Anda di halaman 1dari 46

ASPEK HUKUM BERKAITAN

DENGAN TATA LAKSANA


KLINIS KEKERASAN SEKSUAL

WEBINAR IBI KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN


MINGGU 20 FEBRUARI 2022

Dr.Heru Herdiawati,SST,SH,MH.
OUTLINE PAPARAN

OVERVIEW KEKERASAN SEKSUAL DAN DATA


1 KEKERASAN SEKSUAL

2 DASAR HUKUM kEKERASAN SEKSUAL

TATA LAKSANA KLINIS KEKERASAN SEKSUAL


3
DUKUNGAN IBI KEPADA BIDAN DALAM TATALAKSANA
KASUS
4 KEKERASAN SEKSUAL

DISKUSI TANYA JAWAB DAN TAKE HOME MASAGE


5
OVERVIEW
KEKERASAN SEKSUAL
DAN DATA
OVERVIEW KEKERASAN SEKSUAL
Definisi Kekerasan menurut WHO : FENOMENA GUNUNG
Kekerasan (violence) adalah penggunaan kekuatan fisik dan ES
kekuasaan , ancaman atau tindakan terhadap diri sendiri,
perorangan atau sekelompok orang atau masyarakat yang
mengakibatkan atau kemungkinan besar mengakibatkan
memar/ trauma , kematian ,kerugian psikologis ,kelainan
perkembangan atau perampasan hak

Kekerasan terhadap perempuan merupakan fenomena


gunung es , artinya jumlah kasus yang sebetulnya terjadi
bisa lebih parah dibandingkan yang sudah diketahui saat
ini karena fenomena gunung es ini bisa terjadi
kapanpun,dimanapun dan siapapun bisa menjadi korban

Selalu waspada bahwa kekerasan bisa terjadi pada siapa


saja, kapan saja dan di mana saja, terutama bila bicara
kekerasan pada perempuan dan anak ini merupakan Bagaikan gunung es, sedikit
kelompok rentan dipermukaan namun banyak yang
Wati presentasi tersembunyi……
Knowledge Hub – Kesehatan Reproduksi Indonesia
DATA KEKERASAN SEKSUAL
DATA KEMENTERIAN PPPA DATA KOMNAS
PEREMPUAN
Kekerasan pada perempuan tahun 2021 Data Komnas perempuan 4500 kasus
mencapai angka 10,247 kasus, dimana15,2 kekersan perempuan terjadi di tahun
persen adalah kekerasan seksual (Menteri 2021 ( jan – Okt ) -> melonjak 2 x lipat
PPPA , Bintang Puspayoga dalam jumpa dibanding aduan yang diterima pada
pers virtual 19/1/22) tahun 2020 ( Komisioner Komnas
perempuan,ibu Siti AminahTardi)
Dalam kasus kekerasan terhadap anak
trend nya lebih memprihatinkan, dari
14.517 kasus kekerasan pada anak 45,1 %
merupakan kasus kekerasan seksual,
jumlah tersebut setara dengan sekitar
6.547 kasus kekerasan seksual terhadap
anak terjadi selama tahun 2021
Wati presentasi
KEKERASAN SEKSUAL
AKAR BUDAYA YANG MELATAR BELAKANGI KEKERASAN
SEKSUAL
IDEOLOGI PATRIAKI RELASI KUASA
1. Membesarkan perbedaan biologis 1. Hubungan kekuasaan antara
antara laki – laki dan perempuan, perempuan dan laki-laki yang
anggapan laki- laki lebih penting, lebih timpang berdampak pada
dominan , lebih hebat dari pada perempuan tidak dilibatkan
perempuan dalam pengambilan keputusan

2. Diskriminasi terhadap perempuan 2. Perempuan dianggap lebih


mengakibatkan terjadi berbagai rendah,dianggap tidak penting,
bentuk kekerasan terhadap dan tidak ditempatkan pada
perempuan termasuk kekerasan posisi strategis
seksual

3. Bias Gender : Kondisi yang memihak 3. Tubuh perempuan menjadi


dan merugikan salah satu jenis kelamin obyek kekerasan dianggap hal
biasa sehingga diskriminasi
dianggap hal biasa
Maria Ulfa Doc
BENTUK- BENTUK KEKERASAN SEKSUAL
1 PERKOSAAN Hubungan seksual yang tidak disetujui bersama dapat terjadi :
1, Terhadap perempuan dewasa
2. Terhadap anak – anak
3, Perkosaan yang dilakukan lebih dari satu pelaku
4. Perkosaan dalam pernikahan antara suami – istri
2 PENGANIAYAAN Bentuk nyata atau ancaman fisik secara seksual, baik dengan menggunakan kekerasan atau
SEKSUAL dibawah ketidak setaraan atau kondisi pemaksaan (eksploitasi sosial)

3 EKSPLOITASI Bentuk nyata atau percobaan penganiayaan yang mengandung unsur kerentanan , perbedaan
SEKSUAL kekuasaan atau kepercayaan , untuk tujuan - tujuan seksual , termasuk untuk keuntungan finansial ,
sosial, atau politik dengan mengekploitasi seseorang secara seksual (kekerasan seksual)

4 KEKERASAN Tindakan seksual apapun , percobaan untuk melakukan kegiatan seksual kata – kata cumbuan
SEKSUAL seksual yang tidak diinginkan , atau perdagangan seksualitas seseorang , menggunakan paksaan,
ancaman fisik, oleh siapapun, apapun hubunganya dengan sikorban , dimanapun, tidak hanya
dirumah atau ditempat kerja. Kekerasan seksual terjadi dalam banyak bentuk , termasuk perkosaan,
perbudakan seks,dan/atau perdagangan, kehamilan yang dipaksakan, pelecehan seksual, eksploitasi
seksual dan/atau penganiayaan,dan pengguguran kandungan yang dipaksakan
BENTUK- BENTUK KEKERASAN SEKSUAL
5 KEKERASAN FISIK Mengacu pada tindakan yang menyakiti tubuh
6 KEKERASAN PSIKOLOGIS Menyebabkan penderitaan mental atau emosional tidak terbatas pada
intimidasi , pelecehan, kekerasan verbal,
perselingkuhan ,dipermalukan ,pengrusakan property, menyaksikan
kekerasan terhadap anggota keluarga, pornografi, menyaksikan
penyiksaan hewan atau
melarang mengunjungi anak

7 PENELANTARAN EKONOMI Merujuk pada perilaku membuat perempuan bergantung secara


finasial dengan cara:
- Menarik dukungan finasial atau melarang korban bekerja
- Diambil / diancam untuk diambil sumber penghasilanya dan hak
untuk menikmati harta bersama
- Mengontrol uang dan kepemilikan korban

8 PRAKTIK – PRAKTIK Bentuk dari ketidaksetaraan gender dan norma sosial, budaya, dan
BERBAHAYA agama,yang didiskriminasi ,serta tradisi yang berhubungan dengan
posisi perempuan dalam keluarga , komunitas dan masyarakat dan
untuk mengendalikan kebebasan perempuan , termasuk seksulitasnya
DASAR HUKUM
KEKERASAN SEKSUAL
PERLINDUNGAN HUKUM
MEMBERIKAN
PENGAYOMAN KEPADA
HAK ASASI MANUSIA
YANG DIRUGIKAN
ORANG LAIN DAN
PERLINDUNGAN MN
TERSEBUT DIBERIKAN
KEPADA MASYARAKAT
AGAR MEREKA DAPAT
MENIKMATI SEMUA HAK
– HAK YANG DIBERIKAN
OLEH HUKUM
Wati presentasi
PERLINDUNGAN PEREMPUAN

Segala upaya untuk melindungi


perempuan dan memberikan rasa
aman dalam pemenuhan hak-haknya
dengan memberi kan perhatian yang
konsisten dan sistematis yang dituju
kan utk mencapai kesetaraan gender
Wati presentasi
DASAR HUKUM KEKERASAN SEKSUAL

1 UU NO 79 TAHUN TENTANG PENGESAHAN 5 PP NO 61 TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI


1984 KONVENSI PENGHAPUSAN TAHUN 2014 PASAL 29 (1) KORBAN KEKERASAN
SEGALA BENTUK SEKSUAL HARUS DILAYANI SECARA
KEKERASAN DAN MULTIDISIPLIN DGN MEMPERHATIKAN
DISKRIMINASITERHADAP ASPEK HUKUM,KEAMANAN,KESELA
PEREMPUAN MATAN SERTA KESEHATAN FISIK,
MENTAL DAN SEKSUAL

2 UU NO 39 TAHUN TENTANG HAM -> PASAL 45 : 6 UU NO 4 TENTANG KEBIDANAN


1999 TAHUN 2019
HAK PEREMPUAN ADALAH
HAK ASASI MANUSIA
3 UU NO 23 TAHUN TENTANG PENGHAPUSAN 7 PMK NO 28 TENTANG IZIN DAN
2004 KEKERASAN DALAM RUMAH TAHUN 2017 PENYELENGGARAAN PRAKTIK BIDAN
TANGGA -> KHUSUSNYA PSL
TENTANG PENCEGAHAN KEKERASAN
SEKSUAL DALAM RUMAH TANGGA
8 KMK NO 320 TENTANG STANDAR PROFESI BIDAN
4 UU NO 31 TAHUN TENTANG PERLINDUNGAN TAHUN 2020 (KOMPETENSI YANG HARUS DIMILIKI
2014 SAKSI DAN KORBAN BIDAN)

Wati presentasi
UNDANG – UNDANG NO 79 TAHUN 1984 TENTANG PENGHAPUSAN
SEGALA BENTUK DISKRIMINASI TERHADAP PEREMPUAN

Tanggal 24 Juli 1984 , tentang pengesahan konvensi mengenai


Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan
( Convention on The Elimination of All Forms of Discrimination
Against Women) -> disingkat sebagai Konvensi Wanita
(30 Sept 2014)
Dengan ratifikasi konvensi Wanita tsb , maka segala bentuk
diskriminasi yang didasarkan pada perbedaan jenis klelamin
(laki - laki – Perempuan) harus dihapus.
Sepanjang 38 tahun ,CEDAW telah berkontribusi untuk
mendorong kebijakan persamaan hak antara perempuan dan
laki – laki dan menguatkan Gerakan perempuan di Indonesia .

Wati presentasi
UNDANG – UNDANG NO 79 TAHUN 1984 TENTANG PENGHAPUSAN
SEGALA BENTUK DISKRIMINASI TERHADAP PEREMPUAN

Secara institusional CEDAW :


melahirkan dua institusi “ National Women Machineries “ yang
berperan untuk memastikan hak asasi perempuan baik diranah
sipil dan politik (sipol),maupun ranah hak ekonomi, sosial dan
budaya ( ekosob)
Kedua institusi tersebut adalah , Kementrian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak ( KPPPA ) sebagai eksekutif
, sebagai pelaksana pengarusutamaan gender dalam
pembangunan
di Indonesia dan ;
Komisi Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas
Perempuan) sebagai Lembaga Nasional Hak Asasi Manusia
( LNHAM ) yang memantau pelaksanaan CEDAW sekaligus
sebagai dasar kerja – kerjanya dengan focus pada isu kekerasan
terhadap perempuan
Wati presentasi
HUKUM INDONESIA TERHADAP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN

UNDANG – UNDANG NO 39 TAHUN1999


BAGIAN KESEMBILAN HAK PEREMPUAN
Pasal 45 : Hak Perempuan adalah Hak Asasi Manusia
Pasal 49
(1) Perempuan berhak memilih, dipilih, diangkat dalam pekerjaan,
jabatan, dan profesi sesuai dengan persyaratandan peraturan
per Undang - Undangan
(2) Perempuan berhak mendapatkan perlindungan khusus dalam
pelaksanaan pekerjaan atau profesinya terhadap hal – hal yang
dapat mengancam keselamatan dan atau kesehatanya , dengan
fungsi reproduksnya
(3) Hak khusus yang melekat pada diri perempuan dikarenakan
fungsi
reproduksinya , dijamin dan dilindungi oleh hukum
Wati presentasi
HUKUM INDONESIA TERHADAP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN

Pasal 50
Perempuan yang telah dewasa dan atau telah menikah berhak untuk
melakukan perbuatan hukum sendiri,kecuali ditentukan lain oleh
hukum dan agamanya
Pasal 51
(1) Seorang istri selama dalam ikatan perkawinan mempunyai hak dan
tanggung jawab yang sama dengan suaminya atas semua hal yang
berkenaan dengan kehidupan perkawinanya , hubungan dengan
anak anaknya dan hak pemilikan serta pengelolaan harta bersama
(2) Setelah putusnya perkawinan seorang perempuan mempunyai hak
dan tanggung jawab yang sama dengan mantan suaminya atas
semua hal yang berkenaan dengan anak – anaknya , dengan
memperhatikan kepentingan terbaik bagi anak
(3) Setelah putus perkawinan seorang perempuan mempunyai hak yang
sama dengan mantan suaminya atas semua hal yang berkenaan
dengan harta bersama tanpa mengurangi hak anak , sesuai dengan
ketentuan peraturan per Undang- Undangan
Wati presentasi
HUKUM INDONESIA TERHADAP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN

UNDANG – UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2004


TENTANG
PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH
TANGGA
BAB 1 KETENTUAN UMUM
PASAL 1
Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap
seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya
kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis,
dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk
melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan
secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.

Wati presentasi
HUKUM INDONESIA TERHADAP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN

UNDANG – UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG


PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
BAB III LARANGAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
PASAL 5 :
Setiap orang dilarang melakukan kekerasan dalam rumah
tangga terhadap orang dalam lingkup rumah tangganya, dengan
cara :

a. kekerasan fisik;
b. kekerasan psikis;
c. kekerasan seksual; atau
d. penelantaran rumah tangga.
 
Wati presentasi
HUKUM UNDANG
INDONESIA TERHADAP
– UNDANG KEKERASAN
NOMOR TERHADAP
23 TAHUN 2004 PEREMPUAN
TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH
TANGGA
BAB VI PERLINDUNGAN
PASAL 16
(1) Dalam waktu 1 x 24 jam ( satu kali dua puluh empat jam ) terhitung
sejak mengetahui atau menerima laporan kekerasan dalam rumah
tangga , kepolisian wajib segera memberikan perlindungan sementara
pada korban
(2) Perlindungan sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berikan
paling lama 7 ( tujuh ) hari sejak korban diterima atau ditangani .
(3) Dalam waktu 1 x 24 jam ( satu kali dua puluh empat jam) terhitung sejak
pemberian perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ,
kepolisian wajib meminta surat penetapan perintah perelindungan dari
pengadilan
PASAL 17
(4) Dalam memberika perlindungan sementara kepolisian dapat
bekerjasama Wati presentasi
HUKUM INDONESIA TERHADAP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN

UNDANG – UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2004


TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH
TANGGA
BAB VI PERLINDUNGAN -> LANJUTAN
PASAL 18
Kepolisian wajib memberikan keterangan kepada korban tentang hak
korban untuk pelayanan dan pendampingan

PASAL 19
Kepolisian wajib segera melakukan penyelidikan setelah mengetahui atau
menerima laporan tentang terjadinya kelerasan dalam rumah tangga

Pasal 20
Kepolisian segera menyampaikan kepada korban tentang :
a.Identitas petugas untuk pengenalan kepada korban;
b.Kekerasan dalam rumah tangga adalah kejahatan terhadap martabat
kemanusiaandan;
c. Kewajiban polisi untuk melindungi korban
Wati presentasi
HUKUM INDONESIA TERHADAP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN

UNDANG – UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2004


TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH
TANGGA
BAB VI PERLINDUNGAN ->LANJUTAN

Pasal 21
(1) Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada korban , tenaga
kesehatan harus :
a. Memeriksa kesehatan korban sesuai standar profesinya
b. Membuat laporan tertulis hasil pemeriksaan terhadap korban dan visum
et reperetum atas permintaan penyidik kepolisian atau surat keterangan
medis yang memiliki kekuatan hukum yang sama sebagai alat bukti
(2) Pelayana kesehatan yang dimaksud pada ayat (1) dilakukan disarana
kesehatan milik pemerintah, pemerintah daerah atau masyaraakat

Pasal 22 ( Pelayanan pekerja sosial )


Pasal 23 ( Relawan pendamping)
Pasal 24 ( Pembimbing Rohani)
Wati presentasi
Pasal 25 ( Pelayanan Advokat)
HUKUM INDONESIA TERHADAP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN
UNDANG – UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2004
TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH
TANGGA
BAB VI PERLINDUNGAN -> LANJUTAN
Pasal 35
(1) Kepolisian dapat menagkap untuk selanjutnya melakukan penahanan tanpa
surat perintah terhadap pelaku yang diyakini telah melanggar perintah
perlindungan , walaupun pelanggaran tersebut tidak dilakukan ditempat
polisi itu bertugas
(2) Penangkapan dan penahanan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) wajib
diberikan surat perintah penangkapan dan penahanan setelah 1 x 24 jam
( satu kali dua pulu empat jam )
(3) Penangguhan penahanan tidak berlaku terhadap penahanan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)

Pasal 36
(3) Untuk memberikan perlindungan kepada korban kepolisian dapat
menangkap pelaku dengan bukti permulaan yang cukup
(4) Penangkapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilanjutkan dengan
penahanan yang disertai surat penahanan dalam waktu 1 x 24 jam (satu kali
dua puluh empat jam ) Wati presentasi
HUKUM INDONESIA TERHADAP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN

UNDANG – UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2004


TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH
TANGGA
BAB VII PEMULIHAN
Pasal 39

Untuk kepentingan pemulihan korban dapat memperoleh


pelayanan dari :
a. Tenaga kesehatan
b. Pekerja social
c. Relawan pendamping dan / atau
d. Pembimbing rohani
Pasal 42
Dalam rangka pemulihan terhadap korban , tenaga kesehatan
pekerja sosial , relawan pendamping dan / atau pembimbing
rohani dapat melakukan Kerjasama
Wati presentasi
HUKUM INDONESIA TERHADAP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN

UNDANG – UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2004


TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH
TANGGA
BAB VIII KETENTUAN PIDANA
PASAL 44 :
(1) Setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan fisik dalam
lingkup rumah tangga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda
paling banyak Rp 15.000.000,00 (lima belas juta rupiah).
(2) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengakibatkan korban mendapat jatuh sakit atau luka berat, dipidana
dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun atau denda
paling banyak Rp 30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah).
(3) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
mengakibatkan matinya korban, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 15 (lima belas) tahun atau denda paling banyak Rp
45.000.000,00 (empat puluh lima juta rupiah).
Wati presentasi
HUKUM INDONESIA TERHADAP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN

UNDANG – UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2014


TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN
Pasal 1 :
Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna
kepentingan penyelidikan , penyidikan , penuntutan dan pemeriksaan
disidang pengadilan tentang suatu tindak pidana yang ia dengar
sendiri , ia lihat sendiri dan / atau ia alami sendiri

BERDASARKAN ASAS PERSAMAAN DIHADAPAN HUKUM


(EQUALITY BEFORE THE LAW) YANG MENJADI SALAH SATU
CIRI NEGARA HUKUM, SAKSI DAN KORBAN DALAM PROSES
PERADILAN PIDANA
HARUS DIBERI JAMINAN PERLINDUNGAN HUKUM
Wati presentasi
HUKUM INDONESIA TERHADAP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN

UU NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN


SAKSI DAN KORBAN
PERLINDUNGAN SAKSI & KORBAN
Pasal 5, Saksi dan korban berhak :
a. memperoleh perlindungan atas keamanan
pribadi, keluarga, dan harta
bendanya,serta bebas dari Ancaman yang
berkenaan dengan kesaksian
yang akan, sedang, atau telah diberikannya;

b. ikut serta dalam proses memilih dan menentukan


bentuk perlindungan dan dukungan keamanan;
c. memberikan keterangan tanpa tekanan;
d. mendapat penerjemah;
e. bebas dari pertanyaan yang menjerat;
f. mendapatkan informasi mengenai perkembangan
kasus;
g. mendapatkan informasi mengenai putusan pengadilan
Wati presentasi
HUKUM INDONESIA TERHADAP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN

KRITERIA PERLINDUNGAN SAKSI

h. mengetahui dalam hal terpidana dibebaskan;


i. dirahasiakan identitasnya
j. mendapat identitas baru;
k. mendapat tempat kediaman sementara
l. mendapat tempat kediaman baru
m. memperoleh penggantian biaya transportasi sesuai
dengan kebutuhan
n. mendapat nasihat hukum;
o. memperoleh bantuan biaya hidup sementara sampai
batas waktu perlindungan berakhir dan / atau
p. Mendapat pendampingan
Wati presentasi
PERATURAN PEMERINTAH RI NO 61 TAHUN 2014 TENTANG
KESEHATAN REPRODUKSI

Pasal 29
(1) Korban kekerasan seksual harus ditangani secara multidisiplin dengan
memperhatikan aspek hukum, kaeamanan , keselamatan serta kesehatan
fisik, mental dan seksual
(2) Penanganan aspek hukum, kaeamanan , keselamatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a.upaya perlindungan dan penyelamatan korban
b.upaya forensik untuk pembuktian dan;
c.dentifikasi pelaku
(3) Penangangan aspek kesehatan fisik, mental dan seksual pada
korban kekerasan seksual sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. pemeriksaan fisik, mental dan penunjang
b. pengobatan luka dan / atau cidera
c. pencegahan dan / atau penanganan penyakit seksual menular
d. pencegahan dan / atau penanganan kehamilan
e. terapi psikiatri dan psikoterapi dan ;
f. rehabilitasi psikososial
(4) Ketentuan mengenai korban penanganan kekerasan seksual , dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang – undangan
Wati presentasi
UU NO 4 TAHUN 2019 TENTANG KEBIDANAN

BAB VI PASAL 46

Tugas Bidan tersebut


Pelayanan dapat dilaksanakan
Pelayanan Pelayanan secara bersama atau
kesehatan ibu kesehatan Kesehatan
anak Reproduksi sendiri.
Perempuan
dan KB

Pelaksanaan tugas
sebagai
mana dimaksud diatas
Pelaksanaan dilaksana kan secara ber
tugas berdasar Pelaksanaan tugas dalam tanggung jawab dan
kan pelimpahan keadaan keterbatasan akuntabel.
wewenang tertentu
Wati presentasi
Peran Bidan

Pemberi
PemberiPelayanan
Pelayanan Pengelola
PengelolaPelayanan
Pelayanan Penyuluhan dan
Kebidanan
Kebidanan Kebidanan
Kebidanan konselor

Pendidik, Pembimbing dan Penggerak peran serta masy dan Peneliti


fasilitator klinik pemberdaya masy
PMK NO 28 TAHUN 2017
TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK BIDAN

Pasal 18 -> dalam penyelenggaraan praktik kebidanan , bidan memiliki kewenangan untuk
memberikan :

1. Pelayanan kesehatan ibu ;

2 Pelayanan kesehatan anak ; dan

3. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan


dan keluarga berencana

Wati presentasi
KMK NO 320 TAHUN 2020
TENTANG STANDAR KOMPETENSI BIDAN

Pelayanan Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas Perempuan :

1.Deteksi dini, komplikasi dan masalah kesehatan reproduksi


dan seksualitas perempuan.

2. Promotif dan preventif dalam kesehatan reproduksi


dan seksualitas perempuan

3. Konseling kesehatan reproduksi dan seksualitas perempuan

Wati presentasi
PANDANGAN HUKUM INDONESIA TERHADAP KEKERASAN TERHADAP
PEREMPUAN

MASALAH UTAMA YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM , BERPUSAT PADA TIDAK ADANYA HUKUM YANG
SECARA KHUSUS MEMBERIKAN PERLINDUNGANBAGI PEREMPUAN YANG MENJADI KORBAN KEKERASAN

BENTUK LAIN KERERASAN TERHADAP PEREMPUAN ADALAH PELECEHAN SEKSUAL , TIDAK ADA
PERUNDANGAN YANG KHUSUS MENGATUR PELECEHAN SEKSUAL , TAPI DALAM KUHP ADA KETENTUAN
TENTANG PERBUATAN CABUL, YANG PENGERTIANYA ADALAH PERBUATAN YANG MELANGGAR KESUSILAAN
( KESOPANAN ) ATAU PERBUATAN KEJI YANG TERJADI DILINGKUNGAN NAFSU BIRAHI KELAMIN , ADAPUN
PASAL PASAL TERSEBUT ANTARA LAIN :

PASAL 281 KUHP


POKOK PENTING DALAM PASAL INI ADALAH PENGERTIAN KESOPANAN PADA PASAL INI ADALAH DALAM
ARTI KATA KESUSILAAN , PERASAAN MALU YANG BERHUBUNGAN DENGAN NAFSU KELAMIN , MISALNYA
BERSETUBUH , MERABA BUAH DADA, MERABA KEMALUAN, MEMPERLIHATKAN ANGGOTA KEMALUAN,
MENCIUM DANA LAIN SEBAGAINYA
HUKUM INDONESIA TERHADAP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN

Hukum Indonesia -> kekerasan terhadap perempuan tidak dikenal , meski


fakta kasus ini marak terungkap diberbagai penjuru Indonesia .
Saat ini Sebagian kasus – kasus yang tergolong kekerasan terhadap perempuan
dapat dijaring dengan pasal – pasal kejahatan dalam KUHP , namun terbatas
pada tindak pidana umum ( korban laki laki atau perempuan ) seperti kasus :
Kesusilaan
Perkosaan
Penganiayaan
Pembunuhan , dll
Penganiyayaan
Tindak pidana ini dirumuskan dalam pengertian sempit ( terbatas sekali),
meskipun ada pemberatan pidana ( sanksi hukuman ) bila perbuatan itu
dilakukan terhadap : Ibu , Istri ,anak
Berapa hukuman Percobaan pemerkosaan->atas perbuatanya ,tersangka
dikena kan pasal 351 ayat (1) KUHP dengan ancaman max 15 thn , min 12
tahun penjara
Wati presentasi
HUKUM
Tindakan INDONESIA
kekerasan TERHADAP
terhadap KEKERASAN
istri adalah tindakan PidanaTERHADAP PEREMPUAN
PASAL 351 JO
356 (1) KUHP -> Bila penganiayaan dilakukan terhadap keluarga dekat/
orang yang seharusnya dilindungi , maka hukumanya ditambah sepertiga
dari jumlah hukuman apabila penganiayaan dilakukan terhadap orang lain
Selain itu , dalam kasus istri (perempuan ) dibawah umur (16 tahun ) ,
maka apabila laki – laki ( suaminya ) menyebabkan luka – luka dalam
proses hubungan seksual , maka sisuami bisa didakwa melanggar pasal 288
KUHP .
Pasal 288 KUHP
(1) Barang siapa berhubungan seksual dengan istrinya yang diketahui
atau
harus patut disangkanya , bahwa perempuan itu belum masanya
untuk
dikawin apabila perbuatan tersebut mengakibatkan luka – luka
diancam penjara paling lama 4 tahun
(2) Apabila perbuatan tersebut menyebabkan perempuan mendapat luka
berat , diancam hukuman penjara selama lamanya delapan (8) tahun
(3) Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian ,maka dijatuhkan
Wati presentasi
HUKUM INDONESIA TERHADAP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN
Pasal 287 KUHP
(1) Barang siapa berhubungan seksual dengan perempuan yang bukan
istrinya , sedang diketahuinya atau harus patut diduganya , bahwa
umur perempuan itu belum cukup 15 tahun kalau tidak nyata
berapa
umurnya, bahwa perempuan itu belum masanya untuk dikawin,
dihukum penjara paling lama sembilan (9) tahun
(2) Penuntutan hanya dilakukan kalau ada pengaduan , kecuali kalau
umur perempuan itu belum sampai duabelas (12) tahun atau jika
ada salah satu hal tersebut pada pasal 291 dan 294 KUHP
Pasal 291
(3) Kalau salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal 286, 287,
dan 290 itu, menyebabkan luka berat pada tubuh , dijatuhkan
hukuman penjara selama – lamanya duabelas (12) tahun
(2) Kalau salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal
285,286,287,
289,290 itu menyebabkan orang mati, dijatuhkan hukuman selama
– Wati presentasi
TATA LAKSANA KLINIS
KEKERASAN SEKSUAL
KASUS 1

LANGKAH AWAL :
DATA SUBYEKTIF - > ANAMNESA ( MILIKI KESADARAN
MENGENAI KtP)
DATA OBYEKTIF - > PEMERIKSAAN FISIK (LAKUKAN
SECARA HATI HATI)
ANALISA - > DIAGNOSA ( GUNAKAN PKK SECARA
TEPAT)
PENATALAKSANAAN - > MEMBERIKAN PENANGANAN SECARA
KLINIS
DAN BERIKAN DUKUNGAN KESEHATAN
MENTAL
LANGKAH
Wati presentasi
LANJUTAN -> RUJUK KORBAN SESUAI HASIL TEMUAN
BAGAN ALUR PENANGANAN DARI KASUS TERSEBUT
Melakukan
Mengidentifikasi Mendeteksi awal penilaian
kasus kekerasan adanya kasus kekerasan dalam
kekerasan seksual konteks kesehatan

Memberikan
konseling kepada Menyediakan pengobatan untuk luka-luka
korban/penyintas yang dialami pasien/klien
(termasuk Kondar dan pencegahan IMS)

Melakukan Merujuk
dokumentasi Memotret luka-
luka yang dialami korban/penyintas ke
terhadap temuan-
temuan & rujukan korban/penyintas pelayanan yang
diperlukan
Knowledge Hub – Kesehatan Reproduksi Indonesia
APA YANG HARUS DILAKUKAN OLEH BIDAN -> KtP
Seorang ibu G3 P1 A1 ,hamil 38 minggu ,datang ke Tempat Praktik Mandiri
Bidan (TPMB) dengan lebam di wajah (dimata dan pipi ) dan area perut
serta terjadi perdarahan pervaginam , akibat KDRT ,apa yang harus
dilakukan bidan dan dapat kah bidan membuat laporan kepihak yang
berwajib ?

Langkah :
1.Mengidentifikasi kasus kekerasan -> KDRT
2.Mendeteksi awal adanya kasus kekerasan seksual ->Lebam diwajah (mata & pipi
area perut serta perdarahan pervaginam
3.Melakukan penilaian kekerasan dalam konteks kesehatan ->Mata ( perdarahan
dimata/sclera/pecah pembuluh darah mata ?) . Pipi ( patah /retak tulang pipi ?)
Area perut ( Djj Bayi ?) . Perdarahan pervaginam ( solution plasenta / plasenta
terlepas dari dinding Rahim -> menyebakan pasokan nutrisi & O2 pada bayi dapat
menurun atau terhambat))
4.Menyediakan pengobatan untuk luka-luka yang dialami pasien/klien->-
5.Memberikan konseling kepada korban -> support mental
6.Melakukan dokumentasi terhadap temuan-temuan & rujukan -> rujuk kpd ahlinya
7.Memotret
Wati presentasi
luka-luka yang dialami korban ->dokumentasi
DUKUNGAN IKATAN BIDAN
INDONESIA
KEPADA BIDAN DALAM
TATALAKSANA
KASUS KEKERASAN SEKSUAL
DUKUNGAN IKATAN BIDAN INDONESI KEPADA BIDAN
DALAM
TATALAKSANA KASUS KEKERASAN SEKSUAL
1. Mensosialisasikan PMK 320/2020 tentang standar profesi (standar profesi adalah :
batasan – Batasan yang harus diikuti oleh tenaga kesehatan dalam melaksanakan
pelayanan kesehatankepada klien / pasien secara professional ) dalam memberikan
pertolongan awal pada kekerasan seksual yang berlaku,dengan baik dan benar sesuai
etika profesi dan asas umu etika

2 Kerjasama tim antar profesi kesehatan (interprofessional health provider collaboration)


dalam melakukan pertolongan pada kekerasan seksual -> harus ditangani secara multi
disiplin

3. Bekerjasama dalam pelatihan – pelatihan tentang tatalaksana kekerasan seksual


bersama KPPPA , UNFPA -> Yayasan Pulih , Knowledge Hubs , dll ) seperti pelatihan
Rspecful Midwifery Care (RMC )

4. Mensosalisasikan peraturan perundang – undangan terkait kekerasan seksual


terhadap
Wati presentasi perempuan
TAKE HOME MASAGE
3, Lakukan kerja sama tim antar
1. Patuhi etika profesi dan peraturan profesi kesehatan (interprofessio
perundang - undangan yang berlaku nal health provider collaboration)
dlm talaksana kekerasan seksual
2. Mulai menyenangi untuk membaca
memahami dan mengaplikakasikan 4. Ikuti pelatihan – pelatihan
peraturan yang terkait dengan tentang Respecful Midwifery
tugas , wewenang dan peran Care (RMC ) ,khususnya dalam
bidan dalam asuhan kebidanan
termasuk tata laksana kekerasan kekerasan seksual agar dapat
seksual memahami dan melakukan tata
laksana sesuai aturan yg berlaku
Wati presentasi
TERIMA KASIH......
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai