Anda di halaman 1dari 11

Lex Privatum, Vol.III/No.

1/Jan-Mar/2015

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ditimbulkan selama perjanjian berlangsung


NASABAH BANK SEBAGAI SUBJEK HUKUM ditujukan kepada nasabah, yang pada
MENURUT UNDANG –UNDANG NOMOR gilirannya memunculkan tanggung jawab
10 TAHUN 1998 TENTANG PERBANKAN1 minus dari pihak bank.
Oleh: Sutrisno Fernando Ngiu2 Kata kunci: Nasabah, Bank.

ABSTRAK PENDAHULUAN
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah A. Latar Belakang Masalah
untuk mengetahui bagaimana perlindungan Sejumlah pelanggaran-pelanggaran yang
hukum terhadap nasabah dalam dimensi berakibat pada kerugian nasabah semakin
hukum Perbankan dan bagaimana upaya beragam antara lain, penyampaian laporan
menanggulangi masalah antara nasabah palsu, penyalahgunaan dana nasabah,
dengan bank. Denagn menggunakan pembobolan rekening, penipuan melalui
metode penelitian yuridis normative, maka ATM, internet banking, sampai penipuan
dapat disimpulkan: 1. Perlindungan hukum yang terkoordinasi. 3 Dengan tidak
terhadap nasabah bank ditinjau dari UU diterapkannya prinsip know your
No.8 Tahun 1999 tentang perlindungan customers, menimbulkan perselisihan
konsumen merupakan jaminan kepastian antara nasabah dan pihak perbankan
hukum yang diberikan pihak bank kepada tentang keabsahan suatu transaksi dan
nasabah karena pada dasarnya undang- konsekuensi keuangannya. Semakin marak
undang inilah yang melindungi konsumen pula pelanggaran administratif seperti
termasuk halnya nasabah secara umum. operasi kantor cabang perbankan yang
Sesuai undang-undang perlindungan persetujuannya masih dalam proses, tenaga
konsumen maka bank selaku pelaku usaha pemasaran yang tidak memiliki izin wakil
berkewajiban melayani nasabah secara perbankan dan penggunaan tenaga kerja
benar dan jujur serta memberikan asing. Pemberitaan seputar kasus-kasus
informasi yang benar, jelas, dan jujur seperti itu telah menjadi suatu informasi
mengenai kondisi dan jaminan jasa yang paling gencar sekarang ini.4
diberikan. 2. Secara eksplisit sulit Perlindungan bagi nasabah/konsumen
ditemukan ketentuan mengenai dalam peraturan bisnis dewasa ini adalah
perlindungan nasabah debitur dalam UU hal-hal yang sangat urgen, sehingga dengan
No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, adanya perlindungan secara legal atau
sebagian besar pasal-pasal hanya payung hukum adalah menciptakan
berkonsentrasi pada aspek kepentingan kenyamanan dan kedamaian kepada para
perlindungan bank sehingga kedudukan pihak yang terkait. Perlindungan hukum
nasabah sangatlah lemah, baik ditinjau dari seyogyanya menjadi upaya untuk
kontraktual dengan bank dalam perjanjian menciptakan rasa aman dan terlindungi
kredit misalnya nasabah sangat dilematis,
perjanjian kredit yang biasanya standar 3
Anika Faisal, Penghimpunan dan Penyaluran Dana.
kontrak, senantiasa membebani nasabah Makalah disampaikan padaSemiloka Meningkatkan
debitur dengan berbagai macam kewajiban Pemahaman Penanganan Tindak Pidana di
dan tanggung jawab atas resiko yang BidangPerbankan, di Hotel Regent’s Park, Malang,
Jatim, 5 -7 Mei 2004. Malang ,2004.
4
Diah Dharmayanti, Analisis Dampak Service
1
Artikel skripsi. Pembimbing skripsi: Prof. Atho B. Performance dan Kepuasan Sebagai Moderating
Smith, SH, MH; Evie Sompie, SH, MH; Dr. Wempie J. Variable Terhadap Loyalitas Nasabah (Studi pada
Kumendong, SH, MH NasabahTabungan Bank Mandiri Cabang Surabaya).
2
NIM: 080711343. Mahasiswa Fakultas Hukum Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 1, No. 1, April
Universitas Sam Ratulangi, Manado. 2006: 35-43A, 2006.

240
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015

bagi para nasabah. Kunci pokok dalam yaitu Pancasila dan konstitusi negara yaitu
perlindungan hukum bagi nasabah bahwa Undang-undang Dasar 1945.7
antara nasabah dengan lembaga keuangan Perlindungan terhadap konsumen pada
sangat erat hubungannya, bank tidak akan umumnya dan perlindungan nasabah bank
berkembang dengan baik serta tidak dapat pada khususnya, merupakan topik yang
memberi manfaat bagi masyarakat luas, menarik karena pada kenyataannya,
jika tidak ada nasabah, oleh karena sebagai konsumen atau nasabah bank seringkali
pelaku usaha perbankan sangat bergantung menjadi pihak yang dirugikan. Hubungan
dengan nasabah, untuk dapat antara bank dengan nasabah sebagai
mempertahankan kelangsungan usahanya.5 konsumen merupakan hubungan yang
Bank sebagai badan usaha yang timpang karena di satu sisi bank
menghimpun dana dari masyarakat dan mempunyai bargaining power yang lebih
menjalankan usahanya terutama dari dana kuat sehingga nasabah berada pada posisi
masyarakat dan kemudian menyalurkan menerima (take it or leave it) saja. Dengan
kembali kepada masyarakat. Selain itu, adanya hubungan yang tidak seimbang ini,
bank juga memberikan jasa-jasa keuangan perlindungan terhadap nasabah sebagai
dan pembayaran lainnya. Dengan demikian konsumen bank adalah menjadi sangat
ada dua peranan penting yang dimainkan penting.
oleh bank yaitu sebagai lembaga Dengan mengacu pada paparan latar
penyimpan dana masyarakat dan sebagai belakang permasalahan ini, penulis
lembaga penyedia dana bagi masyarakat mencoba mengangkat dalam topik
dan atau dunia usaha. Dalam rangka usaha penelitian yang berjudul “Perlindungan
melindungi masyarakat konsumen secara Hukum Terhadap Nasabah Perbankan
umum, maka sekarang ini telah ditetapkan (Kajian Dalam Dimensi Hukum Perbankan).”
undang-undang yang mengatur yaitu UU
No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan B. Perumusan Masalah
Konsumen 6 Undang-undang tersebut 1. Bagaimana perlindungan hukum
dimaksudkan untuk menjadi landasan terhadap nasabah dalam dimensi
hukum yang kuat baik untuk pemerintah hukum Perbankan?
maupun masyarakat itu sendiri secara 2. Bagaimana upaya menanggulangi
swadaya untuk melakukan upaya masalah antara nasabah dengan bank?
pemberdayaan konsumen. Undang-undang
tentang perlindungan konsumen ini C. Metode Penelitian
dirumuskan dengan mengacu pada filosofi Penelitian ini adalah penelitian hukum
pembangunan nasional bahwa normatif. Soerjono Soekanto dan Sri
pembangunan nasional termasuk Mamudji menjelaskan, yang dimaksud
pembangunan hukum yang memberikan dengan penelitian hukum normatif adalah
perlindungan kepada konsumen adalah penelitian hukum kepustakaan.8
dalam rangka membangun manusia
Indonesia seutuhnya yang berlandaskan
pada falsafah negara Republik Indonesia

7
Burhanuddin Abdullah. Jalan Menuju Stabilitas
5
Husni Syazali dan Heni Sri Imaniyati, Hukum Mencapai Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan.
Perlindungan Konsumen. Mandar Maju, Bandung, Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta, 2006, hal. 34.
8
2000, hal. 36. Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian
6
Sudaryatmo, Hukum dan Advokasi Konsumen. Citra Hukum Normatif. Suatu Tinjauan Singkat,
Aditya Bakti, Bandung, 1999, hal 19-20. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2001, hal. 23

241
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015

PEMBAHASAN pembinaan dan pendidikan konsumen,


A. Perlindungan Hukum Terhadap sehingga sebagai konsekuensi terhadap
Nasabah Perbankan Dalam Dimensi undang-undang adalah adanya sanksi bagi
Hukum Perbankan pelanggarnya, dengan demikian upaya
1. Perlindungan Hukum Terhadap untuk lebih menjadikan seorang konsumen
Nasabah Bank Ditinjau Dari UU No. 8 sebagai bagian yang patut mendapatkan
Tahun 1999 Tentang Perlindungan perlindungan benar-benar terwujud.
Konsumen UU No. 8 Tahun 1999 tentang
Membicarakan perlindungan hukum Perlindungan Konsumen (Selanjutnya
terhadap nasabah, kita tidak dapat disebut UUPK) juga sangat terkait,
memisahkan diri dengan UU No. 8 tahun khususnya dalam hal perlindungan hukum
1999 tentang perlindungan konsumen, bagi nasabah bank selaku konsumen.
Karena pada dasarnya UU inilah yang Antara lain dengan adanya perjanjian kredit
dijadikan bagi perlindungan konsumen atau pembiayaan bank yang merupakan
termasuk halnya nasabah secara umum. perjanjian standar (standard contract).
Di Indonesia, perhatian pemerintah Keberpihakan kepada konsumen
terhadap perlindungan konsumen/nasabah sebenarnya merupakan wujud nyata
nampak jelas pada tahun 1998 dilanjutkan ekonomi kerakyatan. Dalam praktek
pengesahan dengan UU No. 8 Tahun 1999 perdagangan yang merugikan konsumen, di
tentang Perlindungan Konsumen, yang antaranya penetuan harga barang, dan
mana telah memberikan harapan-harapan penggunaan klausula eksonerasi secara
besar bagi konsumen. Hal ini dikarenakan tidak patut, pemerintah harus secara
seorang konsumen akan mempunyai konsisten berpihak kepada konsumen yang
landasan serta payung hukum untuk pada umumnya orang kebanyakan.
melindungi segala kepentingan- UU Perlindungan Konsumen berupaya
kepentingan dalam dunia usaha sehingga untuk melindungi nasabah bank dengan
semakin memudahkan pemerintah dan cara membuat batasan-batasan terhadap
berbagai lembaga terkait untuk melakukan klausula baku yang tidak dapat dihindari di
penataan, pembinaan, serta pendidikan dalam dunia bisnis perbankan saat ini.
kepada konsumen akan dapat Menurut ketentuan Pasal 1 angka 1 UU PK,
memaksimalkan perannya dalam dunia perlindungan konsumen adalah segala
perdagangan, bisnis, perbankan dan lain upaya yang menjamin adanya kepastian
sebagainya. hukum untuk memberi perlindungan
Menurut Penjelasan Umum UU No. 8 kepada konsumen. Asas Perlindungan
Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menurut Pasal 2 UU No. 8 Tahun
Konsumen, faktor utama yang menjadi 1999 adalah “Perlindungan konsumen
penyebab eksploitasi terhadap konsumen berdasarkan manfaat, keadilan,
sering terjadi adalah masih rendahnya keseimbangan, keamanan dan keselamatan
tingkat kesadaran konsumen akan haknya. konsumen, serta kepastian hukum”.
Tentunya, hal tersebut terkait erat dengan Nasabah merupakan konsumen dari
rendahnya pendidikan konsumen. Oleh pelayanan jasa perbankan, perlindungan
karena itu, keberadaan UU Perlindungan konsumen baginya merupakan suatu
Konsumen adalah sebagai landasan hukum tuntutan tidak boleh diabaikan begitu saja.
yang kuat bagi pemerintah dan Lembaga Pihak nasabah merupakan unsur yang
Perlindungan Konsumen Swadaya sangat berperan sekali, mati hidupnya
Masyarakat (LPKSM) untuk melakukan dunia perbankan bersandar kepada
upaya pemberdayaan konsumen melalui kepercayaan dari pihak masyarakat atau

242
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015

nasabah.9 Dalam kenyataan terjadi banyak merosotnya kepercayaan masyarakat,


pelaku usaha/pihak perbankan memiliki sangat diperlukan.
kecenderungan untuk mengesampingkan Hubungan hukum antara nasabah
hak-hak konsumen serta memanfaatkan penyimpan dan bank didasarkan atas suatu
kelemahan konsumennya (nasabah) tanpa perjanjian. Untuk itu, tentu adalah sesuatu
harus mendapatkan sanksi hukum, yang wajar apabila kepentingan dari
minimnya kesadaran dan pengetahuan nasabah yang bersangkutan memperoleh
masyarakat konsumen tidak mustahil perlindungan hukum, sebagaimana
dijadikan lahan bagi pelaku usaha dalam perlindungan yang diberikan oleh hukum
transaksi yang tidak mempunyai itikad baik kepada bank. Tidak dapat disangkal bahwa
dalam menjalankan usaha yaitu berprinsip memang telah ada political will dari
mencari keuntungan yang sebesar- pemerintah untuk melindungi kepentingan
besarnya dengan memanfaatkan seefisien nasabah bank, terutama nasabah
mungkin sumber daya yang ada.10 penyimpan dana. Ini dibuktikan dengan
Lemahnya posisi konsumen tersebut di dikeluarkannya Undang-undang Nomor 7
sebabkan antara lain perangkat hukum Tahun 1992 jo. Undang-undang No. 10
yang ada belum bisa memberikan rasa Tahun 1998 tentang Perbankan.
aman, peraturan perundang-undangan
yang ada kurang memadai untuk secara B. Upaya Menanggulangi Masalah Antara
langsung melindungi kepentingan dan hak- Nasabah Dengan Bank
hak konsumen yang semestinya terlibat Perlindungan terhadap nasabah oleh
penegakan hukum (law enforcement) itu Bank Indonesia dianggap sebagai hal yang
sendiri dirasakan kurang tegas. Di sisi lain penting, bukan hanya karena adanya
cara berpikir sebagai pelaku usaha semata- kewajiban dengan berlakunya secara efektif
mata masih bersifat profit oriented dalam UU No. 8/1999 tentang Perlindungan
konteks jangka pendek tanpa Konsumen sejak 2001, melainkan karena
memperhatikan kepentingan konsumen adanya keinginan untuk menjadikan aspek
yang merupakan bagian dari jaminan pengaturan perbankan pun harus diperluas
berlangsungnya usaha dalam konteks dengan aspek perlindungan dan
jangka panjang. Perlindungan hukum pemberdayaan nasabah sebagai konsumen
terhadap nasabah penyimpan dana di bank, pengguna jasa bank. Perlindungan nasabah
sangat terkait dengan masalah kepercayaan merupakan tantangan perbankan yang
masyarakat terhadap lembaga perbankan. berpengaruh secara langsung terhadap
Tanpa kepercayaan dari masyarakat, bank sebagian besar masyarakat. Oleh karena itu
tidak akan mampu menjalankan kegiatan menjadi tantangan yang sangat besar bagi
usahanya dengan baik. Sehingga tidaklah perbankan dan Bank Indonesia untuk
berlebihan bila dunia perbankan harus menciptakan standar yang jelas dalam
sedemikian rupa menjaga kepercayaan dari memberikan perlindungan kepada
masyarakat dengan memberikan nasabah. Upaya peningkatan dan
perlindungan hukum terhadap kepentingan pemberdayaan nasabah adalah dengan
masyarakat, terutama kepentingan keberadaan infrastruktur di bank untuk
nasabah. Dengan demikian, perlindungan menangani dam menyelesaikan berbagai
hukum bagi nasabah penyimpan terhadap keluhan dan pengaduan nasabah. Untuk
kemungkinan terjadinya kerugian akibat menghindari berlarut-larutnya penanganan
pengaduan nasabah diperlukan standar
9
waktu yang jelas dan berlaku secara umum
Muhammad Djumhana, Ibid, hal.282 di setiap bank dalam menyelesaikan setiap
10
Muhammad Djumhana, Ibid, hal. 28.

243
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015

pengaduan nasabah. Apabila tidak dapat atau fungsi yang secara khusus akan
diselesaikan juga maka perlu disediakan menyelesaikan pengaduan yang dilakukan
media yang dapat menampung oleh nasabah atau perwakilan nasabah.
penyelesaian sengketa antara nasabah dan Pada prinsipnya, PBI diatas mengatur
bank. Penyelesaian sengketa nasabah bank bahwa bank tidak diperkenankan menolak
harus dapat memenuhi unsur sederhana, setiap pengaduan yang diajukan secara
murah, dan cepat. lisan maupun tertulis. Untuk pengaduan
Pertanggungjawaban pihak perbankan lisan, bank wajib menyelesaikannya dalam
apabila nasabah mengalami kerugian yaitu waktu 2 hari kerja sedangkan untuk
dengan cara melakukan perdamaian berupa pengaduan tertulis wajib diselesaikan
pengaduan langsung ke bank yang dalam waktu 20 hari kerja dan dapat
bersangkutan apabila terjadi kekeliruan diperpanjang hingga 20 hari kerja
untuk selanjutnya diproses untuk berikutnya apabila terdapat kondisi-kondisi
dibuktikan guna pemberian ganti rugi. tertentu.
Sejalan dengan pemahaman ini, maka Dari perspektif regulator, penerbitan PBI
sejumlah upaya dilakukan oleh pihak Penyelesaian Pengaduan Nasabah ini
perbankan dalam hal menanggulangi memiliki dua tujuan utama yaitu untuk
masalah antara nasabah dengan bank. memelihara dan meningkatkan
kepercayaan masyarakat pada lembaga
1. Upaya BI Dalam Perlindungan perbankan dan untuk menurunkan
Nasabah Perbankan Melalui PBI publikasi negatif terhadap bank yang dapat
(Peraturan Bank Indonesia) mempengaruhi reputasi bank tersebut. Dari
sisi bank, keberadaan PBI ini juga akan
Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. sangat membantu bank dalam beberapa
7/7/PBI/2005 tentang “Penyelesaian hal, antara lain:
Pengaduan Nasabah” 1. Mengidentifikasi permasalahan yang
Untuk mengurangi publikasi negatif terdapat pada produk-produk yang
terhadap operasional bank dan menjamin ditawarkannya kepada masyarakat;
terselenggaranya mekanisme penyelesaian 2. Mengidentifikasi penyimpangan
pengaduan nasabah secara efektif dalam kegiatan operasional pada kantor-
jangka waktu yang memadai, maka Bank kantor bank tertentu yang
Indonesia menetapkan standar minimum mengakibatkan kerugian pada nasabah;
mekanisme penyelesaian pengaduan 3. Memperoleh masukan secara langsung
nasabah dalam Peraturan Bank Indonesia dari nasabah mengenai aspek-aspek
Nomor: 7/7/PBI/2005 Tentang yang harus dibenahi untuk mengurangi
Penyelesaian Pengaduan Nasabah yang risiko operasional; dan
wajib dilaksanakan oleh seluruh bank. 4. Memperbaiki karakteristik produk
Pada PBI No. 7/7/PBI/2005 tentang untuk menyesuaikannya dengan
Penyelesaian Pengaduan Nasabah, Bank kebutuhan nasabah.
Indonesia mewajibkan seluruh bank untuk Sementara itu, dari sisi nasabah,
menyelesaikan setiap pengaduan nasabah keberadaan PBI ini akan sangat bermanfaat
atau perwakilan nasabah yang terkait bagi upaya percepatan penyelesaian
dengan adanya transaksi keuangan yang permasalahan antara bank dengan
berakibat munculnya potensi kerugian nasabah. Proses penyelesaian pengaduan
finansial pada sisi nasabah. Bahkan dalam yang pengaturannya ditetapkan dalam PBI
Peraturan Bank Indonesia ini ditentukan tersebut diharapkan dapat memfasilitasi
pula kewajiban bank untuk memiliki unit penanganan pengaduan secara efisien dan

244
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015

efektif sehingga penyelesaian pengaduan surut sejak beberapa dekade terakhir. Krisis
oleh bank tidak lagi berlarut-larut dan ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 lalu
keluhan-keluhan nasabah yang sering telah menimbulkan dampak negatif bagi
dijumpai pada berbagai media cetak dapat industri perbankan di Indonesia. Dengan
dikurangi. Dengan demikian, penerapan PBI makin membaiknya kondisi ekonomi dan
Penyelesaian Pengaduan Nasabah secara dengan didukung oleh kondisi makro
konsisten akan dapat membawa manfaat ekonomi yang lebih baik maka perlu
baik untuk nasabah maupun bank dan dilakukan perubahan-perubahan untuk
dapat mengurangi potensi kerugian memperkuat fundamental perbankan
finansial pada nasabah maupun risiko Indonesia. Di sisi lain permasalahan-
reputasi pada bank. permasalahan yang dihadapi oleh industri
Tetapi penyelesaian pengaduan nasabah perbankan menghambat perbankan untuk
oleh bank yang diatur dalam Peraturan maju, antara lain kapasitas pertumbuhan
Bank Indonesia Nomor 7/7/PBI/2005 ini kredit yang masih lemah, struktur
tidak selalu dapat memuaskan nasabah. perbankan yang belum optimal, kebutuhan
Ketidakpuasan tersebut dikarenakan tidak masyarakat yang belum sepenuhnya
terpenuhinya tuntutan nasabah bank baik terpenuhi dan perlindungan nasabah yang
seluruhnya maupun sebagian sehingga masih harus ditingkatkan.
berpotensi menimbulkan sengketa antara Untuk mengatasi hal-hal tersebut, maka
nasabah dengan bank. Bank Indonesia selaku otoritas perbankan
Adapun prosedur pengaduan oleh berusaha untuk menyusun suatu policy
nasabah ini dapat dilakukan secara lisan recommendation tentang upaya-upaya
maupun secara tertulis. Pengaduan secara yang harus dilakukan untuk mempercepat
lisan wajib diselesaikan dalam waktu dua penyehatan perbankan. Mengingat
hari, tapi jika hal tersebut tidak dapat pentingnya perlindungan nasabah tersebut,
dilakukan, bank mempunyai kewajiban Bank Indonesia menetapkan upaya
untuk meminta nasabah atau perwakilan perlindungan nasabah sebagai salah satu
nasabah untuk mengajukan pengaduan pilar dalam Arsitektur Perbankan Indonesia
secara tertulis dengan dilengkapi dokumen (API). API merupakan suatu kerangka dasar
berupa fotokopi identitas dan dokumen sistem perbankan Indonesia yang terdiri
pendukung lainnya. Hal ini didasari bahwa dari enam pilar, bersifat menyeluruh dan
bank tidak boleh menolak pengaduan memberikan arah, bentuk dan tatanan
nasabah. Penerimaan pengaduan ini dapat pada industri perbankan untuk rentang
dilakukan pada setiap kantor bank, baik waktu lima sampai sepuluh tahun ke depan.
kantor tempat nasabah membuka rekening
atau tempat nasabah melakukan transaksi b. Edukasi Nasabah Melalui Website
keuangan. Selain itu, bank juga mempunyai Dalam menjaga industri perbankan tetap
kewajiban untuk memberikan penjelasan menjunjung prinsip tata kelola perusahaan
kepada nasabah atau perwakilan nasabah yang baik (good corporate governance), BI
mengenai kebijakan dan prosedur terus mengedepankan upaya perlindungan
penyelesaian pengaduan. konsumen, salah satunya lewat penyediaan
menu website khusus dalam memberikan
2. Ketentuan-ketentuan Bank Indonesia informasi dan mendidik konsumen.
(BI) Untuk menjaga perlindungan konsumen,
a. Arsitektur Perbankan Indonesia (API) Bank Indonesia (BI) meluncurkan menu
Industri perbankan nasional telah baru di situs resminya, di mana dalam
mengalami perkembangan yang pasang menu baru tersebut masyarakat dapat

245
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015

memperoleh informasi perbankan dan mengangkat tema “Mewujudkan


edukasi konsumen. Upaya ini merupakan pemberdayaan dan perlindungan
bagian pemberian perlindungan nasabah. konsumen jasa perbankan”. Program ini
Peluncuran web informasi dan edukasi ini bertujuan untuk memberdayakan nasabah
sebagai bagian dari pilar keenam Arsitektur melalui penetapan standar penyusunan
Perbankan Indonesia (API), karena edukasi mekanisme pengaduan nasabah, pendirian
keuangan kepada masyarakat memegang lembaga mediasi independen, peningkatan
peranan penting dalam upaya perlindungan transparansi informasi produk perbankan
nasabah. Dalam API, upaya perlindungan dan edukasi bagi nasabah. Dalam waktu
nasabah dituangkan dalam empat kegiatan dua sampai lima tahun ke depan
besar yaitu menyusun standar pengaduan diharapkan program-program tersebut
nasabah, mekanisme mediasi, menyusun dapat meningkatkan kepercayaan nasabah
transparansi informasi produk dan edukasi pada sistem perbankan.
untuk nasabah.
3. Upaya Bi Dalam Perlindungan
1. Upaya BI Dalam Perlindungan Nasabah Nasabah Perbankan Melalui Program
Perbankan Melalui Edukasi Masyarakat Peningkatan Kualitas Pengaturan
Nasabah Perbankan Perbankan
Untuk lebih mengefektifkan program- Tema Bank Indonesia untuk program ini
program perlindungan nasabah diatas, adalah “Menciptakan sistem pengaturan
diperlukan suatu upaya yang sifatnya dan pengawasan bank yang efektif dan
berkelanjutan melalui pelaksanaan edukasi mengacu pada standar internasional”.
masyarakat mengenai hak-hak nasabah Program ini bertujuan untuk meningkatkan
dalam berhubungan dengan bank, selain efektivitas pengaturan serta memenuhi
hal penting lainnya seperti pengenalan standar pengaturan yang mengacu pada
produk keuangan dan perbankan. Edukasi international best practices. Program
masyarakat yang akan dilakukan Bank tersebut dapat dicapai dengan
Indonesia pada dasarnya akan diarahkan penyempurnaan proses penyusunan
untuk memberdayakan masyarakat melalui kebijakan perbankan serta penerapan 25
peningkatan pengetahuan keuangan Basel Core Principles for Effective Banking
(financial literacy) untuk mendukung Supervision secara bertahap dan
terwujudnya masyarakat yang kritis dan menyeluruh. Dalam jangka waktu lima
mampu merencanakan keuangannya secara tahun ke depan diharapkan Bank Indonesia
bijaksana. Dalam hal ini, edukasi telah sejajar dengan negara-negara lain
masyarakat diharapkan tidak hanya dalam penerapan International Best
memberikan peningkatan pemahaman Practices termasuk 25 Basel Core Principles
mengenai produk keuangan dan perbankan for Effective Banking Supervision. Dari sisi
namun juga diharapkan dapat memberikan proses penyusunan kebijakan perbankan
kontribusi kepada peningkatan taraf hidup diharapkan dalam waktu dua tahun ke
masyarakat melalui perencanaan keuangan depan Bank Indonesia telah memiliki sistem
yang tepat. penyusunan kebijakan perbankan yang
efektif yang telah melibatkan pihak-pihak
2. Upaya BI Dalam Perlindungan Nasabah terkait dalam proses penyusunannya.
Perbankan Melalui Program
Peningkatan Perlindungan Nasabah 4. Upaya BI Dalam Perlindungan
Dalam program peningkatan Nasabah Perbankan Melalui Program
perlindungan nasabah, Bank Indonesia

246
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015

Peningkatan Kualitas Manajemen Dan Penguatan Struktur Perbankan


Operasional Perbankan Nasional
Tema yang diangkat pada program ini Pada program ini, Bank Indonesia
adalah “Menciptakan good corporate mengangkat tema “Menciptakan struktur
governance dalam rangka memperkuat perbankan domestik yang sehat yang
kondisi internal perbankan nasional”. mampu memenuhi kebutuhan masyarakat
Program ini bertujuan untuk meningkatkan dan mendorong pembangunan ekonomi
good corporate governance (GCG), kualitas nasional yang berkesinambungan”.
manajemen resiko dan kemampuan Program ini bertujuan untuk
operasional manajemen. Semakin tingginya memperkuat permodalan bank umum
standar GCG dengan didukung oleh (konvensional dan syariah) dalam rangka
kemampuan operasional (termasuk meningkatkan kemampuan bank mengelola
manajemen risiko) yang handal diharapkan usaha maupun resiko, mengembangkan
dapat meningkatkan kinerja operasional teknologi informasi, maupun meningkatkan
perbankan. Dalam waktu dua sampai lima skala usahanya guna mendukung
tahun ke depan diharapkan kondisi internal peningkatan kapasitas pertumbuhan kredit
perbankan nasional menjadi semakin kuat. perbankan. Implementasi program
penguatan permodalan bank dilaksanakan
5. Upaya BI Dalam Perlindungan Nasabah secara bertahap. Upaya peningkatan modal
Perbankan Melalui Program bank-bank tersebut dapat dilakukan
Peningkatan Fungsi Pengawasan dengan membuat business plan yang
memuat target waktu, cara dan tahap
Melalui program ini, Bank Indonesia pencapaian.
mengangkat tema “Menciptakan industri
perbankan yang kuat dan memiliki daya PENUTUP
saing yang tinggi serta memiliki ketahanan A. Kesimpulan
dalam menghadapi risiko.” Program ini 1. Perlindungan hukum terhadap nasabah
bertujuan untuk meningkatkan bank ditinjau dari UU No.8 Tahun 1999
independensi dan efektivitas pengawasan tentang perlindungan konsumen
perbankan yang dilakukan oleh Bank merupakan jaminan kepastian hukum
Indonesia. Hal ini dicapai dengan yang diberikan pihak bank kepada
peningkatan kompetensi pemeriksa bank, nasabah karena pada dasarnya undang-
peningkatan koordinasi antar lembaga undang inilah yang melindungi
pengawas, pengembangan pengawasan konsumen termasuk halnya nasabah
berbasis risiko, peningkatan efektivitas secara umum. Sesuai undang-undang
enforcement, dan konsolidasi organisasi perlindungan konsumen maka bank
sektor perbankan di Bank Indonesia. Dalam selaku pelaku usaha berkewajiban
jangka waktu dua tahun ke depan melayani nasabah secara benar dan
diharapkan fungsi pengawasan bank yang jujur serta memberikan informasi yang
dilakukan oleh Bank Indonesia akan lebih benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi
efektif dan sejajar dengan pengawasan dan jaminan jasa yang diberikan.
yang dilakukan oleh otoritas pengawas di 2. Secara eksplisit sulit ditemukan
negara lain. ketentuan mengenai perlindungan
nasabah debitur dalam UU No. 10
6. Upaya BI Dalam Perlindungan Tahun 1998 tentang Perbankan,
Nasabah Perbankan Melalui Program sebagian besar pasal-pasal hanya
berkonsentrasi pada aspek kepentingan

247
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015

perlindungan bank sehingga kedudukan Risk Management Approach. McGraw


nasabah sangatlah lemah, baik ditinjau Hill, Singapore,2006.
dari kontraktual dengan bank dalam Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian:
perjanjian kredit misalnya nasabah Suatu Pendekatan Praktik. Bina Aksara,
sangat dilematis, perjanjian kredit yang Jakarta, 1989.
biasanya standar kontrak, senantiasa Arrasjid, Chainur. Dasar-Dasar Ilmu Hukum.
membebani nasabah debitur dengan Sinar Grafika, Jakarta, 2000.
berbagai macam kewajiban dan Atmasasmita, Romli. Pengantar Hukum
tanggung jawab atas resiko yang Kejahatan Bisnis. Prenada Media,
ditimbulkan selama perjanjian Jakarta, 2003.
berlangsung ditujukan kepada nasabah, Bako, Rony Sauma Hotma. Hubungan Bank
yang pada gilirannya memunculkan dan Nasabah terhadap ProdukTabungan
tanggung jawab minus dari pihak bank. dan Deposit (Suatu Tinjauan Hukum
Terhadap Perlindungan Deposan di
B. Saran Indonesia Dewasa Ini), Citra Aditya
1. Pihak perbankan hendaknya dapat Bhakti, Penerbit, Bandung, 1995.
bekerjasama dengan lembaga Banking, American Institute of Dasar-dasar
konsumen atau badan lain yang Operasi Bank (Bank Principle of Bank
dianggap bisa mewakili kepentingan Operational). Rineka Cipta, Jakarta,
nasabah sehingga secara bersama-sama 1995.
dapat merumusakan klausula yang Bouvier, John. A Law Dictionary: Revised
memenuhi kebutuhan para pihak dan Sixth Edition. Oxford University Press,
tidak melanggar unsur kepatutan demi Oxford,1856.
kepastian hukum sekaligus juga harus Darus, Mariam. Kompilasi Hukum
diusahakan kesepakatan penafsiran atas Perikatan, Cetakan I, Citra Aditya Bakti,
klausa-klausa yang bersangkutan. Bandung, 2001.
2. Bank Indonesia sebagai bank yang Dharmayanti, Diah. Analisis Dampak Service
memiliki otoritas penuh dalam Performance dan Kepuasan Sebagai
pembuatan kebijaksanaan hendaknya Moderating Variable Terhadap Loyalitas
dapat mengadakan sosialisasi dan Nasabah (Studi pada Nasabah Tabungan
edukasi kepada masyarakat mengenai Bank Mandiri Cabang Surabaya). Jurnal
adanya hak nasabah untuk mengajukan Manajemen Pemasaran, Vol. 1, No. 1,
segala hal yang merugikan kepada April 2006: 35-43A.
Lembaga Pengaduan Nasabah dan Djumhana, Muhammad. Hukum Perbankan
Mediasi Perbankan. di Indonesia. Citra Aditya Bhakti,
Bandung, 2003.
DAFTAR PUSTAKA Dressler, Scott. Economies of Scale in
Abdullah, Burhanuddin. Jalan Menuju Banking, Confidence Shocks, and
Stabilitas Mencapai Pembangunan Business Cycles. Simon and Chuster, New
Ekonomi Berkelanjutan. Pustaka LP3ES York, 2009.
Indonesia, Jakarta, 2006. Faisal, Anika. Penghimpunan dan
Adinugroho, R. Tjipto. Perbankan: Masalah Penyaluran Dana. Makalah disampaikan
Permodalan Dana Potensial. Padya pada Semiloka Meningkatkan
Paramitha, Jakarta,1985. Pemahaman Penanganan Tindak Pidana
Anthony, Saunders., Marcia Millon Cornett. di Bidang Perbankan, di Hotel Regent’s
Financial Institutions Management: A Park, Malang, Jatim, 5 -7 Mei 2004.

248
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015

Fuady, Munir. Hukum Perbankan Modern Moleong, Lexy J. Metode Penelitian


(Berdasarkan Undang-undang Tahun Kualitatif. Rosdakarya, Bandung, 2004.
1998). Bandung : Citra Aditya Bakti. Nasution, A.Z. Hukum Perlindungan
1999. Konsumen Suatu Pengantar, Media,
Great Britain. Committee on Currency and Jakarta, 2002.
Foreign Exchanges, Great Britain. Nasution, A. Z. Iklan dan Konsumen,
Committee on Finance and Industry, Tinjauan dari Sudut Hukum dan
British Parliamentary reports on Perlindungan Konsumen, Dalam
international finance: The Cunliffe Manajemen dan Usahawan Indonesia,
Committee and the Macmillan Nomor 3 Thn. XXIII, LPM FE-UI, Jakarta.
Committee Reports. Volume 3897 of 1994.
International Finance, Ayer Publishing. Pardede, Marulak. Likuidasi Bank dan
1979. Perlindungan Nasabah. Pustaka Sinar
Hadjon M, Philipus., Tatiek Sri Djatmiati. Harapan, Jakarta, 1998.
Argumentasi Hukum. Gajah Mada Penders, C. L. M. Indonesia Selected
University Press, Yogyakarta, 2005. Documents on Colonialism and
Hair-Jr, Joseph F., Rolph E. Anderson, Nationalism, 1930-1942. University of
Ronald L.Tatham, and William C. Black. Queensland Press, Queensland, 1977.
Multivariate Data Analysis. Prentice Hall, Prawiroardjo, Priasmoro. Teori Ekonomi
New Jersey, 1998. dan Kebijaksanaan Pembangunan:
Harahap, Yahya. Perlawanan Terhadap Kumpulan Esei Untuk Menghormati 70
Eksekusi Grose Akta Serta Putusan tahun Sumitro Djojo hadikusumo”, di
Pengadilan dan Arbitrase dan Standar dalam Hendra Asmara. Perbankan
Hukum Eksekusi. Citra Aditya Bakti. Indonesia 40 tahun. Gramedia, Jakarta,
Bandung, 1996. 1987.
Hoggson, N. F. Banking Through The Ages. Rajagukguk, Erman. Hukum Perlindungan
Dodd, Mead & Company, New York, Konsumen. Mandar Maju, Bandung.
1926. 2000.
Huijbers, Theo. Filsafat Hukum. Kanisius, Santoso, Ruddy Tri. Mengenal Dunia
Jakarta, 1990. Perbankan. Andi Offset, Yogyakarta,.
Ibrahim, Johannes. Bank Sebagai Lembaga 1996.
Intermediasi dalam Hukum Positif. Sembiring, Sentosa. Hukum Perbankan.
Utomo, Bandung, 2004. Mandar Maju, Bandung, 2000.
Jeff, Madura. Financial Market and Shidarta. Hukum Perlindungan Konsumen.
Institutions. South-Western College Gransindo, Jakarta, 2000.
Publishing, US, 2001. Shofie, Yusuf. Perlindungan Konsumen dan
Kasmir. ManajemenPerbankan. Rajawali Instrumen-Instrumen Hukumnya. Citra
Press, Jakarta, 2000. Aditya Bakti, Bandung, 2000.
Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Sjahdeini, Sutan Remy. Kebebasan
Lainnya. Raja Grafindo Persada, Jakarta, Berkontrak dan Perlindungan Yang
2002. Seimbang Bagi Para Pihak dalam
Marzuki, Peter Mahmud. Penelitian Hukum. Perjanjian Kredit Bank di Indonesia.
Kencana, Jakarta, 2005. Institut Bankir Indonesia, Jakarta, 1993.
Mertokusumo, Sudikno. Mengenal Hukum: Soekanto, Soerjono dan Sri
Suatu Pengantar. Liberty, Yogyakarta, Mamudji.Penelitian Hukum Normatif
1986. Suatu Tinjauan Singkat. Rajawali Press,
Jakarta, 2006.

249
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015

Soemitro, Ronny Hanitijo. Metodologi


Penelitian Hukum dan Jurimetri. Ghalia
Indonesia, Jakarta, 1998.
Subekti. Aspek-aspek Hukum Perikatan
Nasional. Alumni, Bandung, 1976.
_________. Hukum Perjanjian. Intermasa,
Jakarta, 1985.
_________. Pokok-Pokok Hukum Perdata,
Cetakan XXII. Intermasa, Jakarta, 1989.
Sudaryatmo. Hukum dan Advokasi
Konsumen. PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, 1999.
Sunggono, Bambang. Metodologi Penelitian
Hukum, Raja Grafindo Persada. Jakarta,
2001.
Supriyanto, Eko. B. ”Peta Baru Pelayanan
Bank”, Info Bank, No.272, Vol. XXXIV,
Maret 2004.
Syazali, Husni dan Heni Sri Imaniyati.
Hukum Perlindungan Konsumen. Mandar
Maju, Bandung, 2000.
Tuwm, S. Banking Law. Publisher Seet &
Maxwell, London, 1970.
Untung, H. Budi. Kredit Perbankan di
Indonesia. Andi, Yogyakarta, 2005.
Usman, Rahmadi. Aspek-aspek Hukum
Perbankan di Indonesia. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta , 2001.
Widjaja, Gunawan., Ahmad Yani. Hukum
Tentang Perlindungan Konsumen,
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,.
2003.
Widjanarto. Hukum dan Ketentuan
Perbankan di Indonesia, Grafiti, Jakarta,
2003.

250

Anda mungkin juga menyukai