Anda di halaman 1dari 30

Peran dan Tanggung Jawab

Perawat dalam Pencapaian


Kesehatan Perempuan

Setyowati
Perempuan sebagai anggota keluarga dalam menerima
pelayanan kesehatan karena dia harus berperan dalam
keluarga

Perempuan perlu mendapat perhatian


dan pelayanan kesehatan khusus
dalam mempertahankan kesehatan
reproduksinya

Anak tumbuh sehat sampai


dewasa sebagai generasi
muda.

Perawat adalah ujung


tombak suatu profesi
kesehatan Mempertinggi derajat
kesehatan masyarakat
• Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan
sehat secara menyeluruh mencakup fisik,
mental dan kehidupan sosial yang berkaitan
dengan alat, fungsi serta proses reproduksi.
Shg pemikiran kesehatan reproduksi
bukannya kondisi yang bebas dari penyakit
saja melainkan bagaimana seseorang dapat
memiliki kehidupan seksual yang aman dan
memuaskan sebelum dan sesudah menikah
(Depkes RI, 2000)
Konsep Pemikiran Tentang Kesehatan
Reproduksi Perempuan (WHO, 2009)
Kesehatan perempuan sering
Perempuan menghadapi Kesehatan perempuan
dilupakan dan hanya sebagai
masalah kesehatan khusus secara langsung
objek dengan mengatas
yang tidak dihadapi pria mempengaruhi kesehatan
namakan “pembangunan”
berkaitan dengan fungsi anak yang dikandung dan
seperti program KB, dan
reproduksinya dilahirkan.
pengendalian jumlah penduduk.

Adanya ketidaksetaraan bagi Di berbagai dunia masih


Masalah kesehatan terjadi berbagai diskriminasi
perempuan dalam akses
reproduksi perempuan yang berdampak negatif
pendidikan, pekerjaan,
sudah menjadi agenda terhadap kesehatan dan hak
pengambilan keputusan dan
Internasional reproduksi perempuan.
sumber daya yang tersedia.

Masih adanya kebiasaaan


tradisional yang merugikan
baik bagi kesehatan
perempuan secara umum
maupun bagi perempuan
hamil.
Program kerja WHO terkait masalah kesehatan reproduksi
ditinjau dari pendekatan siklus kehidupan keluarga,
A. Praktek tradisional yang berakibat buruk semasa
anak-anak perempuan (seperti mutilasi,genital,
deskriminasi nilai anak, dsb); kebiasaan2 yang
meningkatkan kerentanan kesehatan anak perempuan
1. Sunat perempuan dilakukan terhadap anak
perempuan yang tidak bisa memberikan informed
consent.
2. Ada kebiasaan di lingkungan budaya tertentu, di mana
sunat perempuan mengarah pada genital mutilation,
dan bisa berdampak negatif pada kesehatan
perempuan
Masalah kesehatan reproduksi remaja

bentuk kehamilan
remaja,

kekerasan/pelecehan
seksual

tindakan seksual yang


tidak aman
Masalah kesehatan reproduksi
perempuan dewasa
• Tidak terpenuhinya kebutuhan ber-KB, biasanya
terkait dengan isu aborsi tidak aman;
• Mortalitas dan morbiditas ibu dan anak (sebagai
kesatuan) selama kehamilan, persalinan dan
masa nifas, yang diikuti dengan malnutrisi,
anemia, berat bayi lahir rendah;
• Infeksi saluran reproduksi, yang berkaitan dengan
penyakit menular seksual
• Kemandulan, yang berkaitan erat dengan infeksi
saluran reproduksi dan penyakit menular seksual
Masalah kesehatan reproduksi
perempuan lansia

Sindrom pre dan post menopause dan


peningkatan resiko kanker organ reproduksi;

Kekurangan hormon yang menyebabkan


osteoporosis dan masalah ketuaan lainnya.
Masalah kesehatan reproduksi
mencakup area yang jauh lebih luas
A. Masalah reproduksi:
Kesehatan, morbiditas (gangguan kesehatan) dan
kematian perempuan yang berkaitan dengan
kehamilan, masalah gizi dan anemia dikalangan
perempuan, penyebab serta komplikasi dari
kehamilan, masalah kemandulan dan ketidaksuburan.
Intervensi pemerintah terhadap
masalah reproduksi
• Misalnya program KB, undang-undang yang berkaitan
dengan masalah genetik, dan lain sebagainya

• Kesehatan bayi dan anak-anak terutama bayi dibawah


umur lima tahun

• Dampak pembangunan ekonomi, industrialisasi

• Perubahan lingkungan terhadap kesehatan reproduksi


B. Masalah gender dan seksualitas

1. Pengaturan negara terhadap masalah seksualitas. Maksudnya


adalah peraturan dan kebijakan negara mengenai pornografi,
pelacuran dan pendidikan seksualitas;
2. Pengendalian sosio -budaya terhadap masalah seksualitas,
bagaimana norma-norma sosial yang berlaku tentang perilaku
seks, homoseks, poligami, dan perceraian;
3. Seksualitas dikalangan remaja;
4. Status dan peran perempuan;
5. Perlindungan terhadap perempuan pekerja.
C. Masalah kekerasan dan perkosaan
terhadap perempuan
1. Kencenderungan penggunaan kekerasan secara sengaja
kepada perempuan, perkosaan, serta dampaknya
terhadap korban;
2. Norma sosial mengenai kekerasan dalam rumah tangga,
serta mengenai berbagai tindak kekerasan terhadap
perempuan;
3. Sikap masyarakat mengenai kekerasan perkosaan terhadap
pelacur;
4. Berbagai langkah untuk mengatasi masalah- masalah
tersebut.
D. Masalah penyakit yang ditularkan
melalui hubungan seksual

1. Masalah penyakit menular seksual yang lama, seperti


sifilis, dan gonorhea;

2. Masalah penyakit menular seksual yang relatif baru seperti


chlamydia, dan herpes;
5. Kebijakan dan progarm pemerintah dalam mengatasi maslah
tersebut (termasuk penyediaan pelayanan kesehatan bagi
pelacur/pekerja seks komersial);

6. Sikap masyarakat terhadap penyakit menular


seksual.

3. Masalah HIV/AIDS (Human Immunodeficiency


Virus/Acguired immunodeficiency Syndrome);

4. Dampak sosial dan ekonomi dari penyakit menular seksual;


E. Masalah pelacuran

3. Dampaknya
terhadap
kesehatan
2. Faktor-faktor reproduksi, baik
1. Demografi bagi pelacur itu
yang mendorong
pekerja seksual sendiri maupun
pelacuran dan
komersial atau sikap masyarakat bagi konsumennya
pelacuran terhadapnya dan keluarganya
F. Masalah terkait teknologi
1. Teknologi reproduksi dengan bantuan (inseminasi
buatan dan bayi tabung);
2. Pemilihan bayi berdasarkan jenis kelamin (gender fetal
screening);
3. Pelapisan genetik (genetic screening);
4. Keterjangkauan dan kesamaan kesempatan;
5. Etika dan hukum yang berkaitan dengan masalah
teknologi reproduksi ini.
Hak-hak reproduksi  kesehatan reproduksi dan seksual (ICPD
1994, FWCW 1995 )

a. Hak semua pasangan dan individual untuk


memutuskan dan bertanggung jawab terhadap jumlah,
jeda dan waktu untuk mempunyai anak serta hak atas
informasi yang berkaitan dengan hal tersebut;

b. Hak untuk mendapatkan kehidupan seksual dan


kesehatan reproduksi yang terbaik serta hak untuk
mendapatkan pelayanan dan informasi agar hal
tersebut dapat terwujud

c. Hak untuk membuat keputusan yang berkenaan


dengan reproduksi yang bebas dari diskriminasi,
pemaksaan dan kekerasan.
Piagam IPPF/PKBI Tentang Hak-hak
reproduksi dan Seksual
8. Hak untuk
9. Hak atas
memutuskan
1. Hak untuk hidup pelayanan dan
apakah ingin dan
proteksi kesehatan
kapan punya anak

7. Hak memilih
2. Hak untuk menikah 10. Hak untuk
mendapatkan atau tidak serta menikmati
kebebasan dan untuk membentuk kemajuan ilmu
keamanan dan merencanakan pengetahuan
sebuah keluarga
11. Hak atas
3. Hak atas
kebebasan
kesetaraan dan 6. Hak atas
berserikat dan
terbebas dari informasi dan
berpartisipasi
segala bentuk edukasi
dalam arena
diskriminasi
politik
12. Hak untuk
terbebas dari
5. Hak kebebasan
4. Hak privasi kesakitan dan
berpikir
kesalahan
pengobatan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kesehatan Reproduksi

Faktor budaya dan Faktor psikologis Faktor biologis


Faktor sosial-ekonomi lingkungan (praktek (dampak pada
dan demografi (cacat sejak lahir,
tradisional yang keretakan orang tua
(terutama kemiskinan, berdampak buruk cacat pada saluran
pada remaja, depresi
tingkat pendidikan pada kesehatan karena reproduksi pasca
yang rendah dan reproduksi, ketidakseimbangan penyakit menular
ketidaktahuan tentang kepercayaan) hormonal, rasa tidak seksual
perkembangan seksual berharga perempuan
dan proses reproduksi,
serta lokasi tempat
tinggal yang terpencil)
Tujuan dan Sasaran Kesehatan
Reproduksi
Meningkatkan kesadaran kemandiriaan
perempuan dalam mengatur fungsi dan proses
reproduksinya, termasuk kehidupan
seksualitasnya, sehingga hak-hak reproduksinya
dapat terpenuhi, yang pada akhirnya menuju
peningkatan kualitas hidupnya.
Tujuan Khusus
1. Meningkatnya
kemandirian 4. Dukungan yang menunjang perempuan
untuk menbuat keputusan yang berkaitan
perempuan dalam dengan proses reproduksi, berupa
memutuskan peran dan pengadaan informasi dan pelayanan yang
dapat memenuhi kebutuhan untuk mencapai
fungsi reproduksinya kesehatan reproduksi secara optimal.

3. Meningkatkan peran dan


2. Meningkatkan hak dan tanggung jawab sosial pria
tanggung jawab sosial terhadap akibat dari perilaku
perempuan dalam seksual dan fertilitasnya
menentukan kapan hamil, kepada kesehatan dan
jumlah dan jarak kehamilan kesejahteraan pasangan dan
anak-anaknya;
Strategi Yan kes pro komprehensif
sepanjang daur kehidupan perempuan

Komponen Keluarga
Komponen Berencana Keluarga
Kesejahteraan Ibu dan Komponen Pencegahan dan
berencana merupakan
Anak (pelayanan ante Penanganan Infeksi Saluran
strategi bidang
natal, pelayanan Reproduksi (ISR), termasuk
kesehatan dalam
persalinan/partus dan Penyakit Menular Seksual dan
upaya peningkatan
pelayanan postnatal HIV/AIDS.
kesehatan ibu melalui
atau masa nifas) pengaturan jarak dan
jumlah kelahiran

Komponen Usia Lanjut. Melengkapi siklus


Komponen Kesehatan kehidupan keluarga, komponen ini akan
Reproduksi Remaja mempromosikan peningkatan kualitas
penduduk usia lanjut pada saat
menjelang dan setelah akhir kurun usia
reproduksi (menopouse/adropause)
Hasil akhir yang diharapkan
a. Informasi secara menyeluruh mengenai seksualitas dan reproduksi, masalah
kesehatan reproduksi, manfaat dan resiko obat, alat, perawatan,
tindakan intervensi, dan bagaimana kemampuan memilih dengan tepat
sangat diperlukan.
b. Paket pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas yang menjawab
kebutuhan perempuan maupun pria.
c. Kontrasepsi (termasuk strerilisasi) yang aman dan efektif
d. Kehamilan dan persalinan yang direncanakan dan aman
e. Pencegahan dan penanganan tindakan pengguguran kandungan tidak aman.
f. Pencegahan dan penanganan sebab-sebab kemandulan (ISR/PMS).
g. Informasi secara menyeluruh termasuk dampak terhadap otot dan tulang, dan
perlunya skrining keganasan (kanker) organ reproduksi.
Laporan akhir tentang kesehatan
reproduksi perempuan (WHO,2009)

Masih banyaknya
Masih terdapat
masalah penyakit
ketidaksamaan gender
kronis, kecelakaan dan
secara luas dalam Kematian perempuan gangguan mental pada
pelayanan kesehatan yang sangat besar perempuan
penyebab utamanya
adakah masalah
reproduksi misalnya:
kematian ibu selama
kehamilan, persalinan
Permulaan masalah dan pasca bersalin,
Masalah social dan
kesehatan reproduksi masalah HIV dan lain2.
system kesehatan
adalah pada masa
masih gagal dalam
remaja perempuan
memberikan
dan semakin berat dan
pelayanan kepada
kritis pada masa
perempuan.
dewasa perempuan
Peran dan tanggung jawab Perawat dalam pelayanan
kesehatan reproduksi perempuan

Peran adalah seperangkat


tingkah laku yang diharapkan
oleh orang lain terhadap
seseorang sesuai
kedudukannya dalam, suatu dipengaruhi oleh keadaan sosial
system baik dari dalam maupun dari luar
dan bersifat stabil
• Peran perawat adalah cara untuk
menyatakan aktifitas perawat dalam praktik,
dimana telah menyelesaikan pendidikan
formalnya yang diakui dan diberi
kewenangan oleh pemerintah untuk
menjalankan tugas dan tanggung
keperawatan secara professional sesuai
dengan kode etik professional
Perawat professional (Potter and Perry,
1998)
Care Giver
memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga , kelompok
atau masyarakat sesuai diagnosis masalah yang terjadi mulai dari masalah
yang bersifat sederhana sampai pada masalah yang kompleks

Client Advocate (Pembela Klien).

Pembelaan termasuk didalamnya peningkatan apa


membantu klien dan keluarga dalam yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan
menginterpretasikan informasi dari klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien
berbagai pemberi pelayanan

Conselor
membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tekanan psikologis atau
masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik
Perawat professional

• Educator : Mengajar adalah merujuk kepada


aktifitas dimana seseorang guru membantu
murid untuk belajar. Belajar adalah sebuah
proses interaktif antara guru dengan satu atau
banyak pelajar dimana pembelajaran obyek
khusus atau keinginan untuk merubah perilaku

• Menunjukkan perilaku yang diharapkan oleh


orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukan
dalam sistem
Peran perawat dalam pelayanan
kesehatan reproduksi (CHS ,1989)
Pemberi asuhan keperawatan: memperhatikan keadaan kebutuhan dasar pelayanan kesehatan
reproduksi  besar dan berat krn sebagian besar perawat perempuan, Lebih memahami ttp stress
krn refleksi dirinya

Edukator: meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan


yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan
kesehatan

Kolaborator: mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi


atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya

Advokat klien: membantu klien dan keluarga dalam menginterprestasikan berbagai


informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan
keputusan, melindungi hak-hak pasien

Pembaharu dan peneliti: mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang


sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan

Konsultan: tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang


tepat untuk diberikan
Kesimpulan

Perempuan memerlukan pelayanan yang khusus dalam


kesehatan reproduksinya karena kondisi fisik, psikologis
dan social budaya yang mempengaruhinya

Peningkatan mutu pelayanan kesehatan serta menurunkan


angka kematian dan kesakitan dan dibutuhkan pelayanan
kesehatan reproduksi pada perempuan yang lebih baik

Perawat sebagai ujung tombak dari pelayanan kesehatan yang


berada disamping klien selama 24 jam yang mengetahui kebutuhan
kliennya diharapkan dapat menerapkan perannya secara
profesional
Peningkatan
kesehatan
perempuan adalah
peningkatan dunia.

Anda mungkin juga menyukai