Disusun Oleh :
Pembimbing :
dr. Surjit Singh, MBBS., Sp.F., DFM
dr. Rahmawati, Sp.F
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan dan
keselamatan sehingga pembuatan paper ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Paper ini dibuat sebagai salah satu tugas Kepaniteraan Klinik Senior Bagian Ilmu
Lampung.
Ucapan terimakasih saya haturkan kepada dosen pembimbing dr. Surjit Singh,
MBBS., Sp.F., DFM atas bimbingan dan arahannya dalam pembuatan paper ini dan
kepada semua pihak yang telah membantu saya sehingga paper ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Tentunya sebagai manusia biasa yang tak pernah luput dari kesalahan dan
sebagai insan yang masih terus menuntut ilmu, saya menyadari bahwa pembuatan
paper ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya mohon maaf apabila
Akhirnya saya ucapkan terima kasih atas perhatiannya dan semoga paper ini dapat
Penyusun
DAFTAR ISI
2. Amunisi ............................................................................................ 6
2.8 Perbedaan Luka Tembak Masuk dan Luka Tembak Keluar ................. 30
PENDAHULUAN
sebagai alat yang dimaksudkan untuk melukai atau mematikan seseorang, maka
dokter sebagai orang yang melakukan pemeriksaan khususnya atas diri korban
pasal 133 ayat (1) KUHAP dan pasal 179 ayat (1) KUHAP yang menjelaskan bahwa
penyidik berwenang meminta keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau
dokter atau bahkan ahli lainnya. Keterangan ahli tersebut adalah Visum et Repertum,
dimana di dalamnya terdapat penjabaran tentang keadaan korban, baik korban luka,
keracunan, ataupun mati yang diduga karena tindak pidana. Oleh karena itu dokter
yang memeriksa perlu secara hati-hati, cermat dan teliti dalam menafsirkan hasil yang
didapatnya1.
umum di Amerika Serikat. Luka tembak paling umum dijumpai sebagai penyebab
kematian adalah akibat pembunuhan dan di beberapa daerah bagiannya adalah akibat
bunuh diri. Di Amerika Serikat pertahunnya diperkirakan terdapat sekitar 70.000 jiwa
korban luka tembak dengan kasus kematian sekitar 30.000 jiwa. Biaya medis, legal,
dan emosional akibat kejahatan tersebut menjadi suatu beban berat bagi rumah sakit,
sistem peradilan, keluarga, dan masyarakat pada umumnya. Evaluasi mengenai luka
tersebut memerlukan latihan khusus dan keahlian baik oleh seorang dokter yang
menangani bagian kegawatdaruratan korban luka tembak maupun para ahli patologi
dan forensik.
Untuk dapat menjelaskan tugas dan fungsi sebagai pemeriksa maka dokter
harus menjelaskan berbagai hal, diantaranya: apakah luka tersebut memang luka
tembak, jenis luka tembak masuk atau keluar, jenis senjata yang dipakai, jarak
tembak, arah tembakan, perkiraan posisi korban sewaktu ditembak, berapa kali
korban ditembak dan luka tembak mana yang menyebabkan kematian. Interpretasi
yang benar mengenai luka tembak oleh para ahli patologi tidak hanya memberikan
1.2 Tujuan
Dengan penyusunan paper ini kami berharap seorang dokter atau calon dokter
mampu mendeskripsikan luka tembak secara benar sehingga mampu membuat Visum
et Repertum yang baik dan benar sehingga dapat digunakan sebagai alat bukti yang
TINJAUAN PUSTAKA
1. Senjata Api
Senjata api adalah suatu senjata yang menggunakan tenaga hasil perledakan
mesiu, dapat melontarkan proyektil (anak peluru) yang berkecepatan tinggi melalui
1) Laras pendek.
berputar (revolve) setiap kali trigger ditarik dan menempatkan peluru baru
b) Pistol : peluru disimpan dalam sebuah silinder yang diputar dengan menarik
picunya. Pistol otomatis dan semi otomatis, peluru disimpan dalam sebuah
ledaknya.
Gambar 1. Senjata api laras pendek
2) Laras panjang
mempergunakan peluru yang lebih panjang. Senjata laras panjang dibagi menjadi
dua yaitu:
a) Senapan tabur: Senapan tabur dirancang untuk dapat memuntahkan butir-
yang besar dan dilengkapi ruang ledak untuk peluru senapan dengan
Agar anak peluru dapat berjalan stabil dalam lintasannya, permukaan dalam
laras dibuat beralur spiral dengan diameter yang sedikit lebih kecil dari diameter
anak peluru, sehingga anak peluru yang didorong oleh ledakan mesiu, saat melalui
laras, dipaksa bergerak maju sambil berputar sesuai porosnya, dan ini akan
memperoleh gaya sentripetal sehingga anak peluru tetap dalam posisi ujung
Alur laras ini dibagi menjadi dua yaitu, arah putaran ke kiri (COLT) dan arah
2) kaliber senjata yang banyak dipakai: kaliber 0.36; 0.38; dan 0.45
3) dapat diketahui dari anak peluru yang terdapat pada tubuh korban yaitu
adanya goresan dan alur yang memutar ke arah kiri bila dilihat dari basis
anak peluru.
3) dapat diketahui dari anak peluru yang terdapat pada tubuh korban yaitu
adanya goresan dan alur yang memutar ke arah kanan bila dilihat dari bagian
Senjata api jenis ini dapat melontarkan anak peluru dalam jumlah banyak pada
2. Amunisi
berisi barium,bismuth mercury. Secara garis besar shot gun dan senapan sama karena
a. Amunisi senjata dengan putaran rotasi peluru dibagi dalam dua kategori yaitu
1) Pada peluru rimfire, komposisi primernya terletak pada bibir selongsong peluru
b) Saat ini amunisi rimfire hanya terbagi dalam tiga kaliber - 22 Short,
mesiu.
3) Pada amunisi komersial, kaliber dan nama pabrik pembuatnya dicap pada dasar
peluru.
4) Pada amunisi militer, nama pabrik dan tahun pembuatan amunisinya (baik
umumnya :
1) disk (flake atau serpihan) atau bola dalam pistol dan senapan tabor
d. Anak peluru (bullet) merupakan bagian dari peluru yang lepas dari
1) Oleh karena velositasnya yang tinggi, pusat penembak anak peluru senjata
b) Matanya terbuat dari timah tetapi untuk peluru-peluru militer bisa dari
secara penuh.
4) Pada amunisi semi-jacket, ada mata timah dengan bungkus tembaga menutupi
sisi-sisinya dan biasanya dasar pelurunya dengan mata yang menonjol pada
ujungnya.
dengan rancangan pucuk yang kosong, baik disengaja untuk dipasang pada
7) Amunisi 22 Short dan Senapan Laras Panjang (long rifle) dipasang dengan
anak peluru timah; amunisi Magnum .22 beramunisi jacket metal penuh atau
semi-jacket.
potongan semi-wad
semi-jacket
e. Hampir semua badan senapan tabur dibuat dengan sekam plastik dan kepala
1) Dibalik ujung yang sobek terdapatlah pellet atau butir-butir peluru tabur
yang berbeda pula. Ukuran dan pabrik pembuat amunisi dapat dikenali liwat
gumpalan plastik.
4) Pellet yang digunakan untuk berburu burung atau binatang-binatang kecil
bervariasi.
1) Peluru gotri senapan tabur sungguh-sungguh adalah misil timah yang besar :
b) Peluru gotri Brenneke dari Eropa mirip dengan peluru gotri Foster hanya
2) Serangkaian tulang siku dan alur pilin terdapat di sepanjang permukaan peluru
3) Berat peluru gotri ini berkisar antara kira-kira 350 sampai 490 grain (kesatuan
4) Peluru gotri sabot punya konfigurasi jam pasir dan terbungkus dalam dua buah
plastik
a) Seluruh himpunan, dua buah plastik yang menyelimuti peluru gotri berikut
b) Sementara keluar, kedua buah plastiknya terlepas dan misil jam pasirnya
2. Sekali peluru menembus tubuh, pilin yang diakibatkan oleh alur pilin tidak
Olengannya adalah sudut antara jalur proyeksi dan poros membujur dari
peluru.
c. Kalau peluru terus meluncur, maka akan terjadi putaran balik 180° dan
merusak tatanan lapisan jaringan sama seperti sebuah speed-boat yang merusak
a. Semakin besar energi kinetis yang dikeluarkan oleh peluru, semakin banyak
sementara.
c. Rongga yang secara alamiah bersifat sementara hanya bertahan seper-
2) Rongga sementara dapat menjadi 11 kali lebih besar dari diameter peluru.
yang merusak bentuk akan terjadi bilamana peluru meluncur pada sisinya.
d. Kerusakan paling parah pada rongga sementara terjadi pada luka tembak di
kepala. Disini struktur yang tengkorak kepala yang keras hanya dapat
jaringan hanya berperan kecil, kalaupun ada, peran karena luka oleh peluru
f. Hal ini berbeda dengan peluru senapan center fire yang oleh sifat dari
organ-organ yang tidak terkena secara langsung oleh peluru, tetapi itupun
meninggalkan luka yang lebih parah dibanding dengan jika tidak sobek.
Sebaliknya peluru senjata militer cenderung untuk tidak merobek tubuh. Kecuali
Kulit terdiri dari lapisan epidermis, dermis dan subkutis. Jika dilihat dari
elastisitasnya, epidermis kurang elastis bila dibandingkan dengan dermis. Bila sebutir
peluru menembus tubuh, maka cacat pada epidermis lebih luas dari pada dermis.
Diameter luka pada epidermis kurang lebih sama dengan diameter anak peluru,
sedangkan diameter luka pada dermis lebih kecil. Keadaan tersebut dikenal sebagai
Contusio ring ini didapatkan pada luka tembak masuk dan luasnya tergantung
pada arah peluru pada kulit. Peluru yang masuk tegak lurus, maka contusio ringnya
akan besar, sedangkan peluru yang masuknya miring, contusio ringnya akan lebih
lebar dibagian dimana peluru membentuk mulut yang terkecil pada kulit. Peluru juga
mengandung lemak pembersih senjata. Lemak ini juga akan memberi gambaran pada
luka tembak berupa kelim lemak yang berupa pita hitam, tetapi kelim lemak ini tidak
selalu terdapat misalnya pada senjata yang jarang dibersihkan. Pada waktu senjata
1. Api
semua trauma mekanik seperti pukulan, tusukan, atau tendangan, terjadi karena
adanya transfer energi dari luar menuju ke jaringan. Ini juga terjadi pada luka tembak.
Kerusakan yang terjadi pada jaringan tergantung pada absorpsi energi kinetiknya,
yang juga akan menghamburkan panas, suara serta gangguan mekanik yang lainya8,10.
peluru yang lunak didesain akan segera menjadi pecahan kecil saat ditembakkan.
Peluru dumdum banyak digunakan pada muncung roket yang mempunyai ruang
udara pada ujungnya diperuntukkan agar pada saat benturan akan terjadi pengurangan
kecepatan dan terjadi transfer energi yang besar dan kerusakan jaringan yamg hebat.
Ledakan peluru ini juga pernah digunakan saat usaha pembunuhan presiden Reagen.
Lintasan peluru juga dapat menilai besar dan kecepatan dari energi yang diberikan
Jumlah dari energi kinetik yang terdapat pada proyektil sesuai dari masa dan
Rata-rata kecepatan peluru berkisar 340m/s, dimana banyak digunakan pada panah,
senapan angin, serta revolver. Dari system mekanik ini akan mengakibatkan daya
dorong peluru ke suatu jaringan sehingga terjadi laserasi, kerusakan sekunder terjadi
kalau adanya rupture pembuluh darah atau struktur lainnya dan terjadi luka yang
sedikit lebih besar dari diameter peluru. Jika kecepatan melebihi kecepatan udara,
lintasan dari peluru yang menembus jaringan akan terjadi gelombang tekanan yang
mengkompresi jika terjadi pada jaringan seperti otak, hati ataupun otot akan
rongga disebabkan gerakan sentrifugal pada peluru sampai keluar dari jaringan dan
diameter rongga ini lebih besar dari diameter peluru, dan rongga ini akan mengecil
sesaat setelah peluru berhenti, dengan ukuran luka tetap sama. Organ dengan
konsistensi yang padat tingkat kerusakan lebih tinggi daripada yang berongga. Efek
luka juga berhubungan dengan gaya gravitasi. Pada pemeriksaan harus dipikirkan
bergantung pada besarnya potensi seorang korban meninggal. Jika korban masih
hidup, deskripsi singkat dan tidak terlalu detail. Dokter mempunyai tanggung jawab
adalah bagian penting dari merawat pasien bagi dokter. Penggambaran luka secara
detail akan dilakukan nanti, setelah semua kondisi gawat darurat dapat disingkirkan.
secara detail. Deskripsi luka yang minimal untuk pasien hidup terdiri dari2 :
1. Lokasi
a. jarak dari puncak kepala atau telapak kaki serta ke kanan dan kiri garis
pertengahan tubuh
c. luka bakar
a. grains powder
b. tattoo
c. metal stippling
4. Perubahan
5. Track
a. penetrasi organ
b. arah
- atas ke bawah
c. kerusakan sekunder
- perdarahan
a. titik penyembuhan
b. tipe misil
c. tanda identifikasi
d. susunan
7. Luka keluar
a. lokasi
b. karakteristik
Pada korban mati, tidak ada tuntutan dalam mengatasi gawat darurat. Meskipun
demikian, tubuhnya dapat saja sudah mengalami perubahan akibat penanganan gawat
darurat dari pihak lain. Sebagai tambahan, tubuh bisa berubah akibat perlakuan
dibersihkan, bahkan sudah disiapkan untuk penguburan, luka sudah ditutup dengan
lilin atau material lain. Penting untuk mengetahui siapa dan apa yang telah
a. Jarak Tembakan
Efek gas, bubuk mesiu, dan anak peluru terhadap target dapat digunakan dalam
bunuh diri; membantu menilai ciri alami luka akibat kecelakaan. Meski kisaran
jarak tembak tidak dapat dinilai dengan ketajaman absolut, luka tembak dapat
b. Arah Tembakan
Luka tembak yang tepat akan membentuk lubang yang sirkuler serta
perubahan warna pada kulit, jika sudut penembakan olique akan mengakibatkan luka
tembak. Senapan akan memproduksi lebih sedikit kotoran, kecuali jika jarak dekat.
Petunjuk ini berguna untuk pembanding dengan shotgun. Luka tembak yang
disebabkan shotgun dengan sudut olique akan membentuk luka seperti anak tangga.
Jaringan juga berperan serta dalam perubahan gambaran luka karena adanya
1) Jika peluru mengenai lapisan keras tulang atau organ, dimana akan dialihkan
Telah dikatakan bahwa, pada saat penembakan ada pada sudut yang benar dari
permukaan tubuh, bentuk dari luka akan simetrris dan lingkaran. Tembakan senjata
api dengan “Sallow Cone” akan melewati setiap bagian tubuh tapi pada bagian
permukaan tangensial tubuh. Posisi yang paling sering ditemukan kemungkinan pada
samping dada, dibawah axilla.Jika lengan dinaikkan tidak akan ikut terkena,
sebaliknya akan terlihat luka pada dinding dada, dan bagian sisi dalam lengan atas.
Daerah lainnya adalah bagian samping wajah, dimana jika terkena tembakan, bagian
wajah tersebut akan terkoyak dan kemungkinan telinga akan ikut terkoyak.
Pada dada meskipun penetrasi tembakan minimal kerusakan berat pada pleura
dan paru dapat terjadi, dan kematian dapat terjadi karena Hematothorak dengan atau
tanpa luka laserasi atau memar pada paru. Ketika bagian kepala terkena,
menghancurkan tulang tengkorak atau wajah dan dapat terjadi kerusakan intracranial,
meskipun peluru logam tidak menembus kranium. Enapan juga dapat menyebabkan
luka tangensial.1,4
Beberapa penampilan luka yang berbeda disebabkan oleh shotguns dan rifled
firearms. Perbedaan luka tersebut juga disebabkan karena adanya perbedaan peluru
saat ditembakkan. Perbedaan ini bervariasi dalam hal ukuran dengan diameter rata-
rata 22 kaliber. Bentuk dan karakteristik luka juga sangat tergantung dari jarak
tembak. Pada jarak tembak yang dekat, tembakan berupa satu bentuk peluru silinder
yang besar. Pada jarak tembak sedang, bentuk lukanya tidak beraturan dan punya
tembakan menjadi lebih besar dan terlihat defek tembakan berupa satelit yang
awalnya menutupi defek utama tetapi kemudian menyebar. Pada tembakan jarak jauh,
tidak terlihat defek yang besar dan tembakan membuat luka kecil tunggal. Deposit
tembakan dan klim tato terjadi akibat luka tembak pada jarak dekat dan sedang.
Ada tiga jenis tembakan yakni Birdshot, buckshot, dan rifled slugs. Birdshot
digunakan untuk membunuh ungsa dan hewan yang sangat kecil. Tembakannya
sangat kecil dengan diameter 0.05 sampai 0.150 inci. Buckshot lebih besar dari
Birdshot, dengan diameter 0,24 sampai 0,33 inci. Tipe foster dari Rifled slugs
Karakteristik dari luka tembak tidak dapat dilihat kecuali pada Birdshot yang
kontak dengan lukanya dekat, buckshot yang lebih besar, dan rifled slugs.
Karakteristik luka lain dari luka tembak adalah wad mark. Wad mark dapat
Beberapa wad dibuat dari gabus atau partikel yang menyerupai gabus, yang
akan terbentuk pada tembakan dekat. Fragmen wad yang kecil akan menghantam
dengan menembak seseorang pada dada, pada saat mempertahankan diri anda dari
serangan yang bersifat fatal, adalah penting untuk membedakan luka masuk dari luka
keluar. Dalam hukum kriminal, membedakan secara tepat, antara kedua hal tersebut,
kemungkinan hukuman mati atau tindakan mempertahankan diri dan tidak ada
Ciri luka masuk biasanya dalam bentuk yang berentetan dengan abrasi tepi
yang melingkar di sekeliling defek yang dihasilkan oleh peluru. Abrasi tepi tersebut
berupa goresan atau lecet pada kulit yang disebabkan oleh peluru ketika menekan
masuk ke dalam tubuh. Abrasi tepi dapat bersifat konsentris ataupun eksentris. Ketika
ujung peluru melakukan penetrasi ke dalam kulit, maka hal tersebut akan
menghasilkan abrasi tepi yang konsentris, yaitu goresan pada kulit berbentuk cincin
dengan ketebalan yang sama, oleh karena peluru masuk secara tegak lurus terhadap
kulit. Ketika ujung peluru melakukan penetrasi pada kulit dengan membentuk sudut,
maka hal ini akan menghasilkan abrasi tepi yang eksentris, yaitu bentuk cincin yang
lebih tebal pada satu area. Area yang tebal dari abrasi tepi yang eksentris
mengindikasikan arah datangnya peluru. Sebagai tambahan, semakin tebal abrasi tepi,
Luka masuk yang tidak khas berbentuk ireguler dan mungkin memiliki
sobekan pada tepi luka. Jenis luka masuk seperti ini biasanya terjadi ketika peluru
kehilangan putaran oleh karena menembak di dalam laras senjata. Bahkan dalam
perjalananya dengan terpilin, peluru bergerak secara terhuyung ketika menabrak kulit
sehingga sering memberikan gambaran bentuk D pada luka. Luka masuk yang tidak
khas dapat disebabkan oleh senjata yang tidak berfungsi baik atau oleh karena
amunisi yang rusak, tetapi lebih sering dihasilkan dari peluru jenis Ricochets atau
peluru yang mengenai benda lain terlebih dulu, seperti jendela yang bergerak
otomatis, sebelum mengena tubuh. Kecepatan peluru teredam setelah mengena media
perantara, hal ini yang menyebabkan terbentuknya abrasi tepi yang tidak khas pada
luka tembak masuk, ketika peluru mengena kulit. Jenis lain dari luka masuk yang
tidak khas terjadi ketika mulut senjata api mengalami kontak langsung dengan kulit di
atas permukaan tulang, seperti pada tulang tengkorak atau sternum. Ketika senjata
ditembakkan, maka hal ini akan menghentikan gas secara langsung dari mulut senjata
ke dalam luka di sekitar peluru. Gas akan mengalami penetrasi ke dalam jaringan
subkutan, dimana gas tersebut meluas sehingga menyebabkan kulit di sekitar luka
tembak masuk menjadi meregang dan robek. Luka robek atau laserasi menyebar dari
bagian tengah dengan memberikan defek berbentuk stellata atau penampakan seperti
a. Luka tembak masuk jarak jauh. Luka tembak masuk ini dibentuk oleh
b. Luka tembak masuk jarak dekat. Luka tembak masuk ini dibentuk oleh
komponen anak peluru dan butir-butir mesin yang tidak habis terbakar.
c. Luka tembak masuk jarak sangat dekat atau menempel dengan kulit. Dibentuk
oleh komponen anak peluru, butir mesin, jelaga dan panas api.
yaitu tubuh korban, maka pada tubuh korban, maka pada tubuh korban tersebut
akan didapatkan perubahan yang diakibatkan oleh berbagai unsur atau komponen
Ketika luka tembak mengenai tubuh, dapat menghasilkan luka tembak keluar.
Ketika senjata caliber kecil mengenai tubuh, energi sisa pada tiap peluru biasanya
tidak cukup untuk menembus. Luka pada ekstremitas, leher dan kepala akan mudah
untuk dilalui. Jarak juga dapat mempengaruhi efek luka tembak keluar.4
Peluru yang berhasil melewati tubuh akan keluar dan menghasilkan luka
tembak keluar. Biasanya karakteristik luka berbeda dengan luka tembak masuk.
Bentuknya tidak sirkular melainkan bervariasi dari seperti celah (slitlike), seperti
bintang, iregular, atau berjarak (gaping). Bentuk luka tembak keluar tidak dapat di
a. Anak peluru terpental dari dalam tubuh sehingga keluar dari tempatnya masuk
c. Anak peluru hancur di dalam tubuh, sehingga keluar tidak dalam 1 kesatuan
d. Anak peluru yang mengenai tulang atau tulang rawan, dapat membuat
e. Anak peluru yang melewati kulit yang tidak ditopang oleh struktur anatomi
apapun akan membuat kulit tersebut koyak, hal ini sedikit berhubungan
Luka tembak keluar akan meghasilkan gambaran acak atau tdak teratur,
bergerigi,laserasi yang tidak teratur dengan sisi luar yang membuka dan kemungkinan
fraktur komunitf. Luka tembak pada dada dan perut selalu sulit keluar karena adanya
hambatan yang cukup besar. Tidak adanya penahan pada kulit akan menyebabkan
anak peluru mengoyak kulit pada saat keluar. Dalam beberapa keadaan dimana kulit
memiliki penahan, maka bentuk luka tembak sirkular atau mendekati mendekati
Teka-teki ilmiah forensik klasik membedakan luka tembak masuk dan luka
tembak keluar. Luka tembak masuk dan luka tembak keluar sulit dibedakan apabila
pada luka tembak luar terdapat penahan kulit, pada luka tembak masuk terdapat
pakaian yang menghalangi residu lain, senjata yang digunakan kaliber kecil (kaliber
pakaian, pada posisi bagian tubuh tertentu seperti pakaian yang sangat ketat, bagian
ikat pinggang dari celana panjang, celana pendek, atau celana dalam, bra, kerah baju,
dan dasi. Luka jenis sama juga terjadi karena bagian tangan menahan tempat keluar
anak peluru kemudian posisi pasien tiduran, duduk, atau menempel pada objek yang
keras. Tidak semua anak peluru dapat keluar dari tubuh. Terdapat banyak tulang dan
jaringan padat yang dapat menghalangi lewatnya peluru. Peluru jarang dapat
dihentikan oleh tulang, terutama tulang-tulang yang tipis seperti skapula dan ileum
atau bagian tipis dari tenglorak. Kebanyakan anak peluru masuk ke dalam tubuh dan
menghabiskan energi kinetiknya di kulit. Kulit adalah penghalang kedua yang paling
menghalangi lewatnya anak peluru. Anak peluru yang mengenai lokasi yang tidak
biasa dapat menyebabkan luka dan kematian tetapi luka tembak masuk akan sangat
sulit untuk ditemukan. Contohnya telinga, cuping hidung, mulut, ketiak, vagina, dan
rektum.
Gambar 7. Luka tembak masuk di sebelah kiri dan luka tembak keluar di sebelah
kanan
Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa luka tembak terdiri atas luka
tembak masuk dan luka tembak keluar. Namun di sini, akan dijelaskan
Banyak orang yang tidak mengetahui bahwa pembakaran bubuk mesiu saat
tembakan terjadi menghasilkan sejumlah besar gas. Gas inilah yang mendorong anak
peluru keluar dari selongsongnya, dan selanjutnya menimbulkan suara yang keras.
Gas tersebut sangat panas dan kemungkinan tampak seperti kilatan cahaya, yang jelas
Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi bentuk luka yaitu hasil kombinasi
antara gas dan anak peluru: (1) sejumlah gas yang diproduksi oleh pembakaran bubuk
mesiu; (2) efektivitas pelindung antara kulit dan anak peluru; dan (3) ada tidaknya
tulang dibawah jaringan yang terkena tembakan. Faktor pertama, jumlah gas yang
diproduksi oleh bubuk mesiu yang terbakar memilik hubungan dengan kecepatan
melontar berarti juga meningkatkan kecepatan anak peluru. Meningkatnya jumlah gas
anak peluru. Faktor kedua yang berpengaruh terhadap efektifitas pelindung antara
kulit dan anak peluru. Makin efisien pelindung tersebut makin banyak gas yang gagal
ditiupkan di sekitar moncong senjata sehingga makin banyak gas yang dapat
ditemukan di jaringan tubuh. Faktor terakhir adalah keberadaan lapisan tulang dalam
jarak yang dekat di bawah kulit yang dapat dibuktikan menjadi pembatas terhadap
penetrasi yang masif dan ekspansi gas menuju jaringan yang lebih dalam7.
kulit sehingga melekat erat, atau apakah tidak menempel pada kulit. Gambaran akan
tampak beda jika terdapat pakaian diantara moncong senjata dan kulit. Pada jaringan
lunak, seperti ekstremitas, abdomen, dan juga dada, luka akan tampak kecil dan
sirkuler. Akan ada pembakaran dan penghitaman pada dinding luka,. Jika antara
moncong senjata denga kulit menempel kuat akan ada sedikit bahkan tidak ada nyala
api dan debu, kecuali kalau pakaian menutupinya. Dalam luka, pada jaringan akan
Kebanyakan amunisi senjata tampak bersih, dibandingkan dengan peluru senjata api
cetakan diameter moncong senjata, dan karbon monoksida akan diserap oleh
Hemoglobin dan Mioglobin disekitar kulit luka dan pada bekas yang lebih dalam.
Kemungkinan akan ada luka memar yang kadang meluas meskipun bentuknya tidak
simetris dan jarang. Perluasan jaringan karena gas yang masuk memaksa kulit lebih
keras melawan ujung laras, dan jejak moncong senjata mungkin akan terbentuk. Jika
luka tempel di atas tulang terutama tulang tengkorak, terjadi fenomena yan sama
dengan luka senjata api. Tampak gambaran linier atau seperti bintang6.
1) Ujung laras ditempelkan pada kulit dengan satu tangan menarik alat penarik
senjata.
2) Adakalanya tangan yang lain memegang laras supaya tidak bergerak dan
tidak miring.
Sasarannya, yaitu :
- Daerah temporal
- Dalam mulut, telinga, wajah dibawah dagu dengan arah yang menuju otak.
Luka pada kulit tidak bulat, tetapi berbentuk bintang dan sering ditemukan
cetakan/jejas ujung laras daun mata pejera. Terjadinya luka berbentuk bintang
disebabkan karena ujung laras ditempelkan keras pada kulit, maka seluruh gas masuk
kedalam dan akan keluar melalui lubang anak peluru. Desakan keluar ini
menembakkan cetakan laras dan robeknya kulit. Bila korban menggunakan senjata
api dengan picu, maka picu akan menimbulkan luka lecet pada kulit antara ibu jari
Pada tembakan tempel di kepala, sisa mesiu yang ikut menembus kulit, dapat
dicari antara kulit dengan tulang kepala (tabula eksterna), dan antara tulang kepala
Tanda luka tembak dengan jarak senjata ke kulit hanya beberapa inci adalah
adanya kelim jelaga disekitar tempat masuk anak peluru. Luasnya kelim jelaga
tergantung kepada jumlah gas yang dihasilkan, luasnya bubuk mesiu yang terbakar,
jumlah grafit yang dipakai untuk menyelimuti bubuk mesiu. Pada luka tembak jarak
dekat, bubuk mesiu bebas dapat ditemukan didalam atau di sekitar tepi luka dan
disepanjang saluran luka. Kelim tato yang biasa tampak pada luka jarak sedang, tidak
tampak pada luka jarak pendek kemungkina karena efek penapisan oleh jelaga7.
Pada luka tembak jarak dekat, sejumlah gas yang dilepaskan membakar kulit
secara langsung. Area disekitarnya yang ikut terbakar dapat terlihat. Terbakarnya
rambut pada area tersebut dapat saja terjadi, namun jarang diperhatikan karena sifat
rambut terbakar yang rapuh sehingga patah dan mudah diterbangkan sehingga tidak
Pada umumnya luka tembak masuk jarak dekat ini disebabkan oleh peristiwa
hand. Jarak dekat disini diartikan tembakan dari suatu jarak dimana pada sekitar luka
tembak masuk masih didapatkan sisa-sisa mesiu yang habis terbakar. Jarak ini
tergantung:
yang tidak terbakar yang terbang kearah kulit korban. Disekitar zona tato terdapat
kecil.Bentuk tato memberikan petunjuk mengenai tipe bubuk mesiu yang digunakan.
Serpihan mesiu menyebabkan tato dengan bentuk yang beraneka ragam, tergantung
bagaimana masing-masing mesiu membentur kulit dengan bentuk pipih pada tepinya.
Gumpalan mesiu, berbentuk bulat atau bulat telur, menyebabkan tato bentuk bintik-
bintik atau titik-titik. Karena bentuk gumpalan lebih kecil dari bentuk serpihan
Luas area tato menunjukkan jarak tembak. Makin besar jarak tersebut, makin
besar area, namun semakin halus. Metode pengukuran luas yang umum dipakai
adalah dengan mengukur dua koordinat, potongan longitudinal dan transversal. Untuk
kemudian dibuat luka percobaan, dengan menggunakan senjata yang sama, amunisis
yang sama, kondisi lingkungan yang sama dengan hasil luka terlihat yang sama persis
Tidak ada bubuk mesiu maupun gas yang bisa terbawa hingga jarak jauh.
Hanya anak peluru yang dapat terlontar memebihi beberapa kaki. Sehingga luka yang
ada disebabkan oleh anak peluru saja. Terdapat beberapa karakteristik luka yang
dapat dinilai. Umumnya luka berbentuk sirkular atau mendekati sirkular. Tepi luka
tepi compang-camping tersebut akan melebar pada salah satu sisi. Pemeriksaan ini
Pada luka tembak masuk jarak jauh memberi arti yang besar terhadap
pengusutan perkara. Hal ini karena luka jenis ini menyingkirkan kemungkinan
penembakan terhadap diri sendiri, baik sengaja tau tidak. Terdapat 4 pengecualian,
yaitu (1) Senjata telah di set sedemikian rupa sehingga dapat di tembakkan sendiri
oleh korban dari jarak jauh; (2) kesalahan hasil pemeriksaan karena bentuk luka
tembak tempel yang mirip luka tembak jarak jauh; (3) Kesulitan interpretasi karena
adanya pakaian yang menghalangi jelaga atau bubuk mesiu mencapai kulit; dan (4)
Jelaga atau bubuk mesiu telah tersingkir. Hal tersebut terjadi bila tidak ada
Pada luka tembak masuk jarak jauh ini, yang mengenai sasaran hanyalah anak
peluru saja. Sedangkan partikel lainnya tidak didapatkan. Pada luka tembak jarak jauh
ini hanya ditemukan luka bersih dengan contusio ring. Pada arah tembakan tegak
Luka tembak pada jaringan lunak sukar dibedakan antara inshoot dan
outshoot, oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis, untuk mencari
adanya pigmen mesiu, jelaga, minyak senjata atau adanya serat pakaian yang ikut
Luka tembak jarak jauh adalah luka tembak dimana jarak antara moncong senjata
dengan korban diatas 50 cm, atau diluar jarak tempuh atau jangkauan butir-butir
mesiu.
a. Terjadi bila jarak antara moncong senjata dengan tubuh korban di luar
jangkauan atau jarak tempuh butir-butir mesiu yang tidak terbakar atau terbakar
sebagian.
b. Luka berbentuk bundar atau oval dengan disertai adanya kelim lecet.
c. Bila senjata sering dirawat (diberi minyak) maka pada kelim lecet dapat dilihat
pengotoran bewarna hitam berminyak, jadi ada kelim kesat atau kelim lemak.
Gambar 11. Luka Tembak Jarak Jauh
Luka tembak keluar ini ialah bahwa setelah peluru membuat luka tembak
masuk dan saluran luka tembakan maka akhirnya peluru akan mengenai kulit lagi dari
sebelah dalam dan kulit terdorong ke luar. Kalau batas kekenyalan kulit dilampaui,
maka kulit dari dalam menjadi robek dan akhirnya timbul suatu lubang luka baru lagi,
Jika sebuah peluru setelah membuat lubang luka tembakan masuk dan
mengenai tulang (benda keras), maka bentuk dari pada peluru tadi menjadi berubah.
Tulang-tulang yang kena peluru tadi akan menjadi patah pecah atau kadang-kadang
remuk. Akibatnya waktu peluru menembus terus dan membuat lubang luka tembak
keluar, tidak hanya peluru yang berubah bentuknya, tapi juga diikuti oleh pecahan-
pecahan tulang tadi oleh karena ikut terlempar karena dorongan dari peluru. Tulang-
yang mengakibatkan luka tembakan keluar yang besar dan lebar, sedangkan
bentuknya tidak tertentu. Sering kali besar luka tembak keluar berlipat ganda dari
pada besarnya luka tembakan masuk. Misalnya saja luka tembakan masuk beserta
contusio ring sebesar kira-kira 8 mm dan luka tembakan keluar sebesar uang logam.
a. Bila luka tembak keluar ukurannya lebih besar dari luka tembak masuk, maka
biasanya sebelum keluar anak peluru telah mengenai tulang hingga berpecahan
dan beberapa serpihannya ikut keluar. Serpihan tulang ini bisa menjadi peluru
b. Bila luka tembak keluar ukurannya sama dengan luka tembak masuk, maka hal
ini didapatkan bila anak peluru hanya mengenai jaringan lunak tubuh dan daya
Gambar 12. Tidak ditemukan kelim lecet pada luka tembak keluar
Adapun faktor–faktor yang menyebabkan luka tembak keluar lebih besar dari luka
Perubahan luas peluru, oleh karena terjadi deformitas sewaktu peluru berada
terbentur bagian tubuh yang keras, peluru bergerak berputar dari ujung ke ujung
Bila peluru mengenai tulang dan fragmen tulang tersebut turut terbawa keluar,
maka fragmen tulang tersebut akan membuat robekan tambahan sehingga akan
Pada beberapa keadaan luka tembak keluar lebih kecil dari luka tembak masuk, hal
ini disebabkan:1
sehingga kerusakannya (lubang luka tembak keluar) akan lebih kecil, perlu
- Adanya benda menahan atau menekan kulit pada daerah dimana peluru akan
keluar yang berarti menghambat kecepatan peluru, luka tembak keluar akan
Luka tembak keluar sebagian (partial exit wound), hal ini dimungkinkan oleh
karena tenaga peluru tersebut hampir habis atau ada penghalang yang menekan
pada tempat dimana peluru akan keluar, dengan demikian luka dapat hanya
berbentuk celah dan tidak jarang peluru tampak menonjol sedikit pada celah
tersebut.
Jumlah luka tembak keluar lebih banyak dari jumlah peluru yang ditembakkan, ini
dimungkinkan karena :
- Peluru pecah dan masing-masing pecahan membuat sendiri luka tembak keluar.
- Peluru menyebabkan ada tulang yang patah dan tulang tersebut terdorong
Dua peluru masuk ke dalam tubuh melalui satu luka tembak masuk (“tandem bullet
injury”), dan di dalam tubuh ke dua peluru tersebut berpisah dan keluar melalui
1. Ukurannya kecil, karena peluru Ukurannya lebih besar dan lebih tidak
menembus kulit seperti bor dengan teratur dibandingkan luka tembak masuk,
2. Pinggiran luka melekuk kearah dalam Pinggiran luka melekuk keluar karena
7. Pada tulang tengkorak, pinggiran luka Tampak seperti gambaran mirip kerucut
bagus bentuknya
luka
yaitu tubuh korban, maka pada tubuh korban tersebut akan didapatkan perubahan
yang diakibatkan oleh berbagai unsur atau komponen yang keluar dari laras senjata
api tersebut. Adapun komponen atau unsur-unsur yang keluar pada setiap
penembakan adalah1:
anak peluru
api
partikel logam
Bila senjata yang dipergunakan sering diberi minyak pelumas, maka minyak
yang melekat pada anak peluru dapat terbawa dan melekat pada luka. Bila
penembakan dilakukan dengan posisi moncong senjata menempel dengan erat pada
tubuh korban, maka akan terdapat jejas laras. Selain itu bila senjata yang dipakai
termasuk senjata yang tidak beralur (smooth bore), maka komponen yang keluar
adalah anak peluru dalam satu kesatuan atau tersebar dalam bentuk pellet, tutup dari
peluru itu sendiri juga dapat menimbulkan kelainan dalam bentuk luka. Komponen
atau unsur-unsur yang keluar pada setiap peristiwa penembakan akan menimbulkan
Kecepatan
luka yang relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan peluru yang kecepatannya
lebih rendah (low velocity). Kerusakan jaringan tubuh akan lebih berat bila peluru
Pada organ tubuh yang berongga seperti jantung dan kandung kencing, bila
terkena tembakan dan kedua organ tersebut sedang terisi penuh (jantung dalam
fase diastole), maka kerusakan yang terjadi akan lebih hebat bila dibandingkan
dengan jantung dalam fase sistole dan kandung kencing yang kosong; hal tersebut
b. Bila kekuatan anak peluru lebih besar dari kulit maka akan terjadi robekan
c. Oleh karena terjadi gerakan rotasi dari peluru (pada senjata yang beralur atau
rifle bore), terjadi gesekan antara badan peluru dengan tepi robekan sehingga
d. Oleh karena tenaga penetrasi peluru dan gerakan rotasi akan diteruskan ke
segala arah, maka sewaktu anak peluru berada dan melintas dalam tubuh akan
terjadi akan mengecil kembali, hal ini dimungkinkan oleh adanya elastisitas
dari jaringan
f. Bila peluru masuk ke dalam tubuh secara tegak lurus maka kelim lecet yang
g. Peluru yang masuk secara membentuk sudut atau serong akan dapat diketahui
h. Kelim lecet paling lebar merupakan petunjuk bahwa peluru masuk dari arah
tersebut
i. Pada senjata yang dirawat baik, maka pada klim lecet akan dijumpai pewarnaan
kehitaman akibat minyak pelumas, hal ini disebut kelim kesat atau kelim lemak
j. Bila peluru masuk pada daerah di mana densitasnya rendah, maka bentuk luka
densitas besar seperti tulang, maka sebagian tenaga dari peluru disertai pula
dengan gas yang terbentuk akan memantul dan mengangkat kulit di atasnya,
sehingga robekan yang tejadi menjadi tidak beraturan atau berbentuk bintang
luka ditambah dengan lebar kelim lecet yang tegak lurus dengan arah masuknya
peluru
dengan luka tembak keluar, luka yang terbentuk disebut gutter wound
a. Butir – butir mesiu yang tidak terbakar atau sebagian terbakar akan masuk ke
dalam kulit
c. Oleh karena penetrasi butir mesiu tadi cukup dalam, maka bintik-bintik hitam
e. Black powder adalah butir mesiu yang komposisinya terdiri dari nitrit, tiosianat,
tiosulfat, kalium karbonat, kalium sulfat, kalium sulfida, sedangkan smoke less
powder terdiri dari nitrit dan selulosa nitrat yang dicampur dengan karbon dan
gravid
a. Oleh karena setiap proses pembakaran itu tidak sempurna, maka terbentuk asap
atau jelaga
b. Jelaga yang berasal dari black powder komposisinya CO2 (50%) nitrogen 35%,
methane
c. Smoke less powder akan menghasilkan asap yang jauh lebih sedikit
a. Terbakarnya butir-butir mesiu akan menghasilkan api serta gas panas yang akan
b. Jika tembakan terjadi pada daerah yang berambut, maka rambut akan terbakar
c. Jarak tempuh api serta gas panas untuk senjata genggam sekitar 15 cm,
sedangkan untuk senjata yang kalibernya lebih kecil, jaraknya sekitar 7,5 cm
a. Oleh karena diameter peluru lebih besar dari diameter laras, maka sewaktu
peluru bergulir pada laras yang beralur akan terjadi pelepasan partikel logam
b. Partikel atau fragmen logam tersebut akan menimbulkan luka lecet atau luka
c. Partikel tersebut dapat masuk ke dalam kulit atau tertahan pada pakaian korban.
a. Jejas laras dapat terjadi pada luka tembak tempel, baik luka tembak tempel
yang erat (hard contact) maupun yang hanya sebagian menempel (soft contact)
b. Jejas laras dapat terjadi bila moncong senjata ditempelkan pada bagian tubuh,
mengangkat kulit sehingga terjadi benturan yang cukup kuat antara kulit dan
moncong senjata
senjatanya dengan cukup keras pada tubuh korban, akan tetapi hal ini jarang
terjadi
e. Pada hard contact, jejas laras tampak jelas mengelilingi lubang luka, sedangkan
pada soft contact, jejas laras sebetulnya luka lecet tekan tersebut akan tampak
f. Bila pada hard contact tidak akan dijumpai kelim jelaga atau kelim tato, oleh
karena tertutup rapat oleh laras senjata, maka pada soft contact jelaga dan butir
mesiu ada yang keluar melalui celah antara moncong senjata dan kulit, sehingga
Jika tembakan mengenai tubuh korban yang ditutup pakaian, dan pakaiannya
Serat-serat pakaian dapat terbawa oleh peluru dan masuk ke dalam lubang luka
tembak
2.10 Pengutaraan Jarak Tembak dalam Visum et Repertum
Bila pada tubuh korban terdapat luka tembak masuk dan tampak jelas adanya
jejas laras, kelim api, kelim jelaga atau tato; maka perkiraan atau penentuan jarak
tembak tidak sulit. Kesulitan baru timbul bila tidak ada kelim-kelim tersebut selain
kelim lecet. Bila ada kelim jelaga, berarti korban ditembak dari jarak dekat, maksimal
30 cm. Bila ada kelim tato, berarti korban ditembak dari jarak dekat, maksimal 60
cm, dan seterusnya. Bila hanya ada kelim lecet, cara pengutaraannya adalah sebagai
berikut: “Berdasarkan sifat lukanya luka tembak tersebut merupakan luka tembak
Memang korban ditembak dari jarak jauh, yang berarti diluar jangkauan atau
jarak tempuh butir-butir mesiu yang tidak terbakar atau sebagian terbakar.
Korban ditembak dari jarak dekat atau sangat dekat, akan tetapi antara korban
dengan moncong senjata ada penghalang; seperti bantal dan lain sebagainya
Bila ada kelim api, berarti korban ditembak dari jarak yang sangat dekat
panasnya mulut laras. Bila larasnya menempel pada kulit, gas peluru ikut masuk
ke dalam luka, dan berusaha menjebol keluar lagi lewat jaringan disekitar luka.
Sementara luka tembak jarak dekat ada sisa mesiu yang menempel pada daerah
sekitar luka. Gambaran mesiu ini tergantung jenis senjata dan panjang laras.
Mesiu hitam lebih jauh jangkauannya dari pada mesiu tanpa asap. Sedangkan luka
tembak jarak jauh, luka bersih dengan cincin kontusio, pada arah tembakan tegak
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Luka tembak merupakan suatu cedera pada tubuh yang diakibatkan oleh senjata
api. Senjata api adalah suatu senjata yang menggunakan tenaga hasil peledakan
mesiu, dapat melontarkan proyektil (anak peluru) yang berkecepatan tinggi melalui
larasnya. Berdasarkan panjang larasnya, senjata api ini dikelompokan menjadi senjata
api laras pendak dan senjata api laras panjang, sedangkan berdasarkan alur pada laras,
senjata api dikelompokan menjadi senjata api baralur dan senjata api tanpa alur.
Pada luka tembak terjadi robekan dan kerusakan jaringan yang diakibatkan
daya dorong peluru dalam menembus jaringan. Luka tembak dikelompokan menjadi
luka tembak masuk dan luka tembak keluar, namun pada klasifikasi ini yang tidak
kalah penting adalah jarak tembakan yaitu luka tembus masuk tempel, luka tembus
masuk jarak dekat maupun luka tembus masuk jarak jauh. Penentuan jarak ini juga
dapat menentukan efek dari tembakan. Efek dari tembakan ini diakibatkan oleh
komponen peluru yang mengenai tubuh yaitu anak peluru, mesiu, asap jelaga, api dan
partikel logam
Deskripsi luka ini mencakup lokasi luka, ukuran dan bentuk luka, lingkaran abrasi,
lipatan kulit yang utuh dan robek, bubuk hitam sisa tembakan (jika ada), dan bagian
tubuh yang ditembus. Selain dekripsi luka, kita juga harus menentukan jarak
tembakan dan arah tembakan. Penentuan jarak tembakan ini dapat dilihat dari adanya
3.2 Saran
tembak sehingga mampu membuat Visum et Repertum yang baik dan benar.
2. Sebaiknya seorang dokter atau calon dokter tidak hanya mempelajari ilmu
1. Idries AM. 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi I. Jakarta: Binarupa
Aksara; p.131-168.
2. Hueske E. 2006. Firearms and Tool Mark The Forensic Laboratory Handbooks,
5. Indah PS, Lely, Irene, Elena, Luh S. 2011. Gunshot wound. (online).
page. 72-140.
11. Chadha P.V. 1995. Catatan Kuliah Ilmu Forensik dan Toksikologi. Edisi V.