1/Jan-Mar/2015
ABSTRAK PENDAHULUAN
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah A. Latar Belakang Masalah
untuk mengetahui bagaimana perlindungan Sejumlah pelanggaran-pelanggaran yang
hukum terhadap nasabah dalam dimensi berakibat pada kerugian nasabah semakin
hukum Perbankan dan bagaimana upaya beragam antara lain, penyampaian laporan
menanggulangi masalah antara nasabah palsu, penyalahgunaan dana nasabah,
dengan bank. Denagn menggunakan pembobolan rekening, penipuan melalui
metode penelitian yuridis normative, maka ATM, internet banking, sampai penipuan
dapat disimpulkan: 1. Perlindungan hukum yang terkoordinasi. 3 Dengan tidak
terhadap nasabah bank ditinjau dari UU diterapkannya prinsip know your
No.8 Tahun 1999 tentang perlindungan customers, menimbulkan perselisihan
konsumen merupakan jaminan kepastian antara nasabah dan pihak perbankan
hukum yang diberikan pihak bank kepada tentang keabsahan suatu transaksi dan
nasabah karena pada dasarnya undang- konsekuensi keuangannya. Semakin marak
undang inilah yang melindungi konsumen pula pelanggaran administratif seperti
termasuk halnya nasabah secara umum. operasi kantor cabang perbankan yang
Sesuai undang-undang perlindungan persetujuannya masih dalam proses, tenaga
konsumen maka bank selaku pelaku usaha pemasaran yang tidak memiliki izin wakil
berkewajiban melayani nasabah secara perbankan dan penggunaan tenaga kerja
benar dan jujur serta memberikan asing. Pemberitaan seputar kasus-kasus
informasi yang benar, jelas, dan jujur seperti itu telah menjadi suatu informasi
mengenai kondisi dan jaminan jasa yang paling gencar sekarang ini.4
diberikan. 2. Secara eksplisit sulit Perlindungan bagi nasabah/konsumen
ditemukan ketentuan mengenai dalam peraturan bisnis dewasa ini adalah
perlindungan nasabah debitur dalam UU hal-hal yang sangat urgen, sehingga dengan
No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, adanya perlindungan secara legal atau
sebagian besar pasal-pasal hanya payung hukum adalah menciptakan
berkonsentrasi pada aspek kepentingan kenyamanan dan kedamaian kepada para
perlindungan bank sehingga kedudukan pihak yang terkait. Perlindungan hukum
nasabah sangatlah lemah, baik ditinjau dari seyogyanya menjadi upaya untuk
kontraktual dengan bank dalam perjanjian menciptakan rasa aman dan terlindungi
kredit misalnya nasabah sangat dilematis,
perjanjian kredit yang biasanya standar 3
Anika Faisal, Penghimpunan dan Penyaluran Dana.
kontrak, senantiasa membebani nasabah Makalah disampaikan padaSemiloka Meningkatkan
debitur dengan berbagai macam kewajiban Pemahaman Penanganan Tindak Pidana di
dan tanggung jawab atas resiko yang BidangPerbankan, di Hotel Regent’s Park, Malang,
Jatim, 5 -7 Mei 2004. Malang ,2004.
4
Diah Dharmayanti, Analisis Dampak Service
1
Artikel skripsi. Pembimbing skripsi: Prof. Atho B. Performance dan Kepuasan Sebagai Moderating
Smith, SH, MH; Evie Sompie, SH, MH; Dr. Wempie J. Variable Terhadap Loyalitas Nasabah (Studi pada
Kumendong, SH, MH NasabahTabungan Bank Mandiri Cabang Surabaya).
2
NIM: 080711343. Mahasiswa Fakultas Hukum Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 1, No. 1, April
Universitas Sam Ratulangi, Manado. 2006: 35-43A, 2006.
240
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015
bagi para nasabah. Kunci pokok dalam yaitu Pancasila dan konstitusi negara yaitu
perlindungan hukum bagi nasabah bahwa Undang-undang Dasar 1945.7
antara nasabah dengan lembaga keuangan Perlindungan terhadap konsumen pada
sangat erat hubungannya, bank tidak akan umumnya dan perlindungan nasabah bank
berkembang dengan baik serta tidak dapat pada khususnya, merupakan topik yang
memberi manfaat bagi masyarakat luas, menarik karena pada kenyataannya,
jika tidak ada nasabah, oleh karena sebagai konsumen atau nasabah bank seringkali
pelaku usaha perbankan sangat bergantung menjadi pihak yang dirugikan. Hubungan
dengan nasabah, untuk dapat antara bank dengan nasabah sebagai
mempertahankan kelangsungan usahanya.5 konsumen merupakan hubungan yang
Bank sebagai badan usaha yang timpang karena di satu sisi bank
menghimpun dana dari masyarakat dan mempunyai bargaining power yang lebih
menjalankan usahanya terutama dari dana kuat sehingga nasabah berada pada posisi
masyarakat dan kemudian menyalurkan menerima (take it or leave it) saja. Dengan
kembali kepada masyarakat. Selain itu, adanya hubungan yang tidak seimbang ini,
bank juga memberikan jasa-jasa keuangan perlindungan terhadap nasabah sebagai
dan pembayaran lainnya. Dengan demikian konsumen bank adalah menjadi sangat
ada dua peranan penting yang dimainkan penting.
oleh bank yaitu sebagai lembaga Dengan mengacu pada paparan latar
penyimpan dana masyarakat dan sebagai belakang permasalahan ini, penulis
lembaga penyedia dana bagi masyarakat mencoba mengangkat dalam topik
dan atau dunia usaha. Dalam rangka usaha penelitian yang berjudul “Perlindungan
melindungi masyarakat konsumen secara Hukum Terhadap Nasabah Perbankan
umum, maka sekarang ini telah ditetapkan (Kajian Dalam Dimensi Hukum Perbankan).”
undang-undang yang mengatur yaitu UU
No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan B. Perumusan Masalah
Konsumen 6 Undang-undang tersebut 1. Bagaimana perlindungan hukum
dimaksudkan untuk menjadi landasan terhadap nasabah dalam dimensi
hukum yang kuat baik untuk pemerintah hukum Perbankan?
maupun masyarakat itu sendiri secara 2. Bagaimana upaya menanggulangi
swadaya untuk melakukan upaya masalah antara nasabah dengan bank?
pemberdayaan konsumen. Undang-undang
tentang perlindungan konsumen ini C. Metode Penelitian
dirumuskan dengan mengacu pada filosofi Penelitian ini adalah penelitian hukum
pembangunan nasional bahwa normatif. Soerjono Soekanto dan Sri
pembangunan nasional termasuk Mamudji menjelaskan, yang dimaksud
pembangunan hukum yang memberikan dengan penelitian hukum normatif adalah
perlindungan kepada konsumen adalah penelitian hukum kepustakaan.8
dalam rangka membangun manusia
Indonesia seutuhnya yang berlandaskan
pada falsafah negara Republik Indonesia
7
Burhanuddin Abdullah. Jalan Menuju Stabilitas
5
Husni Syazali dan Heni Sri Imaniyati, Hukum Mencapai Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan.
Perlindungan Konsumen. Mandar Maju, Bandung, Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta, 2006, hal. 34.
8
2000, hal. 36. Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian
6
Sudaryatmo, Hukum dan Advokasi Konsumen. Citra Hukum Normatif. Suatu Tinjauan Singkat,
Aditya Bakti, Bandung, 1999, hal 19-20. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2001, hal. 23
241
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015
242
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015
243
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015
pengaduan nasabah. Apabila tidak dapat atau fungsi yang secara khusus akan
diselesaikan juga maka perlu disediakan menyelesaikan pengaduan yang dilakukan
media yang dapat menampung oleh nasabah atau perwakilan nasabah.
penyelesaian sengketa antara nasabah dan Pada prinsipnya, PBI diatas mengatur
bank. Penyelesaian sengketa nasabah bank bahwa bank tidak diperkenankan menolak
harus dapat memenuhi unsur sederhana, setiap pengaduan yang diajukan secara
murah, dan cepat. lisan maupun tertulis. Untuk pengaduan
Pertanggungjawaban pihak perbankan lisan, bank wajib menyelesaikannya dalam
apabila nasabah mengalami kerugian yaitu waktu 2 hari kerja sedangkan untuk
dengan cara melakukan perdamaian berupa pengaduan tertulis wajib diselesaikan
pengaduan langsung ke bank yang dalam waktu 20 hari kerja dan dapat
bersangkutan apabila terjadi kekeliruan diperpanjang hingga 20 hari kerja
untuk selanjutnya diproses untuk berikutnya apabila terdapat kondisi-kondisi
dibuktikan guna pemberian ganti rugi. tertentu.
Sejalan dengan pemahaman ini, maka Dari perspektif regulator, penerbitan PBI
sejumlah upaya dilakukan oleh pihak Penyelesaian Pengaduan Nasabah ini
perbankan dalam hal menanggulangi memiliki dua tujuan utama yaitu untuk
masalah antara nasabah dengan bank. memelihara dan meningkatkan
kepercayaan masyarakat pada lembaga
1. Upaya BI Dalam Perlindungan perbankan dan untuk menurunkan
Nasabah Perbankan Melalui PBI publikasi negatif terhadap bank yang dapat
(Peraturan Bank Indonesia) mempengaruhi reputasi bank tersebut. Dari
sisi bank, keberadaan PBI ini juga akan
Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. sangat membantu bank dalam beberapa
7/7/PBI/2005 tentang “Penyelesaian hal, antara lain:
Pengaduan Nasabah” 1. Mengidentifikasi permasalahan yang
Untuk mengurangi publikasi negatif terdapat pada produk-produk yang
terhadap operasional bank dan menjamin ditawarkannya kepada masyarakat;
terselenggaranya mekanisme penyelesaian 2. Mengidentifikasi penyimpangan
pengaduan nasabah secara efektif dalam kegiatan operasional pada kantor-
jangka waktu yang memadai, maka Bank kantor bank tertentu yang
Indonesia menetapkan standar minimum mengakibatkan kerugian pada nasabah;
mekanisme penyelesaian pengaduan 3. Memperoleh masukan secara langsung
nasabah dalam Peraturan Bank Indonesia dari nasabah mengenai aspek-aspek
Nomor: 7/7/PBI/2005 Tentang yang harus dibenahi untuk mengurangi
Penyelesaian Pengaduan Nasabah yang risiko operasional; dan
wajib dilaksanakan oleh seluruh bank. 4. Memperbaiki karakteristik produk
Pada PBI No. 7/7/PBI/2005 tentang untuk menyesuaikannya dengan
Penyelesaian Pengaduan Nasabah, Bank kebutuhan nasabah.
Indonesia mewajibkan seluruh bank untuk Sementara itu, dari sisi nasabah,
menyelesaikan setiap pengaduan nasabah keberadaan PBI ini akan sangat bermanfaat
atau perwakilan nasabah yang terkait bagi upaya percepatan penyelesaian
dengan adanya transaksi keuangan yang permasalahan antara bank dengan
berakibat munculnya potensi kerugian nasabah. Proses penyelesaian pengaduan
finansial pada sisi nasabah. Bahkan dalam yang pengaturannya ditetapkan dalam PBI
Peraturan Bank Indonesia ini ditentukan tersebut diharapkan dapat memfasilitasi
pula kewajiban bank untuk memiliki unit penanganan pengaduan secara efisien dan
244
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015
efektif sehingga penyelesaian pengaduan surut sejak beberapa dekade terakhir. Krisis
oleh bank tidak lagi berlarut-larut dan ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 lalu
keluhan-keluhan nasabah yang sering telah menimbulkan dampak negatif bagi
dijumpai pada berbagai media cetak dapat industri perbankan di Indonesia. Dengan
dikurangi. Dengan demikian, penerapan PBI makin membaiknya kondisi ekonomi dan
Penyelesaian Pengaduan Nasabah secara dengan didukung oleh kondisi makro
konsisten akan dapat membawa manfaat ekonomi yang lebih baik maka perlu
baik untuk nasabah maupun bank dan dilakukan perubahan-perubahan untuk
dapat mengurangi potensi kerugian memperkuat fundamental perbankan
finansial pada nasabah maupun risiko Indonesia. Di sisi lain permasalahan-
reputasi pada bank. permasalahan yang dihadapi oleh industri
Tetapi penyelesaian pengaduan nasabah perbankan menghambat perbankan untuk
oleh bank yang diatur dalam Peraturan maju, antara lain kapasitas pertumbuhan
Bank Indonesia Nomor 7/7/PBI/2005 ini kredit yang masih lemah, struktur
tidak selalu dapat memuaskan nasabah. perbankan yang belum optimal, kebutuhan
Ketidakpuasan tersebut dikarenakan tidak masyarakat yang belum sepenuhnya
terpenuhinya tuntutan nasabah bank baik terpenuhi dan perlindungan nasabah yang
seluruhnya maupun sebagian sehingga masih harus ditingkatkan.
berpotensi menimbulkan sengketa antara Untuk mengatasi hal-hal tersebut, maka
nasabah dengan bank. Bank Indonesia selaku otoritas perbankan
Adapun prosedur pengaduan oleh berusaha untuk menyusun suatu policy
nasabah ini dapat dilakukan secara lisan recommendation tentang upaya-upaya
maupun secara tertulis. Pengaduan secara yang harus dilakukan untuk mempercepat
lisan wajib diselesaikan dalam waktu dua penyehatan perbankan. Mengingat
hari, tapi jika hal tersebut tidak dapat pentingnya perlindungan nasabah tersebut,
dilakukan, bank mempunyai kewajiban Bank Indonesia menetapkan upaya
untuk meminta nasabah atau perwakilan perlindungan nasabah sebagai salah satu
nasabah untuk mengajukan pengaduan pilar dalam Arsitektur Perbankan Indonesia
secara tertulis dengan dilengkapi dokumen (API). API merupakan suatu kerangka dasar
berupa fotokopi identitas dan dokumen sistem perbankan Indonesia yang terdiri
pendukung lainnya. Hal ini didasari bahwa dari enam pilar, bersifat menyeluruh dan
bank tidak boleh menolak pengaduan memberikan arah, bentuk dan tatanan
nasabah. Penerimaan pengaduan ini dapat pada industri perbankan untuk rentang
dilakukan pada setiap kantor bank, baik waktu lima sampai sepuluh tahun ke depan.
kantor tempat nasabah membuka rekening
atau tempat nasabah melakukan transaksi b. Edukasi Nasabah Melalui Website
keuangan. Selain itu, bank juga mempunyai Dalam menjaga industri perbankan tetap
kewajiban untuk memberikan penjelasan menjunjung prinsip tata kelola perusahaan
kepada nasabah atau perwakilan nasabah yang baik (good corporate governance), BI
mengenai kebijakan dan prosedur terus mengedepankan upaya perlindungan
penyelesaian pengaduan. konsumen, salah satunya lewat penyediaan
menu website khusus dalam memberikan
2. Ketentuan-ketentuan Bank Indonesia informasi dan mendidik konsumen.
(BI) Untuk menjaga perlindungan konsumen,
a. Arsitektur Perbankan Indonesia (API) Bank Indonesia (BI) meluncurkan menu
Industri perbankan nasional telah baru di situs resminya, di mana dalam
mengalami perkembangan yang pasang menu baru tersebut masyarakat dapat
245
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015
246
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015
247
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015
248
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015
249
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015
250