Anda di halaman 1dari 22

KANIT PPA

POLRESTABES MEDAN
“ PENANGANAN KASUS PEREMPUAN
DAN ANAK SERTA TPPO”
AKP MADIANTA BR GINTING, SH, MH

MEDAN JUNI 2022


UU RI NO 17 THN 2016 TENTANG PERPU NO 01 THN 2016 TENTANG
UU
1 PERUBAHAN KEDUA ATAS UU RI NO 23 THN 2002 TENTANG
PERLINDUNGAN ANAK

SATRESKRIM 2
UU RI NO 23 THN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM
RUMAH TANGGA
POLRESTABES
UU RI NO 21 HN 2017 TENTAG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA
MEDAN 3
PERDAGANGAN ORANG

4
UU RI NO 11 THN 2012 TENTANG SISITEM PERADILAN PIDANA ANAK

5 PERKAP NOMOR 08 THN 2021 TTG RESTORATIVE JUSTICE


SPKT
POLRESTABES KONSELIN LAPORAN LIDIK / KEJAKSAA
MEDAN G POLSI SIDIK N

DIDAMPINGI OLEH APABILA MENCARI


P2TP2AATAU KORBAN
ATAU SAKSI 1. KORBAN DIBAWA KE DAN
MENGUMPULKAN P.2
DP3AATAU LSM MERASA
TERANCA ATA RSBHAYANGKARA/
ATAU KELUARGA M TIDAK
U AMAN DRPIRNGADIMEDAN
ALAT BUKTI 1
GUNA MELENGKAPI
MAKAPENYIDIK UNTUKDILAKUKAN BERKAS PERKARA
BERKOORDINASI VISUM
DENGANDINAS
PEMBERDAYAAN
PEREMPUANDAN
PERLINDUNGANANAK
PENYIDIK / PENYIDIK PEMBANTU
UNIT PPA SAT RESKRIM POLRESTABES MEDAN

POLWAN : 13 KANIT : 1 PENYIDIK : 11

POLKI : 3 KASUBNIT : 2 OPSNAL /


PENYELIDIK : 3

PENYIDIK/PENYIDIK
PEMBANTU PPA SAT
RESKRIM POLRESTABES
MEDAN
PENGERTIAN
1. Kekerasan : perbuatan terhadap seseorang yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau
penderitaan fisik, psikis, seksual, maupun penelantaran.
2. Anak : seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan
(Pasal 1
3. Kekerasan Terhadap Perempuan : setiap tindakan yang berakibat kesengsaraan atau
penderitaan-penderitaan pada perempuan secara fisik, seksual atau psikologis, termasuk
ancaman tindakan tertentu, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara sewenang-
wenang baik yang terjadi di depan umum atau dalam lingkungan kehidupan pribadi
4. Perlindungan Anak : segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya
agar dapat hidup, tumbuh berkembang dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan
harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi
5. Eksploitasi : tindakan dengan atau tanpa persetujuan korban yang meliputi tetapi tidak
terbatas pada pelacuran, kerja atau pelayanan paksa, perbudakan atau praktek serupa
perbudakan, penindasan, pemerasan, pemanfaatan fisik, seksual, organ reproduksi, atau
secara melawan hukum memindahkan atau mentransplantasi organ dan/atau jaringan tubuh
atau memanfaatkan tenaga atau kemampuan seseorang oleh pihak lain untuk mendapatkan
keuntungan baik materiil maupun immateriil

• KEKERASAN FISIK : Perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh
sakit dan luka berat
• KEKERASAN PSIKIS : Perbuatan yang mengakibatkan hilangnya rasa
percaya diri, kemampuan untuk bertindak/tidak berdaya, ketakutan
dan penderitaan psikis berat
• KEKERASAN SEKSUAL : Perbuatan pemaksaan hubungan seksual
antara orang yang berada dalam lingkup rumah tangga yang
menimbulkan penderitaan maupun tujuan komersil

• PENELANTARAN : Melalaikan kewajiban mengakibatkan orang lain
terlantar dalam lingkup rumah tangga baik secara fisik, psikis
maupun sosial

BENTUK-BENTUK KEKERASAN
DAMPAK KEKERASAN
Korban rendah diri di dalam
Korban mengalami sakit fisik lingkungan masyarakat
atau cacat maupun keluarga

Sakit psikis Takut menikah kembali

Trauma berkepanjangan Lari dari rumah

Perceraian Murung dan tidak bergaul


TUGAS MASYARAKAT
Setiap orang yang mendengar, melihat, atau mengetahui terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak wajib melakukan
upaya sesuai dengan batas kemampuannya untuk :

Mencegah berlangsungnya Memberikan perlindungan


tindak pidana kepada korban

A B

Memberikan pertolongan C D Membantu proses


darurat pelaporan kepada pihak
yang berwenang
1 BUJUK RAYU UNTUK DINIKAHI, DAPAT NILAI RAPORT BAGUS

MEDIA SOSIAL YANG DIGUNAKAN UNTUK MENCARI KORBAN DENGAN MENJANJIKAN PEKERJAAN
2 GAJI TINGGI, VIDEO GAMES DAN VIDEO PORNO

3 ANAK MENJADI PENGEMIS

4 MENJANJIKAN PEKERJAAN DI LUAR NEGERI DENGAN GAJI TINGGI NAMUN DI PEKERJAKAN MENJADI
PSK

MENJERAT KORBAN DENGAN MODUS HUTANG UNTUK BIAYA TEMPAT TINGGAL, MAKAN,
5 PENGURUSAN PASPORT DAN BIAYA TRANSPORTASI
PENGERTIAN PERDAGANGAN ORANG
UU RI no. 21 / 2007
dgn cara :
- SETIAP ORANG • Ancaman kekerasan
- KORPORASI
• Penggunaan kekerasan
• Penculikan
• Perekrutan • Penyekapan
• Pengangkutan manusia • Pemalsuan
• Penampungan • Penipuan
• Pengiriman • Penyalah-gunaan kekuasaan
• Pemindahan • Penyalah-gunaan posisi rentan
• Penerimaan • Penjeratan hutang
• Memberi bayaran / manfaat

untuk tujuan eksploitasi atau


mengakibatkan orang tereksploitasi.
SUBYEK / PELAKU TPPO
UU RI no. 21 / 2007

• Perekrut.
• Pengangkut. MATERIIL
- SETIAP ORANG • Penampung. MENDAPAT
• Pengirim. KEUNTUNGAN
IMMATERIIL
• Pemindah.
• Penerima.

Badan hukum
• Kumpulan orang.
- KORPORASI
• Kekayaan terorganisasi.
Bukan badan
hukum
Perekrutaan – Pengangkutan –Penampungan
- Pengiriman – Pemindahan –Penerimaan

Ancaman –Pemaksaan – Penculikan –


Penipuan – Kebohongan – Kecurangan –
Penyalahgunaan Kekuasaan

Prostitusi – Pornografi – Kekerasan /


Eksploitasi Seksual- Kerja Paksa/dgn Upah
yg tdk layak – Perbudakan/Praktek-praktek
lain serupa Perbudakan
FAKTOR-FAKTOR PENDORONG
TERJADINYA TRAFICKING

1. Traficking merupakan bisnis (ilegal) yang menguntungkan (keuntungan


terbesar ketiga, setelah perdagangan gelap senjata dan narkoba)
2. Kemiskinan & tuntutan ekonomi.
3. Kurangnya kesempatan kerja dan peluang usaha.
4. Pendidikan.
5. Ketidak tahuan akan hak & informasi.
6. Gaya Hidup dsb.
MODUS KASUS TPPO

1 PENIPUAN

2 BUJUK RAYU

3 JERATAN HUTANG / JASA

ADOPSI ILEGAL
4

5 PENCULIKAN PEMALSUAN IDENTITAS


KELOMPOK RENTAN
( Kelompok yg sering jadi korban perdagangan
orang )

• Mereka yang berasal dari keluarga miskin di


desa/kota;
• Anak-anak putus sekolah;
• Anak korban KDRT;
• Buruh migran;
• Anak jalanan;
• Janda cerai krn pernikahan dini,
• Bayi.
KENDALA YANG DIALAMI PENYIDIK DALAM
PENANGANAN KASUS KEKERASAN TERHADAP ANAK
DAN PEREMPUAN /TPPO

1 RUMAH AMAN UNTUK KORBAN KEKERASAN PEREMPUAN DAN ANAK BELUM EFEKTIF

2 BELUM TERSEDIANYA TENAGA PSIKOLOGI DAN FISIKIATER ANAK

SERINGNYA KORBAN MENDAPATKAN ANCAMAN ATAU TEKANAN DARI PELAKU SEHINGGA


3 KORBAN TIDAK MAU MELAPOR

4 INFORMASI TERPUTUS DIKARENAKAN KORBAN TIDAK MENGENAL AGEN YANG


MENGREKRUT

KORBAN TIDAK BERSEDIA MELAPOR DIKARENAKAN KORBAN TELAH SENGAJA


5 MEMALSUKAN IDENTITAS BERUPA ADMINISTRASI BAIK ITU KTP, PASSPORT DAN LAIN-LAIN,
MENJADIKAN KORBAN TELAH DENGAN SENGAJA MELAKUKAN TINDAK PIDANA PEMALSUAN
DOKUMEN SEHINGGA KORBAN MERASA KETAKUTAN
TINDAKAN KEPOLISIAN

PREEMTIF : DENGAN MELAKUKAN KEGIATAN POSITIF MERANGKUL


TOGA DAN TOMAS
1
PREVENTIF : MELAKUKAN PENCEGAHAN DENGAN CARA
MEMBERIKAN PENYULUHAN KE SEKOLAH-SEKOLAH
DAN TEMPAT IBADAH
REPRESIF : PENEGAKAN HUKUM SECARA PROFESIONAL,
PROPORSIONAL DAN PROSEDURAL UNTUK MEMBUAT
EFEK JERA TERHADAP PELAKU.

2 MELAKUKAN KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT YAITU


P2TP2A, DP3A, DINAS SOSIAL DLL
RESTITUSI

RESTITUSI Adalah pembayaran ganti kerugian yang dibebankan kepada pelaku


berdasarkan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap atas
kerugian materiil dan/atau immateriil yang diderita korban atau ahli warisnya.
(pasal 1 angka 13 UU PTPPO)
RESTITUSI DIATUR DALAM : PP NO. 3 TAHUN 2002
Permohonan ganti rugi berupa Restitusi dapat diajukan
oleh korban melalui 2 cara:
a. Korban mengajukan Restitusi sejak korban melaporkan kasus pidana ke Polisi
setempat
b. Korban dapat memohon Restitusi dengan cara mengajukan sendiri gugatan perdata
atas kerugiannya ke Pengadilan Negeri setempat

Peran penyidik diawali sejak korban melaporkan kasus pidananya. Penyidik harus
segera memberitahukan kepada korban tentang bagaimana korban mendapatkan hak
ganti rugi dari pelaku, misalnya : bahwa korban harus mengumpulkan bukti-bukti untuk
dapat diajukan sebagai dasar mendapatkan Restitusi (pengeluaran-pengeluaran,
pengobatan berupa kwitansi/bon). Bukti-bukti tersebut harus dilampirkan bersama
berkas perkaranya (penjelasan pasal 4
PENERAPAN RESTORATIVE JUSTICE
SAT RESKRIM POLRESTABES MEDAN

MELAKUKANRJKEKERASANFISIKDALAMLINGKUPRUMAHTANGGA
PENERAPAN RESTORATIVE JUSTICE
SAT RESKRIM POLRESTABES MEDAN

MELAKUKANRJKEKERASANFISIKTERHADAPANAK

Anda mungkin juga menyukai