Dr.Heru Herdiawati,SST,SH,MH.
OUTLINE PAPARAN
3 EKSPLOITASI Bentuk nyata atau percobaan penganiayaan yang mengandung unsur kerentanan , perbedaan
SEKSUAL kekuasaan atau kepercayaan , untuk tujuan - tujuan seksual , termasuk untuk keuntungan finansial ,
sosial, atau politik dengan mengekploitasi seseorang secara seksual (kekerasan seksual)
4 KEKERASAN Tindakan seksual apapun , percobaan untuk melakukan kegiatan seksual kata – kata cumbuan
SEKSUAL seksual yang tidak diinginkan , atau perdagangan seksualitas seseorang , menggunakan paksaan,
ancaman fisik, oleh siapapun, apapun hubunganya dengan sikorban , dimanapun, tidak hanya
dirumah atau ditempat kerja. Kekerasan seksual terjadi dalam banyak bentuk , termasuk perkosaan,
perbudakan seks,dan/atau perdagangan, kehamilan yang dipaksakan, pelecehan seksual, eksploitasi
seksual dan/atau penganiayaan,dan pengguguran kandungan yang dipaksakan
BENTUK- BENTUK KEKERASAN SEKSUAL
5 KEKERASAN FISIK Mengacu pada tindakan yang menyakiti tubuh
6 KEKERASAN PSIKOLOGIS Menyebabkan penderitaan mental atau emosional tidak terbatas pada
intimidasi , pelecehan, kekerasan verbal,
perselingkuhan ,dipermalukan ,pengrusakan property, menyaksikan
kekerasan terhadap anggota keluarga, pornografi, menyaksikan
penyiksaan hewan atau
melarang mengunjungi anak
8 PRAKTIK – PRAKTIK Bentuk dari ketidaksetaraan gender dan norma sosial, budaya, dan
BERBAHAYA agama,yang didiskriminasi ,serta tradisi yang berhubungan dengan
posisi perempuan dalam keluarga , komunitas dan masyarakat dan
untuk mengendalikan kebebasan perempuan , termasuk seksulitasnya
DASAR HUKUM
KEKERASAN SEKSUAL
PERLINDUNGAN HUKUM
MEMBERIKAN
PENGAYOMAN KEPADA
HAK ASASI MANUSIA
YANG DIRUGIKAN
ORANG LAIN DAN
PERLINDUNGAN MN
TERSEBUT DIBERIKAN
KEPADA MASYARAKAT
AGAR MEREKA DAPAT
MENIKMATI SEMUA HAK
– HAK YANG DIBERIKAN
OLEH HUKUM
Wati presentasi
PERLINDUNGAN PEREMPUAN
Wati presentasi
UNDANG – UNDANG NO 79 TAHUN 1984 TENTANG PENGHAPUSAN
SEGALA BENTUK DISKRIMINASI TERHADAP PEREMPUAN
Wati presentasi
UNDANG – UNDANG NO 79 TAHUN 1984 TENTANG PENGHAPUSAN
SEGALA BENTUK DISKRIMINASI TERHADAP PEREMPUAN
Pasal 50
Perempuan yang telah dewasa dan atau telah menikah berhak untuk
melakukan perbuatan hukum sendiri,kecuali ditentukan lain oleh
hukum dan agamanya
Pasal 51
(1) Seorang istri selama dalam ikatan perkawinan mempunyai hak dan
tanggung jawab yang sama dengan suaminya atas semua hal yang
berkenaan dengan kehidupan perkawinanya , hubungan dengan
anak anaknya dan hak pemilikan serta pengelolaan harta bersama
(2) Setelah putusnya perkawinan seorang perempuan mempunyai hak
dan tanggung jawab yang sama dengan mantan suaminya atas
semua hal yang berkenaan dengan anak – anaknya , dengan
memperhatikan kepentingan terbaik bagi anak
(3) Setelah putus perkawinan seorang perempuan mempunyai hak yang
sama dengan mantan suaminya atas semua hal yang berkenaan
dengan harta bersama tanpa mengurangi hak anak , sesuai dengan
ketentuan peraturan per Undang- Undangan
Wati presentasi
HUKUM INDONESIA TERHADAP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN
Wati presentasi
HUKUM INDONESIA TERHADAP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN
a. kekerasan fisik;
b. kekerasan psikis;
c. kekerasan seksual; atau
d. penelantaran rumah tangga.
Wati presentasi
HUKUM UNDANG
INDONESIA TERHADAP
– UNDANG KEKERASAN
NOMOR TERHADAP
23 TAHUN 2004 PEREMPUAN
TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH
TANGGA
BAB VI PERLINDUNGAN
PASAL 16
(1) Dalam waktu 1 x 24 jam ( satu kali dua puluh empat jam ) terhitung
sejak mengetahui atau menerima laporan kekerasan dalam rumah
tangga , kepolisian wajib segera memberikan perlindungan sementara
pada korban
(2) Perlindungan sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berikan
paling lama 7 ( tujuh ) hari sejak korban diterima atau ditangani .
(3) Dalam waktu 1 x 24 jam ( satu kali dua puluh empat jam) terhitung sejak
pemberian perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ,
kepolisian wajib meminta surat penetapan perintah perelindungan dari
pengadilan
PASAL 17
(4) Dalam memberika perlindungan sementara kepolisian dapat
bekerjasama Wati presentasi
HUKUM INDONESIA TERHADAP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN
PASAL 19
Kepolisian wajib segera melakukan penyelidikan setelah mengetahui atau
menerima laporan tentang terjadinya kelerasan dalam rumah tangga
Pasal 20
Kepolisian segera menyampaikan kepada korban tentang :
a.Identitas petugas untuk pengenalan kepada korban;
b.Kekerasan dalam rumah tangga adalah kejahatan terhadap martabat
kemanusiaandan;
c. Kewajiban polisi untuk melindungi korban
Wati presentasi
HUKUM INDONESIA TERHADAP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN
Pasal 21
(1) Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada korban , tenaga
kesehatan harus :
a. Memeriksa kesehatan korban sesuai standar profesinya
b. Membuat laporan tertulis hasil pemeriksaan terhadap korban dan visum
et reperetum atas permintaan penyidik kepolisian atau surat keterangan
medis yang memiliki kekuatan hukum yang sama sebagai alat bukti
(2) Pelayana kesehatan yang dimaksud pada ayat (1) dilakukan disarana
kesehatan milik pemerintah, pemerintah daerah atau masyaraakat
Pasal 36
(3) Untuk memberikan perlindungan kepada korban kepolisian dapat
menangkap pelaku dengan bukti permulaan yang cukup
(4) Penangkapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilanjutkan dengan
penahanan yang disertai surat penahanan dalam waktu 1 x 24 jam (satu kali
dua puluh empat jam ) Wati presentasi
HUKUM INDONESIA TERHADAP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN
Pasal 29
(1) Korban kekerasan seksual harus ditangani secara multidisiplin dengan
memperhatikan aspek hukum, kaeamanan , keselamatan serta kesehatan
fisik, mental dan seksual
(2) Penanganan aspek hukum, kaeamanan , keselamatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a.upaya perlindungan dan penyelamatan korban
b.upaya forensik untuk pembuktian dan;
c.dentifikasi pelaku
(3) Penangangan aspek kesehatan fisik, mental dan seksual pada
korban kekerasan seksual sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. pemeriksaan fisik, mental dan penunjang
b. pengobatan luka dan / atau cidera
c. pencegahan dan / atau penanganan penyakit seksual menular
d. pencegahan dan / atau penanganan kehamilan
e. terapi psikiatri dan psikoterapi dan ;
f. rehabilitasi psikososial
(4) Ketentuan mengenai korban penanganan kekerasan seksual , dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang – undangan
Wati presentasi
UU NO 4 TAHUN 2019 TENTANG KEBIDANAN
BAB VI PASAL 46
Pelaksanaan tugas
sebagai
mana dimaksud diatas
Pelaksanaan dilaksana kan secara ber
tugas berdasar Pelaksanaan tugas dalam tanggung jawab dan
kan pelimpahan keadaan keterbatasan akuntabel.
wewenang tertentu
Wati presentasi
Peran Bidan
Pemberi
PemberiPelayanan
Pelayanan Pengelola
PengelolaPelayanan
Pelayanan Penyuluhan dan
Kebidanan
Kebidanan Kebidanan
Kebidanan konselor
Pasal 18 -> dalam penyelenggaraan praktik kebidanan , bidan memiliki kewenangan untuk
memberikan :
Wati presentasi
KMK NO 320 TAHUN 2020
TENTANG STANDAR KOMPETENSI BIDAN
Wati presentasi
PANDANGAN HUKUM INDONESIA TERHADAP KEKERASAN TERHADAP
PEREMPUAN
MASALAH UTAMA YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM , BERPUSAT PADA TIDAK ADANYA HUKUM YANG
SECARA KHUSUS MEMBERIKAN PERLINDUNGANBAGI PEREMPUAN YANG MENJADI KORBAN KEKERASAN
BENTUK LAIN KERERASAN TERHADAP PEREMPUAN ADALAH PELECEHAN SEKSUAL , TIDAK ADA
PERUNDANGAN YANG KHUSUS MENGATUR PELECEHAN SEKSUAL , TAPI DALAM KUHP ADA KETENTUAN
TENTANG PERBUATAN CABUL, YANG PENGERTIANYA ADALAH PERBUATAN YANG MELANGGAR KESUSILAAN
( KESOPANAN ) ATAU PERBUATAN KEJI YANG TERJADI DILINGKUNGAN NAFSU BIRAHI KELAMIN , ADAPUN
PASAL PASAL TERSEBUT ANTARA LAIN :
LANGKAH AWAL :
DATA SUBYEKTIF - > ANAMNESA ( MILIKI KESADARAN
MENGENAI KtP)
DATA OBYEKTIF - > PEMERIKSAAN FISIK (LAKUKAN
SECARA HATI HATI)
ANALISA - > DIAGNOSA ( GUNAKAN PKK SECARA
TEPAT)
PENATALAKSANAAN - > MEMBERIKAN PENANGANAN SECARA
KLINIS
DAN BERIKAN DUKUNGAN KESEHATAN
MENTAL
LANGKAH
Wati presentasi
LANJUTAN -> RUJUK KORBAN SESUAI HASIL TEMUAN
BAGAN ALUR PENANGANAN DARI KASUS TERSEBUT
Melakukan
Mengidentifikasi Mendeteksi awal penilaian
kasus kekerasan adanya kasus kekerasan dalam
kekerasan seksual konteks kesehatan
Memberikan
konseling kepada Menyediakan pengobatan untuk luka-luka
korban/penyintas yang dialami pasien/klien
(termasuk Kondar dan pencegahan IMS)
Melakukan Merujuk
dokumentasi Memotret luka-
luka yang dialami korban/penyintas ke
terhadap temuan-
temuan & rujukan korban/penyintas pelayanan yang
diperlukan
Knowledge Hub – Kesehatan Reproduksi Indonesia
APA YANG HARUS DILAKUKAN OLEH BIDAN -> KtP
Seorang ibu G3 P1 A1 ,hamil 38 minggu ,datang ke Tempat Praktik Mandiri
Bidan (TPMB) dengan lebam di wajah (dimata dan pipi ) dan area perut
serta terjadi perdarahan pervaginam , akibat KDRT ,apa yang harus
dilakukan bidan dan dapat kah bidan membuat laporan kepihak yang
berwajib ?
Langkah :
1.Mengidentifikasi kasus kekerasan -> KDRT
2.Mendeteksi awal adanya kasus kekerasan seksual ->Lebam diwajah (mata & pipi
area perut serta perdarahan pervaginam
3.Melakukan penilaian kekerasan dalam konteks kesehatan ->Mata ( perdarahan
dimata/sclera/pecah pembuluh darah mata ?) . Pipi ( patah /retak tulang pipi ?)
Area perut ( Djj Bayi ?) . Perdarahan pervaginam ( solution plasenta / plasenta
terlepas dari dinding Rahim -> menyebakan pasokan nutrisi & O2 pada bayi dapat
menurun atau terhambat))
4.Menyediakan pengobatan untuk luka-luka yang dialami pasien/klien->-
5.Memberikan konseling kepada korban -> support mental
6.Melakukan dokumentasi terhadap temuan-temuan & rujukan -> rujuk kpd ahlinya
7.Memotret
Wati presentasi
luka-luka yang dialami korban ->dokumentasi
DUKUNGAN IKATAN BIDAN
INDONESIA
KEPADA BIDAN DALAM
TATALAKSANA
KASUS KEKERASAN SEKSUAL
DUKUNGAN IKATAN BIDAN INDONESI KEPADA BIDAN
DALAM
TATALAKSANA KASUS KEKERASAN SEKSUAL
1. Mensosialisasikan PMK 320/2020 tentang standar profesi (standar profesi adalah :
batasan – Batasan yang harus diikuti oleh tenaga kesehatan dalam melaksanakan
pelayanan kesehatankepada klien / pasien secara professional ) dalam memberikan
pertolongan awal pada kekerasan seksual yang berlaku,dengan baik dan benar sesuai
etika profesi dan asas umu etika