Anda di halaman 1dari 30

UU No.

12 Tahun 2022 tentang Tindak


Pidana Kekerasan Seksual

Sri Wiyanti Eddyono


FH UGM
Disampaikan pada Sosialisasi UU TPKS dan Bermedia Sosial Secara Positif
22 Juli 2022
KEKERASAN SEKSUAL BERBASIS ONLINE

Tahun 2018 - 2021, YLBH APIK Jakarta telah menerima 783 pengaduan KBGO di wilayah Jabodetabek
(Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi) dan Banten.
Destrupsi teknologi dan COVID 19 🡪 KSBO semakin visible dengan
modus yang beragam
• Tahun 2021 pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta jiwa atau 73, 3%
dari jumlah total penduduk Indonesia (Kompas, 2021)
• Teknologi mengintensifikasi kekerasan seksual
• Memfasilitasi bentuk dan modul baru yang berkembang
• COVID 19 –interaksi dunia maya yang lebih luas

Ada gap dalam sistem hukum dalam merespon kasus KSBO


• Keterbatasan hukum pidana umum
• Keberadaan UU ITE ---komplikasi di dalam aturan dan pelaksanaannya

Pentingnya analisis yang memadai sebagai pertimbangan pembentuk


kebijakan menyusun aturan yang komperhensif melalui RUU TPKS
Modus KSBO
PELAKU = KEBANYAKAN ORANG DIKENAL KORBAN (Pacar, Mantan Pacar, Suami, Mantan Suami, Teman, dll)

PELAKU : CARA PELAKU : MEDIA SOSIAL yg


- Satu orang atau lebih dari
a. Tipu muslihat, janji-janji, dan
Digunakan :
satu orang
bujuk rayu a. Akun pelaku
- Pelaku utama dan penyerta
b. Pembuktian keperawanan b. Akun korban yang telah
- Dikenal (pacar, mantan
pacar, teman, suami dan c. Pembuktian cinta disabotase, atau dibajak
mantan suami) atau tidak atau diretas
d. Merekam, mengambil,
dikenal c. Akun pelaku tetapi palsu
mengunduh atau memindah
gambar dan/atau suara d. Akun milik orang tidak
bernuansa seksual tanpa ijin dikenal dan palsu
e. Meretas akun korban e. Akun situs film /video
orang dewasa
f. Ancaman dan kekerasan
Bentuk KSBO
1. Perekaman suara dan/atau gambar (foto, video, dll) tanpa diketahui dan/atau tanpa ijin
2. Ancaman penyebaran suara dan/atau gambar bernuansa seksual
3. Penyebaran suara dan/atau gambar bernuansa seksual
4. Modifikasi gambar, suarai, foto, teks, video atau dokumentasi elektronik lainnya
sehingga dokumen tersebut bermuatan pornografi bernuansa seksual
5. Pelecehan seksual dalam bentuk pengiriman suara, tulisan, gambar, foto, emoji/simbol2
lainnya, video dan bentuk bergerak lainnya
6. Menjual gambar, photo atau video milik seseorang menunjukkan kondisi setengah
telanjang, telanjang, atau sedang hubungan seksual kepada akun film /video orang
dewasa.
7. Eksploitasi seksual (keuntungan materi dan non materi termasuk hubungan seksual)
8. Perundungan seksual
9. Penguntitan dalam dunia maya yang bernuansa atau memiliki maksud seksual
Tujuan
Kepentingan khusus; membalas dendam
• Melampiaskan sakit hati dengan korban
• Untuk mempermalukan atau merendahkan martabat korban Untuk memeras korban
• Agar korban diberhentikan dari tempat bekerja atau dikeluarkan dari lembaga pendidikannya

Kepuasan seksual
• Untuk memaksa korban melakukan hubungan seksual atau pelayanan seksual atau eksploitasi
seksual

Kepentingan Ekonomi:
• Untuk mendapatkan keuntungan materi (uang) dengan menjual gambar korban ke akun
film /video orang dewasa

Tidak memiliki motif khusus


Defenisi Kekerasan Seksual
• UU TPKS tidak memberikan defensi umum tentang Kekerasan
Seksual
• Defenisi ditemukan di dalam rumusan pasal-pasal yang
tercakupi di dalam UU TPKS
• Setiap bentuk kekerasan memiliki unsur-unsur delik yang
berbeda
Tujuan

mencegah segala bentuk kekerasan seksual;

menangani, melindungi, dan memulihkan Korban;

melaksanakan penegakan hukum dan merehabilitasi pelaku;

mewujudkan lingkungan tanpa kekerasan seksual;

menjamin ketidakberulangan kekerasan seksual.


CAKUPAN UU TPKS

KEKERASAN
Korban 🡪 orang yang mengalami Akibat dari Perbuatan Tindak
SEKSUAL Pidana Kekerasan Seksual yang
• penderitaan fisik
• mental dilakukan oleh:
• kerugian ekonomi • Orang perorangan
• Korporasi
• dan atau kerugian sosial • Kumpulan orang atau kekayaan
• Badan hukum non badan hukum
Mencakupi
interseksionalitas:
Perempuan
Anak
Disabilitas
Pasal 4 (1) (UU TPKS
• Pasal 4 (2) UU TPKS
1. Pelecehan seksual nonfisik Tindak pidana lain yang diliputi:
2. Pelecehan seksual fisik a. Perkosaan
3. Pemaksaan kontrasepsi b. Perbuatan cabul
c. Persetubuhan terhadap anak, perbuatan cabul terhadap anak,
4. Pemaksaan sterilisasi dan/atau ekploitasi seksual terhadap Anak
5. Pemaksaan perkawinan d. Perbuatan melanggar kesusilaan yang bertentangan kehendak
korban
6. Penyiksaan seksual
e. Pornografi anak atau pornografi yang memuat ekploitasi
7. Eksploitasi seksual seksual
8. Perbudakan seksual f. Pemaksaan pelacuran
g. Tindak pidana perdagangan orang-ekploitasi seksual
9. Kekerasan seksual berbasis
h. Kekerasn seksual dalam lingkup rumah tangga
elektronik
i. Pencucian uang yang berasal dari Tindak Pidana Kekerasan
Obstruction of justice Seksual
j. Tindak Pidana lain yang dinyatakan secara tegas sebagai tindak
(Pasal 19) pidana kekerasan seksual sebagaimana diatur dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan
Kekerasan seksual
Kekerasan dimaknai luas; tidak semata-mata kekerasan dalam bentuk fisik melainkan
kondisi-kondisi rentan yang berpengaruh terhadap terjadinya kekerasan:
• menyalahgunakan kedudukan, wewenang, kepercayaan,
• perbawa yang timbul dari tipu muslihat hubungan keadaan
• memanfaatkan kerentanan, ketidaksetaraan atau ketergantungan seseorang
• memaksa atau dengan penyesatan menggerakkan orang lain
• penyalahgunaan kekuasaan, penyesatan, penipuan,
• membuat atau memanfaatkan kondisi tidak berdaya
• penjeratan hutang

Ada Bentuk-bentuk kekerasan yang memiliki tingkatan


• Pelecehan seksual fisik; memiliki tiga kategori dengan jenis sanksi berbeda
• Kekerasan seksual berbasis online: memiliki tiga bentuk
Kekerasan Seksual Berbasis Online (Pasal 14)
• melakukan perekaman dan/ atau mengambil
gambar atau tangkapan layar yang bermuatan
seksual di luar kehendak atau tanpa persetqjuan Pengecualian
orang yang menjadi objek perekaman atau gambar
atau tangkapan layar; perbuatan dilakukan demi
• mentransmisikan informasi elektronik dan/ atau kepentingan umum atau
dokumen elektronik yang bermuatan seksual di untuk pembelaan atas
luar kehendak penerima yang ditujukan terhadap dirinya sendiri dari Tindak
keinginan seksual; dan/atau Pidana Kekerasan Seksual,
• melakukan penguntitan dan/ atau pelacakan tidak dapat dipidana
menggunakan sistem elektronik terhadap orang
yang menjadi obyek dalam informasi/dokumen
elektronik untuk tujuan seksual

Maksimal 4 tahun penjara dan /atau denda 200 juta


Pasal khusus terkait Kekerasan Seksual
Pasal 19

Setiap Orang yang dengan sengaja mencegah, merintangi, atau


menggagalkan secara langsung atau tidak langsung penyidikan,
penuntutan, dan/ atau pemeriksaan di sidang pengadilan terhadap
tersangka, terdakwa, atau Saksi dalam perkara Tindak Pidana Kekerasan
Seksual, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun.
Pengaturan tentang delik aduan

Delik aduan terbatas pada

• Pelecehan seksual non fisik


• Pelecehan seksuan fisik kategori a
• Kekerasan seksual berbasis elektronik

Terkecuali jika terjadi pada

• Anak
• Penyandang Disabilitas
Sanksi Pidana terhadap Orang Perorangan

Penjara dan Denda Perberatan hukuman:Ditambah


1/3
• Paling rendah: • Lingkup keluarga
Restitusi untuk sanksi
maksimal 9 bulan dan • Terhadap Anak, disabilitas, dan
hamil pidana yang diancam
denda 10 juta – • Dampak dengan pidana 4 tahun
pelecehan non fisik • Dilakukan oleh pihak yang ke atas (tidak untuk
• Paling tinggi: 15 tahun berwenang
• Penyertaan
pelecehan non fisik
• Pengulangan
• Dalam keadaan tertentu: tidak
berdaya, pingsan
• Kondisi perang dsb
• Alat/sarana yang digunakan
Restitusi
• Ganti kerugian atas kehilangan kekayaan atau penghasilan;
• Materil ataupun immateril
• Ganti kerugian yang ditimbulkan akibat penderitaan yang berkaitan
langsung sebagai akibat Tindak Pidana Kekerasan Seksual;
• Penggantian biaya perawatan medis dan/ atau psikologis; dan/ atau
• ganti kerugian atas kerugian lain yang diderita Korban sebagai akibat
Tindak Pidana Kekerasan Seksual.
• Berdasarkan penetapan ataupun keputusan Pengadilan

Pasal 1 dan 30
Pidana Tambahan
a. pencabutan hak asuh Anak atau pencabutan pengampuan;
b. pengumuman identitas pelaku; dan/ atau
c. perampasan keuntungan dan/atau harta kekayaan yang diperoleh
dari Tindak Pidana Kekerasan Seksual.

REHABILITASI
Medis
Sosial
Sanksi Pidana terhadap Korporasi
• Denda
• Restitusi
• Pidana Tambahan
• perampasan keuntungan dan/ atau harta kekayaan yang diperoleh dari Tindak
Pidana Kekerasan Seksual;
• pencabutan izin tertentu;
• pengumuman putusan pengadilan;
• pelarangan permanen melakukan perbuatan tertentu;
• pembekuan seluruh atau sebagian kegiatan Korporasi;
• penutupan seluruh atau sebagian tempat usaha
• Korporasi; dan/ atau
• pembubaran Korporasi.
Hak Korban



layanan pengaduan,
layanan kesehatan, Pelindungan • mengembalikan kondisi
• rehabilitasi sosial, frsik, mental, spiritual,
• penegakan hukum, • Sementara dan sosial Korban.
• layanan hukum, • Di bawah LPSK
• pemulangan, dan • Pemerintah
reintegrasi sosial.

Penanganan Pemulihan
Sistem Pelayanan Terpadu
PRINSIP hak asasi manusia,
kehormatan, martabat,
\tanpa intimidasi, dan
• Penerimaan Lembaga Layanan tidak menjustifikasi
berbasis masyarakat • Penanganan Kasus
laporana kesalahan,
• Penanganan • Pendampingan Korban • Memiliki kompetensi tidak melakukan
korban/psikologsi • Rujukan khusus-pengetahuan dan viktimisasi atas cara
• Rujukan layanan keahlian dan Integritas
hidup dan kesusilaan,
korban
termasuk pengalaman
Aparat penegak seksual dengan
UPTD PPA
hukum pertanyaan yang bersifat
menjerat atau yang
menimbulkan trauma
Proses Penanganan Kasus

Perlindungan
Pelaporan Pendampingan korban Penyidikan

Perkara Tindak Pidana


Kekerasan Seksual
tidak dapat dilakukan Persidangan
Pelaksanaan
penyelesaian di luar • Pemeriksaan Penuntutan
Putusan
proses peradilan, Saksi
kecuali terhadap • Putusan
pelaku Anak (pasal
23)
Pelaporan
Kepolisian

unit pelaksana
teknis dan unit
pelaksana teknis
tenaga daerah di bidang
medis/kesehatan/U sosial, Lembaga
PTD PPA Penyedia Layanan
Korban
Berbasis
Masyarakat, dan/
atau kepolisian, baik
UPTD di tempat Korban
Memegang peran berada maupun di
tempat terjadinya
sentral tindak pidana ]
PERLINDUNGAN
Pelindungan Pembatasan Gerak
sementara: Pelaku (yang tidak
Kepolisian ditahan)

Pemerintah pusat:
untuk Perlindungan di
penghapusan bawah LPSK
informasi digital
Pendamping Korban
Pendamping
petugas LPSK; hukum, meliputi paralegal;
advokat dan

PELINDUNGAN
petugas Lembaga
petugas UPTD
psikiater; Penyedia Layanan
HUKUM
PPA; Terhadap Pendamping
Berbasis Masyarakat
Tidak dapat dituntut
karena
tenaga pendampingananya
tenaga
kesejahteraan Pendamping lain.
kesehatan;
sosial;
-ITIKAD BAIK

psikolog; pekerja sosial;


Perluasan Alat Bukti
• informasi elektronik dan/ atau dokumen elektronik
• barang bukti
• alat bukti keterangan Saksi yaitu hasil pemeriksaan terhadap Saksi dan/
atau Korban pada tahap penyidikan melalui perekaman elektronik
• Alat bukti surat yang termasuk:
• surat keterangan psikolog klinis dan/ atau psikiater/dokter spesialis kedokteran jiwa;
• rekam medis;
• hasil pemeriksaan forensik;
• hasil pemeriksaan rekening bank
Pembuktian
• Standard pembuktian untuk dapat dinyatakan bersalah
• 1 saksi atau korban ditambah dengan alat bukti lainnya
• Keyakinan hakim
• Keterangan Keluarga Terdakwa di bawah sumpah dapat dilakukan tanpa
persetujuan
• Saksi yang tidak melihat
• Ahli yang membuat surat
• Keterangan saksi disabilitas dianggap setara dengan saksi lainnya dan
pemberian saksi didampingi oleh orang tua/pendamping
• Penilaian Personal (jika saksi hanya terdiri dari korban)
Partisipasi
• Masyarakat
• Keluarga
• menguatkan edukasi dalam Keluarga, baik aspek moral, etika, agama, maupun budaya;
• membangun komunikasi yang berkualitas Antar anggota Keluarga;
• membangunikatan emosional antar anggota Keluarga;
• menguatkan peran ayah, ibu, dan seluruh anggota Keluarga sehingga terbangun
karakter pelindung;
• menjaga dan mencegah anggota Keluarga dari pengaruh pornografi dan akses
terhadap informasi yang mengandung unsur pornografi;
• menjaga anggota Keluarga dari pengaruir negatif lingkungan dan pergaulan bebas.
PEMANTAUAN
• Untuk Efektifitasan Penanganan dan
Pencegahan—pemantauan oleh MENTERI
DAN Komisi yang menangani Kekerasan
terhadap Perempuan (Pasal 83)
Peraturan Turunan
Peraturan Presiden
BENTUK PERATURAN PEMERINTAH
1. UPPD PTT
1. penghapusan dan/ atau pemutusan akses 2. kebijakan nasional
informasi elektronik dan/ atau dokumen elektronik tentang
yang bermuatan Tindak Pidana Kekerasan Seksual pemberantasan Tindak
2. sumber, peruntukan, dan pemanfaatan Dana Pidana Kekerasan
Bantuan Korban Seksual
3. Penanganan, Pelindungan, dan Pemulihan
4. Tim terpadu
5. Pusat Pelayanan Terpadu
6. Pencegahan Tindak Pidana Kekerasan Seksual
7. Koordinasi pemantauan
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai