Anda di halaman 1dari 19

SOSIOLOGI

HUKUM
gejala-gejala sosial yang
berdampak pada
pelanggaran hukum
(eksploitasi seksual
komersial anak)
2

Hello!
Nama :
Ika Octavia Cahyani

NPM : 16 81 0325
3

LATAR BELAKANG

Tujuan Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia

Indonesia seutuhnya, sehingga pembangunan tersebut harus

mencerminkan kepribadian Bangsa Indonesia termasuk

membangun generasi muda. Generasi muda merupakan bagian

dari pembangunan nasional yang tidak terpisahkan dan

menempati posisi sebagai subyek dan obyek dari pembangunan

itu sendiri.
4

RUMUSAN MASALAH
 Apa yang dimaksud dengan ESKA ?
 Bagaimana realita praktek prostitusi anak ?
 Apa saja kriteria anak menurut peraturan perundang-undangan ?
 Bagaimana upaya pemerintah mengenai praktek prostitusi anak ?

TUJUAN
 Menjelaskan tentang apa itu ESKA
 Menjelaskan tentang realita praktek prostitusi anak
 Menjelaskan tentang kriteria anak menurut peraturan perundang-
undangan
 Menjelaskan tentang upaya pemerintah mengenai praktek
prostitusi anak
5
Prostitusi sendiri didefinisikan
sebagai Hubungan seksual
antar dua jenis kelamin yang
berbeda yang dilakukan diluar
PENGE tembok perkawinan dan
RTIAN berganti-ganti pasangan, baik
dengan menerima imbalan
ESKA uang atau material lainnya
(Eksploi maupun tidak.
tasi
Seksual
Maka dapat dikatakan bahwa
Komers prostitusi terhadap anak
ial dianggap salah satu bentuk
penyimpangan dari norma
Anak) perkawinan dalam
masyarakat.
REALITA PRAKTEK
PROSTITUSI ANAK
Prostitusi
masalah sosial
MERUGIKAN

ELA
KES AN
MAT RO
H AN
I

N
ETE N
K MA
A JA
TR SM
A
N
I
KEMAK
MURAN

penularan penyakit pandangan


kelamin,
adat tradisi
beberapa agama
7

30 %
PROSTITUSI ANAK DIINDONESIA
ATAU SEKITAR

40.000-70.000
diperlukan tindakan nyata berupa
tindakan penegakan hukum dan ANAK
program
MENJADI PEKERJA SEKS KOMERSIAL DIBAWAH UMUR
nyata yang merupakan derivasi dan
penjabaran dari berbagai amanat yang
tertuang dalam peraturan perundang-
undangan nasional maupun internasional
tentang perlindungan anak terhadap
kegiatan eksploitasi seksual komersial
anak.
8

Jika ditinjau dari anak sebagai pelaku Pekerja Seks

Komersial (PSK), terdapat berbagai persoalan yang

menyangkut tuntutan hidupnya sehingga tidak merasa

bersalah dan enggan untuk dilindungi. Mereka seolah-olah

senang dengan perbuatan tersebut. Salah satu faktor

penyebabnya adalah tuntutan ekonomi dalam keluarga

sehingga seks sebagai komoditi telah menumbuhkan suatu

profesi yang memerlukan totalitas diri sebagai modal kerja.


9

Jika ditinjau prostitusi dalam Kitab Undang-Undang Hukum

Pidana KUHP pasal 296, 297, dan pasal 506 diatur

- hanya mengenai sanksi-sanksi kepada mereka yang memudahkan

perbuatan cabul saja dengan pidana penjara satu tahun

- tidak mengatur secara jelas sanksi pidana terhadap pelaku dan

para konsumenya, kecuali terhadap germo yaitu

yang mengambil keuntungan dari praktek

prostitusi dan orang yang melakukan perbuatan

untuk menghubungkan atau pencaharian atau

kebiasaan.
KRITERIA ANAK MENURUT 10

PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN
1. Undang-Undang 2. Anak menurut Hukum
Nomor 3 Tahun 1997 Perburuhan.
tentang Pengadilan Pasal 1 (1) Undang-
Anak. Undang Pokok
Perburuhan (Undang-
“Merumuskan anak Undang Nomor 12 Tahun
adalah orang dalam 1948),
perkara anak nakal yang
telah mencapai umur 8
(delapan) tahun, tetapi “mendefinisikan anak
belum mencapai umur 18 adalah orang laki-laki
(delapan belas) tahun atau perempuan
dan belum menikah.” berumur 14 tahun
kebawah.”
PERATURAN PERUNDANG- 11

UNDANGANa

3. Anak menurut Kitab Undang-Undang Hukum


Pidana (KUHP).

Pasal 45 KUHP, mendefinisikan anak yang belum


dewasa apabila belum berumur 16 (enam belas) tahun.
Oleh karena itu apabila ia tersangkut dalam perkara
pidana hakim boleh memerintahkan supaya si tersalah
itu dikembalikan orang tuanya, walinya, atau
pemeliharanya dengan tidak dikenakan suatu
hukuman.
KRITERIA ANAK MENURUT 12

PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGANa
4.Anak menurut Hukum 5.Anak menurut
Perdata. Undang-Undang Nomor
Pasal 330 KUH Perdata 23 Tahun 2002 tentang
mengatakan orang belum Perlindungan Anak.
dewasa adalah mereka Pasal 1 angka 1, anak
yang belum mampu adalah seseorang yang
mencapai umur 21 (dua belum berusia 18
puluh satu) tahun atau (delapan belas) tahun,
tidak lebih dahulu telah termasuk anak masih
kawin. dalam kandungan.
13

UPAYA PEMERINTAH
MENGENAI PRAKTEK
PROSTITUSI ANAK
14

Upaya
perlindungan sejak dari anak
anak janin berumur 18

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak


meletakkan kewajiban memberikan perlindungan kepada anak
berdasarkan asas-asas sebagai berikut :

a. Nondiskriminasi;

b. Kepentingan yang terbaik bagi anak;

c. Hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan;

d. Penghargaan terhadap anak.


15

Apabila hal-hal tersebut tidak terpenuhi


masa depan anak kemungkinan akan
hancur terlebih lagi apabila anak telah
terjun dalam dunia prostitusi. Dalam
Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 28
B ayat (2) disebutkan bahwa setiap anak
berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh
dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan
terjun dalam dunia prostitusi. Dalam 16

Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 28


B ayat (2) disebutkan bahwa setiap anak
berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh
dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi.
✖Pasal 19 ayat 1 :
“Negara-negara pihak harus mengambil semua
tindakan legislatif, administratif, sosial dan
pendidikan yang tepat untuk melindungi anak
dari semua bentuk kekerasan fisik atau mental,
luka-luka atau penyalahgunaan, penelantaran
atau perlakuan alpa, perlakuan buruk atau
eksploitasi, termasuk penyalahgunaan seks
selama dalam pengasuhan (para) orang tua, wali
Negara-negara pihak harus terutama 17

mengambil semua langkah nasional,


bilateral dan multilateral yang tepat untuk
mencegah :

- Bujukan atau pemaksaan terhadap


seorang anak untuk terlibat dalam setiap
aktivitas seksual yang melanggar hukum.
- Penggunaan eksploitatif terhadap anak-
anak dalam pelacuran, atau praktek-
praktek seksual lainnya yang melanggar
hukum.
- Penggunaan eksploitatif terhadap anak-
anak dalam pertunjukan dan bahan-bahan
pornografis.
18
PENUTUP
19

 Kesimpulan  Saran

Anak sebagai penerus bangsa seharusnya Dalam mencegah dan mengurangi

mendapatkan pendidikan, perkembangan angka ESKA (Eksploitasi Seksual

dan pola asuh yang baik. Karena generasi Komersial Anak) seharusnya bukan

merekalah yang selanjutnya akan hanya kepada para masyarakat wilayah

meneruskan perjuangan kita. Namun, terpencil serta anak korban ESKA,

ironisnya keadaan ekonomi keluarga, namun juga para orangtua yang memiliki

rendahnya tingkat pendidikan dan anak remaja. Karena seorang anak yang

kurangnya informasi membuat mereka tidak mendapatkan pengakuan dan

terjebak dalam dunia yang tidak seharusnya kurang akan rasa kasih sayang serta

mereka berada disana. kelekatan dengan orangtua dapat


berpotensi untuk mencari apa yang dia
butuhkan di tempat lain yang mungkin
akan berdampak buruk kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai