Pelatihan Pelayanan Kesehatan Bagi Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak (KtP/A)
dan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO)
2023
TUJUAN PEMBELAJARAN
UMUM
• Setelah mengikuti materi, peserta mampu melakukan tata laksana korban KtP/A terrmasuk TPPO
KHUSUS
• Setelah selesai mengikuti pelatihan ini, peserta mampu:
1. Melakukan tatalaksana penanganan medis korban KtP/A
2. Membuat Visum et Repertum (VeR) sesuai dengan aspek medikolegal dalam penanganan kasus KtP/A
dan Rape kit, sesuai dengan kompetensi dan kewenangan
3. Melakukan tata laksana psikososial korban KtP/A
POKOK BAHASAN
• Pokok Bahasan 1
• Tatalaksana penanganan medis korban KtP/A, termasuk TPPO
• Pokok Bahasan 2
• Visum et Repertum (VeR) sesuai dengan aspek medikolegal dalam penanganan kasus KtP/A termasuk
TPPO dan Rape kit
• Pokok Bahasan 3
• Tata laksana Psikososial Korban KtP/A termasuk TPPO
POKOK BAHASAN 1:
TATALAKSANA PENANGANAN MEDIS KORBAN KTP/A,
TERMASUK TPPO
TATA LAKSANA PENANGANAN MEDIS KORBAN KTP/A,
TERMASUK TPPO
PRINSIP UMUM
POKOK BAHASAN 1:
TATALAKSANA PENANGANAN MEDIS KORBAN KTP/A, TERMASUK TPPO
PRINSIP UMUM LAYANAN KORBAN
LANGKAH-LANGKAH PERLINDUNGAN KHUSUS BAGI KORBAN ANAK
RADAR
Recognize KENALI kemungkinan kekerasan
POKOK BAHASAN 1:
TATALAKSANA PENANGANAN MEDIS KORBAN KTP/A, TERMASUK TPPO
ANAMNESIS
HAL PENTING YANG DIPERHATIKAN DALAM ANAMNESIS
• Pada waktu anamnesis isilah rekam medis sesuai dengan hasil anamnesis
• Berikut adalah form Rekam medis kekerasan terhadap perempuan dan anak.
FORM REKAM MEDIS.doc
PEMERIKSAAN FISIK
POKOK BAHASAN 1:
TATALAKSANA PENANGANAN MEDIS KORBAN KTP/A, TERMASUK TPPO
2
2 PEMERIKSAAN FISIK
Luka adalah bukti penting dari suatu peristiwa kejahatan krn dari luka ini kita dapat mengetahui
banyak hal mengenai peristiwa kejahatan yang terjadi pada korban, seperti :
Prinsip: mendeskripsikan luka harus sesuai dengan apa yang dilihat dan ditemukan pada luka, dimana
penulisannya didahului oleh lokasi luka sesuai dengan daerah anatomis.
JENIS LUKA
LUKA MEMAR
a. Dalam pencatatatan deskripsi luka memar berikut urutannya:
b. Lokasi dan koordinat
c. Bentuk : bulat /bentuk tertentu/tidak beraturan
d. Batas : tegas /tdk tegas
e. Warna
f. Bengkak / tdk bengkak
g. Nyeri tekan / Tidak ( korban hidup)
h. Ukuran
Catatan:
Jumlah bila lebih dari lima garis disatukan pada satu daerah (panjang x lebar), dengan ukuran masing garis lecet terpanjang
dan terpendek saja
Jumlah kurang dari 5, disebutkan jumlahnya dan masing –masing diukur panjang dan lebarnya.
Dalam pencatatatan deskripsi luka terbuka karena kekerasan tajam atau tumpul berikut urutannya:
a.Lokasi dan koordinat
b.Tepi : rata / tidak rata
c.Sudut : tajam – tajam / tumpul tajam / tumpul tumpul
d.Dasar : Tulang, otot, jaringan lemak
e.Jembatan jaringan ada / tidak
f.Bila dirapatkan berbentuk (garis /tidak beraturan)
g.Ukuran
Ciri khas pada luka akibat kekerasan benda tajam adalah tidak terdapat jembatan jaringan.
Contoh deskripsi luka terbuka kekerasan tumpul
Pada pelipis kiri, terdapat luka terbuka tepi tidak rata, sudutnya (tumpul tajam), bagian bawah tumpul, bagian atas tidak
beraturan, dasar nya ada jembatan jaringan, bila dirapatkan berbentuk garis dengan arah mendatar/vertikal/serong
dari kanan /kiri bawah/atas ke kiri/kanan atas/bawah, ukuran (panjang).
JENIS LUKA
1. Lokasi
Ditentukan Regio Dan Koordinat,
Yaitu Jrk Dari Grs Tengah & Salah
Titik Anatomis
PEMERIKSAAN PERLUKAAN JENAZAH
ORDINAT & ABSIS :
.
LUKA LUKA PADA ANGGOTA GERAK
TITIK ANATOMISNYA :
1. LENGAN : LIPAT SIKU, SIKU,
PERGELANGAN TANGAN
2.TUNGKAI : LIPAT PAHA,
LUTUT, LIPAT LUTUT, MATA KAKI
LUAR DAN DALAM
• Beberapa luka menunjukkan ciri khas akibat kekerasan yang bukan akibat kecelakaan,
seperti:
⮚ Tramline hematome,
⮚ Luka dengan bentuk dan pola tertentu yang khas,
⮚ Luka bakar akibat sundutan rokok, dan
⮚ Memar berbentuk telapak tangan, adalah sebagian contohnya.
• Luka-luka juga terkadang memperlihatkan luka yang tidak sama usianya, misalnya
terdapat memar yang merah ungu dan memar lainnya berwarna hijau kekuningan.
• Keadaan ini menunjukkan adanya kekerasan yang berulang yang sangat mungkin bukan
akibat kecelakaan. Hal sama juga bisa ditemukan dalam bentuk luka lecet, luka terbuka
dan bahkan patah tulang, yang terlihat dari perbedaan masa penyembuhannya.
3
4
• Harus juga diperhatikan daerah mata (termasuk retina), daun telinga, rongga mulut dan
alat kelamin untuk mendeteksi adanya tanda-tanda perlukaan terselubung (occult
trauma).
• Raba semua tulang terutama tulang-tulang panjang adakah nyeri tulang saat palpasi
dilakukan, serta lakukan uji sendi dengan melakukan gerakan rentang sendi, adakah
keterbatasan gerakan sendi. Pada kasus-kasus berat, pemotretan berwarna dapat
membantu.
• Hal penting lainnya adalah bahwa bukti adanya kekerasan tersebut harus relevan
dengan keterangan yang diberikan oleh saksi korban. Suatu luka memar atau lecet kecil
di daerah pipi, leher, pergelangan tangan atau paha mungkin tidak khas dan tidak
bermakna dari segi kedokteran, namun bermakna bagi hukum apabila relevan dengan
riwayat terjadinya peristiwa, seperti ditampar, dicekik, dipegangi dengan keras atau
dipaksa diregangkan pahanya (pada kasus kejahatan seksual). Adanya sindroma mental
tertentu dapat mendukung relevansi temuan bukti fisik tersebut dari sisi psikologis.
• Derajat luka juga penting ditentukan untuk menentukan proses hukum, derajat
luka terdiri dari:
⮚ Derajat satu (ringan), adalah luka yang tidak menimbulkan penyakit dan
halangan pekerjaan
⮚ Derajat dua (sedang), adalah luka yang menimbulkan penyakit dan halangan
pekerjaan sementara waktu.
⮚ Derajat tiga (berat), adalah luka yang mendatangkan bahaya maut; tidak dapat
bekerja seterusnya; kehilangan salah satu panca indra; cacat berat; kelumpuhan;
daya pikir hilang lebih dari 4 minggu; gugur/mati kandungan.
POLA LUKA PADA BUNUH DIRI
SUATU KASUS PATUT DIDUGA SEBAGAI KTP/A BILA DITEMUKAN ADANYA:
3
8 PERHATIAN KHUSUS PADA KORBAN ANAK
• Seperti pada pemeriksaan korban dewasa, harus ada pendamping yang dipercaya anak berada di ruang
pemeriksaan dan didapatkan informed-consent dari orang tua atau walinya.
• Jelaskan apa yang akan terjadi selama pemeriksaan dengan menggunakan istilah atau bahasa yang dimengerti
anak-anak.
• Dengan persiapan yang cukup, kebanyakan anak dapat tenang dan mengikuti pemeriksaan. Jika anak tidak dapat
tenang karena nyeri, dapat diberikan parasetamol atau obat nyeri sederhana lainnya.
• Jangan memaksa dengan menakuti anak untuk menyelesaikan pemeriksaan. jika dilakukan akan menambah
ketakutan dan kecemasan anak dan memperburuk dampak psikologis kekerasan.
• Sangat berguna menggunakan boneka tangan untuk mendemonstrasikan prosedur dan posisi. Tunjukan pada
anak perlengkapan pemeriksaan seperti sarung tangan, swab dll.
• Anak kecil dapat diperiksa di pangkuan ibunya, sedangkan yang lebih tua dapat diberikan pilihan duduk di kursi, di
pangkuan ibu atau berbaring di tempat tidur.
• Periksa dan catatlah keadaan gizi (tinggi badan, berat badan dan usianya), higiene dan tumbuh kembang si anak.
Pemeriksaan status tumbuh kembang dan status gizi anak sangat relevan dalam upaya menegakkan ada atau
tidaknya penelantaran.
• Periksa dan catatlah keadaan umum si anak, seperti kesadaran, kooperatif atau non kooperatif, kejang, apnue dan
syok.
PEMERIKSAAN SEKSUAL
POKOK BAHASAN 1:
TATALAKSANA PENANGANAN MEDIS KORBAN KTP/A, TERMASUK TPPO
PENGERTIAN
PEMERIKSAAN FORENSIK KASUS KEJAHATAN SEKSUAL
DITUJUKAN UNTUK MENENTUKAN:
2 Dalam hal peristiwa kekerasan • Dapat menggunakan alat bantu rape kit
seksual belum lama terjadi dan
pakaian yang dikenakan korban
masih pakaian yang sama sewaktu
peristiwa terjadi, maka:
NO Pemeriksaan Keterangan
2 Dalam hal peristiwa kekerasan • Bila di tubuh korban banyak menempel barang bukti (seperti rumput, tanah,
seksual belum lama terjadi dll), korban dipersilahkan berdiri diatas selembar kertas putih yang cukup besar
dan pakaian yang dikenakan (koran/kertas flipchart) kemudian baju dan rambut digeraikan sehingga barang-
korban masih pakaian yang barang bukti yang menempel pada tubuh pasien jatuh keatas kertas
sama sewaktu peristiwa
terjadi, maka:
• Dalam hal pada pakaian korban dicurigai adanya bercak mani berupa bercak
teraba kaku, maka pakaian tersebut diminta dan dimasukkan ke dalam amplop,
sedangkan korban diberi pakaian pengganti.
• kertas dilipat membungkus barang bukti tersebut, kemudian masukkan ke dalam
amplop yang sudah ada identitas pasien lalu disegel dan dibubuhkan tanda
tangan si pengumpul (dokter).
NO Pemeriksaan Keterangan
3 Lakukan pemeriksaan
pertumbuhan gigi geligi dan
seks sekunder (pertumbuhan
payudara dan rambut pubis)
untuk konfirmasi usia korban
atau kepantasan dikawin • Periksa gigi geligi (gigi ke 7 & 8)
sebagaimana diminta oleh • Lakukan swab pada laring dan tonsil, dan buat sediaan hapus:
undang-undang. (a) pemeriksaan mikrobiologi (curiga IMS)
(b) pemeriksaan sperma dan cairan mani.
4 Bila diduga ada persetubuhan
oral, periksa adanya lecet,
bintik perdarahan atau memar
pada palatum, kemudian
• Kapas lidi dikeringkan dan dimasukkan kedalam amplop. Kedua
sediaan hapus dan amplop berisi kapas lidi yang sudah kering,
dimasukkan ke dalam amplop besar, disegel dan bubuhkan label
identitas serta ditanda-tangan oleh pengumpul/pemeriksa
Pada persetubuhan oral, periksa lecet, bintik perdarahan / memar pada palatum,
45
NO Pemeriksaan Keterangan
5 Kuku jari tangan dipotong dan dimasukkan ke
dalam amplop terpisah kanan dan kiri, Bila ada terdapat tanda needle marks,
amplop disegel dan bubuhkan label identitas. ini merupakan indikasi untuk
pemeriksaan darah dan urin
Darah diambil dari vena cubiti
sebanyak 5 ml, sedangkan urin diambil
setidaknya sejumlah 10 ml.
Periksa, adakah tanda-tanda bekas
6 kehilangan kesadaran atau diberikan obat Pada saat pemeriksaan dilakukan cermati apakah terdapat tanda-
bius/tidur, apakah ada ”needle marks”. tanda persetubuhan:
Tanda-tanda penetrasi : robekan selaput dara, perlukaan pada mulut
vagina
Pemeriksaan ginekologi dilakukan dalam Tanda-tanda ejakulasi: adanya sel sperma, ada cairan sperma
7 posisi litotomi, periksa luka-luka sekitar vulva, Tanda-tanda akibat persetubuhan : kehamilan, Infeksi menular
perineum dan paha seksual (IMS)
Persetubuhan positif apabila terdapat robekan selaput dara disertai
salah satu dari sperma atau kehamilan atau IMS, bila tidak ada
maka robekan disebutkan akibat kekerasan tumpul
46
NO Pemeriksaan Keterangan
8 Perhatikan adanya kerak (bercak o Kerak yang kering dikerok dan dimasukkan kedalam
kering) atau bercak basah amplop, disegel dan dibubuhkan label identitas.
o Bila terdapat bercak basah, diusap dengan kapas lidi
kemudian dikeringkan dan dimasukkan kedalam
amplop, disegel dan bubuhi label identitas.
47
NO Pemeriksaan Keterangan
9 Rambut pubis disisir o Rambut lepas yang ditemukan (mungkin milik tersangka
pelaku) dimasukkan ke dalam amplop.
48
No Pemeriksaan Keterangan
10 Periksa adanya luka di daerah a. Microlesi yang tidak tampak dengan kasat mata dapat dilihat
sekitar paha, vulva dan perineum; dengan menyemprotkan cairan toluidin blue dan bilas dengan
catat jenisnya, lokasi, bentuk, dasar, aquadest, erosi atau laserasi akan tampak berwarna biru.
tepi dan sekitar luka.
49
NO Pemeriksaan Keterangan
Pemeriksaan selaput dara Tentukan:
•Ada atau tidaknya robekan
•Robekan baru atau lama
BAG. PERUT •Lokasi robekan tersebut tentukan pada arah jam berapa
•Teliti apakah sampai ke dasar atau tidak.
12 •Besarnya orifisium
•Swab daerah komisura posterior, buat sediaan hapus dan
keringkan dalam suhu kamar
KAMER 5
A
1
2
3. 4.
KA KI
NO Pemeriksaan Keterangan
Lakukan swab pada komisura Swab dilakukan dengan cara:
11 posterior dan forniks posterior. •Pasang spekulum bila korban telah menikah atau melakukan
Kemudian buat sediaan hapus 2 kegiatan seksual rutin, gunakan ukuran yang sesuai. Pada korban
(dua) buah yang baru pertama kali disetubuhi lakukan pengambilan sampel
tanpa spekulum.
•Gunakan pipet plastik, ambil cairan dalam vagina, teteskan ke atas
kaca objek, kemudian tutup dengan kaca penutup dan segera
diperiksa di bawah mikroskop adanya spermatozoa. Apabila dalam
vagina tidak ditemukan cairan, bilaslah terlebih dahulu dengan 2 ml
larutan garam fisiologis.
•Masukkan lidi kapas bersih ke dalam vagina, basahkan kapas
dengan cairan vagina dengan cara memutarnya beberapa kali, dan
biarkan difomiks posterior selama satu menit.
•Pada anak-anak atau yang belum menikah, kapas lidi ukuran kecil
diletakkan di komisura posterior, didorong ke dalam vagina
menelusuri dinding belakang vagina dengan hati-hati sampai
terbentur forniks digerakkan kekiri dan kekanan, ditarik keluar
menelusuri dinding belakang vagina secara hati-hati.
•Buat dua buah sediaan hapus dengan cara menggelindingkan
kapas diatas gelas obyek. Keringkan diudara dalam suhu kamar.
Kapas lidi juga dikeringkan.
•Setelah sediaan hapus kering, masukkan kedalam amplop terpisah,
satu untuk pemeriksaan mikrobiologi (pemeriksaan adanya GO) dan
yang lain untuk pemeriksaan laboratorium forensik lainnya.
79
NO Pemeriksaan Keterangan
12 Dalam hal adanya riwayat Pemeriksaan anus dapat dilakukan pada knee-chest
persetubuhan anus, pemeriksaan position.
colok dubur dan proktoskopi perlu • Lakukan swab pada rugae-rugae.
dipertimbangkan untuk melihat • Buat dua sediaan hapus dan kapas lidi
adanya luka baru dan gambaran dikeringkan seperti pada swab laring dan tonsil
rugae. pada butir 4.
Jarang ditemukan bukti-bukti fisik pada lebih 1. Jika kekerasan terjadi lebih dari 72 jam tapi
dari satu minggu setelah kejadian. Pada kurang dari 1 minggu, catat apapun luka
semua kasus : yang menyembuh dan atau luka baru.
1.Catat ukuran dan warna dari memar dan
2. Jika kekerasan terjadi lebih dari satu minggu
lecet,
dan tidak ada memar atau lecet dan tidak
2.Catat bukti-bukti komplikasi kekerasan
ada keluhan (misal keluar cairan dari vagina
yang mungkin terjadi (tuli, patah tulang,
abses dll), atau anus atau luka), kecil indikasi untuk
melakukan pemeriksaan pelvik.
3.Cek tanda-tanda kehamilan,
4.Catat kondisi mental korban (normal, 3. Swab forniks posterior tetap dilakukan untuk
depresi, bunuh diri dll) mendeteksi adanya IMS.
PERHATIAN KHUSUS UNTUK KORBAN LAKI-LAKI
1
2
SISI PERUT
KORBAN
NUNGGING
ANUS CORONG
SERING DI
SODOMI
BARANG BUKTI LAIN
Protap pemeriksaan kekerasan seksual pada perempuan dan anak
POKOK BAHASAN 1:
TATALAKSANA PENANGANAN MEDIS KORBAN KTP/A, TERMASUK TPPO
8
9 PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• Setiap swab/sedian lain yang ada harus dikeringkan dalam suhu kamar, tidak boleh di jemur atau
dikeringan dengan hair dryer.
• Setiap bahan sampel harus dimasukan kedalam tabung baik dengan atau tanpa pengawet, yang
telah diberi label pada bagian luar tabung bertuliskan nama organ yang diambil, nama korban dan
nomor SPV.
• Setiap tabung sampel yang dikirim harus disegel dengan segel dari Instalasi forensik.
• Bersamaan dengan pengiriman sampel harus disertai dengan surat permohonan pemeriksaan
laboratorium yang ditandatangani oleh dokter spesialis forensik yang meminta pemeriksaan dan
disertai pula tanda terima sampel oleh petugas laboratorium yang menerima sampel.
• Jika perlu, hasil pemeriksaan laboratorium dapat di perbanyak dan dilampirkan dalam VeR.
PENATALAKSANAAN MEDIS
POKOK BAHASAN 1:
TATALAKSANA PENANGANAN MEDIS KORBAN KTP/A, TERMASUK TPPO
LANGKAH-LANGKAH PENATALAKSANAAN MEDIS
9. Pada anak korban KtA, informasikan dengan hati-hati hasil pemeriksaan dan kemungkinan dampak
yang terjadi pada anak dan keluarga serta rencana tindak lanjutnya.
10. Pada kasus kekerasan seksual :
• Segera dirujuk ke Rumah Sakit/dokter kebidanan untuk pemeriksaan lebih lanjut (jika tidak terbiasa
menangani kasus kekerasan seksual);
• Periksa dan cegah kehamilan;
• Periksa, cegah dan obati infeksi menular seksual atau rujuk ke RS;
• Berikan konseling untuk pemeriksaan HIV AIDS dalam 6-8 minggu atau rujuk bila perlu
11. Tanyakan makna temuan bagi korban dan keluarganya serta langkah mereka berkaitan dengan
temuan tersebut, lalu terangkan temuan pemeriksaan dan kosekuensinya dengan hati-hati
12. Jika ditemukan masalah gangguan mental, lakukan konseling atau rujuk jika memerlukan intervensi
psikiatrik
13. Periksa dengan teliti dan lakukan pencatatan serta berikan surat-surat yang diperlukan
14. Setiap korban berhak mendapatkan pelayanan rehabilitasi medis maupun rehabilitasi psikososial.
PEMBERIAN TERAPI PADA KORBAN KEKERASAN SEKSUAL
Terapi dibedakan jika korban datang dalam waktu 72 jam dan lebih dari 72 jam
Korban datang dalam waktu 72 jam setelah kejadian
⮚ Pencegahan Infeksi Menular Seksual (IMS):
• Korban perkosaan harus diberi antibiotik untuk infeksi Klamidia, GO dan Sifilis. Jika diketahui IMS
lain sering dijumpai (seperti Trikomoniasis atau Chancroid), beri terapi preventif untuk infeksi ini
juga
• Berikan regimen terpendek yang ada di protokol lokal yang mudah diberikan
• Hati-hati pada wanita yang hamil tidak boleh minum obat antibiotik tertentu dan sesuaikan terapi
• Regimen pencegahan IMS dapat dimulai bersamaan dengan kontrasepsi darurat dan Post-
Exposure Prophylaxis (PEP) untuk HIV, meskipun dosis harus di bagi (dan diminum bersama
makanan) untuk mengurangi efek samping seperti mual
PENCEGAHAN INFEKSI HIV
• Lakukan tes HIV (Rapid test) dan PEP harus diberikan kepada korban berdasarkan penilaian
risiko dari anamnesis kejadian perkosaan yang dilakukan dokter dan prevalensi HIV di wilayah
tersebut. Risiko HIV meningkat pada kasus-kasus berikut :jika lebih dari satu pelaku, jika korban
memiliki kulit luka atau rusak, jika terjadi sodomi, jika pelaku diketahui HIV positif atau pengguna
jarum suntik. Jika status HIV tidak diketahui, asumsikan mereka HIV positif, terutama di negara
dengan prevalensi HIV tinggi.
• PEP biasanya terdiri dari 2 atau 3 obat antiretroviral (ARV), diminum 2 kali sehari selama 28 hari.
Obat terdiri dari zidovudine (ZDV atau AZT) dan lamivudine (3TC). Tersedia kombinasi obat ini
dalam 1 tablet bernama Combivir.
• Jika tidak memungkinkan korban menerima PEP di tempat anda, rujuk secepat mungkin (dalam
waktu 72 jam setelah kejadian) ke tempat yang menyediakan PEP
• Jika korban datang setelah 72 jam PEP tidak diberikan dan korban dirujuk ke fasyankes yang
memiliki layanan konseling tes sukarela (KTS) yang ada di wilayah anda
PENCEGAHAN KEHAMILAN
• Kontrasepsi darurat hanya diberikan pada korban yang telah haid yang datang untuk
melakukan pemeriksaan kurang dari 72 jam setelah kejadian. Kontrasepsi darurat masih
dapat diberikan sampai 5 hari setelah kejadian.
1. Pil levonogestrel 0,75 mg, paket berisi 2 tablet; atau
2. Pil kombinasi etinil estradiol 0,03 mg + levonogestrel 0,15 mg (pil program KB
yang ada di Indonesia), diminum dengan dosis 4 pil saat datang dilanjutkan 4 pil
12 jam kemudian
PENCEGAHAN & PENGOBATAN IMS
Efektif bila diberikan dalam waktu 3 hari (72 jam) pasca senggama
• Bermain Peran
PENUGASAN
• Latihan Kasus
TERIMA KASIH