ANAK DI INDONESIA
o Aparat hukum yang menjalankan proses peradilan anak adalah aparat hukum yang mengerti masalah anak
terdiri dari Penyidik anak, Penuntut Umum anak, Hakim anak, Hakim Banding anak dan Hakim Kasasi anak.
o Orang tua/ wali/ orang tua asuh dan petugas kemasyarakatan yang berwenang dapat mendampingi anak
selama proses pemeriksaan anak di persidangan
o Petugas pada Balai Pemasyarakatan (BAPAS)adalah petugas kemasyaratan yang . berwenang untuk
memberikan hasil penelitian atas segi ekonomi, kehidupan sosial kemasyarakatan dan motivasi anak yang
melakukan perbuatan pidana
o Penjatuhan pidana penjara pada anak dalam perkara anak adalah separoh dari ancaman maksimal orang
dewasa
o Masa penahanan anak lebih singkat dari masa penahanan orang dewasa
o Sidang anak ialah sidang tertutup untuk umum dengan putusan terbuka bagi umum
o Pemberian kesempatan pembebasan bersyarat dengan masa percobaan bagi anak yang menjalani pidana,
apabila telah menjalani sekurang-kurangnya sembilan bulan dan telah menjalani 2/3 dari pidana penjara
yang dijatuhkan dan berkelakuan baik, serta
o Adanya kesempatan Anak untuk dilepas dari penjara setelah menjalani hukumannya, dengan permohonan
izin dari Kalapas yang menyampaikan permohonannya kepada Men Keh dengan permohonan izin agar
anak dapat dikeluarkan dari lembaga pemasyarakatan dengan atau tanpa syarat, apabila Kalapas
berpendapat bahwa anak negara tidak memerlukan pembinaan lagi setelah menjalani masa pendidikannya
dalam lembaga paling sedikit satu tahun dan berkelakuan baik sehingga tidak memerlukan pembinaan lagi.
UU Perlindungan Anak No. 23 Tahun 2002:
Penjatuhan hukuman kepada para pelaku tindak pidana yang telah melakukan
perbuatan pidana pada anak, akan dijatuhi sanksi pidana yang lebih berat.
Undang-Undang Perlindungan Anak, mengatur ketentuan pidana bagi pelaku tindak
pidana pada anak dalam perkara:
diskriminasi dan penelantaran anak;
sengaja membiarkan anak dalam situasi darurat, sengaja membiarkan anak terlibat dalam
masalah hukum,menjadi minoritas dan terisolasi, tereksploitasi seksual dan / atau ekonomi,
diperdagangkan, menjadi korban norkotik, alkohol, psikotropika dan zat aditif lain, padahal
anak tersebut membutuhkan pertolongan dan perlu dibantu;
pengangkatan anak illegal;
penganiayaan terhadap anak;
perkosaan terhadap anak; perbuatan cabul terhadap anak;
memperdagangkan atau menculik anak;
transplantasi organ anak illegal;
jual beli organ/jaringan anak illegal;
pemaksaan masuk ke suatu agama;
perekrutan militer anak;
mengekspolitasi ekonomi atau seksual anak;
melibatkan anak dalam penyalahgunaan narkoba.
Orang tua si anak (baik orang tua kandung maupun orang tua angkat atau orang tua tiri)
Orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan anak, atau orang tua si anak (dalam
hubungan darah, perkawinan, persusuan, pengasuhan dan perwalian yang menetap dalam
rumah tangga si anak)
Orang yang bekerja membantu rumah tangga atau pengasuh si anak dan menetap dalam rumah
tangga si anak tersebut
Dalam hal seorang anak menjadi korban kekerasan
dalam rumah tangga, ia berhak melapor kepada polisi,
apabila si anak tidak dapat melapor, orang lain dalam
rumah tangga si anak, bahkan orang lain yang
mendengar, melihat atau mengetahui terjadinya
kekerasan dalam rumah tangga wajib melindungi si
anak.