Anda di halaman 1dari 15

Konsep Gender dalam Kesehatan Reproduksi

Definisi Gender

Menurut Bem (1981), gender merupakan karakteristik kepribadian, seseorang yang


dipengaruhi oleh peran gender yang dimilikinya dan dikelompokkan menjadi 4 klasifikasi
yaitu maskulin, feminim, androgini dan tak terbedakan. Konsep Gender dan
peran gender merupakan dua konsep yang berbeda, gender merupakan istilah biologis,
orang-orang dilihat sebagain pria atau wanita tergantung dari organ-organ dan gen-gen
jenis kelamin mereka.

Menurut Brigham (1986) lebih menekankan terhadap konsep stereotipe di dalam


membahas mengenai peran gender, dan menyebutkan bahwa peran gender merupakan
karakterisitik status, yang dapat digunakan untuk mendukung diskriminasi sama seperti
yang digunakan untuk mendukung diskriminasi sama seperti ras, kepercayaan, dan usia.
Kesetaraaan dan keadilan gender dalam kesehatan reproduksi

1) Sebagian besar masyarakat banyak dianut kepercayaan yang salah tentang apa arti
menjadi seorang wanita, dengan akibat yang berbahaya bagi kesehatan wanita.
2) Setiap masyarakat mengharapkan wanita dan pria untuk berpikir, berperasaan dan
bertindak dengan pola-pola tertentu dengan alas an hanya karena mereka dilahirkan
sebagai wanita/pria.
3) Gender dan kegiatan yang dihubungkan dengan jenis kelamin tersebut, semuanya
adalah hasil rekayasa masyarakat. Beberapa kegiatan seperti menyiapkan makanan
dan merawat anak adalah dianggap sebagai “kegiatan wanita”.
4) Kegiatan lain tidak sama dari satu daerah ke daerah lain diseluruh dunia, tergantung
pada kebiasaan, hokum dan agama yang dianut oleh masyarakat tersebut.
5) Peran jenis kelamin bahkan bisa tidak sama didalam suatu masyarakat, tergantung
pada tingkat pendidikan, suku dan umurnya.
6) Peran gender diajarkan secara turun temurun dari orang tua ke anaknya. Sejak anak
berusia muda, orang tua telah memberlakukan anak perempuan dan laki-laki
berbeda, meskipun kadang tanpa mereka sadari.
1.    Model tradisional memandang feminitas dan maskulinitas sebagai
suatu dikotomi. Model tradisional menyebutkan bahwa maskulinnitas,
dan feminitas merupakan titik-titik yang berlawanan pada sebuah
kontinum yang bipolar. Pengukuran yang ditujukan untuk  melihat
Peran Gender maskulinitas dan feminitas menyebutkan derajat yang tinngi dari
maskulin yang menunjukkan derajat yang rendah dari feminitas, begitu
juga sebaliknya, derajat yang tinggi dari feminitas menujukkan derajat
yang rendah dari maskulinitas

2. Nontradisional menyatakan bahwa maskulinitaas dan feminitas lebih sesuai


dikonseptualisasikan secara terpisah, dimana masing-masing merupakan dimensi yang
independen. Model yang ini memandang feminitas dan maskulinitas bukan merupakan
sebuah dikotomi, hal ini menyebabkan kemungkinan untuk adanya pengelompokan
yang lain, yaitu androgini, yaitu laki-laki atau perempuan yang dapat memiliki ciri-ciri
maskulinitas sekaligus ciri-ciri ferminitas. Model no tradisional ini dikembangkan sekitas
tahun 1970-an oleh sejumlah penulis (Bem, 1974) yang menyatakan bahwa
maskulinitas dan feminitas lebih sesuai dikonseptualisasikan secara terpisah, karena
masing-masing merupakan dimensi yang independen.
Berdasarkan pandangan ini, Sandra Bem (dalam Basow, 1992)
mengklasifikasikan tipe peran gender menjadi 4 bagian, yaitu:

a. Sex-typed
b. Cross-sex-typed
c. Androginyd. Indifferentiated
Kaitan Gender dengan kesehatan

a) Kesetaraan gender dalam hak, yaitu adanya kesetaraan hak dalam peran dan
tanggung jawab laki-laki dan perempuan dalam bidang kesehatan.
b) Kesetaraan hak dalam rumah tangga yaitu perempuan dan laki-laki mempunyai hak
yang sama dalam kesehatan, misalnya menentukan jumlah anak, jenis persalinan,
pemilihan alat kontrasepsi, dll.
c) Kesetaraan hak dalam ekonomi/keuangan yaitu perempuan dan laki-laki mempunyai
hak yang sama dalam memilih alat kontrasepsi.
d) Kesetaraan hak dalam masyarakat yaitu adanya budaya di beberapa daerah yang
mengharuskan masyarakat mengikuti budaya tersebut sehingga tidak terjadi
kesehatan yang responsif gender. Selain itu, perempuan dan laki-laki mempunyai hak
yang sama dalam berpolitik dan dalam pengambilan keputusan.
e) Kesetaraan gender dalam sumber daya, yaitu adanya kewenangan dalam
penggunaan sumber daya terhadap kesehatan.
Isu gender dalam ruang
liangkup kesehatan
reproduksi

Isu gender adalah suatu kondisi yang menunjukan kesenjangan


laki-laki dan perempuan yaitu adanya kesenjangan antara
kondisi yang dicita-citakan (normative) dengan kondisi
sebagaimana adanya (objektif).
1) Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir (Safe motherhood)
2) Keluarga Berencana
3) Kesehatan reproduksi remaja
4) Infeksi menular seksual
Isu-isu Kesehatan Perempuan

1. Kesehatan ibu dan anak


Hal-hal yang sering dianggap sebagai isu gender sebagai berikut:

1. Ketidakmampuan perempuan dalam mengambil keputusan dalam


kaitannya dengan kesehatan dirinya, misalnya dalam menentukan kapan
hamil, dimana akan melahirkan dan sebagainya. Hal ini berhubungan
dengan perempuan yang kedudukannya yang lemah dan rendah di
keluarga dan masyarakat.
2. Kesehatan reproduksi remaja
Hal-hal yang sering di anggap sebagai isu gender sebagai berikut:

Ketidak adilan dalam mengambil tanggung jawab misalnya


pada pergaulan yang terlalu bebas, remajaputeri selalu
menjadi korban dan menangguang segala akibatnya
(misalnya kehamilan yang tidak dikehendaki, putus sekolah,
kekerasan terhadap perempuan, dan sebagainya).
3. Keluarga berencana
Hal-hal yang sering di anggap sebagai isu gender sebagai berikut:
Kesertaan ber-KB, dari data SDKI tahun 1997 presentase kesertaan ber-
KB, diketahui bahwa 98% akseptor KB adalah perempuan.partisipasi laki-
laki hanya 1,3%. Ini nerarti bahwa dalam program KB perempuan selalu
objek/target sasaran.
4. Peran keluarga berencana dalam kesehatan reproduksi

a) Partisipasi pria dalam melakukan KB dan kaitannya dengan


kesehatan reproduksi

b) Tanggung jawab pria dalam kesehatan reproduksi.

c) Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan partisipasi pria

d) Peranan Petugas Konseling

e) Peran pria dalam kesehatan reproduksi


5.Infeksi saluran reproduksi dan infeksi menular seksual
adalahInfeksi Saluran Reproduksi (ISR) adalah terminology
umum yang digunakan untuk dua jenis infeksi pada saluran
reproduksi:

1. ISR Endogen,
2. ISR Iatrogenikatau
Penyakit menular seksual (PMS) adalah penyakit yang cara
penularannya terutama melalui hubungan seksual, baik secara
heteroseksual maupun homoseksual.
 
Usia lanjut

Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan.


Dalam mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia menurut
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional ada tiga aspek
yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek ekonomi
dan aspek sosial (BKKBN 1998).
Kekerasan terhadap perempuan

Dalam banyak kebudayaan, wanita dianggap dan diperlakukan sebagai


warga yang lebih rendah atau golongan kelas dua. Prasangka terhadap
mereka sudah berurat berakar. Tindak kekerasan terhadap wanita
dalam segala bentuknya merupakan problem yang tak kunjung teratasi,
bahkan di negara-negara yang disebut sudah maju.
Menurut statistik yang dikeluarkan sebuah institusi viktimologi (penanganan
korban) di negeri Belanda, 23 persen wanita di sebuah negara di Amerika
Selatan, atau sekitar 1 di antara 4 wanita, mengalami salah satu bentuk
kekerasan dalam rumah tangga.

Anda mungkin juga menyukai