Anda di halaman 1dari 3

A.

Sejarah Dinar Dirham

l. Sejarab Dinar

Pada masa sebelum datangnya Islam, uang dinar merupakan uang yang digunakan dalam transaksi
perdagangan. Menurut keterangan Abdul Qadim Zallum, dinar dan dirham telah dikenal oleh bangsa
Arab sebelum datangnya Islam. mata uang ini diperoleh dari hasil perdagangan yang mereka lakukan
di negara-negara sekjtarnya. Para pedagang jika pulang dari Syam mereka membawa dinar emas
Romawi (Byzantium). dan dari lrak mereka membawa dirham perak Persia (Sassanid). Juga
terkadang mcrcka membawa dirham Himyar dari Yaman. Dengan demikian sudah banyuk mata uang
asing yang masuk berupa dinar emas Romawi dan dirham pcrak Persia‘.

Dinar dan dirham yang digunakan bangsa Arab pada waktu itu tidak didasarkan nilai nominalnya,
melainkan menurut beratnya. Sebab dinar dan dirham tersebut hanya dianggap sebagai kepingan
emas dan pcrak saja. Dinar dan dirham tidak dianggap sebagai mata uang yang dicetak. mcngingut
bentuk dan timbangan dirham yang tidak sama dan karena kemungkinan terjadinya penyusutan
berat akibat peredarannya. Untuk mencegah tcrjadi nya penipuan atas perilaku transaksi, maka
mereka Iebih suka menggunakun standar timbangan khusus yang telah mereka miliki, yaitu auqiyah.
"my. mitsqal, dirham, daniq, qirath, dan habbah. Mitsqal merupakan berat pokok yang telah
diketahui secara umum, yaitu setara dengan 22 qirath kurang saw habbah. Di kalangan mereka.
berat 10 dirham sama dengan 7 ”NUT/UL Datangnya Rasulullah Saw, sebagai tanda kedatangan
Islam. maka heliau mengakui berbagai muamalah (transaksi) yang menggunakan dinar Romawi

A. Sejarah Dinar Dirham

l. Sejarab Dinar

Pada masa sebelum datangnya Islam, uang dinar merupakan uang yang digunakan dalam transaksi
perdagangan. Menurut keterangan Abdul Qadim Zallum, dinar dan dirham telah dikenal oleh bangsa
Arab sebelum datangnya Islam. mata uang ini diperoleh dari hasil perdagangan yang mereka lakukan
di negara-negara sekjtarnya. Para pedagang jika pulang dari Syam mereka membawa dinar emas
Romawi (Byzantium). dan dari lrak mereka membawa dirham perak Persia (Sassanid). Juga
terkadang mcrcka membawa dirham Himyar dari Yaman. Dengan demikian sudah banyuk mata uang
asing yang masuk berupa dinar emas Romawi dan dirham pcrak Persia‘.

Dinar dan dirham yang digunakan bangsa Arab pada waktu itu tidak didasarkan nilai nominalnya,
melainkan menurut beratnya. Sebab dinar dan dirham tersebut hanya dianggap sebagai kepingan
emas dan pcrak saja. Dinar dan dirham tidak dianggap sebagai mata uang yang dicetak. mcngingut
bentuk dan timbangan dirham yang tidak sama dan karena kemungkinan terjadinya penyusutan
berat akibat peredarannya. Untuk mencegah tcrjadi nya penipuan atas perilaku transaksi, maka
mereka Iebih suka menggunakun standar timbangan khusus yang telah mereka miliki, yaitu auqiyah.
"my. mitsqal, dirham, daniq, qirath, dan habbah. Mitsqal merupakan berat pokok yang telah
diketahui secara umum, yaitu setara dengan 22 qirath kurang saw habbah. Di kalangan mereka.
berat 10 dirham sama dengan 7 ”NUT/UL Datangnya Rasulullah Saw, sebagai tanda kedatangan
Islam. maka heliau mengakui berbagai muamalah (transaksi) yang menggunakan dinar Romawi

●●●●●●

dan dirham Persia, serta standar timbangan yang berlaku di kalangan kaum Quraisy untuk
menimbang berat dinar dan dirham.

Secara bahasa, dinar berasal dari kata “denarius” (Romawi Timur) dan dirham berasal dari kata
“drachma” (Persia). Menurut hukum Islam, dinar yang dipergunakan adalah setara 4,25 gram emas
22 karat dengan diameter 23 milimeler. Standar ini telah dipergunakan oleh World Islamic Trading
Organization (WITO) hingga saat ini. Sedangkan uang dirham setara dengan 2‘975 gram perak
murniz. Dinar dan dirham adalah mata uang yang berfungsi sebagai alat tukar baik sebelum
datangnya Islam maupun sesudahnya.

Dalam sejarah umat Islam, Rasulullah dan para sahabat menggunakan dinar dan dirham sebagai
mata uang mereka, di samping sebagai alat tukar, dinar dan dirham juga dijadikan sebagai standar
ukuran hukum-hukum syar’i. seperti kadar zakat dan ukuran pencurian. Kaum muslimin terus
menggunakan dinar Romawi dan dirham Persia dalam bentuk cap dan gambar aslinya sepanjang
hidup Rasulullah saw dan dilanjutkan oleh masa kekhalifahan Abu Bakar dan pada awal kekhalifahan
Umar bin Khattab. Pada masa pemerintahannya, khalifah Umar bin Khattab pada tahun 20 hijriah,
yaitu tahun kedelapan kekhalifahan Umar bin Khattab, beliau mencetak uang dirham baru
berdasarkan pola dirham Persia. Berat, gambar, maupun tulisan Bahlawinya (huruf Persianya) tetap
ada, hanya ditambah dengan lafaz yang ditulis dengan huruf Arab gaya Kufi, seperti lafaz Bismillah
dan Bismillahi Rabbi yang terletak pada tepi lingkaran“.

Dinar dan dirham dicetak pertama kali pada masa pemerintahan khalifah Abdul Malik bin Marwan.
Beliau mencetak dirham khusus bercorak Islam pada tahun 75 h'ijriah (695 masehi) dan
meninggalkan corak dirham Persia. Kemudian pada tahun 77 hijriah, beliau mencetak dinar khusus
bercorak Islam. Dalam perjalanannya sebagai mata uang yang digunakan. dinar dan dirham
cenderung stabil dan tidak mengalami inflasi yang cukup besar selama kurang lebih 1500 tahun.
Penggunaan dinar dan dirham berakhir pada runtuhnya khalifah Islam Turki Usmani 1924.

2. Perkembangan Mata Uang dalam Pemerintahan Islam

Pada zaman kckhalifahan Umar bin Khattab dan Usman bin Allan telah dicetak mata uang dengan
mengikuti gaya dirham Persia dengan

Anda mungkin juga menyukai