Anda di halaman 1dari 50

MAX ALFRADIANTO, STP, SH, MH

KANIT 3 SUBDIT IV
DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL UMUM
POLDA JAMBI

NOVITA, 16 Juni 2016


LATAR BELAKANG
a. Meningkatnya jumlah pidana seperti kejahatan dan kenakalan
yang melibatkan anak (deliquen), baik sebagai Pelaku maupun
sebagai Korban dan Timbulnya Kekerasan Dalam Rumah
Tangga yang menjadikan perbuatan menyimpang mulai dari
penganiayaan, kekerasan sexual dan Penelantaran.
b. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, komunikasi dan
informasi telah membawa perubahan pada setiap aspek
kehidupan termasuk pola kehidupan sehari-hari dalam keluarga.
c. Ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan tuntutan perubahan
Jaman sehingga menyebabkan tidak sedikit keluarga yang tidak
mampu untuk berperan dan berfungsi secara optimal dalam
memberikan pendidikan, bimbingan,perhatian dan kasih sayang,
sehigga menimbulkan perilaku menyimpang.
d. Ketimpangan Ekonomi dan tingkat pendidikan yang rendah
sehingga meningkatkan terjadinya perdagangan manusia (Human
Trafficking) dan penyelundupan manusia (People Smuggling)
dalam eksploitasi akan anak dan perempuan.
DASAR HUKUM
a. Undang-undang No. 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana
b. Undang-undang N0. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia
c. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan
Dalam Rumah Tangga
d. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi dan
Korban
e. Undang-undang No. 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan TPPO
f. Undang-undang No. 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak
g. Undang-undang No. 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan atas UU Nomor 23
Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
h. Peraturan Presiden RI Nomor 18 Tahun 2014 Tentang Perlindungan dan
Pemberdayaan Perempuan dan Anak Dalam Konflik Sosial
h. Peraturan Kapolri No. 22 tahun 2010 tentang Pembentukan Subdit IV
RENAKTA (Remaja, Anak dan Wanita) sebagai pengembangan dari UPPA (Unit
Perlindungan Perempuan dan Anak)
NO KASUS 2013 2014 2015 KET

1. PENCULIKAN 2 4 3
2. PERKOSAAN 31 47 45
3. PERZINAHAN 29 27 22
4. PENCABULAN 53 78 74 III
5. KDRT 220 287 284 I
6. PERLD. ANAK/W 221 232 230 II
7. TRAFFICKING 1 1 1
8. PEOPLE SMUG 5 - -

JUMLAH 562 676 669

Sumber : Bagbinopsnal Ditreskrimum Polda Jambi


Analisa dari KTA/P 2013-2015 diatas bahwa:

- Didominasi KDRT sebesar 287 thn 2014 naik dari 220 di thn 2013
dan turun di thn 2015 sebesar 284 kasus
- Kasus Perlid Anak/W berada di peringkat ke-2 stlh KDRT dan
paling tinggi di thn 2014 sebesar 232, turun di 2015 menjadi
230 kasus yg seblmnya di thn 2013 sebesar 221 kasus
- Urutan ke-3 kasus Pencabulan tertinggi di thn 2014 jg sebesar 78,
dari sebelumnya 53 di thn 2013 dan terakhir di 2015 sebesar 74
kasus
- Bila dijumlahkan dari setiap kasus dlm setahunnya mengalami
peningkatan dari thn 2013 sebanyak 562, meningkat menjadi 676
thn 2014 dan menurun di thn 2015 sebesar 669 kasus.
NO KASUS JAN FEB MAR APR KET

1. PENCULIKAN - - - -
2. PERKOSAAN 1 3 3 2
3. PERZINAHAN 3 1 1 3
4. PENCABULAN 9 8 9 16 III
5. KDRT 15 22 19 25 I
6. PERLD. ANAK/W 14 23 17 22 II
7. TRAFFICKING 1 - - -
8. PEOPLE SMUG - - - -

JUMLAH 43 57 49 68

Sumber : Bagbinopsnal Ditreskrimum Polda Jambi


Analisa KTA/P TAHUN BERJALAN JAN-APR 2016 :

- Bahwa dlm 4 bln berjalan, kasus KDRT menempati urutan pertama


sebesar 81 kasus, diikuti urutan ke-2 kasus Perlind. Anak/W
sebesar 76 kasus dan urutan ke-3 kasus pencabulan sebesar 42
kasus.
- Bila melihat kasus KDRT menempati urutan pertama menjadikan
perhatian lebih dalam Penghapusan Kekerasan dlm Rmh Tangga
(PKDRT) , namun Perlind. Anak/W menjadi perhatian lebih khusus
krn anak sbg generasi penerus bangsa dan memiliki perjalanan
kehidupan yang masih panjang.
- Dengan melihat angka tabel diatas selama 4 bln, maka kt dapat lebih
cepat merencanakan dan membuat kebijakan lebih lanjut (Ren Aksi)
berkenaan thd pencegahan KTA/P dan perlindungan terhadap
Anak/Perempuan
TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA


UNIT
PELAYANAN PEREMPUAN ANAK
DI LINGKUNGAN POLRI
NO KESATUAN PA PENYIDIK BA PENY.PE KET
MB

1. POLDA JAMBI 3 3 8 8
2. POLRESTA 1 1 7 7
3. BT HARI 1 - 5 2
4. MUARO JBI - - 4 4
5. TANJAB BAR - - 2 2
6. TANJAB TIM - - 3 2
7. TEBO - - 4 4
8. BUNGO - - 4 4
9. MERANGIN - - 5 2
10. SAROLANGUN 1 1 5 5
11. KERINCI 1 1 4 4
JUMLAH 7 6 51 44
Sumber : Bagbinopsnal Ditreskrimum Polda Jambi
LINGKUP TUGAS UNIT PPA MELIPUTI :
TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG
(HUMAN TRAFFICKING),
PENYELUNDUPAN MANUSIA ( PEOPLE
SMUGGLING),
KEKERASAN (SECARA UMUM MAUPUN DLM
RUMAH TANGGA),
SUSILA (PERKOSAAN, PELECEHAN, CABUL),
VICE (PERJUDIAN DAN PROSTITUSI),
PASAL 6 (3) ADOPSI ILLEGAL,
PORNOGRAFI & PORNOAKSI,
LINGKUP MONEY LAUNDERING DARI HASIL
KEJAHATAN TSB DI ATAS.
TUGAS MASALAH PERLINDUNGAN ANAK ( SBG
KORBAN/TERSANGKA)
UNIT PERLINDUNGAN KORBAN, SAKSI, KELUARGA
PPA & TEMAN
SERTA KASUS-KASUS LAIN DIMANA
PELAKUNYA ADALAH PEREMPUAN & ANAK,
MEKANISME PENANGANAN ANAK
YANG BERHADAPAN DENGAN
HUKUM -Kap
-Geledah Perhatikan
Proses -Sita Prinsip
Sidik -Riksa terbaik
Masyarakat untuk anak
1 X 24 Jam -Tahan
Anak
tentukan
Orang Tua / TP atau Tindak Kembalikan
Bukan Pidana pada orang
Wali Anak Bukan TP Tahap 1
tua / wali

Laporan/ YANMAS
Pengaduan SUBDIT RENAKTA / Pembinaan P 21
Anak kepada
Unit PPA :
Depsos
-Korban -Diruang yg khusus
Tahap 2
-Saksi -Diterima LP
-Riksa Saksi-saksi
-Pelaku
-Riksa tersangka
Serahkan Tsk &
-TPTKP BB
-Minta Visum Repertum
PENGERTIAN-PENGERTIAN (UU Nomor 35 Thn 2014) :

a. Anak adlh seseorang yang belum berusian 18 tahun


termasuk anak yang masih dalam kandungan. ((Psl 1 ayat
(1))

b. Perlind. anak adlh sgl kegiatan utk menjamin & melindungi


anak & hak-haknya agar dpt hidup, tumbuh, berkembang &
berpartisipasi scr optimal sesuai dgn harkat & martabat
kemansiaan, serta mdpt perlindungan dr kekerasan &
deskriminasi. (Psl 1 ayat (2))

c. Kekerasan adlh setiap perbuatan thd anak yg berakibat


timbulnya kesengsaraan atau penderitaan scr fisik, psikis,
seksual dan atau penelantaran tmsk ancaman utk
melakukan perbuatan, pemaksann, atau perampasan
kemerdekaan scr melawan hukum. (Psl 1 ayat (15a)).
PENANGANAN ANAK YANG BERHADAPAN
DENGAN HUKUM (DITINJAU DARI PROSES PENYIDIKAN)

a. Anak Sebagai Korban / Saksi

1. Memberikan perlindungan terhadap identitas korban


/saksi terutama anak yg menjadi korban kekerasan
seksual
2. Pendekatan secara persuatif pada setiap tahap proses
lidik - orang tua/wali mendampingi pd saat riksa
3. Ruang pelayanan khusus untuk memberikan rasa
aman bagi anak
4. Pelayanan oleh petugas yang ramah dan tidak
berpakaian dinas
5. Mendapat bantuan hukum pada proses penyidikan
6. Mendapat pelayanan kesehatan
7. Selalu dilakukan pemeriksaan Psykologi terhadap anak.
b. Anak Sebagai Pelaku

1. Diberikan perlindungan / kerahasiaan terhadap identitas anak sebagai


pelaku
2. Pendekatan secara persuatif pada setiap tahap proses penyidikan
orang tua/wali mendampingi pada saat pemeriksaan
3. Ruang pelayanan khusus untuk memberikan rasa aman anak
4. Pelayanan oleh petugas yang khusus ( polwan ) dan tidak berpakaian
dinas untuk memberikan kesan ramah
5. Mendapatkan bantuan hukum pada proses penyidikan
6. Penangkapan secara persuatif dengan penuh rasa kekeluargaan
7. Tidak lakukan penggeledahan di muka umum
8. Sedapat mungkin tidak melakukan penahanan terutama terhadap
anak yang masih menjalankan pedidikan/sekolah
9. Apabila harus tetap ditahan maka penahanannya dipisahkan
dari orang dewasa dan diberikan pelayanan kesehatan
10. Sudah disahkannya UU Nomor 11 tahun 2012 Ttg Sistem Peradilan
Pidana Anak ( SPPA ) sebagai pengganti UU No 3 tahun 1997.
1. Sistem Pengadilan Anak wajib dilaksanakan dengan semangat
Restorative, dimana suatu penyelesaian perkara tindak pidana
dengan melibatkan pelaku, korban, keluarga korban dan pihak lain
yang terkait untuk bersama-sama penyelesaian yang adil dengan
menekankan pemulihan kembali pada keadaan semula dan bukan
suatu pembalasan

2. Definisi mengenai anak yang berkonflik dengan hukum yang


selanjutnya disebut anak yang telah berumur 12 tahun, tetapi
belum berumur 18 tahun yang diduga melakukan tindak pidana.
Anak yang menjadi tindak pidana anak adalah anak yang belum 18
tahun yang mengalami penderitaan fisik maupun psykis yang
disebabkan tindak pidana. Anak yang menjadi saksi tindak pidana
adalah anak yang belum 18 tahun yang dapat memberikan
keterangan guna kepentingan penyidik.
3. Adalah kewajiban terhadap aparat penegak hukum untuk
mengupayakan diversi dalam sistem peradilan pidana anak
yakni : Pengadilan penyelesaian perkara anak dari proses
peradilan pidana ke proses di luar peradilan pidana

4. Adanya kewajiban setiap orang untuk merahasiakan identitas


anak, anak korban dan atau anak saksi dalam pemberitaan di
media cetak ataupun elektronik yang disertai sangsi pidana
setiap orang melanggar kewajiban tersebut.

5. Penahanan anak harus bersifat Ultinum Remedium dengan


syarat sangat ketat dan di tempatkan di lembaga penempatan
anak sementara sedangkan untuk kasus narkoba, pembunuhan
dan pelecehan seksual tidak termasuk dalam Undang-Undang
sistem peradilan pidana anak karena ancaman pidananya bisa
lebih dari 7 tahun
UU Nomor 11 Tahun 2012 Ttg Sistem
Peradilan Pidana Anak merupakan
penyempurnaan dari UU Pengadilan
Anak dimana dalam UU No. 3/1997
usia delapan tahun dapat dipidana,
sedangkan UU yang baru sistem
Peradilan Pidana Anak pemidanaan
dapat dilakukan setelah usia 12 tahun.
Keadilan restoratif adalah suatu penyelesaian secara adil
yang melibatkan pelaku, korban, keluarga mereka dan pihak
lain yang terkait dalam suatu tindak pidana, secara
bersama-sama mencari penyelesaian terhadap tindak pidana
tersebut dan implikasinya, dengan menekankan pemulihan
kembali kepada keadaan semula.

Tindak pidana anak dipandang sebagai yang merugikan


korban dan masyarakat.

Pemidanaan ditujukan untuk memperbaiki keadaaan dan


memulihkan kondisi yang rusak.
Berkebalikan dengan sistem pidana konvensional yang memandang

negara sebagai pihak yang dirugikan Restorative Justice

memposisikan pelaku sebagai korban sehingga proses penanganan

perkara yang ditempuh menempatkan korban dan pelaku secara

seimbang

Ukuran keadilan tidak lagi berdasarkan pembalasan setimpal dari

korban kepada pelaku (baik secara fisik, psikis atau hukuman);

namun perbuatan itu disembuhkan dengan memberikan dukungan

kepada korban dan mensyaratkan pelaku untuk bertanggungjawab,

dengan bantuan keluarga dan masyarakat


TENTANG
PEMBENTUKAN
RUANG PELAYANAN KHUSUS
DAN
TATA CARA PEMERIKSAAN
SAKSI DAN ATAU KORBAN
TINDAK PIDANA
PERLAKUAN TERHADAP KORBAN TRAFIKING IN PERSON

HUKUM INTERNASIONAL DAN PERLAKUAN


TERHADAP KORBAN TRAFIKING MANUSIA

1. KORBAN TRAFIKING MANUSIA HENDAKNYA TIDAK DIANGGAP


MELAKUKAN TINDAK PIDANA (KRIMINALISASI) UNTUK
IMIGRASI ATAU SEJUMLAH PELANGGARAN LAIN (MISALNYA,
PELACURAN ) YANG LANGSUNG BERHUBUNGAN DENGAN
FAKTA BAHWA MEREKA MENGALAMI TRAFIKING MANUSIA.

2. ORANG YANG MENGALAMI TRAFIKING MANUSIA HENDAKNYA


TIDAK MENJADI KORBAN LAGI KARENA TINDAKAN PETUGAS
PENGADILAN TINDAK PIDANA TERMASUK PETUGAS PENEGAK
HUKUM.
PRA PEMERIKSAAN KORBAN TIP

KONSELING SIAPKAN PENDAMPING


CEK KONDISI PENASEHAT HUKUM
PERLAKUAN BAIK UNTUK GANTI RUGI
BANGUN KEPERCAYAAN PENERJEMAH
DOK / IDENTITAS / BENTUK PENDAPAT
LATAR BELAKANG PSYKOLOG
BERI RASA AMAN ORANG TUA / WALI
INFORMASI
PRAKTEK TERBAIK DAN BEBERAPA KIAT
UNTUK MELAKUKAN WAWANCARA

KONDISI

1) DILAKUKAN DI RUANG YANG TERTUTUP


2) PIHAK TERTENTU YANG DIPERBOLEHKAN HADIR
3) PENGGUNAAN SEORANG PENERJAMAH LISAN
4) MATIKAN HP
5) GUNAKAN TANDA DILARANG DIGANGGU ATAU TANDA
SERUPA YG DIPASANG DI PINTU HINDARI GAYA
PEMERIKSAAN YG BERSIKAP MENGADILI COBA JALIN
HUBUNGAN BAIK DENGAN PRIBADI KORBAN
Dilaksanakan berdasarkan UU No. 13/2006
Kerahasiaan identitas
Ruang pelayanan khusus bagi saksi/korban
Dapat dibentuk PUSAT PELAYANAN TERPADU bagi
saksi/korban perdagangan orang
Perlindungan atas diri, jiwa dan harta (dalam hal
mendapat ancaman) wajib diberikan oleh POLRI,
sebelum,selama maupun sesudah proses pemeriksaan
perkara
Hak restitusi bagi korban
Hak rehabilitasi kesehatan, rehabilitasi sosial,
pemulangan dan reintegrasi sosial (permohonan
diajukan kepada pemrintah melalui menteri atau
instansi di daerah)
Pemerintah dan Pemda wajib membentuk Rumah
Perlindungan Sosial/ Rumah Pusat Trauma
KOORDINASI DAN KERJASAMA
(1) Dlm penanganan saksi/korban yg perlu pelayanan
khusus di bid medis, psikis, sosial, konseling, advokasi
atau bantuan hkm, personel di RPK wajib laks
koordinasi dan kerjasama dgn pihak setempat.
(2) Utk kepentingan sidik TP , penyidik laks koord dan kerja
sama.
(3) Dlm penanganan perkara di mana saksi/korban berada
di luar negeri, Unit PPA melaksanakan koordinasi dan
kerjasama dgn perwakilan Negara RI yg berada di luar
negeri.
(4) Dlm penanganan perkara di mana saksi/korban adalah
WNA yg berada di Ind, Unit PPA melaksanakan koord
dan kerja sama Perwakilan negara yg bersangkutan yg
berada di Ind.
Kepentingan terbaik bagi
anak

Kelangsungan
Hidup &
tumbuh
Kembang
Nondiskrimin Partisipas
asi i
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH
PADA
UNIT PPA DIT RESKRIMUM
TERIMA KASIH
Ketika Tuhan menciptakan wanita, DIA
lembur pada hari ke-enam.
Malaikat datang dan bertanya,Mengapa
begitu lama, Tuhan?

Tuhan menjawab:
Sudahkan engkau lihat semua detail yang
saya buat untuk menciptakan mereka?"
2 Tangan ini harus bisa dibersihkan, tetapi
bahannya bukan dari plastik. Setidaknya
terdiri dari 200 bagian yang bisa digerakkan
dan berfungsi baik untuk segala jenis
makanan. Mampu menjaga banyak anak saat
yang bersamaan. Punya pelukan yang dapat
menyembuhkan sakit hati dan
keterpurukan , dan semua dilakukannya
cukup dengan dua tangan ini
Malaikat itu takjub.
Hanya dengan dua tangan?....impossible!

Dan itu model standard?!

Sudahlah TUHAN, cukup dulu untuk hari ini,


besok kita lanjutkan lagi untuk
menyempurnakannya.
Oh.. Tidak, SAYA akan menyelesaikan
ciptaan ini, karena ini adalah ciptaan
favorit SAYA.

O yah Dia juga akan mampu


menyembuhkan dirinya sendiri, dan bisa
bekerja 18 jam sehari.

Malaikat mendekat dan mengamati bentuk


wanita-ciptaan TUHAN itu.
Tapi ENGKAU membuatnya begitu lembut
TUHAN ?

Yah.. SAYA membuatnya lembut. Tapi


ENGKAU belum bisa bayangkan kekuatan
yang SAYA berikan agar mereka dapat
mengatasi banyak hal yang luar biasa.

Dia bisa berpikir?, tanya malaikat.

Tuhan menjawab:
Tidak hanya berpikir, dia mampu
bernegosiasi."
Malaikat itu menyentuh dagunya....

TUHAN, ENGKAU buat ciptaan ini kelihatan


lelah & rapuh! Seolah terlalu banyak beban
baginya.

Itu bukan lelah atau rapuh....itu air mata,


koreksi TUHAN

Untuk apa?, tanya malaikat


TUHAN melanjutkan:
Air mata adalah salah satu cara dia
mengekspressikan kegembiraan, kegalauan,
cinta, kesepian, penderitaan dan
kebanggaan.

Luar biasa, ENGKAU jenius TUHAN kata


malaikat.
ENGKAU memikirkan segala sesuatunya,
wanita- ciptaanMU ini akan sungguh
menakjubkan!"
Ya mestii!
Wanita ini akan mempunyai kekuatan
mempesona laki-laki. Dia dapat mengatasi
beban bahkan melebihi laki-laki.
Dia mampu menyimpan kebahagiaan dan
pendapatnya sendiri.
Dia mampu tersenyum bahkan saat hatinya
menjerit.
Mampu menyanyi saat menangis, menangis
saat terharu, bahkan tertawa saat
ketakutan.
Dia berkorban demi orang yang dicintainya.
Mampu berdiri melawan ketidakadilan.
Dia tidak menolak kalau melihat yang lebih
baik.
Dia menerjunkan dirinya untuk keluarganya.
Dia membawa temannya yang sakit untuk
berobat.

Cintanya tanpa syarat.


Dia menangis saat melihat anaknya adalah
pemenang.

Dia girang dan bersorak saat melihat


kawannya tertawa .

Dia begitu bahagia mendengar kelahiran.


Hatinya begitu sedih mendengar berita sakit
dan kematian.

Tetapi dia selalu punya kekuatan untuk


mengatasi hidup.

Dia tahu bahwa sebuah ciuman dan pelukan


dapat menyembuhkan luka.
Hanya ada satu hal yang kurang dari wanita:

Dia lupa betapa


berharganya dia...
Forward-kan mail ini kepada wanita di
sekeliling kita. Ingatkan mereka, karena
terkadang mereka perlu diingatkan..!!!

Interprated by :
Lins_View inspires Yall from any sources

Deeply Humble
www.lintong.s5.com

Anda mungkin juga menyukai