Anda di halaman 1dari 57

Hi, you know my gig by now. Read on your own risk.

Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)

PENGANTAR HUKUM INDONESIA

Sejarah Hukum

Sejarah Tata Hukum dan Politik Hukum pada Masa Pra-Kemerdekaan

Masa Kekuasaan Belanda


Sejarah tata hukum Indonesia pada masa kekuasaan Belanda intinya dibagi dalam dua
periode, yaitu periode kekuasaan VOC (1602-1799) dan periode kekuasaan
pemerintahan kolonial Belanda (1800-1942).

During VOC times, we didn’t see much products that directly affected law in general.
Orang Belanda yang ada di Indonesia generally follows hukum bagi awak kapal Belanda.

To the fun part, which are the periode kekuasaan pemerintahan Belanda with their three
periods:

1. Besluiten Regerings (1800-1855)


Raja yang berkuasa to take care of everything in the Netherlands and its colonies,
tapi kekuasaan ini dilaksanakan oleh Gubernur Jenderal. Only one kind of rules
that were acknowledged in this period, yaitu peraturan pusat (algemene
verodering) yang dikeluarkan oleh raja, disebut Koninklijk Besluit (KB), berisi
tindakan eksekutif, sebuah ketetapan, dan sekaligus tindakan legislatif. Very
practical, the king.

2. Regerings Reglement (1855-1926)


RR merupakan semacam Undang-Undang Dasar Pemerintah Jajahan Belanda,
muncul karena perubahan UUD di Belanda pada 1948. Bentuk perundang-
undangan yang dikenal beragam, selain wet (UU) dan KB sebagai bentuk
algemene verodening yang sudah ada, dikenal pula Ordonantie dan
Kroonordonantie. Hierarkinya: (1) wet, (2) KB, (3) Kroonordonantie, dan (4)
Ordonantie.

3. Indische Staatsregeling (1926-1942)


This is the actual fun part. Well, unfun as they were colonising us, but, still. UUD
Belanda berubah lagi pada tahun 1922, that resulted in the change from RR to IS
on January 1st 1926. IS mengakui tiga jenis bentuk peraturan, yaitu wet, KB, dan
Ordonantie (peraturan yang dikeluarkan oleh badan-badan di Hindia Belanda).
Selain itu, ada beberapa perubahan pokok dalam IS:

1
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
1) Penggolongan Penduduk di Hindia Belanda
Pasal 163 IS yang menetapkan penggolongan penduduk Hindia Belanda:
1. Penghuni Indonesia dibedakan dalam gol. Eropa, Bumpiutra, dan Timur
Asing dengan hukum yang berbeda.
2. Gol. Eropa terdiri dari:
a. Orang Belanda
b. Orang Eropa kecuali Belanda
c. WN Jepang dan Mereka yang tidak termasuk Eropa/Jepang yang
hukum keluarganya masih sama dg hukum keluarga Belanda
d. Anak-anak dari orang-orang di atas yang lahir di Indonesia secara
sah.
3. Gol. Pribumi/Bumiputra terdiri dari:
a. Penghuni pribumi yang tidak pindah ke golongan lain, dg catatan
berlakunya hukum perkawinan Kristen bagi yang beragama Kristen.
b. Mereka yang telah meleburkan diri ke dalam gol. Pribumi.
4. Gol. Timur Asing, yaitu mereka yang tidak termasuk dalam gol. Eropa
atau Pribumi dan dibedakan antara gol. Timur Asing Tionghoa dan bukan
Tionghoa (Arab, India, dll.)

2) Pendundukan terhadap Hukum Barat


Pasal 131 IS, ketentuan 75 RR dinyatakan tidak berlaku lagi, diganti oleh:
1. Hukum perdata, dagang, pidana, acara perdata, dan acara pidana harus
dikodifikasi.
2. Terhadap setiap ordonansi yang mengatur hukum perdata dan dagang
diberlakukan ketentuan:
(a) Gol. Eropa menganut asas konkordansi, essentially the laws applied
in Europe also applies to them in Indonesia.
(b) Gol. Bumiputra dan Timur Asing dapat dinyatakan berlakunya
peraturan-peraturan bagi gol. Eropa dengan perubahan seperlunya
bagi mereka.
3. Terhadap gol. Indonesia dan Timur Asing, diperbolehkan mendundukkan
diri pada hukum gol. Eropa/Barat apabila belum.
4. Hukum perdata/dagang yang berlaku utk gol. Timur Asing dan Indonesia
(hukum adat masing-masing) tetap berlaku selama belum ada perubahan
di Pasal 131 IS ini.

Implikasi Pasal 131 yaitu pernyataan berlakunya beberapa kitab hukum yang
berlaku bagi gol. Eropa, yaitu Burgelijk Wetboek (hukum perdata) dan
Wetboek van Koophandel (hukum dagang).

Akibat lainnya bagi gol. Bumiputra adalah adanya beberapa peraturan yang
secara khusus dibuat untuk gol. Bumiputra, seperti ordonansie perkawinan

2
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
untuk Indonesian Christians, Maskapai Andil Indonesia (IMA), dan ordonansi
ttg Perkumpulan Bumpitura.

Peraturan yang berlaku bagi semua golongan: UU Hak Cipta (Auteurswet),


Peraturan Umum tentang Koperasi, Woekerordonantie, dan Ordonansi
tentang Pengangkutan di Udara.

Masa Kekuasaan Jepang


Hindia Belanda dibagi menjadi tiga kawasan atau komando. Peraturan-peraturan yang
digunakan untuk mengatur pemerintahan di wilayah Hindia Belanda dibuat dengan dasar
Gun Seirei melalui Osamu Seirei. Melalui Pasal 3 Osamu Seirei No. 1/1942, semua badan
pemerntahan dan kekuasaannya, hukum dan undang-undang dari pemerintah yang
dahulu tetap diakui sah untuk sementara waktu, asal tidak bertentangan dengan peraturan
pemerintahan militer. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa hukum yang mengatur
pemerintahan dan lain-lain tetap menggunakan IS.

Peraturan-peraturan lain yang menjadi pelengkap peraturan yang telah ada sebelumnya:
1. Gun Seirei Nomor Istimewa Tahun 1942 dan Osamu Seirei No. 25 Tahun 1944
memuat tentang aturan-aturan pidana yang umum dan khusus.
2. Gun Seirei No. 14 Tahun 1942 mengatur tentang pengadilan di Hindia Belanda.

Sejarah Tata Hukum dan Politik Hukum pada Masa Pra-Kemerdekaan

Masa 1945-1949 (18 Agustus 1945-26 Desember 1949)


Konstitusi yang menjadi dasar dalam penyelenggaran pemerintahan ditetapkan pada 18
Agustus 1945, yaitu Undang-Undang Dasar 1945. Bentuk tata hukum dan politik hukum
yang akan berlaku pada masa itu dapat dilihat pada Pasal II Aturan Peralihan Undang-
Undang Dasar 1945: “segala badan negara dan peraturan yang ada masih langsung
berlaku, selama belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini”. Jadi, tata
hukum yang berlaku pada masa 1945-1949 Ialah segala peraturan yang telah ada dan
pernah berlaku pada masa penjajahan Belanda, masa Jepang berkuasa dan produk-
produk peraturan baru yang dihasilkan oleh pemerintah negara Republik Indonesia dari
1945-1949.

Masa 1949-1950 (27 Desember 1949-16 Agustus 1950)


Pada masa ini berlaku Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS), terdiri dari peraturan-
peraturan yang dinyatakan berlaku pada masa 1945-1949 dan produk peraturan baru
yang dihasilkan selama kurun waktu RIS ada, diatur pada Pasal 192.

Masa 1950-1959 (17 Agustus 1950-4 Juli 1959)


Konstitusi RIS yang berlaku 7 bulan 16 hari yang kemudian diganti oleh Undang-Undang
Dasar Sementara 1950. Tata hukum yang diberlakukan pada masa ini adalah tata hukum
3
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
yang teridri dari semua peraturan yang dinyatakan berlaku berdasarkakn Pasal 142 UUDS
150.

Masa 1959-1999 (5 Juli 1959-Reformasi)


Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 UUDS 1950 tidak berlaku lagi dan
digantikan oleh UUD 1945. Tata hukum yang berlaku pada masa ini adalah tata hukum
yang terdiri dari segala peraturan yang berlaku pada masa 1950-1959 dan yang
dinyatakan masih berlaku berdasarkan ketentuan Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945
ditambah berbagai peraturan yang dibentuk setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

Pada masa Reformasi, UUD 1945 mengalami perubahan atau amandemen. Beberapa
perubahan yang penting untuk diperhatikan:

1. Kedudukan dan Wewenang Majelis Permusyawaratan Rakyat


Pasal 1 Ayat (2) amandemen ketiga UUD 1945 menyatakan secara jelas
kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang
Dasar, a stark contrast pre-amendment days where it was stated that while the
power is in people’s hands, pelaksanaannya ada di tangan MPR.

Wewenang MPR berdasarkan amandemen ketiga hanya menjadi:


a. Mengubah dan menetapkan UUD
b. Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden
c. MPR hanya dapat memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam
masa jabatannya menurut UUD

2. Kedudukan dan Wewenang Presiden dan Wakil Presiden


Pasal 7A UUD 1945
Presiden dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh MPR atas usul DPR
apabila: terbukti melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap
negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya ATAU terbukti tidak
memenuhi syarat. —> dibentuk lembaga negara baru (MK) yang diatur dalam
Pasal 24C.

Amandemen pertama UUD 1945 membatasi kekuasaan Presiden dan Wakil


Presiden yang selama ini executive heavy, membatasi masa jabatan selama lima
tahun dan maksimal dua kali masa jabatan.

Essentially a lot of effort had been made so that any dictatorial agenda wouldn’t
happen again in Indonesia, limiting all moves from the President that could affect
the country greatly (war, int’l agreements, etc.) changing from executive heavy rule
to legislative heavy.

4
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
3. Kedudukan dan Wewenang Mahkamah Konstitusi
Kewenangan MK:
(i) Menguji UU terhdap UUD
(ii) Memutuskan pembubaran parpol
(iii) Memutuskan perselisihan tentang hasil pemilu
(iv) Memutuskan sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya
diberikan oleh UUD
(v) Memutuskan pendapat DPR untuk memberhentikan Presiden/Wakil Presiden
yang telah melakukan pelanggaran hukum atau perbuatan tercela
(vi) Memutuskan pendapat DPR bahwa Presiden dan Wakil Presiden tidak
memenuhi syarat lagi.

4. Kedudukan dan Wewenang Komisi Yudisial


Dalam Pasal 24B, KY berwenang untuk mengusulkan pengangkatan Hakim Agung
serta menjaga dan menegakkan kehormatan, keluruhan martabat, serta perilaku
hakim.

5. Pengaturan Hak Asasi Manusia


Amandemen pertama UUD 1945, Pasal 28:
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan infomrasi
dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.

(Pluralisme) Sistem Hukum Indonesia


Menurut Soedikno Mertokusumo, sistem hukum adalah suatu kesatuan yang utuh yang
terdiri dari unsur-unsur yang satu sama lain saling ebrhubungan dan kait mengait secara
erat. Pluralisme sistem hukum adalah berlakunya lebih dari satu sistem hukum secara
bersamaan di suatu tempat tertentu. Pluralisme ini kerap mendapat halangan menuju
unifikasi (penyeragaman) karena adanya conflict of interest terutama dalam bidang
perdata.Di Indonesia diberlakukan empat sistem hukum:

1. Sistem Hukum Adat


Sistem hukum ini hanya terdapat dalam lingkungan kehidupan sosial di Indonesia
dan negara-negara Asia lainnya. Pengertian adatrecht (Van Vollenhoven)
mengandung makna Bahwa hukum Indonesia dan kesusilaan masyarakat
merupakan hukum adat dan adat yang tidak dapat dipisahkan dan hanya mungkin
dibedakan dalam akibat-akibat hukumnya.

Sistem hukum adat bersumber kepada peraturan-peraturan hukum tidak tertulis


yang tumbuh berkembang dan dipertahankan dengan kesadaran hukum
masyarakatnya. Sistem ini bersifat tradisional, berpangkal pada kehendak nenek
5
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
moyang. Hukum adat berubah-ubah karena pengaruh kejadian dan keadaan sosial
yang silih berganti. Karena sifatnya yang mudah berubah dan mudah
menyesuaikan dengan perkembangan situasi sosial, maka hukum adat disebut
juga bersifat elastis. Sumbernya yang tidak tertulis mengakibatkan elastisitas
hukum adat. Keelastisan ini membedakan sistem hukum adat dengan hukum yang
tertulis dan dikodifikasikan atau peraturan perundang-undangan lainnya yang sulit
berubah dengan cepat untuk menyesuaikan dengan situasi sosial tertentu. Di
Indonesia, hukum adat dibagi menjadi 3 kelompok:
a. Hukum adat mengenai tata negara, mengatur tentang susunan dari dan
ketertiban dalam persekutuan-persekutuan hukum, susunan, dan lingkungan
kerja alat-alat perlengkapan, jabatan-jabatan pejabatnya;
b. Hukum adat mengenai warga terdiri dari 1. hukum keluarga (perkawinan, waris),
2. hukum tanah (ulayat tanah, transaksi tanah), 3. hukum perutangan (atasan,
transaksi benda selain tanah dan jasa);
c. Hukum adat mengenai delict (pidana).

2. Sistem Hukum Eropa Kontinental (Civil Law)


Mula-mula berasal dari kodifikasi hukum yang berlaku di Kekaisaran Romawi pada
masa Kaisar Justitianus, yaitu Corpus Juris Civilis. Corpus Juris Civilis ini terdiri
dari kumpulan kaidah hukum yang telah ada sebelum masa Justitianus; lalu
diadaptasi menjadi dasar perumusan dan kodifikasi hukum negara-negara Eropa
Kontinental seperti Jerman, Belanda, Prancis, Italia, serta negara-negara koloninya
(Indonesia, Amerika Latin).

Prinsip utama civil law adalah hukum memperoleh kekuatan mengikat, karena
diwujudkan dalam peraturan-peraturan yang berbentuk undang-undangn dan
tersusun secara sistematik di dalam kodifikasi atau kompilasi tertentu. Prinsip
dasar ini dianut mengingat nilai utama tujuan hukum adalah kepastian hukum yang
hanya dapat diwujudkan apabila tindakan hukum manusia di dalam pergaulan
hidup diatur dengan peraturan hukum yang tertulis hakim hanya berfungsi
menetapkan dan menafsirkan peraturan-peraturan dalam batas-batasnya. Putusan
seorang hakim dalam suatu perkara hanya mengikat para pihak yang berperkara
saja (doktrin Res Adjudicata).

Civil law membagi hukum menjadi dua bagian utama, yaitu (1) hukum publik yang
mencakup peraturan-peraturan hukum yang mengatur kekuasaan dan wewenang
penguasa/negara serta hubungan-hubungan antara masyarakat dan negara,
antara lain HTN, HAN, dan Hukum Pidana; dan (2) hukum privat yang mencakup
eprturan-peraturan yang mengatur tentang hubungan antara individu-individu
dalam memenuhi kebutuhan hidup demi hidupnya, antara lain hukum perdata dan
hukum dagang.

6
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
Namun, semakin berkembangnya peradaban manusia, batas antara hukum publik
dan hukum privat semakin sulit ditentukan, karena:
a. Terjadinya proses sosialisasi dalam hukum sebagai akibat dari banyaknya
bdaing-bidang kehidupan yang perlu dilindungi, misalnya dalam hukum
perburuhan dan hukum agraria.

b. Makin banyaknya ikut campur negara dalam kehidupan perorangan, misalnya


perdagangan, perjanjian, dsb.

3. Sistem Hukum Anglo-Saxon/Anglo-American (Common Law)


Berkembang di negara Inggris pada abad kesebelas dengan istilah unwritten law
(even though they know a form of written law, i.e. statutes). Sistem ini dianut oleh
negara-negara anggota Commonwealth dan menjadi landasan dari sistem Anglo-
American yang dianut oleh negara-negara Amerika Utara.

Sumber hukum common law Ialah putusan-putusan hakim/pengadilan (judicial


decisions) yang menjadi kaidah yang mengikat umum. Selain putusan hakim,
kebiasaan-kebiasaan dan peraturan tertulis undang-undang dan peraturan
administrasi negara diakui, walaupun banyak landasan bagi terbentuknya
kebiasaan dan peraturan tertulis itu berasal dari putusan-putusan dalam
pengadilan. Putusan-putusan hakim ini mewujudkan kepastian hukum, maka
melalui putusan-putusan hakim itu prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah hukum
dibentuk dan mengikat umum. Oleh karena itu, hakim terikat oleh putusan
pengadilan sebelumnya (stare decisis), namun bila belum ada putusan pengadilan
yang dibutuhkan, maka hakim membentuk hukum baru dengan metode penafsiran.
Sumber-sumber hukum ini tidak tersusun secara hierarkis seperti dalam civil law.

In its development, common law grew to acknowledge the divide between public
and private law. Pengertian hukum publik common law hampir sama dengan civil
law, tetapi pengertian hukum privat agak berbeda. Dalam common law, pengertian
hukum privat lebih diartikan sebagai kaidah-kaidah hukum tentang hak milik (law of
property), hukum tentang orang (law of persons), hukum perjanjian (law of
contract), dan hukum tentang perbautan melawan hukum (law of torts) yagn
tersebar di dalam peraturan-peraturan tertulis, putusan-putusan hakim, dan hukum
kebiasaan.

4. Sistem Hukum Islam


Sistem ini berasal dari masyarakat Arab yang kemudian menyebar ke negara-
negara lain di Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika, sesuai dengan asas-asas Islam.
Sumber hukumnya antara lain Al-Quran, Sunnah Nabi, Ijma’ (kesepakatan para
ulama tentang cara suatu hal bekerja), dan Qiyas (analogi dalam mencari
sebanyak mungkin persamaan antara dua kejadian. Berdasarkan sumber-sumber
hukumnya, sistem hukum Islam dalam hukum fikh terdiri dari dua hukum pokok:

7
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
a. Hukum Rohaniah, yaitu cara-cara menjalankan upacara tentang kebaktian
terhadap Allah, seperti salat, puasa, zakat, dan naik haji.
b. Hukum Duniawi, yang terdiri dari
- Muamalat, yaitu tata tertib dan peraturan mengenai hubungan antarmanusia
dalam bidang ekonomi.
- Nikah, yaitu perkawinan dalam arti membentuk sebuah keluarga dengan
syarat-syarat dan rukun-rukunnya, hak dan kewajiban, dasar-dasar
perkawinan monogami dan akibat-akibat hukum perkawinan.
- Jinayat, yaitu hukum pidana yang meliputi ancaman hukuman terhadap
hukum Allah dan tindak pidana kejahatan.

Hukum Tata Negara

Pengertian dan Ruang Lingkup Hukum Tata Negara

Negara adalah organisasi yang mengatur keseluruhan hubungan antara manusia yang
satu dengan manusia yang lain di dalam masyarakat dan menegakkan aturan itu dengan
kewibawaannya. Sebuah organisasi negara memiliki ciri-ciri: (1) wilayah, (2) bangsa, dan
(3) pemerintah atau penguasa.

Pimpinan tertinggi suatu negara ialah pemerintah dengan fungsi-fungsinya, yaitu tugas
tertentu dalam hubungan organisasi atau suatu bentu kerja sama.. Fungsi pengawasan
dapat dlimpahkan kepada pemegang fungsi yang lebih rendah. Sistem pemerintahan
berdasarkan pada hukum (rechtstaat) dikelompokkan dalam prinsip pasif dan aktif.

Prinsip pasif:
Prinsip aktif:

1. Adanya jaminan terhadap hak asasi


1. Hukum sebagai kekuatan tertinggi
2. Adanya pemisahan kekuasaan
(supremacy of law).

3. Adanya pemerintah berdasarkan 2. Kesamaan di hadapan hukum (equality


undang-undang
before the law).

4. Adanya peradilan administratif 3. Konstitusi berdasarkan hak-hak


Individu (constitution based on
individual rights).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa hukum tata negara adalah ketentuan hukum yang
mengatur/mengenai bagaimana susunan organisasi negara akan ditetapkan. Hukum tata
negara mempelajari negara dalam keadaan diam. Hal-hal yang dipelajari dalam hukum
tata negara:
1) Pembentukan jabatan-jabatan dan susunan atau struktur;
2) Penunjukan pejabat-pejabatnya;

8
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
3) Kekuasaan/kewibawaan hak dan kewenangan yang berkaitan dengan jabatan
tersebut; dan
4) Lingkup wilayah dan lingkup pribadi yang mendapat limpahan tugas dan kewenangan.

Asas-asas landasan hukum tata negara di Indonesia, yaitu:


a. Asas Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Negara hukum dan the Rule of Law
c. Asas kedaulatan rakyat dan demokrasi
d. Demokrasi langsung dan demokrasi perwakilan
e. Pemisahan kekuasaan dan prinsip check and balances
f. Sistem pemeirntahan presidensial
g. Asas pengakuan hak asasi manusia.

Istilah dan Lingkup Hukum Tata Negara

Istilah dan Lingkup Umum


Masih terdapat perbedaan pandangan di antara para juris perihal definisi dan ruang
lingkup hukum tata negara.

Van Vollenhoven
Menurut Van Vollenhoven, hukum tata negara mengatur semua masyarakat hukum
atasan dan masyarakat hukum bawahan menurut tingkatannya dan dari masing-
masing itu menentukan wilayah lingkungan rakyatnya dan akhirnya menentukan
badan-badan dan fungsinya masing-masing yang berkuasa dalam lingkungan
masyarakat hukum itu, serta menentukan susunan dan wewenang dari badan-
badan tersebut.

Van Vollenhoven membedakan antara hukum tata negara dengan hukum


administrasi negara. Hukum tata negara mempelajari negara dalam keadaan diam,
maka dari itu hukum tata negara membahas: (1) apa atau mana saja masyarakat
hukum atasan serta warganya, (2) lingkup peranan terhadap wilayah serta
warganya, dan (3) kekuasaan macam apa yang diserahkan kepada aneka
Lembaga dalam setiap masyarakat hukum. Hukum administrasi negara, on the
other hand, mempelajari negara dalam keadaan bergerak.

Paul Scholten
Scholten menyatakan hukum tata negara sebagai hukum yang mengatur
organisasi negara. Ia memasukkan hukum tata negara dan hukum pidana dalam
hukum publik, ditinjau dari pribadi yang melakukan hubungan hukum, tujuan
hukum, dan kepentingan yang diatur serta kaidah hukum yang terumuskan.

9
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
Logemann
Menurut Logemann, hukum tata negara adalah hukum yang mengatur organisasi
negara. Jabatan merupakan pengertian yuridis dari fungsi, sedangkan fungsi
adalah pegnertian bersifat sosiologis. Karena negara merupakan organisasi yang
terdiri atas fungsi-fungsi dalam hubungan antara satu dengan yang lainnya secara
keseluruhan, maka dalam arti yuridis negara merupakan organisasi dari jabatan-
jabatan.

Ruang lingkup hukum tata negara menurut Logemann adalah:


1. Persoonsleer (ajaran tentang pribadi), yaitu masalah-masalah manusia sebagai
subjek hukum yang mempunyai kewajiban, hak personifikasi, perwakilan, timbul
dan hilangnya kepribadian hukum atau hak organisasi serta pembatasan
wewenang.
2. Gebiedsleer (ajaran tentang lingkup laku), yaitu mengenai batas-batas, cara-
cara, waktu dan lingkup wilayah pribadi atau kelompok pribadi (sebagai subjek
hukum) dapat bersikap tindak atua berperikelakuan menurut kaidah-kaidah
yang berlaku.

L. J. Van Appeldoorn
Hukum negara dalam arti sempit menunjukkan orang-orang yang memegang
kekuasaan pemerintahan dan batas-batas kekuasannya. Van Appeldoorn
menggunakan istilah hukum negara dalam arti sempit/hukum tata negara dalam
arti sempit, untuk membedakannya dengan hukum negara dalam arti luas yang
meliputi hukum tata negara dan hukum administrasi negara. Van Appeldoorn
hanya membahas mengenai tugas, hak dan kewajiban alat-alat perlengkapan
negara, dan tidak menyinggung tentang kewarganegaraan maupun hak asasi
manusia.

Soerjono Soekanto dan Purnadi Purbacaraka


Hukum tata negara dapat dilihat dari inti permasalahannya. Menurut keduanya,
hukum tata negara berintikan pada unsur-unsur:
1. Status atau kedudukan yang menjadi subjek/pribadi dalam hukum negara.
Dalam status atau kedudukan ini akan dibahas siapa penguasa dan apa
lembaga-lembaga negara dan siapa warga negara dan bukan warga negara.
2. Role atau peranan yang ada.
a. Menurut hukum, yaitu kewajiban dan hak, tetapi hal ini biasanya sukar untuk
dipastikan, karena ada rumus hak publik yaitu kewajiban publik. Bila
peranan ini dilihat dari hubungan hierarkis maka ia disebut kekuasaan dari
penguasa atua atasan, atau disebut sebagia ketaatan dari warga atau
bawahan.
b. Peranan wantah, yaitu peranan di luar hukum tapi tidak bertentangan
dengan hukum.

10
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
Lingkup Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara
Perselisihan antar juris mengenai hukum tata negara dan hukum administrasi negara juga
mempengaruhi hubungan kedua hukum itu. Perselisihan ini secara garis besar dibagi
dalam dua golongan:

GOLONGAN PERTAMA
Membedakan Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara Secara
Prinsipil

One of the major jurists that follow this principle is Van Vollenhoven. Ia mengartikan
hukum tata negara sebagai sekumpulan peraturan-peraturan hukum yang
menentukan badan-badan kenegaraan serta memberi wewenang dari yang
tertinggi sampai yang terendah kedudukannya.

Sesuai ajaran gurunya, Oppenheim, rumusan hukum tata negara sama dengan
negara dalam keadaan tidak bergerak. Sedangkan hukum administrasi negara
adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengikat badan-badan dan negara
baik yang tinggi maupun yang rendah jika badan-badan itu mulai menggunakan
wewenangnya yang ditentukan dalam hukum tata negara. Semua peraturan
hukum yang tidak termasuk dalam hukum tata negara materil, hukum perdata
materil, dan hukum pidana materil, dimasukkan dalam hukum administrasi negara.

Menurut Van Vollenhoven, hukum administrasi negara dibagi dalam:


a. Bestuursrecht (hukum pemerintahan),
b. Justitierecht (hukum peradilan),
c. Politierecht (hukum kepolisian), dan
d. Regelaarsrecht (hukum perundang-undangan).

HTN — pembagian kekuasaan


HAN — pelaksanaan kekuasaan

GOLONGAN KEDUA
Tidak Membedakan Secara Tajam, Baik Sistematika Maupun Isinya

A major player for this principle is Logemann. Konteks golongan ini tidak
membedakan hukum tata negara dan hukum administrasi negara saecara asasi,
melainkan hanya karena peritmbangan manfaat saja. Hukum administrasi negara
itu merupakan bagian hukum tata negara dalam arti luas. Untuk membedakan
isinya, digunakan sistematik hukum yang meliputi:
a. Hukum tata negara dalam arti sempit meliputi persoonsleer dan gebiedsleer.
(Telah dibahas di atas)
b. Hukum administrasi negara meliputi ajaran mengenai hubungan hukum (leer
der rechtsbetrekkingen).
11
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)

Jadi, menurut Logemann, hukum tata negara mempelajari:


a. Susunan dari jabatan-jabatan,
b. Penunjukan mengenai pejabat-pejabat,
c. Tugas dan kewajiban yang melekat pada jabatan itu,
d. Kekuasaan dan wewenang yang melekat pada jabatan,
e. Batas wewenang dan tugas dari jabatna terhadap Daerah dan orang-orang
yang dikuasainya,
f. Hubungan antar jabatan,
g. Penggantian jabatan,
h. Hubungan antara jabatan dan pejabat.

Sementara hukum administrasi negara mempelajari jenis, bentuk, serta hukum


yang dilakukan oleh para penjabat dalam melakukan tugasnya.

Hukum Administrasi Negara

Pengertian, Ruang Lingkup, dan Sumber

Pengertian
Prajudi Atmosudirdjo
Hukum administrasi negara didefinisikan oleh Prajudi Atmosudirdjo sebagai hukum yang
mengatur tentang seluk beluk administrasi negara dan hukum yag merupakan hasil
ciptaan administrasi negara itu sendiri.

Hukum administrasi negara mengatur empat hal:


a. Organisasi atau institusi, bagaimana geraknya organisasi tersebut;
b. Bagaimana mengisi jabatan-jabatan dalam organisasi tersebut;
c. Bagaimana berlangsungnya kegiatan/pelaksanaan tugas dari jabatan-jabatan tersebut;
d. Bagaimana pemberian pelayanan dari aparatur pemerintahan kepada masyarakat.

Atmosudirdjo juga menyatakan tiga dimensi administrasi negara:


1. Dimensi institusional: administrasi negara merupakan aparatur negara yang dibawahi
dan digerakkan oleh presiden sebagai peegang kuasa eksekutif.
2. Dimensi fungsional: administrasi negara berfungsi menerapkan undang-undang.
3. Dimensi proses: administrasi negara merupakan suatu proses tata kerja
penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan.

James Hart
Hart mengartikan hukum administrasi negara sebagai hukum yang dibuat oleh
adminsitrasi negara itu sendiri dan hukum yang mengontrol pejabat administrasi negara.
12
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)

Hukum administrasi negara mengatur empat hal:


a. Kewenangan dari setiap pejabat administrasi negara;
b. Batas-batas kewenangan setiap pejabat administrasi negara;
c. Sanksi kepada masyarakat yang melanggar hukum administrasi negara;
d. Upaya hukum yang dapat ditempuh oleh warga masyarakat untuk membela hak dan
kepentingannya pada saat ia berhadapan dengan administrasi negara.

Ruang Lingkup
Residu Theorie milik Van Vollenhoven mencoba menjelaskan hukum administrasi negara
dikaitkan dengan epmbidangan seluruh materi hukum sebagai berikut:
1. Staatsrecht (materieel) atau disebut juga sebagai hukum tata negara, yang meliputi:
a. Bestuur (pemerintahan)
b. Rechtspraak (peradilan)
c. Politie (kepolisian)
d. Regeling (perundang-undangan)
2. Burgerlijkerecht (materieel) atau juga disebut sebagai hukum perdata.
3. Strafrecht (materieel) atau juga disebut hukum pidana.
4. Hukum administrasi negara (materieel dan formeel) meliputi:
a. Bestuursrecht (hukum pemerintahan)
b. Justitierecht (hukum peradilan) yang meliputi:
i. Staatsrechtelijke rechtspleging (formeel staatsrecht) = peradilan tata negara.
ii. Administratieve rechtspleging (formeel administratiefrecht) = peradilan
administrasi negara.
iii. Burgerlijke rechtspleging = hukum acara perdata.
iv. Strafrechtspleging = hukum acara pidana.
c. Politierecht (hukum kepolisian)
d. Regelaarsrecht (hukum proses perundang-undangan)

Sumber Hukum
Hukum administrasi adalah hukum yang menjadi sumber dalam menyelenggarakan isi
undang-undang.

Atmosudirdjo menyatakan hukum yang mengatur administrasi negara dapat bersumber


dari undang-undang dasar, ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat, undang-undang,
peraturan pemerintah, keputusan presiden, keputusan menteri, dan keputusan direktur
jenderal. Jadi, sumber hukum yang mengatur administrasi negara dapat dibagi menjadi
dua:
a. HAN Heteronom, yaitu hukum yang mengatur seluk-beluk organisasi dan fungsi
administrasi negara yang bersumber kepada undang-undang dasar, Tap MPR, dan
undang-undang. (Berada di luar lembaga administrasi negara)
b. HAN Otonom adalah hukum operasional yang diciptakan oleh pemerintah dan
administrasi negara itu sendiri sehingga sewaktu-waktu apabila diperlukan dapat
13
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
diubah, contohnya peraturan pemerintah, keputusan presiden, keputusan menteri.
(Berada di dalam lembaga administrasi negara)

Hubungan HAN Otonom dan HAN Heteronom ialah:


a. HAN Otonom merupakan pelaksanaan dari HAN Heteronom, karena HAN Heteronom
memberi wewenang kepada HAN Otonom;
b. HAN Otonom harus bersandar dan tidak boleh bertentangan dengan HAN Heteronom;
c. HAN Otonom lebih rendah dari HAN Heteronom;
d. HAN Otonom hanya disebutkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 sedangkan HAN
Heteronom diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945.

Hart membagi hukum administrasi negara menjadi dua menurut hubungan hukumnya,
yaitu:
• Hukum administrasi negara eksternal adalah hukum administrasi negara yang
mengatur hubungan hukum antara pejabat administrasi negara dengan warga
masyarakat.
• Hukum administrasi negara internal adalah hukum administrasi negara yang mengatur
hubungan hukum antara sesama pejabat administrasi negara dan antara administrasi
negara dengan lembaga lainnya.

Pengertian Dasar dalam Hukum Administrasi Negara

Wewenang Pemerintahan
Sumber wewenang pemerintah terdapat dalam peraturan perundang-undangan.
Wewenang pemerintahan itu sendiri menyangkut:
a. Hak untuk menjalankan suatu urusan pemerintahan (dalam arti sempit).
b. Hak untuk dapat secara nyata memengaruhi keputusan yang akan diambil oleh
instansi pemerintah lainnya (dalam arti luas).

Sifat wewenang pemerintah selalu terikat pada suatu masa tertentu, selalu tunduk pada
batas-batas yang ditentukan, dan terakhir, pelaksanaan wewenang pemerintah terikat
pada hukum tertulis dan hukum tidak tertulis (asas-asas pemerintahan yang baik).

Cara memperoleh wewenang pemerintahan:


MENURUT BUKU SELAYANG PANDANG
1. Atribusi, yaitu pemberian wewenang pemerintahan yang baru oleh suatu peraturan
perundang-undangan untuk melaksanakan pemerintahan secara penuh.
2. Delegasi, yaitu suatu pelimpahan wewenang yang telah ada yang berasal dari
wewenang atribusi, kepada pejabat administrasi negara, tidak secara penuh, bisa
sebagian dan bisa bersyarat. Suatu delegasi selalu didahului oleh atribusi wewenang.
Bila tidak ada atribusi wewenang, maka pendelegasian tidak sah dan dapat dijadikan
alasan bagi hakim untuk mencabut keputusan pendelegasian. Delegasi itu pelimpahan

14
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
tidak penuh, tidak termasuk wewenang pembentukan kebijakan-kebijakan dalam
rangka rules application.
3. Mandat, suatu organ pemerintah yang memiliki kewenangan untuk melakukan
tindakan pemerintah yang dalam kenyatakannya tidak dapat melaksanakannya
sendiri, maka dari itu dilimpahkan kepada bawahannya untuk melakukan tindakan atas
namanya. Pemberi mandat disebut sebagai mandan dan penerima mandat disebut
mandataris. Wewenang tetap di tangan mandan.
Mandat kepada bukan bawahan diperbolehkan asalkan memenuhi syarat: (i)
mandataris mau menerima pemberian mandat, (ii) wewenang yang dimandatkan
merupakan wewenang sehari-hari dari sang mandataris, dan (iii) ketentuan undang-
undang yang bersangkutan tidak menentang pemberian mandat tersebut.

MENURUT UU No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan


Pasal 1
22. Atribusi adalah pemberian kewenangan kepada badan dan/atau pejabat pemerintahan
oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau Undang-
Undang.
23. Delegasi adalah pelimpahan kewenangan dari badan dan/atau pejabat pemerintahan
yang lebih tinggi kepada badan dan/atau pejabat pemerintahan yang lebih rendah
dengan tanggung jawab dan tanggung gugat beralih sepenuhnya kepada penerima
delegasi.
24. Mandat adalah pelimpahan kewenangan dari badan dan/atau pejabat pemerintahan
yang lebih tinggi kepada badan dan/atau pejabat pemerintahan yang lebih rendah
dengan tanggung jawab dan tanggung gugat tetap berada pada pemberi mandat.

Asas-Asas Hukum Administrasi Negara


1. Asas yuridiktas (rechtmatingheid), mensyaratkan setiap tindakan pejabat administrasi
negara tidak boleh melanggar hukum (harus sesuai dengan rasa keadilan dan
kepatuhan).
2. Asas legalitas (wetmatingheid), menuntut setiap tindakan pejabat administrasi negara
harus ada dasar hukumnya (ada peraturan dasar yang melandasinya).
3. Asas diskresi (freis ermessen), yaitu kebebasan dari seorang pejabat adminstrasi
negara untuk mengambil keputusan/kebijakan berdasarkan pendapatnya sendiri,
tetapi tidak bertentangan dengan legalitas.
a. Diskresi terikat, yaitu kebebasan dari seorang pejabat administrasi negara untuk
mengambil keputusan, yaitu dengan menentukan pilihan yang telah ditentukan
peraturan perundang-undangan.
b. Diskresi bebas, yaitu kebebasan dari soerang pejabat administrasi negara untuk
mengambil keputusan dengan membentuk keputusan baru karena tidak diatur
dalam peraturan perundang-undangan.

15
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik
1. Asas kepastian hukum (principle of legal certainty),
2. Asas keseimbangan (principle of proportionality),
3. Asas kesamaan (principle of equality),
4. Asas bertindak cermat (principle of carefulness),
5. Asas motivasi (principle of motivation) bagi setiap keputusan pemerintah,
6. Asas larangan mencampuradukkan kewenangan (principle of non misuse of
competence),
7. Asas kejujuran dalam bertindak (principle of fair play),
8. Asas larangan bertindak tidak wajar atau bertindak sewenang-wenang (principle of
reasonable or prohibition of arbitrariness),
9. Asas pengharapan (principle of meeting raised expectation),
10. Asas meniadakan akibat keputusan yang batal (principle of undoing the consequences
of an annulled decision), dan
11. Asas perlindungan atas pandangan hidup (principle of protecting the personal way of
life).
12. Asas kebijaksanaan.
13. Asas penyelenggaraan kepentingan umum.

Fungsi asas-asas umum pemerintahan yang baik sebagai:


a. Pedoman bagi pejabat administrasi negara dalam menjalankan pemerintahan,
b. Dasar penggugatan, bila terjadi pelanggaran,
c. Dasar pengujian terhadap keputusan pemerintah,
d. Alat untuk mencegah pelampauan batas kewenangan, ketidakadilan, dan
ketidakjujuran.

Peraturan Perundang-Undangan
Pejabat administrasi negara dalam menjalankan tindakan-tindakan pemerintahan,
menghasilkan keputusan dalam arti luas (beschikking), yang dapat berbentuk:
1. Keputusan pemerintah (regerings besluit) yang bersifat pengaturan, dengan ciri-ciri
berlaku umum, abstrak, impersonal, dan terus-menerus (dauer haftig).
2. Penetapan administrasi (administratief beschikking) yang bersifat individual, konkret,
kasual, dan sekali selesai (einmalig).

Hukum Pidana

Arti dan Sejarah Hukum Pidana

Arti
Menurut Satochid Kartanegara, hukum pidana dalam arti objektif atau ius poenale
mengandung arti secara umum sebagai sejumlah peraturan yang mengandung larangan-
16
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
larangan atau keharusan-keharusan di mana terhadap pealnggarnya diancam dengan
hukuman.

Dilihat dari fungsinya, ius poenale terdiri dari:


1. Hukum Pidana Materiil, yang isinya mengatur:
a. Perbuatan yang diancam dengan hukuman
b. Pertanggungan jawab terhadap hukum pidana
c. Hukuman apa yang dapat dijatuhkan terhadap pelaku tindak pidana
2. Hukum Pidana Formiil merupakan sejumlah peraturan yang mengandung cara-cara
engara menggunakan haknya untuk mengadili serta memberikan hukuman terhadap
sesoerang yang diduga melakukan tindakan pidana.

Selain hukum pidana dalam arti subjektif atau ius puniendi yang kurang lebih memiliki arti
sejumlah peraturan yang mengatur hak negara untuk menghukum seseorang yang
melakukan perbuatan yang dilarang.

Sejarah
Awalnya, hukum pidana Indonesia bersifat dualisme. Berdasarkan asas konkordansi,
hukum pidana yang termuat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang berlaku di
Belanda diberlakukan abgi setiap orang Eropa yang tinggal di Hindia Belanda. Sedangkan
untuk orang-orang Bumiputra dan Timur Asing diberlakukan Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana yang termuat dalam Stbl. 1.872 No. 85.

Pada 1915 ditetapkan KUHP baru bagi semua penduduk di Indonesia, effective from
1918. Dengan ini berakhir dualisme hukum pidana dan terwujudlah unifikasi. KUHP yang
digunakan di Indonesia masih sama dengan yang berlaku sejak 1918, dengan landasan
hukum Pasal II Aturan Peralihan Undang-Undang Dasar 1945 juncto Pasal I Aturan
Peralihan UU NRI 1945.

Delict

Menurut D. Simons, peristiwa pidana atau delict adalah perbuatan salah dan melawan
hukum yang diancam pidana dan dilakukan sesoerang yang mampu bertanggung jawab.

Unsur-unsur peristiwa pidana, yaitu:


1. Sikap tindak atau perikelakuan manusia.
2. Masuk lingkup laku perumusan kaidah hukum pidana.
3. Melanggar hukum, kecuali bila ada dasar pembenaran.
4. Didasarkan pada kesalahan, kecuali bila ada dasar penghapusan kesalahan.

Sikap tindak yang dapat dihukum, terdiri dari:


1. Perilaku manusia.

17
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
2. Terjadi dalam suatu keadaan melanggar hukum.
3. Pelaku seharusnya mengetahui bahwa tindakan tersebut merupakan pelanggaran
hukum.
4. Tidak ada penyimpangan kejiwaan yang memengaruhi sikap tindak tersebut.

Ada dua pendekatan klasifikasi delict:


1. Delict formil, yang menekankan kepada perbuatan/sikap tindak yang dilarang tanpa
merumuskan akibat lanjutannya. Contohnya KUHP Pasal 362 tentang pencurian,
Pasal 297 tentang perdagangan wanita dan anak, dan Pasa 378 tentang penipuan.
2. Delict materil, yang menekankan kepada akibat dari suatu tindak perbuatan,
contohnya KUHP Pasal 338 tentang pembunuhan.

Perumusan delict juga dapat dirumuskan seperti berikut:


1. Delict dasar yang merumuskan suatu sikap tindak atau perilaku yang dilarang,
contohnya KUHP Pasal 338.
2. Delict yang meringankan, yang merumuskan sikap tindak tertentu yang karena suatu
keadaan, mendapat keringanan hukuman. Contohnya KUHP Pasal 341 yang
emnyatakan kalau soerang ibu membunuh anaknya karena ketahuan melahirkan
anak, akan diberikan keringanan.
3. Delict yang memberatkan, yang merumuskan sikap tindak karena suatu keadan
diancam hukuman yang lebih berat. Contoh KUHP Pasal 340 (it’s a very long story
basically it’s talking about planned murder).

Asas-Asas Hukum Pidana

Asas-Asas Hukum Pidana


1. Asas legalitas, nullum delictum nulla poena sine praevia lege poenali, aritnya tiada
suatu perbuatan dapat dihukum tanpa ada suatu peraturan yang mengatur perbuatan
tersebut sebelumnya.
2. Asas tidak berlaku surut, ketentuan pidana tidak boleh berlaku surut, jika seseorang
melakukan suatu tindakan tertentu yang baru di kemudian hari terhadap tindakan yang
serupa diancam dengan pidana, seseorang tersebut tidak dapat dipidana berdasarkan
ketentuan yang baru ditetapkan tersebut.\
3. Peraturan tidak boleh didasarkan dari analogi.

Asas Keberlakuan Hukum Pidana


1. Asas teritorial atau wilayah. Asas ini menyatakan hukum pidana itu berlaku didasarkan
pada tempat atau terotiro perbuatan disebut dilakukan (KUHP Pasal 2 & 3). Setiap
pelaku tindak pidana, baik warga negara atau asing, dapat dituntut.
2. Asas nasionalitas aktif atau personalitas. Asas ini memberlakukan KUHP Berdasarkan
pada kewarganegaraan atau nasionalitas pelaku tindak pidana, jadi hukum pidana

18
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
hanya berlaku pada warga negara saja sementara tempat perbuatan dilakukan itu
tidak menjadi masalah. (Pasal 5, 6, 7 KUHP)
3. Asas nasionalitas pasif atau perlindungan. Asas ini didasarkan kepada kepentingan
hukum negara yang dilanggar. Baik oleh warga negara atau bukan, baik di dalam
ataupun di luar negara yang menganut asas tersebut, maka UHP tetap dapat
diberlakukan terhadap si pelanggar. Dasar hukumnya adalah bhawa tiap negara yang
berdaulat pada umumnya berhak melindungi kepentingan hukum negaranya (KUHP
pasal 4 dan 8).
4. Asas universalitas. Asas ini menetapkan kalau UHP dapat diberlakukan terhadap
siapapun yang melanggar kepentingan hukum dari seluruh dunia.

Pengertian Dasar Hukum Pidana

Peristiwa Pidana
Menurut Doktrin Pidana
Peristiwa pidana dapat berupa dolus dan culpa. Dolus adalah perbuatan yang
idlakukan dengan sengaja agar terjadi suatu delict, contohnya Pasal 338 KUHP.
Sementara culpa adalah terjadinya delict karena perbuatan yang tidak disengaja
atau karena kelalaian (Pasal 359 KUHP).

Dolus dibagi menjadi tiga, generalis, determinatus, dan indeterminatus. Bedanya,


dolus generalis ialah perbuatan pidana yang ditujukan kepada semua orang.
Determinatus has its specific target, while indeterminatus has no specified target.

Peristiwa pidana pun dapat berupa delict formil dan materil.

Segi lain melihat delict yaitu delict komisionis yaitu dengan sengaja melanggar
perintah yang ditetapkan oleh undang-undang dan delict omisionis yaitu dengan
alasan kelalaian melanggar perintah yang ditetapkan undang-undang.

Peristiwa pidana lainnya yang dikenal dalam hukum pidana Indonesia adalah delict
without victim dan delict with victim.

Menurut KUHP
Peristiwa pidana secara sistematis terbagi ke dalam dua bentuk yakni kejahatan
dengan ancaman yang lebih berat dan pelanggaran yang ancaman hukumannya
lebih ringan. Pembedaan ini ditentukan oleh beberapa faktor:
1. Percobaan (poging) atau membantu (medeplichtigheid) untuk pelanggaran
tindak dipidana;
2. Daluwarsa (verjaring) Bagi kejahatan lebih lama daripada pelanggaran;
3. Pengaduan (klacht) hanya ada terhadap bebreapa kejahatan, tapi tidak ada
pengaduan pada pelanggaran; dan,

19
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
4. Pembarengan (samenloop) yang peraturannya berlainan untuk kejahatan dan
pelanggaran.

Subjek Hukum Pidana


1. Penanggung jawab peristiwa pidana,
2. Polisi,
3. Jaksa,
4. Penasihat Hukum,
5. Hakim,
6. Petugas Lembaga Kemasyarakatan.

Penanggung jawab dibagi menjadi penanggung jawab penuh dan penanggung jawab
sebagian.

Penanggung Jawab Penuh


1. Dader, yaitu pelaku yang sikap tindaknya memenuhi semua unsur yang disebut
dalam perumusan tindak pidana.
2. Mededader dan medepleger. Mededader: partner in crime, medepleger:
accomplice.
3. Doenpleger. Seseorang yang menyuruh orang lain untuk melakukan tindak
pidana. Orang yang disuruh tidak mampu bertanggung jawab karena sakit jiwa,
overmacht atau menjalankan perintah.
4. Uitlokker, sesuai KUHP Pasal 55 Ayat (1) ke-2, mereka yang dengan memberi
atau menjanjikan sesuatu, dengan menyalahgunakan kekuasaan atau
martabat, dengan kekerasan, ancaman atau penyesatan, atau dengan memberi
kesempatan, sarana atau keterangan, sengaja menganjurkan orang lain supaya
melakukan perbuatan. Orang yang dibujuk dalam uitlokker bertanggung jawab
atas perbuatannya.

Penanggung Jawab Sebagian


1. Poging. Pelaksanaan awal suau kejahatan yang tidak selesai. Suatu tindak
pidana masih dikategorikan sebagai poging apabila terdapat unsur orang yang
emmpunyai kehendak untuk melakukan kejahatan.
2. Medeplichtigheid ialah membantu pelaksanaan kejahatan. Membantu dala
pelaksanaan kejahatan ialah bantuan diberikan ketika kejahatan sedang
berlangsung, sementara membantu untuk melaskanakan kejahatan, bantuan
diberikan sebelum kejahatan dilakukan.

Perbedaan uitlokking dan medeplichtigheid:


• Sisi ancaman pidana. Pelaku yang berhasil dibujuk pada uitlokker will face pidana
maksimum, sementara medeplichtigheid ancaman pidana maksimumnya
dikurangi.

20
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
• Sisi opzet/kehendak. Opzet uitlokking ada pada orang yang dibujuk, sementara
medeplichtigheid opzet dari pelaku sudah ada sebelum atau pada saat oran glain
memberi bantuan.

Kesalahan
Kesalahan Ialah perbuatan melawan hukum yang dilakukan dengan sengaja atau karena
kelalaian di mana pelakunya dapat atua mampu mempertanggungjawabkan
perbuatannya.

Suatu tindakan harus memenuhi unsur-unsur berikut agar dianggap kesalahan:


1. Tindakan atau perbuatna melawan hukum;
2. Dolus atau culpa;
3. Kemampuan bertanggung jawab dari pelaku; dan,
4. Tidak adaya alasan pemaaf atau pembenaran.

Bentuk-bentuk kesalahan:
1. Dolus, dalam arti ada tindakan yang mengandung kesengajaan, dari kadungan niat atu
itikad yang diwarnai sifat melawan hukum kemudian dimanifestasikan dalam sikap
tindak.
Kesengajaan dibagi menjadi tiga tingkatan:
- Sebagai tujuan/maksud
- Sengaja dengan kesadaran yang pasit mengani tujuan atau akibat perbuatan
- Sengaja dengan kesadaran akan kemungkinan tercapainya tujuan akibat
perbuatan.
Selain itu, ada dua jenis akibat yang lahir dari terjadinya kesengajaan, yaitu:
a. Aberatio ictus (salah kena), collateral damage
b. Dwaling (kekeliruan atau error).
2. Culpa adalah kesalahan sebagai akibat kurang hati hati (kelalaian) atau tidak sengaja.
Culpa sendiri dibedakan atas levissima (ringan) dan lata (besar).

Pidana (Hukuman)
Menurut Doktrin Pidana
Sudarto: pidana adalah penderitaan yang sengaja dibebankan kepada orang yang
melakukanperbuatan yang memenuhi syarat-syarat tertentu. Ada tiga teori
kewenangan penguasa menjatuhkan hukuman atau pidana:
1. Teori absolut atau teori pembalasan. Eye for eye.
2. Teori relatif atua teori tujuan, misalnya bertujuan menakut-nakuti agar orang
tidak melakukan tindak pidana, atau memperbaiki karena penghukuman akan
mengedukasi pelaku.
3. Teori gabungan.

21
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
Jenis pidana dapat berupa:
1. Hukuman yang bertujuan pembalasan kepada pelaku tindak pidana yang
mampu bertanggung jawab.
2. Tindakan yang bertujuan memebri perlindungan kepada masyarakat.

Menurut KUHP
Pasal 10
1. Pidana pokok, contohnya:
a. Pidana mati;
b. Pidana penjara;
c. Pidana kurungan;
d. Pidana denda.
2. Pidana tambahan, contohnya:
a. Pencabutan hak-hak tertentu;
b. Perampasan barang-barang tertentu;
c. Pengumuman putusan hakim.

Alasan yang Memberatkan Pidana


1. Samenloop (tanggung jawab majemuk atau pembarengan). Samenloop dapat
berbentuk concursus idealis (1 action, 2 repercussions) dan concursus realis (2 or
more actions, 2 or more repercussions).
2. Recidive atau tanggung jawab ulang. Terjadi bila seseorang yang pernah dipidana,
melakukan lagi tindak pidana. Alasan pemberat pidana karena yang bersangkutan
membuktikan mempunyai akhlak yang buruk dan membahayakan masyarakat.
Persamaan dengan samenloop: ada beberapa peristiwa pidana. Perbedaan:
samenloop tidak diselingi putusan hakim. Recidive diselingin.
3. Ambtelijkheid atau tanggung jawab tindak pidana yang dilakukan seorang pejabat.
They serve more as an example.

Alasan yang Meringankan Pidana


1. Percobaan (poging),
2. Medeplichtigheid
3. Ketentuan Pasal 47 KUHP menegnai anak-anak yang belum berusia 16 tahun. Udah
diganti sam UU No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.

Alasan yang Menghapuskan Pidana


1. Alasan pembenaran yang menghapusakan sifat melawan hukum dari peristiwa pidana
yang memenuhi ketentuan pidana. Contohnya seseorang dengan gangguan kejiwaab
yang melakukan pembunuhan, ia tidak bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya.
(Pasal 44 KUHP)
2. Alasan pemaaf yaitu menghapuskan kesalahan seseoran gyang seharusnya
bertangugn gjawab atas peristiwa pidana. Contoh: self defence as you kill your rapist.
(Pasal 49 KUHP)
22
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
Ada beberapa bentuk penghapusan pidana:
1. Ketidakmampuan bertanggung jawab yang biasanya terjadi karena jiwa atau akal yang
tumbuh tidak sempurna atau jiwa yang terganggu oleh penyakit.
2. Keterpaksaan (overmacht), artinya terdapat kekuatan pokok atau dorongan yang itdak
dapat dielakkan, baik jasmani maupun rohani.
3. Noodweer atau pembelaan mendesak yang mengakibatkan terjadinya peristiwa
pidana.
4. Wettelijk voorscrhift yakni perbuatan yang dilakukan untuk menjalankan undang-
undang. The algojo shit.
5. Ambtelijk bevel yakni perbuatan yang dilakukan untuk menjalankan perintah jabatan.

________________________________________________________________________

23
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)

Hukum Perdata

Introduction

Subekti menyatakan bahwa hukum perdata dalah Segal ahukum pokok yang mengatur
kepentingan-kepentingan pribadi. Adapun Sri Soedewi Masjhoen Sofwan emngatakan
bahwa hukum perdata adalah hukum yang mengatur kepentingan antara warga negaara
perseorangan yang satu dengn warga negara perseorangan yang lain. Jadi, hukum
perdata dapat dipahami sebagai aturan-aturan hukum yang mengatur tingkah laku setiap
orang lain yang berkaitan dengan hak dan kewajiban yang timbul dalam pergaulan
masyarakat maupun pergaulan keluarga.

Hukum perdata dibedakan menjadi dua, yaitu materiel dan formil. Hukum perdata materiel
mengatur kepentingan-kepentingan perdata setiap subjek hukum. Hukum perdata formil
mengatur bagaimana cara seseorang mempertahankan haknya apabila dilanggar oleh
orang lain. Hukum formil mempertahankan hukum perdata materiel, karena hukum
perdata formil berfungsi menerapkan hukum perdata materiel apabila ada yang
melanggarnya.

History

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang dikenal dengan sebutan Burgerlijk Wetboek
adalah kodifikasi hukum Belanda yang dipengaruhi oleh Code Napoleon, which in turn
was an implementation of the Corpus Juris Civilis in France. That shit is Roman.

Anyway, it was finished by a committee led by J. M. Kemper. It was based not only on the
Napoleonic Code, but also old Dutch laws. This codification was finished on July 5th,
1830, and officially implemented on October 1st, 1838.

Berdasarkan asas konkordansi, maka KUHP Belanda menjadi contoh KUHP gol. Eropa di
Indonesia. This one was made by a committee led by C. J. Scholten van Oud Haarlem.
Selain itu, didirikan Mahkamah Agung di Hidnia Belanda yang diketuai oleh C. C.
Hagemann, that was given an additional task to mempersiapkan kodifikasi di Indonesia.
Hagemann failed, and on 1838 he was asked to go back to the Netherlands. Ketua MA di
Hindia Belanda diganti oleh Scholten.

31 Oktober 1837, Scholten diangkat sebagai ketua pantiia kodifikasi dengan A. A. Van
Vloten dan Mr. Meyer sebagai anggota. This committee failed again, and thus a new
committee was made, still with Scholten as the leader, but with J. Schneither and J. Van
Nes as anggota. Dengan bantuan J. Van de Vinne, akhirnya panitia ini berhasil
mengodifikasi KUHP Indonesia berdasarkan asas konkordansi yang sempit.

24
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
Kodifikasi Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia ini diumumkan pada 30 April
1847 melalu Staatsblad No. 23 dan mulai berlaku pada 1 Januari 1848.

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Hukum Perdata Menurut Ilmu Pengetahuan


Hukum tentang orang atau hukum Mengatur:

pribadi (persoonsrecht) a. Orang sebagai subjek hukum

b. Orang dalam kecakapannya untuk memiliki hak-hak dan


bertindak sendiri untuk melaksanakan hak-haknya itu.

Hukum kekayaan atau hukum harta Hukum ini mengatur tentang hubungan-hubungan hukum yang
kekayaan (ermogensrecht) dapat dinilaid engan uang, meliputi:

a. Hukum benda

b. Hukum hak imateriel (cipta, merek, paten, dan lainnya)

c. Hukum perikatan

Hukum kekeluargaan atau hukum Hukum ini memuat:

keluarga (familierecht) a. Perkawinan, perceraian, beserta hubungan hukum yang timbul


di dalamnya

b. Hubungan hukum antara orang tua dan anak-anaknya atau


kekuasaan orangtua (ouderlijke macht)

c. Perwailan (voogdij)

d. Pengampuan (curatele)

Hukum kewarisan (erfrecht) Hukum ini mengatur tentang benda atau kekayaan seseorang jika ia
meninggal dunia, termasuk akibat-akibat hukum dari hubungan
keluarga terhadap harta warisan yang ditinggalkan seseorang.

Sistematika Kitab Undang-Undang Hukum Perdata


1. Buku I, berjudul Perihal Orang (van persoonen), memuat hukum perorangan dan
hukum kekeluargaan. Sekarang sudah tidak murni lagi karena Indonesia telah
membuat hukum keluarganya sendiri, UU Perkawinan UU No. 1 Tahun 1974.
2. Buku II, berjudul Perihal Benda (van zaken), memuat hukum benda dan hukum waris.
Pembaruan: UU Pokok Agraria UU No. 5 Tahun 1960 mengenai Benda Tetap Tanah,
UU No. 4 Tahun 1996 mengenai Hipotek.
3. Buku III, berjudul Perihal Perikatan (van verbintennisen), memuat hukum harta
kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban pihak-pihak tertentu.
4. Buku IV, berjudul Perihal Pembuktian dan Kedaluarsa (van hewijs en verjaring),
memuat alat-alat pembuktian dan akibat-akibat lewat waktu dalam hubungan hukum.

Penempatan Buku IV di KUHP tidak tepat, karena KUHP mengatur hukum perdata
materiel, dan pembuktian dan kedaluarasa merupakan bagian dari hukum acara perdata.

Keberlakuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata


KUHP berlaku bagi WNI, keturunan Eropa, Timur Asing Tionghoa, dan Timur Asing bukan
Tionghoa, kecuali hukum keluarga dan hukum waris. Kedua ini bersifat sensitif, jadi tunduk
pada hukum adat masing-masing. So, hukum perdata di Idnonesia masih bersifat

25
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
pluralistis, karena msing-masing gol. Penduduk mempunyai hukum perdatanya sendiri
kecuali bidang-bidang tertentu yang sudah ada unifikasinya, misalnya Undang-Undang
Perkawinan No. 1 Tahun 1974.

Hubungan Hukum Perdata dan Hukum perdata sering dibedakan dalam pengertian yang luas
Hukum Dagang (termasuk hukum dagang) dan pengertian yang sempit (tidak
termasuk hukum dagang). Hukum dagang adalah hukum perdata
khusus. As in, hukum perdata itu lex generalis dan hukum dagang
itu lex specialis.

Substansi Hukum Dagang Hukum dagang mengatur soal-soal perdagangan atau perniagaan,
atau soal-soal yang timbul karena tingkah laku anusia dalam
perdagangan atau perniagaan.

Dalam hukum ini diatur ketentuan-ketentuan mengenai:

a. Hubungan hukum antara produsen satu sama lain, produsen


dengan konsumen.

b. Pemberian perantaraan antara mereka yang terdapat dalam


tugas-tugas makelar, komisioner, pedagang keliling, dan
sebagainya.

c. Hubungan hukum yang terdapat dalam:

i. Bentuk-bentuk asosiasi perdagangan (PT, CV, firma, etc.)

ii. Pengangkutan di darat, laut, dan di udara.

iii. Penggunaan surat-surat naiga (wesel, cek, aksep, etc.)

Jadi, hukum dagang meliputi:

a. Hukum bagi pedagang

b. Hukum perserikatan

c. Hukum transport

d. Hukum asuransi (khususnya hukum laut)

e. Hukum suart-surat niaga atau surat-surat berharga

Karena perkembagnan masyarakat, banyak bidang hukum perdata yang telah diwarnai
sedemikian rupa oleh hukum publik, sehingga akhirnya hukum perdata juga mengatur
hubungan hukum yang menyangkut kepentingan umum, seperti hukum perkawinan,
hukum perburuhan, dan sebagainya.

Sistematika hukum perdata menurut KUHPer memiliki beberapa kekurangan, yaitu:


1. BW harusnya mengatur materiil saja, tetapi kenyataannya membahas formil juga
(pembuktian dan kadaluarsa).
2. Waris dimasukkan ke dalam buku benda, padahal waris memiliki hubungan erat denan
keluarga, tidak hanya kekayaan, dan harusnya juga mengenai perikatan.
3. Dalam KUHPer tiap bab memiliki pengertian umum, seharusnya cukup dalam 1 bab
saja.

Hukum Pribadi

Menurut Hukum Perdata Adat


Dalam hukum perdata adat, dikenal pribadi kodrati dan masyarakat adat. Dalam kaitannya
dengan pribadi kodrati, muncul dua pertanyaan: (1) siapa yang dianggap sebagai orang
belum dewasa atau sudah dewasa, dan (2) dalam kaitannya dengan masyarakat hukum
26
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
adat, bagiamanakah sebuah masyarakat hukum adat dapat dikatogerikan sebagai pribadi
hukum?

Kedewasaan seseorang seringkali tergantung pada penilaian masyarakat setempat. Each


adat society has their own judgement of who is an adult and who isn’t. Perlu diperhatikan
pendapat Soepomo dalam bukunya Adatprivaterecht van West Java, yaitu bahwa
seseorang itu dianggap dewasa dalam hukum adat, jikalau orang tersebut dianggap kuat
gawe, cakap mengurus harta benda serta keperluannya sendiri, dan terkahir dianggap
cakap melaukan peran kemasyarakatannya, including taking responsibility of his actions.

(I don’t know why is this here, but the book puts it here, so might as well just
follow it) Yurisprudensi MA terhadap usia dewasa menganggap seseorang
telah dewasa apabila usianya telah mencapai 15 tahun (Keputusan
Mahkamah Agung tertanggal 1 Juni 1955 Nomor 53k/Sip/1955). Dalam
keputusannya yang lain MA menentukan bahwa untuk Daerah Jakrata, usia
dewasa Ialah saat seseroang mencapai usia 20 tahun dan sudah cakap
untuk bekerja (Keputusan tertanggal 2 November 1976 Nomor 601k/Sip/
1976)

Ada beberapa keputusan Mahkamah Agung yang secara tidak langsung menyangku
masyarakat hukum adat sebagai pribadi dalam hukum, antara lain:
1. Putusan tertanggal 9 September 1956 Nomor 39K/Sip/1956 yang menyangkut hak
desa atas Tanah di Daerah lamongan. Essentially someone that has land by pinjaman
dapat mengalihkannya kepada pihak lain.
2. Putusan tertanggal 9 Maret 1960 Nomor 65K/Sip/1960 yang menyangkut hak dea atas
tanah di daerah Klaten, sahnya pemindahan hak atas tanah diperlukan keputusan
desa.
3. Putusan 24 Agustus 1975 Nomor 239K/Sip/1975 yang menyangkut hak atas tanah di
daerah Tapanuli, dalam hal terjadinya perampasn tanah maka huta (kampung) yang
harus menuntut.
4. Putusan tertanggal 30 Desember 1975 Nomor 361K/Sip/1975 yang menyangkut hak
atas tanah di Ambon.

Menurut Hukum Perdata Barat


Pribadi kodrati diatur dalam Buku Pertama, Bab 1-3 KUHPer. Pribadi Hukum diatur dalam
Buku Ketiga Bab 9.

Pasal 2 KUHPer menyatakan bahwa soerang bayi yang masih berada dalam kandungan
si ibu sudah dianggap sebagai subjek hukum apabila kepentingannya meghendaki,
kecuali ia dinyatakan mati.

Setiap orang, tidak terkecuali, memiliki hak-hak dan kewajiban-kewajiban. Dalam keadaan
tertentu, hak seseorang itu dapat dikurangi, misalnya:
27
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
1. Setiap orang yang belum mencapai umur tertentu dalam melaksanakan hak atu
kewajibannya, harus melakukannya dengan perantaraan oran glain.
2. Dalam bidang hukum waris, hak seseorang dapat dikurangi apabila orang tersebut
belum 18 tahun, dan karenanya ia tidak dapat membuat surat wasiat.
3. Dalam bidang hukum kekayaan hak seseorang dapat dikruangi apabila ia belum 21
tahun. Ia dapat melakukan perbuatan hukum dengan perantaraan orang lain, i.e.
orang tua atau wali.
4. Dalam hal keadaan mental seseorang dianggap membahayakan dirinya sendiri,
sehingga ditempatkan dibawah pengawasan (curatele).
5. Wanita yang berada dalam perkawinan, kalau melakukan perbuatan hukum harta
kekayaan harus didampingi suaminya. Tapi udah dicabut melalui Surat Edaran
Mahkamah Agung No. 03/1963.

Hukum Harta Kekayaan

Menurut ilmu hukum (doktrin), hukum harta kekayaan mengatur hubugnan hukum antara
subjek hukum dengan objek hukumnya dan hubungan hukumnya yang terjadi. Yang
dianggap sebagia objek hukum adalah benda (yang dapat dikuasai dan bernilai bagi
manusia dan oleh hukum dianggap sebagai sesuatu yang menyeluruh).

Hukum harta kekayaan ini dapat dibedakan menjadi dua bagian:


1. Hukum kekayaan yang sifatnya absolut (Hak Kebendaan)
Menggambarkan hubungan antara orang dengan benda (hak kebedaan), yaitu hak
yang memberian kekuasaan langsung atas suatu benda atau hak yang melekat pada
suatu benda dan dapat dipertahankan terhadap siapapun juga. Hak kebendaan
merupakan hukum kekayaan mutlak, and some that’s included are: hak milik
(eigendom), hak menguasai (bezit), hak gadai, dll.

2. Hukum kekayaan yang berisfat relatif (Perikatan)


Lahir dari perjanjian yang dikenal dengan hak perorangan yang sifatnya relatif,
artinya hak-hak yang hanya dipertahankan hanya terhadap orang-orang yang terikat
dalam perjanjian itu saja. Hak perorangan lahir dari perjanjian yang mengatur hak-hak
atau kewajiban-kejawiban tertentu yang harus dilaksanakan oleh seseorang (prestasi).
Contohnya hak seorang penjual atas harga penjualan, hak yang menyewakan atas
uang sewa, dsb.

Pengaturan perihal harta kekayaan itu tergantung pada subsistem hukum mana yang
digunakan.

28
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
Hukum Benda Menurut Hukum Barat
Hukum kebendaan dalam Buku II KUHPer menggunakan sistem yang tertutup, artinya
orang tidak diperkenankan untuk menciptakan hak kebendaan lain selain apa yang sudah
ada di dalam Buku II tersebut.

Pada hakikatnya hak kebendaan dapat dibagi menjadi dua:


1. Hak kebendaan yang memberikan kenikmatan (eigendom, erfpracht, opstal, dsb.)
2. Hak kebendaan yang memberikan jaminan (hak gadai, hipotek)

Buku II mendefinisikan benda sebagai apa saja yang dapat dijadikan hak seseorang (arti
luas). Dengan pengertian ini, maka pengertian benda termasuk:
1. Benda yang berwujud
Benda yang dapat dilihat dan diraba dengan panca indera, seperti meja, kursi,
perhiasan, dsb.
2. Benda yang tidak berwujud
Benda yang tidak dapat dilihat secara inderawi; HAK. Misalnya hak atas tagihan, hak
imateril.

Pembagian benda yang penting juga:


1. Benda bergerak
Benda tidak tetap (roerende goederen) karena sifatnya dan benda bergerak karena
undang-undang. Benda bergerak karena sifatnya berdasar Pasal 509 KUHPer adalah
benda yang dapat dipindahpindahkan dengan tanpa mengubah bentuknya (emang
beneran benda, kek kursi, duh)

Benda bergerak karena penetapan undang-undang diatur dalam Pasal 511 KUHPer
adalah benda yang oleh undang-undang ditetapkan sebagai benda bergerak, seperti
hak penagihan atas sejumlah uang atau atas suatu benda bergerak, seperti hak atas
sebuah karangan (auteursrecht) dan hak atas suaut penemuan (octrooirecht).

2. Benda tidak bergerak


Benda tetap (onroerende goederen) dapat digolongkan menjadi:
a. Benda tidak bergerak karena sifatnya, seperti pohon.
b. Benda tidak bergerak akrena tujuan pemakaiannya, seperti mesin.
c. Benda tidak bergerak karena undang-undang, seperti hak erfpacht, hak opstal,
dsb.

Pembagian benda menjadi benda bergerak dan tidak bergerak itu memiliki perbedaan di
dalam empat hal: cara peralihannya, pembebanannya, bezit, dan verjaring.

29
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
Hak-hak kebendaan yang dapat memberikan jaminan utang diantaranya:
1. Gadai
Diatur dalam Pasal 1150 KUHPer. Gadai adalah suatu hak yang diperoleh kreditur
atas suatu benda bergerak, yang diberikan kepadanya oleh debitur atau orang lain
atas namanaya untuk menjamin suatu utang dan memberikan kewenangan kepada
kreditur untuk mendapat pelunasan dari barang tersebut lebih dahulu dari kreditur-
kreditur lainnya.

Gadai bersifat accesoir, yaitu perjanjian tambahan dari perjanjian pokok yang berupa
perjanjian pinjaman uang. Hak gadai tidak dapat dibagi-bagi, tetap melekat atas
seluruh bendanya. Benda-benda yang dapat digadaikan adalah benda bergerak
berwujud dan benda bergerak tidak berwujud. Dalam perkembangannya untuk
jaminan atas benda bergerak kini dikenal dengan lembaga Fidusia yang diatur dalam
Undang-Undang No. 42 Tahun 1999.

2. Hipotek
Diatur dalam Pasal 1162 KUHPer. Hipoetek adalah suatu hak benda atas benda tak
bergerak untuk menjadikan jaminan pelunasan atas suatu utang tertentu. Juga
merupakan perjanjian accesoir dari perjanjian pinjaman uang.

Sifat-sifat hipotek:
• Selalu mengikuti bendanya dalam tangan siapapun benda tersebut berada (dorit de
suit)
• Lebih didahulukan pemenuhannya dari piutang yang lain (droit de preference)
• Objeknya adalah benda-benda tetap, yaitu yang dapat dipakai sebagai jaminan
adalah benda tetap, mau berwujud ataupun hak atas tanah

Hak hipotek hanya berisi hak untuk pelunasan utang dan tidak mengandung hak untuk
menguasai bendanya, tetapi diberi hak untuk menjual atas kekuasaan sendiri apabila
debitur wanprestasi.

Hipotek terhadap hak atas tanah sudah dihapus dan diganti dengan hak tanggungan
dengan berlakunya UU No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan, kecuali untuk
kapal laut dengan berat di atas 20 M^3.

Hukum Benda Menurut Hukum Adat


Benda dalam hukum adat hanya dibagi menjadi benda tetap (tanah) dan benda lepas (hak
atas rumah, hak atas tumbuh-tumbuhan, hak atas ternak, dan hak-hak atas benda
bergerak lainnya).

Terhadap kedua macam benda tersebut berlaku asas pemisahan horizontal (horizontale
scheiding), yaitu hak atas tanah terpisah dari hak atas rumah, ataupun hak atas tumbuh-
tumbuhan yang berada di atas tanah tersebut..
30
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)

Hak atas tanah terbagi berdasarkan alas haknya, yaitu hak ulayat dan hak pribadi. Hak
ulayat atas tanah yang masih ada pada masyarakat merupakan hak bersama atas tanah,
sementara hak pribadi hanyalaha hak pakai atas tanah yang dapat dipindahtangankan.
Menurut hukum adat, transaksi jual-beli tanah bukanlah suatu perjanjian.

Pemindahan hak atas tanah dapat dilakukan sepanjang memenuhi syarat:


1. Terang, artinya dilakukan di depan kepala adat (diketahui oleh umum)
2. Tunai, artinya pemindahan hak dan pembayarannya dilakukan secara serentak, baik
seluruhnya ataupun sebagian.

Hak ulayat atas tanah dikuasai oleh masyarakat hukum adat sebagia badan penguasa
yang mengatur dan membatasi kebebasan warga untuk memungut hasil dari tanah.

Hukum Benda Menurut Undang-Undang Pokok Agraria


Buku II KUHPer tidak sepenuhnya berlaku karena sebagian dari isinya telah dihapuskan
terutama tentang tanah dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 5 Tahun 1960
tentang Peraturan Pokok Agraria, Lembaran Negara 1960 - 104, pada tangal 24
September 1960.

Dalam undang-undang ini dikenal beberapa hak atas benda tetap atau tanah, diantaranya
hak milik, hak guna usaha, hak guna bagnunan, hak pakai, hak sewa, hak gadai, hak
usaha bagi hasil, dan hak menumpang.

Hukum Perikatan

Perihal Perikatan dan Perjanjian


Dalam hukum perdata barat, hukum perikatan masuk ke dalam Buku III KUHPer. Menurut
ilmu pengetahuan, hukum perikatan masuk ke dalam hukum karta kekayaan Bersama
dengan hukum benda dan hukum hak imateriel.

Doktriner: perjanjian adalah suatu peristiwa di mana seseorang berjanji kepada seseorang
yang lain atau di mana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal. Karena
perjanjian timbul suatu hubungan antara dua orang yang dinamakan perikatan. Perikatan
adalah suatu pengertian abstrak, sedangkan perjanjian adalah sesuatu yang konkret dan
merupakan suatu peristiwa.

Dalam KUHPer disebutkan bahwa eprikatan adalah suatu hubungan hukum (mengenai
harta benda) antara dua orang antara satu pihak yang mempunyai hak untuk meminta
sesuatu dari pihak yang lain, dan pihak yag lainnya mempunyai kewajiban untuk
memenuhi tuntutan itu.

31
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
Sumber Hukum Perikatan
Berdasarkan Pasal 1233 KUHPer adalah perjanjian (Pasal 1314 KUHPer) dan undang-
undang. Sumber hukum yang berupa undang-undang diatur dalam Buku III KUHPer Bab
III Pasal 1352, 1354, 1359, dan 1365.

Syarat Sahnya Perjanjian


1. Kata sepakat para pihak untuk mengikatkan diri dalam perjanjian (Pasal 1321 s.d.
1328 KUHPer).
2. Cakap dalam melakukan perjanjian (Pasal 1329 s.d. 1331 KUHPer).
3. Mengenai hal tertentu dalam perjanjian diatur lebih lanjut dalam Pasal 1332 s.d. 1334
KUHPer.
4. Suatu sebab yang halal dalam perjanjian, tidak melanggar hukum atau kesusilaan
(Pasal 1335 s.d. 1337 KUHPer).

Dua syarat pertama disebut syarat subjektif, karena mengenai subjek yang mengadakan
perjanjian. Dua syarat terakhir dinamakan syarat objektif karena mengenai perjanjiannya
sendiri atau objek perbuatan hukum itu.

Pasal 1330 KUHPer menyebutkan bahwa orang-orang yang tidak cakap antara lain:
1. Orang-orang yang belum dewasa;
2. Mereka yang diataruh di bawah pengampuan;
3. Perempuan yang dalam hal-hal ditetapkan dalam undang-undang dan semua orang
kepada siapa undang-undang telah melarang membuat perjanjian-perjanjian tertentu.

Hak tertentu: Hak-hak dan kewajiban kedua belah pihak harus jelas untuk mencegah
timbunya suatu perselisihan.
Barang: harus ditentukan jenisnya.
Sebab yang halal: dimaksudkan terhadap isi perjanjian.

Kalau ada syarat subjektif yang tidak terpenuhi, salah satu pihak mempunyai hak untuk
meminta perjanjian itu dibatalkan. Tapi kalau secara objektif, perjanjian itu batal demi
hukum (null and void). Dianggap emang gapernah ada perjanjian sama sekali.

Asas-Asas Hukum Perikatan


a. Kebebasan Berkontrak
Ditentukan dalam Pasal 1338 Ayat 1 KUHPer. Semua perjanjian yang sah berlaku
sebagia undang-undan gbagi para pihak yang membuatnya. Sistem hukum perjanjian
dinamakan sistem terbuka because it seems like we can make any deal on anything
that we want dan perjanjian itu akan mengikat seperti undang-undang (pacta sunt
servanda).

Pasal 1338 Ayat 2: persetujuan-persetujuan itu tidak dapat ditarik kembali selain
dengan kesepatakan kedua belah pihak atau karena alasan-alasan yang dibenarkan
32
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
oleh undang-undang. 

Ayat 3: persetujuan-persetujuan harus dilakukan dengan itikad baik (good faith).

b. Asas Konsensualisme
Consent = sepakat. Suatu perjanjian dinamakan persetujuan saat kedua belah pihak
sudah setuju atau bersepakat mengenai suatu hal. They consented to it. Asas
konsensualisme. Perjanjian/perikatan timbul atau lahir sejak detik tercapainya
kesepakatan.

Ketentuan dalam pasal 1339 KUHPer menyatakan bahwa setiap persetujuan tidak
hanya mengikat untuk hal-hal yang dengan tegas dinyatakan di dalamnya, tetapi juga
untuk segala sesautu yang menurut sifat persetujuan diharuskan oleh kepatutan,
kebiasaan, atau undang-undang. Gini intinya kalopun dibilang sebebasnya pihak yang
membuat perjanjian tetep harus sesuai UU, dalam adat dan kebiasaaan di suatu
tempat, dan harus mengindahkan kewajiban dari norma kepatutan.

Jenis-Jenis Perikatan dan Perjanjian

Perjanjian Perikatan

Jenis-jenis perjanjian:

• Perjanjian jual beli,

• Perjanjian sewa menyewa,

• Perjanjian hibah,
Jenis-jenis perikatan:

• Perjanjian persekutuan,
• Perikatan bersyarat (1253-1267),

• Perjanjian penyuruhan,
• Perikatan dengan ketetapan waktu (1268-1271),

• Perjanjian pinjam-meminjam,
• Perikatan mana suka (1272-1277),

• Perjanjian penanggungan utang,


• Perikatan tanggung menanggung (1278-1295),

• Perjanjian kerja,
• Perikatan yang dapat dibagi dan tidak dibagi
• Perjanjian perdamaian. (1296-1303),

• Perikatan dengan ancaman hukuman


Isi perjanjian dibagi menjadi tiga:
(1312-1340).

1. Perjanjian untuk memberikan sesuatu atau


menyerahkan suatu barang;

2. Perjanjian untuk berbuat sesuatu;

3. Perjanjian untuk tidak berbuat sesuatu.

Hapusnya Suatu Perikatan


Pasal 1381 KUHPer menyebutkan 10 cara hapusnya perikatan:
1. Pembayaran (1382-1403)
2. Penawaran pembayaran tunai diikuti dengan penyimpanan (1404-1412)
3. Pembaruan utang (1413-1424)
4. Perjumpaan utang atau kompensasi (1425-1435)
5. Percampuran utang (1436-1437)
6. Pembebasan utang (1438-1443)
7. Musnahnya barang yang terutang (1444-1445)
8. Batal atau pembatalan (1446-1456)

33
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
9. Berlakunya suatu syarat batal (1253, 1265-1267)
10. Lewat waktu (1946-1962, 1967-1993).

Hak Imateril (Hak Kekayaan Intelektual)

1. Hak Cipta
Hak cipta diatur dalam Undang-Undang No. 19 Tahun 2002, menggantikan Undang-
Undang No. 6 Tahun 1982, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 7
Tahun 1987, dan terakhir Undang-Undang No. 12 Tahun 1997.

Hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan
atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak
mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Berlaku s.d. 50 tahun until the creator dies. Didaftarkan pada DIrektorat
Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia.

2. Merek
Merek diatur dalam Undang-Undang No. 15 Tahun 2001, menggantikan Undang-
Undang No. 19 Tahun 1992, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.
14 Tahun 1997.

Merek adalah tanda berupa gambar, nama, kata-kata, huruf-huruf, angka-anka,


susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda
dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. Didaftarkan di
Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Perlindungan merek berlaku 10 tahun
sejak tangal penerimaan dan dapat diperpanjang.

3. Desain Industri
Desain industri diatur dalam Undang-Undang No. 31 Tahun 2000 dengan
mempertimbangkan Undang-Undang No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian.

Desain industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis
atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga
dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan
dalam pola tiga dimensi atau du dimensi serta dapat dipaka untuk menghasilkan suatu
produk barang, komoditas intustri, atau kerajinan tangan. Perlindungan berlaku 10
tahun sejak didaftarkan.

4. Rahasia Dagang
Diatur dalam Undang-Undang No. 30 Tahun 2000.

Rahasia dagang adalahinformasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi
dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan
34
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
dijaga kerahasiaannya oleh pemilik rahasia dagang. Lingkupnya antara lain metode
produksi, metode pengolahan, metode penjualan, atau informasi lain di bidnag
teknologi dan/atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui umum.

5. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu


Diatur dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2000.

Desain tata letak adalah kreasi berupa rancangan peletakan tiga dimensi dari berbagai
elemen, sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen aktif, serta
sebagian atau semua interkoneksi dalam suatu sirkuit terpadu dan peletakan tiga
dimensi tersebut dimaksudkan untuk persiapan pembuatan sirkuit terpadu. The rest of
the explanation is all physics

6. Paten
Diatur dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2001, sebaaimana menggantikan
Undang-Undang No. 6 Tahun 1989, yang diubah dalam Undang-Undang No. 13 Tahun
1997.

Paten adalah hak eksklusif yang diberikan negara kepada inventor atas Hasil
invesinya di bidang teknologi, yang selama waktu tertentu melaksanakan sendiri
invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk
melaksanakannya. Didaftarkan ke Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual dan
berlaku 20 tahun sejak tanggal penerimaan.

Hukum Keluarga

Perihal Perkawinan Menurut KUHPer dan UU No. 1 Tahun 1974 tentang


Perkawinan
Menurut Soerjono Soekanto dan Purnadi Purbacaraka secara umum hukum keluarga
meliputi hal-hal mengenai: perkawinan, keturunan, kekuasaan orang tua, perwalian,
pendewasaan, curatele, dan orang hilang.

Hukum keluarga pada intinya bermula pada perkawinan, so it’s important for us to define
what is perkawinan: Keseluruhan kaidah hukum yang mengatur syarat-syarat dan
cara melakukan perkawinan serta akibat yang berhubungan dengan pribadi yang
bersangkutan. Definisi ini tidak ditemukan dalam KUHPer, karena konsep perkawinan
Pasal 26 KUHPer sangat sederhana karena dinyatakan bahwa perkawinan akan sah bila
menurut KUHPer, mengenyampingkan peraturan agama.

Undang-Undang No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan juga memiliki pengaturan berbeda.
Pasal 1 menyatakan: Perkawinan adalah sebuah ikatan lahir batin antara seorang

35
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
wanita dengan soerang pria sebagai suami istri dengan tujuan membentuk sebuah
keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang
Maha Esa. Dilanjut dalam Pasal 2 Ayat 2: Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dapat disimpulkan dari undang-undang
ini bahwa perkawinan merupakan hubungan yang sakral dan sah aabila dilakukan
menurut masing-masing agama dan kepercayaannya.

Meskipun ada beragam pengertian tentang perkawinan, satu asas dianut oleh seluruh
definisi: asas monogami. There are exceptions with some preconditions first, tercantum di
Pasal 4.

Jadi, perkawinan menurut Undang-Undang No.1 Tahun 1974 mengandung unsur-unsur:


1. Keagamaan/kepercayaan/rohani.
2. Biologis, ketidakmampuan istri untuk melahirkan ekturunan merupakan alasan
berpoligami.
3. Sosiologis, ketentuan batas umur perkawinan dikaitkan dengan laju pertumbuhan
penduduk.
4. Unsur hukum adat.
5. Yuridis.

Syarat perkawinan dalam UU No. 1 Tahun 1974:


a. Syarat materiel umum yang diatur dalam Pasal 3, Pasal 6 ayat 1, Pasal 7 ayat 1, Pasal
9, dan Pasal 11.
b. Syarat materiel khusus yang diatur dalam Pasal 6 ayat 2 s.d. 5, Pasal 8, Pasal 9, dan
Pasal 10.
c. Syarat formil dalam Pasal 2, termasuk pencatatan dalam Bab II dan Bab III Peraturan
Pemerintah No. 9 Tahun 1975 yang mengatur mengenai pencatatan perkawinan tata
cara perkawinan.

Beberapa Pengertian dalam Hukum Keluarga


a. Keturunan
Pasal 42 s.d. 44 UU No. 1 Tahun 1974 menyatakan bahwa anak sah adalah anak yang
dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan yang sah. Anak yang lahir diluar
perkawinan hanya memiliki ikatan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya. Asal usul
anak harus dibuktikan dengan akta kelahiran (Pasal 55).

Dalam hukum perdata adat dikenal konsep adopsi yang dapat dilaukan Sepanjang
merupakan perbuatan yang bersifat terang dan tunai. Dalam hukum perdata adat dikenal
dua bentuk adopsi. (1) Adopsi umum, dilakukan dalam bentuk bervariasi, misalnya terang
dan tunai, terang saja, tunai saja, atau tidak terang dan tidak tunai. (2) Adopsi khusus,
berupa pengangkatan orang luar menjadi warga satu klan, pengangkatan anak tiri menjadi
anak kandung, atau pengangkatan derajat anak.

36
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
Seorang anak dapat dikategorikan lagi sebagai bukan anak: Pasal 47 UU No. 1 Tahun
1974, bahwa setiap anak yang belum berusia 18 tahun dan belum pernah menikah ada di
bawah kekuasaan orang tua.

b. Kekuasaan Orang Tua


Pasal 45 UU No. 1 Tahun 1974 menyatakan bahwa kewajiban orang tua untuk mendidik
dan memelihara anak-anak mereka sampai menikah atau dapat berdiri sendiri. Pasal 46:
apabila diperlukan, anak yang dewasa wajib memelihara orang tua dan keluar dalam garis
lurus ke atas jika diperlukan bantuannya.

Pasal 47 menyatakan bahwa setiap anak yang belum berusia 18 tahun dan belum pernah
menikah ada di bawah kekuasaan orang tua.

Kekuasaan orang tua dapat dicabut dengan alasan melalaikan kewajibannya, tapi
kalaupun dicabut, orang tua masih wajib memberikan biaya pemeliharaan.

c. Usia Dewasa
Penyimpulan Pasal 47 tentang hak dan kewajiban antara orang tua dan anak serta Pasal
50 yang mengatur masalah perwalian dalam UU No. 1 tahun 1974 ialah bahwa usia
dewasa adalah 18 tahun, tapi ini nggak secara khusus.

Also, Pasal 7 ngatur umur minimal nikah: 19 for men and 16 for women. Tapi setiap orang
yang belum mencapai 21 tahun, menurut Pasal 6, memerlukan izin kedua orang tua.

Intinya: bisa 18, bisa 16 (F), bisa 19 (M), bisa 21. Au dah mana yang bener

d. Perwalian
Diatur dalam Pasal 50 s.d. 54 UU No. 1 Tahun 1974. Perwalian adalah pengawasan
terhadap anak di bawah umur yang tidak dalam kekuasaan orang tua, serta pengurusan
benda dan kekayaan yang berhubungan dengan anak itu. Menjadi wali ada syarat-
syaratnya sesuai Pasal 51.

e. Pendewasaan
Hal ini diatur dalam Pasal 419 s.d. 431 KUHPer. Pendawasaan intinya suatu pernyataan
seseorang yang belum mencapai usia dewasa sepenuhnya atau hanya untuk bebreapa
hal saja dipersamakan dengan seseorang yang sudah dewasa dengan syarat: sudah 20
tahun dan mengajukan permohonannya kepada presiden, dengan melampirkan bukti
bahwa ia telah mencapai usia tersebut. The decision making gets advised by MA yang
bakal ngedengerin ortu/wali dan keluarga lain.

f. Pengampuan (Curatele)
Diatur dalam Pasal 433 s.d. 462 KUHPer. Ornag yang sudah dewasa dan menderita
sangit ingatan, harus ditaruh di bawah pengampuan atau curatele. Seorang dewasa juga
37
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
dapat ditaruh di bawah curatele dengan alasan ia mengobral kekayaannya. Sakit bisa
diminta sama whoever in their family, tapi kalau yang ngobral ketajiran cuma sama suami/
istri (immediate family member). Seorang pengawas sementara dapat ditunjuk guna
mengurus kepentingan orang tsb., tapi si orang ini harus dinyatakan oleh pengadilan kalau
dia di bawah curatele. Kedudukannya sama seperti orang yang belum dewasa.

g. Orang Hilang
Diatur dalam Pasal 463 s.d. 495 KUHPer. Jikalau seseoran gmeninggalkan tempat
tinggalnya dengan tidak memberikan kuasa pada seseorang untuk mengurus
kepentingan-kepentingannya sedangkan itu harus diurus, maka atas permintaan orang
yang berkepentingan ataupun atas permintaan jaksa hakim untuk sementara dapat
memerintahkan Balai Harta Peninggalan untuk mengurus kepentingan-kepentingannya.
Jika sudah lewat lima tahun sejak keberangkatan orang itu, dan selama tidak ada kabar,
maka orang yang meninggalkan tempat tinggalnya itu dianggap telah meninggal.

Hukum Kewarisan

Menurut Soediman Kartohadiprodjo, hukum waris ialah kesemuanya kaidah hukum yang
megnatur nasib kekayaan seseorang setelah ia meninggal dunia dan menentukan siapa
orang yang dapat menerimanya. Hukum waris di Indonesia belum berhasil diunifikasi,
maka masih berlaku macam-macam hukum waris.

Hukum Waris Barat


Hukum waris adalah hukum harta kekayaan dalam lingkungan kelaurga, karena wafatnya
seseorang maka akan ada pemindahan harta kekayaan dan akibat dari pemindahan ini.

Pasal 528 KUHPer menaytakan bahwa hak warisan diidentikkan dengan hak kebedaan.
Ketentuan Pasal 584 KUHPer menyebutkan bahwa hak waris sebagai salah satu cara
untuk memperoleh hak kebendaan, maka dari itu waris dimasukkan dalam Buku II
KUHPer tentang Benda.

KUHPer menetapkan dua cara untuk memperoleh warisan, pertama didasarkan dengan
hubungan perkawinan dan hubungan darah (ab intestato) dan kedua melalui wasiat
(testament).

Subjek hukum waris menurut hukum waris barat ada beberapa. Pertama adalah pewaris,
which is the person that died and left their possessions.

Kedua adalah ahli waris. Orang-orang yang diatur oleh KUHPer dapat menerima harta
peninggalan:

38
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
1. Ahli waris yang mewaris berdasarkan kedudukan sendiri atau mewaris berdasarkan
kedudukan secara langsung. Ahli waris ini oleh KUHPer digolongkan lagi menjadi
berikut:
a. Golongan pertama, yaitu sekalian anak-anak beserta keturunanya, garis ke bawah.
b. Golongan kedua, yaitu orang tua dan saudara-saudara pewaris. Bagian orang tua
tidak boleh kurang dari 1/4 harta peninggalan.
c. Golongan ketiga, Pasal 853 dan 854 KUHPer menentukan dalam tiadanya gol.
pertama dan kedua, maka harta peninggalan dibagi dua, setengah untuk kakek-
nenek dari ayah dan setengahnya lagi untuk kakek-nenek dari ibu.
2. Ahli waris berdasarkan penggantian, atau ahli waris tidak langsung. Termasuk:
a. Penggantian dalam lurus ke bawah, misalnya Anak yang menigngal lebih dahulu
dingantikan oleh cucu pewaris. Pasal 848 KUHPer menyatakan hanya orang-orang
yang telah tiada saja yang dapat diganti.
b. Penggantian dalam garis ke samping. Kayak yang atas tapi ini saudara aja.
c. Penggantian dalam garis ke samping, yang melibatkan penggantian anggota-
anggota keluarga yang lebih jauh. Sama, tapi kali ini Oom atau Tante.
d. Penggantian ketiga yang bukan ahli waris dapat menikmati harta peninggalan.
Asalkan ada wasiat. Bisa pribadi kodrati atau badan hukum.
3. Pihak ketiga yang tersangkut dalam pewarisan:
a. Fidei comis ialah suatu pemberian warisan kepada ahli waris dengan ketentuan ia
wajib menyimpan harta itu until a certain period of time and then give it to someone
else. Otherwise known as “pemberian warisan secara melangkah”.
b. Executeur testamentair yaitu pelaksana wasiat yang ditunjuk oleh pewaris yang
bertugas mengawasi pelaksanaan wasiat sesuai kehendak pewaris.
c. Bewindvoerder (pengelola) adalah seseorang yang ditentukan dalam wasiat untuk
mengurus kekayaan sehingga para ahli waris hanya menerima penghasilan dari
harta peninggalan tersebut. Intinya biar pada ga morotin hasil warisan

Hak pewaris timbul sebelum terbukanya harta peninggalan—dia bisa menyatakan


kehendaknya melalui testament, yang dapat berupa:
1. Erfstelling, yaitu suatu penunjukan satu/beberapa orang menjadi ahli waris untuk
mendapatkan sebagian atau seluruh harta peninggalan.
2. Legaat, adalah pemberian hak kepada seseorang atas dasar wasiat khusus.
Pemberiannya berupa hak atas satu atau beberapa benda tertentu, atau hak atas
seluruh dari satu macam benda terentu, dan hak vracht-gebruik atas sebagian atau
seluruh warisan. Penerima legaat disebut legataris.

Bentuk testament ada tiga macam:


a. Openbaar testament, yaitu testament yang dibuat oleh seorang notaris dengan dua
saksi.
b. Olographis testament adalah testament yang ditulis oleh calon pewaris
(eigenhanding), kemudian diserahkan kepada notaris untuk disimpan dengan dua
saksi.
39
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
c. Testament rahasia, dibuat oleh calon pewaris, lalu disegel dan diserahkan kepada
seorang notaris dengan 4 orang saksi.

KUHPer menetapkan sejumlah kewajiban pewaris yang merupakan pembatasan terhadap


haknya yang ditentukan undang-undang. Ia harus mengindahkan adanya legitieme portie,
yaitu pembatasan terhadap hak pewaris dalam membuat wasiat.

Hak ahli waris setelah membuka warisan, dapat menentukan sikap:


a. Menerima secara penuh, bisa secara tegas atau diam-diam. Tegas: pake akta. Diam-
diam: yaudah ambil, jual, atau lunasin utang pewaris.
b. Menerima dengan reserve (hak untuk menukar). Hal ini harus dinyatakan pada
panitera Pengadilan Negeri di tempat warisan dibuka. Something about debt and how
the ahli waris isn’t completely responsible for the debt anymore, apalagi kl debtnya
lebih gede dr warisannya
c. Menolak warisan. Penolakkan wajib dilakukan dengna suatu pernyataan kepada
panitera Pengadilan Negeri.

Kewajiban ahli waris:


a. Memelihara keutuhan harta pewaris sebelum dibagi.
b. Mencari cara pembagian yang sesuai.
c. Melunasi utang pewaris dan melaksanakan wasiat kalau ada.

Apabila warisan terbuka dengan tidak adanya ahli waris atau semua ahli waris menolak
maka harta peninggalan dianggap sebagai harta tak terurus. Harta tak terurus ini jatuh
kepada kewajiban Balai Harta Peninggalan untuk mengurusnya. Hal ini harus
diberitahukan kepada Kejaksaan Negeri setempat.

Jika ada sengketa whether it’s abandoned or not, hal tersebut diputus oleh hakim. Balai
Harta Peninggalan diwajibkan utuk membuat catatan tentang keadaan harta peninggalan,
dan jika dianggap perlu, dapat menyegel barang-barang kemudian membereskan harta
peninggalan serta membayar utang pewaris. Dia juga bisa diminta pertanggunjawaban
atas pengurusan harta tersebut.

Kalau kira-kira ada ahli waris, Balai Harta Peninggalan wajib memanggilnya melalui media
massa. Setelah tiga tahun dan tidak ada ahli waris yang maju, maka harta peninggalan itu
diserahkan kepada negara, dan jadi milik negara.

KUHPer mengatur perihal pembagian warisan ini dengan suatu ketentuan yang tegas —>
Pasal 1066. Essentially:
1. Tidak ada seorang ahli waris yang dapat dipaksa membiarkan harta warisan tidak
terbagi.
2. Pembagian harta warisan dapat dibagi sewaktu-waktu.

40
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
3. Dibuka kemungkinan untuk mempertangguhkan pembagian harta warisan dengan
jangka waktu 5 tahun, dan bisa diperpanjang 5 tahun lagi dengan persetujuan semua
ahli waris.

Prinsipnya, objek hukum waris adalah harta kekayaan yang dipindahkan dari pewaris
kepada ahli waris. Harta kekayaan ini berupa aktiva, yaitu benda yang nyata ada dan/atau
berupa piutang pada pihak ketiga. Bisa juga berupa pasiva, yaitu utang pewaris yang
harus dilunasi maupun kewajiban lainnya.

Hukum Waris Adat


Hukum waris adat di Indonesia sangat dipengaruhi oleh prinsip garis keturunan yang
berlaku pada masyarakat yang bersangkutan, bisa patrilineal (murni/beralih), matrilineal,
ataupun bilateral.

Prinsip-prinsip garis keturunan terutama berpengaruh terhadap penetapan ahli waris


maupun Bagian harta penigngalan yang diwariskan (baik materiel ataupun imateriel). Jadi,
hukum waris adat mengenal tiga sistem kewarisan:
1. Sistem kewarisan individual yang merupakan sistem kewarisan yang para ahli waris
mewarisi harta peninggalan secara perorangan, cth: Batak, Jawa, dll.
2. Sistem kolektif, di mana ahli waris secara kolektif mewarisi harta peninggalan yang
tidak dapat dibagi-bagi kepemilikannya kepada maisng-masing ahli waris, cth:
Minangkabau.
3. Sistem kewarisan mayorat:
a. Mayorat laki-laki, yaitu anak laki-laki tertua pada saat pewaris meninggal, atau
satu-satunya keturunan laki-laki, menjadi ahli waris tunggal, cth: Lampung.
b. Mayorat perempuan, yaitu anak perempuan tertua saat pewaris meninggal,
menjadi ahli waris tunggal, cth: masyarakat Semendo.

Menurut hukum adat, untuk menentukan siapa yang menjadi ahli waris, digunakan dua
macam garis pokok, yaitu garis pokok keutamaan dan garis pokok penggantian.

Garis pokok keutamaan adalah garis hukum yang menentukan urutan-urutan keutamaan
di antara golongan-golongan dalam kelaurga pewaris dengan pengertian bahwa yang satu
lebih diutamakan daripada golongan yang lain. Ornag-orang yang memiliki hubungan
darah dibagi dalam golongan-golongan: (1) orang yang tidak mempunyai penghubung
dengan pewaris, dan (2) orang yang tidak ada lagi penghubungnya dengan pewaris.

Dilihat dari dari segi objeknya, pada prinsipnya objek hukum waris itu adalah harta
keluarga yang berupa:
1. Harta pusaka, something that has magical powers.
2. Harta bawaan, harta kekayaan yang dibawa oleh (calon) istri pada perkawinan.
3. Harta pencaharian, yang diperoleh oleh pasutri dalam ikatan perkawinan.

41
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
4. Harta yang berasal dari pemberian seseorang, kepada suami atau istri atau kedua-
duanya.

Hukum Waris Islam


Hukum kewarisan Islam disebut juga hukum Faraid. Sumber hukum waris Islam antara
lain:
1. Al-Quran Surah An-Nisa’ ayat 7.
2. Hadits Rasulullah saw. yaitu ucapan dan perbuatan Rasul.
3. Pendapat atau Ijtihad Ulil Amri, yaitu usaha yang sungguh-sungguh untuk
merumuskan garis hukum dari Al-Quran dan Sunnah Rasul.

Asas hukum dalam kewarisan Islam:


1. Asas Ijbari, yaitu peralihan harta dari seseorang yang menigngal dunia kepada ahli
warisnya berlangsung dengna asendirinya menurut ketentuan Allah tanpa
digantungkan kepada kehendak pewaris atau ahli waris.
2. Asas Bilateral, yaitu seseoran gmenerima hak waris dari kedua belah pihak, keturunan
laki-laki dan perempuan.
3. Asas Individual, harta warisan dapat dibagikan kepada masing-masing ahli waris untuk
dimiliki secara perorangan.
4. Asas Keadilan Berimbang, senantiasa terdapat keseimbagnan antara hak yang
diperoleh dengan kewajiban yang harus ditunaikannya.
5. Asas Akibat Kematian, bahwa kewarisan ada kalau ada yang meninggal dunia.

Subjek hukum waris dalam Islam:


1. Pewaris, yaitu orang yang telah meninggal dunia.
2. Ahli waris, orang-orang yang berhak atas harta peninggalan pewaris.

Objek hukum waris adalah segala sesuatu yang ditinggalkan oleh pewaris yang secara
hukum dapat beralih kepada ahli warisnya.

Yang dapat menjadi ahli waris:


1. Adanya hubungan darah atau hubungan kekerabatan:
a. Ke bawah, yakni setiap anak beserta keturunannya.
b. Ke atas, yakni terhadap orang tua.
c. Ke samping, terhada anak ayah atau anak ibu atau anak kakek/nenek.
2. Adanya hubungan perkawinan, yaitu suami/istri.

Selain itu, dapat juga seseorang yang tidak mempunyai hubungan darah, asalkan ada
wasiat dari masa hidup pewaris. Tapi wasiat gaboleh lebih dari 1/3 harta peninggalan.
Terus kalau pas masih hidup dikasihnya itu hibah.

Hukum Islam tidak mengakui lembaga adopsi/anak angkat.

42
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)

Hukum Acara

Hukum Acara Pidana

Pengertian dan Sumber Hukum Acara Pidana


Hukum acara pidana adalah keseluruhan aturan hukum yang mengatur tentang cara
bagaimana mempertahankan atau menyelenggarakan hukum pidana materiel, sehingga
memperoleh keputusan hakim dan cara abgaimana keputusan itu harus dilaksanakan.

Sumber hukum acara pidana diantaranya:


1. Undang-Undang No. 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kekuasaan
Kehakiman.
2. Undang-Undang No. 3 Tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
3. Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana.
4. Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung
5. Undang-Undang No. 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum

Asas Hukum Acara Pidana


1. Asas-asas yang berhubungan dengan peranan.
a. Prakarsa proses dilakukan oleh polisi dan jaksa. Jaksa mengajukan tuntutan ke
pengadilan serta mengajukan tuntutan ke pengadilan serta melaksanakan
penetapan hakim.
b. Asas-asas oportunitas yaitu dimungkinkannya perkara yang sedang dalam proses
penuntutan dipetisikan oleh jaksa atau pengadilan demi kepentingan umum.
c. Kedua pihak (jaksa dan terdakwa) wajib didengar keterangannya oleh hakim.
d. Acara pemeriksaan dalam sidang pengadilan dilakukan dengan perdebatan lisan/
langsung.
e. Keputusan hakim wajib dilandasi dengan alasan-alasan yang rasional objektif
setelah mendengar kedua pihak termasuk saksi a charge (yang memberatkan) dan
a de charge (yang meringankan).
f. Hakim menjalankan tugasnya dengan aktif (leidende rol) dalam rangka menemukan
kebenaran materiel (materieel waarheid), menjadi pimpinan peradilan.
g. Akusator, para pihak diakui sebagai subjek dan kedudukan sederajat, pemeriksaan
tidak bersifat rahasia, tersangka/terdakwa dapat didampingi oleh penasihat hukum.
h. Peradilan bersifat cepat, sederhana, dan biaya ringan.
i. Praduga tidak bersalah.
j. Semua orang diperlakukan sama di depan hakim.

2. Asas-asas yang berhubungan dengan keadaan peradilan.


a. Sidang pengadilan dilakukan terbuka untuk umum, kecuali sidang perkara susila
dan saat pelaku kejadian ialah anak di bawah umur.
43
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
b. Peradilan bertahap, dari tingkat pertama pada Pengadilan Negeri, lalu di tingkat
banding pada Pengadilan Tinggi, dan di tingkat kasasi pada Mahkamah Agung.

3. Sidang pengadilan diselenggarakan oleh suatu majelis hakim, terdiri atas 1 orang
ketua dan 2 orang.

4. Dilakukan oleh hakim karena jabatannya yang tetap.

Subjek Hukum Acara Pidana


1. Tersangka atau terdakwa
2. Polisi
3. Jaksa
4. Hakim
5. Paniera
6. Penasihat hukum atau Advokat
7. Saksi-saksi
8. Pegawai Lembaga pemasyarakatan

Pelaksanaan Hukum Acara Pidana


Bila terjadi peristiwa pidana maka dilakukan penyidikan oleh polisi atau PNS tertentu yang
diberi wewenang khusus oleh undang-undang. Penyidikan ini dilakukan untuk menacri dan
mengumpulkan bukti-bukti yang berguna untuk menemukan siapa yang melakukan tindak
pidana.

Setelah itu perkara ini dilimpahkan kepada jaksa (penuntut umum). Jaksa akan melakukan
penuntutan di pengadilan negeri agar diperiksa dan diputus oleh hakim di sidang
pengadilan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut hakim menetapkan putusan, yaitu pernyataan


haki yang diucapkan dalam sidang pengadilan terbuka yang dapat berupa pemidanaan
atau bebas atau putusan lepas dari segala tuntutan hukum. Lalu, jaksa menjalankan isi
putusan tersebut.

Apabila para pihak masih tidak puas dengan putusan hakim, diberikan upaya-upaya
hukum:
1. Upaya hukum biasa
Melalui pemeriksaan tingkat banding diajukan ke Pengadilan Tinggi oleh terdakwa
atau kuasanya atau oleh jaksa melalui pemeriksaan kasasi yang diajukan ke
MAhkamah Agung.

Permintaan kasasi gabisa kalo putusannya bebas.

44
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
2. Upaya hukum luar biasa
Dapat diajukan satu kali pemeriksaan kasasi oleh Jaksa Agung kepada Mahkamah
Agung. Kasasi ini bertujuan untuk mencapai kesatuan penafsiran hukum oleh
pengadilan. Terus yang ini ada pra-peradilan.

Sebelum pemeriksaan perkara pidana di hadapan hakim, seorang tersangka menurut


KUHP dapat melakukan upaya hukum pra-peradilan, yang bertujuan untuk:
1. Memeriksa tentang sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian
penyidikan, atua penghentian penuntutan.
2. Mendapatkan ganti kerugian dan/atau rehabilitasi bagi seseoran gyang perkara
pidananya dihentikan pada tingkat penyidikan atau penuntutan.

Sidang pra-peradilan dilakukan oleh seorang hakim tunggal dan seoran gpanitera. Acara
pemeriksaan ini harus cepat dan singkat, oleh karena dalam waktu 10 hari setelah
diterimanya penuntutan, hakim harus menjatuhkan putusannya.

Hukum Acara Perdata

Pengertian Hukum Acara Perdata


Hukum acara perdata adalah keseluruhan kaidah hukum yan gmenentukan dan mengatur
bagiamana cara melaksanakan hak dan kewajiban perdata yang tersedia di dalam hukum
perdata materiel.

Wirjono Prodjodikoro: hukum acara perdata adalah rangkaian peraturan yang memuat
cara bagaimana orang harus bertindak terhadap dan di muka pengadilan serta bagaimana
pengadilan harus bertindak satu sama lain untuk melaksanakan berjalannya peraturan-
peraturan hukum perdata.

Sejarah Singkat Peradilan Perdata di Indonesia


Peradilan di Indonesia telah mengalami tiga zaman, yatu zaman pemerintahan kolonial
belanda (1848-1942), pendudukan Jepang (1942-1945), dan kemerdekaan RI (1945-
sekarang).

Menurut Inlandsch Reglement (1848), peradilan di Indonesia untuk bagnsa iNdonesia


dalam perkara perdata ditentukan dalam bebrapa tingkatan: district-gerecht, regentschap-
gerecht, landraad, Raad van Justitie, dan Hooggerechtshof.

Pada masa pendudukan Jepang, semua badan peradilan dari Hindia Belanda dihapuskan
dan diubah namanya. Landraad menjadi Tihoo-Hooin (Pengadilan Negeri), landgerecht
menjadi Keizai-Hooin (Pengadilan Kepolisian), regentschap-gerecht menjadi Ken-Hooin
(Pengadilan Kabupaten), districht-gerecht menjadi Gun-Hooin (Pengadilan Kewedanaan),

45
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
Raad van Justitie menjadi Koo-Too-Hooin (Pengadilan Tinggi), dan Hooggerechtshof
menjadi Saikoo-Hocin (Mahkamah Agung).

Di masa RI susunannya terdiri atas Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi, dan Mahkamah
Agung.

Sumber Hukum Acara Perdata


Pada masa Belanda sumber hukumnya berlaku Reglement op de Burgerlijke
Rechtsvordering (Rv) untuk gol. Eropa dan Herzeine Indonesische Reglement (HIR) atau
Reglemen Indonesia yang Dibaharui (RID) untuk gol. Bumiputera di Pulau Jawa dan
Madura. Sementara untuk luar Jawa dan Madura berlaku Buitengewesten (RBg). Badan
peradilan pada masa Belanda adalah Rad van Justitie dan Residentie Gerecht untuk gol.
Eropa, serta Landraad untuk Bumiputera.

Pada masa Jepang, badan-badan di atas dihapuskan, dan Landraad diubah menjadi PN.

Pada masa Indonesia merdeka, melalui Undang-Undang No. 20 Tahun 1947 dibentuk
Pengadilan Tinggi. Mahkamah Agung kemudian dibentuk degnan UNdang-Undang No. 1
Tahun 1950. Namun dengan adanya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, those all Dutch stuff gets
to be official again. This part is a bit confusing so I think I’m gonna pass it

Sumber-sumber hukum lainnya bagi peradilan perdata:


1. Undang-Undang Darurat No. 1 Tahun 1951 tentang Kesatuan Susunan Kekuasaan
Acara Pengadilan Sipil yang menunjuk RID sebagai pedoman.
2. Undang-Undang No. 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman
jo. Undang-Undang No. 35 Tahun 1999.
3. Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung jo. Undang-Undang
No. 4 Tahun 2004 jo. Undang-Undang No. 5 tahun 2004.
4. Undang-Undang No. 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum

Yurisprudensi dan doktrin juga jadi sumber hukum formil.

Ada juga Peradilan Agama pada masa Indonesia merdeka, untuk mengurusi perceraian
dan perkara-perkara lain yang berkaitan dengan agama Islam.

Asas-Asas Hukum Acara Perdata


1. Yang berhubungan dengan peranan
a. Prakarsa proses dilakukan oleh para pihak yang bersengketa.
b. Hakim bersifat menunggu.
c. Hakim wajib mengusahakan perdamaian.
d. Perkara yang sudah berjalan dapat sewaktu-waktu ditarik atas persetujuan kedua
belah pihak yang bersengketa.
e. Acara pemeriksaan dalam sidang pengadilan mengutamakan tulisan-tulisan.
46
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
f. Putusan hakim wajib dilandasi dengan alasan-alasan yang rasional objektif.
g. Putusan yang tidak lengkap atau kurang cukup dipertimbangkan merupakan
alasan untuk pemeriksaan kasasi.
h. Yurisprudensi dan doktrin sering kali dijadikan landasan oleh hakim.

2. Yang berhubungan dengan keadaan peradilan


a. Sidang-sidang pengadilan dilakukan secara terbuka untuk umum, bertujuan agar
memberi perlindungan hak-hak asasi manusia dalam bidang peradilan dan
menjamin objektivitas peradilan.
b. Asas terbuka ini dapat disimpangi dalam perkara susila dan ketertiban umum,
tetapi putusan dibaca dalam sidang terbuka.
c. Kedua belah pihak yang berperkara didengar pendapatnya dan diaki sebagai
subjek hukum yang kedudukannya sederajat
d. Peradilan dilaksanakan bertahap:
i. Tingkat pertama dalam Pengadilan Negeri.
ii. Tingkat banding pada Pengadilan Tinggi.
iii. Tingkat kasasi pada Mahkamah Agung; yang diteliti di sini ialah apakah
putusan hakim terdahulu telah melanggar atau melakukan penyimpangan atas
undang-undang.
d. Sidang-sidang pengadilan pada umumnya diselenggarakan oleh suatu Majelis
Hakim.

Beberapa Pengertian Hukum Acara Perdata


1. Subjek Hukum dalam Hukum Acara Perdata
a. Para pihak yang bersengketa: penggugat dan tergugat.
b. Hakim yang mengadili.
c. Paniterea yang mencatat jalannya sidang pengadilan.
d. Penasihat hukum/Pengacara.
e. Juru sita.

2. Kompentensi Peradilan Perdata


a. Kompetensi Mutlak (Absolute Competentie)
Kompetensi mutlak menyangkut pembagian kekuasaan antarbadan peradilan,
dilihat dari macamnya pengadilan. Misalnya pemberian kekuasaan mengadili
kepada Pengadilan Negeri dan tidak kepada macam pengadilan lain.
b. Kompetensi Relatif (Relatieve Competentie)
Kompetensi relatif adalah kewenagnan untuk mengadili di antara badan peradilan
yang sejenis. Misalnya pembagian kekuasaan mengadili di antara berbagai PN.

3. Jenis dan Sifat Putusan Perkara di Peradilan Perdata


Perkara-perkara yang dapat diajukan:
a. Perkara gugatan

47
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
Dalam pemeriksaan terdapat proses sanggah-menyanggah, perselisihan. Jenis
putusan: vonis.
b. Perkara permohonan
Hakim tidak melakukan peradilan. Ia tidak membuat putusan, tapi beschikking;
menetapkan secara resmi apa yang sudah ada.

Sifat isi putusan pengadilan dapat berupa:


a. Putusan yang berisfat deklarator, yaitu putusan yang menjelaskan sesuatu.
b. Putusan yang bersifat konsitutif, yaitu menciptakan atau menghapus suatu status
hukum tertentu.
c. Putusan yang bersifat kondemnator, yaitu putusan yang memberikan hukuman.

4. Biaya Perkara di Peradilan Perdata


Pada prinsipnya dikenakan biaya yang meliputi biaya pemanggilan para pihak, biaya
pemberitahuan kepada para pihak, biaya materai, dan biaya pengacara. Biaya
pengacara dianggap biaya diluar biaya perkara di pengadilan.

Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara

Latar Belakang
Sejak 1986, Indonesia telah memiliki Peradilan Tata Usaha Negara berdasdarkan Undang-
Undang No. 5 Tahun 1986 yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 9 Tahun 2004
tentang Peradilan Tata Usaha Negara, sebagai peradilan administrasi yang berdiri sendiri
lepas dari peradilan umum.

Pasal 10 Ayat 1 UU No. 9 Tahun 2004 tentang Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman
membedakan antara empat lingkungan peradilan yang masing-masing mempunyai
lingkungan wewenang mengadili perkara-perkara tertentu, dan meliputi badan-badan
peradilan baik di tingkat pertama dan banding. PTUN, bersama dengan Peradilan Agama
dan Peradilan Militer merupakan peradilan khusus dengan perkara-perkara/golongan
tertentu saja, sementara Pengadilan Umum adalah peradilan bagi rakyat pada umumnya.
Keempatnya berpuncak pada Mahkamah Agung sebagai pengadilan tertinggi.

Peradilan administrasi negara adalah suatu peradilan yang menyelesaikan perselisihan


atau sengketa yang terjadi antara pihak-pihak yang satu pihaknya adalah aparat
pemerintah dan warga masyarakat di pihak lainnya, atau sesama aparat pemerintah.

Perselisihan itu muncul karena masalah kompetisi atau yurisdiksi dan perbedaan
interpretasi dalam melaksanakan suatu ketentuan perundang-undangan.

48
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
Pengertian Peradilan Administrasi
Peradilan administrasi dalam arti luas adalah peradilan yang menyangkut pejabat-pejabat
dan instansi administrasi negara, baik bersifat perkara apapun. Dalam arti sempit,
peradilan administrasi menyelesaikan perkara-perkara administrasi murni saja.

Perkara administrasi murni adalah perkara yang tidak merupakan pelanggaran hukum
pidana dan perdata, melainkan suatu sengketa/konflik yang berpangkal pada satu
interpretasi dari pasal kententuan perundang-undangan.

Penyelesaian Sengketa Administrasi


Ada beberapa forum penyelesaian:
1. Pengaduan Administrasi
Dilaksanakan dengan cara pengaduan. Setiap penyeleaian sengketa dilakukan dalam
lingkungan administrasi sendiri. Mekanismenya dimulai dengan mengadukan kepada
atasan atau instansi yang lebih tinggi.

2. Badan Pengadilan Semu


Dikatakan semu karena badan/dewan ini masih termasuk dalam lingkungan
administrasi sendiri, tetapi tata caranya seperti badan peradilan. Cara kerjanya juga
seperti peradilan umum, tetapi keputusannya dapat dibatalkan oleh menteri yang
bersangkutan.

3. Badan Pengadilan Administrasi


Anggota badan peradilan ini benar-benar hakim. Putusan badan peradilan ini tidak
dapat dibatalkan atau dipengaruhi oleh menteri atau siapapun, karena hakim adalah
pejabat negara yang memiliki tiga wewenang:
a. Menilai fakta-fakta berdasarkan bukti sesuai undang-undang;
b. Melakukan interpretasi yuridis terhadap undang-undang;
c. Menjatuhkan putusan/vonis yang pada waktunya mempunyai kekuatan hukum
mutlak.

4. Penyelesaian sengketa administrasi melalui Pengadilan Umum


Penyelesaian ini diselenggarakan dan diputus oleh badan pengadilan umum, termasuk
ganti rugi berdasarkan Pasal 1365 KUHPer, mengenai Perbuatan Melawan Hukum
pejabat Pemerintah atau Penguasa.

5. Penyelesaian melalui Pengadilan Tata Usaha Negara


Berdasarkan UU No. 5 Tahun 1986, dapat diupayakan banding ke PTUN dan kasasi
ke MA.

6. Penyelesaian sengketa administrasi oleh suatu badan arbitrase

7. Penyelesaian sengketa administrasi oleh suatu badan teknis.


49
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
Dilaksanakan oleh panitia teknis yang bisa bersifat ad hoc, dibentuk oleh kementrian
atau instansi lain.

Cara Pelaksanaan Penyelesaian Sengketa Administrasi


Berdasar hukum positif, pelaksanaan peradilan administrasi dilakukan oleh hakim perdata
untuk sengketa yang berkaitan dengan pajak tidak langsung, bea balik nama, dan
perbuatan melawan hukum oleh penguasa. (Pasal 1365 KUHPer)

Dapat pula dilaksanakan oleh suatu badan majelis, sebagaimana diatur dalam M. P. P.
Ordonansi 27 Januari 1927 jo. Keppres No. 84 Tahun 1980.

Atau oleh suatupanitia, seperti Panitia Urusan Tanah, Undang-Undang No. 20 Tahun 1961
jo. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 1973.

Menteri juga dapat memutus perselisihan administrasi negara antar-pemerintah daerah.


(Pasal 66 ayat 2 UU No. 5 Tahun 1974)

Putusan peradilan administrasi dapat berupa (1) pembatalan terhadap keputusan pejabat
administrasi engara yang melanggar ketentuan perundang-undangan, (2) koreksi terhadap
keputusan pejabat yang keliru, (3) membetulkan interpretasi yang salah, (4) perintah
mengindahkan tata tertib, dan (5) perintah pembayaran ganti rugi.

Bagi yang terkena keputusan administrasi negara, pihak yang dirugikan dapat menuntut
ganti rugi, apabila
(1) perbuatan adminstrasi negara yang melawan hukum (onrechtmatige
overheidsaad), adalah perbuatan yang disengaja ataupun tidak, yang melanggar UU,
peraturan formal yang berlaku, dan kepatutan dalam masyarakat yang seharusnya
dipatuhi oleh penguasa yang menimbulkan kerugian bagi yang terkena.
(2) perbuatan administrasi negara yang menyalahgunakan wewenang (detournement
de pouvoir) adalah perbuatan yang menggunakan wewenang untuk mencapai
kepentingan yang lain daripada kepentingan umum.
(3) perbuatan administrasi negara yang menyalahgunakan secara sewenang-wenang
(abus de droit), atau daad van willkeur, adalah perbuatan administrasi negara yang
dilakukan berada di luar lingkungan ketentuan perundang-undangan.

Karakterisitik Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara


Hukum acara peradilan tata usaha diatur secara bersama-sama dalam hukum materilnya,
yaitu dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986.

1. Peranan hakim yang aktif.


2. Kompensasi ketidakseimbangan antara kedudukan Penggugat dan Tergugat (Jabatan
Tata Usaha Negara).

50
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
3. Sistem pembuktian yang mengarah kepada pembuktian bebas (vrijbewijs) yang
terbatas.
4. Gugatan di pengadilan tidak mutlak bersifat menunda pelaksanaan keputusan tata
usaha negara yang digugat.
5. Putusan hakim tidak boleh bersifat ultra petita (melebihi tuntutan penggugat) tetapi
dimungkinkan adanya reformatio in peius (membawa penggugat dalam keadaan yang
lebih buruk).
6. Terhadap putusan hakim tata usaha negara berlaku asas erga omnes, putusan tidak
hanya berlaku bagi para pihak yang bersengketa tetapi juga pihak-pihak lain yang
terkait.
7. Dalam proses pemeriksaan di persidangan berlaku asas audi alteram partem, asas
yang mensyaratkan para pihak yang terlibat dalam sengketa harus didengar
penjelasannya sebelum hakim membuat putusan.
8. Dalam mengajukan gugatan harus ada kepentingan (poin d’interest, point d’action)
atau bila tidak ada kepentingan maka tidak boleh mengajukan gugatan. (No interest,
no action)
9. Kebenaran yang dicapai adalah kebenaran materiel dengan tujuan menyelaraskan,
menyerasikan menyeimbangkan, kepentingan perseorangan dengan kepentingan
umum.

Aspek Hukum Acara Perdata Hukum Acara Peradilan Tata


Usaha Negara

Objek Gugatan Perbuatan melawan hukum dan Beschikking.


wanprestasi.

Subjek Gugatan Orang pribadi melawan orang Orang pribadi atau badan hukum
pribadi dalam posisi yang melawan pejabat tata usaha negara
seimbang. dalam posisi tidak seimbang.

Tenggang Waktu Gugatan Tidak ditentukan dengan tegas. Ditentukan dalam waktu 90 hari ari
batas waktu atau kesempatan yang
diberikan UU. Apabila tidak
digunakan, kesempatan mengajukan
gugatan menjadi hilang.

Tahapan perkara Tahapan dalam Hukum Acara TUN Ada tahapan penelitian administratif,
tidak dikenal. dismissal procedure, dan
pemeriksaan persiapan.

Tuntutan Berupa tuntutan pelaksanaan atau Tuntutan pernyataan batal atau tidak
pembatalan perjanjian, ganti rugi, sah suatu keputusan tata usah
dll. anegara. ganti rugi bisa dimintakan
denga batasan Rp250 ribu s.d. 5
juta.

Putusan Verstek Mengenal putusan verstek. Tidak mengenal.

Rekonvensi Mengenal rekonvensi. TIdak mengenal rekonvensi karena


kedudukan penggugat dan tergugat
adalah tetap dan objeknya hanya
surat keputusan

51
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)

Aspek Hukum Acara Perdata Hukum Acara Peradilan Tata


Usaha Negara

Peranan Pengadilan Tinggi Pengadilan Tinggi selalu menjadi Kasus yang harus melalui prosedur
pengadilan tingkat banding. banding administratif, Pengadilan
Tinggi Tata Usaha Negara menjadi
pengadilan tingkat pertama.

Juru Sita Peranannya sangat menonjol. Tidak dikenal, maka menggunakan


jasa pos.

Eksekusi Memiliki prosedur tertentu. Dineka istilah eksekusi otoatis dan


hierarkis.

Hukum Acara Pengujian Undang-Undang

Kekuasaan, Kewenangan, dan Kewajiban Mahkamah Konstitusi


Mahkamah Konstitusi diberikan kekausaan untuk memeriksa, mengadili, dan memutuskan
permohonan pengujian undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar 1945, diatur
dalam Pasal 24 Ayat 1 UUD 1945 dan perubahannya.

Menurut Pasal 24C ayat 1 dan 2 UUD 1945, MK mempunyai empat kewenangan dan satu
kewajiban.

Kewenangan: mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final
untuk (1) menguji undang-undang terhadap UUD 1945, (2) memutuskan sengketa
kewenagnan lembaga engara yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945, (3)
memutuskan pembubaran Partai politik, dan (4) memutuskan perselisihan tentang hasil
pemilihan umum.

Kewajiban: wajib memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau
Wakil Presiden diduga:
1. Telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara,
korupsi, penyuapan, dan tindak pidana berat lainnya.
2. Atau perbuatan tercela, dan/atau
3. Tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden sebagaimana
dimaksud dalam UUD 1945.

Yang diperkarakan di MK disebut sebagai perkara permohonan, bukan gugatan. Perkara


konstitusi di MK tidak bersifat adversarial atau contentious; tidak ada pihak-pihak yang
saling bertabrakan kepentingan satu sama lain seperti dalam perkara perdata ataupun tata
usaha negara. Kepentingan yang digugat dalam pengujiana dalah kepentingan yang luas
dan menyangkut kepentingan semua orang dalam kehidupan bersama.

52
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
Subjek Hukum Pemohon Pengujian
Pasal 51 Ayat 1 Undang-Undang No. 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi, yang
dapat diterima dan memenuhi syarat sebagai Pemohon adalah pihak yang megnaggap
hak dan/atau kewajibannya dirugikan akibat berlakunya undang-undang tertentu.
Pemohon dapat berupa:
1. Perorangan warga negara Indonesia termasuk kelompok orang yang mempunyai
kepentingan sama asal memenuhi syarat dalam undang-undang..
2. Kesatuan masyarakat hukum adat sesuai Pasal 18B ayat 2 UUD 1945, Pasal 51 ayat
1 UU No. 24 Tahun 2003 sepanjang masih hidup dan sesuai perkembangan
masyarakat dan prinsip NKRI.
3. Badan hukum publik maupun perdata.
4. Lembaga negara.

Tahapan Permohonan Pengujian Undang-Undang


Diatur dalam Pasal 29 s.d. 31 Undang-Undang No. 24 Tahun 2003.

1. Mengajukan permohonan yang ditulis dalam bahasa Indonesia. Permohonan ini


ditandatangani oleh pemohon atau kuasanya dalam 12 rangkap, memuat identitas dan
legal standing, posita dan petitum, serta bukti pendukung.
2. Permohonan tersebut harus diperiksa oleh panitera. Apabila ada kelengkapan yang
kurang, pemohon harus melengkapi dalam 7 hari setelah pemberitahuan dari panitera.
Apabila telah lengkap, dicatat dalam Buku Registrasi Perkara Konstitusi.
3. Dalam 7 hari kerja, salinan permohonan pengujian UU disampaikan kepada Presiden
dan DPR, serta MA.

Untuk perkara sengketa kewenangan lembaga negara, salinan diberikan kepada
lembaga negara pihak termohon.

Untuk perkara pembubaran partai politik, salinannya diberikan kepada partai politik
yang bersangkutan.

Untuk permohonan DPR, salinan disampaikan ke Presiden.
4. Setelah itu, menurut Pasal 34, dalam waktu 14 hari kerja setelah registrasi perkara
telah dilakukan, hari sidang pertama ditetapkan, tapi tidak termausk perkara
perselisihan hasil pemilu.
5. Menurut Pasal 39 UU No. 24 Tahun 2003, majelis hakim (min. 3) wajib memeriksa
kelengkapan syarat-syarat permohonan dan mengklarifikasi dari isi/materi
permohonan. Majelis hakim wajib memberikan nasihat perihal kelengkapan dan
perbaikan materi. Pemohon harus memenuhi tahapan ini dalam 14 hari.
6. Pasal 40 s.d. 44 UU No. 24 Tahun 2203, pemeriksaan pleno yang dilakukan oleh 9
hakim (min. 7) dilaksanakan selepas perbaikan permohonan sudah dilakukan. Sidang
ini bersifat terbuka umum. Para pihak diharapkan hadil guna memberikan ketarangan,
dapat diwakili atau didampingi kuasanya.

53
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
Batasan waktu memutus, menurut Pasal 45 s.d. 49 UU No. 24 Tahun 2003:
Perkara Waktu (sejak registrasi)

Pembubaran partai politik 60 hari

Perselisihan pemilihan umum Presiden dan/atau Wakil 14 hari


Presiden

Perselisihan pemilihan umum anggota DPR, DPD, dan DPRD 30 hari

Permohonan DPR 90 hari

Putusan itu minimal memuat dua alat bukti yang berupa fakta dan dasar hukum putusan.
Putusan ini dilaksanakan berdasarkan proseur musyawarah mufakat. Sebelum putusan
diambil, hakim diharapkan menyampaikan pendapat atau partimbangan secara tertulis.
Apabila tidak tercapai mufakat, maka voting dilakukan. Perbedaan pandangan
diakomodasi dalam putusan dalam bentuk dissenting opinion. Setiap putusan harus
ditandatangani oleh hakim dan panitera, dan semenjak ia dibacakan di hadapan sidang
terbuka, putusan itu sudah berkekuatan hukum tetap dan tidak berlaku surut.

Hukum Internasional

Introduction

Hukum internasional adalah hukum yang berhubungan dengan peristiwa internasional,


meliputi peristiwa tantra (publik) internasional dan peristiwa perdata internasional. Sifat
internasionalnya muncul bukan karena bersumber dari hukum internasional, tapi karena
ada hukum internasional yang bersumber dari hukum nasional.

Hukum Nasional Hukum Internasional

Petugas Hukum Terdapat cabang-cabang kekuasaan Seluruh lembaga yang ada di dalam
eksekutif, legislatif, dan yudikatif, serta hukum nasional, tidak ada.
lembaga penegak hukum (kepolisian)
yang yurisdiksinya di negara tersebut.

Sanksi Sanksi hukum dapat diberlakukan Sanski tidak dapat diberlakukan secara
secara tegas dan efektif dengan adanya efektif, karena each country has their
lembaga-lembaga tsb. own sovereignty.

Hukum Internasional Publik Hukum Perdata Internasional

Keseluruhan kaidah dan asas hukum yang Keseluruhan kaidah dan asas hukum yang
mengatur ubungan atau persoalan yang melintasi mengatur hubungan perdata antara para pelaku
batas negara yang bukan perdata, antar negara dan hukum yang masing-masing tunduk pada hukum
negara, antara negara dengan subjek hukum lain perdata yang berbeda.
bukan negara, atau subjek hukum bukan engara
satu sama lain.

54
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)

Hukum Internasional Publik

Sumber Hukum Internasional Publik


Arti materiel: aa yang menjadi dasar dari kekuatan mengikat hukum internasional.

Arti formil: di mana terdapatnya ketentuan-ketentuan hukum internasional.

Sumber-sumber hukum internasional dalam Pasal 38 Piagam Mahkamah Internasional:

1. Perjanjian-perjanjian internasional, umum maupun khusus, yang harus diadakan


oleh subjek-subjek hukum internasional. Perjanjian-perjanjian ini penting karena dapat
diterima sebagai hukum oleh masyarakat internasional dan dapat dilihat dari tindakan-
tindakan masyarakat internasional terhadap suatu kebiasaan. Some of the things
included: batas laut teritorial, landas kontinen, hubungan diplomatik.

2. Prinsip-prinsip hukum umum yang diakui oleh bangsa-bangsa beradab. Misalnya


asas-asas yang mendasari sistem hukum modern, such as pacta sunt servanda, asas
penyalahgunaan hak (abus de droit), asas ne bis in idem (=terhadap perkara yang
sama tidak dapat diajukan dua kali pemeriksaan), dsb. Fungsinya sebagai alat
penafsir dan sebagai pembatas bagi perjanjian internasional dan hukum kebiasaan.

3. Keputusan pengadilan dan pendapat para sarjana yang terkemuka dari bangsa-
bangsa di dunia sebagai sumber hukum tambahan. Keputusan pengadilan ini bisa
internasional ataupun nasional. It’s so fucking long on the book so if you fancy any
more words just check it out, page 233.

Subjek Hukum Internasional Publik


1. Negara

Fully sovereign country only, included in it are all kinds of countries (Federal,
Protectorate, Dominion) as long as they can prove their sovereignty.

2. Takhta Suci Vatican (The Holy See)

The Holy See has the same legal standing as a country. When we say Vatican City as
an observer of the United Nations, what we mean is actually The Holy See. There’s
also the Order of Malta, but it’s not as recognized internationally as Vatican. Ugh just
watch Half as Interesting and CGP Grey they cover it better than the book

3. Organisasi Internasional

Dapat dilihat pada perjanjian yagn menjadi dasar berdirinya organisasi


internasionalnya. Perjanjian ini merumuskan hak-hak, kewajiban, dan kewenangan
organ-organ lembaga tersebut. Contoh: Arab League, LBB, PBB, ASEAN,
Organization of Africa Union, etc.

4. Palang Merah Internasional

International Red Cross diberikan kedudukan khusus dalam konflik bersenjata untuk
menolong korban perang dari pihak yang berselisih tanpa memandang siapa yang
menjadi korban.

5. Pemberontakan dan pihak dalam sengketa

Pihak yang berperang atau mengalami npemberontakan dapat memperoleh


kedudukan dan hak sebagai pihak yang bersengketa (belligerent). Misalnya Palestine

55
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
Liberation Organization. Not sure about the others, tapi kayanya that Western Sahara
thing is also included.

6. Pribadi kodrati

Dalam arti terbatas, manusia sebagai pribadi dapat dianggap sebagia subjek hukum
internasional. Contohnya war criminals. Enough said lah ya Dy mager gue nulis

Hukum Perdata Internasional

Suatu hubungan atau peristwa huku di bidang hukum perdata yang mengandung unsur
asing, dalam lingkup substantif (materil) ataupun adjektif (formil).

Lingkup substantif: hukum pribadi, hukum harta kekayaan, hukum keluarga, dan hukum
waris.

Lingkup adjektif: kualifikasi, persoalan pendahuluan, penyelundupan hukum, pengakuan


hak yang telah diperoleh, penajutan keadaan hukum, ketertiban umum, asas timbal balik,
penyesuaian, pemakaian hukum asing, renvoi, dan pelaksanaan keputusan hakim asing.

Subjek Hukum Perdata Internasional


1. Memiliki kewarganegaraan dari negara tertentu.

2. Bendera kapal.

3. Domisili.

4. Tempat kediaman.

5. Tempat kedudukan pribadi hukum

6. Pilihan hukum asing dalam hubungan interen (dlm perjanjian milih hukum X, even if
pihak-pihaknya dari negara A dan B)

7. Letak benda.

8. Tempat dilaksanakannya isi perjanjian.

9. Tempat dilakukannya perbuatan hukum.

10. Tempat diajukannya proses perkara.

11. Tempat terjadinya penyelewengan perdata.

Sumber Hukum Internasional Perdata di Indonesia dan Asas Hukumnya


Sumbernya antara lain Algemene Bepalingen van Wetgeving yang dasarnya tercantum
dalam Pasal 16, 17, dan 18. Sumber hukum ini memuat asas-asas hukum yang penting,
diantaranya:

1. Asas Nasionalisme
Pasal 16 AB. Di bidang status personel (kedudukan dan kewenangan hukum),
hukum INdonesia akan berlaku bagi WNI di manapun mereka berada (berlaku
extraterritorial). Pendirian ini dikenal sebagai asas personalitas (lex personalitae)
atau statuta personalia. Also applies to WNA with their own national laws, jadi
asas timbal balik (resiprositas).

56
Hi, you know my gig by now. Read on your own risk. Dyah Ayu Saraswati (FHUI 18)
2. Asas Statuta Realita
Pasal 17 AB. Dikenal sebagai asas hukum stempat (lex situs) atau statuta realita.
Misal gue nyewa tanah di Australia, ya hukum yang ngatur sewa tanah di Australia
that applies. No biggie.

3. Asas Statuta Mixta


Pasal 18 AB. Bentuk (tatacara/formalitas) suatu tindakan hukum mengikuti bentuk
hukum yang berlaku di negara tempat dilakukannya tindakan itu. Disebut juga
locus regit actum, lex loci celebrationis, atau statuta mixta. Misalnya gue nikah
sama WNA di Belanda. Syarat formalnya harus gue penuhin, which is pernikahan
memenuhi tata cara perkawinan yang berlaku di Belandanya. Syarat materiilnya
juga harus dipenuhin masing-masing, kayak minimal usia menikah dll. sesuai
hukum yang berlaku based on our nationalities.

57

Anda mungkin juga menyukai