BAB I
PENDAHULUAN
Di Amerika Serikat plasenta previa terjadi sekitar 0,3 - 0,5% dari semua
persalinan. Sedangkan jumlah kematian perinatal yang diakibatkan oleh plasenta
previa sekitar 0,03%. Di negara yang sedang berkembang, perdarahan yang
disebabkan oleh plasenta previa hampir selalu merupakan malapetaka besar bagi
penderita maupun penolongnya, karena dapat menyebabkan kesakitan atau
kematian baik pada ibu maupun pada janinnya. Kematian ibu disebabkan karena
perdarahan uterus atau karena DIC (Disseminated Intravascular Coagulopathy).
Sedangkan morbiditas/kesakitan ibu dapat disebabkan karena komplikasi
tindakan seksio sesarea seperti infeksi saluran kencing, pneumonia post operatif
dan embolisasi cairan amnion meskipun ini jarang dapat terjadi.
kurang dibandingkan dengan bayi yang lahir dari ibu yang tidak menderita
plasenta previa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Plasenta
darah vena yang kembali dari ekstremitas bawah fetus sebelum darah itu
memasuki hati. Vena umbilikalis merupakan satu-satunya pembuluh darah fetus
yang membawa darah penuh teroksigenasi.
Pada saat yang sama dengan pembentukan organ interna embryo, suatu
sistem membran ekstraembryonic yang kompleks juga berkembang. Membran
ekstraembryonic itu adalah amnion, yolk sac, allantois dan korion. Membran-
membran ini bertanggung jawab dalam proteksi, respirasi, ekskresi dan nutrisi
embrio dan selanjutnya fetus. Pada saat melahirkan, plasenta, chorda umbilikus,
dan membran ekstraembrionik terpisah dari fetus dan dikeluarkan dari uterus
setelah kelahiran.
Implantasi ini terjadi pada daerah endometrium atas terutama pada dinding
posterior dari uterus. Endometrium sendiri sebelum terjadinya proses di atas
terjadi perubahan untuk menyiapkan diri sebagai tempat implantasi dan memberi
makan kepada blastokist yang disebut sebagai desidua. Setelah terjadi implantasi
desidua akan dibedakan menjadi desidua basalis yang terletak antara blastokist
dan miometrium, kemudian desidua kapsularis yang terletak antara blastokist dan
kavum uteri, terakhir desidua vera yang merupakan sisa yang tidak mengandung
blastokist.
Bersamaan dengan hal ini pada daerah desidua basalis terjadi suatu
degenerasi fibrinoid yang terletak diantara desidua dan trofoblas untuk
menghalangi trofoblas lebih dalam lagi. Lapisan dengan degenerasi fibrinoid ini
disebut sebagai lapisan Nitabuch.
2.5 Epidemiologi
Plasenta previa lebih banyak terjadi pada kehamilan dengan paritas tinggi
dan sering terjadi pada usia di atas 30 tahun. Uterus yang cacat juga dapat
meningkatkan angka kejadian plasenta previa.
Pada beberapa Rumah Sakit Umum Pemerintah dilaporkan angka kejadian
plasenta previa berkisar 1,7 % sampai dengan 2,9 %. Sedangkan di negara maju
angka kejadiannya lebih rendah yaitu kurang dari 1 % yang mungkin disebabkan
oleh berkurangnya wanita yang hamil dengan paritas tinggi.
Kejadian plasenta previa terjadi kira-kira 1 dari 200 persalinan, insiden
dapat meningkat diantaranya sekitar 1 dari 20 persalinan pada ibu yang paritas
tinggi.
2.6 Etiologi
Faktor risiko timbulnya plasenta previa belum diketahui secara pasti
namun dari beberapa penelitian dilaporkan bahwa frekuensi plasenta previa
tertinggi terjadi pada ibu yang berusia lanjut, multipara, riwayat seksio sesarea
dan aborsi sebelumnya serta gaya hidup yang juga dapat mempengaruhi
peningkatan resiko timbulnya plasenta previa.
1. Usia ibu
Pada wanita dengan umur > 35 tahun kejadiannya 2 kali lebih besar
dibandingkan dengan umur < 35.
2. Multiparitas
Pada multigravida resiko terjadinya plasenta previa lebih besar
dibandingkan pada primigravida
3. Riwayat abortus
8
uterus bawah, sehingga tepi plasenta tidak benar – benar mencapai ostium internal
tetapi terletak berdekatan dengannya).
melekat disitu tanpa terlepasnya sebagian plasenta dari dinding uterus. Pada saat
itu mulailah terjadi perdarahan.
Darah yang keluar berwarna merah segar, berbeda dengan darah yang
disebabkan oleh solutio plasenta yang berwarna kehitam-hitaman. Sumber
perdarahannya adalah sinus uterus yang robek karena terlepasnya plasenta dari
dinding uterus atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta
Anamnesis
Pada saat anamnesis dapat ditanyakan beberapa hal yang berkaitan dengan
perdarahan antepartum. Seperti umur kehamilan saat terjadinya
perdarahan, apakah ada rasa nyeri, warna dan bentuk terjadinya
perdarahan, frekuensi serta banyaknya perdarahan.
Dimana dari hasil anamnesis biasanya akan didapati bahwa perdarahan
jalan lahir pada kehamilan setelah 28 minggu, tanpa rasa nyeri, tanpa
alasan, berulang dengan volume lebih banyak daripada sebelumnya,
terutama pada multigravida dan berwarna merah segar. Banyaknya
perdarahan tidak dapat dinilai dari anamnesis, melainkan dari pemeriksaan
hematokrit.
Pemeriksaan luar
Inspeksi
12
Palpasi
- Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah.
- Bagian terbawah janin biasanya belum masuk pintu atas panggul, apabila
presentasi kepala, biasanya kepala masih terapung diatas pintu atas
panggul atau mengolak ke samping dan sukar didorong ke dalam pintu
atas panggul.
- Tidak jarang terdapat kelainan letak, seperti letak lintang atau letak
sungsang.
Pemeriksaan Inspekulo
2.11 Penanganan
Terapi Ekspektatif
Terapi Terminasi
2. Semua plasenta pevia dengan perdarahan yang banyak, berulang dan tidak
berhenti dengan tindakan yang ada.
3. Plasenta previa yang disertai dengan panggul sempit, letak lintang.
Gawat janin maupun kematian janin dan bukan merupakan halangan untuk
dilakukannya persalinan seksio sesarea, demi keselamatan ibu. Tetapi apabila
dijumpai gawat ibu kemungkinan persalinan seksio sesarea ditunda sampai
keadaan ibunya dapat diperbaiki, apabila fasilitas memungkinkan untuk segera
memperbaiki keadaan ibu, sebaiknya dilakukan seksio sesarea jika itu merupakan
satu-satunya tindakan yang terbaik untuk mengatasi perdarahan yang banyak pada
plasenta previa totalis.
2.12 Komplikasi
2.13 Prognosis
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
5. Aghajanian P., Ainbinder SW., Akhter MW., Andrew DE., Anti D., Archie
CL., eds.- LANGE: Current Diagnosis & Treatment Obstetrics & Gynecology:
Maternal-Placental-Fetal Unit; Fetal & Early Neonatal Physiology, 10th ed,
2007, McGraw-Hill Companies, USA, pg 1-11