Anda di halaman 1dari 43

KEJAKSAAN NEGERI GUNUNGSITOLI

Kejaksaan.go.id
PENANAMAN
KESADARAN HUKUM
SEJAK DINI
DALAM KELUARGA
HUKUM
HUKUM
Hukum ialah suatu himpunan peraturan

yang dibuat untuk dipatuhi, ditaati dan

dijadikan pedoman dalam menjalani ke-


KITA TIDAK BISA
hidupan bagi masyarakat dan Negara. MEMBANGUN
FONDASI NE-
GARA TANPA AT-
URAN
HUKUM
CIRI – CIRI HUKUM ANTARA LAIN :
A. Adanya perintah dan / atau larangan;
B. Perintah dan / atau larangan itu harus patuh ditaati oleh setiap orang.

HUKUM

Hukum meliputi berbagai peraturan yang menentukan dan mengatur

hubungan orang yang satu dengan yang lain, yakni peraturan-peratu-

ran hidup kemasyarakatan yang dinamakan KAEDAH HUKUM.

TUJUANHUKUM

“MENJAMIN ADANYA KEPASTIAN HUKUM DALAM

MASYARAKAT YANG BERKEADILAN”.


TEORI FIKSI HUKUM
“Bahwa begitu suatu norma hukum diberlakukan, maka
pada saat itu pula setiap orang dianggap tahu hukum.”

Pasal 45 Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang


Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

“Agar setiap orang mengetahuinya, Peraturan Perundang-undangan harus


diundangkan dengan menempatkannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia; Berita Negara Republik Indonesia; Lembaran Daerah; atau Berita
Daerah”

PENJELASANNYA BERBUNYI:

“Dengan diundangkan Peraturan Per Undang - Undangan dalam lembaran resmi sebagimana
dimaksud dalam ketentuan ini maka setiap orang dianggap telah mengetahuinya”
HUKUM
PIDANA
Merupakan Bagian Dari Keselur-

uhan Hukum Yang Berlaku Di


PIDANA
Suatu Negara Yang Memberikan
Nestapa yang di
Dasar-dasar Dan Aturan Untuk
berikan oleh Negara
Menentukan Perbuatan Yang kepada seseorang
Tidak Boleh Dilakukan,yang
yang melakukan
pelanggaran terhadap
Dilarang Beserta Ancaman/ ketentuan – ketentuan
Sanksi Berupa Pidana Tertentu Undang - undang
Bagi Yang Melanggar Larangan
ANAK MENURUT UNDANG - UNDANG
P A S A L 45 KUHP

“Anak yang belum dewasa apabila seseorang


tersebut belum berumur 16 tahun“

Menurut Undang-undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (pasal 6 ayat


(2)) memuat ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang belum mencapai umur 21 tahun
mendapati izin kedua orang tua.

Selanjutnya dalam pasal 7 ayat (1) yang memuat batasan minimum usia untuk
dapat kawin bagi pria adalah 19 (Sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enam belas) tahun.

UU No. 16 tahun 2019 tentang Usia Nikah


Pasal 7 Ayat (1)
“Perkawinan hanya diizinkan apabila pria dan
wanita sudah mencapai umur 19 tahun “
UU NO 3 TAHUN 1979 TENTANG PENGADILAN ANAK YANG TELAH DIGANTI DENGAN
UNDANG - UNDANG NO 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN ANAK

PASAL
Angka 3 disebutkan bahwa anak yang berkonflik dengan hukum (Anak) adalah anak yang
1 diduga melakukan tindak pidana.  (telah berumur 12 tahun tetapi belum 18 tahun)

Angka 4 disebutkan bahwa anak yang menjadi korban tindak pidana (Anak Korban)
1 adalah anak yang mengalami penderitaan fisik, mental, dan/atau kerugian ekonomi yang
disebabkan oleh tindak pidana.  (belum 18 tahun)

Angka 5 disebutkan bahwa anak yang menjadi saksi tindak pidana (Anak saksi) adalah
anak yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan dan
1 pemeriksaan di sidang pengadilan tentang suatu perkara pidana yang didengar, dilihat,
dan/atau dialaminya sendiri.  (belum 18 tahun), pemeriksaan sidang dibawah sumpah
apabila mencapai usia 15 tahun
HAK ANAK ITU MELIPUTI :
UU NO. 35 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UU NO. 23 TAHUN 2002
TENTANG
PERLINDUNGAN ANAK
Hak untuk hidup,tumbuh,berkembang,dan
berpartisipasi secara wajar sesuai dengan Hak untuk mengetahui orangtuanya dibesarkan dan
1 harkat dan martabat kemanusiaan,serta 4 diasuh oleh orangtuanya sendiri
mendapat perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi.
Hak atas suatu nama sebagai identitas diri Hak untuk diasuh atau diangkat apabila
dan status kewarganegaraan. dalam hal
kewarganegaraan ini setiap anak berhak
5 orangtuanya tidak menjamin tumbuh kembang anak
tersebut.
mendapatkan kewarganegaraan dari
2 kelahiran dari perkawinan yang sah, bahkan
Hak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan
anak yang terlahir yang tidak diketahui
orangtuanya dan anak tersebut lahir di 6 sosial.
wilayah Republik Indonesia diakui sebagai
warga Negara Republik Indonesia.

3 Hak untuk beribadah menurut agamanya.


7 Hak memperoleh pendidikan dan pengajaran.
HAK ANAK ITU MELIPUTI :
UU NO. 35 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UU NO. 23 TAHUN 2002
TENTANG
PERLINDUNGAN ANAK
Hak untuk menyatakan dan didengar Hak atas perlindungan dari penyalahgunaan dalam
8 pendapatnya,menerima,mencari, dan kegiatan politik,pelibatan dalam sengketa
memberikan informasi. 12 bersenjata,pelibatan dalam kerusuhan
Hak untuk beristirahat dan memanfaatkan social,pelibatan dalam peristiwa yang mengandung
waktu luang, bergaul dengan anak unsure kekerasan,pelibatan dalam peperangan
9 sebayanya, bermain, berekreasi,dan Hak memperoleh perlindungan dari sasaran
berkreasi sesuai dengan minat, bakat,dan 13 penganiayaan, penyiksaan atau penjatuhan
tingkat kecerdasannya demi pengembangan hukuman yang tidak manusiawi
diri.
Hak memperoleh rehabilitasi,bantuan social,
10dan pemeliharaan taraf kesejahteraan social 14 Hak memperoleh kebebasan sesuai dengan hukum
bagi anak penyandang cacat

Hak atas perlindungan dari perlakuan Hak untuk mendapat bantuan hukum dan bantuan
11 diskriminasi, eksploitasi baik ekonomi 15 lainnya
maupun seksual, penelantaran,
kekejaman,kekerasan dan penganiayaan,
ketidakadilan, dan perlakuan salah lainnya
KEWAJIBAN SEORANG ANAK

1 2 3 4 5
MENCINTAI
MENGHORMATI
KELUARGA,MASYA MENCINTAI TANAH MENUNAIKAN IBADAH
ORANGTUA,WALI MELAKSANAKAN ETIKA
RAKAT, DAN AIR, BANGSA DAN SESUAI DENGAN
DAN DAN AKHLAK MULIA
MENYAYANGI NEGARA AJARAN AGAMANYA
GURU
TEMAN.
KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB ORANG TUA
TERHADAP ANAK

1 2 3 4
MENUMBUH
MEMBERIKAN PENDIDIKAN
MENGASUH, MEMELIHARA, KEMBANGKAN ANAK MENCEGAH TERJADINYA
KARAKTER DAN
MENDIDIK DAN MELINDUNGI SESUAI DENGAN PERKAWINAN PADA USIA
PENANAMAN NILAI BUDI
ANAK KEMAMPUAN, BAKAT DAN ANAK
PEKERTI PADA ANAK
MINATNYA
KEKERASAN PADA ANAK DIGOLONGKAN MENJADI :

KEKERASAN KEKERASAN PENGABAIAN


KEKERASAN
SECARA PSIKIS TERHADAP
SEKSUAL
FISIK / EMOSI ANAK
CONTOH KEKERASAN FISIK
Pasutri di Bogor aniaya anak sendiri hingga meninggal

(Achmad Sudarno/Liputan6.com)

Surni Puri (25) dan Ahsi Avei (27), pasangan suami istri

di Bogor, Jawa Barat, yang tega menyiksa anaknya sendiri

hingga tewas mengaku sadar saat menganiaya anaknya,

Yeol Ghi Nichiardo (3).

Ahsi Avei (27), ayah korban, mengaku khilaf dan kini

menyesal telah menghilangkan nyawa anak semata

wayangnya itu.
KEKERASAN FISIK TERHADAP ANAK
CONTOH KEKERASAN FISIK
Usia D memang baru 8 tahun. Namun, dia sudah
merasakan menjadi tunawisma. Sejak enam bulan lalu,
dia diusir oleh orang tua kandungnya. Sejak terusir dari
rumah orangtuanya itu dia terpaksa seorang diri tidur di
pos keamanan serta berpindah-pindah ke rumah
tetangganya. Tak jelas apa alasan dan motif orangtua D,
sengaja menelantarkan anaknya. Empat saudara D yang
berjenis kelaminperempuan juga harus menderita karena
dikurung di dalam rumah. Usianya mulai dari empat
hingga 12 tahun. Selain D, empat saudara
perempuannya yakni kakak dan adiknya pun
ditelantarkan hanya saja berada di dalam rumah. Kelima
anak tersebut berinisial L (10), C (10), A (5), serta DN
(4).

Pasangan suami istri kejam itu akhirnya harus berurusan


dengan hukum. Mereka akan dijerat Undang-Undang
Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak akan
dijerat dengan Pasal 77 b, dengan ancaman hukuman
lima tahun penjara dan denda Rp100 juta.
KEKERASAN SEKSUAL
16 Agustus 2016

FAJAR.CO.ID, BENGKULU – Provinsi Bengkulu darurat


kekerasan seksual terhadap anak. Terbukti dalam
sepekan ini saja sudah ada tiga kasus yang mencuat.
Setelah kasus pemerkosaan Yuyun yang menggem-
parkan publik, kali ini pelecehan seksual terakhir dialami
seorang anak usia bawah lima tahun (Balita) berinisial IN
(4). Pelakunya Ju (33), warga Dusun Ulu Danau, Desa
Padang Betuah, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten
Bengkulu Tengah (Benteng).
Buruh PT Bio Nusantara ini mencabuli korban sepulang
mengaji saat mampir ke rumah tersangka, Kamis (11/8)
malam. Mengetahui kejadian tersebut, orang tua IN lang-
sung melapor ke pihak kepolisian.
PENGABAIAN ANAK
PENGABAIAN NAFKAH
Peristiwa pengabaian ini sering dan banyak terjadi

dikehidupan terutama dalam kehidupan rumah tangga

yang mengalami perceraian dimana anak selalu

menjadi korban orangtuanya, ayah yang tidak mau lagi

membiayai hidup atau menanggung biaya anaknya dan

ibu yang bercerai lalu menikah dengan lelaki lain juga

sering mengabaikan anaknya.


HUKUM PERLINDUNGAN ANAK
UU NO.35 TH 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UU NO. 23 TH 2002
TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

Anak Berhadapan dengan Hukum adalah orang yang belum

1 berusia 18 Tahun termasuk anak yang masih dalam kandungan,

yang menjadi Pelaku, Korban, dan atau Saksi Tindak Pidana

ANAK-ANAK YANG MEMBUTUHKAN PERLINDUNGAN KHUSUS :

• Anak Jalanan
2 • Pekerja Anak Mencari nafkah tanpa sekolah

• Eksploitasi Seksual Komersialisasi Anak (ESKA)

• Anak-Anak yang Berkonflik dengan Hukum


MELINDUNGI ANAK DARI KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
(UU NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KDRT)
S
T
O
P
Pemukulan/Penganiayaan (Psl 351 KUHP) / Pasal 80 (1)
UUPA) Pengeroyokan (Psl 170 KUHP), Pengancaman&

TINDAK Pemerasan (Pasal 368-369 KUHP), Penghinaan


(Mengejek, Memaki,Mengolok - ngolok, Mencemooh
teman)

PIDANA
Dilaporkan Ke POLISI  Dilimpahkan Ke KEJAKSAAN

 Mengikuti PERSIDANGAN yang Tertutup Untuk Umum

 PUTUSAN HAKIM

1. Dikembalikan kepada orang tua (anak umur 8 - 12 tahun)


2. Diserahkan kepada negara mengikuti pendidikan,
pembinaan, latihan kerja ( anak umur 8 - 12 tahun)
3. Pidana Kurungan, Pidana Penjara (½ dari pidana orang
dewasa),Pidana Denda / Pidana Pengawasan
JENIS-JENIS KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
UU No. 23 Tahun 2004 Tentang PKDRT

Fisik (luka, saksi, luka berat & matinya korban)


1 (Pasal 45)

Psikologis (menimbulkan rasa ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, adanya penderitaan batin)
2 (Pasal 45)

3 Seksual yaitu pemaksaan hubungan badan yang tidak wajar atau tidak disukai
(Pasal 46)

4 Penelantaran rumah tangga (isteri tidak mengurus anak, suami tidak menafkahi keluarga, dsb)
(Pasal 49)
RUANG 1. Suami

LINGKUP 2. Istri

3. Anak (termasuk anak tiri dan anak angkat)


DAN
4. Orang yang mempunyai hubungan keluarga
SUBJEK sedarah, perkawinan, persusuan, penga-

KDRT suhan dan perwalian (hubungan perkawinan

seperti mertua, menantu, besan, ipar)

5. Orang yang bekerja pada rumah tangga

(pembantu/ART)
BULLYING ATAU PENINDASAN

Penindasan (bahasa Inggris: Bullying) adalah penggunaan kekerasan, ancaman,


atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain. Perilaku ini
dapat menjadi suatu kebiasaan dan melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan sosial
atau fisik. Hal ini dapat mencakup pelecehan secara lisan atau ancaman, kekerasan
fisik atau paksaan dan dapat diarahkan berulang kali terhadap korban tertentu,
mungkin atas dasar ras, agama, gender, seksualitas, atau kemampuan. Tindakan
penindasan terdiri atas empat jenis, yaitu secara emosional, fisik, verbal, dan cyber.
Budaya penindasan dapat berkembang di mana saja selagi terjadi interaksi antar
manusia, dari mulai di sekolah, tempat kerja, rumah tangga, dan lingkungan.
BENTUK PENINDASAN FISIK

BENTUK Tindakan penindasan dengan kontak secara

fisik yang menimbulkan perasaan sakit fisik,


PENINDASAN luka, cedera, atau penderitaan fisik lainnya.

Contohnya memukul, menampar, atau

menendang orang lain.


BENTUK PENINDASAN PSIKOLOGIS

BENTUK Tindakan penindasan yang menimbulkan

PENINDASAN trauma psikologis, ketakutan, depresi,

kecemasan, atau stres. selain itu juga

menimbulkan kegalauan/gusar.
BULLYING SECARA RELASIONAL
Pelemahan harga diri korban secara sistematis melalui
pengabaian, pengucilan atau penghindaran. Perilaku ini dapat
mencakup sikap-sikap yang tersembunyi seperti pandangan
yang agresif, lirikan mata, helaan nafas, cibiran, tawa
mengejek dan bahasa tubuh yang mengejek. Bullying dalam
bentuk ini cenderung perilaku bullying yang paling sulit
dideteksi dari luar. Bullying secara relasional mencapai puncak
kekuatannya diawal masa remaja, karena saat itu tejadi
perubahan fisik, mental emosional dan seksual remaja. Ini
adalah saat ketika remaja mencoba untuk mengetahui diri
mereka dan menyesuaikan diri dengan teman sebaya.
BULLYING
ELEKTRONIK
M erupakan bentuk perilaku bullying yang dilakukan

pelakunya melalui sarana elektronik seperti komputer,

handphone, internet, website, chatting room, e-mail, SMS

dan sebagainya. Biasanya ditujukan untuk meneror

korban dengan menggunakan tulisan, animasi, gambar

dan rekaman video atau film yang sifatnya

mengintimidasi, menyakiti atau menyudutkan. Bullying

jenis ini biasanya dilakukan oleh kelompok remaja yang

telah memiliki pemahaman cukup baik terhadap sarana

teknologi informasi dan media elektronik lainnya.


TINDAK PIDANA PERDAGANGAN MANUSIA
UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007
PERDAGANGAN ORANG ADALAH :

Tindakan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan, atau


penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, pencu-
likan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan, atau posisi
rentan, yang memegang kendali atas orang lain tersebut baik yang dilakukan di
dalam negara maupun antar negara untuk tujuan eksploitasi atau mengakibatkan orang
tereksploitasi.
SANKSI 1. Ancaman paling ringan yaitu selama 4 bulan penjara dan

TERHADAP yang paling berat selama 20 tahun penjara;

PELAKU 2. Ancaman denda paling ringan sebesar Rp.3.000.000,-

KDRT (tiga juta rupiah) dan paling berat paling besar Rp.

500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)

SANKSI BERUPA PIDANA


PENJARA, JUGA DENDA
PASAL 81
(1) Setiap orang yang melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa
Anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain. dipidana
dengan pidana penjara paling singkat 5 tahun dan paling lama 15 tahun dan
denda paling banyak 5 miliar rupiah.
(2) Setiap Orang yang dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian
kebohongan, atau membujuk Anak melakukan persetubuhan dengannya atau
dengan orang lain.

Pasal 82
(1) Setiap orang yang melakukan Kekerasan atau ancaman Kekerasan,
memaksa, melakukan tipu muslihat, melakukan serangkaian kebohongan, atau
membujuk Anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 tahun dan paling lama 15 tahun
dan denda paling banyak 5 miliar rupiah.
MODUS OPERANDI
 Penipuan, Bujuk rayu
 Jeratan utang
ANCAMAN HUKUMAN  Jeratan Jasa
Tidak dikenal hukuman mati,  Adopsi ilegal
Pid Pokok : Pidana Penjara : 1  Seni-entertainment
Min 3 th - Max 15 th  Penculikan, pemalsuan
Pidana Denda : Min 120 jt- identitas
Max 600 jt
CARA KERJA TRAF-
Pemberatan : FICKER/ PELAKU
Terhadap Anak hukuman  Agen merekrut korban
ditambah 1/3  Memanfaatkan kondisi
Akibatkan Meninggal Dunia ko- darurat (bencana alam)
rban dipidana paling ringan 5  Calon korban dbawa ke
th dan paling lama seumur daerah tujuan melalui
hidup; Akibatkan korban luka
2 3 daerah transit
(darat,laut,udara)
berat, gangguan jiwa berat,  Dokumen - dokumen Palsu
penyakit menular yang men-  Para pelaku : Kalangan
ganggu reproduksi, ditambah Dekat seperti : Ortu, suami,
1/3 paman, agen, germo, calo,
perusahaan perekrut.
PERLINDUNGAN TERHADAP HAK-HAK KORBAN KDRT

1. Perlindungan dari pihak keluarga, kepolisian, kejaksaan,


pengadilan, advokat, lembaga sosial, atau pihak lainnya baik
sementara maupun berdasarkan penetapan perintah perlindungan
dari pengadilan;
2. pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medis;
3. penanganan secara khusus berkaitan dengan kerahasiaan korban;
4. pendampingan oleh pekerja sosial dan bantuan hukum pada setiap
tingkat proses pemeriksaan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
5. pelayanan bimbingan rohani.
TINDAKAN HUKUM APABILA TERJADI KDRT ADALAH :

Korban berhak melaporkan secara langsung kekerasan dalam rumah tangga kepada
1
kepolisian baik di tempat korban berada maupun di tempat kejadian perkara.

Korban dapat memberikan kuasa kepada keluarga atau orang lain untuk melaporkan
2 kekerasan dalam rumah tangga kepada pihak kepolisian baik di tempat korban berada maupun
di tempat kejadian perkara.
PROSEDUR
LAPORAN
TINDAK
PIDANA
CARA MENCEGAH, MENGHINDARI DAN MELINDUNGI ANAK DARI
KEJAHATAN & KEKERASAN :
1 Pahami tentang hukum dan ilmu agama;

Berikan pendidikan, pengajaran dan pemahaman kepada anak tentang bahaya kekerasan dan
2 kejahatan;

3 Mengawasi prilaku keseharian anak;

4 Dampingi anak-anak;

5 Melaporkan kepada yang berwajin apabila ada perbuatan kekerasan terhadap anak.
CARA ORANGTUA MENCEGAH DAN MENGHINDARI KEKERASAN
TERHADAP ANAK:
1 Mempelajari dan memahami ilmu agama dan hukum;

2 Memahami Hak dan Kewajiban sebagai orangtua;

3 Hindari emosi berlebihan;

4 Lakukan komunikasi yang baik antara orangtua dan anak;


TERIMA
KASIH
www.kejaksaan.go.id

Anda mungkin juga menyukai