUSTAKA…….…………………………………………. 20
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pariwisata
Dari semua definisi diatas, ada suatu hal yang sangat menonjol dari batasan-batasan yang
dikemukakan tentang pariwisata ialah :
d. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di tempat yang
dikunjunginya dan semata-mata sebagai konsumen di tempat tersebut.
Lokasi Dreamland Bali terletak di bukit Unggasan, satu jalur menuju Garuda Wisnu
Kencana.Pantai dreamland Bali, letaknya sangat terpencil, dan sebaiknya bertanya kepada orang
lokal disana, setelah anda melewati GWK (Garuda Wisnu Kencana).
Karena berada di tempat terpencil, maka pantai ini jauh lebih bersih dari pada pantai
Kuta.Di pantai Dreamland Bali, terdapat lebih banyak wisatawan asing dari pada wisatawan
lokal.Mungkin karena ombaknya yang besar, sangat cocok buat penyuka olahraga surfing, dan
pantainya yang bersih, yang memberikan kesan nyaman, pada saat anda duduk atau berbaring di
pantai Dreamland Bali.
Untuk masuk ke lokasi Dreamland Bali, anda tidak di pungut biaya apapun, hanya biaya
parkir sebesar Rp 15.000, untuk parkir mobil.Jadi tiket masuk dreamland Bali hanya Rp 15.000 per
mobil. Jika anda bukan orang yang suka berenang di pantai, sebaiknya saya sarankan tidak ke
pantai ini, karena lokasi Dreamland Bali yang sangat jauh, dan untuk kembali dari pantai ini ke
lokasi wisata yang lain, anda akan terkena kemacetan yang cukup parah di jalan by pass Ngurah
Rai.
Tapi bagi anda yang suka dengan pantai Dreamland Bali dan menginginkan pantai dengan
pasir putih yang bersih, maka tempat wisata Dreamland Bali, objek wisata pilihan yang harus anda
kunjungi selama liburan di pulau dewata Bali. Saya sarankan, bagi anda yang pertama kali ke pantai
dreamland ini, sebaiknya dengan orang yang sebelumnya pernah ke pantai ini, ataupun
dengan orang yang telah mengenal dan tahu tentang lokasi Dreamland Bali. Karena bagi orang yang
pertama kali datang ke dreamland Bali, akan sedikit susah untuk menemukan lokasi pantai ini.
Disaat anda liburan ke Bali, pastilah ingin wisata pantai di Bali.Salah satu pantai yang wajib
anda kunjungi saat liburan ke Bali adalah objek wisata Jimbaran. Jimbaran tempat wisata di Bali
adalah nama desa di Kabupaten Badung, Bali, Indonesia. Berlokasi di daerah selatan pulau Bali,
kurang lebih 15 menit dari bandara internasional Ngurah Rai.Di pantai Jimbaran terdapat cafe-cafe
yang menghidangkan makanan laut (seafood).Selain itu kawasan Jimbaran tempat wisata di Bali,
juga sangat terkenal dengan terdapatnya hotel-hotel mewah.Sebelum berkembang menjadi tempat
wisata, Jimbaran dulunya adalah desa para nelayan.Sebagian besar penduduknya mencari nafkah
dengan menjadi nelayan.Saat ini sudah berubah, hampir sebagian besar dalam mencari nafkah,
penduduk Jimbaran bergerak dalam bidang pariwisata.Jimbaran tempat wisata di Bali, terletak
diantara kawasan pariwisata Nusa Dua dan international airport Ngurah Rai.Kawasan ini juga
memiliki pantai dengan pasir putih, dan sangat terkenal dengan warung makanan laut atau seafood
cafe, sambil menikmati suasana pantai dan sunset.
Jika anda ingin menikmati pemandangan sunset dan hidangan makanan laut yang di bakar,
tempat wisata Jimbaran salah satu yang terbaik, yang bisa anda dapatkan di pulau dewata. Begitu
banyak tersedia seafood cafe di daerah ini, menawarkan beraneka ragam menu dengan harga yang
bervariasi. Waktu terbaik untuk berkujung ke Jimbaran tempat wisata di Bali adalah sebelum
matahari terbenam atau sekitar jam 17:00. Jika anda datang pada jam 17:00, pantai sudah tidak
panas lagi dan pemandangan sunset belum di mulai. Di saat anda berlibur ke Bali, kami sarankan
kepada anda, agar jangan sampai anda melewatkan moment indah ini, selama anda di pulau
dewata bersama teman atau keluarga anda.
Nusa Dua tempat wisata Bali, banyak orang yang sudah mengenal objek wisata ini.Karena
Nusa Dua sangat sering digunakan atau sebagai tempat diadakannya konfrensi berskala besar dan di
kunjungi pemimpin negara-negara di dunia.Pemberitaan media masa sangat membantu Nusa Dua,
mencapai kepopulerannya sampai sekarang.Tanggal 1 Oktober sampai dengan 8 Oktober, tempat
wisata Nusa Dua Bali digunakan sebagai pusat dari penyelengaraan KTT APEC 2013.
Nusa Dua tempat wisata Bali, terletak di paling ujung bagian tenggara pulau Bali, dan
berjarak sekitar 40 kilometer dari kota Denpasar. Jika dari dari Bandara Internasional Ngurah Rai
jaraknya kurang lebih 8 kilometer, atau sekitar tiga puluh menit perjalanan dengan menggunakan
mobil.
Taman yang terdapat di kawasan Nusa Dua, kalau boleh saya katakan adalah
taman terindah di Bali. Apabila anda mengunjungi Nusa Dua, tidak akan terlihat oleh anda bahwa di
balik taman terdapat hotel-hotel berbintang lima berstandar internasional yang memperkerjakan
ribuan karyawan.
Di Nusa Dua terdapat banyak hotel berbintang lima, yang sering di gunakan sebagai tempat
konfrensi bersekala international maupun nasional. Selain itu, Nusa Dua terkenal dengan pantai
yang memiliki pasir putih dan air laut yang tenang.Sangatlah cocok bagi anda yang menginginkan
wisata pantai pasir putih yang bersih dan tidak terlalu ramai seperti pantai Kuta.Kawasan wisata
Nusa Dua dikelola oleh sebuah perusahaan yang bernama BTDC.
Nusa Dua sebagai salah satu tempat wisata di Bali, sangat terkesan akan kemewahan dan
sangat tertata rapi. Kebersihan sangat terjaga dan pepohonan terpelihara.Bagi anda yang
menginginkan untuk menginap di hotel resort, maka lokasi wisata di Bali ini, adalah tempat yang
tepat buat anda pilih untuk menginap.
New Kuta Green Park Pecatu Bali, wahana baru untuk rekreasi air sangat cocok jika anda
ingin mengajak anak untuk liburan di pulau dewata.
Bagi masyarakat Bali, tempat wisata ini memberikan warna dan pilihan baru untuk rekreasi
keluarga selama liburan di Bali dengan anak-anak anda.Memiliki konsep dan beberapa fasilitas,
yang sebelumnya belum terdapat di Bali.Kami sebagai penyedia layanan sewa mobil di Bali, selalu
siap mengantarkan anda, ke tempat wisata di Bali untuk anak.
Tempat wisata ini, termasuk didalam objek wisata Bali Pecatu Graha (BPG), yang berlokasi di
Desa Pecatu, wilayah Kuta Selatan. Bali Pecatu Graha, luas areal 400 hektar, selain tempat wisata air,
juga terdapat hotel dan kondominium serta lapangan golf.
Kolam anak
Kolam yang memiliki arus
Tempat luncur air (water slide). Terdapat 3 tipe yaitu: Rajawali & Rangkong Slide (tinggi 10
meter) dan Merak Slide (tinggi 8 meter)
Kolam bergelombang (Wave Pool)
bermain papan selancar di kolam bergelombang (Flow Rider)
Bungee Trampoline
Fliying fox
Paint ball
Lazy river
Bird Park / Sanggar Burung
War game
Kolam Apung – walaupn anda tidak bisa berenang dan tidak memekai pelampung, anda
tetap akan terapung.
Lounge / Gazebo
Locker room (tempat ganti pakaian)
Penyewaan pelampung, food court dan bar
5. Sanur
6. Tanjung Benoa
Tanjung Benoa salah satu kawasan wisata favorit wisatawan domestik. Penyebabnya, objek
wisata Tanjung Benoa merupakan pusat wisata bahari di Bali atau lebih dikenal dengan
namawatersport Tanjung Benoa dan memiliki pasir putih dengan air laut yang tenang. Selain itu, di
kawasan wisata Tajung Benoa juga tersedia banyak hotel dan restoran standar internasional dan
tempat makan murah.
Menyediakan tempat bagi satwa liar di habitat aslinya, yang dibangun dengan perpaduan
kebudayaan masyarakat Bali.Ada berbagai jenis satwa langka yang berasal dari 3 negara yaitu
Indonesia, India dan Afrika. Terdiri dari 80 species dan 400 ekor satwa langka yang berasal dari
Indonesia misalnya Jalak Putih, Burung Hantu, Tapir, Buaya, Babi Rusa,dan Harimau Sumatra. Dari
Negara India antara lain Rusa Tutul, Beruang Himalaya, Nilgai dan Black Buck.Satwa langka dari
Afrika juga tidak ketinggalan seperti Kuda Nil, Burung Unta, Singa, Babbon, Zebra dan Blue
Wildebeest.
Saat berkunjung wisatawan juga dapat menikmati beberapa pertunjukan antara lain, pertunjukan
satwa dan pengetahuan tentang satwa di panggung Hanuman, atraksi gajah di kampung gajah yang
terdapat museum gajah, wisata naik gajah, dan warung gajah. Ada juga atraksi mandi gajah di
taman Ganesha yang memiiki patung Ganesha setinggi 9 meter merupakan pintu masuk menuju Bali
Teater. Tempat permandian air suci juga terdapat disini yang disebut Tirta Sulasih. Berbagai barang
kerajinan khas Bali dan aksesoris berbentuk binatang banyak dijual di areal pertokoan yang dikenal
dengan nama Peken Bali. Setiap hari diadakan kelas menari Bali dan memainkan alat musik
gambelan Bali di Bale Banjar.
BB (Bed and Breakfast): Suatu hotel yang menyediakan kamar termasuk makan pagi di hotel
tersebut.
C
Caddy: Tukang angkat-angkat atau pesuruh dalam permainan golf yang membawa tas golf
berisikan beberapa stick golf
Cancel: Pembatalan suatu produk yang telah di pesan oleh konsumen sebelumnya.
Cancellation Fee: Biaya atas pembatalan penggunaan jasa yang telah dipesan sebelumnya
seperti, pembatalan pemesanan hotel, tiket pesawat, paket tour dan lain-lain.
Check In: Melaporkan diri untuk pemakaian jasa yang telah dipesan sebelumnya seperti
pada hotel atau pada suatu penerbangan
Check out: Melaporkan diri atas telah berakhirnya pemakaian jasa atau produk wisata yang
digunakan
Confidential tariff: Harga yang berlaku antara pihak-pihak tertentu sesuai dengan harga yang
telah disepakati dalam perjanjian yang telah dibuat.
Confirmed: Pemesanan suatu produk atau jasa telah disetujui
Contract Rate: Harga perjanjian antara dua penyedia jasa pelayanan pariwisata
Conveyor belt: Ban berjalan di bandara tempat kita mengambil barang/bagasi
D
Delay: Penundaan jadwal yang telah ditetapkan seperti jadwal keberangkatan pesawat
Departure: Jadwal keberangkatan
Destination: Destinasi, Daerah yang menjadi tujuan dalam perjalanan wisata.
Direct Flight: Penerbangan langsung tanpa transit
Double bed: Satu buah tempat tidur buat dua orang
Due Date: Tanggal jatuh tempo suatu pembayaran atau bisa juga digunakan sebagai tanggal
jatuh tempo atas reservasi atau pemesanan.
E
Fam Trip: Suatu perjalanan untuk lebih mengenal produk-produk wisata atau destinasi
wisata
Free Flow: Secara harfiah diartikan kedalam Bahasa Indonesia berarti mengalir secara bebas,
maksudnya adalah semacam tawaran dari perusahaan jasa untuk memberikan pelayanan
secara gratis kepada konsumen. Misal pada suatu hotel yang mengadakan suatu acara
memberikan free flow soft drink yang berarti konsumen bisa menikmati soft drink sepuas-
puasnya dalam acara tersebut.
Full board: Suatu hotel yang menyediakan penginapan termasuk didalamnya memberi
konsumsi (Makan Pagi, Siang dan makan malam) kepada tamunya selama menginap di hotel
tersebut.
Full Day Tour: Suatu tour yang berlangsung dalam satu hari penuh.
G
Go Show: Istilah ini lebih sering di artikan sebagai seseorang yang datang langsung ke
Bandara untuk mendapatkan tiket penerbangan tanpa pemesanan sebelumnya
Group rates: Harga kamar suatu hotel yang diperuntukkan bagi suatu rombongan yang
datang secara bersama-sama dalam suatu kelompok.
Guest: Tamu/wisatawan
Guide: Dalam bahasa Indonesia lebih familiar di sebut dengan Pramuwisata atau pemandu
wisata yang menemani dan memberi informasi kepada wisatawan tentang hal-hal yang
dikunjunginya termasuk juga tentang adat-istiadat masyarakat setempat.
H
Half Day Tour : Lebih sering digunakan dalam suatu paket tour yang maksudnya suatu tour
hanya berlangsung setengah hari.
Host: Tuan Rumah
I
Jet lag: Merupakan suatu perasaan yang sangat lelah sewaktu melakukan penerbangan yang
sangat lama
L
Landing: Posisi pesawat udara menuju tempat pendaratannya hingga sampai berhenti
mendara di Bandara yang ditujunya
Length of Stay: Jangka waktu berapa lama wisatawan tinggal di suatu hotel
LO (Liaison Officer): Petugas Penghubung/perantara yang membantu pengunjung atau tamu
untuk mengantar ketempat-tempat tujuannya
Lost and Found (LF): Tempat melaporkan diri jika barang/bagasi tertinggal selama
penerbangan
M
No Show: Seseorang yang telah memesan suatu produk tapi tidak datang pada tanggal
pemesanannya tersebut.
O
Refund: Pengembalian atas pembayaran konsumen yang telah membayar suatu produk
seperti, paket tour, tiket pesawat, akomodasi dll, karena suatu hal konsumen tersebut
membatalkan rencana perjalanannya.
Reservasi: Pemesanan suatu produk atau jasa yang akan digunakan.
Reserved: Suatu produk atau jasa telah dipesan sebelumnya dan telah disetujui.
Rooming List: Daftar jumlah kamar yang akan digunakan oleh suatu grup yang akan
menginap di suatu hotel.
Runway: Landasan Pacu Pesawat
S
Take off : Posisi pesawat udara ketika mulai terbang ke angkasa hingga sudah tidak
menyentuh daratan lagi.
Tee: Tempat permulaan atau awal dalam permainan golf
Tee off: Mulai memukul bola dalam permainan golf
Tansfer In: Penjemputan Wisatawan yang baru datang untuk berwisata dari pelabuhan kapal
atau dari bandar udara untuk diantar ke tempat penginapannya.
Transfer Out: Pengantaran tamu dari tempat penginapannya ke pelabuhan kapal atau ke
bandar udara karena tamu tersebut sudah mau pulang ke negara kediamannya
Travel Agent Rates : Harga kamar berdasarkan perjanjian antara pihak Travel Agent (Biro
Perjalanan) dengan pihak hotel.
Transit: Berhenti sebentar di suatu kota untuk pindah ke penerbangan lain.
Twin bed: dua buah tempat tidur terpisah yang masing-masing diperuntukkan buat satu
orang
U
VIP (Very Importan person) : Orang Penting yang ikut dalam suatu paket wisata seperti
seorang komisaris perusahaan atau seorang pejabat pemerintahan dan lain-lain
Voucher: Tanda bukti yang digunakan oleh konsumen untuk mengklaim jasa yang telah
dipesannya atau didapatnya kepada perusahaan yang menyediakan jasa sesuai yang tertera
di dalam voucher tersebut, dan perusahaan yang bersangkutan akan menagih pembayaran
kepada pihak yang menerbitkan/issued voucher
W
Walk In Guest: Tamu yang datang sendiri ke hotel tanpa melalui penyedia jasa seperti Travel
Agent ataupun melalui jasa seseorang
Weekend rates: Harga kamar yang berlaku untuk akhir pekan seperti pada hari sabtu dan
hari minggu
Window seat: Tempat duduk yang letaknya tepat dekat jendela
Window shopping: Pergi ke pusat-pusat perbelanjaan hanya sekedar melihat-lihat
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Dari uraian diatas, mulai dari pembahasan pertama sampai dengan pembahasan terakhir
kami dapat menyimpulkan bahwa pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat yang
lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari
keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial,
budaya, alam dan ilmu.
Bahwa pariwisata itu adalah asset Negara yang penting. Pariwisata bisa menjadi industry
yang memajukan Indonesia , membuat lapangan pekerjaan untuk masyarakat setempat,
menciptakan usaha baru yang di kelola oleh suasta dan juga memberikan sebuah industry yang bisa
menhasilkan omsed yang sangat menjanjikan.
3.2 Saran
Pariwisata di Indonesia masih sangat kurang direalisasikan dengan baik khususnya kota-
kota kecil dan menjaga kebersihan lingkungan wisata sering kali tidak di perhatikan dengan baik.
Pentingnya tenaga kerja yang professional dalam menunjang pariwisata, selain itu infrastruktur juga
menjadi hal yang tidak kalah pentingnya dalam pengembangan pariwisata, karena dengan adanya
fasilitas-fasilitas yang tersedia akan membuat wisatawan tertarik untuk mengunjungi tempat wisata
tersebut.
Perlu adanya kerjasama yang baik antara pemerintah, pihak swasta dan masyarakat agar
terwujudnya iklim pariwisata yang baik di Indonesia. Sebagai wisatawan yang baik, seharusnya kita
dapat menjaga lingkungan khususnya untuk wisatawan domestic (masyarakat Indonesia)
DAFTAR PUSTAKA
Munavizt, Setzer. (2012). Manfaat Pariwista dari Berbagai Segi, [Online]. Tersedia:
http://pariwisatadanteknologi.blogspot.com/2010/04/manfaat-pariwisata-dari-berbagai-segi.html.
[17 September 2013]
Najmi, Nur. (2011). Dampak Positif dan Negatif Pariwisata, [Online]. Tersedia:
http://shesagitarius.blogspot.com/2011/11/dampak-positif-dan-negatif-pariwisata.html. [17
September 2011]
http://dee-jieta.blogspot.com/2013/06/jenis-pariwisata.html
http://pariwisatablogku.blogspot.co.id/2015/08/pengantar-pariwisata.html
Shagrath
Letak Pulau Sabu dan Raijua yang jauh dari Kota dan
Pulau-pulau besar di NTT, seakan membuat keduanya
tersesat dalam kesendirian di tengah samudra.
Meskipun di kedua pulau ini sudah ada 3 dermaga dan 1
lapangan udara kecil untuk pesawat merpati kecil, tapi
tetap saja keduanya terisolir pada bulan-bulan tertentu,
yaitu sekitar bulan November-Januari. Pada bulan-
bulan itu biasanya cuaca tidak bersahabat dan
gelombang laut bisa mencapai 3-4 meter sehingga
membuat Kapal Fery yang merupakan alat transportasi
utama warga pulau ini tidak beroperasi seperti biasa.
Alternatifnya yaitu dengan menggunakan pesawat, tapi
karena pesawat yang beroperasi ke pulau Sabu hanya
pesawat kecil berkapasitas sekitar 20 orang. Maka
otomatis orang-orang yang ingin masuk ataupun keluar
dari kedua pulau ini menjadi tersendat. Sungguh ironis
memang.