Anda di halaman 1dari 14

EKSPLOITASI ANAK

USIA DINI YANG ADA DI


KOTA PALANGKA RAYA
Kelompok 10

Alfiansyah
Aris Setiawan
Defin Wahyu Harsiati
Gogon Perdana A Putra
Ity Triana Wineini
Jefri Wandari
Malvino Hiskia Paundra
Novika Sari Erlikusuma
Ucan
Latar Belakang
Masih banyak anak-anak yang tidak memperoleh haknya dari orang tua mereka
seperti; hak mendapatkan perawatan dengan penuh kasih sayang, hak memperoleh
pendidikan yang baik dan benar, hak menerima nafkah yang halal dan baik, dan
sebagainya. Di beberapa tempat di Kota Palangka Raya, penulis melihat masih banyak
anak-anak yang terlantar, tidak mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari
orangtuanya secara wajar, tidak memperoleh perlindungan dan anak-anak yang
terpaksa meninggalkan bangku sekolah dan menjadi gepeng (gelandangan
pengemis) karena ditelantarkan orangtuanya. Berdasarkan permasalahan diatas,
maka penulis tertarik mengkaji eksploitasi anak yang dilakukan oleh orang tua untuk
memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya, maka dari itu penulis tertarik dalam
rumusan judul yaitu: “ Eksploitasi Anak Usia Dini Yang Ada Di Palangka Raya”.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana Bentuk Perlindungan Hukum Terhadap Anak Yang Di
Eksploitasi ?
2. Bagaimana Penanggulangan Kejahatan Terhadap Anak Akibat Eksploitasi
Orang Tua?

Tujuan Penulisan
1. Untuk Mempelajari Dan Mengetahui Bagaimana Bentuk Perlindungan
Hukum Terhadap Anak Yang Di Eksploitasi.
2. Untuk Mempelajari Dan Mengetahui Bagaimana Penanggulangan
Kejahatan Terhadap Anak Akibat Eksploitasi Orang Tua.
Pembahasan

Bentuk Perlindungan Hukum Terhadap Anak Yang Di Eksploitasi


Perlindungan hukum merupakan gambaran dari bekerjanya fungsi
hukum untuk mewujudkan tujuan-tujuan hukum, yakni keadilan, kemanfaatan dan
kepastian hukum. Perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan
kepada subyek hukum sesuai dengan aturan hukum, baik itu yang bersifat
preventif(pencegahan) maupun dalam bentuk represif (pemaksaan), baik yang
secara tertulis maupun tidak tertulis dalam rangka menegakkan peraturan hukum.
Pembahasan

Menurut Undang-undang Nomor 4 tahun 1797 tentang Kesejahteran anak, yang di maksud dengan anak adalah seseorang
yang berusia dibawah 21 tahun dan belum menikah 27, sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014
tentang Perlindungan Anak, anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun , termasuk anak yang masih dalam
kandungan menurut Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, anak adalah seseorang yang
belum berusia 18 tahun , termasuk anak yang masih dalam kandungan UNICEF menetapkan beberapa kriterlia pekerja
anak yang dieksploitasi, yaitu bila menyangkut:
a.Kerja penuh waktu (full time) pada umur yang teralu dini.
b.Terlalu banyak waktu yang digunakan untuk bekerja.
c.Pekerjaan yang menimbulkan tekanan fisik, sosial dan psikologis yang tak patut terjadi.
d.Upah yang tidak mencukupi.
e.Tanggung jawab yang terlalu banyak.
f.Pekerjaan yang menghambat akses pendidikan.
g.Pekerjaan yang mengurangi martabat dan harga diri anak, seperti perbudakan atau pekerjaan kontrak paksa dan
eksploitasi seksual.
Pembahasan

Meskipun di Indonesia telah ada undang-undang yang mengatur tentang perlindungan anak
yaitu UU No. 35 Tahun 2014 tentang hak anak namun, masih banyak anak-anak yang mencari
nafkah seperti yang dialami oleh anak jalanan di Kota Palangka Raya. Ketentuan pasal 66
perlindungan khusus bagi anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan atau seksual sebagai
mana yang dimaksud pasal 5 ayat 2 huruf d dilakukan melalui:
1. Penyebarluasan dan atau sosialisasi ketentuan peratuan perundang undangan yang
berkaitan dengan perlindungan anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan seksual,
2. Pemantauan pelaporan dan pemberian sangsi,
3. Pelibatan berbagai perusahaan serikat pekerja lemaga suadaya masyarakat, dan
masyarakat dalam penghapusan eksploitasi terhadap anak secara ekonomi dan seksual.
Adapun Bentuk Perlindungan
Hukum Bagi Anak yang Penanggulangan Kejahatan
Dieksploitasi termuat dalam Terhadap Anak Akibat
UU No. 35 Tahun 2014, yakni: Eksploitasi Orang Tua

Eksploitasi adalah tindakan


a.Pasal 1 angka 2 dengan atau tanpa persetujuan
korban yang meliputi tetapi tidak
b.Pasal 9 terbatas pada pelacuran, kerja
atau pelayanan paksa,
c.Pasal 7 6a perbudakan atau praktik serupa

d.Pasal 7 6b perbudakan, penindasan,


pemerasan, pemanfaatan fisik,

e.Pasal 77 seksual, organ reproduksi atau


secara melawan hukum
pengertian ini terdapat dalam
PERDA Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 1
Upaya Pemerintah Dalam Menanggulangi
Kejahatan Eksploitasi Anak Yang Dilakukan
Oleh Orang Tua

Beberapa upaya pemerintah dalam mengatasi masalah eksploitasi anak jalanan yakni :
1. Dengan cara pendampingan yaitu pendampingan psikologis sesuai anak selanjutnya
rujuk psikolog atau psikiater, intervensi keluarga, anak diamankan, rujuk ke lembaga
perlindungan anak, proses perlindungan hukum.
2. Mediasi yaitu lembaga Dinas Perlindungan Anak
3. Konseling dan sosisialisasi terhadap korban dan orang tua Lembaga Dinas
Perlindungana Anak mendatangi orang tua anak eksplotasi memberikan penyuluhan
terhadap orang tua bahwa tindakan eksploasi anak tidak diperbolehkan oleh undang-
undang sehingga orang tua tahu akan hak dan kewajiban seorang anak.
Penanggulangan Kejahatan Terhadap Anak
Akibat Eksploitasi Orang Tua Perlindungan
Anak dan Perempuan

Untuk menanggulangi kejahatan eksploitasi anak yang dilakukan oleh orang tua
dengan cara:
Dengan cara sosialisasi terhadap warga mengenai masalah kdrt dan
eksploitasi anak serta meberikan penjelasan mengenai aturan-aturan
pidana yang mengatur tentang kdrt dan eksploitasi sehingga masyarakat
tahu tentang hukum dan sangsi pidana apababila masyarakat
melakukanya.
Konseling terhadap orang tua dan anak korban eksploitasi
Pengawasan dalam proses perjalanan hukum.
Pembahasan

Walaupun sudah ada peraturan yang mengatur mengenai pelarangan


eksploitasi anak hal ini harus diimbangi dengan bagaimana cara
penangulanganya
Criminal lawa Appliaction (penerapan hukum pidana).
Prevention without punishment (pencegahan tanpa pidana)
Influencing views of society in crime and punishment (mas media
mempunyai pandangan masyarakat mengenai kejahatan dan
pemidanan lewat mas media)
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah di paparkan pada bab sebelumnya
dapat diambil beberapa kesimpulan bahwa Terjadinya Eksploitasi Anak Usia Dini Bagi anak
yang mangalami eksploitasi memiliki perlindungan hukum yang tercantum dalam UU No. 35
Tahun 2014 kemudian sesuai dengan undang-undang diatas maka barangsiapa uang
melakukan ekploitasi anak maka dapat dikenakanpidana dan denda sesuai dengan
ketentuan pasal 77 UU No. 35 Tahun 2014 .
Kemudian penanggulangan bagi anak yang mengalami ekploitasi sesuai dengan
Undang-Undang Dasar Negara Republik 59 Indonesia Tahun 1945 pasal 34 ayat (1)
menegaskan bahwa “fakir miskin dan anak-anak terlantar, dipelihara oleh Negara”. Artinya
negara berkewajiban dan memiliki tanggung jawab untuk membina anak-anak yang
mengalami ekploitasi.
Saran/ Rekomendasi
Dari kesimpulan hasil penelitian di atas, dapat di ambil beberapa saran sebagai berikut:
1.Orang tua adalah tempat dimana anak mendapatkan kasih sayang, perlindungan, kenyamanan serta
tempat anak untuk berbagi baik berbagi masalah ataupun kebahagiaan. Seharusnya orang tua mampu
menjalankan kewajibannya sebagai orang tua terhadap anaknya seperti memberikan kasih sayang dan
tidak merampas hak anak termasuk mempekerjakanya.
2.Kemudian memberikan jeratan hukuman yang berat bagi oknum yang melakukan ekploitasi agar
meminimalisir terjadinya ekploitasi.
3.Kemudian pemerintah juga harus memberikan pemahaman kepada orang tua dan masyarakat terkait
pentingnya memberikan hak-hak anak yang sesuai dengan undang-undang agar tidak terjadi kembali
kasus ekploitasi anak.
Untuk pemerintah yang harus dibenahi sebelum mengurusi masalah anak jalanan adalah harus terlebih
dahulu memperbaiki perekonomian bangsa. Bilamana perekonomian kita sudah lebih baik, maka
fenomena anak jalanan tersebut lama kelamaan akan berangsur-angsur hilang.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai