Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Allah SWT karena atas rahmat dan
tuntunan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Jurnal Ilmiah Study Kasus I
(Domestic Case Study) ini dengan judul GARUDA WISNU KENCANA SEBUAH
MAHAKARYA DI ABAD XX, Semoga jurnal ilmiah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Dalam menyusun laporan karya ilmiah ini, saya menyadari bahwa banyak
pihak yang membantu, oleh karena itu pada kesempatan ini perkenankan saya
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara
langsung maupun tidak langsung. Ucapan terima kasih ini khususnya saya
sampaikan kepada :

1. Bapak Suhendroyono,SH.,MM.,M.Par selaku ketua STIPRAM Yogyakarta yang


telah memberi kesempatan kepada saya untuk melakukan kegiatan ini.
2. Ibu Dra. Damiasih,MM.,M.Par selaku dosen pembimbing 1 yang telah memberi
pengarahan dalam penyusunan jurnal ilmiah Domestik Case Study ini.
3. Seluruh bapak atau ibu dosen yang telah membantu saya dalam penyelesaian
jurnal ilmiah ini.
4. Dan semua kawan-kawan yang telah membantu dan mendukung saya dalam
menyelesaikan tugas jurnal ilmiah ini.

Saya menyadari bahwa jurnal ilmiah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat saya harapkan, guna
menyempurnakan jurnal ilmiah ini.

Yogyakarta, 21 Juni 2014

Penulis

Ayu Titin Pratiwi Dalimunthe

Jurnal Ilmiah Domestic Case Study

1
Disiapkan sebagai standard kualifikasi

LEMBAR PERSETUJUAN

GARUDA WISNU KENCANA

SEBUAH MAHAKARYA DI ABAD XX

Disusun Oleh :

Nama : Ayu Titin Pratiwi Dalimunthe


NIM : 130965
Semester : III
Jurusan : Hospitality
Jenjang : S-1

Yogyakarta...........................

Telah disetujui dan diterima oleh :

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

Dra. Damiasih,MM.,M.Par Syawal Sudiro, SE.,MM.,M.Par

NIDN : 0504086902 NIDN : 0522065702

Jurnal Ilmiah Domestic Case Study

2
Disiapkan sebagai standard kualifikasi

GARUDA WISNU KENCANA

SEBUAH MAHAKARYA DI ABAD XX

Disusun Oleh :

Nama : Ayu Titin Pratiwi Dalimunthe


NIM : 130965
Semester : III
Jurusan : Hospitality
Jenjang : S-1

ABSTRACT

Indonesia is one of the most favourite tourism destination in the world, the
popular one is Bali. This island located in the central Indonesian time. Bali has
many tourism destination and diverse culture that to be learned and developed, One
of the famous tourist attraction in Bali is Garuda Wisnu Kencana Statue. This
object is located in Nusa Dua Cape, Badung regency, take about 40 kilometers
south of Denpasar, the provincial capital of Bali. Garuda Wisnu Kencana is a
symbol of environmental rescue mission in the world. The statue is made from a
mixture of copper and steel weighing 4,000 tons, with a height of 75 meters and
width of 60 meters. Garuda Wisnu Kencana statue is going to be the biggest in the
world.

Keywords : Destination, Symbol, Statue, Bali

Bab I

3
PENDAHULUAN

Domestic Case Study adalah program wajib yang harus di ikuti oleh
mahasiswa semester III S-1 Hospitality dan D-3 Perhotelan, program study ini
bertujuan agar semua mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo
(STIPRAM) Yogyakarta mengetahui apa saja yang terlibat di dalam hal dunia
pariwisata. Dalam kegiatan Domestic Case Study yang diaadakan di Bali pada
tanggal 27-31 Mei 2014 dan hanya di adakan di Sekolah Tinggi Pariwisata
Ambarrukmo (STIPRAM) Yogyakarta.

Kegiatan kepariwisataan akan meningkatkan kegiatan sosial ekonomi


sekaligus akan dapat meningkatkan pemasukan devisa bagi negara dan akan
meningkatkan tingkat sosial ekonomi masyarakat. Maka berbagai sarana dan
prasarana yang berkaitan dengan pengembangan objek dan daya tarik wisata
kemudian dibangun. Dunia kepariwisataan Indonesia kemudian berkembang
pesat. Banyak wisatawan asing/mancanegara yang berkunjung ke Indonesia.
Khususnya kontribusi terbesar baik kepada negara dan ekonomi masyarakatnya
adalah Pulau Bali sebagai pembentuk citra pariwisata yang ada di Indonesia.

Salah satu pulau terkenal di Indonesia yang sering dikunjungi oleh


wisatawan mancanegara maupun domestik adalah Pulau Bali atau sering
dikenal dengan sebutan Pulau Dewata. Bali terkenal dengan keadaan alamnya
yang eksotis dan kebudayaan yang sangat beragam dan menarik untuk
dipelajari serta dikembangkan. Salah satu obyek wisata yang terkenal di Bali
adalah Garuda Wisnu Kencana (GWK). Disini saya akan menguak fakta di
balik terbentuknya bangunan yang paling megah di pulau Dewata, bisa disebut
juga Mega Proyek. Walaupun bangunan belum keseluruhan jadi, namun sudah
banyak wisatawan yang mengunjungi obyek tersebut.

Dalam rangka melengkapi kegiatan belajar di kampus STIPRAM


Yogyakarta dan memperkaya pengetahuan akan kebudayaan dan
kepariwisatawan, maka mahasiswa dianjurkan untuk mengunjungi salah satu

4
obyek wisata yang ada di Indonesia sebagai standar kualifikasi dalam proses
kegiatan perkuliahan.

Kegiatan ini dapat membuat mahasiswa secara langsung mengetahui


dan mendeskripsikan sejarah, lokasi, tujuan, manfaat serta fasilitas yang ada di
tempat tersebut, sehingga tidak hanya sekedar teori yang didapatkan di dalam
kampus. Oleh karena itu, mahasiswa dituntut untuk membuat sebuah jurnal
ilmiah mengenai obyek yang dikunjungi tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN

5
A. Hubungan Terhadap Pemerintah, Industri dan Masyarakat

Pembangunan Garuda Wisnu Kencana direncanakan dapat menarik


ribuan wisatawan asing maupun lokal setelah mega proyek terselesaikan pada
waktunya. Dalam hal ini ada kaitannya yang menjadi faktor pendukung dalam
pembangunan GWK ini diantaranya :

1. Pemerintah

Pemerintah mendukung dengan sarana dan prasarana yang memadai


sehingga memudahkan akses wisatawan menuju taman wisata. Selain itu,
fasilitas pun dibangun untuk membuat senyaman mungkin wisatawan saat
mengunjungi daerah wisata tersebut. Dengan adanya wisatawan yang
mengunjungi Garuda Wisnu Kencana maka pemasukan atau pendapatan
Pemerintah Daerah Bali akan meningkat. Selain itu dapat memberikan sumber
kehidupan bagi masyarakat sekitar obyek wisata Garuda Wisnu Kencana.

2. Industri

Dalam kaitan ini, Industri juga membuktikan bahwa mampu


menghasilkan sebuah karya tangan yang menjadikan momentum atau kenangan
tersendiri setelah mengunjungi GWK. Dengan produksi yang dihasilkan, maka
wisatawan bisa membawa pulang buah tangan dari GWK dengan berbagai khas
kerajinan Bali diantaranya pernak-pernik, lukisan, miniatur patung, kaos, dll
dengan harga yang terjangkau dan barang yang berkualitas. Oleh karena itu,
produksi yang dihasilkan oleh pihak industri mampu menambah penghasilan
bagi masrayakat sekitar GWK serta mengurangi pengangguran.

3. Masyarakat

6
Potensi pariwisata di Bali memberikan keuntungan tersendiri bagi
masyarakat sekitar. Wisatawan datang silih berganti mengunjungi setiap sudut
kota di Bali. Hal itu menjadi peluang ekonomi masyarakat sebagai mata
pencaharian sehari-hari. Tak hanya itu saja, dengan adanya pertunjukan
kesenian di Garuda Wisnu Kencana, bagi masyarakat sekitar membuktikan
bahwa masyarakat masih konsisten untuk melestarikan keudayaan sehingga
menjadikan obyek wisata yang mampu mempersatukan buadaya, tradisi, dn
adat-istiadat yang telah berumur ratusan tahun dengan tehnologi global yang
berkembang saat ini.

B. Lokasi Garuda Wisnu Kencana

Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana atau disingkat GWK adalah


sebuah taman wisata di bagian selatan pulau Bali. Taman wisata ini terletak di
Tanjung Nusa Dua, Kabupaten Badung atau tepatnya di atas bukit Ungasan,
Jimbaran, kira-kira 40 kilometer di sebelah selatan Denpasar, ibu kota provinsi
Bali. Area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana berada di ketinggian 146
meter di atas permukaan tanah atau 263 meter di atas permukaan laut. GWK ini
merupakan mahakarya dari seniman Bali I Nyoman Nuarta yang berada di
daerah Bali Selatan tepatnya di bukit Unggasan. Patung ini diproyeksikan untuk
mengikat tata ruang dengan jarak pandang sampai dengan 20 km sehingga
dapat terlihat dari Kuta, Sanur, Nusa Dua hingga Tanah Lot. Patung Garuda
Wisnu Kencana ini merupakan simbol dari misi penyelamatan lingkungan
dunia. Patung ini terbuat dari campuran tembaga dan baja seberat 4.000 ton,
dengan tinggi 75 meter dan lebar 60 meter. Jika pembangunannya selesai,
patung ini akan menjadi patung terbesar di dunia dan mengalahkan Patung
Liberty.

Terletak diatas dataraan tinggi batu kapur padas dan menatap kawasan
wisata dipesisir selatan Bali, Garuda Wisnu Kencana adalah jendela seni dan
budaya Pulau Dewata yang memiliki latar belakang alami serta panorama yang
sangat mengagumkan. Dengan jarak tempuh 15 menit dari Pelabuhan Udara

7
dan kurang dari satu jam dari lokasi perhotelan utama, GWK menjadi salah satu
tujuan utama untuk berbagai pertunjukan kesenian, pameran dan konferensi
ataupun kunjungan santai bahkan kunjungan spiritual. Kawasan seluas 250
hektar ini merangkum berbagai kegiatan seni budaya, tempat pertunjukan serta
berbagai layanan tata boga. Sebagaimana istana-istana Bali pada jaman dahulu,
pengunjung GWK akan menyaksikan kemegahan monumental dan kekhusukan
spiritual yang mana kesemuanya disempurnakan dengan sentuhan modern
dengan fasilitas dan pelayanan yang tepat guna.

Dari ketinggian lokasi GWK, kita akan melihat hamparan pemandangan


pulau Bali bagian selatan. Terlihat bagaimana laut mengapit Bali, disebelah kiri
juga nampak bandara Ngurah Rai dengan pesawat turun naik, kemudian Kuta,
Jimbaran. Disisi kanan terlihat Nusa Dua, Benoa, dan tentu saja pemandangan
kota Denpasar. Mega proyek yang rencananya selesai dalam 10 tahun (1995-
2005) mengalami kemacetan dan baru terlihat perkembangannya beberapa
tahun yang lalu, sekarang baru terbentuk kepala dan setengah badan Dewa
Wisnu beserta Kepala Burung Garuda, tahun 2009 tangan Dewa Wisnu sudah
dikirim ke Lokasi GWK, rencananya jika semua komponen sudah terkirim,
Lokasinya akan dipindah ke tempat yang sudah ditentukan, saat itulah semua
komponen akan di satukan dan membentuk Patung Garuda Wisnu Kencana
seperti replika yang sudah disiapkan.

Patung itu nanti juga akan dilapisi emas di bagian-bagian tertentu.


Hingga kini, biaya yang sudah dihabiskan mencapai lebih dari Rp 30 miliar.
Bentangan sayap 'burung Garuda' itu benar-benar menakjubkan karena
mencapai panjang 66 meter. Saking besarnya, GWK bisa dilihat dari jarak 20
kilometer. Apalagi kemudian berdiri kokoh di atas sebuah bangunan dengan
tinggi 70 meter. Dengan tinggi patung yang seperti itu ditambah pula letak
semua bangunan di GWK sendiri yang dibangun di atas perbukitan yang punya
ketinggian 300 meter di atas permukaan laut, maka GWK akan bisa terlihat dari
kejauhan. Bahkan dari Bandara Ngurah Rai, GWK akan bisa terlihat jelas oleh
siapa saja yang baru mendarat disana. Sebaliknya dengan ketinggian posisi

8
seperti itu, maka dari kawasan GWK, kita bisa melihat jelas dan menikmati
pemandangan matahari terbenam di sekitar Jimbaran yang berpasir putih.

C. Sejarah Garuda Wisnu Kencana

Garuda dalam khasanah sejarah Nusantara muncul dalam berbagai


mitologi yang diajarkan dalam agama Hindu. Garuda merupakan burung gagah
perkasa yang diyakini sebagai tunggangan Dewa Wisnu. Pada masa
pemerintahan Raja Airlangga di Kahuripan, untuk mengokohkan kedudukan
politiknya, Airlangga dianggap sebagai titisan Dewa Wisnu. Kemudian
digambarkanlah Airlangga sebagai titisan Wisnu yang sedang mengendarai
Garuda. Lalu bagaimana asal-usul Garuda dalam kisah mitologi agama Hindu?

Alkisah di negeri dongeng, tersebutlah seorang guru nan bijaksana


bernama Resi Kasyapa. Resi ini memiliki dua orang istri yang bernama Kadru
dan Winata. Masing-masing dikaruniai anak-anak berupa Naga dan Garuda.
Meskipun sang resi sangat bijaksana dan bersikap adil terhadap kedua istrinya,
namun Kadru senantiasa merasa cemburu terhadap Winata. Maka dalam setiap
kesempatan ia senantiasa ingin menyingkirkan Winata dari perhatian dan
lingkaran keluarga. Segala tabiat dan niat jahat seringkali dijalankan untuk
menjauhkan Winata dari suami mereka.

Pada suatu ketika, para dewa mengaduk samudra purba dengan air suci
amertha sari, air suci yang membawa keabadian bagi siapapun makhluk yang
meminumnya. Bersamaan dengan peristiwa itu muncullah kuda yang bernama
Ucaihsrawa. Didorong oleh rasa kecemburuan yang telah menahun, Kadru
menantang Winata untuk bertaruh mengenai warna kuda Ucaihsrawa. Barang
siapa yang kalah dalam pertaruhan tersebut, maka ia harus menjadi budak
seumur hidup yang harus taat dan patuh terhadap apapun kehendak dan perintah
sang pemenang. Dalam taruhan, Kadru bertaruh Ucaihsrawa berwarna hitam.
Sedangkan Winata memilih warna putih.

9
Para Naga tahu bahwa kuda Ucaihsrawa sebenarnyalah berwarna putih.
Mereka kemudian melaporkan hal tersebut kepada Kadru, ibunda mereka. Atas
pelaporan para Naga, putranya, Kadru secara licik memerintahkan para Naga
untuk menyemburkan bisa mereka ke tubuh kuda putih agar nampak seperti
kuda hitam. Pada saat Ucaihsrawa tiba di hadapan Kadru dan Winata,
nampaklah kuda yang dipertaruhkan berwarna hitam, bukan putih sebagaimana
aslinya. Singkat cerita, Winata harus menjadi budak dan melayani segala
perintah Kadru seumur hidupnya yang tersisa.

Sebagai anak yang sangat berbakti kepada ibundanya, Garuda merasa


sangat marah atas kelicikan para Naga yang telah membuat kebohongan besar
atas diri Winata. Dengan kemarahan meluap, diseranglah para Naga. Terjadilah
pertempuran yang sangat dahsyat di atas langit, antara Garuda dan para Naga.
Dikarenakan kekuatan dan kesaktian diantara kedua kubu sama dan seimbang,
maka perang itupun berlangsung sehingga disimbolkan sebagai keabadian
pertempuran antara nilai kebaikan dan kebatilan.

Karena pertempuran berlangsung sekian lama panjangnya, para Naga


bersedia memberikan pengampunan atas perbudakan terhadap Winata asalkan
Garuda mampu memberikan tirta suci amertha sari yang dapat memberikan
keabadian hidup mereka dan ibunya. Akhirnya sang Garuda menyanggupi
apapun yang harus ia lakukan asalkan ia dapat membebaskan ibundanya.

Dalam pengembaraan pencarian tirta suci amertha sari, Garuda


berjumpa dengan Dewa Wisnu. Ketika dimintakan air suci tersebut, Wisnu
mempersyaratkan akan memberikan air tersebut, asalkan sang Garuda
menyanggupi diri untuk menjadi tunggangan bagi Dewa Wisnu. Garuda
selanjutnya mendapatkan tirta suci amertha sari yang ditempatkannya dalam
wadah kamandalu bertali rumput ilalang.

Dengan air suci amertha sari, para Naga berniat mandi untuk segera
mendapatkan keabadian hidup. Bersamaan dengan itu, Dewa Indra yang
kebetulan melintas mengambil alih air suci. Dari wadah Kamandalu, tersisalah

10
percikan air pada sisa tali ilalang. Tanpa berpikir panjang, percikan air pada
ilalang tersebut dijilati oleh para Naga. Tali ilalang sangatlah tajam bagaikan
sebuah mata pisau. Tatkala menjilati ilalang tersebut, terbelahlah lidah para
Naga menjadi dua bagian. Inilah asal-usul kenapa seluruh keluarga besar Naga
dan semua keturunannya memiliki lidah bercabang.

Kegigihan Garuda dalam membebaskan ibunda tercintanya dari


belenggu perbudakan yang tidak mengenal rasa peri kemanusiaan inilah yang
kemudian oleh para founding fathers kita diadopsi secara filosofis dan
disimbolisasikan dalam lambang negara kita. Garuda bermakna sebagai simbol
pembebasan ibu pertiwi dari belenggu perbudakan dan penjajahan. Dengan
lambang Garuda yang gagah perkasa, para pendahulu berharap Indonesia akan
menjadi bangsa besar yang bebas dalam menentukan nasib dan masa depannya
sendiri.

Dewa Wisnu dilambangkan sebagai sumber kebijaksanaan dan


pemelihara dengan menunggang burung Garuda yang merupakan simbol
kekuatan dan kemakmuran. GWK adalah simbol kebudayaan yang berbasis
keseimbangan alam. Dalam konsep Tri Murthi di mana Dewa Wisnu bertugas
untuk memelihara alam semesta dan Garuda sebagai kendaraan Dewa Wisnu
merupakan simbol dari pengabdian yang tanpa pamrih. Garuda seringkali
dilukiskan memiliki kepala, sayap, ekor dan moncong burung elang, dan tubuh,
tangan dan kaki seorang manusia. Mukanya putih, sayapnya merah, dan
tubuhnya berwarna keemasan. Ukurannya besar sehingga dapat menghalangi
sinar matahari. Garuda adalah seekor burung mitologis, setengah manusia
setengah burung.

D. Keunggulan Garuda Wisnu Kencana

Garuda Wisnu Kencana (GWK) direncanakan menjadi patung tertinggi


di dunia, Dengan tinggi GWK 75 meter dan ditopang bangunan setinggi itu

11
pula. Bahan pembuatnya terdiri dari tembaga dan kuningan untuk kulit patung.
Stainless steel di bagian rangka kulit patung. Serta stainless steel dan Galvanize
untuk rangka pengaku kulit patung. Sungguh, seandainya burung itu menjelma
menjadi makhluk hidup, ia akan menjadi penguasa angkasa yang tiada tanding
dan tiada banding.

Berdiri gagah di atas bukit Ungasan, Jimbaran, Bali, areal itu memang
diproyeksikan menjadi sebuah kawasan wisata spektakuler. Pembuatan patung
yang dimulai sejak tahun 1997 ini sempat tertunda karena masalah dana.
Sehingga vakum dari tahun 2003-2012. Kini sejak Januari 2013, I Nyoman
Nuarta mulai melanjutkan lagi cita-citanya ini. Seniman asal Bali ini, yang
tinggal di Bandung, baru menyelesaikan bagian kepala burung dan badan
Wisnu. Melihat dua bagian itu saja, sulit membayangkan akan berapa besar
patung itu nanti. I Gusti Rai Dharmaputra, salah satu pelaku wisata di Bali
mengatakan, ide pembangunan GWK datang dari mantan Menteri Pariwisata,
Pos dan Telekomunikasi (Menparpostel), Joop Ave. Alasannya, Bali
membutuhkan objek wisata bergaya baru. "Karena wisata budaya mau tidak
mau memang akan menjenuhkan. Orang bila disuguhi sesuatu yang sama,
lama-lama akan jenuh juga," ujar rai. Selain itu, kawasan Bukit Ungasan yang
sebenarnya merupakan wilayah gersang ini juga akan menjadi museum
kebudayaan internasional. Bangunan penyangga patung merupakan gedung
berlantai 14, akan digunakan sebagai plaza kebudayaan dari berbagai dunia.

Kesan yan tertangkap saat memasuki kawasan GWK ialah terasa


spektakuler. Bukit kapur yang gersang dibelah hingga membentuk lanskap ala
Romawi. Dinding batu dari bukit-bukit yang terbelah seolah mengepung
pengunjung yang datang. Meski belum jadi, GWK sudah berhasil merebut hati
banyak wisatawan.

Hampir seluruh wisatawan, khususnya wisatawan asing, seolah wajib


datang ke GWK. Padahal baru selesai sekitar 40% saja," tambah Rai. Setelah
sekian lama bersemayam di atas bukit itu memang mulai menggeliat kembali.

12
Semoga saja 2015 nanti bentangan sayap dan tajamnya sorotan Garuda itu
benar-benar mengemparkan dunia. Disekitar lokasi, nampak jelas bebatuan
cadas/karang di potong secara vertikal membentuk dinding-dinding tribun
dengan hamparan rumput hijau pada bagian dasarnya. Bagian tengah sebuah
jalan terbuat dari conblock membelah lapangan rumput dari bagian paling
belakang hingga kedepan patung garuda. Dari luas yang ada nampak sekali
bahwa area ini akan sanggup menampung puluhan ribu pengunjung, sangat
cocok digunakan sebagai tempat pertunjukan sentra budaya berskala
internasional.

E. Tujuan dan Manfaat Dibangunnya Garuda Wisnu Kencana

Mega proyek Garuda Wisnu Kencana memiliki tujuan dan manfaat


dibangunnya wisata tersebut yakni

1. Sebagai tempat pertukaran kebudayaan seluruh dunia yang mana merupakan


tujuan utama didirikannya Garuda Wisnu Kencana.

2. Meningkatkan perekonomian masyarakat daerah sekitar Garuda Wisnu


Kencana serta menambah pula devisa negara dengan mendatangkan
wisatawan asing.

3. Memperkenalkan dunia bahwa Indonesia memiliki patung yang sangat


megah dan tertinggi bila proyek pembangunan selesai sesuai rencana.

4. Sebagai pusat pendidikan bagi masyarakat Indonesia

5. Sebagai simbol misi penyelamatan dunia.

F. Perkembangan Pembangunan Patung Garuda Wisnu Kencana

13
Patung yang berdiri gagah dan megah di atas bukit Ungasan, Jimbaran,
Bali, merupakan kawasan yang akan menjadi wisata spektakuler yang ada di
Indonesia khususnya. Pembuatan patung dimulai sejak tahun 1997, Namun
sayang, pembangunannya terhenti pada bulan Oktober di tahun yang sama.
Krisis moneter yang melanda Indonesia disebut-sebut sebagai alasan
penghentian pembangunan maha karya tersebut. Meski terhenti, proyek yang
direncanakan rampung dalam kurun waktu 3 tahun itu tetap disosialisasikan.
Patung Wisnu yang baru jadi sebatas bahu ditempatkan di Plaza Wisnu. Dan
patung Kepala Garuda diletakkan di area luas bernama Lotus Pond.

Awal dari pembangunan GWK digagas oleh Gubernur Bali kala itu, Ida
Bagus Oka dan Dirjen Pariwisata Joop Ave, ketika berbincang di Bandara I
Gusti Ngurah Rai pada tahun 1997. Selanjutnya, seorang pematung asal Bali,
Nyoman Nuarta ditunjuk sebagai penanggung jawab pembangunan GWK,
begitulah patung itu biasa disebut hingga saat ini.

Tepat pada 1 Januari 2000, GWK Expo diusung ke publik dengan


potongan patung Wisnu dan Kepala Garuda. Dilengkapi dengan fasilitas ruang
galeri, amphitheater, restoran, dan souvenir corner, GWK diharapkan jadi pusat
perhatian lain di Pulau Dewata itu. Kemudian sejak Januari 2013, I Nyoman
Nuarta mulai melanjutkan lagi cita-citanya ini. Dengan kegigihan banyak pihak
yang peduli dengan maha karya itu, Walaupun berkali-kali mengganti desain,
ukurannya, I Nyoman Nuarta pun tak patah arang karena cita-cita yang besar
yang membuat kita berani bertahan. Oleh karena itu dengan adanya investor
baru, GWK berbenah. PT Alam Sutera Realty Tbk menyanggupi untuk
mendanai pembuatan patung GWK hingga rampung 100 persen. GWK
diproyeksikan selesai pada tahun 2016 hingga berdiri gagah menantang langit
Bali.

G. Fasilitas yang Disediakan di Garuda Wisnu Kencana

14
1. Wisnu plaza

Wisnu Plaza adalah tanah tertinggi di daerah GWK dimana tempat


sementara yang merupakan bagian paling penting dari patung Garuda Wisnu
Kencana yaitu patung Dewa Wisnu. Dengan lokasi yang tinggi, kita dapat
melihat panorama sekitarnya yang sangat menkjubkan. Patung Wisnu, sebagai
titik pusat dari Wisnu Plaza, dikelilingi oleh air mancur dan air sumur suci yang
katanya tidak pernah kering bahkan pada musim kemarau. Parahyangan
Somaka Giri ditempatkan di sebelah patung Wisnu. Ini tempat air berada, yang
secara historis telah dipercaya oleh rakyat di daerah tersebut sebagai berkat
dengan kekuatan magis yang kuat untuk menyembuhkan penyakit serta
meminta para dewa hujan selama musim kemarau.

2, Lotus Pond

Adalah area outdoor terbesar di Bali yang ada di Taman Budaya Garuda
Wisnu Kencana. Lotus Pond merupakan tempat yang tepat untuk mengadakan
outdoor dengan skala besar. Selama bertahun-tahun GWK telah dipercaya
mengadakan event dengan skala besar, baik nasional maupun internasional
seperti konser musik, pertemuan internasional. Lotus Pond juga merupakan
tempat yang unik dengan pilar batu kapur di sisi dan patung megah Garuda
sebagai latar belakang.

3. Amphitheatre

Amphitheatre adalah tempat di luar ruangan dimana menampilkan


berbagai kesenian Bali baik berupa Joged Bumbung, Tari Kecak, Tari Barong
dan tari Bali lainnya

4. Jendela Bali The Panoramic Resto

Jendela Bali The Panoramic Resto terletak di atas sebuah bukit yang
menghadap pantai Bali di sebelah utara, dengan lokasi 300 meter di atas
permukaan laut, kita bisa melihat dua sisi laut yang mengapit Pulau Bali,
dengan pantai barat Jimbaran dan Pantai Kuta, di pantai timur Tanjung Benoa

15
dan Pantai Sanur dengan latar belakang Gunung Agung dan Gunung Batur. Kita
juga bisa melihat pesawat lalu lintas di Bandara Ngurah Rai. Saat senja senja
kita bisa melihat matahari terbenam di Pantai Jimbaran, dan di malam hari kita
dapat menikmati lampu berkelap-kelip indah yang menghiasi daerah Jimbaran,
Kuta, Tanjung Benoa dan Denpasar. Jendela Bali The Panoramic Resto adalah
tempat yang sempurna untuk makan siang atau makan malam dengan masakan
Bali sambil menikmati indahnya panorama Pulau Bali.

5. Segway

Pengalaman menikmati kendaraan roda dua yang menyenangkan, aman


dan ramah lingkungan dengan serasa berpetualangan di sekitar taman budaya
Garuda Wisnu Kecana. Ada beberapa paket harga yang ditawarkan, dengan
biaya Rp 50.000,- dengan durasi 10 menit, kita bisa mengelilingi pilar batu
kapur raksasa melalui rumput dan trotoar di wilayah Lotus Pond. Atau paket
dengan biaya Rp 100.000, berdurasi 15-20 menit khusus bagi orang dewasa.
Paket ini melalui medan kasar dan track off-road yang menantang di sekitar
Garuda Wisnu Kencana sambil menikmati pemandangan yang tak terlupakan.

6. Bali Art Market dan Souvenir Shop

Bali Art Market terletak di dalam wilayah Garuda Wisnu Kencana


dengan menyediakan berbagai souvenir yang ada di Bali dalam satu tempat.
Mercandise yang bisa didapatkan yakni aksesoris, kaos, topi, lukisan, dll
tersedia dengan harga yang menarik dan terjangkau.

7. Fasilitas Pelengkap

16
Garuda Wisnu Kencana juga menyediakan area umum yang cukup luas
dan stategis dengan fasilitas seperti : Money Changer, ATM, Bank, Food Court,
Pusat Informasi, Loker, Toilet, Kantor Administrasi serta area parkir yang dapat
menampung kurang lebih sekitar 700 mobil pribadi, 1500 motor, dan 50 bus.

BAB III
PENUTUP

17
A. SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Bali


untuk kedepannya mampu menarik wisatawan asing maupun lokal dalam
jumlah yang besar sehingga memiliki potensi dalam menunjang tingkat sosial
ekonomi masyarakarat setempat. Pemerintah juga mendukung dalam hal sarana
dan prasarana yang berkaitan dengan pengembangan objek dan daya tarik
wisata. oleh karena itu wisatawan luar maupun dalam negeri akan singgah di
Pulau Bali dengan waktu yang cukup lama. Masyarakat juga membuktikan
bahwa masih adanya konsisten untuk melestarikan kebudayaan sehingga
menjadikan obyek wisata yang mampu mempersatukan budaya, tradisi, dan
adat-istiadat yang telah berumur ratusan tahun dengan tekhnologi global yang
berkembang saat ini.

Dengan kegigihan banyak pihak yang peduli dengan maha karya itu,
Walaupun berkali-kali mengganti desain, ukurannya, I Nyoman Nuarta pun tak
patah arang karena cita-cita yang besar yang membuat kita berani bertahan.
GWK diproyeksikan selesai pada tahun 2016 hingga berdiri gagah menantang
langit Bali.

B. SARAN

Saran dari penulis terhadap peningkatan pariwisata di Taman Budaya


Garuda Wisnu Kencana, yaitu semoga dalam pembangunan Garuda Wisnu
Kencana segera diselesaikan tepat pada waktunya, sehingga mampu menarik
minat wisatawan mancanegara maupun domestik lebih banyak lagi dari
biasanya. Serta menjadikan objek wisata ini menjadi sebuah maha karya di
abad XX

DAFTAR PUSTAKA

18
Data Domestic Case Study, tanggal 27 - 31 Januari 2014 di Pulau Bali.

LAMPIRAN

19

Anda mungkin juga menyukai