ANAK
B. PATMAWANTI,S.H., M.H
• hukum adalah peraturan atau ketentuan-ketentuan
tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur
kehidupan masyarakat dan menyediakan sangsi bagi
pelanggarnya
•Peradilan adalah suatu proses yang dijalankan di
pengadilan yang berhubungan dengan tugas memeriksa,
memutus dan mengadili perkara. Sedangkan pengadilan
adalah badan atau instansi resmi yang melaksanakan
sistem peradilan berupa memeriksa, mengadili, dan
memutus perkara.
Pengertian Anak
• Pasal 1 angka 2:
- Anak yang berhadapan dengan hukumn adalah anak yang berkonflik dengan
hukum, anak yang menjadi korban tindak pidana , dan anak yang menjadi saksi
tindak pidana
• Pasal 1 angka 3
- Anak yang berkonflik dengan hukum yang selanjutnya disebut Anak adalah anak
yang sudah berusia 12 tahun, tetapi belum berusia 18 tahun yang diduga
melakukan tindak pidana
• Pasal 1 angka 4
- Anak yang menjadi korban tindak pidana yang selanjutnya disebut anak korban
adalah anak yang belum berusia 18 tahun yang mengalami penderitaan fisik,
mental, dan/atau kerugian ekonomi yang disebabkan oleh tindak pidana.
• Pasal 1 angka 5
- Anak yang menjadi saksi tindak pidana yang selanjutnya disebut anak saksi
adalah anak yang belum berusia 18 tahun yang dapat memberikan keterangan
guna kepentingan penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan
tentang suatu perkara pidana yang didengar, dilihat, atau dialaminya sendiri
Anak belum 12 tahun sebagai
pelaku tindak pidana
• Dalam hal anak belum berumur 12 tahun melakukan atau
diduga melakukan tindak pidana, penyidik, pembimbing dan
pekerja sosial profesional mengambil keputusan untuk:
• A. menyerahkan kembali kepada orang tua/wali
• B. mengikutsertakannya dalam program pendidikan,
pembinaan, dan pembimbingan di instansi pemerintahan atau
LPKS di instansi yang menangani bidang kesejahteraan sosial,
baik di tingkat pusat maupun daerah, paling lama enam bulan
• C. keputusan tersebut ditetapkan oleh pengadilan
• LPKS wajib menyampaikan laporan perkembangan anak ke
BAPAS
Sejarah Peradilan Anak di Indonesia
• Sebelum Masa UU Nomor 3 1997
• Dalam KUHP Pasal 45, 46, 47=> anak merupakan orang yang
belum berusia 16 tahun apabila melakukan tindak pidana dapat
dijatuhi pidana, dikembalikan kepada orang tua tanpa pidana
apapun dan dijadikan anak negara.(belum cukup umur)
• Apabila dipidana pidana pokoknya dikurangi sepertiga dari
ancaman hukuman maksimal apabila ancaman hukuman seumur
hidup atau mati maksimal diancam 15 tahun dan tidak dapat
diterapkan pidana tambahan
• SEMA Nomor 3 Tahun 1959=> demi kepentingan anak
disarankan pemeriksaan perkara anak secara tertutup.
• Instruksi mahkamah agung nomor M.A/Pem./048/1971=>
perkara anak wajib diselesaikan melalui peradilan yang memberi
jaminan pemeriksaan dan putusan dilakukan demi kesejahteraan
anak dengan tetap memperhatikan terciptanya keadilan sehingga
disarankan ditunjuk hakim khusus yang memiliki pengetahuan,
perhatian, dedikasi terhadap anak.
Lanjutan…….
• KUHAP=>Pasal 153 ayat (3), (4)= dalam perkara anak dilakukan
dengan pemeriksaan secara tertutup dan apabila tidak
dilakukan menyebabkan batalnya putusan demi hukum
• Peraturan menteri kehakiman Nomor. M.06-UM.01.06 tentang
tata tertib persidangan dan tata ruang sidang=>sidang dalam
perkara anak dilakukan dengan hakim tunggal kecuali dalam
hal tertentu dilakukan dengan majelis, dengan tertutup serta
putusan diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum.
• Jaksa dan penasihat hukum tanpa toga dan anak didampingi
oleh orang tua atau wali serta adanya laporan sosial terhadap
anak yang berperkara pidana.
• SEMA No.6 1987 => dalam perkara anak diperlukan
pendalaman terhadap unsur tindak pidana, unsur lingkungan
serta keadaan jiwa anak dan ditunjuk hakim khusus terhadap
perkara anak.
Masa UU Nomor 3 tahun 1997
ttg Pengadilan anak
• Anak 8 tahun sampai dengan 18 tahun dan belum menikah
disebut anak nakal
• Anak didik permasyarakatan
• Harus diperiksa oleh aparat penegak hukum yang berpengalaman
dan memiliki perhatian khsus terhadap anak
• Pasal 45,46,47 KUHP tidak berlaku lagi
• Masih mengutamakan pemidanaan terhadap anak
• Dalam undang-undang ini perlakuan khusus terhadap anak yang
sedang terkait dengan peristiwa pidana belum terlalu besar dan
penyelesaian perkara anak diluar pengadilan belum diatur secara
jelas.
Asas sistem peradilan anak
• Perlidungan
• Keadilan
• Non diskriminasi
• Kepentingan terbaik bagi anak
• Penghargaan terhadap pendapat anak
• Kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak
• Pembinaan dan pembimbingan anak
• Proporsional
• Perampasan kemerdekaan dan pemidanaan sebagai upaya
terakir
• Penghindaran pembalasan
Perlindungan anak
• Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin
dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup,
tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal
sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta
mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
• Demi terwujudnya anak indonesia yang berkualitas, beraklak
mulia, dan sejahtera.
Sistem peradilan pidana anak adalah
keseluruhan proses penyelesaian perkara anak
yang berhadapan dengan hukum, mulai tahap
peneyelidikan sampai dengan tahap
pembimbingan setelah menjalani pidana.
• Sistem peradilan anak wajib
mengutamakan pendekatan keadilan
restorative (Pasal 5)
• Dalam sistem peradilan pidana anak
wajib diupayakan diversi
• Pasal 8 ayat 1 UUSPA: proses diversi
dilakukan melalui musyawarah dengan
melibatkan anak dan orang
tua/walinya, pembimbing
kemasyarakatn, dan pekerja social
professional berdasarkan pendekatan
keadilan restorative.
Keadilan restoratif
• Keadilan Restoratif adalah penyelesaian
perkara tindak pidana dengan melibatkan
pelaku, korban, keluarga pelaku/korban,
dan pihak lain yang terkait untuk
bersama-sama mencari penyelesaian
yang adil dengan menekankan pemulihan
kembali pada keadaan semula, dan bukan
pembalasan.”
• Proses diversi dilakukan melalui musyawarah dengan
melibatkan Anak dan orang tua/wali, korban dan/ atau
walinya, korban dan/atau walinya, pembimbing
kemasyarakatan, dan pekerja sosial berdasarakan pendekatan
keadilan restoratif
• Kesepakatan diversi harus mendapatkan persetujuan korban
dan/atau keluaga anak korban serta kesediaan anak dan
keluarganya, kecuali:
• A. tindak pidana berupa pelanggaran
• B. Tindak pidana ringan
• C. Tindak pidana tanpa korban
• D. Nilai kerugian tidak lebih dari UMP setempat
•Diversi dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012
diversi.
DIVERSI
• DIVERSI adalah pengalihan penyelesaian perkara Anak dari
proses peradilan pidana ke proses di luar peradilan pidana
(ps.1 UUSPA)
SYARAT DIVERSI
a. Tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara dibawah tujuh tahun
bahwa Anak belum berumur 12 (dua belas) tahun melakukan atau diduga
6 (enam) bulan.
mediator
4) Korban yang apabila korban masih anak-anak didampingim oleh orang tua
RT, RW, Kepala Desa/ Lurah, Pemuka Agama, Tokoh Agama, Tokoh