Anda di halaman 1dari 64

SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK

UU NO. 11 TAHUN 2012

OLEH : DR. RIZANIZARLI


REALITA YANG ADA

Begitu banyaknya Anak Yang Berhadapan Dengan Hukum


(ABH) sejak penyidikan, penuntutan hingga vonis hakim,
ditempatkan di sel tahanan dan dijatuhkan pidana penjara oleh
aparat penegak hukum (APH).

Seharusnya dunia anak adalah dunia sorga, sebuah tempat di


mana anak menikmati hari-harinya dengan penuh kegairahan,
keceriaan bermain dan bersekolah.

Riza/SPPA 2
MASALAH YANG SERING DIHADAPI ABH

Perlakuan yang tidak layak dan yang menarik untuk dikaji adalah
jarangnya penangguhan penahanan yang diberikan kepada anak
.
Ketika anak masih dalam proses pemeriksaan (oknum) APH
seringkali menekan anak agar mau mengakui tindak kriminal
yang dituduhkan kepadanya.

Riza/SPPA 3
TIDAK SEDIKIT

Orang tua anak yang diminta sejumlah uang oleh (oknum)


APH dengan janji, si anak akan dibebaskan dari tuduhan
atau akan mendapatkan keringanan hukuman.
ABH itu pun pada umumnya tidak mendapat haknya untuk
didampingi pengacaraPerilaku kekerasan yang dialami oleh
ABH setidaknya diasumsikan telah terjadi sejak ia
berhadapan pertama sekali dengan APH di tingkat
elementer, yakni polisi.
Kemudian berlanjut di level kejaksaan dan
pengadilan
4
Riza/SPPA
CARA APH

Memperlakukan hampir tidak bedanya dengan cara-cara yang


mereka tempuh dalam menangani orang dewasa yang
disangkakan melakukan tindak pidana.
Jika ditarik lebih dalam, perilaku yang menyimpang atas hak-hak
anak ini adalah manifetasi dari mindset APH dan institusi
negara cenderung menyederhanakan posisi kerentanan anak dan
tidak menganggapnya sebagai kelompok manusia yang belum
bisa dimintakan pertanggungjawaban secara layaknya orang
dewasa. Riza
/SP
5
PA
ISU AKTUAL ABH..

 Proses peradilan pidana dan perampasan kemerdekaan secara


de facto, mengurangi hak anak dan berdampak lebih buruk.
 Penahanan dan pemenjaraan masih jadi primadona.
 Lapas/Rutan over capacity, tidak nyaman , sub kultur
kriminal, isolasi dgn keluarga.
 Sebagian Anak bercampur dgn orang dewasa.
 Pelayanan pendidikan, pembimbingan dan pembinaan belum
optimal.
 Intervensi sektor sosial hampir tidak ada.
 Akibatnya secara faktual pemenjaraan justru merampas hak
anak.

6
HASIL TEMUAN PEMETAAN ABH

• Mayoritas kasus ABH diselesaikan melalui pengadilan;


• 90% dijatuhi pidana penjara;
• Tidak adanya kesempatan sekolah karena harus ditahan;
• Akses pelayanan kesehatan yg tdk memadai;
• Kondisi hidup anak sgt tdk baik, misalnya tempat tidur yang tdk
memadai;
• Sanitasi yg tersedia juga kurang baik;
• Anak-anak di bawah usia yg ditahan bersama dgn orang dewasa
sgt rentan thdp kekerasan;
• Penahanan anak sering menyebabkan anak mengalami stres
berat.
7
8
9
PEDOMAN PBB
TENTANG PENCEGAHAN, PENANGANAN DAN PEMENJARAAN
Konvensi Hak-hak Anak

Beijing Roles
Riyadh Guideline (Penanganan)
(Pencegahan)

Tokyo Rules Juvenile Deprived of their UU No. 11


(untuk Langkah- Liberty – Pencabutan Tahun 2012
Langkah yang Kebebasan Anak Tentang
Bukan Dalam
Bentuk
(JDL) SPPA
Penahanan
(Non-Custodial
Riza/SPPA 10
Measures).
KERANGKA HUKUM NASIONAL

1. Undang-Undang Dasar 1945;


2. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana;
3. UU. 4/1979 ttg Kesejahteraan Anak;
4. UU. No.8/1981 (KUHAP);
5. UU. No.48/2009 ttg Kekuasaan Kehakiman ;
6. UU No. 12/1995 ttg Pemasyarakatan,
7. UU No. 3/1997 ttg Pengadilan Anak,
8. UU No. 39/1999 ttg HAM,
9. UU No. 2/2002 ttg Kepolisian Negara RI.;
11
KERANGKA HUKUM NASIONAL

11. UU No. 23/2002 ttg Perlindungan Anak jo UU No.


35/3014 jo UU No. 17/20016 tentang Perubahan
Kedua UU No. 23/2002
12. UU No. 13/2003 tyentang Tenaga Kerja;
13. UU No. 16/2004 tentang Kejaksaan
14. UU No. 23/2004 tentang Penghapusan Kekerasan
Dalam Rumah Tangga
15. UU No. 21/2007 tentang Tindak Pidana Perdagangan
Orang
16. UU No. 11 /2012 tentang Sistem Peradilan Pidana
Anak
12
Kerangka Hukum Nasional

13
• Pasal 1 angka 2 Anak yang Berhadapan
dengan Hukum.
1. Anak yang Berkonflik dengan hukum,
2. anak yang menjadi korban tindak pidana,
dan
3. anak yang menjadi saksi tindak pidana.

Anak yang Berkonflik dengan Hukum adalah anak


yang telah berumur 12 (dua belas) tahun, tetapi
belum berumur 18 (delapan belas) tahun yang
diduga melakukan tindak pidana
14
Anak yang Menjadi Korban Tindak Pidana yang
selanjutnya disebut Anak Korban adalah anak yang
belum berumur 18 (delapan belas) tahun yang
mengalami penderitaan fisik, mental, dan/atau
kerugian ekonomi yang disebabkan oleh tindak
pidana.

Anak Saksi adalah anak yang belum berumur 18


(delapan belas) tahun yang dapat memberikan
keterangan guna kepentingan penyidikan,
penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan
tentang suatu perkara pidana yang didengar, dilihat,
dan/atau dialaminya sendiri.
15
KONVENSI HAK ANAK
Pasal 1: anak adalah “manusia yg berusia di bawah
18 tahun kecual berdasarkan UU yg berlaku
bagi anak ditentukan bahwa usia dewasa dicapai
lebih awal.

Pasal ini mengakui bahwa batas usia kedewasaan dlm aturan hukum
sebuah negara mungkin berbeda dgn KHA.

16
Dalam Surah Al Kahfi ayat 46 dikatakan “Harta dan anak adalah
perhiasan dunia”.
Sesuai dengan Surah Al Kahfi tersebut Al Qur`an telah
menjelaskan bahwa anak adalah perhiasan dunia dan sebagai
sesuatu yang mewah atau kemewahan yang dimiliki orang orang
tua dalam suatu keluarga.
Oleh karena itu, keluarga mempunyai kewajiban untuk menjaga
dan melindunginya agar menjadi anak yang berguna bagi
keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

17
Pasal 2
Sistem Peradilan Pidana Anak dilaksanakan berdasarkan asas:

a. pelindungan;
b. keadilan;
c. nondiskriminasi;
d. kepentingan terbaik bagi Anak;
e. penghargaan terhadap pendapat Anak;
f. kelangsungan hidup dan tumbuh kembang Anak;
g. pembinaan dan pembimbingan Anak;
h. proporsional;
i. perampasan kemerdekaan dan pemidanaan sebagai upaya
terakhir; dan
j. penghindaran pembalasan.
18
Pasal 3
Hak Anak dalam proses peradilan pidana:

a. diperlakukan secara manusiawi dengan memperhatikan


kebutuhan sesuai dengan umurnya;
b. dipisahkan dari orang dewasa;
c. memperoleh bantuan hukum dan bantuan lain secara efektif;
d. melakukan kegiatan rekreasional;
e. bebas dari penyiksaan, penghukuman atau perlakuan lain yang
kejam, tidak manusiawi, serta merendahkan derajat dan
martabatnya;
f. tidak dijatuhi pidana mati atau pidana seumur hidup;
g. tidak ditangkap, ditahan, atau dipenjara, kecuali sebagai upaya
terakhir dan dalam waktu yang paling singkat;

19
Hak Anak dalam proses peradilan pidana:

h. memperoleh keadilan di muka pengadilan Anak yang objektif,


tidak memihak, dan dalam sidang yang tertutup untuk umum;
i. tidak dipublikasikan identitasnya;
j. memperoleh pendampingan orang tua/Wali dan orang yang
dipercaya oleh Anak;
k. memperoleh advokasi sosial;
l. memperoleh kehidupan pribadi;
m. memperoleh aksesibilitas, terutama bagi anak cacat;
n. memperoleh pendidikan;
o. memperoleh pelayananan kesehatan; dan
p. memperoleh hak lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

20
Pasal 4
Hak anak yang sedang menjalani
Masa Pidana :
a. mendapat pengurangan masa pidana;
b. memperoleh asimilasi;
c. memperoleh cuti mengunjungi keluarga;
d. memperoleh pembebasan bersyarat;
e. memperoleh cuti menjelang bebas;
f. memperoleh cuti bersyarat; dan
g. memperoleh hak lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
21
DIVERSI (MUSYAWARAH)
PASAL 5 ayat (1) UUSPPA
Wajib mengutamakan pendekatan Keadilan
Restoratif.

Keadilan Restoratif (Pasal 1 angka 6) adalah


Penyelesaian perkara tindak pidana dgn melibatkan
pelaku, korban, keluarga pelaku/korban, dan pihak lain
yang terkait untuk bersama-sama mencari penyelesaian
yang adil dgn menekankan pemulihan kembali pada
keadaan semula, dan bukan pembalasan.

Riza/SPPA 22
a. Penyidikan & Penuntutan pidana Anak
sesuai peraturan perundang-undangan, kecuali
ditentukan lain dalam Undang-Undang ini;

b. Persidangan Anak yang


PASAL 5. 2 dilakukan oleh pengadilan
SPPA Keadilan di lingkungan peradilan
Restoratif meliputi umum; dan

c. Pembinaan, pembimbingan, pengawasan, dan/atau


pendampingan selama proses pelaksanaan pidana atau
tindakan dan setelah menjalani pidana atau tindakan.
Riza/SPPA 23
Pasal 5 (3) Dalam SPPA sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf a dan huruf b wajib
diupayakan Diversi.

Riza/SPPA 24
PASAL 6

Diversi adalah
Pengalihan penyelesaian perkara
Anak
dari proses peradilan pidana ke proses
di luar peradilan pidana.

Riza/SPPA 25
c. Menghindarkan Anak d. Mendorong masyarakat
dari perampasan untuk berpartisipasi;
kemerdekaan; dan

b.Menyelesaikan
PASAL 6 e. Menanamkan
rasa tanggung
perkara Anak Tujuan Diversi jawab kepada
di luar proses Anak.
peradilan;

a. Mencapai
perdamaian antara 26

korban dan Anak;


PASAL 7

(1) Pada tingkat


POLISI

HAKIM
Tidak
Wajib lagi

JAKSA

Wajib diupayakan Diversi.


27
(2) DIVERSI SEBAGAIMANA DIMAKSUD
PADA AYAT (1) DILAKSANAKAN DALAM
HAL TINDAK PIDANA YANG
DILAKUKAN:

a. diancam dengan pidana penjara di bawah 7


(tujuh) tahun; dan

b. bukan merupakan pengulangan tindak


pidana.
28
Proses
DIVERSI (Ps. 8)

Pembimbing
Kemasyarakatan PEKSOS/TKS
29
Pasal 8. (3)

(3) Proses Diversi wajib memperhatikan:


a. kepentingan korban;
b. kesejahteraan dan tanggung jawab Anak;
c. penghindaran stigma negatif;
d. penghindaran pembalasan;
e. keharmonisan masyarakat; dan
f. kepatutan, kesusilaan, dan
ketertiban umum.

Riza/SPPA 30
PASAL 9
POLISI

HAKIM
JAKSA
Dalam melakukan diversi harus
Mempertimbangkan …
a. Kategori Tindak Pidana
b. Usia Anak
c. Hasil Penelitian BAPAS
d. Dukungan Keluarga dan
Masyarakat

Kesepakatan Diversi harus mendapatkan persetujuan &


Kesediaan anak (korban) dan atau keluarga anak korban
31
PASAL 10

1. Kesepakatan Diversi
menyelesaikan tindak pidana…

Penyidik
•Pelanggaran
• Ringan;
•Tanpa Korban; Bersama
•Nilai Kerugian Dilakukan Pelaku dan
tidak lebih dari Oleh atau keluarga
UMP
Pembimbing
Kemasyarak
atan

Pasal 9 ayat (2)


Tokoh 32
Masyarakat
LANJUTAN…
Pasal 11: Kesepakatan Diversi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan oleh Penyidik atas rekomendasi Pembimbing Kemasyarakatan
dapat berbentuk :

Pendidika
Kembali Pelayanan
Ganti Rehab Rehab n Formal/
ke Masyarakat
Rugi Medis Psikososial
Ortu/Wali Informal/ 33
3 Bulan
Nonformal
Pasal 12
ayat (1) Hasil kesepakatan berdasarkan Pasal 11 dituangkan
dalam bentuk Kesepakatan Diversi
ayat (2) Hasil Kesepakatan Diversi disampaikan langsung oleh
pejabat pemeriksaan ke Pengadilan Negeri dalam
jangka waktu max 3 hari sejak kesepakatan dicapai
untuk memperoleh Penetapan
Ayat (3) Penetapan dilakukan dalam waktu paling lama 3
(tiga) hari terhitung sejak diterimanya kesepakatan
Diversi.
Ayat (4) Penetapan disampaikan kepada Pembimbing
Kemasyarakatan, Penyidik, Penuntut Umum, atau
Hakim dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari sejak
ditetapkan.
Ayat (5) Setelah menerima penetapan sebagaimana dimaksud
pada ayat (4), Penyidik menerbitkan penetapan
34
penghentian penyidikan atau Penuntut Umum
menerbitkan penetapan penghentian penuntutan.
PASAL 17
Ayat (1) Penyidik, Penuntut Umum, dan Hakim wajib memberikan pelindungan
khusus bagi Anak yang diperiksa karena tindak pidana yang
dilakukannya dalam situasi darurat.
Ayat (2) Pelindungan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
melalui penjatuhan sanksi tanpa pemberatan.

Pasal 18
Dalam menangani perkara Anak, Anak Korban, dan/atau
Anak Saksi, Pembimbing Kemasyarakatan, Pekerja Sosial
Profesional dan Tenaga Kesejahteraan Sosial, Penyidik,
Penuntut Umum, Hakim, dan Advokat atau pemberi bantuan
hukum lainnya wajib memperhatikan kepentingan terbaik
bagi Anak dan mengusahakan suasana kekeluargaan tetap
terpelihara.
35
PASAL 19

(1) Identitas Anak, Anak Korban, dan/atau Anak Saksi wajib


dirahasiakan dalam pemberitaan di media cetak ataupun
elektronik.
(2) Identitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
nama Anak, nama Anak Korban, nama Anak Saksi, nama
orang tua, alamat, wajah, dan hal lain yang dapat
mengungkapkan jati diri Anak, Anak Korban, dan/atau
Anak Saksi.

36
PASAL 20

Dalam hal tindak pidana dilakukan oleh Anak sebelum genap


berumur 18 (delapan belas) tahun dan diajukan ke sidang
pengadilan setelah Anak yang bersangkutan melampaui batas
umur 18 (delapan belas) tahun, tetapi belum mencapai umur
21 (dua puluh satu) tahun, Anak tetap diajukan ke sidang
Anak.

37
PASAL 22

Penyidik, Penuntut Umum, Hakim, Pembimbing Kemasyarakatan, Advokat atau


pemberi bantuan hukum lainnya, dan petugas lain dalam memeriksa perkara
Anak, Anak Korban, dan/atau Anak Saksi tidak memakai toga atau atribut
kedinasan.

Pasal 23(1) Dalam setiap tingkat pemeriksaan, Anak


wajib diberikan bantuan hukum dan didampingi oleh
Pembimbing Kemasyarakatan atau pendamping lain
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(2) Dalam setiap tingkat pemeriksaan, Anak Korban
atau Anak Saksi wajib didampingi oleh orang tua
dan/atau orang yang dipercaya oleh Anak Korban
dan/atau Anak Saksi, atau Pekerja Sosial. 38
PENYIDIKAN PASAL 26

Ayat (1)
Kepolisian menetapkan
/menunjuk Penyidik
Ayat (2) Penyidik
melakukan
pemeriksaan anak
korban atau saksi

KEPOLISIAN 3

(Ayat 4)
(Ayat 3) Penyidik tidak
SYARAT PENYIDIK memenuhi
• Berpengalaman persyaratan (Ayat 3)
4 maka, penyidikan
• Minat, Perhatian,
Dedikasi, Memahami dilakukan oleh
Anak penyidik orang 39
• Pelatihan Teknis dewasa.
PASAL 27
1
MEMINTA

2
MEMBERI

(1) Dalam melakukan penyidikan terhadap perkara


Anak, Penyidik WAJIB meminta pertimbangan
atau saran dari Pembimbing Kemasyarakatan 40
setelah tindak pidana dilaporkan atau diadukan.
LANJUTAN…

(2) Dalam hal dianggap perlu, Penyidik dapat meminta


pertimbangan atau saran dari ahli pendidikan,
psikolog, psikiater, tokoh agama, Pekerja Sosial
Profesional atau Tenaga Kesejahteraan Sosial, dan
tenaga ahli lainnya.

Meminta
pertimbangan
dari :
Tokoh
Psikolog Psikiater
Agama

41
Ahli
Ahli PEKSOS TKS Lainnya
Pendidikan
LANJUTAN…

(3) Dalam hal melakukan pemeriksaan terhadap Anak


Korban dan Anak Saksi, Penyidik wajib meminta laporan
sosial dari Pekerja Sosial Profesional atau Tenaga
Kesejahteraan Sosial setelah tindak pidana dilaporkan
atau diadukan.

Laporan
Sosial

PEKSOS

PENYIDIK
42

TKS
Pasal 28
Hasil Penelitian Kemasyarakatan wajib diserahkan oleh Bapas kepada Penyidik
dalam waktu paling lama 3 x 24 (tiga kali dua puluh empat) jam setelah
permintaan penyidik diterima.

Pasal 29

(2) Proses Diversi


(1) Penyidik sebagaimana
(3) Dalam hal proses
wajib Diversi berhasil mencapai
dimaksud pada kesepakatan, Penyidik
mengupayakan ayat (1) menyampaikan berita
Diversi dalam dilaksanakan acara Diversi beserta
waktu paling paling lam a 30 Kesepakatan Diversi
lama 7 (tujuh) (tiga puluh) hari kepada ketua pengadilan
hari setelah setelah negeri untuk dibuat
dimulainya
penyidikan penetapan.
Diversi.
dimulai.

(4) Dalam hal Diversi gagal, Penyidik wajib melanjutkan penyidikan 43


dan melimpahkan perkara ke Penuntut Umum dengan melampirkan
berita acara Diversi dan laporan penelitian kemasyarakatan.
DIVERSI DAN
PENUNTUTAN

44
PASAL 41
(1) Penuntutan
terhadap perkara
Anak dilakukan (2) SYARAT PENUNTUT
oleh Penuntut Telah ber- Minat, UMUM:
Telah
Umum yang pengalam perhatian, mengikuti
ditetapkan an sebagai dedikasi, pelatihan
penuntut dan teknis
berdasarkan memahami
Keputusan Jaksa umum; tentang
masalah
Agung Anak; peradilan
Anak.

Dalam hal belum terdapat Penuntut Umum yang


memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), tugas penuntutan dilaksanakan oleh penuntut
umum yang melakukan tugas penuntutan bagi tindak 45
pidana yang dilakukan oleh orang dewasa.
PASAL 42

(4) Dalam hal Diversi gagal,


Penuntut Umum wajib
menyampaikan berita acara
Diversi dan melimpahkan perkara
ke pengadilan dengan
melampirkan laporan hasil
penelitian kemasyarakatan.

(3) Proses Diversi berhasil


(2) Diversi mencapai kesepakatan,
dilakukan Penuntut Umum
paling lama menyampaikan berita acara
30 hari Diversi beserta kesepakatan
(1) Penuntut Diversi kepada ketua PN
Umum WAJIB untuk dibuat penetapan.

Upaya Diversi paling lama 7 hari, setelah 46


menerima Berkas dari penyidik
DIVERSI DAN
PENGADILAN

47
PASAL 52

(1) DALAM 3 HARI SETELAH MENERIMA


BERKAS DARI PENUNTUT UMUM

HAKI
M
Untuk
Ketua Menetapkan menangani
Pengadilan Hakim/Majelis Perkara Anak
WAJIB Hakim

48
LANJUTAN…

(4) Proses Diversi


(2) Hakim wajib dapat
mengupayakan dilaksanakan di
Diversi paling ruang mediasi
pengadilan
lama 7 (tujuh) hari HAKI
setelah ditetapkan M negeri.
oleh ketua Hakim
pengadilan negeri WAJIB
sebagai Hakim.

(5) Dalam hal proses


(3) Diversi Diversi berhasil mencapai (6) Dalam hal
sebagaimana kesepakatan, Hakim Diversi tidak
dimaksud pada menyampaikan berita berhasil
ayat (2) acara Diversi beserta dilaksanakan,
dilaksanakan kesepakatan Diversi perkara
paling lama 30 kepada ketua pengadilan dilanjutkan ke
(tiga puluh) hari. negeri untuk dibuat 49
tahap persidangan.
penetapan.
Riza/SPPA 50

PROSES PENANGKAPAN DAN


PENAHANAN

TINGKAT PENYIDIKAN
Riza/SPPA

PASAL 21

(1) Dalam hal Anak belum berumur 12 (dua belas)


tahun melakukan atau diduga melakukan tindak
pidana, Penyidik, Pembimbing Kemasyarakatan,
dan Pekerja Sosial Profesional mengambil keputusan
untuk:menyerahkannya kembali kepada orang
tua/Wali; ataumengikutsertakannya dalam program
pendidikan, pembinaan, dan pembimbingan di
instansi pemerintah atau LPKS di instansi yang
menangani bidang kesejahteraan sosial, baik di
tingkat pusat maupun daerah, paling lama 6 (enam)
bulan.

51
LANJUTAN Riza/SPPA

2) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) diserahkan ke pengadilan untuk
ditetapkan dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari.
3) Bapas wajib melakukan evaluasi terhadap
pelaksanaan program pendidikan,
pembinaan, dan pembimbingan kepada Anak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.

52
Riza/SPPA

4) Dalam hal hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3)


Anak dinilai masih memerlukan pendidikan, pembinaan, dan
pembimbingan lanjutan, masa pendidikan, pembinaan, dan
pembimbingan dapat diperpanjang paling lama 6 (enam)
bulan.
5) Instansi pemerintah dan LPKS sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b wajib menyampaikan laporan
perkembangan anak kepada Bapas secara berkala setiap
bulan.
6) Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat dan tata cara
pengambilan keputusan serta program pendidikan,
pembinaan, dan pembimbingan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
53
(4) Penangkapan
(1) Penangkapan terhadap
terhadap Anak wajib
Anak dilakukan guna
dilakukan secara
kepentingan penyidikan
manusiawi dengan
paling lama 24 jam
memperhatikan
Pasal kebutuhan sesuai dengan
umurnya.
30
(2) Anak yang ditangkap
(5) Biaya bagi setiap Anak
wajib ditempatkan dalam
yang ditempatkan di
ruang pelayanan khusus
LPKS dibebankan
Anak.
pada anggaran
kementerian yang
menyelenggarakan
(3) Dalam hal ruang urusan pemerintahan
pelayanan khusus Anak di bidang sosial.
belum ada di wilayah yang
bersangkutan, Anak 54
dititipkan di LPKS.
PASAL 31
Dalam melaksanakan penyidikan,
penyidik berkoordinasi
dengan penuntut umum …

(1) …

Koordinasi dilakukan
(2)
dalam waktu paling
lama 1 X 24 jam sejak
dimulai penyidikan.

55
PASAL 32

(1) Penahanan terhadap anak tidak boleh dilakukan,


anak memperoleh jaminan, dari…

Wali Lembaga

Orang Tua

Menjamin bahwa Anak tidak akan melarikan


diri, tidak akan menghilangkan atau merusak
barang bukti, dan/atau tidak akan mengulangi 56
tindak pidana.
LANJUTAN…

(2)Penahanan terhadap Anak hanya dapat


dilakukan dengan syarat sebagai berikut:

(3) Syarat penahanan sebagaimana


dimaksud pada ayat (2) harus
dinyatakan secara tegas dalam surat
perintah penahanan.
(4) Selama Anak ditahan, kebutuhan
jasmani, rohani, dan sosial Anak harus
tetap dipenuhi.
(5) Untuk melindungi keamanan Anak, dapat
dilakukan penempatan Anak di LPKS.
57
PASAL 33
(2) Waktu
penahanan
(5) (ayat 1), bisa
Tidak ada diperpanjang
LPAS max 8 hari
maka
tahan di (1) Untuk
LPKS Penahanan Kepentingan
sebagaima Penyidikan
na yang terlama 7
dimaksud hari
Pasal 32…

(4) (3)
Penahanan Waktu (ayat
anak di 2) telah
LPAS berakhir,58
anak wajib
dikeluarkan
TINGKAT PENUNTUTAN C

Riza/SPPA 59
(1) Penahanan
(2) Jangka waktu untuk kepentingan
penahanan dapat penuntutan,
diperpanjang hingga penuntut umum
5 hari dapat melakukan
penahanan paling
lama 5 Hari
PASAL 34 PENUNTUTAN

(3) Dalam hal jangka


waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (2)
telah berakhir, Anak wajib
dikeluarkan demi hukum. 60
PASAL 35
PENUNTUTAN
(2) Jangka waktu (1) penahanan untuk
sebagaimana dimaksud kepentingan pemeriksaan
pada ayat (1) atas di sidang pengadilan,
permintaan Hakim dapat Hakim dapat melakukan
diperpanjang oleh ketua penahanan paling lama 10
pengadilan negeri paling (sepuluh) hari.
lama 15 (lima belas) hari.

(3) Dalam hal jangka waktu sebagaimana dimaksud


pada ayat (2) telah berakhir dan Hakim belum
memberikan putusan, Anak wajib dikeluarkan
demi hukum.
61
TINGKAT
PENGADILAN

Riza/SPPA 62
PASAL 37
TINGKAT PENGADILAN

(1) Penahanan paling lama 10 hari untuk


kepentingan pemeriksaan ditingkat banding

(2) Jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) atas permintaan Hakim Banding dapat
diperpanjang oleh ketua pengadilan tinggi paling
lama 15 (lima belas) hari.

(3) Dalam hal jangka waktu sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) dan ayat (2) telah berakhir dan
Hakim Banding belum memberikan putusan,
Anak wajib dikeluarkan demi hukum. 63
terimA kasiH

Riza/SPPA 64

Anda mungkin juga menyukai