Hak keperdataan yang bersifat sepihak timbul dan dijamin oleh undang-
undang tanpa melibatkan kepentingan orang lain yang bersifat deklaratoir
(menerangkan/menetapkan). Jadi adanya hak ini bersifat subyektif.
Sedangkan hak bertimbal balik, artinya hak dan kewajiban antara dua orang
atau lebih yang saling berseberangan satu sama lain. Hak ini seringkali
menimbulkan pertentangan kepentingan antara dua atau lebih subyek hukum
perdata yang disebut sengketa. Penyelesaian sengketa ini dapat dilakukan di
luar pengadilan (non litigasi) maupun melalui pengadilan (litigasi).
kuasa khusus (pasal 1795 KUH Perdata dan pasal 123 HIR)
hanya mengenai satu kepentingan tertentu (harus disebutkan secara terperinci
tindakan apa yang harus dilakukan oleh penerima kuasa)
contoh : surat kuasa untuk mewakili penerima kuasa hadir di pengadilan
kuasa istimewa (pasal 1796 KUH Perdata dan 157 HIR/pasal 184 RBg)
mengatur perihal pemberian surat kuasa istimewa dengan syarat-syarat yang
harus dipenuhi agar sah menurut hukum, yakni :
bersifat limitatif -> kebolehan memberi kuasa istimewa hanya terbatas
untuk tindakan tertentu yang sangat penting, dan hanya dapat dilakukan oleh
orang yang bersangkutan secara pribadi.
harus berbentuk akta otentik (akta notaris) -> dalam bentuk yang sah
contoh : memindahtangankan benda-benda milik pemberi kuasa, untuk
membuat perdamaian, untuk mengucapkan sumpah tertentu atau sumpah
tambahan sesuai aturan perundang-undangan.
Kuasa menurut hukum adalah pemberian kuasa dari seseorang atau suatu badan
kepada orang atau badan lain karena undang-undang. Jadi dalam mewakili
orang atau badan tidak memerlukan surat kuasa.
Contoh :
wali terhadap anak di bawah perwalian (psl 51 UU No. 1 tahun 1974)
kurator atas orang yang tidak waras (psl 229 HIR)
orang tua terhadap anak yang belum dewasa (psl 45 ayat 2 UU No. 1 tahun
1974)
balai harta peninggalan sebagai kurator kepailitan (UU ttg Kepailitan)
direksi atau pengurus badan hukum (psl 1 butir 5 UU No. 41 tahun 2007)
direksi perusahaan persero (psl 1 angka 2 PP No. 12 tahun 1998)
pimpinan perwakilan perusahaan asing
pimpinan cabang perusahaan domestik (Putusan MA No. 779 K/Pdt/ 1992).
Adapun yang bertindak sebagai kuasa atau wakil dari Negara atau
Pemerintah berdasarkan Stb. 1922 No. 522 dan pasal 123 ayat (1) HIR/ pasal
147 ayat (2) Rbg adalah:
Pengacara negara yang diangkat oleh Pemerintah.
Jaksa.
Orang tertentu atau Pejabat yang diangkat atau ditunjuk.
Menurut pasal 123 ayat 1 HIR, pemberian kuasa yang secara khusus
diperuntukkan untuk mewakili penggugat atau tergugat dalam suatu sidang
pengadilan dapat diberikan baik secara lisan (psl 120 HIR/144 RBg), dalam surat
gugatan (psl 118 HIR/142 RBg), maupun dengan surat kuasa khusus (psl 123
ayat 1 HIR).
Surat Kuasa Khusus adalah surat kuasa yang khusus tentang subyeknya,
obyeknya, materi perkaranya, pengadilannya, serta tingkat proses perkara (Surat
Edaran MA tanggal 19 Januari 1959, nomor 2 tahun 1959 jo. tanggal 14 Oktober
1994, nomor 6 tahun 1994).