Anda di halaman 1dari 14

Konsep gender

Dalam kesehatan
Reproduksi perempuan
NAMA – NAMA KELOMPOK I

1. CUT RAUDHATUL MUNA


2. AINUL RISDAWATI
3. YULI SURLIHAN
4. MIRA MARIANA LISNA
5. RESTY RIAUNA
6. EKA RAMADHANI
7. CUT INTAN SARI
8. ADE INDAH SRIMARLINA
9. EKA AGUSTINA
A.PENGERTIAN GENDER DALAM
KESEHATAN REPRODUKSI
Gender adalah suatu konsep budaya yang berupaya untuk membuat perbedaan
antara laki - laki dan perempuan dalam hal peran, perilaku, mentalitas dan
karakteristik emosional. Gender adalah peran dan kedudukan seseorang yang
dikonstruksikan oleh budaya karena seseorang lahir sebagai perempuan atau lahir
sebagai laki-laki.

Reproduksi adalah cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua
bentuk kehidupan; setiap individu organisme ada sebagai hasil dari suatu proses
reproduksi oleh pendahulunya
Adapun kesehatan reproduksi secara sederhana dapat kita lihat
dari hal sebagai berikut:

1. Organ Reproduksi
2. Hubungan Seks
3. Kehamilan
4. Persalinan
b. Proses sosialisasi gender

Proses sosisalisasi sebenarnya berawal dari dalam keluarga.


Gambaran diri seseorang merupakan pantulan perhatian yang
diberikan keluarga kepada dirinya. Persepsinya tentang diri, tentang
dunia dan masyarakat sekelilingnya secara langsung dipengaruhi
oleh tindakan dan keyakinan keluarganya. Sehingga nilai-nilai yang
dimiliki oleh seorang individu dan berbagai peran yang diharapkan
dilakukan olehnya,semua berawal dari dalam lingkungan sendiri.
lembaga-lembaga sosialisasi yang terpenting ialah keluarga, sekolah, kelompok
sebaya dan media massa.

secara umum sasaran sosialisasi itu sendiri hampir sama di berbagai tempat
dan budaya, yaitu antara lain:

Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan


bagi kehidupan kelak di masyarakat.

Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan


kemampuannya.

Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari


C. KESEHATAN REPRODUKSI SEBAGAI HAM

Keberadaan manusia  tidak dapat dipisahkan  dengan hak asasi manusia (HAM).

HAM bersifat fundamental maka adanya merupakan keharusan, siapapun tidak


dapat mengganggu dan  setiap orang harus memperoleh perlindungan HAM-nya.

Kesehatan reproduksi  yang mengandung banyak aspek mengimplikasikan  beberapa


hal yang menyangkut pelanggarannya ataupun masalah-masalah

hukum lainnya yaitu :


Perkawinan:Perkawinan dilaksanakan tanpa paksaan,  kedudukan suami-isteri,
harta kekayaan, poligami ( UU No. 1 tahun 1974, hukum privat).

Kekerasan seksual  terhadap wanita dan pelecehan seksual lainnya : Tindakan ini


sebagai gender-related violence, seperti: perkosaan (Pasal 285 KUHP),
dan perilaku pelecehan seksual lainnya: paksaan berbuat cabul (Pasal
289), perzinahan (Pasal 284), bersetubuh dengan wanita yang belum waktunya
kawin  (Pasal 287, 290), homoseks (pasal 292).

Pembunuhan bayi dan Abortus : Pembunuhan bayi; seorang ibu ketakutan


kelahiran bayinya (Pasal  341,342). Pengguguran kandungan, dilakukan sendiri
(Pasal 346). Oleh orang lain tanpa persetujuan (Pasal 347),  orang lain dengan
persetujuan  (Pasal 348). 
Pornografi, Perdagangan wanita dan Prostitusi : Perbuatan menyangut
pornografi diatur Pasal 282,  baik kejahatan kesengajaan maupun kealpaan,
dengan pemberatan bila sebagai matapencaharian.Yang berhubungan dengan
alat-alat pencegah kehamilan/ penggugugran kandungan (Pasal
383).  Perdagangan wanita (Pasal 297), dan prostitusi (pasal 296), yang
dipidana germonya, bukan pelacurnya baik yang wanita maupun laki-lakinya.

Pembunuhan bayi dan Abortus : Pembunuhan bayi; seorang ibu ketakutan


kelahiran bayinya  (Pasal  341,342). Pengguguran kandungan, dilakukan
sendiri (Pasal 346). Oleh orang lain tanpa persetujuan (Pasal 347),  orang lain
dengan persetujuan  (Pasal 348). 
Teknologi reproduksi dan  KB : Pemaksaan pelaksanaan
KB,  menimbulkan akibat luka, kematian pengguna. Adanya
inseminasi buatan, bayi tabung,  timbul masalah hak dan
kedudukan ibu-anak, masalah moral dan etika, kualitas umat
manusia mendatang.

 
D. UPAYA MENGWUJUDKAN KESEHATAN
DAN KEADILAN GENDER

Keadilan gender adalah suatu proses dan perlakuan adil terhadap perempuan dan
laki-laki. Dengan keadilan gender berarti tidak ada pembakuan peran, beban ganda,
subordinasi,marginalisasi dan kekerasan terhadap perempuan maupun laki-laki.

Upaya mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender sebagai visi Kementerian


Pemberdayaan Perempuan RI sebenarnya merupakan bentuk pembaruan
pembangunan pemberdayaan perempuan yang selama tiga dasa warsa telah
memberikan manfaat yang cukup besar.
Berbagai peningkatan pemberdayaan perempuan bisa dilihat dengan
meningkatnya kualitas hidup perempuan dari berbagai aspek , meskipun
masih belum optimal.

Penyebabnya antara lain belum adanya kesadaran gender terutama di


kalangan para perencana dan pembuat keputusan; ketidak lengkapan data
dan informasi gender yang dipisahkan menurut jenis kelamin juga masih
belum mapannya hubungan kemitraan antara pemerintah dengan
masyarakat maupun lembaga-lembaga yang memiliki visi pemberdayaan
perempuan yaitu dalam tahap-tahap perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan dan evaluasi kebijakan dan program pembangunan
Menetapkan dua arah kebijakan pemberdayaan perempuan yakni

 pertama meningkatkan kedudukan dan peranan perempuan dalam


kehidupan berbangsa dan bernegara melalui kebijakan nasional yang
diemban oleh lembaga yang mampu memperjuangkan terwujudnya
kesetaraan dan keadilan gender.

Kedua meningkatkan kualitas peran dan kemandirian organisasi


perempuan dengan tetap mempertahankan nilai persatuan dan kesatuan
serta nilai historis perjuangan perempuan dalam rangka melanjutkan usaha
pemberdayaan perempuan serta kesejahteraan keluarga dan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai