Anda di halaman 1dari 3

Sistem Pemerintahan Jepang

"Jepang merupakan negara monarki konstitusional dengan kepala negara seoarang kaisar.
Meskipun Jepang merupakan negara monarki, Kaisar memiliki batasan sebab bentuk
pemerintahan yang dianut monarki konstitusional atau patuh terhadap peraturan
perundang-undangan.

Jepang merupakan negara dengan sistem pemerintahan parlementer. Kepala pemerintahan


dipegang oleh perdana menteri. Kaisar hanya merupakan simbol dan pemersatu rakyat."
itulah inti dari Sistem dan Bentuk Pemerintahan Jepang.

Sedangkan untuk sejarahnya, seperti ini :

Berawal dari berakhirnya kejayaan samurai dan shogun atau dikenal dengan zaman Meiji,
bentuk pemerintahan negara Jepang kemudian mulai dipertimbangkan, selain itu mereka
juga mengambil sistem pemerintahan, sistem politik serta penerapan ciri sistem hukum
Eropa kontinental yang diambil dari negara Inggris dan Amerika. Kemudian pada 1881-1931
sistem hukum yang diterapkan sebelumnya berganti dengan sistem hukum yang lebih
modern, utamanya adalah hukum tindak pidana. Kondisi ini didasari atas asumsi
bahwasanya setiap kejahatan dan hukum setidaknya dibatasi oleh suatu aturan hukum yang
sesuai dengan landasan hukum pembentukan peraturan perundang-undangan.

Seiring berjalannya waktu, terlebih setelah masa Perang Dunia II, tepatnya pada tahun 1947
Jepang kemudian mengeluarkan UUD Jepang sebagai simbol demokrasi pada masa itu. Dari
situlah kemudian diberlakukannya institusi politik modern yang mengambil konsep dari
Amerika yang diterapkan di Jepang. Mengapa demikian? Kondisi ini tidak lain disebabkan
oleh kekalahan Jepang dari Amerika pada masa Perang Dunia II. Namun, keadaan ini
menimbulkan beberapa konsekuensi yang harus mereka ambil. Salah satunya adalah
konsekuensi dalam keharusan mengikuti sistem pemerintahan, politik dan sistem lain yang
dianut oleh negara pemenang perang pada masa itu.

Dengan adanya konstitusi baru tersebut, negara Jepang kemudian didaulat sebagai salah
satu negara yang menganut paham pasifisme atau paham cinta damai serta menerapkan
praktek sistem demokrasi liberal. Oleh karena itulah Jepang kemudian tidak diizinkan untuk
mengembangkan industri dalam bidang persenjataan serta tidak membentuk angkatan
militer. Sebagai gantinya, sistem pertahanan negaranya menerapkan sistem pemerintahan
sipil dan wajib militer.

Bentuk Pemerintahan

Bentuk pemerintahan negara Jepang adalah monarki konstitusional. Monarki konstitusi di


Jepang dapat diartikan bahwa Kaisar Jepang memiliki kekuasaan yang dibatasi oleh
konstitusi. Di Jepang sendiri Kaisar merupakan kepala negara yang ditetapkan sebagai
simbol negara, terutama dalam urusan diplomatik dengan negara lain. Disisi lain, kekuasaan
pemerintahan dipegang oleh Perdana Menteri dan beberapa anggota yang terpilih dari
parlemen jepang. Dapat diartikan bahwa kedaulatan negara berada di tangan rakyat.
Jepang merupakan negara yang seringkali melakukan pergantian Perdana Menteri, namun
pergantian tersebut ternyata tidak mempengaruhi kondisi dalam negerinya karena
pemerintahan tetap berjalan sesuai dengan jalannya masing-masing. Kelebihan Jepang
dibandingkan negara lain adalah hampir tidak pernah terjadi demonstrasi hingga kerusuhan
besar yang menimbulkan banyak korban. Dengan demikian, Jepang menjadi salah satu
negara yang aman di dunia sehingga tidak mengherankan apabila banyak sekali pemodal
asing yang menanamkan modalnya di negara Sakura ini.

Sistem Parlemen

Sistem parlemen yang diterapkan pada bentuk pemerintahan negara Jepang adalah sistem
parlemen dua kamar yang mengikuti sistem parlemen yang diterapkan di negara Inggris.
Sistem kabinet di Jepang beranggotakan Perdana Menteri dan para menteri lainnya. PM
biasanya berasal dari partai Majelis Rendah yang bertindak sebagai kepala pemerintahan.
Sedangkan untuk para menteri kabinet lainnya akan diangkat oleh Perdana Menteri. Disisi
lain, Perdana Menteri akan diangkat oleh Kaisar Jepang sesuai dengan keputusan parlemen
Jepang dan menyetujui atas pengangkatan menteri kabinet lainnya. Dalam prosesnya,
Perdana Menteri membutuhkan dukungan serta kepercayaan dari anggota Majelis Rendah
agar kedudukannya sebagai Perdana Menteri dapat bertahan.

Anggota dari Majelis Rendah berjumlah 480 anggota yang akan dipilih langsung oleh rakyat
dan memiliki masa jabatan 4 tahun, tepatnya setelah Majelis Rendah dibubarkan untuk
dibentuk yang baru. Sedangkan Majelis Tinggi beranggotakan 240 orang dengan masa
jabatan 6 tahun dan sama-sama dipilih langsung oleh rakyat juga. Di negara Sakura ini bagi
masyarakat yang telah berusia 20 tahun lebih diberikan hak untuk memilih. Sesuai dengan
bentuk pemerintahan negara Jepang yang dibatasi oleh konstitusi, maka diberlakukanlah
pemilu.

Salah satu yang unik dari Jepang adalah pemilunya dilaksanakan pada hari Minggu dan
berlangsung di beberapa fasilitas umum termasuk sekolah. Kemudian, sisi menarik
selanjutnya adalah bagaimana para calon memperkenalkan diri dan visi misinya kepada
masyarakat. Nantinya calon-calon tersebut akan didampingi oleh tim suksesnya masing-
masing untuk turun secara langsung ke lapangan, mengelilingi perumahan, menyebarkan
brosur, memasang pamflet serta melakukan orasi di stasiun.

Lembaga Negara

UUD Jepang berlaku sejak 1947 sesuai dengan prinsip kehormatan kepada hak asasi
manusia, kedaulatan di tangan rakyat serta penolakan perang. Dalam konstitusi tersebut
juga ditetapkan kemandirian dari 3 struktur lembaga negara, yaitu lembaga legislatif
(parlemen atau diet), lembaga eksekutif (kabinet) serta lembaga yudikatif (pengadilan).

1.Legislatif
Tugas lembaga negara legislatif pada dasarnya dijalankan sesuai dengan kekuasaan
parlemen atau diet. Sistem parlemen di Jepang menjalankan prinsip dua kamar yang biasa
disebut sebagai Kokkai yang terdiri atas Majelis Tinggi (Sangi-in) dan Majelis Rendah
(Shuugi-in).

2.Eksekutif

Lembaga eksekutif di Jepang dijalankan oleh kabinet. Anggota kabinet terdiri atas menteri-
menteri terpilih dan Perdana Menteri. Di Jepang setidaknya terdapat 47 prefektur atau
provinsi dan lebih dari 3300 pemerintah daerah yang masuk dalam 47 prefektur.
Pemerintahannya memiliki tanggung jawab atas :

Pelayanan Publik – Pelayanan publik di Jepang dapat dikatakan sangatlah baik dan
terorganisir sedemikian rupa untuk memberikan kenyamanan.
Pendidikan – Pendidikan di Jepang juga bagus, terdapat beberapa universitas terkenal bagi
masyarakat setempat yang menghasilkan mahasiswa-mahasiswa berprestasi. Kondisi inilah
yang tidak mengherankan apabila Jepang seringkali menciptakan inovasi-inovasi baru,
terutama dalam bidang teknologi.
Pembangunan – Pembangunan dari segi infrastruktur di Jepang sangatlah maju, terlebih
pembangunan dalam transportasi publik yang sangat memadai.

Banyaknya tanggung jawab dari contoh kekuasaan eksekutif menyebabkan terjadinya


kontrak antara penduduk setempat dengan proyek pekerjaan.

3.Yudikatif

Karena bentuk pemerintahan negara Jepang berupa monarki konstitusional maka


kekuasaan tugas lembaga yudikatif di Jepang berada di tangan Mahkamah Agung serta
pengadilan yang lebih rendah dari MA seperti pengadilan di setiap distrik, pengadilan tinggi
serta pengadilan sumir. MA beranggotakan dari Ketua MA yang didampingi oleh 14 hakim
lain yang mana semuanya ditunjuk oleh kabinet. Apabila terjadi kasus, biasanya akan
ditangani oleh peradilan distrik yang bersangkutan terlebih dahulu. Sedangkan pengadilan
sumir akan menangani kasus pelanggaran lalu lintas dan sejenisnya.

Itulah bentuk pemerintahan negara Jepang setelah berakhirnya zaman Meiji atau kejayaan
samurai dan shogun

Anda mungkin juga menyukai