Anda di halaman 1dari 5

NAMA : ANGGA NARENDRA

NIM : 010001300032

UAS PERLINDUNGAN ANAK

1 . 1.A. delik yang dilanggar oleh Kaleb ialah penganiayaanyang diatur dalam pasal
351 ayat (1) KUHP, dengan ancaman pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun 8
(delapan) bulan atau pidana denda paling banyak Rp 4.500,- (empat ribu lima ratus
rupiah)

Unsur-unsurnya :

Penganiayaan : kekerasan fisik yang menyebabkan luka-luka lecet dan memar.

Anak yang telah berusia 12 tahun dan belum mencapai usia 18 tahun, sudah dapat
dipidana

B. Dikaitkan dengan kasus diatas, Kaleb tidak perlu terkena pidana karena hannya
melakukan tindak pidana ringan. Kemudian akan dilakukan diversi tanpa harus
mendapatkan persetujuan dari korban/ keluarga korban, berdasarkan pasal 9 ayat
(2) UU no 11 tahun 2012 adalah:

Kesepakatan Diversi harus mendapatkan persetujuan korban dan/atau keluarga


Anak Korban serta kesediaan Anak dan keluarganya, kecuali untuk:

a. tindak pidana yang berupa pelanggaran;

b. tindak pidana ringan;

c. tindak pidana tanpa korban; atau

d. nilai kerugian korban tidak lebih dari nilai upah minimum provinsi setempat.

C. Dikaitkan dengan kasus diatas, berdasarkan pasal 10 ayat 2 UU no 11 tahun


2012, sanksi dapat dikenakan pada kaleb adalah:

a. Pengembalian kerugian dalam hal ada korban

b. Rehabilitasi medis dan psikososial

c. Penyerahan kembali kepada orangtua/wali

d. Keikutsertaan dalam Pendidikan atau pelatihan di Lembaga Pendidikan atau


LPKS paling lama 3 (tiga) bulan, atau
e. Penlayanan masyarakat paling lama 3 (tiga) bulan.

2. di perbolehkan apabila kedua belah pihak , sepakat untuk menyelesaikan


masalah dengan kekeluargaan dengan prosedur prosedur tertentu

dalam UU SPPA dikenal adanya Diversi, yaitu pengalihan penyelesaian perkara


Anak dari proses peradilan pidana ke proses di luar peradilan pidana. Diversi diatur
dalam Pasal 6 sampai dengan Pasal 15 UU SPPA.

Proses Diversi dilakukan melalui musyawarah dengan melibatkan Anak dan orang
tua/Walinya, korban dan/atau orang tua/Walinya, Pembimbing Kemasyarakatan, dan
Pekerja Sosial Profesional berdasarkan pendekatan Keadilan Restoratif.

Tetapi, proses diversi ini hanya dapat dilakukan untuk tindak pidana yang ancaman
hukuman pidanya di bawah 7 tahun dan bukan merupakan pengulangan tindak
pidana.

Jadi, pada dasarnya dalam tindak pidana yang termasuk delik biasa/delik laporan
walaupun korban tindak pidana tersebut telah memaafkan pelaku, proses hukum
akan tetap dijalankan. Adapun tindak pidana yang masih dimungkinkan diselesaikan
dengan cara damai atau kekeluargaan adalah tindak pidana yang termasuk delik
aduan seperti pencemaran nama baik, penghinaan, perzinahan,
pencurian/penggelapan dalam keluarga, dan delik aduan lainnya.

Hal hal yang harus di perhatikan adalah :

- Harus ada kesepakatan antara kedua belah pihak


- Kedua bela pihak satu sama lain sudah memaafkan
- Pihak korban mencabut tuntutan apabila sudah perkara tersebut sudah
masuk pengadilan

3. perlindungan hukum terhadap anak dalam hukum pidana formil adalah

Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang

Perlindungan Anak menyebutkan bahwa:

“Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan

melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang,

dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat

kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan

diskriminasi
Selain itu, bentuk perlindungan hukum terhadap anak dapat dilihat dari

perspektif hukum pidana, baik materil maupun formil. Dilihat dari perspektif

hukum pidana materiil, sanksi yang dapat diberikan terhadap anak nakal,

Undang-Undang Pengadilan Anak telah mengaturnya dalam Bab III. Secara

garis besar, sanksi yang dapat dijatuhkan bagi anak yang telah melakukan

kenakalan terdiri dari 2 (dua) sanksi, yaitu sanksi pidana dan sanksi tindakan.

Sanksi pidana bersifat reaktif terhadap suatu perbuatan, sedangkan sanksi

tindakan lebih bersifat antisipatif terhadap pelaku perbuatan tersebut. jika

sanksi pidana terfokus pada perbuatan salah seorang lewat pengenaan

penderitaan, maka sanksi tindakan terfokus pada upaya memberikan

pertolongan agar dia berubah.

pidana anak dapat dilakukan melalui 3 (tiga) tingkatan, yaitu:

(1) Tingkat penyidikan,

(2) Tingkat penuntutan

(3) Tingkat persidangan.

Selain itu, bentuk perlindungan hukum terhadap anak dapat dilihat dari

perspektif hukum pidana, baik materiil maupun formil.

perspektif hukum pidana formil mengacu pada proses peradilan pidananya, mulai
dari tingkat

penyidikanm penuntutan, sampai persidangan.

4. Berdasarkan pasal 35 UU nomor 11 tahun 2012 tentang system peradilan anak,


FG ditahan selama :

- Dalam hal penahanan dilakukan untuk kepentingan pemeriksaan di sidang


pengadilan, Hakim dapat melakukan penahanan paling lama 10 (sepuluh) hari.

- Atas permintaan Hakim dapat diperpanjang oleh ketua pengadilan negeri


paling lama 15 (lima belas) hari.
Sesuai UU SPPA maka FG dapat ditahan karena usianya sudah di atas 12 tahun
dan ancaman pidananya di atas 7 tahun. Sedang lamanya penahanan mengikuti
mekanisne KUHAP, yaitu selama 60 hari paling lama.

5. A. Dapat di mungkukan hakim membolehkan FO tidak menjalankan hukuman di


dalam bapas dengan kata lain dapat di tempuh jalur lain seperti , Bisa dilakukan
dengan cara , di kembalikan kepada orangtua atau di lakukan rehabitasi dan
bibingan terhadap FO , bimbingan hukum terhadap FO dn lain lain

B . dalam hakim menjatuhakan hal hal yang di pertimbangkan adalah

Polisi , jaksa hakim , balai, permasyrakatan dan jika tidak di perhatikan pertimbang
pertimbangan tersebut akan berakibat hukum yaitu keputusan yang di ambil hakim
tidak sesuai ketentuan ketentuan hukum dan dapat berakibat cacat hukum

6. Asas-asas Dalam Sistem Peradilan Pidana Anak


Menurut Pasal 2 Sistem Peradilan Pidana Anak dilaksanakan berdasarkan asas :
a. Perlindungan;
Yang dimaksud dengan ”pelindungan” meliputi kegiatan yang bersifat langsung dan
tidak langsung dari tindakan yang membahayakan Anak secara fisik dan/atau psikis.
b. Keadilan;
Yang dimaksud dengan “keadilan” adalah bahwa setiap penyelesaian perkara Anak
harus mencerminkan rasa keadilan bagi Anak.
c. Nondiskriminasi;
Yang dimaksud dengan ”nondiskriminasi” adalah tidak adanya perlakuan yang
berbeda didasarkan pada suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, etnik, budaya
dan bahasa, status hukum Anak, urutan kelahiran Anak, serta kondisi fisik dan/atau
mental.
d. Kepentingan yang terbaik bagi anak;
Yang dimaksud dengan ”kepentingan terbaik bagi Anak” adalah segala pengambilan
keputusan harus selalu mempertimbangkan kelangsungan hidup dan tumbuh
kembang Anak.
e. Penghargaan terhadap pendapat anak;
Yang dimaksud dengan ”penghargaan terhadap pendapat Anak” adalah
penghormatan atas hak Anak untuk berpartisipasi dan menyatakan pendapatnya
dalam pengambilan keputusan, terutama jika menyangkut hal yang memengaruhi
kehidupan Anak.
f. Kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak;
Yang dimaksud dengan ”kelangsungan hidup dan tumbuh kembang Anak” adalah
hak asasi yang paling mendasar bagi Anak yang dilindungi oleh negara, pemerintah,
masyarakat, keluarga, dan orang tua.
g. Pembinaan dan pembimbingan anak;
Yang dimaksud dengan ”pembinaan” adalah kegiatan untuk meningkatkan kualitas,
ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, intelektual, sikap dan perilaku, pelatihan
keterampilan, profesional, serta kesehatan jasmani dan rohani Anak baik di dalam
maupun di luar proses peradilan pidana. Yang dimaksud dengan ”pembimbingan”
adalah pemberian tuntunan untuk meningkatkan kualitas ketakwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa, intelektual, sikap dan perilaku, pelatihan keterampilan, profesional,
serta kesehatan jasmani dan rohani klien pemasyarakatan.
h. Proporsional;
Yang dimaksud dengan ”proporsional” adalah segala perlakuan terhadap Anak
harus memperhatikan batas keperluan, umur, dan kondisi Anak.
i. Perampasan kemerdekaan dan pemidanaan sebagai upaya terakhir; dan
Yang dimaksud dengan “perampasan kemerdekaan merupakan upaya terakhir”
adalah pada dasarnya Anak tidak dapat dirampas kemerdekaannya, kecuali
terpaksa guna kepentingan penyelesaian perkara.
j. Penghindaran pembalasan.
Yang dimaksud dengan “penghindaran pembalasan” adalah prinsip menjauhkan
upaya pembalasan dalam proses peradilan pidana.

B . Instusi yang di butuhkan pada sidang anak

Penyidik adalah Penyidik Anak;

Penuntut Umum adalah Penuntut Umum Anak;

Hakim adalah Hakim Anak;

Pembimbing Kemasyarakatan adalah pejabat fungsional penegak hukum yang


melaksanakan penelitian kemsyarakatan, pembimbingan, pengawasan, pendampingan
terhadap anak di dalam dan di luar proses peradilan pidana;

Pekerja Sosial adalah seseorang yang bekerja baik pada lembaga pemerintah maupun
swasta yang memiliki kompetensi dan profesi pekerjaan sosial serta kepedulian dalam
pekerjaan sosial yang diperoleh melalui pendidikan, dan atau pengalaman praktik pekerjaan
sosial untuk melaksanakan masalah sosial

Anda mungkin juga menyukai