Anda di halaman 1dari 5

UAS KEBIJAKAN DALAM KEBIDANAN

NAMA : HASMAINI, AMD.KEB


NIM : 221015201221

1. Jelaskan peran gender dalam kontruksi social yang erat kaitannya dengan
ferminitas dan maskulinitas!
Jawab :
Gender adalah konstruksi sosial dalam suatu Negara yang dipengaruhi oleh kondisi
sosial, politik, budaya, ekonomi, agama maupun lingkungan etnis. Gender bukan
jenis kelamin, namun gender dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan.
Peran gender umumnya bersifat dinamis dan dapat berubah antar waktu. Peram
gender merupakan kelanjutan dari status gender, yang terdiri dari status-status lain-
lain yang dicapai yang dikaitkan dengan status gender tertentu. Dalam istilah yang
kurang teoritis, peran gender adalah posisi fungsional dalam dinamika social yang
pemenuhannya merupakan bagian dari melakukan gender. Peran gender adalah
konstruksi social yang sangat bervariasi antar waktu, konteks dan budaya.
Tatanan gender bersifat hirarkis dalam hal laki-laki mendominasi perempuan dalam
hal apapun kekuasaan dan hak istimewa namun berbagai sumber kekuasaan dan
penindasan saling terkait, dan tidak semua laki-laki mendominasi perempuan.
Peran gender berkonstruksi besar dalam sarana yang produktif dan ampun untuk
memanipulasi presepsi dan ekspresi social untuk mewujudkan kenyataan.
Contoh peran gender yaitu:
a. Keluarga Baru
Suami-istri perlu merencanakan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
reproduksi yang baik
Suami maupun istri mempunyai hak dan peluang yang sama untuk menjadi
pengguna kontrasepsi
Suami-istri secara bersama harus menghindarkan diri dari PMS termasuk
HIV/AIDS
b. Keluarga Hamil
Suami-istri perlu mengerti apa yang dimaksud degan kesehatan maternal
Suami-istri perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan kehamilan beresiko
Suami-istri perlu mengetahui proses serta tanda-tanda kehamilan dan nifas
Suami-istri perlu mengetahui dan menghindari 4 Terlalu dan 3 Terlambat
Suami-istri perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan pelayanan 10T

2. Jelaskan permasalahan gender dalam kesehatan reproduksi! (minimal 3)


Jawab :
a. Keluarga berencana
Dalam hal ini adalah penggunaan alat kontrasepsi, seperti yang diketahui ada
anggapan bahwa KB adalah identic dengan urusan perempuan. Hal ini
menunjukkan adanya budaya kuasa dalam pengambilan keputusan untuk ber-
KB
b. Penyakit menular seksual
Dari berbagai jenis PMS yang dikenal, dampak yang sangat berat dirasakan
oleh perempuan, yiatu berupa rasa sakit yang hebat pada kemaluan, panggul
dan vagina, sampai dengan komplikasi dengan akibat kemandulan, kehamilan
diluar Rahim, serta kanker mulut Rahim. Faktor penyebabnya yaiitu rendahnya
kesadaran suami atau pria dalam perilaku seksual sehat, suami/pria tidak mau
disalahkan termasuk dalam penularan PMS, HIV/AIDS karena sikap egois dan
dominan pria.
c. Kesehatan reproduksi remaja
Hal-hal yang sering dianggap isu gender yaitu:
- Ketidakadilan dalam membagi tanggung jawab, pada pergaulan yang terlalu
bebas, remaja putri selalu menjadi korban dan menanggung segala
akibatnya.
- Ketidakadilan dalam aspek hukum. Dalam tindakan aborsi illegal yang
terancam hukuman adalah perempuan yang menginginkan tindakan
tersebut, sedangkan laki-laki yang menyebabkan kehamilan tidak
disinggung sama sekali
3. Jelaskan sejarah medikalisasi di Indonesia?
Jawab :
Pada tahun 1970-an, Thomas Szasz, Peter Conrad, dan Irving Zolamemelopori
istilah medikalisasi untuk menggambarkan fenomena penggunaan obat-obatan
untuk mengobati cacat mental yang ternyata tidak bersifat medis maupun biologis.
Para sosiolog ini percaya bahwa medisisasi adalah upaya oleh kekuatan
pemerintahan yang lebih tinggi untuk campur tangan lebih lanjut dalamkehidupan
warga negara biasa. Kaum Marxis seperti Vicente Navarro membawa konsep ini
selangkah lebih maju. Dia dan rekan-rekannya percaya medisisasi menjadi alat
darimasyarakat kapitalis yang menindas yang bertekad untuk memajukan
ketidaksetaraan sosial dan ekonomi dengan menyamarkan penyebab penyakit
sebagai semacam racun yang dapat dilawan secara kimiawi. Pada tahun-tahun
berikutnya, medisisasi pada dasarnya menjadi kata kunci pemasaran yang
memungkinkan perusahaan farmasi memanfaatkan keyakinan bahwa masalah
sosial dapat diselesaikan dengan pengobatan. Salah satu contoh medikalisasi di
Indonesia adalah Sunat perempuan.
4. Jelaskan hak-hak reproduksi yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat!
Jawab:
a. Hak untuk hidup
Setiap perempuan mempunyai hak untuk bebas dari risiko kematian karena
kehamilan.
b. Hak atas kemerdekaan dan keamanan
Setiap individu berhak untuk menikmati dan mengatur kehidupan seksual dan
reproduksinya dan tak seorang pun dapat dipaksa untuk hamil, menjalani
sterilisasi dan aborsi.
c. Hak atas kesetaraan dan bebas dari segala bentuk diskriminasi
Setiap individu mempunyai hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi
termasuk kehidupan seksual dan reproduksinya.
d. Hak atas kerahasiaan pribadi
Setiap individu mempunyai hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
seksual dan reproduksi dengan menghormati kerahasiaan pribadi. Setiap
perempuan mempunyai hak untuk menentukan sendiri pilihan reproduksinya.
e. Hak atas kebebasan berpikir
Setiap individu bebas dari penafsiran ajaran agama yang sempit, kepercayaan,
filosofi dan tradisi yang membatasi kemerdekaan berpikir tentang pelayanan
kesehatan reproduksi dan seksual.
f. Hak mendapatkan informasi dan pendidikan
Setiap individu mempunyai hak atas informasi dan pendidikan yang berkaitan
dengan kesehatan reproduksi dan seksual termasuk jaminan kesehatan dan
kesejahteraan perorangan maupun keluarga.
g. Hak untuk menikah atau tidak menikah serta membentuk dan merencanakan
keluarga
h. Hak untuk memutuskan mempunyai anak atau tidak dan kapan mempunyai
anak
i. Hak atas pelayanan dan perlindungan kesehatan
Setiap individu mempunyai hak atas informasi, keterjangkauan, pilihan,
keamanan, kerahasiaan, kepercayaan, harga diri, kenyamanan, dan
kesinambungan pelayanan.
j. Hak untuk mendapatkan manfaat dari kemajuan ilmu pengetahuan
Setiap individu mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan
reproduksi dengan teknologi mutakhir yang aman dan dapat diterima.
k. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik
Setiap individu mempunyai hak untuk mendesak pemerintah agar
memprioritaskan kebijakan yang berkaitan dengan hak-hak kesehatan seksual
dan reproduksi.
l. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk
Termasuk hak-hak perlindungan anak dari eksploitasi dan penganiayaan
seksual. Setiap individu mempunyai hak untuk dilindungi dari perkosaan,
kekerasan, penyiksaan, dan pelecehan seksual.
5. Bagaimana strategi dalam penguatan profesi bidan?
Jawab:
a. Dengan mutu layanan kesehatan
Pelayanan kesehatan yang bermutu semakin dicari untuk memperoleh jaminan
kepastian terhadap mutu pelayanan kesehatan yang diterimanya.
b. Dengan peningkatan pendidikan
Pembangunan berkelanjutan tentunya melalui pengembangan pendidikan
profesi dan lewat pendidikan berkelanjutan agar nanti diharapkan mampu
memberdayakan keluarga dan pasien melalui dukungan konseling dan
pendampingan pada tiap tatanan pelayanan sebagai bentuk peningkatan kualitas
pelayanan
c. Dengan uji kompetensi
Uji kompetensi sebagai standarisasi seorang bidan dan memastikan bahwa
seorang bidan yang telah lulus dari dari jenjang pendidikan yang lebih tinggi,
memiliki ilmu yang lebih tinggi dan lebih kompeten dalam menjalani
profesinya.
d. Dengan penelitian
Sebagai seorang bidan untuk meningkatkan kualitas dan mengetahui titik
permasalahan serta solusi dari masalah yang terjadi dilingkungan harus
melakukan penelitian.

Anda mungkin juga menyukai